Oleh:
712019003
Dosen Pembimbing :
712019003
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Menyetujui :
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“Upaya Peningkatan Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Sesuai Standar di
Puskesmas Talang Ratu Kota Palembang Tahun 2020”, sebagai salah satu
syarat untuk mengikuti ujian Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad
SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan
pertimbangan perbaikan di masa mendatang. Dalam penyelesaian tugas akhir ini,
penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak,
baik yang diberikan secara lisan maupun tulisan. Pada kesempatan ini, penulis
ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
Palembang,Juni 2021
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.................................................................................. vi
DAFTAR DIAGRAM............................................................................ vii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang................................................................................ 1
1.2. RumusanMasalah........................................................................... 2
1.3. TujuanPenelitian............................................................................ 2
1.3.1. TujuanUmum.................................................................. 2
1.3.2. TujuanKhusus................................................................. 2
1.4. ManfaatPenelitian.......................................................................... 3
IV
2.4.1. Definisi........................................................................... 14
2.4.2. Ciri-Ciri Perencanaan..................................................... 15
2.4.3. Macam-Macam Perencanaan......................................... 16
2.4.4.Tujuan Perencanaan......................................................... 17
2.4.5. Manfaat Perencanaan..................................................... 17
2.4.6. Tahap Penyusunan PTP.................................................. 18
2.5. Sustainable Development Goals (SDGs) ……………………….. 19
V
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan.................................................................................... 48
5.2. Saran ...........................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 39
VI
BAB I
PENDAHULUAN
1
Indonesia pada kenyataannya masih rendahhanya 74,5%. Dataprofil kesehatan
Indonesia, cakupan bayimendapat ASI eksklusif tahun 2018
sebesar68,74%.Secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI eksklusif tahun
2019 yaitu sebesar 67,74%. Angka tersebut sudah melampaui target Renstra
tahun 2019 yaitu 50%. Di Sumatera Selatan didapatkan data sebesar 57,79%
cakupan bayi ASI eksklusif.3,4
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33
Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama
enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau
minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral).5
ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung
protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi
sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi.
Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari pertama sampai hari
ketiga. Hari keempat sampai hari kesepuluh ASI mengandung immunoglobulin,
protein, dan laktosa lebih sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori
lebih tinggi dengan warna susu lebih putih. Selain mengandung zat-zat makanan,
ASI juga mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak akan
menganggu enzim di usus. Susu formula tidak mengandung enzim sehingga
penyerapan makanan tergantung pada enzim yang terdapat di usus bayi.6
Manfaat ASI begitu besar, namun masih banyak ibu yang tidak mau
memberikan ASI eksklusif selama enam bulan dengan beragam alasan. Masih
rendahnya cakupan keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada bayi, baik di
perkotaan maupun pedesaan, dipengaruhi oleh banyak hal. Diantaranya
rendahnya pengetahuan dan kurangnya informasi pada ibu dan keluarga
mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif, tatalaksana rumah sakit ataupun
tempat bersalin lain yang seringkali tidak memberlakukan bed in (ibu dan bayi
berada dalam satu kasur) ataupun rooming-in (ibu dan bayi berada dalam satu
kamar atau rawat gabung), selain itu 82% ibu bekerja yang menganggap repot
menyusui dalam bekerja.7
Gencarnya promosi dan iklan susu botol memberi pengaruh pada ibu untuk
tertarik membelinya, terutama pada ibu dengan tingkat pengetahuan dan
2
pendidikan yang rendah. Pengetahuan ibu tentang manfaat pemberian ASI
eksklusif bagi bayi sangat penting dalam menentukan keberhasilan pemberian
ASI eksklusif.1 Dalam suatu penelitian hambatan utama keberhasilan pemberian
ASI eksklusif adalah kurang sampainya pengetahuan tentang ASI dan cara
menyusui yang benar. Pengetahuan ibu tentang keunggulan ASI dan cara
pemberian ASI yang benar akan menunjang keberhasilan menyusui.8
Indonesia menargetkan 80 % ibu menyusui memberikan ASI ekslusif selama
6 bulan kehidupan bayi dan diteruskan pemberian ASI bersama makanan
pendamping ASI (MP-ASI) sampai anak berumur 2 tahun. Berdasarkan data
Riskesdas cakupan pemberian ASI ekslusif pada tahun 2013 adalah 30,2 %.
Keberhasilan program pemberian ASI ekkslusif tidak hanya tergantung pada ibu
menyusui saja tetapi perlu dilaksanakan secara lintas sektor secara terpadu,
disamping itu diperlukan peran serta masyarakat. Dukungan dari berbagai pihak
sangat diperlukan diantaranya pihak manajemen, lingkungan kerja, organisasi
profesi termasuk Ikatan Bidan Indonesia (IBI), dukungan politis, serta
pemberdayaan wanita.9
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin menganalisis masalah
rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Puskesmas Talang
Ratu Tahun 2021 yang belum mencapai target
3
2. Mengetahui penyebab masalah rendahnya cakupan pemberian ASI
ekslusif sesuai standar di Puskesmas Talang Ratu tahun 2020.
3. Didapatkan penyelesaian masalah terpilih untuk meningkatkan
pemberian ASI ekslusif sesuai standar di Puskesmas Talang Ratu
tahun 2020.
4. Menyusu RUK unttuk meningkatkan cakupan pemberian ASI ekslusif
sesuai standar di Puskesmas Talang Ratu tahun 2020.
5. Menyusun RPK untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI ekslusif
sesuai standar di Puskesmas Talang Ratu tahun 2020.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1.2. Manfaat ASI
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek
yaitu : aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan,
neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.13,14
1) Bagi bayi: 14
a. Mengandung zat gizi yang sesuai bagi bayi
b. Mengandung zat protektif (kekebalan bayi yang memperoleh ASI
biasanya jarang mengalami sakit karena ASI mengandung zat
protektif, diantaranya adalah: laktobasilus bifidus, laktoferin,
antibodi, dan tidak menimbulkan alergi.
c. Mempunyai efek psikologis. Kontak langsung antara ibu dan bayi
ketika terjadi proses menyusui dapat menimbulkan efek psikologis
sehingga membangun kedekatan ibu dan bayinya. Hal ini sangat
penting untuk perkembangan psikis dan emosi bayi..
d. Menyebabkan pertumbuhan yang baik. Bayi yang mendapatkan
ASI akan mengalami peningkatan berat badan yang lebih
signifikan dan mengurangi resiko obesitas.
e. Mengurangi kejadian karies gigi. Kejadian karies gigi lebih banyak
ditemukan pada bayi yang menggunakan susu formula. Hal ini
disebabkan adanya kebiasaan menyusui dengan botol sebelum tidur
akan menyebabkan kontak gigi dengan sisa susu formula menjadi
lebih lama sehingga asam yang terbentuk akan menyebabkan
kerusakan pada gigi.
f. Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan
gigi karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara.
2) Bagi ibu:14
a. Aspek kontrasepsi. Hisapan mulut bayi pada puting susu
merangsang ujung saraf sensorik sehingga post anterior hipofise
mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan
produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.
b. Aspek kesehatan ibu. Hisapan bayi pada payudara akan
merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis.
6
Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya
perdarahan pasca persalinan. Mencegah kanker mamae pada ibu.
c. Aspek penurunan berat badan. Ibu yang menyusui eksklusif
ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke berat badan
semula seperti sebelum hamil. Dengan menyusui, tubuh akan
menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak
yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai sehingga
berat badan ibu akan cepat kembali ke keadaan seperti sebelum
hamil.
d. Aspek psikologis. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa
yang dibutuhkan oleh semua manusia.
3) Bagi keluarga:
a. Aspek ekonomi. ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang
seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat
digunakan untuk keperluan lain. Bayi yang mendapatkan ASI juga
jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat.
b. Aspek psikologis. Kebahagiaan keluarga bertambah, karena
kelahiran lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan
dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
c. Aspek kemudahan. Menyusui sangat praktis, karena dapat
diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot
menyiapkan air masak, botol, dan dot yang harus dibersihkan serta
minta pertolongan orang lain.14
4) Bagi Negara:14
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi. Adanya faktor
protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi
baik serta kesakitan dan kematian anak menurun.
b. Menghemat devisa Negara. ASI dapat dianggap sebagai kekayaan
nasional. Jika semua ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat
devisa sebesar Rp. 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk
membeli susu formula.
7
c. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit. Subsidi untuk rumah sakit
berkurang, karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat
ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi
nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk
perawatan anak sakit. Anak yang mendapat ASI lebih jarang
dirawat di rumah sakit dibandingkan anak yang mendapatkan susu
formula.
d. Peningkatan kualitas generasi penerus. Anak yang mendapatkan
ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas
generasi penerus bangsa akan terjamin.
8
4) Protein
Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai
pembentuk struktur otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu taurin,
triptofan, dan fenilalanin merupakan senyawa yang berperan dalam proses
ingatan
9
Tingkat pendidikan seseorang akan membantu orang tersebut untuk lebih
mudah menangkap dan memahami suatu informasi. Mereka yang
berpendidikan tinggi akan berbeda dengan mereka yang berpendidikan
rendah. Tingkat pendidikan seorang ibu yang rendah memungkinkan ia
lambat dalam mengadopsi pengetahuan baru khususnya hal-hal yang
berhubungan dengan ASI Eksklusif.16
3) Pekerjaan
Bekerja selalu dijadikan alasan tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi
karena ibu meninggalkan rumah sehingga waktu pemberian ASI pun
berkurang. Akan tetapi seharusnya seorang ibu yang bekerja tetap
memberia ASI secara eksklusif kepada bayinya dengan pengetahuan yang
benar tentang menyusui, perlengkapan memerah ASI, dan dukungan
lingkungan kerja. Status ibu bekerja tentu saja memilki dampak terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak, khususnya anak balita. Dampak
tersebut dibagi menjadi dua yaitu dampak positif dan dampak negatif.
Adapun jika ditinjau dari segi dampak negatif ibu bekerja dalam
pemberian ASI eksklusif adalah, terjadinya status gizi kurang atau gizi
buruk yang dialami balita sebagai akibat dari memendeknya durasi
pemberian Air Susu Ibu (ASI) oleh ibu karena harus bekerja.17
4) Kepercayaan Ibu
adalah komponen kognitif dari faktor sosio-psikologis. Kepercayaan
dapat bersifat rasional dan irasional. Kepercayaan dibentuk oleh
pengetahuan, kebutuhan dan kepentingan. Hal ini dimaksudkan bahwa
orang percaya kepada sesuatu karena ia mempunyai pengetahuan tentang
hal itu.17
5) Penyuluhan / Konseling di Pelayanan Kesehatan
Yang dimaksud dengan penyuluhan kesehatan adalah suatu pemberian
informasi melalui media komunikasi, informasi dan edukasi (panduan
penyuluh, 2003) dalam meningkatkan penggunaan ASI, masalah utama
dan prinsipil adalah bahwa ibu-ibu membutuhkan bantuan dan informasi
yang mendukung sehingga menambah keyakinan bahwa mereka akan
dapat menyusui bayinya dengan sukses.18
10
6) Dukungan Keluarga
Seorang ibu yang tidak pernah mendapatkan nasehat atau penyuluhan
tentang ASI dari keluarganya dapat mempengaruhi sikapnya ketika ia
harus menyusui sendiri bayinya.17
7) Inisiasi Menyusu Dini
Insiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah
bayi mulai menyusu sendiri segera setalah lahir. Bayi manusia seperti
halnya bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri.
Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya
selama satu jam setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini
imi dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara. Hasil
penelitian Fika dan Syafiq, 2003 menunjukkan bahwa bayi yang diberi
kesempatan untuk menyusu dini hasilnya delapan kali lebih berhasil ASI
eksklusif.19
2.2 Puskesmas
2.2.1 Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.20
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatandi suatu
wilayah kerja.21
1.Unit PelaksanaTeknis
Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
(UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas
teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan
unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan
kesehatan di Indonesia.
2.Pembangunan Kesehatan
11
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauandan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
4.Wilayah Kerja
S
ecara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu
kecamatan, tetapi apabila disatu kecamatan terdapat lebih dari dari satu
puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas,
dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau
RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional
20
bertanggungjawab langsung kepada Dinas KesehatanKabupaten/Kota.
12
1) Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat
2) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3) Hidup dalam lingkungan sehat, dan
4) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
13
2.3 Upaya Kesehatan Puskesmas
14
Perencanaan adalah suatu proses kerja yang terus menerus yang
meliputi pengambilan keputusan yang bersifat pokok dan penting dan yang
akan dilaksanakan secara sistematik, melakukan perkiraan dengan
menggunakan segala pengetahuan yang ada tentang masa depan,
mengorganisir secara sistematik segala upaya yang dipandang perlu untuk
melaksanakan segala keputusan yang telah ditetapkan, serta mengukur
keberhasilan dari pelaksanaan keputusan tersebut dengan membandingkan
hasil yang dicapai terhadap target yang ditetapkan melalu pemanfaatan
umpan balik yang diterima dan yang telah disusun secara teratur dan baik.23
15
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berorientasi pada masa
depan. Artinya, hasil dari pekerjaan perencanaan tersebut, apabila
dapat dilaksanakan, akan mendatangkan berbagai kebaikan tidak
hanya pada saat ini tapi pada masa yang akan datang.
5) Mempunyai tujuan
16
b. Perencanaan jangka menengah
c. Perencanaan jangka pendek
2) Ditinjau dari frekuensi penggunaan
a. Digunakan satu kali
b. Digunakan berulang kali
3) Ditinjau dari tingkatan rencana
a. Perencanaan induk
b. Perencanaan operasional
c. Perencanaan harian
4) Ditinjau dari filosofi perencanaan
a. Perencanaan memuaskan
b. Perencanaan optimal
c. Perencanaan adaptasi
5) Ditinjau dari orientasi waktu
a. Perencanaan berorientasi masa lalu-kini
b. Perencanaan berorientasi masa depan
c. Perencanaan kebijakan
6) Ditinjau dari ruang lingkup
a. Perencanaan strategic
b. Perencanaan taktis
c. Perencanaan menyeluruh
d. Perencanaan terpadu
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan manajemen di puskesmas dalam
menyusun perencanaan kegiatan tahunan berdasarkan fungsi dan azas
penyelenggaraannya.23
b. Tujuan Khusus
17
1. Tersusunnya rencana usulan kegiatan (RUK) puskesmas untuk
tahun berikurnya dalam upaya mengatasi masalah atau
sebagian masalah kesehatan masyarakat.
2. Tersusunnya rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) setelah
diterimanya alokasi sumber daya untuk kegiatan tahun berjalan
dari berbagai sumber.
a. Tahap Persiapan
Tahap ini mempersiapkan staf puskesmas yang terlibat dalam proses
penyusunan perencanaan tingkat puskesmas agar memperoleh
kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk melaksanakan tahap-
tahap perencanaan. Tahap ini dilakukan dengan cara :21
1. Kepala puskesmas membentuk tim penyusun perencanaan tingkat
puskesmas yang anggotanya terdiri dari staf puskesmas
2. Kepala puskesmas menjelaskan tentang pedoman perencanaan
tingkat puskesmas kepada tim agar dapat memahami pedoman
tersebut demi keberhasilan penyusunan perencanaan tingkat
puskesmas
3. Puskesmas mempelajari kebijakan dan pengarahan yang telah
ditetapkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan
propinsi dan departemen kesehatan.
b. Tahap Analisis Situasi
18
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh infomasi mengenai
keadaan dan permasalahan yang dihadapi puskesmas melalui
proses analisis terhadap data yang dikumpulkan. Tim yang telah
disusun oleh kepala puskesmas melakukan pengumpulan data. Ada
dua kelompok data yang perlu dikumpulkan yaitu data umum dan
data khusus.23
19
a. Diagram sebab akibat dari Ishikawa (diagram tulang ikan/
fish bone).
b. Pohon Masalah (Problem Trees).
4. Pemecahan Masalah
Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan
kesepakatan di antara anggota tim dengan didahului
brainstorming (curah pendapat). Bila tidak terjadi kesepakatan
dapat digunakan tabel cara pemecahan masalah. Langkah-
langkah pemecahan masalah sebagai berikut: 22
1) Brainstorming (curah pendapat).
Dilaksanakan untuk membangkitkan ide/gagasan/pendapat
tentang suatu topik atau masalah tertentu dari setiap
anggota tim dalam periode waktu yang singkat dan bebas
dari kritik.
2) Kesepakatan di antara anggota tim, berdasarkan hasil dari
curah pendapat (brainstorming).
3) Bila tidak terjadi kesepakatan, digunakan metode Tabel
cara pemecahan masalah.
20
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru saja meluncurkan program
pembangunan berkelanjutan yang diberi nama Sustainable Development
Goals (SDGs), menggantikan program sebelumnya Millennium Development
Goals (MDGs) yang selesai pada akhir tahun 2015. SDGs tersebut akan
otomatis berlaku bagi negara-negara maju dan berkembang untuk 15 tahun ke
depan. Tujuan dari agenda baru PBB tersebut tidak berbeda jauh dari
program sebelumnya, yang di antaranya mengakhiri kemiskinan, menjamin
kehidupan sehat, mempromosikan pendidikan dan memerangi perubahan
iklim. Alasan mengapa SDGs akan jauh lebih baik dari MDGs, yakni:
1. SDGs lebih global dalam mengkolaborasikan program-programnya.
MDGs sebelumnya dibuat oleh anggota negara OECD (Organisation for
Economic Co-operation and Development) dan beberapa lembaga
internasional. SementaraSDGs dibuat secara detail dengan negosiasi
internasional yang juga terdiri dari negara berpendapatan menengah dan
rendah.
2. MDGs tidak memiliki standar dasar hak asasi manusia (HAM). MDGs
dianggap gagal untuk memberikan prioritas keadilan yang merata dalam
bentuk-bentuk diskriminasi dan pelanggaran HAM, yang akhirnya
berujung kepada masih banyaknya orang yang terjebak dalam
kemiskinan. Sementara SDGs dinilai sudah didukung dengan dasar-
dasar dan prinsip-prinsip HAM yang lebih baik.
3. SDGs adalah program inklusif. Tujuh target SDG sangat eksplisit tertuju
kepada orang dengan kecacatan, dan tambahan enam target untuk situasi
darurat, ada juga tujuh target bersifat universal dan dua target ditujukan
untuk antidiskriminasi.
4. Indikator-indikator yang digunakan memberikan kesempatan untuk
keterlibatan masyarakat sipil.
21
3. Menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan hidup
untuk seluruh masyarakat di segala umur.
4. Memastikan kualitas inklusif dan pendidikan yang adil serta
mempromosikan kesempatan pembelajaran seumur hidup bagi semua.
5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum ibu dan
perempuan.6.
6. Menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk
semua orang. 7.
7. Menjamin akses terhadap sumber energi yang terjangkau, terpercaya,
berkelanjutan dan modern untuk semua orang 8.
8. Mendukung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif,
lapangan kerja yang penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak
untuk semua orang 9.
9. Membangun infrastruktur yang berkualitas, mendorong peningkatan
industri yang inklusif dan berkelanjutan serta mendorong inovasi 10.
10. Mengurangi ketidaksetaraan baik di dalam sebuah negara maupun di
antara negara-negara di dunia.
11. Membangun kota-kota serta pemukiman yang inklusif, berkualitas,
aman, berketahanan dan bekelanjutan.
12. Menjamin keberlangsungan konsumsi dan pola produksi. Pastikan
konsumsi dan pola produksi berkelanjutan
13. Bertindak cepat untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.
14. Melestarikan dan menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan sumber
daya laut untuk perkembangan pembangunan yang berkelanjutan.
15. Melindungi, mengembalikan, dan meningkatkan keberlangsungan
pemakaian ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan,
mengurangi tanah tandus serta tukar guling tanah, memerangi
penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta
menghentikan kerugian keanekaragaman hayati.
16. Meningkatkan perdamaian termasuk masyarakat untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses untuk keadilan bagi semua orang
termasuk 5 lembaga dan bertanggung jawab untuk seluruh kalangan,
22
serta membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di
seluruh tingkatan.
17. Memperkuat implementasi dan menghidupkan kembali kemitraan global
untuk pembangunan yang berkelanjutan.
23
BAB III
PROFIL PUSKESMAS
Gambar 3.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas di Puskesmas Talang Ratu Tahun
2020
Wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu terdiri dari satu kelurahan yaitu
kelurahan 20 Ilir D-IV yang mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Srijaya
Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Siring Agung
Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Ario Kemuning
24
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Ariodillah (20 Ilir D-IV
1. dr.Aryani 1975-1978
2. dr.Isnawati 1979-1987
3. dr.Habibah 1987-1997
5. dr.Nurda 2000-2002
6 dr.Winata 2002-2009
25
Gambar 3.2. Struktur Organisasi Puskesmas Talang Ratu
Lantai Dua
- Ruangan Tata Usaha
- Ruangan Kepala Puskesmas
- Toilet
26
3.3 Demografi
Tingkat pertumbuhan penduduk di suatu daerah dapat dilihat dari angka
pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Talang Ratu sebanyak 11.730 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak
3110 KK.
Tabel 1. Demografi Kependudukandi Wilayah Kerja Puskesmas
Talang RatuTahun 2020
No Keterangan Jumlah
1 Jumlah Penduduk 11.730
2 Jumlah Kepala Keluarga (KK) 3579
a. KK Gakin 409
b. KK Non Gakin 3170
3 Jumlah Ibu Hamil 218
4 Jumlah Ibu Bersalin (Bulin) 209
5 Jumlah Ibu Meneteki (Buteki) 209
6 Jumlah Ibu Nifas (Bufas) 209
7 Jumlah Wanita Usia Subur (WUS) 3.285
8 Jumlah Wanita Peserta KB Aktif 2.032
9 Jumlah Bayi 74
10 Jumlah Anak Balita 677
11 Jumlah Anak Batita 52
12 Jumlah Anak Baduta 123
13 Jumlah Remaja 1.611
14 Jumlah Usila 1.127
15 Jumlah Taman Kanak Kanak (TK) 6
16 Jumlah SD / Madrasah Ibtidaiyah
a. Negeri 3
b. Swasta 0
17 Jumlah SMP / Madrasah Tsanawiyah
a. Negeri 1
b. Swasta 1
18 Jumlah SMA / Madrasah Aliyah
a. Negeri 1
b. Swasta 1
19 Jumlah Rumah 2398
20 Jumlah Rumah Sehat 2159
27
perempuan 283 orang sedangkan kelompok umur 5-14 tahun, laki-laki
berjumlah 2951 orang dan perempuan 2871 orang dari jumlah seluruh
penduduk. Untuk kelompok umur 45-64 tahun, jumlah laki-laki 765 orang
dan perempuan 585 orang dari jumlah penduduk. Sedangkan untuk
kelompok umur lebih dari 65 tahun, jumlah laki-laki 325 orang dan
perempuan 286 orang dari jumlah penduduk. Sehingga dari data diatas
dapat dilihat bahwa penduduk di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu
lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki.
Di Wilayah Kerja puskesmas Talang Ratu, terdapat sarana pendidikan
yang terdiri dari: TK/PAUD, SD/MI dan tidak ada SMP/ SMA dan
perguruan tinggi. Jumlah Siswa- siswi binaan Puskesmas Talang Ratu:
28
banyaknya permasalahan kesehatan masyarakat setempat serta tuntutan dan
kebutuhan masyarakat. Program unggulan di Puskesmas talang Ratu adalah
TBC.
Untuk mencapai Visi Pembangunan Kesehatan Indonesia Sehat,
Puskesmas Talang Ratu bertanggung jawab menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat yang merupakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu :
29
4) Pemeriksaan Jentik Nyamuk dan Pemberantasan Sarang
Nyamuk
5) Pengawasan dan Pembinaan Rumah yang berPHBS
6) Konseling kesehatan lingkungan
d. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
1) KIA
a) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
b) Pemantauan Bumil Resiko Tinggi
c) Pelaksanaan Kegiatan Kelas Ibu Hamil
d) Pendataan terpadu Data Dasar (Bumil, Bufas, WUS, PUS)
e) Pemantauan Bumil KEK
f) Pemantauan Kesehatan Ibu Nifas
g) Kunjungan / pemantauan kesehatan Neonatus termasuk
neonates Resti
h) Kunjungan / pemantauan kesehatan bayi termasuk bayi
resti
i) Pelaksanaan Kelas Ibu Balita
j) Kunjungan / pemantauan balita termasuk balita resti
k) Pelayanan Klinik Laktasi (Pojok ASI)
l) Pelayanan Konseling ASI
2) KB
a) Pelayanan KB Aktif dan Pelayanan KB Baru
b) Pelayanan PUS yang tidak ber-KB (Drop Out KB)
c) Pelayanan Konseling KB dan pelayanan KB bagi Ibu Nifas
(Pasca Bersalin)
d) Pelayanan Konseling Kesehatan Ibu Menyusui (Buteki)
e. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
1) Pemantauan ASI Ekslusif bagi Ibu menyusui
2) Pemantauan Gizi, Kesehatan Balita dan Anak (TK/ PAUD)
3) Pemantauan Gizi, Kesehatan Anak Balita dan Anak (Panti Asuhan)
4) Sweeping Vitamin A (Bulan Februari dan Agustus)
5) Kunjungan / Pemantauan balita termasuk balita resti
30
6) Kunjungan Neonatus, Bayi, Balita dengan Status Gizi Kurang,
Buruk atau lebih.
7) Pemantauan Garam Yodium
8) Pemantauan Garam Yodium di sekolah dan Masyarakat
9) Penyuluhan Gizi seimbang di Posyandu
10) Deteksi dini anemia dan pemberian Tablet Tambah Darah
Remaja Putri
11) Pemberian makanan tambahan pada anak dengan status gizi
kurang pada anak sekolah dasar
12) Monev PMT dengan Puskesmas ke Sasaran
13) Konsultasi laporan ke Dinas
31
Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka
mempercepat tercapainya Visi Puskesmas Talang Ratu.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh
Puskesmas Talang Ratu bersama Dinas Kesehatan Kota. Upaya
kesehatan telah terlaksana secara optimal untuk meningkatkan mutu
pelayanan. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan
Puskesmas Talang Ratu ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota.
Upaya kesehatan pengembangan adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan dimasyarakat
serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas Talang Ratu.
Upaya pengembangan untuk puskesmas Talang Ratu yaitu :
32
2) Screening Kesehatan Indra Pengelihatan dan Pendengaran di
sekolah
3) Deteksi dini gangguan pendengaran di TK/PAUD
f. Upaya Pelayanan Kesehatan Lansia
1) Pelayanan Kesehatan Lansia di Posyandu Lansia
2) Pemantauan Lansia Resiko Tinggi (Kategori Penyakit Kronis)
3) Penyuluhan kesehatan dan pelaksanaan senam Prolanis
4) Pemeriksaan laboratorium dasar di Posyandu Lansia
g. Upaya Pelayanan Kesehatan Kerja
1) Pembinaan dan Pemantauan kesehatan di Pos UKK
2) Pemeriksaan tempat kerja dan pekerja
3) Pemeriksaan laboratorium di Pos UKK
4) Pelaksanaan Poliklinik Tradisional di Puskesmas
h. Upaya Program Pengelolaan Penyakit Kronis
1) Pemeriksaan dan pengobatan pasien lansia dengan penyakit
kronis
2) Pelaksanaan senam kesehatan prolanis
3) Pelayanan pemeriksaan darah sederhana
4) Kegiatan penyuluhan
33
4) Pelayanan Rujukan bagi Peserta BPJS dan Rujukan Pasien
Jamsoskes
5) Pelayanan Gawat Darurat (Emergency)
6) Pelayanan Pengobatan Lansia
7) Pelayanan Prolanis
b. Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium
1) Haemoglobin
2) Gula Darah strip
3) Cholesterol strip
4) Asam Urat strip
5) Pregnency Test
6) Protein Urine
7) Glucosa Urine
8) Sedimen Urine
9) Pemeriksaan BTA
c. Pemeriksaan Laboratorium di Posyandu dan Posbindu meliputi :
1) Hb pada Bumil
2) Protein Urine pada lansia
3) Glucosa Urine pada Lansia
4) Cholesterol strip
34
c. Orientasi Kader Jumantik dan Refresing Kader Wilayah
Puskesmas Talang Ratu
d. Lokakarya Mini Lintas Program yang dilakukan setiap bulan
3.5 Ketenagaan
Adapun sumber daya manusia yang ada di Puskesmas Talang Ratu yaitu:
N
Nama NIP Jabatan
o
19610908198912200 Pimp. Puskemas/ Dokter
1 Dr. Fitrianti
1 Madya
19720302200012200
2 dr. Vera Trihandayani Dokter Madya
2
19700608200212200
3 dr. Jeanne Sherly L.D Dokter Madya
4
19670131198903200
4 drg. Indriati Dokter Gigi Madya
8
19700807199103200
5 Hj. Rosnita Perawat Penyelia
5
19750525199803200
6 Haryanti, Am.Kep Perawat Penyelia
2
19670926199203200
7 Lilis Suryani, AMKL Sanitarian Penyelia
7
19800402200701200
8 Asni Aprizah, SKM Penyuluhan Kesmas Muda
6
19731130199702200
9 Elpa Suryati Perawat Penyelia
1
19791031200501200
10 Ariani Susanti, S.ST Bidan Muda
4
19801012200804200
11 Iin Karuniasih, SKM Staf
1
19860729201212200
12 dr. Giszka Putri Dokter Muda
1
19621010198703200
13 Inderawati Staf / Petugas Gizi
6
Synthia Margareta, 19840409200604200
14 Perawat Pertama
S.Kep 8
Linda Marlina, 19781213200604201
15 Perawat Mahir
Am.Kep 9
19810216200501200
16 Indri Febriyanti, SKM Adminkes Ahli Pertama
9
17 Defi Malini Herawati, 19800616200904200 Perawat Ahli Pertama
35
Skep 1
Sonata 19860429201902200
18 Apoter Ahli Pertama
Daniatiek,S.Farm.,Apt 1
Nurfatma 19781006201407200
19 Pelaksana
Oktarina,SKM 2
Widiyah 19860919201101200
20 Perawat
Pratiwi,Amd.Kep 3
19841128201101200
21 Nopikasari, AMAK Pranata Lab. Kes.Pelaksana
6
Hetty Afrida Sinaga, 19890404201001200
22 Pranata Lab. Kes.Pelaksana
Am.Ak 1
Theodora Indriasari, 19830823201001202 Ass. Apoteker Pelaksana
23
AMF 1 Lanjutan
19820318201407200
24 Anita, Am.KG Perawat Gigi
2
19810814201407200
25 Devi Susanti, AMF Ast. Apoteker Pelaksana
2
Etty Daniati Putri, 19820627201407200
26 Perawat Pelaksana
Am.Kep 1
WR. Dewi Darwiana 19770327200701201
27 Bidan Pelaksana
BR 6
19740305200604200
28 Sri Marleni,Am.Keb Bidan Pelaksana lanjutan
7
19931223201902200
29 Kartini Nutrisionis Terampil
8
19940629201902100
30 M Sandi Pratama Perawat Gigi Terampil
5
19881227201902200
31 Lara Dewinta Perawat Terampil
2
Kurnia Hardaliana, 19830208201407200
32 Administrator Kesehatan
SKM 2
36
1. Visi
Masyarakat Sehat
2. Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan puskesmas yang bersatandar
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3. Meningkatkan kemitraan pada semua pihak
3. Motto
Pelayanan Dengan Sepenuh Hati
37
3 Gangguan Jaringan Lunak Lainnya 1.741
4 Gastritis 1.690
5 Dermatitis 1.062
6 HHD 666
7 Diabetes melitus 1.001
8 Observasi Febris 358
9 Infeksi Kulit dan Jaringan Subkutan 413
10 Diare 444
Total 13.005
38
1.7 Capaian Indikator di Puskesmas Talang Ratu Tahun 2020
39
40
41
42
BAB IV
PEMBAHASAN
o n
1 Promkes
43
- Cakupan keadaan sekolah yang banyak
pelayanan kelas
kesehatan remaja
4 Kesling
- Penyehatan
Lingkungan
100% 88% Pola kebiasaan (PHBS kurang)
Pemukiman dan
Jamban Keluarga
5 Perbaikan Gizi 100% 88,1%
44
a. Urgency, berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak suatu masalah untuk
diselesaikan maka semakin tinggi urgensi masalah tersebut.
b. Seriousness, berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut terhadap
organisasi. Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian bagi organisasi
seperti dampaknya terhadap produktivitas, keselamatan jiwa manusia,
sumberdaya atau sumber dana. Semakin tinggi dampak masalah tersebut
terhadap organisasi maka semakin serius masalah tersebut.
c. Growth, berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat berkembang
masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat pertumbuhannya. Suatu masalah
yang cepat berkembang tentunya makin prioritas untuk diatasi permasalahan
tersebut.
Keterangan:
45
1: sangat kecil
2: kecil
3: sedang
4: besar
5: sangat besar
46
4.4 Akar Penyebab Masalah
4.4.1 Akar Penyebab Masalah Berdasarkan Metode Fishbone
37
4.4.2 Identifikasi Penyelesaian Masalah Prioritas
Penyebab dari masalah yang ada dapat diidentifikasi dari manusia,
dana, material, metode dan lingkungan. Berikut ini analisis tiap komponen
yang menyebabkan belum tercapainya cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi
mendapat ASI eksklusif di Puskesmas Talang Ratu pada tahun 2020.
a. Manusia
Terselenggaranya program Promosi Kesehatan melibatkan kerjasama
dari berbagai pihak. Terkait dengan cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi
mendapat ASI eksklusif di posyandumelibatkan kader dan pihak dari
puskesmas dan masyarakat. Adanya faktor psikologis ibu berupa takut
akan perubahan (estetika) dan adanya tekanan batin/emosional berperan
dalam tidak tercapainya cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi mendapat
ASI eksklusif.
b. Dana
Sumber pembiayaan di program hipertensi berasal dari Puskesmas
berupa BOK (Bantuan Biaya Operasional Kesehatan). Pembiayaan ini
diarahkan untuk meningkatkan kinerja puskesmas melalui upaya kesehatan
promotif dan preventif dalam mendukung pelayanan kesehatan di luar
gedung. Namun dengan banyaknya program lain di Puskesmas Talang
Ratu ini, dana untuk melakukan kegiatan Pelayanan Kesehatan Bayi
mendapat ASI eksklusifmasih belum tersedia untuk menyebarkan
informasi ASI.
c. Sarana
Dalam menyelengggarakan program ini, petugas kesehatansudah
banyak bekerja sama dengan berbagai program khususnya bidang promosi
kesehatan untuk melakukan penyuluhan ASI. Namun yang menjadi
kendala, BPS di wilayah kerja masih belum melaksanakan Kerjasama
38
dengan puskesmas, selain itu yang menjadi kendala adalah belum
tersedianya ruang untuk konseling mengenai ASI.
d. Metode
Beberapa upaya yang telah dilakukan petugas kesehatan dalam
meningkatkan cakupan telah dilakukan. Pemberian informasi yang kurang
tepat dari petugas (BPS, DPS) untuk pemberian susu tambahan /
pengganti ASI dan KIE mengenai ASI kurang maksimal merupakan salah
satu penyebab belum tercapainya cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi
mendapat ASI eksklusif.
e. Lingkungan
Kurangnya peran suami, adanya perubahan social budaya seperti
ibunya bekerja, dan adanya trend pemberian susu botol susu formula, serta
adanya promosi susu kaleng di media TV, merupakan salah satu penyebab
belum tercapainya cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi mendapat ASI
eksklusif.
39
Tabel 4.5 Penentuan Prioritas Penyebab Masalah
Penyebab Besaran Kepentingan Kemudahan/ Dukungan Risiko bila tak Nilai akhir/
Masalah Penyebab Kelayakan untuk ditangani peringkat
Masalah Perubahan
Manusia
Metode
Pemberian Informasi
yang kurang tepat 4 4 3 3 3 432
dari Petugas (BPS,
DPS) untuk
pemberian susu
tambahan /
pengganti ASI
KIE mengenai ASI
kurang maksimal 3 3 3 3 3 243
Sarana
BPS di wilayah
kerja masih belum 3 3 3 3 2 162
melakukan
kerjasama dengan
pihak puskesmas
Belum tersedianya
40
Ruanganuntuk
Konseling 3 3 4 3 4 432
Dana
Belum 4 4 4 3 3 576
tersedianya dana
untuk
penyebaran
informasi ASI
Lingkungan
Perubahan Sosial 4 4 3 3 3 432
Budaya
Promosi susu
kaleng di media
TV, dsb 4 3 4 4 3 576
Keterangan:
Konsistensi
Bila kegiatan terpilih sesuai dengan strategi nasional dan rencana kerja
kabupaten/kota yang sudah ada. Makin sesuai dengan strategi/rencana
kerja yang ada, maka makin tinggi skornya.
Evidence Based
41
Bila kegiatan dipilih termasuk dalam rangkaian kegiatan atau intervensi
yang telah terbukti efektif (evidence based) nilainya makin tinggi
dibandingkan dengan kegiatan yang belum ada bukti.
Penerimaan
Kegiatan dapat diterima oleh semua institusi terkait termasuk masyarakat
setempat. Makin mudah diterima, maka makin tinggi skor/nilainya.7
Mampu Laksana
Kegiatan yang dapat dilaksanakan berdasarkan kondisi setempat, fasilitas,
sumber daya manusia dan infrastruktur yang dibutuhkan tersedia atau bisa
didapat, termasuk pembiayaan. Makin mudah disediakan, makin tinggi
nilainya.
42
Sepakati nilai yang akan diberikan untuk masing-masing krteria. Misalnya 1= tidak penting, 2= kurang penting, 3= penting, 4=
sangat penting. Nilai akhir didapat dari perkalian nilai kriteria
42
2) Melakukan 3 3 4 4 144
pelatihan (II)
terhadep kader
puskesmas
untuk
memberikan
informasi dan
pemantauan
ASI Eksklusif
43
Dari tabel tersebut untuk penyelesaian masalah terpilih bagi program
Pelayanan Kesehatan Bayi mendapat ASI eksklusif di Puskesmas Talang Ratu
adalah Penyuluhan mengenai ASI Eksklusif dan manajemen laktasi saat ibu
pasien melakukan kunjungan ke puskesmas.
43
4.7 RencanaUsulanKegiatan
Rencana usulan kegiatan puskesmas dibuat dalam tabel 4.6
Indikator Sumber
Kebutuhan Sumber Daya
Kegiatan Tujuan Sasaran Target Keberhasilan Pembiayaan
Dana Alat Tenaga
Penyuluhan Meningkatkan Ibu Dihadiri BOK Mic, laptop, Tenaga Peningkatan BOK
mengenai ASI pengetahuan tentang menyusui oleh brosur/ kesehatan cakupan Pelayanan
pentingnya pemberian beberapa leaflet/ Kesehatan Bayi
Eksklusif dan ASI Eksklusifkepada ibu poster, snack mendapat ASI
manajemen masyarakat dan kader menyusui Eksklusif
laktasi saat ibu sehingga dapat
membantu pihak
pasien melakukan puskesmas dalam
kunjungan ke menemukan kasus
puskesmas hipertensi
44
4.8 Rencana Pelaksanaan Kegiatan
46
Tabel 4.7 Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Penyuluhan Penyuluhan Ibu menyusui 100% Setiap pagi Memberikan Puskesmas Petugas 10.00 s.d selesai
mengenai ASI mengenai ASI penyuluhan ataupun Kesehatan bagian
Eksklusif mengenai ASI posyandu promosi
Eksklusif dan Esklklusif kesehatan
manajemen
laktasi saat ibu
pasien melakukan
kunjungan ke
puskesmas dan
posyandu
47
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Prioritas masalah di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu Tahun 2021
adalah ASI Eksklusif.
2. Penyebab rendahnya ASI Eksklusif di Puskesmas Talang Ratu tahun
2020adalah adanya faktor psikologis ibu berupa takut akan perubahan
(estetika) dan adanya tekanan batin/emosional, masih ada petugas yang
membantu persalinan menyediakan susu formula, dana untuk melakukan
kegiatan Pelayanan Kesehatan Bayi mendapat ASI eksklusif masih belum
tersedia, belum tersedianya ruang untuk konseling mengenai ASI,
Pemberian informasi yang kurang tepat dari petugas (BPS, DPS) untuk
pemberian susu tambahan / pengganti ASI dan KIE mengenai ASI kurang
maksimal, Kurangnya peran suami, adanya perubahan social budaya
seperti ibunya bekerja, dan adanya trend pemberian susu botol susu
formula, serta adanya promosi susu kaleng di media TV.
3. Penyelesaian masalah yang dipilih untuk meningkatkan cakupan ASI
Eksklusif di Puskesmas Talang Ratu tahun 2021 adalah melakukan
Penyuluhan mengenai ASI Eksklusif dan manajemen laktasi saat ibu
pasien melakukan kunjungan ke puskesmas.
4. Rencana usulan Kegiatan (RUK) untuk meningkatkan cakupan ASI
Eksklusif di puskesmas Talang Ratu adalah melakukan penyuluhan
mengenai ASI Eksklusif dan manajemen laktasi saat ibu pasien melakukan
kunjungan ke puskesmas.
5. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) untuk meningkatkan cakupan ASI
Eksklusif di puskesmas Talang Ratu adalah penyuluhan mengenai ASI
Eksklusif.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa
saran sebagai berikut:
48
1. Meningkatkan kegiatan penyuluhan mengenai ASI Eksklusif di
Puskesmas Talang Ratu.
2. Mencetaksarana penyuluhan leaflet, brosur, dan poster mengenai ASI
Eksklusif yang lebih menarik.
49
DAFTAR PUSTAKA
50
13. Hanim, et.al., 2010. Buku Ajar Managemen ASI Eksklusif Enam Bulan
pada Penderita Tuberkulosis. Surakarta:UNS Press
14. Lindawati R. Hubungan Pengetahuan, Pendidikan dan Dukungan
Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif. Faletehan Health Journal.
2019. 6 (1) : 30-36.
15. Almatsier S., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
16. Notoatmodjo, S. 2013. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
17. Sulistyaningsih. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan, Kuantitatif &
Kualitatif. Edisi Pertama, Yogyakarta : Graha Ilmu.
18. Sumpeno, W (200Menjadi Fasilitator Genius; Kiat Kiat Mendampingi
Masyarakat, Pustaka Pelajar Yogyakarta.
19. Roesli, U. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif .Jakarta : Pustaka
Bunda. 2008.
51
52