Anda di halaman 1dari 44

Tugas Akhir

PENCAPAIAN UPAYA KESEHATAN KERJA DI


PUSKESMAS DUA PULUH TIGA ILIR KOTA
PALEMBANG TAHUN 2022

Oleh:
Harry Putra Kusuma
712020057

Dosen Pembimbing :
drg. Dientyah Nur Anggina, M.PH

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2023
HALAMAN PENGESAHAN

PENCAPAIAN UPAYA KESEHATAN KERJA DI


PUSKESMAS DUA PULUH TIGA ILIR KOTA
PALEMBANG TAHUN 2022

Dipersiapkan dan disusun oleh


Harry Putra Kusuma
712020061

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Ujian di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Palembang, Maret 2023


Menyetujui

drg. Dientyah Nur Anggina, M.PH

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“Pencapaian Upaya Kesehatan Kerja di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Kota
Palembang Tahun 2022”, sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW
beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman. Pada
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada:
1. Dinas Kesehatan Kota Palembang, atas kesempatan untuk melaksanakan
kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat.
2. Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang.
3. Drg. Dientyah Nur Anggina, M.PH selaku Pembimbing dan Penguji Klinik.
4. Orang tua dan saudaraku tercinta yang telah banyak membantu dengan doa.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan kedokteran. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.

Palembang, Maret 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian........................................................................... 2
1.3.1. Tujuan Umum................................................................. 2
1.3.2. Tujuan Khusus................................................................ 2
1.4. Manfaat Penelitian......................................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Upaya Kesehatan kerja.................................................................. 4
2.1.1. Definisi........................................................................... 4
2.1.2. Tujuan umum................................................................. 4
2.1.3. Landasan hukum upaya kesehatan kerja........................ 5
2.1.4. program manajemen upaya Kesehatan kerja ................. 6
2.1.5. Penyakit akibat kerja...................................................... 7
2.2. Puskesmas...................................................................................... 17
2.2.1. Definisi........................................................................... 17
2.2.2. Tujuan............................................................................ 17
2.2.3. Wewenang...................................................................... 19
2.3. Upaya Kesehatan Puskesmas......................................................... 20

BAB III. PROFIL PUSKESMAS 23 ILIR PALEMBANG


3.1. Letak Geografi............................................................................... 11
3.2. Gambaran Umum........................................................................... 13
3.3. Keadaan Demografi....................................................................... 14

iv
3.4. Gambaran SDM Puskesmas 23 Ilir .............................................. 16
3.5. Situasi upaya kesehatan ................................................................. 17
3.6. Program yang dilaksanakan........................................................... 18
3.7. Tabel 10 Penyakit Terbanyak........................................................ 20
3.8. Capaian Indikator........................................................................... 22

BAB IV. PEMBAHASAN


4.1. Identifikasi Masalah....................................................................... 23
4.2. Penentu Prioritas Masalah............................................................. 24
4.3. Rumusan Masalah.......................................................................... 25
4.4. Akar Penyebab Masalah ............................................................... 26
4.4.1. Akar Penyebab Masalah Berdasarkan Metode Fishbone...... 27
4.4.2. Identifikasi Penyelesaian Masalah Prioritas.......................... 29
4.5. Penentuan Prioritas Penyebab........................................................ 31
4.6. Rencana Usulan Kegiatan.............................................................. 33
4.7. Rencana Pelaksanaan Kegiatan..................................................... 34

BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan.................................................................................... 35
5.2. Saran ....................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 37

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Permenkes No. 100 tahun 2015, Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
merupakan wadah untuk upaya kesehatan berbasis masyarakat pada pekerja sektor
informal yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
pekerja melalui pemberian pelayanan kesehatan dengan pendekatan utama promotif
dan preventif, disertai kuratif dan rehabilitatif sederhana/terbatas. Pos Upaya
Kesehatan Kerja (UKK) menjadi salah satu layanan kesehatan yang bisa diakses
pekerja di wilayah tempat kerja. Hal ini mempermudah pekerja sektor informal
memperoleh layanan kesehatan di tempat kerja.
Data awal jumlah Puskesmas di Indonesia yang telah melaksanakan upaya
kesehatan kerja tahun 2014 sebanyak 1.034 Puskesmas (Kemenkes RI, 2015).
Menurut data Kementerian Kesehatan RI (2017), terjadi kenaikan jumlah pada tahun-
tahun berikutnya. Tahun 2015 naik menjadi 2.205 Puskesmas, tahun 2016 sebanyak
3.475 Puskesmas, dan tahun 2017 sebanyak 6.110 Puskesmas. Keseluruhan
Puskesmas di Indonesia berjumlah 9.655 Puskesmas. Sementara itu, data jumlah
Puskesmas Provinsi Jawa Tengah yang melaksanakan upaya kesehatan kerja tahun
2017 sebanyak 486 Puskesmas dari 6.110 Puskesmas (7,95%), tahun 2018 Triwulan
ke-1 sebanyak 486 Puskesmas dari 6.110 Puskesmas (7,95%), tahun 2018 Triwulan
ke-2 sebanyak 684 Puskesmasdari 6.110 Puskesmas (11,19%), dan tahun 2018
Triwulan ke-3 sebanyak 684 Puskesmas dari 6.110 Puskesmas (11,19%).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah, capaian program kesehatan kerja sampai Oktober 2018 sebanyak 689
Puskesmas dari total 878 Puskesmas yang telah melaksanakan upaya kesehatan kerja
di wilayah kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Adapun 15 kabupaten/kota
yang telah melaksanakan upaya kesehatan kerja sebesar 100% sampai Oktober 2018
di antaranya Kabupaten Cilacap, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara,
Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Blora, Kabupaten Pati, Kabupaten Semarang,
Kabupaten Pemalang, Kabupaten Brebes, Kota Magelang, Kota Surakarta, Kota
Salatiga, Kota Semarang, Kota Pekalongan, dan Kota Tegal.

1
Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Kota Palembang, berdasarkan cakupan
kegiatan penialaian kinerja puskesmas menurut Standar Pelayanan Upaya
Kesehatan Kerja yang ditemukan tahun 2022 adalah 79,29% dari target 100%.
Pencapaian Program pelayanan kesehatan kerja di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir
Palembang tahun 2022 belum memenuhi target. Oleh sebab itu, penulis tertarik
mengangkat topik ini sebagai tugas akhir Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas di Puskesmas Dua Puluh Tiga
Ilir Kota Palembang.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana upaya meningkatkan cakupan pelayanan Kesehatan kerja sesuai
standar di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Tahun 2022.

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui Pencapaian Kesehatan Kerja di Puskesmas Dua Puluh Tiga
Ilir Tahun 2022.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui prioritas masalah di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir
Kota Palembang Tahun 2022
2. Mengetahui penyebab-penyebab masalah yang merupakan faktor
penyebab rendahnya cakupan pelayanan kesehatan kerja di
Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang dengan metode fishbone.
3. Mengetahui alternaltif terpilih dari penyelesaian masalah terpilih
untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kerja pekerja di
Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Kota Palembang Tahun 2022
4. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) untuk meningkatkan
cakupan target pelayanan kesehatan kerja di Puskesmas Dua Puluh
Tiga Ilir Tahun 2022

2
5. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) untuk
meningkatkan cakupan target pelayanan kesehatan kerja pekerja di
Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Tahun 2022

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
1. Memperoleh pengalaman dalam mencari penyebab dan cara
penyelesaian masalah cakupan pelayanan kesehatan kerja pekerja di
Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Tahun 2022.
2. Melatih kemampuan dalam menyusun Rencana Usulan Kegiatan
(RUK) dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) khususnya
mengenai pelayanan kesehatan kerja pada pekerja

1.4.2 Manfaat Bagi Puskesmas


Sebagai bahan kajian bagi Puskesmas dalam penentu kebijakan dalam
meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kerja pekerja di Puskesmas Dua
Puluh Tiga Ilir pada tahun berikutnya.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Upaya Kesehatan Kerja


2.1.1. Definisi
Kesehatan kerja adalah spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental maupun sosial, dengan usaha-
usaha preventif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor pekerkjaan dan lingkungan kerja, serta penyakit-penyakit
umum.9
2.1.2. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari terselenggaranya pelayanan kesehatan kerja
dasar oleh puskesmas khususnya di kawasan industri adalah dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja. Secara khusus tujuan ini
dapat dijabarkan menjadi :
1. Meningkatnya kemampuan tenaga puskesmas memecahkan
masalah sekehatan kerja diwilayah kerja puskesmas.
2. Teridentifikasinya permaslahan kesehatan kerja di kawasan
industry.
3. Teridentifikasi potensi masyarakat diwilayah kerja puskesmas
kawasan industry
4. Terlaksananya pelayanan kesehatan kerja yang berkualitas.
5. Terselenggaranya kemitraan dengan para pengandil dalam
pelayanan kesehatan kerja dasar.
6. Terselenggaranya koordinasi lintas program dan lintas sector
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja.
7. Terbentuknya unit pelayanan kesehatan kerja dasar di kawasan
industri.

4
Sasaran yang dilibatkan adalah pengelola program kesehatan kerja di
kabupaten/kota dan penyelenggaran pelayanan kesehatan kerja dasar
puskesmas.

2.1.3. Landasan Hukum Upaya Kesehatan Kerja


Peraturan Menteri Kesehatan No. 100 tahun 2015 ini membahas Pos
Upaya Kesehatan Kerja (UKK), upaya kesehatan berbasis masyarakat pada
pekerja sektor informal yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat pekerja melalui pemberian pelayanan kesehatan
dengan pendekatan utama promotif dan preventif, disertai kuratif dan
rehabilitatif sederhana/terbatas yang bertujuan menurunkan insiden dan
prevalensi penyakit pada pekerja (penyakit menular, penyakit tidak menular,
penyakit akibat kerja, dan kecelakaan kerja) sehingga dapat meningkatkan
produktivitas pekerja. Adapun yang dibahas dalam peraturan ini di antaranya
persyaratan pembentukan, sarana dan prasarana, pendanaan, pencatatan dan
pelaporan, dan pembinaan, pemantauan, dan evaluasi.

2.1.4. Proses Manajemen Program Upaya Kesehatan Kerja


a. Perencanaan
Perencanaan yang dimaksud pada pelaksanaan upaya kesehatan kerja
adalah proses menetapkantindakan atau aktifitas organisasi yang akan
dilaksanakan dimasa yang akan datang.
b. Pengorganisasian
Menurut Subariyah (2017) mengatakan pembentukan organisasi
kepengurusan Pos UKK merupakan syarat dasar dalam awal
pembentukan Pos UKK yang telah dijelaskan dalam Kebijakan dan
Strategi Pengembangan Kesehatan Kerja Sektor Informal di
Indonesia. Kepengurusan Pos UKK minimal kader, sekretaris, dan
anggota yang bertujuan untuk mengurus pelaksanaan kegiatan pada
Pos UKK.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan program upaya kesehatan kerja (UKK) adalah pelayanan

5
kesehatan, upaya rujukan, dan pelatihan kader dan masyarakat pekerja.
Berikut penjelasan masing-masing pelaksaan program upaya kesehatan
kerja.
 Pelayanan kesehatan promotive
 Kegiatan penyuluhan dan konseling kesehatan kerja
 Penimbangan tinggi badan dan berat badan
 Aktivitas kebugaran bagi pekerja
 Sarasehan intervensi menuju norma sehat dalam bekerja
 Surveilans kesehatan kerja
 Pencatatan dan pelaporan

2.1.5. Penyakit Akibat Kerja


Penyebab penyakit akibat hubungan kerja dapat dibagi atas 5 golongan,
yaitu:
1. Golongan Fisik
Bising, Vibrasi, Radiasi pengion, radiasi non pengion, tekanan
udara, Suhu ekstrem dan pencahayaan.
2. Golongan Kimiawi
Ada kurang lebih 100.000 bahan kimia yang sudah digunakan
dalam proses industri, namun dalam daftar penyakit ILO, baru
dapat diidentifikasi 31 bahan kimia sebagai penyebab, sehingga
dalam daftar ditambah 1 penyakit, untuk bahan kimia lainnya.
3. Golongan Biologik
Bakteri, virus, jamur, parasit dan lain-lain
4. Golongan Fisiologik (Ergonomik)
Disain tempat kerja yang kurang ergonomis, tidak sesuai dengan
fisiologi dan anatomi manusia, alat kerja yang tidak sesuai dan cara
kerja yang banyak menggunakan posisi janggal dalam waktu lama
dan atau gerakan-gerakan berulang.
5. Golongan Psikososial
Beban kerja terlalu berat, monotoni pekerjaan dan lain sebagainya.

6
Di negara-negara maju, faktor-faktor fisik, kimiawi dan biologik sudah
dapat dikendalikan, sehingga gangguan kesehatan akibat faktor-faktor
tersebut sudah sangat jauh berkurang, namun akhir-akhir ini justru faktor
ergonomik dan golongan psikososial, yang menyebabkan gangguan
muskuloskeletal, stres dan penyakit psikosomatis yang menjadi penyebab
meningkatnya penyakit akibat kerja.

2.2 Puskesmas
2.2.1 Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.13
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.14
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD),
puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis
operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit
pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan
kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan
oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Penanggung jawab Penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya

7
sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah Kerja
S
ecara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan,
tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu puskesmas,
maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan
memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).
Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab
langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

2.2.2 Tujuan Puskesmas


Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang:
1) Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat
2) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3) Hidup dalam lingkungan sehat, dan
4) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.

2.2.3 Wewenang Puskesmas


Dalam menyelenggarakan fungsi maka Puskesmas berwenang untuk :13
1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang
diperlukan
2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan
4) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain
terkait

8
5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan
danupaya kesehatan berbasis masyarakat
6) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas
7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan
8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan, dan
9) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan
dini dan respon penanggulangan penyakit.

2.3 Upaya Kesehatan Puskesmas


Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan dua fungsi
utama yaitu upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama.13
1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan
sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat
tingkat pertama meliputi :
a) pelayanan promosi kesehatan;
b) pelayanan kesehatan lingkungan;
c) pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
d) pelayanan gizi; dan
e) pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

2. Upaya kesehatan perseorangan (UKP)


UKP adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan
kesehatan perseorangan. tingkat pertama meliputi :

9
a) Rawat jalan
b) Pelayanan gawat darurat
c) Pelayanan satu hari (one day care)
d) Home care
e) Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

10
BAB III
PROFIL PUSKESMAS 23 ILIR

3.1 Sejarah Singkat Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir

1. Sejarah Singkat Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir


Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir merupakan Puskesmas yang terletak di
Kecamatan Bukit Kecil yang terletak di Jalan Datuk M. Akib No. 100.
Didirikan pada tahun 1984 dan sudah di renovasi pada tahun 2006. Pada
tahun 2017 Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang mengalami renovasi
kembali.
Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir adalah Pusat Kesehatan Masyarakat Induk
dan mempunyai 1 Puskesmas pembantu di Dua Puluh Empat Ilir dan terjadi
beberapa kali pergantian kepemimpinan Puskesmas. Adapun pimpinan
puskesmas dari Tahun 1984 sampai dengan sekarang yaitu sebagai berikut:

1. Dr. Fade Fatimah dari tahun 1984-1998


2. Dr. Yulia darlina dari tahun 1999-2006
3. Drg. Lasma Evy Lani, M.Kes dari tahun 2006-2009
4. Drg. Endah Wulandari dari tahun 2009 -2015
5. Dr. Hj. Salmah Hamid, MM dari tahun 2015-April 2018
6. Ferri Sinatra, SKM,M.Si dari Mei 2019
7. H. Harmadi, S.Kep Juni 2019 s/d November 2021
8. dr. Selvi Oktarini Desember 2021 s/d Sekarang.

Adapun visi dan misi puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir terdiri sebagai berikut :
Visi
Tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal di wilayah
Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang
Misi
1. Meningkatkan kemitraan pada semua pihak
2. Meningkatkan pprofesionalisme seluruh petugas puskesmas
3. Pengadaan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu dan prima

11
4. Memasyarakatkan paradigma sehat dan memberdayakan
5. Masyarakat/keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada

Motto “Melayani Dengan Ikhlas”

3.2 Geografi Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir

Wilayah kerja Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir terdiri dari Pemukiman
Rumah susun padat penduduk dan dataran rendah, serta sebagian wilayah
penduduk ada yang berada di pinggiran sungai (Parit Besar). Secara
Geografis Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir memiliki luas wilayah 6043 KM
dengan Batasan Wilayah Yaitu :
- Utara : Kelurahan 20 Ilir

- Selatan : Kelurahan 22 Ilir

- Timur : Kelurahan 18 Ilir

- Barat : Kelurahan 26 Ilir

Saat ini Puskesmas Dua Puluh Tiga ilir mempunyai 2 (dua) wilayah kerja
yang terdiri dari Kelurahan 23 Ilir dan Kelurahan 24 Ilir. Sebagian besar
penduduk bermukim di Rumah susun yaitu 8 Blok wilayah 23 Ilir dan 44
Blok wilayah 24 Ilir.
Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir
Palembang berdasarkan data BPS Kota Palembang adalah 16.720 jiwa terdiri
dari penduduk laki- laki 8.327 jiwa dan penduduk perempuan 8.393 Jiwa.

3.3 Gambaran Umum Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang


Sarana dan Prasarana Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Terdiri dari:
Lantai Satu
- Pendaftaran
- Poli umum
- Poli Lansia
- Poli KB

12
- Poli KIA
- Poli PTM
- Laboratorium
- Apotik
- Toilet Pria dan Wanita
Lantai Dua
- Ruangan Tata Usaha
- Ruangan Kepala Puskesmas
- Promkes / Kesling / Gizi
- Toilet

3.4 Demografi
Wilayah kerja Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir terdiri dari Pemukiman
Rumah susun padat penduduk dan dataran rendah, serta sebagian wilayah
penduduk ada yang berada di pinggiran sungai Sekanak.

Berdasarkan keadaan sosial ekonominya, mata pencaharian penduduk


kedua kelurahan hampir sama, yaitu diantaranya :
 Buruh Kasar
 Pegawai Negeri
 Pedagang
 Pensiunan
 Pengrajin
 Nelayan
 Pemikul barang
 Tukang becak

Berdasarkan Wilayah kerja Puskesmas Dua puluh Tiga Ilir penduduk


yang berada di kelurahan 23 ilir dan 24 ilir adalah sebagai berikut

Keluarahan 23 Ilir Kelurahan 24 Ilir


Laki-laki : 1.041 Jiwa Laki-laki : 6.926
Perempuan : 1.449 Jiwa Perempuan : 6.944
Total : 2.850 Jiwa Total : 13.870 Jiwa

13
2.3 Data Demografi Wilayah Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir

NO DEMOGRAFI TOTAL
KELURAHAN
23 24
ILIR ILIR
1 Jumlah Penduduk 2.850 13.870 16.720
2 Jumlah Kepala Keluarga ( KK ) 550 3.700 4.250
3 Jumlah Ibu Hamil 42 190 232
4 Jumlah Ibu bersalin 39 177 216
5 Jumlah Ibu Nifas 39 177 216
6 Jumlah Wanita Usia Subur 713 3.169 3.882
(WUS)
7 Jumlah bayi 70 313 383
9 Jumlah Batita (13-24bln) 208 925 1.133
10 Jumlah Anak Balita (1-4 th) 261 1.165 1.426
11 Jumlah Balita (0-4 th) 301 1.340 1.641
12 Jumlah APRAS (5-6 th) 111 497 608
13 Jumlah Remaja 1.213 5.386 6.599
14 Jumlah PUS 313 1.384 1.697
15 Jumlah Usila 108 484 592
16 Jumlah Posyandu Lansia 1 3 4
17 Jumlah posyandu balita 3 11 14
18 Jumlah Taman Kanak-Kanak - 3 3
19 Jumlah SD/ Madrasah
Ibtidaiyah
a. Negeri 2 3 5
b. Swasta - - -
20 Jumlah SMP/ Madrasah
Tsanawiyah
a. Negeri - - -
b. Swasta - - -
21 Jumlah SMU Madrasah Aliyah
a. Negeri - - -
b. Swasta - - -

Di wilayah kerja puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir, terdapat sarana


prasarana pendidikan yang terdiri dari: TK/PAUD, SD/MI dan tidak ada
SMP/SMA dan Perguruan Tunggi.

14
Jumlah siswa-siswi binaan Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir yaitu:

1. SD Negeri 137 Palembang : 156

2. SD Negeri 138 Palembang : 142

3. SD Negeri 139 Palembang : 138

4. SD Negeri 141 Palembang : 145

5. MI Gumi Hijaiyah Palembang : 162

6. TK RA. Gumi Palembang : 32

7. TK Aisyah 16 Palembang : 23

8. TK Anak Musi Palembang : 36

Jumlah Posyandu Balita yang ada di wilayah Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir:
No Nama Posyandu Daerah Binaan
1. Mawar Merah RT 02-RW 01, kel. 23 ilir
2. Melati RT 12-RW 03, kel 23 ilir
3. Anyelir RT 01, no.14, kel. 24 ilir
4. Cempaka Putri RT.23-46, kel 24 ilir
5. Mawar RT.19, kel 24 ilir
6. Aster RT 27, kel 24 ilir
7. Boungevile RT 09-12, kel 23 ilir
8. Teratai RT 18, kel 24 ilir
9. Seroja RT 03-06, kel 24 ilir
10. Nusa Indah RT 14-15, kel 24 ilir
11. Matahari RT.28, kel 24 ilir
12. Ananda RT 08-15, kel 24 ilir
13. Raflesia RT 29-37, kel 24 ilir
14. HKSN RT 16, kel 24 ilir

15
3.5 Gambaran SDM Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir
3.5.1. Karyawan Puskesmas
Karyawan Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir berjumlah 42 orang, terdiri dari :
- Dokter Umum : 3 orang
- Dokter Gigi : 1 orang
- Perawat Gigi : 3 orang
- Perawat : 6 orang
- Bidan : 9 orang
- Gizi : 2 orang
- Sanitasi : 3 orang
- Promkes : 1 orang
- Apoteker : 3 orang
- Kesehatan Lingkungan : 2 orang
- Administrasi : 3 orang
- Akuntan: 2 orang
- Lab : 1 orang
- Jaga Malam : 2 orang
- Pekarya : 1 orang

3.5.2. Kader Kesehatan


- Kader Posyandu Balita : 70 orang
- Kader Posyandu Lansia : 39 orang
- Guru UKS : 14 orang
- Guru UKS yang dilatih : 3 orang

3.5.3. Struktur Organisasi Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir

No. NAMA NIP/ NRPNSD JABATAN


1 dr. Selvi oktarini 198502162011012002 Kepala Puskesmas
2 Oppie Ruliani,SKM 198810212010012004 Kepala Tata Usaha
3 drg.Efidayani 196205051989112001 Dokter Madya
4 dr.Hj.Yunika sari, 198206132008032001 Dokter
M.Bmd
5 Rizani,SKM 196903091989012003 Administrator

16
Kesehatan Muda
6 Juliah Retno Wardani 196707071990032006 Perawat Penyelia
7 Gunadi 196511201988121003 Perawat Gigi
Penyelia
8 Sartini 196707201990012001 Perawat gigi Penyelia
9 Ermawati,AMF 196902031992032007 Ass Apoteker
Penyelia
10 Fitrijah SKM 196912111992032007 Administrator
Kesehatan Muda
11 Rini Triandini,Am.Kep 197907202008012000 Perawat Pelaksana
Lanjutan
12 Hijrah Safitri,Am.Kep 198002222006042007 Perawat Pelaksana
Lanjutan
13 Fitri Andriani,S.ST 198905082013012001 Bidan
14 Rahmah 198308152005012005 Bidan
Hayatie,Am.Keb
15 Tri agustianita, Am 198408142006042009 Bidan
Keb
16 Zumrotul 198001282014072001 Perawat Pelaksana
Ainie,Am.Kep
17 dr. Tria Ayu Pratiwi 199201032019022002 Dokter
18 Vinallia Variantiana, 199404132019022003 Apoteker
S.Farm, Apt
19 Ira Irawan, A. Md, Kep 199605122019021002 Perawat
20 Megawati, A.Md, Keb 199312202019022005 Bidan
21 Ice Krisnawati, AMG 198407042010012004 Gizi
22 H. Harmadi, S.Kep, 198408292009031001 Administrasi
M.Kes Kesehatan Muda
23 Rysa, SKM 199204272020122015 Promosi Kesehatan
24 Atiiqa Purnamasari, 199212032020122012 Kesehatan
AMKL Lingkungan
25 Desi Rahmayanti, 199612082020122022 Kesehatan
A.Md.Kl Lingkungan
26 Penita Apriani, 199704112020122013 Perawat Gigi
A.Md.K.G
27 Agus Rianto 2517212006/ Non PNSD Jaga Malam
Puskesmas
28 Alibi 2517622007/ Non PNSD Pengadministrasian
29 Riski Novianti,Am.Keb 2519002015/ Non PNSD Bidan
30 M. Rizami, AMG 2519282016/ Non PNSD Gizi
31 Linda Yulianti,Am.Keb 2520382018/ Non PNSD Bidan
32 Ulfa Usvika,Amf 2519582016/ Non PNSD Farmasi
33 Meli Desiani,S.Tr.Keb 2520562018/ Non PNSD Bidan
34 Salbia,Am.Keb 2522032018/ Non PNSD Bidan
35 Sasono Mardiono, 2542492019/ Non PNSD Pengadministrasian

17
S.Kep, Ns, M.Kes
36 Yuniarti NON PNSD BLUD Akuntan
Anggraini,Amd
37 Juningsih NON PNSD BLUD Pekarya
38 Ria Susanti,AMAK Kontrak BOK Pranata Lab
39 Ahyar NON PNSD BLUD Jaga Malam Pustu
40 Isnaini, A.Md.Keb NON PNSD BLUD Bidan
41 Mia Magfira, Am.Kep NON PNSD BLUD Perawat
42 Chyntia Dwi Yulianti, Kontrak BOK Akuntan
Amd

3.6 Situasi Upaya Kesehatan


a. Pelayanan Kesehatan Tingkat puskesmas
Untuk mencapai visi pembangunan kesehatan melalui Puskemas Dua
Puluh Tiga Ilir yakni terwujudnya Kecamatan Sehat menuju indonesia
Sehat. Puskesmas dua puluh tiga ilir bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat yang merupakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama
b. Pelayanan kesehatan wajib
1. Upaya Promosi kesehatan
2. Upaya kesehatan lingkungan
3. Upaya kesehatan ibu dan Anak
4. Upaya perbaikan gizi masyarakat
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6. Upaya pengobatan
c. Pelayanan Kesehatan pengembangan
1. Pelayanan Kesehatan Jiwa
2. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
3. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
4. Pelayanan Kesehatan Olahraga
5. Pelayanan Kesehatan Indera
6. Pelayanan Kesehatan Lansia
7. Pelayanan Kesehatan Kerja

3.7 Program–Program yang dilaksanakan

18
1. Program KIA/KB
2. Program imunisasi
3. Program gizi
4. Program kesling
5. Kegiatan pengendalian penyakit
6. Program usila
7. Program kesehatan olahraga
8. Program UKS
9. Program kesehan Gigi dan mulut
10. Program UKK
11. Program TOGA
12. Kegiatan pelayanan labortaorium
13. Kegiatan Manajemen Puskesmas

3.8 Penyakit Tersering Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir


1. Penyakit Terbanyak Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Tahun 2018
No Diagnosa Total
1 Penyakit Sal. Pernafasan atas 2474
2 Hipertensi 1719
3 Comon Cold 1236
4 Rheumatik 853
5 Diare 844
6 Peny. Kulit Alergi 698
7 Peny. Kulit Infeksi 617
8 Gastritis 607
9 Faringitis Akut 496
10 Peny. Infeksi Usus 372

2. Penyakit Terbanyak Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Tahun 2019


No Diagnosa Total
1 Penyakit Sal. Pernafasan atas 3596
2 Neurosa 2382
3 Hipertensi 1088
4 Peny. Kulit Alergi 1083

19
5 Rheumatik 884
6 Diare 591
7 Peny. Kulit Infeksi 499
8 Kecacingan 495
9 Gastritis 174
10 Scabies 174

3. Penyakit Terbanyak Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Tahun 2020


No Diagnosa Total
1 Penyakit Sal. Pernafasan atas 4550
2 Hipertensi 2927
3 Gastritis 2604
4 Rheumatik 1118
5 Peny. Kulit Alergi 895
6 Peny. Kulit Infeksi 811
7 Febris 499
8 Kecacingan 495
9 Gastritis 174
10 Scabies 174

4. Penyakit Terbanyak Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Tahun 2021


No Diagnosa Total
1 Penyakit Sal. Pernafasan Akut 1965
2 Peny. Kulit Alergi 906
3 Influenza 889
4 Hipertensi 734
5 Peny. Kulit Infeksi 730
6 Rheumatik 659
7 Penyakit Lainnya 611
8 Comon Cold 610
9 Peny. Infeksi Usus 600
10 Gastritis 593

5. Penyakit Terbanyak Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Tahun 2022

20
No Diagnosa Total
1 Penyakit Sal. Pernafasan Akut 686
2 Diare 620
3 Infeksi Usus 600
4 Gastritis 593
5 Penyakit Kulit Alergi 570
6 Neurosa 564
7 Common Cold 541
8 Penyakit lain 511
9 Rheumatik 494
10 Hipertensi 486

Dari data 10 kunjungan terbesar penyakit yang ada di Puskesmas


Dua Puluh Tiga Ilir, penyakit ISPA menjadi dominasi penyakit terbanyak
selama 4 tahun berturut-turut di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir.

3.9 Capaian Indikator di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir


NO INDIKATOR CAKUPAN
1 Kesehatan Ibu Hamil 100 %
2 Kesehatan Ibu Bersalin 100 %
3 Pelayanan Bayi Baru Lahir 105,26 %
4 Upaya Kesehatan Balita dan Anak Pra Sekolah 104,22 %
5 Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja -
6 Pelayanan Kesehatan Usia Produktif 100,22 %

7 Pelayanan Kesehatan Penderita Lanjut Usia 100,07%

8 Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi 99,21%


9 Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus 41,15%

10 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa berat 121,88%

11 Pelayanan Kesehatan Kerja 79,29%


12 Pelayanan Kesehatan orang dengan Risiko HIV 74,11%

Pada data capaian program diatas beberapa capaian program yang tidak mencapai
target SPM 100% yaitu persentase pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes

21
Melitus sebesar 41,15%, Pelayanan Kesehatan Kerja sebesar 79,29%, Pelayanan
Kesehatan Orang yang risiko HIV sebesar 74,11%.

22
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Identifikasi
Masalah
Masalah merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Identifikasi
masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan
menurut jenis program, cakupan, mutu dan ketersediaan sumber daya.
Berdasarkan dari pencapaian cakupan-cakupan program di Puskesmas Dua Puluh
Tiga Ilir, ada beberapa upaya program kesehatan yang belum mencapai target
yang merupakan sebuah masalah dimana apabila tidak ditindaklanjuti akan
berdampak pada kesehatan masyarakat di lingkungan tersebut, sehingga perlu
mengidentifikasi beberapa masalah cakupan-cakupan program tersebut seperti:

Tabel 4.1 Masalah-Masalah Upaya Program Kesehatan Yang Belum


Mencapai Target

Kesenjangan
NO Program Target Pencapaian Target Keterangan
- Rendahnya kunjungan di
Pelayanan puskesmas karena pandemi
1 Kesehatan 100% 41.15% 58,85% -Belum maksimal promosi
Penderita kesehatan mengenai pentingya
DM pemeriksaan kadar gula pada
masyrakat
- tidak menjaga pola makan

- Kurang nya kesadaran akan


Pelayanan kejadian penyakit akibat kerja
2 Kesehatan 100% 79,29% 20,71%
- kurangnya penyuluhan
kerja mengenai Kesehatan kerja dan
penyakit akibat kerja

- masyarakat merasa malu


Pelayanan terhadap penyakit yang
3 Kesehatan 100% 74,11% 25,89% diderita
- kurangnya penyuluhan
orang mengenai HIV/AIDS yang
dengan mudah dipahami masyarakat
Risiko HIV

23
4.2. Penentu Prioritas Masalah

Berdasarkan pembahasan diatas, harus ditetapkan satu prioritas masalah


yaitu dengan menggunakan metode USG yang menggunakan pertimbangan
beberapa aspek yaitu:
a. Urgency, berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak suatu masalah
untuk diselesaikan maka semakin tinggi urgensi masalah tersebut.
b. Seriousness, berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut
terhadap organisasi. Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian
bagi organisasi seperti dampaknya terhadap produktivitas, keselamatan
jiwa manusia, sumber daya atau sumber dana. Semakin tinggi dampak
masalah tersebut terhadap organisasi maka semakin serius masalah
tersebut.
c. Growth, berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat
berkembang masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat
pertumbuhannya. Suatu masalah yang cepat berkembang tentunya makin
prioritas untuk diatasi permasalahan tersebut.

Masalah yang mempunyai total angka tertinggi dari hasil penjumlahan yang
akan menjadi prioritas masalah.
Tabel 4.2 Matriks Penentuan Prioritas Masalah
No MASALAH Urgency Seriousness Growth Total
(U) (S) (G)
1 Pelayanan Kesehatan 3 4 3 36
Penderita Diabetes Melitus
2. Pelayanan Kesehatan Kerja 2 4 4 32

3. Pelayanan Kesehatan orang 2 5 3 30


dengan Risiko HIV

Keterangan:
1: sangat kecil 4: besar
2: kecil 5: sangat besar
3: sedang

24
Berdasarkan matriks penentuan prioritas masalah di atas, yang menjadi
prioritas masalah adalah pelayanan kesehatan Kesehatan kerja di Puskesmas Dua
Puluh Tiga Ilir. Masalah tersebut menjadi prioritas karena apabila tidak
ditindaklanjuti, maka akan menyebabkan peningkatan prevalensi angka kejadian
penyakit akibat kerja di Puskesmas 23 Ilir Palembang.

4.3. Perumusan Masalah


Perumusan masalah menggunakan metode 4W+1H (What, Who, When,
Where,dan How), yang mencakup apa masalahnya, siapa yang terkena
masalahnya, berapa besar masalahnya, dimana masalah itu terjadi dan bagaimana
masalah itu terjadi.

Tabel 4.3. Perumusan Masalah


Masalah
Rumusan What Who When Where How
Masalah
Cakupan Puskesmas Angka cakupan
pelayanan Tidak Pekerja Tahun Dua Puluh pelayanan
kesehatan kerja mencapai puskesmas 2022 Tiga Ilir kesehatan kerja
pada pekerja target Dua Puluh tidak mencapai
puskesmas Dua Tiga Ilir target yaitu
Puluh Tiga Ilir 79,29% dari
target 100%

Angka cakupan pelayanan kesehatan kerja pada pekerja puskesmas di


puskesmas dua puluh tiga ilir tahun 2022 yaitu sebesar 79,29% dari target 100%
sehingga cakupan pelayanan kesehatan kerja tidak mencapai target.

25
4.4. Akar Penyebab Masalah
Kemungkinan Penyebab masalah dapat berasal dari Input (Sumber daya), Proses (Pelaksana Kegiatan) dan Lingkungan, untuk
mencari akar penyebab masalah dapat menggunakan fishbone diagram seperti tertera dalam gambar berikut:

Manusia Metode Kurang penyuluhan


mengenai Kesehatan kerja
Pekerja jarang sulit dipahami dan kurang
Kurangnya kesadaran
melakukan medical menarik
perkerja puskesmas 23
check up ilir akan penyakit Angka cakupan pelayanan
kesehatan kerja pada
akibat kerja
pekerja puskesmas di
puskesmas dua puluh tiga
ilir tahun 2022 yaitu
sebesar 79,29% dari target
Media pendukung 100% sehingga cakupan
sosialisasi Padatnya pelayanan kesehatan kerja
mengenai tidak mencapai target.
kegiatan
penyakit akibat Tidak ada
puskesmas
kerja masih kendala dana
kurang

Media Dana Lingkungan


penduku
Gambar 6. Fish Bone rendahnya cakupan pelayanan Kesehatan Kerja

26
4.5 Penentuan Prioritas Penyebab Masalah

Berdasarkan pembahasan diatas, harus ditetapkan satu prioritas masalah


yaitu dengan metode skoring. Metode skoring adalah salah satu teknik yang
digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dari berbagai pilihan
untuk menentukan prioritas penyebab masalah, dan kegiatan dengan
menggunakan beberapa kriteria yang telah disepakati sebagai berikut:
 Besarnya penyebab masalah adalah kesenjangan antara target dengan
cakupan pencapaian,makin besar kesenjangan maka makin buruk
kinerjanya dan semakin tinggi skor yang diberikan.
 Kepentingan (importance) adalah gambaran seberapa jauh pelayanan
dianggap penting untuk ditanggulangi. Kepentingan dapat dinilai dari
beberapa hal, misalnya ada hubungan langsung/tidak langsung. Semakin
penting penyebab masalah semakin tinggi prioritas atau angka. Apabila
satu penyebab masalah diselesaikan maka akan sekaligus bisa
menyelesaikan beberapa masalah lainnya. Makin banyak penyebab
masalah yang dapat diselesaikan, maka penyebab masalah tersebut
tergolong penting dan mendapat skor lebih tinggi.
 Kemudahan/kelayakan (feasibility) adalah seberapa jauh masalah
pelayanan dapat ditanggulangi. Kemudahan dapat dinilai dari tersedianya
sarana, prasarana, SDM, metoda, teknologi, dana, dan lain-lain. Makin
sedikit sumberdaya yang dibutuhkan, maka makin tinggi nilai
yangdiberikan.
 Dukungan untuk perubahan (support of change) adalah besarnya
dukungan dari stakeholder (Pemda, LSM, institusi terkait, masyarakat,
tokoh masyarakat, dan lain-lain). Dukungan dapat berupa kebijakan,
dana, dan keterlibatan. Makin banyak dukungan yang didapat untuk suatu
masalah, maka makin tinggi skor yangdiberikan.
 Risiko (risk if nothing is done) adalah besarnya risiko apabila masalah
suatu penyebab masalah tidak segera ditangani. Semakin besar risikonya,
maka semakin tinggi angkanya.

27
Tabel 4.4. Penentuan Prioritas Penyebab Masalah

Penyebab Besaran Kepentingan Kemudahan Dukungan Risiko Nilai


Masalah Penyebab Kelayakan untuk bila tak akhir/Peri
Masalah Perubahan ditangani ngkat

Manusia
 Pekerja jarang 4 4 4 4 4 1024 (I)
melakukan
medical check
up
 Kurangnya
kesadaran 3 3 3 3 3 243 (III)
perkerja
puskesmas 23
ilir akan
penyakit
akibat kerja

Metode
 Kurang 3 3 4 4 3 432 (II)
penyuluhan
mengenai
Kesehatan
kerja sulit
dipahami dan
kurang
menarik

28
Sarana
 Media
penyuluhan 1 1 1 1 1 1 (VI)
sudah baik
Dana
Tidak ada kendala 1 1 1 1 2 1(VI)

Lingkungan
 Padatnya 2 3 3 3 3 108 (IV)
kegiatan
puskesmas
 Kantor full 2 3 2 2 2 48 (V)
menggunakan
AC

Keterangan:
Nilai 1: Tidak penting, nilai 2: Kurang penting, nilai 3: Penting, nilai 4: Sangat
penting. Nilai akhir didapat dari perkalian nilai kriteria.
Masalah yang mempunyai total angka tertinggi dari hasil penjumlahan yang
akan menjadi prioritas masalah. Dari akar penyebab masalah di atas yang menjadi
prioritas masalah adalah Kurang penyuluhan mengenai Kesehatan kerja sulit
dipahami dan kurang menarik.

4.6 Alternatif Pemecahan Masalah


Pada sesi ini ditentukan pula prioritas dari berbagai kegiatan yang telah
ditetapkan sehingga kegiatan dapat dikurangi sesuai prioritasnya apabila
anggaran untuk program terbatas. Kriteria yang digunakan untuk pemilihan
prioritas kegiatan adalah sebagai berikut:
 Konsistensi
Bila kegiatan terpilih sesuai dengan strategi nasional dan rencana kerja
kabupaten/kota yang sudah ada. Makin sesuai dengan strategi/rencana
kerja yang ada, maka makin tinggi skornya.

29
 Evidence Based
Bila kegiatan dipilih termasuk dalam rangkaian kegiatan atau intervensi
yang telah terbukti efektif (evidence based) nilainya makin tinggi
dibandingkan dengan kegiatan yang belum ada bukti.
 Penerimaan
Kegiatan dapat diterima oleh semua institusi terkait termasuk masyarakat
setempat. Makin mudah diterima, maka makin tinggi skor/nilainya.
 Mampu Laksana
Kegiatan yang dapat dilaksanakan berdasarkan kondisi setempat,
fasilitas, sumber daya manusia dan infrastruktur yang dibutuhkan tersedia
atau bisa didapat, termasuk pembiayaan. Makin mudah disediakan,
makin tinggi nilainya.
Sepakati nilai yang akan diberikan untuk masing-masing kriteria.
Misalnya 1= tidak penting, 2=kurang penting, 3=penting, 4=sangat penting.
Nilai akhir didapat dari perkalian nilai kriteria.
Setelah mendapatkan prioritas penyebab masalah yaitu Kurang
penyuluhan mengenai Kesehatan kerja sulit dipahami dan kurang menarik
pada pekerja puskesmas 23 ilir.

30
Tabel 4.5. Alternatif Pemecahan Masalah

Penyebab Solusi Kegiatan Konsistens Evidenc Penerimaa Mamp Tota


Masalah i e Base n u l
laksana Nilai

Pekerja Meningkatka Penyuluhan/ 4 4 3 4 320


jarang n ketertarikan Edukasi penyakit (II)
melakuka pekerja dalam Akibat Kerja lebih
n medical mengikuti di tekankan
check up medical
Sosialisasi kegiatan 5 4 4 4 320
check up
medical check up (I)
bulanan
melalui berbagai
media elektronik

Tenaga Kesehatan 4 3 2 3 72
dan pihak (III)
puskesmas
memberikan reward
saat setelah
dilakukan nya
medical check up.

Dari tabel tersebut untuk penyelesaian masalah terpilih adalah Memberi


pelayanan Kesehatan pada pekerja puskesmas 23 ilir dan Penyuluhan/Edukasi
penyakit akibat kerja pada pekerja puskesmas 23 Ilir

31
4.7 Rencana Usulan Kegiatan
Tabel 4.6. Rencana Usulan Kegiatan

Kegiatan Tujuan Sasaran Target Kebutuhan sumber daya Indikator Sumber


keberhasilan pembiayaan
Dana Alat Tenaga

Melakukan Agar pekerja Pekerja Seluruh APBD ATK, alat cek Tenaga Meningkatnya APBD
sosialisasi kegiatan dapat terhindar puskesmas pekerja tanda vital kesehatan jumlah tenaga
rutin medical check atau terobati 23 ilir puskesmas dan staff Kesehatan yang
up yang dilakukan dari segala 23 ilir mengikuti medical
pekerja puskesmas penyakit akibat check up sehingga
dengan berbagai kerja penyakit akibat
media elektronik kerja dapat
ditatalaksakan

32
4.8 Rencana Pelaksanaan Kegiataan

Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan baik untuk upaya kesehatan


wajib, upaya kesehatan pengembangan, upaya kesehatan penunjang
maupun upaya kesehatan inovasi dilaksanakan secara bersamaan, terpadu
dan terintegrasi. Hal ini sesuai dengan azas penyelenggaraan puskesmas,
yaitu keterpaduan. Langkah – langkah dalam meyusun RPK adalah :

1) Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui.


2) Membandingkan alokasi kegiatan yang sudah disetujui antara
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang diusulkan dan situasi
pada saat penyusunan RPK
3) Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang
akan dilaksanakan dan sumber daya pendukung menurut bulan
dana lokasi pelaksanaan.
4) Mengadakan lokakarya mini tahunan untuk membahas
kesepakatan RPK
5) Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk matriks.

Tahapan dalam penyusunan Rencana Usulan Kegiatan dalam


Perencanaan Tingkat Puskesmas di Puskesmas 23 Ilir tersebut telah sesuai
dengan Permenkes nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajeman
Puskesmas, bahwa tahapan dalam penyusunan RUK terdiri dari:

1) Analisis masalah: identifikasi masalah prioritas masalah,


merumuskan masalah, mencari akar permasalahan, dan pemecahan
masalah;
2) Penyusunan RUK

33
Tabel 4.7. Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Upaya Kegiatan Sasaran Target Volume Rincian Lokasi Tenaga Penanggun Jadwal
Kesehatan Kegiatan Pelaksanaan g Jawab Kegiatan

Penyuluhan/ Membuat leaflet, Pekerja 100% 3 bulan Meningkatkan Puskesmas Petugas Petugas 07.30-
Puskesm sekali penyuluhan 12.00
Edukasi brosur/poster Kesehatan Kesehatan
penyakit mengenai segala as 23 Ilir mengenai lingkungan WIB
Kesehatan dalam bagian
akibat kerja penyakit- Kesehetan
penyakit akibat berkerja di
puskesmas 23 Ilir lingkungan
kerja
Memberi Memberi obat- Tenaga 100% 1 bulan Memberi edukasi Puskesmas Petugas Petugas 07.30-
pelayanan obat an dan kesehatan sekali terkait penyakit 12.00
Kesehatan Kesehatan
Kesehatan edukasi terhadap akibat kerja WIB
lingkungan
pada pekerja pekerja dan bagian
Kesehetan Dilakukan
puskesmas 23 memberikan dalam
ilir reward seperti lingkungan
rentang
bingkisan di waktu 3
setiap selesai hari
medical check berturut-
up turut

Sosialisasi Membuat Tenaga 100% 2 bulan Melakukan Puskesmas Petugas Petugas 08.00-

34
pentingnya kegiatan kesehatan sekali medical check up Kesahatan Kesehatan 12.00
kegiatan sosialisasi pekerja lingkungan bagian WIB
medical medical check puskesmas 23 ilir Kesehatan
check up up rutin dengan lingkungan
pada pekerja menggunakan
puskesmas 23 berbagai media
ilir elektronik

35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Penyebab penyebab masalah yang menyebabkan rendahnya cakupan
pelayanan Kesehatan Kerja sesuai standar di puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir
meliputi:
1. Prioritas masalah/penyebab masalah di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir
adalah rendahnya cakupan pelayanan Kesehatan kerja pada pekerja
puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir
2. Penyebab masalah rendahnya cakupan pelayanan Kesehatan kerja di
puskesmas dua puluh tiga ilir adalah pekerja jarang melakukan medical
check up
3. Alternatif penyelesaian masalah yang dapat meningkatkan cakupan
pelayanan Kesehatan kerja perkerja puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir
berupa Sosialisasi kegiatan medical check up melalui berbagai media
elektronik
4. Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas untuk pencapaian target
pelayanan Kesehatan kerja pada pekerja puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir
adalah dengan melakukan Memberi pelayanan Kesehatan pada pekerja
puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir dan Penyuluhan/Edukasi penyakit akibat
kerja pada pekerja puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir
5. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) untuk meningkatkan cakupan
pelayanan Kesehatan kerja pada pekerja puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir
di puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir meliputi melakukan
Penyuluhan/Edukasi penyakit akibat kerja dan Memberi pelayanan
Kesehatan pada pekerja puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir

36
5.2 Saran

1. Diharapkan pihak Puskesmas dapat melakukan penyuluhan/edukasi


penyakit akibat kerja dan upaya Kesehatan kerja, pengobatan dan
pencegahan kepada pekerja dengan materi yang menarik dan mudah
dipahami, menggunakan media yang dapat diakses untuk banyak
orang terutama media sosial yang semakin banyak digunakan.
2. Laporan ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahaiswa untuk
lebih memahami mengenai edukasi pencegahan penyakit akibat kerja
pada pekerja puskesmas 23 ilir

37
DAFTAR PUSTAKA

1. Anies. Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: PT Elex Media Komputindo;


2005.
2. Mahadewa. Diagnosis dan tatalaksana kegawat daruratan tulang
belakang edisi 1. Jakarta: CV Sagung Seto; 2009.
3. Persidossi. Perhimpunan Dokter Saraf Indonesia. 2011. Available
from: https://www.google.co.id/interstitial?
url=http://kniperdossi.org/index.php/201
3-10-21-11-57-48/download/doc_download/5-spm-neurologi
4. Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar. 2013. Available
from: http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil
%20Riskesdas%2 02013.pdf
5. Nurwahyuni, Djajakusli R, Naiem F. Faktor yang berhubungan
dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja bongkar muat
barang pelabuhan nusantara kota pare-pare tahun 2012: Skripsi
Unhas; 2012. Available
from:
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4780/
Nurwahyuni_ K11108845.pdf?sequence=1
6. Umami AR. Hubungan antara Karakteristik Responden dan Sikap
Kerja Duduk dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja
Batik Tulis. E journal Pustaka Kesehatan. 2014 ;2.
Available from http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/view/599
7. Ester J. Hubungan antara sikap kerja dengan keluhan nyeri punggung
bawah pada tenaga kerja bongkar muat di kantor kesyahbandaraan
dan otoritas pelabuhan manado: Universitas Sam Ratulangi Manado;
2014. Available from:
http://fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/Artikel-Ilmiah-
Joice-Tatilu1.pdf.
8. Yamin R. Keluhan nyeri punggung bawah pada buruh bulog di
Makasar. 2015. Available
from: http://repository.unhas.ac.id:4001/digilib/files/disk1/365/--

57
rismayanti-18231- 1-19.jurn-%29.pdf

9. Nurzannah. Hubungan Faktor Risiko dengan Terjadinya Keluhan


Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) Pada Tenaga Kerja
Bongkar Muat di Pelabuhan Belawan Medan. Skripsi2015. Available
from: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/48680
10. Hartono M. Mencegah dan Mengatasi Osteoporosis. Jakartaa: Puspa
Swara; 2011.
11. Rahayu WA. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan
Muskuloskeletal Disorders pada Pekerja angkat angkut industri
pemecah batu di Kecamatan Karang Nongko Kabupaten Klaten.
Universitas Diponegoro; 2012. Available
from: http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=73845&val=4700
12. Suparsiasi ID. Penilaian status gizi. Jakarta: EGC; 2001.
13. Tulus MA. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Puspa Swara;
2001.
14. Suma'mur. Ergonomi untuk Produktifitas Kerja. Jakarta: CV Haji
Masagung; 1998.
15. Tarwaka. Ergonomi untuk Keselamatan Kesehatan Keja dan
Produktivitas Kerja. Solo: Uniba Press; 200423.
16 Budiono AS. Bunga rampai hiperkes dan kesehatan kerja. Semarang:
undip; 2003.

17. WHO. Technical Report Senes 816 Rheumatic Diseases. Geneva:


WHO; 1992. Available from
http://onesearch.perpusnas.go.id/Record/IOS1-
INLIS000000000367795
18. Depnakertrans. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2003.
Available from:
http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU13- 2003Ketenagakerjaan.pdf
19. Sulianta F. Ergonomic. Jakarta: Elex Media komputindo; 2010.

58

Anda mungkin juga menyukai