Anda di halaman 1dari 73

Tugas Akhir

UPAYA PENINGKATAN CAKUPAN PELAYANAN


IMUNISASI BALITA DI PUSKESMAS KERTAPATI KOTA
PALEMBANG

Oleh:
Cindy Ladia, S.Ked
71 2021 016

Pembimbing:
dr. Hibsah Ridwan, M.Sc

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir

Judul:

Upaya Peningkatan Cakupan Pelayanan Imunisasi Balita di Puskesmas


Kertapati Kota Palembang

Oleh:
Cindy Ladia, S.Ked
71 2021 016

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang/ Puskesmas Kertapati
Palembang periode 08 Mei – 04 Juni 2023

Palembang, Mei 2023


Menyetujui,

dr. Hibsah Ridwan, M.Sc


Pembimbing dan Penguji

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“Upaya Peningkatan Cakupan Pelayanan Imunisasi Balita di Puskesmas
Kertapati Kota Palembang” sebagai salah satu syarat untuk ujian Kepaniteraan
Klinik di SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW
beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih kepada :
1. dr. Hibsah Ridwan, M.Sc selaku pembimbing dan penguji karya tulis akhir di
Kepaniteraan Klinik di SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
2. Rekan–rekan co-assistensi dan seluruh staff Puskesmas Kertapati Palembang
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini.
Masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga tugas
akhir ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran.

Palembang, Mei 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 6
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 7
1.3.1 Tujuan Umum .......................................................................................... 7
1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 9
2.1 Imunisasi ........................................................................................................... 9
2.1.1 Definisi ................................................................................................... 9
2.1.2 Tujuan Pemberian Imunisasi................................................................... 9
2.1.3 Manfaat Imunisasi ................................................................................ 10
2.1.4 Hambatan Imunisasi ............................................................................. 10
2.1.5 Peyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi .................................. 11
2.1.6 Imunisasi di Indonesia .......................................................................... 12
2.1.7 Program Pemerintah Untuk Imunisasi .................................................. 12
2.1.8 Sasaran Imunisasi ................................................................................. 14
2.1.9 Efek Samping Imunisasi ....................................................................... 16
2.1.10 Jadwal Pemberian Imunisasi ............................................................... 19
2.2 Puskesmas ....................................................................................................... 22
2.3 Upaya Kesehatan Puskesmas .......................................................................... 24
2.4 Perencanaan Tingkat Puskesmas ....................................................................25
BAB III. PROFIL PUSKESMAS

iv
3.1. Gambaran Umum Puskesmas Kertapati ........................................................35
3.2. Letak Geografis .............................................................................................35
3.3. Keadaan Demografi .......................................................................................36
3.4. Jaringan dan Jejaring Puskesmas Kertapati ...................................................44
3.5. Struktur Organisasi Puskesmas Kertapati ......................................................43
3.6. Penilaian Kinerja Puskesmas .........................................................................45

BAB IV. PEMBAHASAN


4.1. Identifikasi Masalah ......................................................................................52
4.2. Perumusan Masalah .......................................................................................54
4.3. Akar Penyebab Masalah Berdasarkan Metode Fishbone .............................. 56
4.4. Rencana Usulan Kegiatan ..............................................................................66
4.5. Rencana Pelaksanaan Kegiatan .....................................................................68

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan ....................................................................................................71
5.2. Saran ..............................................................................................................72
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................73

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah
penularan penyakit dan upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian pada
bayi dan balita.1 Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat paling
efektif dan efisien dalam mencegah beberapa penyakit berbahaya.2 Imunisasi
merupakan upaya pencegahan primer yang efektif untuk mencegah terjadinya
penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi.3
Berdasarkan Keputusan Meteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017 Tentang
Penyelenggaraan Imunisasi, pokok-pokok kegiatan pemerintah untuk
imunisasi berupa imunisasi rutin, dan imunisasi tambahan.
Imunisasi menjadi salah satu program pemerintah Indonesia dalam upaya
mencapai Millennium Development Goals (MDGs) yang bertujuanmenurunkan
presentase kematian anak. Pada tahun 2015 angka kematian bayi ditarget kan
mengalami penurunan angka menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup.3 Namun
data SDKI pada tahun 2015 tidak mencapai target. Data penurunan hanya
mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup.4
Media Indonesia (2010) menyatakan bahwa pemerintah pusat
mencanangkan program Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)
dengan meningkatkan angka sumber daya manusia dengan harapan dapat
menurunkan angka kematian bayi. Program ini merupakan upaya promosi
kesehatan seperti meningkatkan upaya imunisasi pada anak, pemenuhan nutrisi
serta kebersihan diri dan lingkungan dan memberikan Air Susu Ibu (ASI)
kepada bayi. Selain itu, program ini juga menyesuaikan kebijakan Menteri
Kesehatan Indonesia dalam upaya preventif penyebaran penyakit menular
seperti melakukan perluasan cakupan imunisasi. Terbentuknya Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) bayi adalah salah satu wujud nyata dari program PKMD.
Posyandu bayi adalah program yang melibatkan kerjasama antara masyarakat
dan tenaga kesehatan dalam upaya menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB).
Salah satu kegiatan nyata yang dilakukan untuk menurunkan Angka Kematian
Bayi (AKB) dalam program Posyandu adalah pemberian imunisasi dasar pada
bayi usia 0-12 bulan).3

Indikator pencapaian imunisasi yang baik adalah lengkapnya


6
pemberikan imunisasi. Imunisasi dasar dapat dikatakan penting karena pada
masa awal setelah kelahiran, bayi sangat rentan terkena penyakit dan apabila
bayi terkena penyakit maka dapat menyebabkan kecatatan fisik maupun
mental bahkan kematian. Selain itu juga pemberian imunisasi sangat penting
bagi bayi karena dapat mencegah beberapa penyakit infeksius.3
Di Puskesmas Kertapati kota Palembang, berdasarkan cakupan
pelayanan imunisasi, penilaian kinerja puskesmas menurut Standar
Pelayanan Minimal, cakupan pelayanan imunisasi balita yang ditemukan
tahun 2022 adalah 78,5 dari target 100%. Oleh sebab itu, penulis tertarik
mengangkat topik ini sebagai tugas akhir Kepaniteraan Klinik Senior Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas di Puskesmas
Kertapati Kota Palembang.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana upaya peningkatan cakupan pelayanan imunisasi balita di
Puskesmas Kertapati Kota Palembang?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui upaya peningkatan cakupan pelayanan
imunisasi balita di Puskesmas Kertapati Kota Palembang.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui prioritas masalah untuk meningkatkan cakupan
pelayanan imunisasi balita di Puskesmas Kertapati Kota Palembang.
2. Mengidentifikasi penyebab masalah yang merupakan faktor
penyebab rendahnya cakupan pelayanan imunisasi balita di
Puskesmas Kertapati Kota Palembang.
3. Didapatkan penyelesaian masalah terpilih untuk meningkatkan
cakupan pelayanan imunisasi balita di Puskesmas Kertapati Kota
Palembang.
4. Menyusun rencana usulan kegiatan (RUK) untuk meningkatkan
cakupan pelayanan imunisasi balita di Puskesmas Kertapati Kota
Palembang.
5. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) untuk peningkatan
cakupan pelayanan imunisasi balita di Puskesmas Kertapati Kota

7
Palembang.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
1. Memperoleh pengalaman dalam mencari penyebab dan cara
pencapaian target cakupan pelayaan imunisasi balita di Puskesmas
Kertapati Kota Palembang.
2. Melatih kemampuan dalam menyusun rencana usulan kegiatan
(RUK) dan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) khususnya
mengenai target cakupan pelayanan imunisasi balita di Puskesmas
Kertapati Kota Palembang.
1.4.2 Manfaat Bagi Puskesmas
Sebagai bahan evaluasi kegiatan mahasiswa IKM dalam kegiatan
kepanitraan senior di Puskesmas Kertapati Kota Palembang

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Imunisasi
2.1.1 Definisi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi,
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau
resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit
yang lain. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan.5
Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah
penularan penyakit dan upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian pada
bayi dan balita.5 Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat paling
efektif dan efisien dalam mencegah beberapa penyakit berbahaya.6 Imunisasi
merupakan upaya pencegahan primer yang efektif untuk mencegah terjadinya
penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi.7
Jadi Imunisasi ialah tindakan yang dengan sengaja memberikan antigen
atau bakteri dari suatu patogen yang akan menstimulasi sistem imun dan
menimbulkan kekebalan, sehingga hanya mengalami gejala ringan apabila
terpapar dengan penyakit tersebut.

2.1.2 Tujuan Pemberian Imunisasi


Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan
akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.7
Tujuan Khusus
a. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu
cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi
di seluruh desa/ kelurahan.
b. Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal

9
(insiden di bawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu
tahun) pada tahun selanjutnya.
c. Eradikasi polio pada tahun selanjutnya
d. Tercapainya eliminasi campak pada tahun selanjutnya.
e. Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta
pengelolaan limbah medis (safety injection practise and waste

disposal management). 7
Imunisasi mempunyai tujuan terhadap pertahanan pada
sistem tubuh di pengaruhi dengan timbulnya beberapa faktor
seperti tingginya suatu kadar antibodi yang dimiliki ketika
dilakukan imunisasi, antigen yang disuntikkan akan mengalami
berbagai efek samping, rentan waktu atau jarak yang dilakukan
selama pemberian imunisasi, dan mencari pengetahuan dan
informasi untuk melihat seberapa efektif atau tidaknya imunisasi
pada bayi, anak dan sasaran lainnya. 7

2.1.3 Manfaat Imunisasi


Manfaat imunisasi tidak bisa langsung dirasakan atau tidak
langsung terlihat. Manfaat imunisasi yang sebenarnya adalah
menurunkan angka kejadian penyakit, kecacatan maupun kematian
akibat penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Imunisasi tidak hanya dapat memberikan perlindungan kepada individu
namun juga dapat memberikan perlindungan kepada populasi Imunisasi
adalah paradigma sehat dalam upaya pencegahan yang paling efektif.3
Imunisasi merupakan investasi kesehatan untuk masa depan karena
dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit infeksi, dengan
adanya imunisasi dapat memberikan perlindunga kepada indivudu dan
mencegah seseorang jatuh sakit dan membutuhkan biaya yang lebih
mahal. 7

10
2.1.4 Hambatan Imunisasi
Perbedaan persepsi yang ada di masyarakat menyebabkan
hambatan terlaksananya imunisasi. Masalah lain dalam pelaksanakan
imunisasi dasar lengkap yaitu karena takut anaknya demam, sering
sakit, keluarga tidak mengizinkan, tempat imunisasi jauh, tidak tahu
tempat imunisasi, serta sibuk/ repot.1 Pemahaman mengenai imunisasi
bahwa imunisasi dapat menyebabkan efek samping yang
membahayakan seperti efek farmakologis, kesalahan tindakan atau
yang biasa disebut Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)seperti nyeri
pada daerah bekas suntikan, pembengkakan lokal, menggigil, kejang hal
ini menyebabkan orang tua atau masyarakat tidak membawa anaknya
ke pelayanan kesehatan sehingga mengakibatkan sebagian besar bayi
dan balita belum mendapatkan imunisasi.5

2.1.5 Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi


Berdasarkan Info Datin Kementerian Kesehatan (2016),
penyakit yangdapat dicegah dengan imunisasi yaitu :
a. Pada imunisasi wajib antara lain: polio, tuberculosis, hepatitis B,
difteri,campak rubella dan sindrom kecacatan bawaan akibat rubella
(congenital rubella syndrome/CRS)
b. Pada imunisasi yang dianjurkan antara lain: tetanus, pneumonia
(radang paru), meningitis (radang selaput otak), cacar air. Alasan
pemberian imunisasi pada penyakit tersebut karena kejadian di
Indonesia masih cukup tinggi dapat dilihat dari banyaknya balita
yang meninggal akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I)
c. Pada imunisasi lain disesuaikan terhadap kondisi suatu negara tertentu

11
2.1.6 Imunisasi di Indonesia
Di Indonesia program imunisasi yang terorganisasi sudah ada
sejak tahun 1956, pada tahun 1974 dinyatakan bebas dari penyakit
cacar.6 Kegiatan imunisasi dikembangkan menjadi PPI (Program
Pengembangan Imunisasi) pada tahun 1977, dalam upaya mencegah
penularan terhadap beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I) seperti Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio,
Tetanus serta Hepatitis B (Permenkes, 2017).
Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi khususnya dalam
bidang kesehatan mendorong peningkatan kualitas pelayanan imunisasi
ditandai dengan penemuan beberapa vaksin baru seperti Rotavirus, Jappanese
Encephalitis, dan lain-lain. Selain itu perkembangan teknologi juga telah 11
menggabungkan beberapa jenis vaksin sebagai vaksin kombinasi yang
terbukti dapat meningkatkan cakupan imunisasi, mengurangi jumlah suntikan
dan kontak dengan petugas.7

2.1.7 Program Pemerintah untuk Imunisasi


Berdasarkan Keputusan Meteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017
Tentang Penyelenggaraan Imunisasi, pokok-pokok kegiatan pemerintah
untukimunisasi yaitu:
a. Imunisasi Rutin
Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi secara
wajib dan berkesinambungan harus dilaksanankan pada periode
waktu yang telah ditetapkan sesuai dengan usia dan jadwal
imunisasi. Berdasarkan kelompok umur sasaran, imunisasi rutin
dibagi menjadi:
1. Imunisasi rutin pada bayi
2. Imunisasi rutin pada wanita usia subur
3. Imunisasi rutin pada anak sekolah
Berdasarkan tempat pelayanan imunisasi rutin dibagi menjadi:
1. Pelayanan imunisasi di dalam Gedung dilaksanakan di
puskesmas,puskesmas pembantu, rumah sakit, rumah bersalin dan
polindes.
2. Pelayanan imunisasi di luar Gedung dilaksanakan di
posyandu,kunjungan rumah dan sekolah.
12
3. Pelayanan imunisasi rutin juga dapat diselenggarakan oleh
swastaseperti, rumah sakit, dokter praktik dan bidan praktik

b. Imunisasi Tambahan
Imunisasi tambahan adalah kegiatan imunisasi yang tidak wajib
dilaksanakan, hanya dilakukan atas dasar ditemukannya masalah dari
hasil pemantauan dan evaluasi, yang termasuk imunisasi tambahan
meliputi

1. Backlog fighting
Backlog adalah upaya aktif di untuk melengkapi Imunisasi dasar
pada anak yang berumur 1-3 tahun. Dilaksanakan di desa yang tidak
mencapai (Universal Child Imumunization / UCI) selama dua tahun.
2. Crash program
Kegiatan ini ditujukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi
secara cepat karena masalah khusus seperti:
a) Angka kematian bayi akibat PD3I tinggi
b) Infrastruktur (tenaga, sarana, dana) kurang
c) Desa yang selama tiga tahun berturut-turut tidak mencapai
(Universal Child Imumunization / UCI).
Kegiatan ini biasanya menggunakan waktu yang relatif panjang,
tenaga dan biyaya yang banyak maka sangat diperlukan adanya
evaluasi indikator yang perlu ditetapkan misalnya campak, atau
campak terpadu dengan polio
3) PIN (Pekan Imunisasi Nasional)
Pekan Imunissai Nasional suatu kegiatan untuk memutus mata rantai
penyebaran virus polio atau campak dengan cara memberikan vaksin
polio dan campak kepada setiap bayi dan balita tanpa
mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. Pemberian
imunisasi campak dan polio pada waktu PIN di samping untuk
memutus rantai penularan juga berguna sebagai imunisasi ulangan.
4) Kampanye (Cath Up Campaign)
Kegiatan-kegiatan imunisasi maasal yang dilakukan secara
bersamaan di wilayah tertentu dalam upaya memutuskan mata rantai
penyakit penyebab PD3I.

13
5) Imunisasi dalam Penanggulangan KLB
Pelaksanaan kegiatan Imunisasi dalam penanganan KLB
disesuaikan dengan situasi epidemiologi penyakit.

2.1.8 Sasaran Imunisasi

Sasaran pada imunisasi dasar lengkap sebagai berikut:


1. Jenis-Jenis PD31
a. Jenis-Jenis penyakit menular tertentu: TBC, difteri, pertusis,
campak, polio, hepatitis B, hepatitis A, meningitis, meningokokus,
haemophilus influenza tipe B, Kolera, rabies, japanese encephalitis,
tifus abdominalis, rubella, varicella, pneumoni pneumokokus,
yellow fever, shigellosis, parotitisepidemica.
b. Untuk jenis penyakit menular seperti difteri, pertusis, tetanus, TBC,
campak, poliomielitis, hepatitis B.
2. Sasaran
a. Bayi (<1 Tahun)
Sasaran imunisasi pada bayi meliputi imunisasi Hepatitis B untuk
umur 0-7 hari (setelah lahir), BCG usia 1 bulan, Polio / IPV umur
1, 2, 3,4 bulan, DPT-HB-Hib usia 2, 3, 4 bulan, serta Campak
berumur 9 bulan.
b. Anak Bayi Usia 5 Tahun
Meliputi imunisasi DPT-HB-Hib untuk umur 18 bulan dan
Campak pada umur 24 bulan.
c. Wanita Usia Subur (WUS) yang berumur 15-39 tahun (bumil dan
wanita yang akan menikah). Imunisasi yang akan dilakukan berupa
vaksinasi TT1, TT2 1 bulan setelah TT1, TT3 6 bulan setelah TT2,
TT4 12 bulan setelah TT3, TT5 12 bulan setelah TT4.

14
3. Sasaran Wilayah / Lokasi
Sasaran program imunisasi yaitu seluruh desa/ kelurahan di
wilayah Indonesia.5
Tabel 2.1 Sasaran Imunisasi pada Bayi

Tabel 2.2 Sasaran Imunisasi pada Anak Balita

Tabel 2.3 Sasaran Imunisasi pada Anak Sekolah Dasar (SD/Sederajat)

Tabel 2.4 sasaran Imunisasi Wanita Usia Subur (WUS)

15
2.1.8 Efek Samping Imunisasi
Imunisasi memang penting untuk membangun pertahanan tubuh
bayi. Tetapi, orangtua masa kini seharusnya lebih kritis terhadap efek
samping imunisasi. Pertahanan tubuh bayi dan balita belum sempurna.
Itulah sebabnyapemberian imunisasi, baik wajib maupun lanjutan,
dianggap penting bagi

mereka untuk membangun pertahanan tubuh. Dengan imunisasi,


diharapkan anak terhindar dari berbagai penyakit yang membahayakan
jiwanya.8
Di lain pihak, pemberian imunisasi kadang menimbukan efek
samping. Demam tinggi pasca-imunisasi DPT. Efek samping ini
membuktikan vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh tengah bekerja.
Namun, kita pun tidak boleh menutup mata terhadap fakta adakalanya
efek imunisasi ini bisa sangat berat, bahkan berujung kematian. Realita
ini, menurut Departemen Kesehatan RI disebut "Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi"(KIPI).8
Menurut Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan (KN
PP) KIPI, KIPI adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi
dalam masa satu bulan setelah imunisasi. Menurut Komite KIPI,
sebenarnya tidak ada satu pun jenis vaksin imunisasi yang aman tanpa
efek samping. Oleh karena itu, setelah seorang bayi diimunisasi, ia harus
diobservasi terlebih dahulu setidaknya 15 menit, sampai dipastikan
tidak terjadi adanya KIPI(reaksi cepat).8
Penelitian Vaccine Safety Committee, Institute of Medicine
(IOM),AS, melaporkan, sebagian besar KIPI terjadi karena faktor
kebetulan.Kejadian yang memang akibat imunisasi tersering adalah
akibat kesalahan prosedur dan teknik pelaksanaan atau pragmatic
errors.15 Secara garis besar, tidaksemua KIPI disebabkan oleh imunisasi.
Sebagian besar ternyata tidak ada hubungannya dengan imunisasi. Untuk
lebih jelasnya, berikut ini beberapa faktor KIPI yang bisa terjadi pasca-
imunisasi:8
1. Reaksi Suntikan
Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusukan jarum
suntik, baiklangsung maupun tidak langsung harus dicatat sebagai

16
reaksi KIPI. Reaksi suntikan langsung misalnya rasa sakit, bengkak
dan kemerahan pada tempat suntikan. Sedangkan reaksi suntikan
tidak langsungmisalnya rasa takut, pusing,mual, sampai sinkope
atau pingsan.
2. Reaksi vaksin
Gejala KIPI yang disebabkan masuknya vaksin ke dalam tubuh
umumnya sudah diprediksi terlebih dahulu karena umumnya
"ringan". Misal, demam pasca-imunisasi DPT yang dapat
diantisipasi dengan obat penurun panas. Meski demikian, bisa
juga reaksi induksi vaksin berakibat parah karena adanya reaksi
simpang di dalam tubuh (misal, keracunan), yang mungkin
menyebabkan masalah persarafan, kesulitan memusatkan
perhatian, nasalah perilaku seperti autisme, hingga resiko kematian.
3. Penyebab tidak diketahui
Bila kejadian atau masalah yang dilaporkan belum dapat
dikelompokkan ke dalam salah satu penyebab, maka untuk
sementara dimasukkan ke kelompok "penyebab tidak diketahui"
sambil menunggu informasi lebih lanjut. Biasanya, dengan
kelengkapan informasi akan dapat ditentukan kelompok penyebab
KIPI. Saat ini sudah ada puluhan ribu kejadian buruk akibat
imunisasi yang dilaporkan, dan puluhan ribu lainnya yang tidak
dilaporkan. Pada anak-anak, imunisasi (dan antibiotik)
bertanggung jawab untuk sebagian besar reaksi negatif dibanding
obat- obat resep lainnya. Jadi realitanya, tidak ada obat yang aman
untuk setiap anak. Dan, beberapa obat lebih berbahaya daripada
beberapa obat lainnya.
Keamanan imunisasi seharusnya berlandaskan pada ilmu
pengetahuan yang baik, bukan hipotesa, pendapat, keyakinan
perorangan, atau pengamatan. Namun faktanya, hingga kini banyak
yang tidak diketahui para ilmuwan tentang cara kerja imunisasi di
dalam tubuh pada tingkat sel dan molekul. Tes yang memadai untuk
imunisasi juga tidak ada. Yang juga kurang, adalah pengertian
tentang efek jangka panjang dari imunisasi massal bagi bayi dan
anak-anak. Yang diketahui adalah, sejak akhir tahun 1950-an, ketika

17
imunisasi massal mulai diwajibkan di Amerika Serikat, telah terjadi
peningkatan kasus kelainan sistem imun dan persarafan, termasuk
kesulitan memusatkan perhatian, asma, autisme, diabetes anak- anak,
sindroma keletihan menahun, kesulitan belajar, rematoid artritis,
multipel sklerosis, dan masalah kesehatan yang menahun lainnya.
Di Amerika Serikat dan tempat-tempat lain di dunia, adanya
peningkatan besar jumlah masalah medis yang terkait dengan
imunisasi yang dilaporkan orangtua dan profesional kedokteran, telah
mencetuskan

suatu gerakan yang menuntut dilakukannya lebih banyak kajian yang


lebih baik tentang potensi efek buruk jangka panjang atau menahun
dari imunisasi. Imunisasi kadang dapat mengakibatkan efek
samping. Ini adalah tanda baik yang membuktikan bahwa vaksin
betuk-betul bekerja secara tepat :
a) BCG
Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah
ditempat suntikan. Setelah 2–3 minggu kemudian pembengkakan
menjadi abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah
±10 mm. Luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut
yang kecil.
b) DPT
Kebanyakan bayi menderita panas pada waktu sore hari setelah
mendapatkan imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang
dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, kemerahan
atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan
tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, akan sembuh sendiri.
Bila gejala diatas tidak timbul tidak perlu diragukan bahwa imunisasi
tersebut tidak memberikan perlindungan dan Imunisasi tidak perlu
diulang.
c) POLIO
Jarang timbuk efek samping.
d) CAMPAK

Anak mungkin panas, kadang disertai dengan kemerahan 4–10 hari


sesudah penyuntikan.

18
e) HEPATITIS
Belum pernah dilaporkan adanya efek samping. Perlu diingat efek
samping imunisasi jauh lebih ringan daripada efek penyakit bila bayi
tidak diimunisasi.

2.1.9 Jadwal Pemberian Imunisasi

Jadwal Imunisasi Anak Umur 0 - 18 Tahun, makna warna pada jadwal


imunasi yaitu, kolom biru menandakan jadwal pemberian imunisasi optimal
sesuai usia. Kolom kuning menandakan masa untuk melengkapi imunisasi yang
belum lengkap. Kolom merah muda menandakan imunisasi penguat atau
booster. Kolom warna kuning tua menandakan imunisasi yang
direkomendasikan untuk daerah endemik.

19
Imunisasi yang merupakan rekomendasi IDAI Tahun 2020 antara lain :
a. Vaksin Hepatitis B
Vaksin Hepatitis B monovalen paling baik diberikan kepada bayi segera
setelah lahir sebelum berumur 24 jam, didahului penyuntikan vitamin K1
minimal 30 menit sebelumnya. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, segera berikan
vaksin HB dan immunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstrimitas yang
berbeda, maksimal dalam 7 hari setelah lahir. Imunisasi HB selanjutnya
diberikan bersama DTwP atau DTaP (IDAI,2020).
b. Vaksin polio
Vaksin Polio 0 sebaiknya diberikan segera setelah lahir. Apabila lahir di
fasilitas kesehatan diberikan bOPV-0 saat bayi pulang atau pada kunjungan
pertama. Selanjutnya berikan bOPV atau IPV bersama DTwP atau DTaP. Vaksin
IPV minimal diberikan 2 kali sebelum berusia 1 tahun bersama DTwP atau DTaP
(IDAI, 2020).
c. Vaksin BCG

Vaksin BCG sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau segera mungkin
sebelum bayi berumur 1 bulan. Bila berumur 2 bulan atau lebih, BCG diberikan
bila uji tuberkulin negatif. (IDAI, 2020).
d. Vaksin DPT

Vaksin DPT dapat diberikan mulai umur 6 minggu berupa vaksinDTwP


atau DTaP. Vaksin DTaP diberikan pada umur 2, 3, 4 bulan atau 2, 4, 6 bulan.
(IDAI, 2020).
e. Vaksin Hib

Vaksin Hib diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Kemudian booster Hib
diberikan pada usia 18 bulan di dalam vaksin pentavalent (IDAI, 2020).
f. Vaksin pneumokokus (PCV)

PCV diberikan pada umur 2, 4, dan 6 bulan dengan booster pada umur 12-
15 bulan. Jika belum diberikan pada umur 7-12 bulan, berikan PCV 2 kali
dengan jarak 1 bulan dan booster setelah 12 bulan dengan jarak 2 bulan dari
dosis sebelumnya. (IDAI, 2020).

20
g. Vaksin rotavirus

Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali, dosis pertama mulai umur


6 minggu, dosis kedua dengan internal minimal 4 minggu, harus selesai
pada umur 24 minggu. Vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3 kali, dosis
pertama 6-12 minggu, dosis kedua dan ketiga dengan interval 4 sampai 10
minggu, harus selesai pada umur 32 minggu (IDAI, 2020).
h. Vaksin influenza
Vaksin influenza diberikan mulai umur 6 bulan, diulang setiap tahun.
(IDAI, 2020).
i. Vaksin MR/MMR

Vaksin MR / MMR pada umur 9 bulan berikan vaksin MR. Bila sampai
umur 12 bulan belum mendapat vaksin MR, dapat diberikan MMR. Umur 18
bulan berikan MR atau MMR. Umur 5-7 tahun berikan MR (dalam program
BIAS kelas 1) atau MMR (IDAI, 2020).
j. Vaksin jepanese encephalitis (JE)

Vaksin JE diberikan mulai umur 9 bulan di daerah endemis atau yang akan
bepergian ke daerah endemis. Untuk perlindungan jangka panjang dapat
berikan booster 1-2 tahun kemudian (IDAI, 2020).
k. Vaksin varisela

Vaksin varisela diberikan mulai umur 12-18 bulan. (IDAI, 2020).

l. Vaksin hepatitis A

Vaksin hepatitis A diberikan 2 dosis mulai umur 1 tahun, dosis ke-2


diberikan 6 bulan sampai 12 bulan kemudian (IDAI, 2020).
m. Vaksin tifoid

Vaksin tifoid polisakarida diberikan mulai umur 2 tahun dan diulang


setiap 3 tahun (IDAI, 2020).
n. Vaksin human papilloma virus (HPV)
Vaksin HPV diberikan pada anak perempuan umur 9-14 tahun 2 kali
dengan jarak 6-15 bulan (atau pada program BIAS kelas 5 dan 6). (IDAI,
2020).

21
o. Vaksin dengue
Vaksin dengue diberikan pada anak umur 9-16 tahun denganseropositif
dengue yang dibuktikan adanya riwayat pernah dirawat dengan diagnosis
dengue (pemeriksaan antigen NS-1 dan atau uji serologis IgM/IgG antidengue
positif) atau dibuktikan dengan pemeriksaan serologi IgG anti positif (IDAI,
2020).

2.2 Puskesmas
2.2.1 Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.11
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.11
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
(UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas
teknisoperasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit
pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan
kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan
oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Penanggungjawab Penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab
hanya sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.

22
4. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan,
tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu puskesmas,
maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan
memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).
Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung
jawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pembangunan
kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang:
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat;
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat dan
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.

2.2.2 Tujuan Puskesmas


Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang:12
1) Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran,
kemauan dankemampuan hidup sehat
2) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3) Hidup dalam lingkungan sehat, dan
4) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu,
keluarga,kelompok dan masyarakat.

2.2.3 Wewenang Puskesmas


Dalam menyelenggarakan fungsi maka Puskesmas berwenang untuk :12
1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisismasalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.

2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan


3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan

23
4) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait
5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan danupaya
kesehatan berbasis masyarakat
6) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan Pelayanan Kesehatan, dan
9) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.

2.3 Upaya Kesehatan Puskesmas


Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan dua fungsi
utama yaitu upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama.12
1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan
sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat
tingkat pertama meliputi :
a) pelayanan promosi kesehatan;
b) pelayanan kesehatan lingkungan;
c) pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
d) pelayanan gizi; dan
e) pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

2. Upaya kesehatan perseorangan (UKP)


UKP adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayana
kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan
kesehatan perseorangan.

24
Tingkatpertama meliputi :
a) Rawat jalan
b) Pelayanan gawat darurat
c) Pelayanan satu hari (one day care)
d) Home care
e) Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanankesehatan.

2.4 Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)


2.4.1 Definisi Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kerja yang terus menerus yang
meliputi pengambilan keputusan yang bersifat pokok dan penting dan
yang akan dilaksanakan secara sistematik, melakukan perkiraan dengan
menggunakan segala pengetahuan yang ada tentang masa depan,
mengorganisir secara sistematik segala upaya yang dipandang perlu
untuk melaksanakan segala keputusan yang telah ditetapkan, serta
mengukur keberhasilan dari pelaksanaan keputusan tersebut dengan
membandingkan hasil yang dicapai terhadap target yang ditetapkan
melalu pemanfaatan umpan balik yang diterima dan yang telah disusun
secara teratur dan baik.13

2.4.2 Ciri – Ciri Perencanaan


Perencanaan yang baik mempunyai beberapa ciri yang harus
diperhatikan. Ciri yang dimaksud secara sederhana dapat diuraikan
sebagai berikut : 13
1) Bagian dari sistem administrasi
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berhasil menempatkan
pekerjaan perencanaan sebagai bagian dari sistem administrasi
secara

25
keseluruhan. Sesungguhnya, perencanaan pada dasarnya merupakan
salah satu dari fungsi administrasi yang amat penting.Pekerjaan
administrasi yang tidak didukung oleh perencanaan, bukan
merupakan pekerjaan administrasi yang baik.
2) Dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang dilakukan secara terus
menerus dan berkesinambungan. Perencanaan yang dilakukan hanya
sekali bukanlah perencanaan yang dianjurkan. Ada hubungan yang
bekelanjutan antara perencanaan dengan berbagai fungsi
administrasi lain yang dikenal. Disebutkan perencanaan penting untuk
pelaksanaan, yang apabila hasilnya telah dinilai, dilanjutkan lagi
dengan perencanaan penting untuk pelaksanaan, yang apabila
hasilnya telah dinilai, dilanjutkan lagi dengan perencanaan.
3) Berorientasi pada masa depan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berorientasi pada masa
depan. Artinya, hasil dari pekerjaan perencanaan tersebut, apabila
dapat dilaksanakan, akan mendatangkan berbagai kebaikan tidak
hanya pada saat ini tapi pada masa yang akan datang.
4) Mampu menyelesaikan masalah
Suatu perencanaan yang baik adalah yang mampu menyelesaikan
berbagai masalah dan ataupun tantangan yang dihadapi. Penyelesaian
masalah dan ataupun tantangan yang dimaksudkan disini tentu harus
disesuaikan dengan kemampuan.
5) Mempunyai tujuan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang mempunyai tujuan yang
dicantumkan secara jelas. Tujuan yang dimaksudkan disini biasanya
dibedakan atas dua macam, yakni tujuan umum yang berisikan uraian
secara garis besar, serta tujuan khusus yang berisikan uraian lebih
spesifik.

26
6) Bersifat mampu kelola
Suatu perencanaan yang baik adalah yang bersifat mampu kelola,
dalam arti bersifat wajar, logis, objektif, jelas, runtun, fleksibel serta
telah disesuaikan dengan sumber daya. Perencanaan yang disusun
tidak logis serta tidak runtun, apalagi yang tidak sesuai dengan
sumber daya, bukanlah perencanaan yang baik.

2.4.3 Macam-macam Perencanaan


Perencanaan banyak macamnya. Untuk keberhasilan pekerjaan,
perencanaan, perlulah dipahami berbagai macam perencaan tersebut. Macam
perencanaan yang dimaksud adalah:13
1) Ditinjau dari jangka waktu berlakukanya rencana
a. Perencanaan jangka panjang
b. Perencanaan jangka menengah
c. Perencanaan jangka pendek
2) Ditinjau dari frekuensi penggunaan
a. Digunakan satu kali
b. Digunakan berulang kali
3) Ditinjau dari tingkatan rencana
a. Perencanaan induk
b. Perencanaan operasional
c. Perencanaan harian
4) Ditinjau dari filosofi perencanaan
a. Perencanaan memuaskan
b. Perencanaan optimal
c. Perencanaan adaptasi
5) Ditinjau dari orientasi waktu
a. Perencanaan berorientasi masa lalu-kini
b. Perencanaan berorientasi masa depan
c. Perencanaan kebijakan
6) Ditinjau dari ruang lingkup
a. Perencanaan strategic
b. Perencanaan taktis
c. Perencanaan menyeluruh
d. Perencanaan terpadu
27
2.4.4 Tujuan Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan manajemen di puskesmas dalam
menyusun perencanaan kegiatan tahunan berdasarkan fungsi dan azas
penyelenggaraannya.13
b. Tujuan Khusus
1. Tersusunnya rencana usulan kegiatan (RUK) puskesmas untuk tahun
berikurnya dalam upaya mengatasi masalah atau sebagian masalah
kesehatan masyarakat.
2. Tersusunnya rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) setelahditerimanya
alokasi sumber daya untuk kegiatan tahun berjalan dari berbagai
sumber.

2.4.5 Manfaat Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)


1. Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan secara efektif dan efisien demi mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
2. Perencanaan memudahkan pengawasan dan pertanggungjawaban.
3. Perencanaan dapat mempertimbangkan hambatan, dukungan dan potensi
yang ada.13

2.4.6 Perencanaa Tingkat Puskesmas


A. Tahap Persiapan
Tahap ini mempersiapkan staf puskesmas yang terlibat dalam proses
penyusunan perencanaan tingkat puskesmas agar memperoleh kesamaan
pandangan dan pengetahuan untuk melaksanakan tahap- tahap perencanaan.
Tahap ini dilakukan dengan cara:13
1. Kepala puskesmas membentuk tim penyusun perencanaan tingkat
puskesmas yang anggotanya terdiri dari staf puskesmas.
2. Kepala puskesmas menjelaskan tentang pedoman perencanaan tingkat
puskesmas kepada tim agar dapat memahami pedoman

28
tersebut demi keberhasilan penyusunan perencanaan tingkat
puskesmas.
3. Puskesmas mempelajari kebijakan dan pengarahan yang telah
ditetapkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan
propinsi dan departemen kesehatan.

B. Tahap Analisis Situasi


Tahap ini merupakan langkah awal proses penyusunan (rencana
operasional yang bertujuan untuk identifikasi masalah. Tahap ini
dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan
permasalahan yang dihadapi puskesmas melalui proses analisa terhadap data
yang dikumpulkan. Secara konsepsual, analisis situasi Puskesmas adalah
proses berikut kecenderungannya dan faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah tersebut, serta potensi sumber daya Puskesmas yang dapat digunakan
untuk melakukan intervensi. Analisis situasi akan menghasilkan rumusan
masalah dan berbagai faktor yang berkaitan dengan masalah kesehatan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas serta potensi sumber daya
Puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi. Langkah ini
dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis data atau fakta yang
berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
Tim yang telah disusun oleh Kepala Puskesmas melakukan
pengumpulan data. Ada 2 (dua) kelompok data yang perlu dikumpulkan
yaitu:
A. Data Umum
1. Peta wilayah kerja serta fasilitas pelayanan.
Data wilayah mencakup luas wilayah, jumlah desa/dusun/RT/RW,
jarak desa dengan puskesmas, waktu tempuh ke puskesmas. Data ini
diperoleh di kantor kelurahan/desa atau kantor kecamatan.

29
2. Data sumber daya
Data sumber daya puskesmas (termasuk puskesmas pembantudan
bidan di desa, mencakup :
a) Ketenagaan
b) Obat dan bahan habis pakai
c) Peralatan
d) Sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah (Pusat dan
Daerah), masyarakat, dan sumber lainnya
e) Sarana dan prasarana, antara lain gedung, rumah dinas,
komputer, mesin tik, meubelair, kendaraan.
3. Data peran serta masyarakat
Data ini mencakup jumlah posyandu, kader, dukun bayi dan tokoh
masyarakat.
4. Data penduduk dan sasaran program
Data penduduk dan sasaran program mencakup : jumlah penduduk
seluruhnya berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur (sesuai
sasaran program), sosio ekonomi pekerjaan, pendidikan, keluarga
miskin (persentase di tiapdesa/kelurahan). Data ini dapat diperoleh
di kantor kelurahan/desa, kantor kecamatan, dan data estimasi
sasaran di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
5. Data sekolah
Data sekolah dapat diperoleh dari dinas pendidikan setempat,
mencakup jenis sekolah yang ada, jumlah siswa, klasifikasi sekolah
UKS, jumlah dokter kecil, jumlah guru UKS dan lainnya.
6. Data kesehatan lingkungan wilayah kerja puskesmas
Data kesehatan lingkungan mencakup rumah sehat, tempat
pembuatan makanan/minuman, tempat-tempat umum, tempat
pembuangan sampah, saarana air bersih, jamban keluarga dan sistem
pembuangan air limbah.

30
B. Data Khusus (hasil penilaian kinerja puskesmas)
1. Status kesehatan terdiri dari :
• Data kematian
• Kunjungan kesakitan
• Pola penyakit yaitu 10 penyakit terbesar yang ditemukan
2. Kejadian luar biasa
3. Cakupan program pelayanan kesehatan 1 (satu) tahun terakhir di
tiap desa/kelurahan
4. Hasil survey (bila ada)

C. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) 11,12,13


1. Identifikasi Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang
dikelompokan menurut jenis program, cakupan, mutu, ketersediaan
sumber daya.
2. Prioritas Masalah
Telah disebutkan bahwa yang terpenting dalam perencanaan
adalah yang menyangkut proses perencanaan. Adapun yang dimaksud
dengan proses perencanaan disini ialah langkah - langkah yang harus
dilakukan dalam menyusun suatu rencana. Untuk bidang kesehatan,
langkah - langkah yang sering dipergunakan adalah mengikuti prinsip
lingkaran pemecahan masalah.Sebagai langkah pertama dilakukanlah
upaya menetapkan prioritas masalah. Adapun yang dimaksudkan dengan
masalah disini ialah kesenjangan antara apa yang ditemukan dengan apa
yang semestinya.
Mengingat adanya keterbatasan kemampuan mengatasi masalah
secara sekaligus, ketidaktersediaan teknologi atau adanya keterkaitan
satu masalah dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih prioritas
dengan jalan kesepakatan tim. Bila tidak dicapai kesepakatan dapat
ditembuh dengan menggunakan kriteria lain. Dalam penetapan prioritas
masalah dapat mempergunakan berbagai macam metode seperti kriteria
matriks, MCUA, Hanlon,

31
Carl, dsb. Penetapan penggunaan metode tersebut diserahkan kepada
masing-masing puskesmas.
a. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut
untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
b. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah
masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu
dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang
dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila
dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
c. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan
makin memburuk kalau dibiarkan.

Tabel 2.5 Tabel USG

Kriteria M1 M2 M3 M4
Urgency (U) 5 3 4 2
Seriousnes (S) 3 4 1 5
Growth (G) 4 1 2 3
Total (UxSxG) 60 12 8 30

1. Merumuskan Masalah
Hal ini mencakup apa masalahnya, siapa yang terkena
masalahnya, berapa besar masalahnya, dimana masalah itu terjadi dan
bila mana masalah itu terjadi (What, who, when, where dan how).

32
2. Mencari Akar Penyebab Masalah
Mencari akar masalah dapat dilakukan antara lain denganmenggunakan
metode:
- Diagram sebab akibat dari Ishikawa (disebut juga diagramtulang ikan
karena digambarkan membentuk tulang ikan)
- Pohon masalah (problem trees)

Gambar 2.1 Diagram Tulang Ikan (fishbone)

3. Pemecahan Masalah
Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan dengan
kesepakatan diantara anggota tim. Bila tidak terjadi kesepakatan dapat
digunakan kriteria matriks. Untuk itu harusdicari alternatif pemecahan
masalahnya. Langkah-langkah pemecahan masalah sebagai berikut: 13
1. Brainstorming (curah pendapat).
Dilaksanakan untuk membangkitkan ide/gagasan/pendapat tentang
suatu topik atau masalah tertentu dari setiap anggota tim dalam
periode waktu yang singkat dan bebas dari kritik.

33
2. Kesepakatan di antara anggota tim, berdasarkan hasil daricurah
pendapat (brainstorming).
3. Bila tidak terjadi kesepakatan, digunakan metode Tabel cara
pemecahan masalah.
2.4.7 Program Imunisasi di Puskesmas Kertapati
Program imunisasi yang terdapat di Puskesmas Kertapati Kota
Palembang yaitu :
a. MR
b. DPT
c. DT
d. TD
e. Campak
Imunisasi-imunisasi ini dilakukan setiap hari Rabu oleh koordinator
imunisasi (korim) Puskesmas Kertapati KotaPalembang.

34
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KERTAPATI

Puskesmas Kertapati terletak di Jalan Abikusno Cokrosuyoso Nomor 335


Kelurahan Kemang Agung Kecamatan Kertapati Kota Palembang. Puskesmas
Kertapati adalah Puskesmas yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah sejak Tahun 2014 (Puskesmas BLUD). Tahun 2015
Puskesmas Kertapati mendapat sertifikasi mutu ISO 9001:2008 dan Tahun 2016
Puskesmas Kertapati telah ter Akreditasi dengan hasil MADYA, selanjutnya pada
Tahun 2019 dilakukan survey re-Akreditasi dengan hasil UTAMA.

A. SEJARAH KEPEMILIKAN PUSKESMAS KERTAPATI

Puskesmas Kertapati dahulunya adalah sebuah balai pengobatan rakyat yang


dikelola oleh pemerintah Kota Madya Palembang. Adapun tanah yang ditempati
bangunan tersebut adalah hibah dari PT. Kereta Api Persero. Sejak tahun 1971,
Balai Pengobatan ini berubah menjadi Puskesmas Non Inpres dengan nama
Puskesmas Kertapati yang membawahi wilayah Kelurahan Kertapati dan
pengelolaannya di bawah pengawasan Dinas Kesehatan Kota Palembang.

B. LETAK GEOGRAFI

Puskesmas Kertapati terletak di Jl. Abikusno Cokrosuyoso RT 07 RW 02 No.


335 Kelurahan Kemang Agung, Kecamatan Kertapati. Letak Puskesmas ini ± 300
meter dari jalan raya Jl. Ki Merogan. Lokasinya relatif mudah dijangkau oleh
masyarakat menggunakan roda dua dan roda empat. Wilayah kerja Puskesmas
Kertapati meliputi 3 kelurahan yaitu Kelurahan Kertapati, Kemas Rindo dan
Kelurahan Ogan Baru, dengan total luas wilayah kerjanya ± 491,8 Ha.

Tabel 1. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Kertapati


No Nama Kelurahan Luas Wilayah
1 Kelurahan Kertapati 96 Ha
2 Kelurahan Kemas Rindo 277,8 Ha
3 Kelurahan Ogan Baru 118 Ha
T o t a l35 491,8 Ha
Wilayah Kerja Puskesmas Kertapati berbatasan dengan :
• Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Ogan
• Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Musi
• Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Buaya
• Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Kemang Agung

Kondisi geografi wilayah kerjanya terdiri dari dataran rendah dan rawa-rawa.

C. KEADAAN DEMOGRAFI

Total jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Kertapati adalah 48.870


jiwa. Berdasarkan keadaan sosial ekonominya, mata pencaharian penduduk
ketiga kelurahan diantaranya :
• Buruh Kasar
• Pegawai Negeri
• Pedagang
• Pensiunan
• Pengrajin

D. FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN


Puskesmas Kertapati menyelenggarakan UKM tingkat pertama dan UKP
tingkat pertama yang dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan.
UKM tingkat pertama meliputi UKM esensial yaitu:
1. Pelayanan Promosi Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3. Pelayanan Kesehatan Keluarga
4. Pelayanan Gizi Masyarakat
5. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Sedangkan UKM pengembangan yang dikembangkan di Puskesmas
Kertapati adalah:
1. Pelayanan Kesehatan Lansia
2. Pelayanan Kesehatan Remaja
3. Pelayanan Kesehatan Jiwa

36
4. Pelayanan Kesehatan Kerja
5. Pelayanan Kesehatan Olahraga
6. Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah (UKS dan UKGS)
7. Pelayanan Kesehatan Haji
Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah kerjanya, Puskesmas
Kertapati melakukan kegiatan-kegiatan ke lapangan dan melakukan
pemberdayaan masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut diantara nya adalah
Posyandu Balita di 24 Posyandu, Posyandu Lansia di 3 Posyandu, Posyandu
Remaja di 3 Posyandu, Posbindu dan Skrining Risiko Penyakit Tidak Menular
di kelompok masyarakat. Skrining dan pemeriksaan berkala di sekolah 16
SD/MI, 7 SMP dan 6 SMA, UKK di 2 pos UKK serta melakukan kunjungan
rumah untuk mengintegrasikan program Kesehatan yang dilaksanakan dengan
pendekatan keluarga.

Disamping itu Puskesmas Kertapati juga melakukan pelayanan UKP di


dalam gedung yang difasilitasi dengan adanya ruang dan peralatan yang
memadai, tenaga Kesehatan yang kompeten dan standar operasional prosedur
pelayanan yang telah ditetapkan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan.
Pelayanan UKP yang disediakan di Puskesmas Kertapati ini adalah sebagai
berikut :
1. Klinik Kesehatan Ibu dan Keluarga Berencana
Kegiatan yang dilakukan di klinik ini meliputi pelayanan kesehatan
terpadu dengan sasaran Ibu Hamil (Bumil), Ibu Bersalin (Bufas) dan Ibu
Menyusui (Busui) serta Wanita Usia Subur. Pelayanan yang diberikan
meliputi pelayanan antenatal, pemantauan bumil KEK dan anemia,
pelayanan KB (pil, suntik, implant, IUD, kondom), skrining kanker
payudara dan leher rahim (pemeriksaan SADANIS dan IVA), konseling
remaja dan calon pengantin (skrining layak hamil), imunisasi TT caten,
serta pemeriksaan dan konseling ginekologi lainnya. Seluruh pelayanan
dilakukan oleh bidan yang memiliki kompetensi dan sesuai standar
operasional prosedur.

37
2. Klinik Kesehatan Umum dan Lansia
Klinik ini memberikan pelayanan Kesehatan terpadu bagi pasien
dewasa usia 15 tahun keatas dan lansia. Pelayanan Kesehatan yang
diberikan meliputi skrining terpadu Penyakit Tidak Menular, Pengobatan
dan Konseling. Skrining Penyakit Tidak Menular yang dilakukan adalah
skrining penyakit HT, DM, obesitas, kebugaran, indera penglihatan,
Kesehatan jiwa dan skrining geriatric. Disamping itu dilakukan skrining
penggunaan napza dan HIV pada kelompok berisiko. Pelayanan pengobatan
penyakit menular di integrasikan dengan kegiatan surveilans epidemiologi
dan konseling Kesehatan lingkungan. Seluruh pelayanan dilakukan oleh
Dokter dan ParaMedis yang memiliki kompetensi dan sesuai standar
operasional prosedur.

3. Klinik Kesehatan Anak dan Imunisasi

Klinik Kesehatan anak dan imunisasi ini memberikan pelayanan Kesehatan


terpadu bagi bayi, balita, anak dan remaja sampai usia 15 tahun. Pada bayi
baru lahir diberikan pelayanan neonatal esensial serta dilakukan skrining
Hipotiroid Kongenital dan skrining Penyakit Jantung Bawaan. Pelayanan
yang dilakukan bagi bayi dan balita meliputi pemantauan tumbuh kembang,
imunisasi dasar lengkap, pemberian vitamin A dan obat cacing. Pengobatan
bayi dan balita sakit dilakukan dengan pendekatan MTBM dan MTBS.
Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada anak dan remaja secara
terpadu adalah skrining penyakit menular dan tidak menular serta
pencegahan anemia. Seluruh pelayanan dilakukan oleh Dokter dan
ParaMedis yang memiliki kompetensi dan sesuai standar operasional
prosedur.

38
4. Klinik Kesehatan Gigi dan Mulut
Klinik ini melayani konsultasi, pengobatan dan perawatan gigi
meliputi pencabutan dan penembalan gigi serta melayani rujukan apabila
terdapat kasus yang tidak bisa ditangani di Puskesmas. Pelayanan dilakukan
oleh Dokter Gigi yang kompeten dibantu oleh para perawat gigi yang
kompeten sesuai standar operasional prosedur.

5. Klinik Pngobatan TB
Klinik ini menyediakan pelayanan dan pengobatan terhadap terduga
/penderita TB Paru. Pelayanan dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten
dalam pengawasan dokter yang kompeten sesuai standar operasional
prosedur. Klinik ini juga menerima rujukan pemeriksaan dan pengobatan
dari jejaring pelayanan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kertapati.

6. Klinik Konseling

Klinik ini melayani konseling:


a. Gizi
Konseling Gizi diberikan untuk pasien dari rujukan klinik dalam
gedung ataupun rujukan dari kegiatan luar gedung. Konseling berupa
edukasi dan pendampingan ASI ekslusif, penanganan balita weight
faltering, wasting dan stunting, serta edukasi gizi pada penyakit tidak
menular seperti hipertensi, DM dan dislipidemia. Konseling diberikan
oleh Nutrisionis yang kompeten sesuai standar operasional prosedur.

b. Konseling Sanitasi (Kesehatan Lingkungan)


Konseling Sanitasi diberikan untuk kasus penyakit menular yang
diakibatkan oleh lingkungan yang tidak sehat. Konseling berupa edukasi
Higiene Perorangan, Rumah Sehat, Jamban Sehat, Sarana Air Bersih,
Pengelolaan Makanan dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Konseling diberikan oleh Sanitarian yang kompeten sesuai standar
operasional prosedur.

39
c. Promosi Kesehatan
Penyuluhan/promosi kesehatan dilakukan pada perorangan
ataupun perkelompok. Pelayanan ini diberikan oleh Tenaga Promkes
yang kompeten sesuai standar operasional prosedur.

7. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang tersedia di Puskesmas Kertapati
meliputi pemeriksaan Hematologi Rutin (Hb, Leukosit, Trombosit, Diff
Count, Laju Endap Darah), Kimia Darah (Glukosa, Kolesterol, Asam Urat),
Urinalisa 6 parameter, Sputum BTA, Mantoux Test, Test Kehamilan,
Protein Urine, Glukosa Urine, Imunoserologi (HIV, Sifilis, HbsAg, HCV,
RPR, Leptospirosis, Dengue IgM/IgG, Widal), Skrining NAPZA 3
parameter dan Golongan Darah. Pemeriksaan dilakukan oleh Tenaga Analis
Laboratorium Kesehatan yang kompeten sesuai standar operasional
prosedur.

8. Klinik VCT dan PDP


Di klinik ini dilayani pemeriksaan bagi pasien yang bereriko terinfeksi
HIV-AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual lainnya. Apabila
ditemukan kasus dari hasil pemeriksaan yang reaktif maka puskesmas
melakukan penanganan konseling dan dukungan pengobatan selanjutntya.
Pelayanan diberikan oleh Dokter dan ParaMedis yang kompeten dan terlatih
sesuai standar operasional prosedur.

9. Klinik IPWL
Di klinik ini dilayani pengobatan bagi pasien yang mengalami
ketergantungan dengan NAPZA dan bersedia menjalani proses rehabilitasi.
Pelayanan diberikan oleh Dokter dan ParaMedis yang kompeten dan terlatih
sesuai standar operasional prosedur.

40
10. Farmasi
Pelayanan farmasi di Puskesmas Kertapati meliputi kegiatan
dispensing obat dan pelayanan informasi obat (PIO) yang di lakukan oleh
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian yang kompeten sesuai standar
operasional prosedur.

11. Informasi, Pendaftaran dan Rekam Medik


Unit Informasi, Pendafataran dan Rekam Medik adalah unit yang
memberikan informasi pelayanan, pendafataran pasien dan pencatatan
rekam medik. Pasien yang datang akan dibantu pada saat akan mendaftar
untuk mendapatkan pelayanan di Puskesmas Kertapati, selain itu akan
dijelaskan tentang hak dan kewajiban pasien serta memberikan informasi
lainnya yang dibutuhkan.

12. Ruang Tindakan


Pelayanan gawat darurat dan tindakan bedah minor dapat dilakukan
di Puskesmas Kertapati seperti perawatan luka, jahit luka, angkat jahitan,
ganti verband, pemasangan infus, pemasangan kateter, pemasangan NGT,
nebulisasi dan sirkumsisi. Pelayanan gawat darurat yang memerlukan
rujukan lanjutan akan dilakukan melalui Sistem Rujukan Terintegrasi
(SISRUTE) ke RS. Pelayanan dilakukan oleh Dokter dan ParaMedis yang
memiliki kompetensi dan sesuai standar operasional prosedur dengan
menerapkan prinsip PPI dan Keselamatan Pasien.

E. JADWAL PELAYANAN
1. Senin-Kamis : 07.30-14.00 WIB
2. Jumat : 07.30-13.00 WIB
3. Sabtu : 07.30-13.30 WIB

F. VISI, MISI, MOTTO, TATA NILAI DAN KEBIJAKAN MUTU


Untuk menunjang keberhasilan Puskesmas Kertapati dalam rangka
pelayanan kesehatan pada masyarakat, maka seluruh kegiatan harus
berpedoman pada Visi, Misi, Kebijakan Mutu, dan Nilai Puskesmas kertapati

41
serta pelaksanaannya harus berpedoman pada Standar Pelayanan yang telah
dibakukan.

1. Visi
• Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Menuju Masyarakat
Wilayah Kerja Puskesmas Kertapati Sehat pada Tahun 2028.
2. Misi

• Memberikan pelayanan Kesehatan yang bermutu dengan


mengutamakan keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan
• Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sarana prasarana
penunjang
• Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat melalui
pemberdayaan dan kemitraan
3. Motto
To Care, To Cure, To Share
4. Tata Nilai : K R E A T I F

K = Komunikatif : Berkomunikasi secara efektif dan informatif


R = Ramah : Menjaga kesopanan dan memberikan kenyamanan
E = Empati : Memahami dan Peduli dengan kebutuhan pelanggan
A = Adaptif : Cepat menyesuaikan diri dan bertindak proaktif
T = Terampil : Tanggap dan Cekatan dalam memberikan pelayanan
I = Inovatif : Menggali ide baru untuk meningkatkan kualitas kinerja dan
pelayanan
F = Professional : Bekerja sesuai standar dan Bertanggung jawab
5. Kebijakan Mutu
“Kami Pimpinan dan seluruh staf Puskesmas Kertapati bertekad
memberikan pelayanan kesehatan bermutu yang berorientasi pada
pelanggan, memastikan keselamatan pasien, efektif, efisien, tepat waktu,
adil dan terintegrasi menuju masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat”.

42
G. KETENAGAAN
Puskesmas Kertapati dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas yang sejak
11 November 2021 dijabat oleh dr. Yetti Armagustini, MKM. Tenaga
Kesehatan dan Non Kesehatan yang ada saat ini adalah 2 orang dokter umum,
1 orang dokter gigi, 10 orang perawat, 2 orang perawat gigi, 1 Analis
Kesehatan, 16 orang bidan, 1 orang asisten apoteker, 2 orang petugas gizi, 3
orang petugas Tata Usaha, 4 orang SKM, 2 orang kesling, 2 orang tenaga
laboratorium, 1 orang tenaga Akuntan, 4 orang Tenaga administrasi dan 3
orang petugas keamanan. Puskesmas Kertapati selalu memberikan kesempatan
kepada seluruh staf untuk melakukan pendidikan dan pelatihan guna
meningkatkan kompetensi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan
keterampilan sumber daya manusia yang ada di Puskesmas Kertapati.

H. STRUKTUR ORGANISASI
Secara garis besar Puskesmas Kertapati dibagi atas beberapa unit kerja yang
bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas secara langsung dan
pelaksanaan kegiatannya disesuaikan dengan program kerjanya masing-
masing yang disusun setiap tahun di bawah tanggung jawab pemegang
program.

43
44
3.1 Penilaian Kinerja Puskesmas
Penilaian kinerja Puskesmas merupakan instrument / tools untuk
menilai pelaksanaan proses manajemen Puskesmas secara keseluhan.
Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu proses yang obyektif dan
sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan
informasi untuk menentukan seberapa efektif dan efisien pelayanan
Puskesmas disediakan, serta sasaran yang dicapai sebagai penilaian hasil
kerja/prestasi Puskesmas.
Tabel 3.5. Capaian Mutu Program Kerja Puskesmas

NO. PROGRAM INDIKATO TARGE CAPAIA KETERANG


R T N AN
PROGRA
M
1 Jumlah kelompok
yang
100% 100,0% Tercapai
dilakukan
penyuluhan
Cakupan kader
yang dilaksanakan
100% 100% Tercapai
Pelayana orientasi Promosi
n Kesehatan
Persentase
Promosi kelurahan 100% 100% Tercapai
Kesehata yang
n dilakukan
MMD
2 Pelayanan Persentase
80% 78,26% Tidak Tercapai
Kesehatan Rumah Sehat
Lingkung Presentase
an Tempat
84% 79,17% Tidak Tercapai
Pengolahan
Makanan yang
Memenuhi Syarat

45
Pengawasan dan
Pembinaan 84% 75,38% Tidak Tercapai
Tempat-
Tempat Umum
Persentase
penyehatan
94% 95% Tercapai
kualitas sarana air
bersih
yang diperiksa
Cakupan Angka
95% 100,0% Tercapai
bebas Jentik
Rumah
yang diperiksa

46
3 Pelayanan Cakupan
Kesehatan Ibu kunjungan 100% 100,0% Tercapai
pertama ibu
hamil (K1)
Cakupan
kunjungan 100% 100% Tercapai
lengkap ibu
hamil (K4)
Cakupan pelayanan
100% 100,0% Tercapai
persalinan di
Faskes
Cakupan
penanganan
100% 100,0% Tercapai
ibu hamil
dengan
komplikasi obstetri
Cakupan
pelayanan 100% 77,0% Tidak tercapai
nifas (KF1)
Cakupan
pelayanan 98% 70,9% Tidak tercapai
nifas (KF3)
Pelayanan Cakupan4.
pelayanan
Kesehatan 100% 102,0% Tercapai
kesehatan bayi
Anak
baru lahir
Cakupan pelayanan
100% 104,6% Tercapai
kesehatan balita
Cakupan
penanganan 85% 100,0% Tercapai
komplikasi
neonatus
Cakupan
kunjungan 100% 100,2% Tercapai
apras

47
Pelayana Presentase
n imunisasi
92,5% 70,5% Tidak tercapai
Imunisas dasar
i lengkap
Pelayanan KB Cakupan peserta
KB aktif 78% 79,48% Tercapai

Pelayanan Persentase
5.
100% 89,16% Tercapai
Kesehatan pelayanan usia
Lansia lanjut
Pelayanan Cakupan
Gizi
pelayanan
100% 99,3% Tidak tercapai
balita
(D/S)
Cakupan pelayanan 100% 96,0% Tercapai
balita (N/D)

Cakupan balita Tidak ditemukan


balita gizi buruk
gizi buruk
100%
mendapat
perawatan
Cakupan balita
usia 6-24 bulan
dari keluarga
100% 100% Cakupan tercapai
miskin dengan
gizi kurang yang
mendapat
makanan
tambahan
(MP ASI/PMT)
Cakupan ASI 95% 73% Tidak tercapai
eksklusif

48
4. Pelayanan Cakupan
Gizi
pelayanan
100% 99,3% Tidak tercapai
balita
(D/S)
Cakupan bumil 100% 100% Tercapai
mendapat Fe 90

Cakupan vitamin A 100% 100% Tercapai


Bufas

Cakupan vitamin A 100% 90,44% Tidak tercapai


bayi

Cakupan vitamin A 100% 90,59% Tercapai


balita

Persentase balita Cakupan


tercapai
stunting
<14% 0,000 bulan
DESEMBER

5. Pelayanan Presentase
Pencegahan
pelayanan
dan
Pengendalian kesehatan orang 100% 99,1% Tidak tercapai
Penyakit
dengan resiko
Menular
terinfeksi HIV
Capaian pasien
terduga TB sesuai
100% 99,5% Tidak tercapai
standar

Cakupan
penemuan
dan pengobatan 100% 82,7% Tidak tercapai
penderita TB

49
Succes
rate/semua
90% 84,8% Tidak tercapai
kasus TB yang
sembuh dan
pengobatan
lengkap
Cakupan pasien Cakupan
diare yang 100% 100%
tercapai bulan
ditangani
DESEMBER
Cakupan angka
bebas jentik 95% 100,0% Tercapai
Rumah yang
diperiksa
Presentase
penderita
pendapat 100% 78,97% Belum tercapai
pelayanan
kesehatan sesuai
standar
6. Pelayanan Persentase
Pencegahan
penderita diabetes
dan
Pengendalian melitus (DM) 100% 100% Tercapai
Penyakit
mendapat
Tidak
Menular pelayanan
kesehatan sesuai
standar
Setiap warga
negara indonesia
usia 15 sd 59 100% 95,60% Tercapai
tahun
mendapatkan
skrinning
kesehatan
sesuai standar
Persentase
50% 100% Tercapai
kawasan tanpa
rokok

50
7 Pelayanan Persentase
Kesehatan
penderita orang
Jiwa
dengan gangguan
100% 100,0% Tercapai
jiwa (ODGJ)
berat mendapat
pelayanan
kesehatan sesuai
standar
8 Pelayanan Pembinaan
Kesehatan 100% 100% Tercapai
kesehatan gigi di
Gigi
Masyarakat posyandu
9 Pelayanan Cakupan
Pengobatan posyandu
100% Tercapai
Tradisional, yang 40%
Komplement dilakukan
er pembinaan
,dan TOGA
Alternatif
10 Pelayanan Deteksi dini
Kesehatan kegiatan indra di
100% 24,7% Tidak tercapai
Indra Posbindu
11 Pelayanan pemeriksaan
Kesehatan 100% 100% Tercapai
kebugaran
Olahraga
karyawan
puskesmas
Pembinaan
kesehatan 100% 100% Tercapai
olahraga

12 Pelayanan Persentase Pos


100% 100% Tercapai
Kesehatan UKK di wilayah
Kerja Puskesmas

51
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Masalah


Masalah merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang
dikelompokkan menurut jenis program, cakupan, mutu dan ketersediaan
sumber daya. Berdasarkan dari pencapaian cakupan-cakupan program di
Puskesmas Kertapati ada beberapa upaya program kesehatan yang belum
mencapai target yang merupakan sebuah masalah dimana apabila tidak
ditindaklanjuti akan berdampak pada kesehatan masyarakat di lingkungan
tersebut, sehingga perlumengidentifikasi beberapa masalah cakupan-cakupan
program tersebut seperti:

Tabel 4.1 Masalah-Masalah Upaya Program Kesehatan


Yang Belum Mencapai Target
No Masala Target Pencapaian Kesenjanga
h n
Target
1 Pelayanan Imunisasi 92,5% 70,5% 22,00%
2 Penderita Hipertensi 100% 78,97% 21,03%
mendapat pelayanan
kesehatan
sesuai standar
3 Cakupan penemuan 100% 82,7% 17,3%
dan pengobatan TB

52
Berdasarkan pembahasan di atas, harus ditetapkan satu prioritas
masalah yaitu dengan menggunakan metode USG yang menggunakan
pertimbangan beberapa aspek yaitu:
a. Urgency berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak suatu masalah
untuk diselesaikan maka semakin tinggi urgensi masalah tersebut.
b. Seriousness berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut
terhadap organisasi. Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian
bagi organisasi seperti dampaknya terhadap produktivitas, keselamatan
jiwa manusia, sumberdaya atau sumber dana. Semakin tinggi dampak
masalah tersebut terhadap organisasi maka semakin serius masalah
tersebut.
c. Growth berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat
berkembang masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat
pertumbuhannya. Suatu masalah yang cepat berkembang tentunya
makin prioritas untuk diatasi permasalahan tersebut.

Masalah yang mempunyai total angka tertinggi dari hasil penjumlahan


akan menjadi prioritas masalah.
Tabel 4.2 Matriks Penentuan Prioritas Masalah

No MASALAH Urgenc Seriousness Growth Total


y
(U) (S) (G)
1. Pelayanan Imunisasi 4 5 3 60

2. Penderita Hipertensi 4 3 4 48
mendapat pelayanan
kesehatan
sesuai standar
3. Cakupan penemuan dan 4 3 3 36
pengobatan penderita TB

53
Keterangan:
1: sangat kecil 4: besar
2: kecil 5: sangat besar
3: sedang
Berdasarkan matriks penentuan prioritas masalah di atas, yang
menjadi prioritas masalah adalah Cakupan pelayanan imunisasi balita
di Puskesmas Kertapati. Berdasarkan matriks USG di atas yang
menjadi prioritas masalah adalah pelayanan imunisasi balita di
Puskesmas Kertapati. Masalah tersebut menjadi prioritas karena
apabila tidak ditindaklanjuti, maka akan menimbulkan berbagai
penyakit infeksi yang menular dan berbahaya terutama pada bayi
dan balita, sehingga akan meningkatkan angka mortalitas dan
morbiditas.
4.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah menggunakan metode 4W+1H (What, Who,
When, Where,dan How), yang mencakup apa masalahnya, siapa yang
terkena masalahnya,berapa besar masalahnya, dimana masalah itu
terjadi dan bagaimana masalah itu terjadi.
Tabel 4.3. Perumusan Masalah

Rumusa
What Who When Where How
n
Masalah
Pelayanan Pelayanan Balita Tahun Wilayah Angka cakupan
imunisasi masih imunisasi 2022 kerja pelayanan
rendah Puskesms imunisasi pada
Kertapati balita sesuai
standar tidak
mencapai target
yaitu 70,5% dari
target 100%

54
Jadi, rumusan masalah pada kasus adalah cakupan pelayanan
imunisasi yang ditangani pada Tahun 2022 di Puskesmas Kertapati Kota
Palembang tidak mencapai target yaitu 70,5% dari 92,5%.

55
4.3 Akar Penyebab Masalah Berdasarkan Metode Fishbone

MANUSIA METODE

Orang tua menjadi trauma karena saat


imunisasi pertama anak demam Orang tua takut dengan efek Penyuluhan mengenai pentingnya
imunisasi kurang efektif
samping yang ditimbulkan
setelah imunisasi

Penyuluhan mengenai
Anak demam saat waktunya efek samping imunisasi
imunisasi kurang efektif Cakupan
Pelayanan
imunisasi sesuai
Belum ada pengadaan standar yaitu
media promosi belum ada Tingginya isu 59,53% dari
(media sosial, leaflet dan mengenai 92,5%
brosur) Dana untuk media efek samping Dukungan
Layanan imunisasi pada promosi dan imunisasi
penyuluhan kurang keluarga
saat jam kerja orang tua memadai untuk
mengikuti
SARANA DANA posyandu
LINGKUNGAN
kurang
Tabel 4.5 Alternatif Pemecahan Masalah

NO Identifikas Analisis Penyebab Analisis


i Penyelesaian
Masalah Masalah
1 Man • Orang tua menjadi • Mengadakan pelatihan
trauma karena saat mengenai imunisasi bagi para
imunisasi pertama anak kader imunisasi di posyandu
demam. • Koordinasi jadwal kegiatan
• Anak demam saat dengan Lintassektor ikut
waktunya imunisasi terlibat kegiatan gotong
• Orang tua takut royong dengan memberikan
dengan efek samping pelayanan kesehatan
yang ditimbulkan • Menggerakkan kader
setelah posyandu untuk bekerjasama
dilakukan imunisasi dalam penyampaian
informasi terkait kegiatan
imunisasi
2 Money • Dana untuk media • Melakukan
promosi dan pembagian anggaran khusus
penyuluhan kurang untukprogram
memadai imunisasi
3 Material • Belum ada pengadaan • Pembuatan pamflet, poster atau
media informasi brosur yang interaktifdan
(media sosial,leaflet, menarik
poster, banner)
• Layanan imunisasi
pada saat jam kerja
orang tua
4 Method • Metode penyuluhan • Pembuatan video edukasi
kurang efektif dan mengenai imunisasi balita
inovatif yang interaktif dan menarik
• Penyuluhan mengenai • Meningkatkan
efek samping imunisasi pelaksanaan programi
kurang efektif munisasi balita di
posyandu maupun di
puskesmas

5 Environment • Tingginya isu mengenai • Membuat jadwal agenda


efek samping imunisasi khusus untuk pelayanan home
• Dukungan keluarga care oleh tenaga kesehatan
untuk mengikuti • Melakukan edukasi kepada
posyandu kurang orangtua khususnya ibu
mengenai imunisasi dasar
dimulai saat hamil, ibu
bersalin dan ibu yang
memiliki anak balita
4.3 Penentuan Prioritas Penyebab Masalah
Berdasarkan pembahasan diatas, harus ditetapkan satu prioritas masalah yaitu
dengan metode skoring. Metode skoring adalah salah satu teknik yang digunakan
untuk membantu pengambilan keputusan dari berbagai pilihan untuk menentukan
prioritas penyebab masalah, dan kegiatan dengan menggunakan beberapa kriteria
yang telah disepakati sebagai berikut:
- Besarnya penyebab masalah adalah kesenjangan antara target dengan cakupan
pencapaian, makin besar kesenjangan maka makin buruk kinerjanya dan
semakin tinggi skor yang diberikan.
- Kepentingan (importance) adalah gambaran seberapa jauh pelayanan dianggap
penting untuk ditanggulangi. Kepentingan dapat dinilai dari beberapa hal,
misalnya ada hubungan langsung/tidak langsung. Semakin penting penyebab
masalah semakin tinggi prioritas atau angka. Apabila satu penyebab masalah
diselesaikan maka akan sekaligus bisa menyelesaikan beberapa masalah lainnya.
Makin banyak penyebab masalah yang dapat diselesaikan, maka penyebab
masalah tersebut tergolong penting dan mendapat skor lebih tinggi.
- Kemudahan/kelayakan (feasibility) adalah seberapa jauh masalah pelayanan
dapat ditanggulangi. Kemudahan dapat dinilai dari tersedianya sarana,
prasarana, SDM, metoda, teknologi, dana, dan lain-lain. Makin sedikit
sumberdaya yang dibutuhkan, maka makin tinggi nilai yang diberikan.

- Dukungan untuk perubahan (support of change) adalah besarnya dukungandari


stakeholder (Pemda, LSM, institusi terkait, masyarakat, tokohmasyarakat, dan
lain-lain). Dukungan dapat berupa kebijakan, dana, dan keterlibatan. Makin
banyak dukungan yang didapat untuk suatu masalah, maka makin tinggi skor
yang diberikan.
- Risiko (risk if nothing is done) adalah besarnya risiko apabila masalah suatu
penyebab masalah tidak segera ditangani. Semakin besar risikonya, maka
semakin tinggi angkanya.
Sepakati nilai yang akan diberikan untuk masing-masing krteria. Misalnya 1=
tidak penting, 2= kurang penting, 3= penting, 4= sangat penting. Nilai akhir didapat
dari perkalian nilai kriteria.
Tabel 11. Penentuan Prioritas Penyebab
Masalah
Penyebab Besaran Kemudahan Dukungan Risiko Nilai
Masalah
Penyebab Kepentingan Kelayakan untuk bila tak akhir/
Masalah perubahan ditangani peringkat
Manusia
Orangtua menjadi 4 4 3 4 4
trauma karena saat 768 (II)
imunisasi pertama
anak demam

Anak demam saat


waktunya
imunisasi 3 2 2 144
4 3
(VII)

Orang tua takut


dengan efek
samping yang 4 4 4 4 4 1.024 (I)
ditimbulkan
setelah dilakukan
imunisasi
Metode
Metode
penyuluhan 4 4 3 4 3 576 (II)
kurang efektif
dan inovatif
Penyuluhan
mengenai efek
4 3 3 4 3
samping
432 (IV)
imunisasi
kurang efektif

Sarana
4 3 4 3 2
Belum ada
288 (VI)
pengadaan media
informasi
(leaflet,
poster, banner)

Layanan
imunisasi 2 3
2 3 2 72 (VIII)
pada saat
jam kerja
orang tua

Dana
Dana untuk
media promosi
2 2 2 2 2 32 (IX)
dan penyuluhan
kurang
memadai
Lingkungan
Tingginya isu 4 3 3 3 3 324 (V)
mengenai efek
samping
imunisasi
Dukungan
2 3 2 3 3 108 (V)
keluarga
untuk
mengikuti
posyandu
kurang

Keterangan:
Nilai 1: Tidak penting, nilai 2: Kurang penting, nilai 3: Penting, nilai 4:
Sangat penting. Nilai akhir didapat dari perkalian nilai kriteria masalah yang
mempunyai total angka tertinggi dari hasil penjumlahan yang akan menjadi
prioritas masalah. Dari akar penyebab masalah di atas, yang menjadi prioritas
masalah adalah Kurangnya pengetahuan petugas imunisasi dan kader
mengenai pentingnya Imunisasi pada bayi dan balita.
4.3 Alternatif Penyelesaian Masalah
Pada sesi ini ditentukan pula prioritas dari berbagai kegiatan yang
telah ditetapkan sehingga kegiatan dapat dikurangi sesuai prioritasnya apabila
anggaran untuk program terbatas. Kriteria yang digunakan untuk pemilihan
prioritas kegiatanadalah sebagai berikut:
• Konsistensi
Bila kegiatan terpilih sesuai dengan strategi nasional dan rencana
kerja kabupaten/kota yang sudah ada. Makin sesuai dengan
strategi/rencana kerja yang ada, maka makin tinggi skornya.
• Evidence Based

Bila kegiatan dipilih termasuk dalam rangkaian kegiatan atau


intervensiyang telah terbukti efektif (evidence based) nilainya makin
tinggi dibandingkan dengan kegiatan yang belum ada bukti.
• Penerimaan

Kegiatan dapat diterima oleh semua institusi terkait termasuk


masyarakat setempat. Makin mudah diterima, maka makin tinggi
skor/nilainya.
• Mampu Laksana

Kegiatan yang dapat dilaksanakan berdasarkan kondisi setempat,


fasilitas, sumber daya manusia dan infrastruktur yang dibutuhkan
tersedia atau bisa didapat, termasuk pembiayaan. Makin mudah
disediakan, makin tinggi nilainya.
Sepakati nilai yang akan diberikan untuk masing-masing kriteria.
Misalnya 1= tidak penting, 2=kurang penting, 3=penting, 4=sangat penting.
Nilai akhir didapat dari perkalian nilai kriteria.
12. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah

Alternatif Evidence Penerimaan Mampu Total


Pemecahan Based Laksana Nilai
No. Kegiatan Konsistensi
Masalah
1. Orang tua takut Mengadakan 3 4 4 4 192 (I)
dengan efek samping pelatihan
yang ditimbulkan mengenai
setelah dilakukan
imunisasi
imunisasi
bagi para
kader
imunisasi di
posyandu
2. Orang tua menjadi Melakukan 144 (II)
trauma karena saat penyuluhan 4 3 3 4
imunisasi pertama di
anak demam
masyarakat
sekitar
puskesmas

Dari tabel tersebut untuk penyelesaian masalah terpilih adalah


m e ngadakan pelatihan mengenai imunisasi bagi para kader imunisasi di posyandu.

65
Tabel 4.6 Rencana Usulan Kegiatan

Kebutuhan Sumber Daya Indikator Sumber


Kegiatan Tujuan Sasaran Target Keberhasilan Pembiayaan
Dana Alat Tenaga

Melakukan Diharapkan dengan adanya Petugas 30 orang Puskesmas Mic, Tenaga Peningkatan cakupan Sumber
Pelatihan pelatihan ini membantu kesehatan laptop, ahli dari pelayanan imunisasi. dana:
mengenai pihak Puskesmas dalam dan kader brosur/ dinas kota BOK
imunisasi peningkatkan cakupan Puskesmas leaflet/ bagian Rincian
dasar pelayanan imunisasi. Kertapati poster, penyakit dana:

snack, menular. Uang tenaga


ATK ahli
Rp.1.000.000,-
ATK Rp.
500.000,-
Uang Pulsa
50.000 x 30
= 1.500.000

66
Melakukan 1. Meningkatkan pengetahuan Orangtua Seluruh Puskesmas Kamera, Petugas Peningkatan cakupan Sumber
pembuatan tentang imunisasi dasar dan anak usia orangtua mic, Kesehatan pelayanan imunisasi. dana: BOK
video edukasi dampak apabila tidak <1 tahun anakusia laptop, di bagian Rincian
mengenai dilaksanakannya imunisasi dan ibu <1 tahun handpho program dana:
pentingnya dasar secara lengkap pada hamil ne, penyakit Pembuatan
imunisasi anak. poster menular Video
dasar, serta 2. Meningkatkan pengetahuan dan Edukasi Rp
membagikan tentang jenis imunisasi leaflet 500.000,-
video dasar dan waktu pemberian Kuota
internet
Melalui media imunisasi pada anak
Rp 100.000,-
sosial
Melakukan Meningkatkan pengetahuan Orangtua Anak usia Puskesmas Laptop, Petugas Peningkatan cakupan Sumberdana:
<1 tahun
pembuatan tentang imunisasi dasar dan anak usia ATK puskesmas pelayanan imunisasi. BOK
di wilayah
leaflet/brosur/p dampak apabila tidak <1 tahun kerja Rinciandana:
Puskesm
oster yang dilaksanakannya imunisasi dan ibu ATK Rp
as
interaktif dan dasar secara lengkap pada hamil Kertapati 250.000,-
menarik anak. Kuota
Internet Rp.
100.000,-

67
4.4 Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan baik untuk upaya
kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan, upaya kesehatan
penunjang maupun upaya kesehatan inovasi dilaksanakan secara
bersamaan, terpadu dan terintegrasi. Hal ini sesuai dengan azas
penyelenggaraan puskesmas, yaitu keterpaduan. Langkah – langkah dalam
meyusun RPK adalah :
1) Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui.
2) Membandingkan alokasi kegiatan yang sudah disetujui antara
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang diusulkan dan situasi pada
saat penyusunan RPK
3) Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan
dilaksanakan dan sumber daya pendukung menurut bulan dana
lokasi pelaksanaan.
4) Mengadakan lokakarya mini tahunan untuk membahas kesepakatan
RPK
5) Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk matriks.
Tahapan dalam penyusunan Rencana Usulan Kegiatan dalam
Perencanaan Tingkat Puskesmas di Puskesmas Kertapati tersebut telah
sesuai dengan Permenkes nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
68
Manajeman Puskesmas, bahwa tahapan dalam penyusunan RUK terdiri
dari:
1) Analisis masalah: identifikasi masalah prioritas masalah,
merumuskan masalah, mencari akar permasalahan, dan pemecahan
masalah;
2) Penyusunan RUK
3) Penyusunan RPK
Upaya Kegiatan Sasaran Target Volume Rincian Lokasi Tenaga Penanggung Jadwal
Kesehatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Pelaksana Jawab Kegiatan
Mengadakan Melakukan Petugas 3 bulan Pelatihan Puskesmas Petugas Petugas 07.00-
pelatihan pelatihan Kesehatan sekali kader dan Kertapati kesehatan ahli Kesehatan 10.00
mengenai mengenai dan kader 100% petugas bagian PM bagian WIB
imunisasi dasar imunisasi imunisasi kesehatan promosi
pada balita Puskesmas kesehatan

69
Melakukan Membuat Petugas 100% 6 bulan Membuat Puskesmas Petugas Petugas 08.00-
pembuatan video promosi sekali video singkat Kertapati promosi Kesehatan 16.00
video edukasi edukasi kesehatan mengenai kesehatan bagian WIB
mengenai mengenai imunisasi promosi
pentingnya imunisasi mulai dari kesehatan
imunisasi dasar, pengertian,
serta manfaat,
membagikan Macam
video melalui imunisasi,
media sosial waktu dan
dampak tidak
melaksanakan
imunisasi, lalu
dapat dibagikan
melalui status
wa, tiktok dan
instagram
4.7 Tabel Rancangan Pelaksanaan Kegiatan

70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Masalah yang ada di Puskesmas Kertapati tahun 2022 adalah rendahnya cakupan
pelayanan Imunisasi pada bayi dan balita.
2. Akar penyebab dari masalah tersebut yaitu baik dari orangnya yang masih kurang
memahami pentingnya imunisasi, metode, sarana, dana dan lingkungan yang
masih kurang memadai.
3. Alternatif terpilih dari penyelesaian masalah yang terpilih adalah melakukan
pembuatan video edukasi mengenai pentingnya imunisasi pada bayi dan balita
melalui media sosial.
4. Rencana usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas untuk meningkatkan cakupan
pelayanan imunisasi pada bayi dan balita sesuai standar di Puskesmas Kertapati
adalah dengan melakukan pembuatan video edukasi mengenai pentingnya
imunisasi pada balita melalui media sosial.
5. Rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) Puskesmas untuk meningkatkan cakupan
pelayanan imunisasi pada balita sesuai standar di Puskesmas Kertapati adalah
dengan pembuatan video edukasi dan pembuatan media cetak mengenai
pentingnya imunisasi pada balita.

71
5.2. Saran

1. Meningkatkan kegiatan seminar bagi para petugas imunisasi dan kader mengenai
imunisasi pada bayi dan balita di Puskesmas Kertapati Palembang.
2. Diharapkan puskesmas mencetak sarana penyuluhan seperti leaflet, brosur,
pamflet dan poster mengenai imunisasi pada balita yang lebih menarik.
3. Menyebarluaskan informasi melalui media elektronik lainnya mengenai
pentingnya imunisasi.
4. Diharapkan puskesmas mengajukan anggaran dana untuk imunisasi bayi dan
balita.
5. Diharapkan puskesmas dapat membuat agenda bulanan dan membagi jadwal
petugas puskesmas dan kader agar penanganan pelayanan imunisasi baik di
posyandu maupun homecare lebih maksimal

72
DAFTAR PUSTAKA

1. Putri Dwiastuti, & Prayitno, N. 2012. Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemberian Imunisasi BCG Di Wilayah Puskesmas UPT Cimanggis Kota Depok.
Jurnal Ilmiah Kesehatan.
2. WHO. 2008. Global Programme For Vaccines and Immunication: The Expended
Progaram, World Health Organization. Geneva.
3. Menteri Kesehatan Departemen Kesehatan. 2010. Gerakan Akselerasi Imunisasi
Nasional Universal Child Immunization 2010-2014. Jakarta
4. RISKESDAS. 2015. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas).
5. Kementrian Kesehatan RI. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015
– 2019.
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Petunjuk Teknik Pelayanan
Imunisasi Pada Masa Pandemi COVID-19. Direktorat Surveilans dan Karantina
Kesehatan RI.
7. Senewe, M. S., Rompas, S. & Lolong, J., 2017. Analisis Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kepatuhan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar Di
Puskesmas Tongkaina Kecamatan Bunaken Kota Madya Manado. EJournal
Keperawatan, Volume 5 No. 1.
8. Ranuh IGN, Suyitno H, Hadinegoro SRS, Kartasasmita CB, penyunting.
9. IDAI. Jadwal Imunisasi Anak - Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI) 2020. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.
10. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaran Imunisasi.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Imunisasi.
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Manajemen
Puskesmas, Jakarta.

73

Anda mungkin juga menyukai