SANGAT RENDAH
Pembimbing:
Disusun oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, atas karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan paper sebagai salah satu syarat tugas untuk
mengikuti ujian di Kepaniteraan Klinik Senior Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah
Sakit Umum Haji Medan.
Pada kesempatan kali ini, izinkan kami untuk mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan paper yang berjudul “Imunisasi Dan
Dilema Kenapa Sekarang Angka Cakupan Imunisasi Sangat Rendah”, tertutama kepada
pembimbing kami dr. Ari Kurniasih, Sp. A.
Semoga paper ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua baik sekarang maupun
dihari yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................................2
C. Manfaat...........................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3
1. Definisi............................................................................................................................3
2. Klasifikasi.......................................................................................................................3
3. Etiologi............................................................................................................................7
4. Patofisiologi....................................................................................................................8
5. Manifestasi Klinis.........................................................................................................11
6. Diagnosis.......................................................................................................................12
7. Diagnosis Banding........................................................................................................13
8. Penatalaksanaan............................................................................................................14
9. Komplikasi....................................................................................................................15
BAB III.....................................................................................................................................16
KESIMPULAN........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang telah diselenggarakan di
Indonesia sejak tahun 1956. Program ini terbukti paling efektif dan efisien dalam
pemberian layanan kesehatan dan juga merupakan bagian upaya mempercepat
pemutusan mata rantai pernularan PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi) dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Imunisasi sendiri
berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Imunsasi menimbulkan atau meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan1.
Penyakit infeksi yang dahulu masih menjadi masalah besar bagi negara maju saat ini
telah dapat ditekan serendah-rendahnya. Namun bagi negara berkembang penyakit
infeksi masih menjadi masalah utama. Indonesia saat ini dalam masa transisi, di satu
pihak penyakit infeksi masih menjadi masalah utama dan merupakan penyebab
kematian yang tinggi sedangkan di lain pihak penyakit non infeksi sudah menunjukkan
peningkatan dan mulai menjadi masalah yang sulit untuk dipecahkan2.
Indonesia menerapkan suatu program yang merupakan suatu ketetapan program
dari World Health Organization (WHO) yakni Expanded Programme on Immunization
(EPI) atau Program Pengembangan Imunisasi (PPI) dalam rangka pencegahan
penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), seperti
penyakit Tuberculosis, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Polio dan Campak.
Indikator keberhasilan pelaksanaan imunisasi ini ditentukan oleh cakupan dalam
pencapaian dari Universal Child Immunization (UCI)3.
Menurut data WHO mencatat pada tahun 2012-2013 angka kejadian bayi yang
tidak mendapatkan layanan imunisasi rutin diseluruh dunia mencapai 22,6 juta anak
yang mana lebih dari setengah diantara bayi tersebut salah satunya negara Indonesia
(WHO, 2013)4. Salah satu penyebab nya dikarenakan daerah yang terpencil dengan
jangkauan layanan kesehatan yang kurang juga kurangnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya imunisasi. Saat tahun 2014 mengalami penurunan
sekitar 18,7 juta anak atau bayi diseluruh dunia tidak mendapatkan imunisasi dasar
lengkap, di tahun 2016 statistik menunjukkan hampir 85% bayi didunia menerima
vaksinasi lengkap. Hal ini menjadi sebuah peningkatan cakupan imunisasi tahun 20165.
Cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia dari tahun 2010-2015 cenderung
mengalami penurunan setiap tahunnya dan tidak mencapai target. Cakupan imunisasi
dasar lengkap bayi di Indonesia pada tahun 2010 dan 2011 sebesar 93,3%, selanjutnya
mengalami penurunan pada tahun 2012- 2014 sehingga menjadi sebesar 86,9%
(Kemenkes RI, 2015). Tahun 2015 telah mencapai 86,8% imunisasi dasar lengkap pada
bayi di Indonesia, namun hal ini masih menjadi masalah karena cakupan imunisasi
belum mencapai target yaitu 90%6.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar terdapat beberapa alasan yang menyebabkan
bayi tidak mendapat imunisasi diantaranya: takut panas, keluarga tidak mengizinkan,
tempat imunisasi jauh, sibuk, sering sakit, tidak tahu tempat imunisasi. Program
kegiatan imunisasi di Indonesia tidak begitu berjalan dengan baik dikarenakan adanya
masyarakat yang pro kontra tentang imunisasi. Pro kontra ini sudah berlangsung lama di
Indonesia3. Hambatan yang terjadi dalam keberhasilan program imunisasi adalah
munculnya kelompok-kelompok antivaksinasi dengan membawa faktor agama dan
budaya7. Beberapa masyarakat ada yang menjadi anti imunisasi, dengan berbagai alasan
menentang adanya imunisasi, ada yang menyatakan bahwa vaksin terdiri dari unsur
haram, karena ada vaksin yang mengandung porcine (babi), maka para ibu menilai
negatif terhadap imunisasi dan ibu akan menolak anaknya diberi imunisasi karena
dalam ajaran agama Islam tidak diperbolehkan3.
Faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi
meliputi beberapa hal, salah satunya disampaikan oleh Triana Vivi (2015) yang
menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar
lengkap pada bayi antara lain pengetahuan, pendidikan, pekerjaan orangtua, sikap,
pelayanan imunisasi, motivasi dan informasi imunisasi 8. Para peneliti juga telah
melakukan riset tentang pengaruh karakteristik ibu terhadap kepatuhan pemberian
imunisasi dasar lengkap pada anak bawah dua tahun, yang dilakukan oleh
Harmasdiyani (2015) didapatkan pendidikan dan pengetahuan ibu beresiko terhadap
ketidakpatuhan pemberian imunisasi dasar lengkap9. Rendahnya cakupan imunisasi
dasar juga disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI). KIPI yang dialami oleh bayi setekah imunisasi dapat berupa kesakitan
sampai dengan kematian meskipun untuk hal yang terakhir sangat jarang terjadi. Oleh
sebab itu, pemberian imunisasi universal bagi seluruh anak tanpa kecuali masih
merupakan tantangan bagi seluruh pihak yang terlibat dalam upaya promosi kesehatan
baik pemerintah, organisasi profesi, LSM, mitra swasta, masyarakat, dan lainnya3.
B. Tujuan
Tujuan penulisan paper ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam
penulisan ilmiah di bidang kedokteran. Selain itu juga untuk mengetahui dan
menambah pemahaman mengenai Imunisasi dan rendahnya angka cakupan imunisasi.
C. Manfaat
Penulisan paper ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan
pemahaman penulisan maupun pembaca mengenai Imunisasi dan rendahnya angka
cakupan imunisasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Imunisasi
a. Definisi
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seorang terhadap suatu penyakit,
sehingga bila kelak terpajan pada penyakit tersebut ia tidak menjadi sakit. Program
imunisasi nasional terdiri dari imunisasi dasar yang harus diselesaikan sebelum usia satu
tahun yaitu, imunisasi Hepatutis B, VCG, DPT-Hb-Hib, Polio dan Campak. Dalam buku
imunisasi dan Vaksinasi (Proverati) imunisasi adalah suatu program yang dengan sengaja
memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten
terhadap penyakit tertentu. Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk
mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan. Sedangkan imunisasi lanjutan
adalah imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan diatas ambang
perlindungan atau untuk memperpanjang masa perlindungan10.
b. Tujuan Imunisasi
Tujuan pemberian imusasi antara lain :
1. Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan
penyakit tertentu di dunia.
2. Melindungi dan mencegah penyakit penyakit menular yang berbahaya bayi
dan anak.
3. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi
kecacatan akibat penyakit tertentu.
4. Menurunkan morbiditas, mortalitas dan cacat serta bila mungkin didapat
eradikasi suatu penyakit dari suatu daerah atau negeri.
5. Mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan
kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Penyakit
yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu campak, polio, difteri, tetanus,
batuk rejan, hepatitis B, TBC11.
c. Manfaat Imunisasi
Manfaat imunisasi bagi anak dapat mencegah penyakit cacat dan kematian,
sedangkan manfaat bagi keluarga adalah dapat menghilangkan kecemasan dan
mencegah biaya pengobatan yang tinggi bila anak sakit. Bayi dan anak yang
mendapat imunisasi dasar lengkap akan terlindung dari beberapa penyakit
berbahaya dan akan mencegah penularan ke adik dan kakak serta teman-teman
sekitarnya. Manfaat untuk negara adalah memperbaiki tingkat kesehatan,
menciptakan bangsa yang kuat dan 12 berakal untuk melanjutkan pembangunan
negara10.
d. Macam-macam Imunisasi
Imunitas atau kekebalan dibagi menjadi dua hal, yaitu aktif dan pasif. Aktif
apabila tubuh anak ikut menyelenggarakan terbentuknya imunitas, sedangkan
pasif adalah apabila tubuh anak tidak bekerja membentuk kekebalan, tetapi hanya
menerimanya saja3.
a. Imunisasi aktif
Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah
dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh
memproduksi antibodi sendiri. Contohnya imunisasi polio atau campak.
Keuntungan imunisasi aktif yaitu pertahanan tubuh yang terbentuk akan
dibawa seumur hidup, murah dan efektif, tidak berbahaya, reaksi yang serius
jarang terjadi3.
b. Imunisasi pasif
Imunisasi pasif merupakan pemberian zat (imunoglobulin), yaitu suatu zat
yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma
manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga
sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Imunisasi pasif perlu diberikan
pada kondisikondisi tertentu. Pada difteria atau tetanus, toksin dalam sirkulasi
perlu dinetralkan dengan antibodi terhadap toksin tersebut. Antibodi dari luar
perli diberikan bila penderita belum pernah diimunisasi sehingga tidak dapat
diharapkan timbul respons sekunder terhadap toksin ini. Antobodi diberikan
pada kasus-kasus gas gangrens, botulism, gigitan ular atau kalajengking
berbisa, dan rabies3.
b. Jadwal Imunisasi
KESIMPULAN
Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang merupakan bagian upaya
mempercepat pemutusan mata rantai pernularan PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi) dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Imunsasi menimbulkan
atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan. Cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia dari tahun 2010-2015 cenderung
mengalami penurunan setiap tahunnya dan tidak mencapai target. Cakupan imunisasi dasar
lengkap bayi di Indonesia pada tahun 2010 dan 2011 sebesar 93,3%, selanjutnya mengalami
penurunan pada tahun 2012- 2014 sehingga menjadi sebesar 86,9% (Kemenkes RI, 2015).
Tahun 2015 telah mencapai 86,8% imunisasi dasar lengkap pada bayi di Indonesia, namun hal
ini masih menjadi masalah karena cakupan imunisasi belum mencapai target yaitu 90%. Faktor
yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi pengetahuan,
pendidikan, pekerjaan orangtua, sikap, pelayanan imunisasi, motivasi dan informasi imunisai.6
Para peneliti juga telah melakukan riset tentang pengaruh karakteristik ibu terhadap kepatuhan
pemberian imunisasi dasar lengkap pada anak bawah dua tahun, didapatkan pendidikan dan
pengetahuan ibu beresiko terhadap ketidakpatuhan pemberian imunisasi dasar lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Buku Ajar Imunisasi. Jakarta
Selatan. Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
2. Fitriani, Eka. 2017. Faktor Yang Memperngaruhi Ketetapan Pemberian Imunisasi
Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Tanjung Seloka Kabupaten Kota Baru
Tahun 2017. Yogyakarta. Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta
3. Amir, Yuftriana dkk. 2017. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya
Cakupan Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Anak. Pekanbaru. Jurnal
Ners Indonesia
4. WHO. 2013. Immunization Against Disease Of Public Health Importance.
5. WHO. 2016. Immunization Coverage.
6. Kementrian Kesehatan RI. 2015. Profil Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan
Lingkungan Kesehatan.
7. IDAI. 2011. Pedoman Imunisasi di Indonesia, Edisi Kelima.
8. Trivana, Vivi. 2015. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar
Lengkap Pada Bayi. Padang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
9. Harmasdiyani, Riska. 2015. Pengaruh Karakteristik Ibu Terhadap Ketidakpatuhan
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Anak Bawah Dua Tahun. Surabaya. Jurnal
Berkala Epidemiologi
10. Proverawati, Atikah dan Citra Setyo Dwi Andhini. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi.
Yogyakarta. Nuha Medika
11. Mulyani, Nina Siti dkk. 2013. Imunisasi Untuk Anak. Yogyakarta. Nuha Medika
12. Ranuh, I.G.N.Gde, dkk. 2014. Pedoman Imunisasi Di Indonesia Edisi 5. Jakarta. IDAI
13. IDAI. 2020. Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 Tahun. Jakarta. IDAI
14. Notoatmodjo, Soekidjo. 2015. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. PT Rineka
Cipta
15. Makamban, Yuliana. 2018. Faktor Yang Behubungan Dengan Cakupan Imunisasi
Dasar Lengkap Pada Bayi. Makassar.