Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN HASIL PENGABDIAN

PENYULUHAN KESEHATAN DENGAN TEMA


“BERSAMA WUJUDKAN ANAK INDONESIA SEHAT DAN BAHAGIA MELALUI
IMUNISASI DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATFHAL”.

OLEH :
FELNIYAWATI AHMAD
KELAS C KEPERAWATAN 2019
NIM (C01419039)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt berkat rahmat, hidayah, dan Karunia-NYA kepada
kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil pengabdian dengan judul
”Penyuluhan kesehatan dengan tema bersama wujudkan anak indonesia sehat dan bahagia
melalui imunisasi di TK aisyiyah bustanul atfhal”.

Dalam penyusunan laporan ini cukup banyak hambatan dan kesulitan yang dihadapi
oleh penulis, namun berkat bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak serta kerja
sama yang tulus maka hambatan dan kesulitan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu, melalui
kesempatan ini perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih yang tulus
kepada :

1. Dosen pengampuh mata kuliah Keperawatan kritis yaitu Ns. Rini Asnawati, M.Kes
2. Kepala sekolah dari TK aisyiyah bustanul atfhal yang telah memberikan izin untuk
melakukan penyuluhan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan
ini.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempatan dan masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu kritik dan saran penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini selanjutnya.

Gorontalo, 11 Desember2022

Penulis

ii
PRAKATA

Kegiatan pengabdian ini dengan tema “Bersama wujudkan anak indonesia sehat dan bahagia
melalui imunisasi di TK aisyiyah bustanul atfhal”. Laporan ini dibuat sebagai bentuk
pertanggung jawaban penyelenggaraan kegiatan dimaksud, bahan monitoring dan evaluasi
keseluruhan proses di lapangan serta sebagai dokumentasi dari proses yang telah dijalani.
Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 01 desember 2022, dengan target luaran utama
dapat dilihat pada ringkasan pada bagian sebelumnya. Besar harapan kami agar kegiatan
semacam ini dapat beroleh dukungan untuk tahapan selanjutnya.

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

PRAKATA ...................................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar belakang .................................................................................................... 1


2.1 Tujuan ............................................................................................................... 4
3.1 Manfaat ............................................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 5

2.1 Konsep promosi kesehatan ................................................................................. 5


2.2 Konsep anak usia dini......................................................................................... 6
2.3 Konsep dasar pemberian imunisasi di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal................... 9
2.4 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi ................................................... 20

BAB III METODE PELAKSANAAN ............................................................................ 22

3.1 Mekanisme pelaksanaan kegiatan penyuluhan meliputi tahapan ........................ 22


3.2 Materi persiapan pelaksanaan Art Therapy kepada audiens mencakup ............... 22
3.3 Pelaksanaan kegiatan penayuluhan kesehatan dengan tema “ bersama wujudkan
anak indonesia sehat dan bahagia melalui imunisasi ........................................... 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 23

4.1 Hasil pelaksanaan pengabdian di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal .......................... 23


4.2 Pembahasan ...................................................................................................... 24

BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 26

5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 26


5.2 Saran ................................................................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 27

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................................. 28

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pemberdayaan kesehatan merupakan kegiatan penambahan pengetahuan
yang diperuntukan bagi masyarakat melalui penyebaran pesan. Tujuan kegiatan
penyuluhan kesehatan yaitu untuk mencapai tujuan hidup sehat dengan cara
mempengaruhi perilaku masyarakat baik itu secara individu ataupun kelompok
dengan menyampaikan pesan. Penyuluhan kesehatan merupakan gabungan dari
berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandasan prinsip-prinsip belajar sehingga
harapannya dengan adanya penyuluhan kesehatan dapat membuat masyarakat
lebih sadar akan pentingnya pola kehidupan yang sehat. Sasaran penyuluhan
kesehatan yaitu Mencakup indivudu,keluarga,kelompok, dan masyarakat. Sehingga
materi atau pesan dapat dirasakan langsung manfaatnya.
Untuk menyampaikan pesan atau materi penyuluhan kesehatan biasanya
bahasa yang digunakan ialah bahasa yang mudah dimengerti sehingga tidak terlalu
sulit untuk dimengerti oleh sasaran atau objek penyuluhan kesehatan. Media
merupakan salah satu sarana yang penting dalam penyuluhan kesehatan. Media
yang biasanya digunakan dalam penyuluhan kesehatan seperti media cetak,
media elektronik, dan media luar ruang.
Dalam era globalisasi, imunisasi merupakan upaya pencegahan penyakit
infeksi menuju masa depan anak yang lebih sehat. Peningkatan pemberian imunisasi
harus diikuti dengan peningkatan efektifitas dan keamanan vaksin. Walaupun
demikian, peningkatan penggunaan vaksin akan meningkatkan pula kejadian ikutan
pasca imunisasi (KIPI yang tidak diinginkan. Imunisasi telah diakui sebagai upaya
pencegahan suatu infeksi yang paling sempurna dan berdampak pada peningkatan
kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu, kebutuhan akan vaksin makin meningkat seiring dengan
keinginan dunia untuk mencegah berbagai penyakit yang dapat menimbulkan
kecacatan dan kematian. Peningkatan kebutuhan vaksin telah ditunjang
dengan upaya perbaikan dalam produksi vaksin guna meningkatkan efektifitas
dan keamanan (Kassianos, 1996).
Imunisasi merupakan salah satu intervensi kesehatan masyarakat yang
utama untuk mencegah morbiditas dan kematian pada anak.Program yang Diperluas

1
tentang Imunisasi telah mengumpulkan momentum di seluruh dunia sejak 1974.
Cakupan vaksin dalam program ini sedang diperluas di tahun-tahun
mendatang. Di seluruh dunia, cakupan vaksinasi tingkat tinggi telah tercapai dan
sekarang perlu dipertahankan. Sebagian, cakupan telah dimungkinkan oleh
penerimaan vaksinasi yang luas, meskipun terdapat variasi yang mengakibatkan
konfigurasi yang berbeda pada anak-anak yang sepenuhnya, sebagian dan yang
tidak diimunisasi(Streefland et al.,1999).
Menurut (Fitriani, 2011) menyatakan bahwa penyuluhan kesehatan
merupakan suatu proses kegiatan pemberian informasi tentang hidup sehat untuk
mengubah perilaku hidup masyarakat. Penyuluhan kesehatan termasuk salah satu
intervensi yang mandiri untuk klien baik secara individu, keluarga, kelompok,
hingga masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya.
Program Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti
paling cost effective dan telah diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Dengan
program ini, Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974. Selain
itu dengan telah diperluasnya program imunisasi menjadi program Pengembangan
Imunisasi sejak tahun 1977, angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi ( PD3I ) sudah dapat ditekan. Imunisasi sebagai salah satu
cara preventif untuk mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang
harus diberikan secara terus menerus, menyeluruh dan dilaksanakan sesuai standar
sehingga mampu memberikan sebuah perlindungan kesehatan dan memutus mata
rantai untuk terjadinya penularan.
Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit
menular yang merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan
sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai
Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya untuk menurunkan angka
kematian pada anak (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021). Kegiatan
Imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Pada tahun 1977
kegiatan Imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi (PPI)
dalam rangka pencegahan penularan terhadap beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio,
Tetanus serta Hepatitis.
Beberapa penyakit yang saat ini menjadi perhatian dunia dan merupakan
komitmen global yang wajib diikuti oleh semua negara adalah eradikasi polio

2
(ERAPO), eliminasi campak dan rubela dan Eliminasi Tetanus Maternal dan
Neonatal (ETMN) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021). Imunisasi
merupakan salah satu cara yang efisien dalam mencegah penyakit dan merupakan
bagian kedokteran preventif yang mendapatkan prioritas. Sampai saat ini ada
tujuh penyakit infeksi pada anak yang dapat menyebabkan kematian dan cacat,
walaupun sebagian anak dapat bertahan dan menjadi kebal (Wahyuny & Fadila,
2014) Perlu diketahui bahwa istilah imunisasi dan vaksinasi sering diartikan
sama, meskipun arti yang sebenarnya adalah berbeda. Imunisasi adalah suatu
pemindahan atau transfer antibody secara pasif, sedangkan vaksinasi adalah
pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas
(antibody) dari system imun dalam tubuh (Nur Muslihatun, 2010).
Tahun 2022 pemerintah menyelenggarakan Bulan Imunisasi Anak Nasional
(BIAN) dalam rangka meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak, tak
terkecuali di Provinsi Gorontalo. Namun dari hasil cakupan yan terlapor sampai
dengan tanggal 12 Juli 2022, imunisasi di Provinsi Gorontalo masih sangat di bawah
rata rata nasional,” ucap Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Darda Daraba pada
rapat evaluasi pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) tingkat Provinsi
Gorontalo, Kamis (14/7/2022). Darda mengatakan rendahnya cakupan imunisasi di
Gorontalo karena adanya pandemi covid-19. Sebagian orang tua enggan membawa
anak ke fasilitas kesehatan karena takut tertular Covid-19. Untuk itu, Darda
mengharapkan peran lintas sektor untuk mendukung program BIAN ini sehingga
dapat mencegah anak anak dari kasus penyakit PD3I (Campak, Rubela, polio dan
Difteri, Pertusis, Tetanus Neonatorum).
Tujuan program imunisasi tentunya sudah kita tau semua akan memeberikan
kekebalan yang penting syaratnya cakupan imunisasi kita tinggi dan cakupan
imunisasi di kabupaten kota pun harus merata. Masalahnya di Provisi Gorontalo
sendiri tidak tinggi dan juga tidak merata,” terang Yana.
Dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk membuat karya tulis
ilmiah yang berjudul, Penyuluhan Kesehatan Dengan Tema “Bersama wujudkan anak
indonesia sehat dan bahagia melalui imunisasi di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal”.
Sesuai dengan uraian pada latar belakang, maka peneliti merumuskan permasalahan
yaitu Bagaimana melakukan Penyuluhan Kesehatan Dengan Tema “Bersama
wujudkan anak indonesia sehat dan bahagia melalui imunisasi di TK Aisyiyah
Bustanul Atfhal”.

3
1.2 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pengabdian masyarakat ini sebagai penguatan
pengetahuan tentang imunisasi pada anak-anak dan orang tua murid
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan imunisasi di lingkungan sekolah TK
Aisyiyah Bustanul Atfhal
b. Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan imunisasi dasar pada orang
tua siswa di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal, demi mewujudkan anak
indonesia sehat dan bahagia.
1.3 Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan bahan bacaan (Referensi) dan diharapkan untuk menambah
pengetahuan untuk pembaca dan bagi peneliti selanjutnya.
2. Bagi Pihak yang Diteliti
Hasil penelitian ini bisa dijadikan sumber kepustakaan di Desa Tanjunglaya
Kabupaten Bandung dalam mengatasi faktor yang mempengaruhi pemberian
imunisasi dasar lengkap. Selain itu, dapat pula sebagai bahan pelajaran dalam
pemberian pendidikan kesehatan.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahan pengetahuan, pengalamn
yang berharga, sehingga mempunyai kemampuan dalam menganalisa dan melatih
pola pikir dalam memecahkan masalah kesehatan balita.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian
lanjutan yang berkaitan dengan kelengkapan pemberian imunisasi dasar lengkap.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Promosi Kesehatan
1. Definisi Promkes
Penyuluhan kesehatan merupakan gabungan dalam berbagai
kegiatan dan kesempatan yang memiliki prinsip-prinsip beajar untuk dapat
mencapai suatu keadaan daam individu, keuarga, kelompok ataupun
masyarakat yang secara keseluruhan ingin hidup sehat, mengetahui
bagaimana caranya dalam melakukan apa yang bisa dilakukan, secara
perseorangan maupun secara kelompok dengan meminta pertolongan.
Promosi kesehatan merupakan upaya dalam meningkatkan
kemampuan masyarakat Melalui Pembelajaran diri untuk masyarakat
Sehingga masyarakat dapat mengembangkan kegiatan yang bersumber dari
masyarakat sesuai sosial budaya setempat Dan didukung oleh kebijakan
Publik yang berwawasan kesehatan (Kemenkes 2018)
2. Tujuan Promosi Kesehatan
Tujuan promkes terbagi menjadi beberapa hal yaitu :
1. Tujuan promosi kesehatan menurut WHO :
1) Tujuan umum
Untuk mengubah kepribadian atau perilaku seseorang dan
bermasyarakat dalam bidang kesehatan.
2) Tujuan khusus2
a) Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai atau
bermanfaat untuk masyarakat.
b) Untuk menolong masyarakat agar lebih mengetahui secara
mandiri atau berkelompok dalam mengadakan kegiatan
kesehatan untuk mencapai hidup yang sehat.
c) Mengembangkan dan menggunakan kesehatan secara tepat
sasaran dalam pelayanan pada masyarakat.
2. Tujuan Operasional
1) Tujuan promosi kesehatan dalam bentuk oprasional untuk
menjadikan setiap orang mengerti kesehatan dengan baik tentang

5
eksistensi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem
dalam suatu pelayanan kesehatan secara efisien dan efektif.
2) Menjadikan setiap individu atau masyarakat untuk memiliki rasa
tanggung jawab yang besar pada kesehatan dirinya dan keluarga.
3) Menjadikan setiap individu menjadi lebih positif dalam melakukan
pencegahan terjadinya sakit dan mencegah keadaan melalui
rehabilitas cacat terhadap penyakit.
3. Ruang lingkup Promosi Kesehatan
Ruang lingkup dalam promosi kesehatan terbagi menjadi 3 sudut
pandang:
1) Ruang lingkup berdasarkan area masalah
Ruang lingkup berdasarkan area masalah itu mencakup berbagai
ideology kesehatan dan penyakit seperti penyakit infeksi, penyakit
menular, penyakit tidak menular, kesehatan ibu dan kesehatan
anak, kecelakaan dan bencana.
2) Ruang lingkup berdasarkan pencegahan
Dalam upaya kesehatan terdapat lima tingkatan pencegahan adalah
yang pertama pencegahan primer (peningkatan derajat kesehatan,
perlindungan khusus), pencegahan sekunder (diagnosis dini dan
pengobatan segera), pembatasan cacat), pencegahan tersier
(rehabilitas).
3) Ruang lingkup perilaku kesehatan
Ruang lingkup lingkungan kesehatan terbagi menjadi 3 domain
yakni pengetahuan kesehatan (diketahui oleh seseorang dalam
memelihara kesehatan), sikap terhadap kesehatan (sikap terhadap
penyakit menular dan tidak menular), praktek kesehatan (dalam
rangka untuk memelihara kesehatan atau tindakan dalam fasilitas
pelayanan kesehatan) (Susilowati, 2016)
2.2 Konsep Anak usia dini
1. Definisi
Definisi anak usia dini menurut Natinal Association for the Education Young
Children (NAEYC) menyatakan bahwa anak usia dini atau “early childhood”
merupakan anak yang berada pada usia nol sampai dengan delapan tahun. Pada
masa tersebut merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai

6
aspek dalam rentang kehidupan manusia. Proses pembelajaran terhadap anak
harus memerhatikan karakteristik yang dimiliki dalam tahap perkembangan anak.
Menurut Bacharuddin Musthafa (2002:35) , anak usia dini merupakan anak
yang berada pada rentang usia antara satu hingga lima tahun. Pengertian ini
didasarkan pada batasan pada psikologi perkembangan yang meliputi bayi
(infancy atau babyhood) berusia 0-1 tahun, usia dini ( early childhood ) berusia 1-
5 tahun, masa kanak-kanak akhir (late childhood), berusia 6-12 tahun.
Berbeda halnya dengan Subdirektorat Pendidikan Anak Dini Usia (PADU)
yang membatasi pengertian istilah usia dini pada anak usia 0-6 tahun, yakni
hingga anak menyelesaikan masa taman kanak-kanak. Hal ini berarti menunjukan
bahwa anak-anak yang masih dalam pengasuhan orang tua, anak-anak yang
berada dalam Taman Penitipan Anak (TPA), kelompok bermain (play group), dan
taman kanak-kanak (TK) Merupakan cakupan definisi tersebut.
Periode usia dini dalam perjalanan kehidupan manusia merupakan periode
penting bagi pertumbuhan otak, intelegensi, kepribadian , memori, dan aspek
perkembangan yang lainnya. Artinya terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan pada masa ini maka dapat mengakibatkan terhambatnya pada
masa-masa selanjutnya.
2. Karakteristik anak usia dini
Adapun karakteristik perkembangan anak usia dini dapat dilihat sebagai
berikut:
a) Perkembangan Fisik-Motorik
Pertumbuhan fisik pada setiap anak tidak selalu sama. Ada yang
mengalami pertumbuhan secara cepat, ada pula yang lambat. Pada masa
kanak-kanak pertambahan tinggi dan pertambahan berat badan relatif
seimbang. Perkembangan motorik anak terdiri dari dua, ada yang kasar dan
ada yang halus.
Perkembangan motorik kasar seorang anak pada usia 3 tahun adalah
melakukan gerakan sederhana seperti berjingkrak, melompat, berlari ke sana
ke mari dan ini menunjukkan kebanggaan dan prestasi. Sedangkan usia 4
tahun, si anak tetap melakukan gerakan yang sama, tetapi sudah berani
mengambil resiko seperti jika si anak dapat naik tangga dengan satu kaki lalu
dapat turun dengan cara yang sama dan memperhatikan waktu pada setiap

7
langkah. Lalu, pada usia 5 tahun si anak lebih percaya diri dengan mencoba
untuk berlomba dengan teman sebayanya atau orang tuanya.
Sebagian ahli menilai bahwa usia 3 tahun adalah usia bagi anak dengan
tingkat aktivitas tertinggi dari seluruh masa hidup manusia. Sebab tingkat
aktivitas yang tinggi dan perkembangan otot besar mereka (lengan dan kaki)
maka anak-anak pra sekolah perlu olah raga seharí-hari.
Adapun perkembangan keterampilan motorik halus dapat dilihat pada
usia 3 tahun yakni kemampuan anak-anak masih terkait dengan kemampuan
bayi untuk menempatkan dan memegang benda-benda. Pada usia 4 tahun,
koordinasi motorik halus anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi
lebih tepat seperti bermain balok, kadang sulit menyusun balok sampai tinggi
sebab khawatir tidak akan sempurna susunannya. Sedangkan pada usia 5
tahun, mereka sudah memiliki koordinasi mata yang bagus dengan
memadukan tangan, lengan, dan anggota tubuh lainnya untuk bergerak.
Hal ini tidak terlepas dari ciri anak yang selalu bergerak dan selalu
ingin bermain sebab dunia mereka adalah dunia bermain dan merupakan
proses belajar. Mulai sejak si anak membuka mata di waktu pagi sampai
menutup mata kembali di waktu malam, semua kegiatannya dilalui dengan
bergerak, baik bolak-balik, berjingkrak, berlari maupun melompat. Dalam
kaitan ini, anak bukanlah miniatur orang dewasa karena mereka melakukan
aktivitas berdasarkan kematangan dan kemampuan yang sesuai usianya.
b) Perkembangan kognitif
Istilah kognitif (cognitive) berasal dari kata cognition atau knowing
berarti konsep luas dan inklusi yang mengacu pada kegiatan mental yang
tampak dalam pemerolehan, organisasi/penataan dan penggunaan
pengetahuan.
Dalam arti yang luas, kognitif merupakan ranah kejiwaan yang
berpusat di otak dan berhubungan dengan konasi (kehendak), afeksi
(perasaan). Proses perkembangan kognitif ini dimulai sejak lahir. Namun,
campur tangan sel-sel otak dimulai setelah seorang bayi berusia 5 bulan saat
kemampuan sensorisnya benar-benar tampak.
Ada 2 teori utama perkembangan kognitif, yakni: teori pembelajaran
dan teori perkembangan kognitif. Konsep utama dari teori pembelajaran
adalah pelaziman, digunakan untuk memahami bayi. Ada dua bentuk

8
pelaziman, pertama, pelaziman klasik berlangsung ketika suatu stimulus yang
semula netral, seperti bunyi bel yang muncul bersamaan sengan stimulus
tidak bersyarat seperti susu yang mengalir dari dot ke dalam mulut si anak
sehingga si anak akan terbiasa, jika bunyi bel berulangkali dihubungkan
dengan pengalaman mendapatkan susu dari dot, maka bayi akan mulai
mengisap begitu ia mendengar bunyi bel. Kedua, pelaziman instrumental,
seperti bila bayi tersenyum di saat ayah menggelitik perutnya, lalu bayi
tersenyum kembali, maka pelaziman ini mungkin sedang berlangsung.
Sementara jika mengacu pada teori yang dikemukakan Peaget, seorang pakar
psikologi kognitif dan psikologi anak, dapat disimpulkan 4 tahap
perkembangan kognitif , yaitu:
- Tahap sensori motor, terjadi pada usia 0-2 tahun
- Tahap pra operasional, terjadi pada usia 2-7 tahun
- Tahap konkrit operasional, terjadi pada usia 7-11 tahun
- Tahap formal operasional, terjadi pada usia 11-15 tahun.

Namun, untuk kategori anak usia dini, maka tahapan perkembangan yang
paling bisa dilihat adalah tahap 1 dan 2.

2.3 Konsep dasar pemberian imunisasi pada anak di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh bayi membuat zat anti untuk
mencegah terhadap penyakit tertentu. Imunisasi adalah memberi vaksin ke dalam
tubuh berupa bibit penyakit yang di lemahkan yang menyebabkan tubuh
memproduksi antibodi tetapi tidak menimbulkan penyakit bahakan anak menjadi
kebal.
Imunisasi adalah suatu prosedur rutin yang akan menjaga kesehatan nak.
Kebanyakan dari imunisasi adalah untuk memberi perlindungan menyeluruh
terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya dan sering terjadi pada tahun-tahun
awal kehidupan seorang anak.
2. Tujuan pemberian imunisasi
1) Tujuan umum

9
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian bayi akibat PD3I.
Penyakit yang dimaksud antara lain Difteri, Tetanus, Pertusis, Campak, Polio,
TBC.
2) Tujuan Khusus
a. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan
imunisasi lengkap minimal 80% secara merata di 100% desa kelurahan di
tahun 2010.
b. Polio liar di indinesia yang di buktikan tidak ditemukannya virus polis liar
pada tahun 2008
c. Tercapainya Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN) artinya menurunkan
kasus tetanus neonatorum sampai tingkat 1 per 1000 kelahiran hidup
dalam satu tahun pada tahun 2008.
d. Tercapainya Reduksi Campak (RECAM) artinya angka kesakitan campak
pada tahun 2010.1
3. Manfaat pemberian imunisasi
a. Bagi anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat
atau kematian.
b. Bagi keluarga
Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya
akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
c. Bagi negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, mneciptakan bangsa yang kuat dan berakal
untuk melanjutkan pembangunan negara.
4. Jenis kekebalan
a. Kekebalan aktif
Kekebalan aktif adalah pemberian kuman atau racun yang sudah
dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh
memproduksi antibodi. Contohnya adalah imunisasi polio dan campak.
Imunisasi aktif biasanya dapat bertahan untuk beberapa tahun dan
sering sampai seumur hidup.
Kekebalan aktif dibagi menjadi 2 yaitu:

10
1) Kekebalan aktif alami (naturally acquired immunity), dimana tubuh anak
membuat kekebalan sendiri setelah sembuh dari suatu penyakit. Misalnya
anak yang telah mmenderita campak setelah sembuh tidak akan terserang
lagi karena tubuhnya telah membuat zat penolakterhadap penyakit
tersebut.
2) Kekebalan aktif buatan (artificially induced active immunity) yaitu
kekebalan yang diperoleh setelah orang mendapatkan vaksin. Misalnya
anak diberi vaksin BCG, DPT, Campak dan lainnya.
b. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah suatu proses peningkatan kekebalan tubuh
dengan cara pemberian zat imunoglobin, yaitu zat yang dihasilkan melalui
suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia (kekebalan yang
di dapat bayi dari ibu melalui plasenta) atau binatang (bisa ular) yang
digunakan untuk mengatasi ikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang
terinfeksi.
Imunisasi pasif dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Kekebalan pasif alami atau kekebalan pasif bawaan yaitu kekebalan yang
diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung
lama (± hanya sekitar 5 bulan setelah bayi lahir).
2) Kekebalan pasif buatan yaitu kekebalan yang diperoleh setelah mendapat
suntikan zat penolak.
5. Syarat pemberian imunisasi
Paling utama adalah anak yang akan mendapat imunisasi harus dalam
kondisi sehat. Sebab pada prinsipnya imunisasi itu merupakan pemberian virus
dengan memasukan virus, bakteri, atau bagian dari bakteri ke dalam tubuh dan
kemudian menimbulkan antibodi. Imunisasi tidak boleh diberikan hanya pada
kondisi tertentu misalnya anak mengalami kelainan atau penurunan daya tahan
tubuh misalkan gizi buruk atau penyakit HIV/AIDS.
6. Macam-macam imunisasi dasar
Ada 5 jenis imunisasi dasar yang diwajibkan pemerintah. Imunisasi dasar
atau PPI (Program Pengembangan Imunisasi) antara lain:
a. Imunisasi BCG (Bacille Calmette Guerin)
1) Tujuan

11
Imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif
terhadap penyakit TBC pada anak.
2) Kriteria Penyakit
TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh mybacterium
tuberculosis. Penyebarannya melalui pernafasan lewat bersin atau batuk.
Gejala awal penyakit ini adalah lemah badan, penurunan berat badan,
demam dan keluar keringat di malam hari. Gejala selanjutnya adala
penurunan berat badan terus menerus, nyeri pada dada dan batuk darah.
Gejala lain tergantung pada organ yang diserang. TBC dapat
menyebabakan kelmehan dan kematian. Seseroang yang terinfeksi
mybacterium tuberculosis tidak selalu menjadi sakit tuberculosis aktif.
Beberapa minggu (2-12 minggu) setelah terinfeksi terjadi respon imunitas
selular yang dapat ditunjukan dengan uji tuberkulin.
3) Vaksin
Vaksin TBC mengandung kuman bacillus calmette guerin yang
dibuat dari bibit penyakit atau virus hidup yang sudah dilemahkan.
4) Waktu pemberian BCG diberikan pada umur < 3bulan.
5) Cara dan dosis pemeberian
Pemberian vaksin ini diberikan secara intracutan di lengan kanan
dengan dosis 0,05 ml untuk bayi.
6) Kontraindikasi
a) Reaksi ujicoba tuberkulin > 5mm
b) Menderita infeksi HIV
c) Menderita gizi buruk
d) Menderita demam tinggi
e) Menderita infeksi kulit yang luas
f) Pernah sakit TBC
g) Leukimia
7) Efek samping
a) Reaksi local
1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan timbul
kemerahan dan benjolan kecil yang terba keras. Kemudian benjolan
akan berubah menjadi pustule (gelombang berisi nanah), lalu pecah
dan membentuk luka terbuka (ulkus). Luka itu akhirnya sembuh

12
secara spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan meningkatkan
jaringan parut.
b) Reaksi regional
Pembesaran kelenjar egtah bening ketiak atau leher tanpa disertai
nyeri tekan maupun demam yang akan menghilang dalam waktu 3-6
bulan.
b. Imunisasi Hepatitis B
1) Tujuan
Imunisasi Hepatitis B bertujuan untuk mendapatkan kekebalan aktif
terhadap penyakit Hepatitis B.
2) Kriteria Penyakit
Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis B
yang merusak hati. Penyebaran penyakit ini terutama melalui suntikan
yang tidak aman, dari ibu ke bayi selama proses persalinan, melalui
hubungan seksual. Infeksi pada anak biasnya tidak menimnbulkan gejala.
Gejala yang ada adalah merasa lemah, gangguan perut dan gejala lain
seperti flu. Urine menjadi kuning, kotoran menjadi pucat, warna kuning
bisa terlihat pada mata atau kulit. Penyakit ini bisa menjadi kronis dan
menimbulkan cirrosis hepatic yakni kanker hati dan menimbulkan
kematian.
3) Vaksin
Vaksin ini terbuat dari bagian virus Hepatitis B yang dinamakan
HbsAg, yang dapat menimbulkan kekebalan tetapi tidak menimbulkan
penyakit.
4) Waktu pemberian
Imunisasi Hepatitis B diberiukan sedini mungkin dalam waktu 12 jam
setelah bayi lahir. Khusus bagi bayi yang lahir dari seorang ibu pengidap
virus Hepatitis B, harus dilakukan imunisasi pasif memakai imunoglobin
khusus anti hepatitis B dalam waktu 24 jam kelahiran. Imunisasi dasar
diberikan sebanyak 3 kali dengan selang waktu 1 bulan antar suntikan
Hb1 dengan Hb2, serta selang 5 bulan antara suntikan Hb2 dengan Hb3.
5) Cara dan sosis pemberian
Hepatitis B disuntikan secara IM di daerah paha luar dengan dosis 0,5
ml.

13
6) Kontraindikasi
Imunisasi ini dapat diberikan kepada anak yang menderita penyakit
berat. Dapat diberikan kepada ibu hamil dengan aman dan tidak akan
membahyakan janin. Bahkan akan memberikan perlindungan kepada janin
selama dlam kandungan ibu maupun kepada bayi selama beberapa bulan
setelah lahir.
7) Efek samping
Reaksi imunisasi yang terjadi biasanya berupa nyeri pada tempat
penyuntikan dan sistematis (demam ringan, lesu, perasaan tidak enak pada
saluran pernafasan). Reaksi ini akan hilang dalam waktu 2 hari.
c. Imunisasi DPT
1) Tujuan
Imunisasi DPT bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam
waktu yang bersamaan terhadap serangan penyakit difteri, pertusis, dan
tetanus.
2) Kriteria penyakit
a) Difteri
Adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium
diphteriae. Penyebarannya adalah melalui kontak fisik dan pernafasan.
Gejala awal penyakit ini adalah radang tenggorokan, hilang nafsu
makan, dan demam ringan. Dalam 2 sampai 3 hari timbul selaput putih
kebiru-biruan pada tenggorokan dan tonsil. Difteri dapat menimbulkan
komplikasi berupa gangguan pernafasan yang berakibat kematian.
b) Pertusis
Adalah penyakit pada saluran pernafasan yang dapat
disebabkan oleh bakteri bordettela pertusis. Penyebarannya melalui
tetesan kecil yang keluar dari batuk atau bersin.Gejalanya adalah
pilek, mata merah, bersin, demam, batuk ringan yang lamakelamaan
menjadi batuk parah dan menimbulkan batuk mengigil yang cepat dan
keras. Komplikasi pertusis adalah pneumonia bacterialis yang dapat
menyebabkan kematian.
c) Tetanus
Adalah penyakit yang disebabkan oleh clostridium tetani yang
menghasilkan neurotoksin. Penyebarannya melalui kotoran yang

14
masuk ke dalam luka yang dalam. Gejala awal penyakit ini adalah
kaku otot pada rahang, disertai kaku pada leher, kesulitan menalan,
kaku otot perut, berkeringat dan demam. Gejala berikutnya adalah
kejang yang hebat dan tubuh menjadi kaku. Komplikasi tetanus adalah
patah tulang akibat kejang, pneumonia dan infeksi yang dapat
menimbulkan kematian.
3) Vaksin
Vaksin ini mengandung kuman difteri dan tetanus yang dilemahkan
serta kuman bordettela pertusis yang dimatikan.
4) Waktu pemeberian Imunisasi
DPT diberikan 3 kali usia kurang dari 7 bulan. DPT 1 diberikan pada
usia 1 bulan, DPT 2 diberikan pada usia 3 bulan, DPT 3 diberikan waktu
usia 4 bulan, selang waktu tidak kurang dari 4 minggu. Ulangan booster
diberikan 1 tahun setelah DPT 3.
5) Cara dan dosis pemberian
Cara pemberian imunisasi DPT ini adalah melalui injeksi IM. Suntikan
diberikan di paha tengah luar dengan dosis 0,5 ml. 6) Kontraindikasi
Imunisasi ini tidak boleh diberikan pada anak riwayat kejang komplek.
Juga tidak boleh diberikan pada anak dengan batuk rejan dalam tahap
awal pada penyakit gangguan kekebalan. 7) Efek samping a) Demam
ringan b) Timbul bercak merahataupembengkakan c) Rasa nyeri di tempat
penyuntikan selama 1-2 hari.
d. Imunisasi polio
1) Tujuan
Imunisasi polio ini bertujuan untuk mencegah penyakit poliomyelitis.
2) Kriteria penyakit
Adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh satu
dari tiga virus yang berhubungan yaitu virus polio 1, 2, 3. Secara klinis
penyakit polio adalah dibawah umur 15 tahun yang menderita lumpuh
layu akut. Penyebarannya melalui kotoran manusia yang terkontaminasi.
Kelumpuhan dimulai dengan gejala demam, nyeri otot dan kelumpuhan
terjadi pada minggu pertama sakit. Kematian bisa terjadi jika otot-otot
pernafasan terinfeksi dan tidak segera ditangani.
3) Vaksin

15
Vaksin polio ada 2 jenis yaitu:
a) Inactivated polio vaccine (IPV= vaksin salk) mengandung virus polio
yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan.
b) Oral polio vaccine (OPV= vaksin sabin) mengandung vaksin hidup
yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan.
4) Waktu pemberian
Imunisasi polio dasar diberikan 4 kali dengan interval tidak kurang dari
4 minggu. Imunisasi polio ulang diberikan 1 tahun setelah polio 4.
5) Cara dan dosis pemberian
Di indonesia umunya diberikan vaksin sabin. Vaksin ini diberikan
sebanyak 2 tetes (0,1 ml) langsung kedalam mulut anak atau dengan
menggunakan sendok yang berisi air gula.
6) Kontraindikasi
Pemberian vaksin polio tidak boleh dilakukan pada orang yang
menderita defisiensi imunitas. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul
akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namun, jika ada
keraguan misalnya sedang menderita diare maka dosis ulangan dapat
diberikan setelah sembuh.
7) Efek samping
Pada umunya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa
paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi.
e. Imunisasi campak
1) Tujuan
Imunisasi campak bertujuan untuk memberikan kekebalan aktif
terhadap penyakit campak..
2) Kriteria penyakit
Adalah penyakit yang disebabkan oleh virus measles. Penyebarannya
melalui droplet bersin dan batuk dari penderita. Gejala awal penyakit ini
adalah demam, bercak kemerahan, batuk, pilek, dan mata merah.
Selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher kemudia menyebar ke
tubuh dan tangan serta kaki. Komplikasi campak adalah diare hebat,
peradangan pada telinga dan infeksi saluran nafas (pneumonia).
3) Vaksin

16
Vaksin dari virus hidup (CAM 70-chick chorioallantonik membrane)
yang dilemahkan ditambah kanamisin sulfat dan eritromisin berbentuk
kering.
4) Waktu pemberian
Imunisasi campak diberikan pada usia 9 bulan oleh karena masih ada
antibodi yang diperoleh dari ibu. Jika ada wabah, imunisasi bisa diberikan
pada usia 6 bulan, diulang 6 bulan kemudian.
5) Cara dan dosis pemberian
Cara pemberian imunisasi campak adalah melalui injeksi di lengan kiri
atas secara subcutan (SC) dengan dosis 0,5 ml. Sebelum disuntikan,
vaksin campak terlebih dahulu dilarutkan dengan pelarut steril yang telah
tersedia berisi 5 ml pelarut aquades.
6) Kontraindikasi
Pemberian imunisasi campak tidak boleh diberikan pada orang yang
mengalami immunodefisiensi atau individu yang diduga menderita
gangguan respon imun karena leukimia dan limfoma.
7) Efek samping
a) Demam ringan
b) Diare
c) Ruam atau kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari
setelah vaksinasi
7. Faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar
Faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi adalah :
1) Pendidikan
Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu. Pendidikan
yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-
nilai yang baru di kenal. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap gangguan
fasilitas pelayanan kesehatan. Bahwa penggunaan posyandu dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan dapat membuat orang menjadi berpandangan lebih luas
berfikir dan bertindak secara rasional sehingga latar belakang pendidikan
seseorang dapat mempengaruhi penggunaan pelayannan kesehatan. Penelitian
menyatakan bahwa ibu yang berpendidikan rendah, maka status imunisasi

17
anaknya cenderung tidak lengkap dibandingkan ibu yang berpendidikan
tinggi.
2) Pendapatan atau penghasilan
Tingkat pendapatan keluarga dipengaruhi oleh pekerjaan. Semakin
rendah pendapatan keluarga semakin tidak mampu ibu dalam membelanjakan
makanan lebih baik dalam kualitas maupun kuantitas. Sebagai ketersediaan
makanan di tingkat keluarga mencukupi.
3) Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Terbatasnya pengetahuan ibu
tentang imunisasi bayi ini mengenai manfaat dan tujuan imunisasi maupun
dampak yang akan terjadi jika dilaksanakan imunisasi bayi akan
mempengaruhi kesehatan bayi.
Hal ini sesuai dengan teori dan pendorong. Dalam pendorong dengan
mengimunisasi bayinya, salah satunya adalah pengetahuan dimana
pengetahuan tersebut ditemukan dalam media elektronnik, media
masa.pengetahuan adalah segala sesuatu yang di ketahui berkaitan dengan
proses pembelajaran dan dipengaruhi faktor dari dalam seperti motivasi dan
faktor dari luar berupa informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya.
Penelitian menunjukan bahwa pengetahuan ibu mempengaruhi kelengkapan
imunisasi dasar balita.
4) Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap stimulus. Sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi
hanya dapat ditafsirkan dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata
menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulius tertentu.
Dalam kehisupan sehari-hari sikap merupakan reaksi yang bersifat emosional
terhadap stimulus sosial.
5) Motif
Motif adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang
menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai

18
suatu tujuan.17 Hasil penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian
imunisasi dasar lengkap menunjukan bahwa motivasi memiliki pengaruh
signifikan terhadap kelengkapan imunisasi.
6) Pengalaman
Sesuai dengan kategori hidonisme berati kesukaran, kesenangan,
kenimkatan. Dalam hal ini semua orang akan mengindari hal-hal yang sulit
dan mengusahakan atau mengandung resiko berat. Jika kegiatan imunisasi
tidak berjalan dengan baik misalnya bayi menangis saat menunggu giliran
yang lama, tubuh menjadi panas setelah di imunisasi. Hal ini dapat
mempengaruhi ibu untuk tidak mengimunisasikan bayinya.
7) Pekerjaan
Pekerjaan adalah segala usaha yang dilakukan atau dikerjakan untuk
mendapatkan hasil atau upah yang dapat di nilai dengan uang. Dalam
pekerjaan selalu mendapat tuntutan perubahan kebutuhan yang cepat akan
keterampilan dan pengetahuan yang di perlukan untuk memegang pekerjaan
yang mengarah ke sistem kerja yang otomatis. Untuk memenuhi tuntutan di
butuhkan informasi yang lengkap dan cepat, maka dari itu orang yang bekerja
akan memiliki akses yang lebih baik tentang berbagai informasi.
Teori maslow mengemukakan nilainya 5 tingkat kebutuhan pokok
manusia. Kelima tingkat ilmiah yang kemudian dijadikan pengertian guna
dalam mempelajari motivasi manusia. Kelima tingkat tersebut adalah
kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan perlindungan, kebutuhan
sosial, kebutuhan penghargaan, kebutuhan aktivitas diri ibu yang mempunyai
pekerjaan demi mencukupi kebutuhan keluargaakan mempengaruhi kegiatan
imunisasi yang termasuk kebutuhan rasa aman dan perlindungan sehingga ibu
lebih mengutamkan pekerjaan dari pada mengantar bayi nya untuk imunisasi.
Penelitian menunjukan tidak ada perbedaan pengetahuan tentang imunisasi
antara ibu bekerja dan ibu tidak bekerja, namun perbedaan ini bermaksa pada
sikap dan perilaku.
8) Dukungan keluarga
Teori lingkungan kebudayaan dimana orang belajar banyak dari
lingkungan kebudayaan sekitarnya. Pengaruh keluarga terhadap pembentukan
sikap sangat besar karena keluarga merupakan orang yang paling dekat
dengan anggota keluarga yang lain. Jika sikap keluarga terhadap imunisasi

19
kurang begitu respon dan bersikap tidak menghiraukan atau bahkan
pelaksanaan kegiatan imunisasi maka pelaksanaan imunisasi tidak akan
dilakukan oleh ibu karena tidak ada dukungan dari keluarga.
9) Fasilitas posyandu
Fasilitas merupakan suatu sarana untuk melancarkan pelaksanaan kegiatan.
10) Lingkungan
Kehidupan dalam suatu lingkungan mutlak adanya interaksi sosial
hubungan antara dua atau lebih individu yang saling mempengaruhi
lingkungan rumah dan masyarakat dimana individu melakukan interaksi
sosial merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kelengkapan imunisasi
dasar seperti jarak pelayanan
2.4 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
1. Tuberkulosis
Penyakit ini disebebkan oleh Mycrobacterium tuberculosis yang sebagian
besar menyerang masyarakat dengan kelas sosial ekonomi rendah karena umunya
masyarakat ini mengalami gangguan nutrisi sehingga daya tahan tubuh rendah dan
tinggal di pemukiman yang padat dan tidak sehat sehingga mudah terjadi
penularan penyakit.
2. Difteri
Penyakit infeksi ini disebabkan ole Corynebacterium dyptheriae tipe gravis,
milis, dan intermedius yang menular melalui percikan lidah yang tercemar. Anak
yang tercemar akan menunjukan gejala yang ringan sampai berat. Gejala ringan
dapat berupa membran pada rongga hidung dan gejala berat terjadi obstruksi jalan
nafas karena mengenai laring, saluran nafas bagian atas, tonsil dan kelenjar sekitar
leher membengkak.
3. Pertusis
Penyakit infeksi disebabkan oleh Bordettele pertusis dengan penularan melalui
droplet. Masyarakat awam mengenalnya dengan istilah batuk rejan 100.hari.
bahaya dari pertusis menyebabkan pneumonia yang dapat menimbulkan kematian.
4. Tetanus
Penyakit infeksi ini disebabkan olehmycrobacterium tetanus yang berbentuk
spora masuk kedalam luka terbuka berkembang biak secara anreobik dan
membentuk toksin. Tetanus yang khas terjadi pada anak adalah tetanus

20
neonatorium, dapat menimbulkan kematian karena kejang, sianosis, dan henti
nafas.
5. Poliomelitis
Penyebab infeksi ini virus polio tipe 1,2,3 yang menyeran mielin atau serabut
otak. Dapat timbul gejala demam ringan dan infeksi saluran pernafasan.
6. Campak
Penyebab penyakit infeksi ini virus morbili yang menular droplet. Gejala awal
adanya kemerahan timbul dibagian belakang telinga, dahi dan menjalar ke wajah
dan anggota badan. Gejalanya flu disertai mata berair dan kemerahan.
7. Hepatitis B
Penyebab infeksi disebabkan virus Hepatitis B yang menyerang kelompok
resiko vertikal yaitu bayi dan ibu yang mengidap, sedangkan horizontalnya nya
tenaga medis, para medis, pecandu narkoba, petugas laboratorium. Gejalanya
anoreksia, mual dan ikterik.

21
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Mekanisme pelaksanaan kegiatan penyuluhan meliputi tahapan berikut
1. Konsultasi dengan kepala sekolah dan observasi anak-anak
2. Persiapan alat dan bahan untuk persiapan pelaksanaan kegiatan
3.2 Materi persiapan pelaksanaan Art Therapy kepada orang tua siswa dan
siswa mencakup:
1. Persiapan materi yang akan diberikan kepada anak-anak di TK aisyiyah
bustanul atfhal
2. Pemilihan metode pelaksanaan kegiatan
3. Pelaksanaan kegiatan kepada anak-anak
4. Evaluasi dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan
3.3 Pelaksanaan Kegiatan penyuluhan kesehatan dengan tema “bersama
wujudkan anak indonesia sehat dan bahagia melalui imunisasi
Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh mahasiswa keperawatan UMGO
yang bernama “felniyawati ahmad kelas c 2019” dengan menggunakan metode
ceramah dan Tanya jawab. Materi, laporan pelaksanaan, daftar hadir, dan
dokumentasi terlampir. Kegiatan pengabdian di TK aisyiyah bustanul atfhal
yang berfokus pada bidang ELEKTIF II,: Pengembangan Kepribadian
dilakukan di TK aisyiyah bustanul atfhal.

22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pelaksanaan Pengabdian di TK aisyiyah bustanul atfhal
Kegiatan pengabdian ini dilakukan menggunakan metode ceramah,
demonstrasi dan Tanya jawab. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari kamis, 01
Desember 2022 di TK aisyiyah bustanul atfhal. Adapun tahapan pelaksanaan
kegiatan pengabdian ini pada anak-anak di TK aisyiyah bustanul atfhal dilaksanakan
kurang lebih selama 120 menit mulai dari persiapan peserta, pelaksanaan kegiatan,
terakhir evaluasi dan dokumentasi.
Tahap persiapan
Setelah ditetapkan waktu dan tempat pelaksanaan pengabdian masyarakat
disepakati bahwa pelaksanaanya pada tanggal 03 desember 2021. Sebelum memulai
kegiatan, tim Pengmas melakukan persiapan ruangan, setting tempat, media yang
digunakan, dan mengumpulkan lansia yang tinggal di panti.
Tahap pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan art therapy di mulai dari fase orientasi dan fase kerja
dengan waktu 120 menit.
1. Fase Orientasi:
a. Memberi salam terapeutik : salam mulai dari terapis, perkenalan nama dan
panggilan terapis.
b. Memperkenalkan tim pelaksana
c. Evaluasi/Validasi : menanyakan perasaan peserta.
d. Kontrak :
 Menjelaskan tujuan kegiatan
 Menjelaskan Aturan penyuluhan
 Jika ada orangtua siswa yang akan meninggalkan kelompok harus minta ijin
kepada panitia
 Lama kegiatan 120 menit
 Setiap orang tua murid dan siswa mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
2. Fase Kerja
a. Demontrasi dan metode ceramah
 Tim memperkenalkan pemateri dan tugas masing-masing pada orang tua
siswa dan siswa

23
 Pemateri memberikan materi dan mendemontrasikannya bersama orang tua
siswa dan siswa
 Pemateri menjelaskan pentingnya imunisasi pada anak usia dini demi
mewujudkan anak indonesia yang sehat dan bahagia.
Tahap evaluasi dan dokumentasi
a. Evaluasi
 Menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti kegiatan
 Memberikan pujian atas keberhasilan anak-anak melakukan imunisasi.
 Menilai kemampuan peserta dalam mengikuti kegiatan
b. Dokumentasi
Melakukan dokumentasi proses pelaksanaan dari Kegiatan yang dilakukan
4.2 Pembahasan
Kegiatan penyuluhan kesehatan ini diantaranya adalah Kegiatan penyuluhan
menjelaskan tentang Imunisasi pada anak—anak bagi orang tua murid dengan
menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab, dilakukan kurang lebih selama 30 menit
materi dan 30 menit diskusi dan tanya jawab. Akhir dari tahap ini adalah menyimpulkan
dari materi yang telah diberikan, serta memberikan post test pada peserta penyuluhan. Di
bawah ini adalah dokumentasi pada saat kegiatan berlangsung.Dari hasil pelaksanaan
pembinaan dan penyuluhan selama 1 hari yang diikuti oleh 25 orang ibu anak, ternyata
kegiatan tersebut mendapatkan respon yang baik oleh ibu anak. Ibu anak menjadi lebih
mengetahui tentang beberapa hal terkait imunisasi pada anak-anak. Hal ini dapat
diketahui dari hasil tanya jawab, dimana sebelum dilakukan penyuluhan tentang
Imunisasi pada Ibu anak belum mengerti tentang beberapa hal mengenai Imunisasi
tersebut. Tetapi setelah dilakukan penyuluhan tentang Imunisasi pada Ibu anak menjadi
lebih tahu tentang Imunisasi kanak-kanak dengan nilai rata-rata pengetahuan tentang
Imunisasi anak 90%.
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh bayi membuat zat anti untuk mencegah
terhadap penyakit tertentu. Imunisasi adalah memberi vaksin ke dalam tubuh berupa bibit
penyakit yang di lemahkan yang menyebabkan tubuh memproduksi antibodi tetapi tidak
menimbulkan penyakit bahakan anak menjadi kebal. Imunisasi adalah suatu prosedur
rutin yang akan menjaga kesehatan nak. Kebanyakan dari imunisasi adalah untuk

24
memberi perlindungan menyeluruh terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya dan
sering terjadi pada tahun-tahun awal kehidupan seorang anak.
Tujuan program imunisasi tentunya sudah kita tau semua akan memeberikan
kekebalan yang penting syaratnya cakupan imunisasi kita tinggi dan cakupan imunisasi di
kabupaten kota pun harus merata. Masalahnya di Provisi Gorontalo sendiri tidak tinggi
dan juga tidak merata.

25
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh bayi membuat zat anti untuk mencegah
terhadap penyakit tertentu. Kegiatan penyuluhan imunisasi yang dilakukan di TK
Aisyiyah Bustanul Atfhal menjadikan peserta penyuluhan lebih memahami
pengetahuan tentang imunisasi dibandingkan dengan sebelum penyuluhan dan
perubahan sikap peserta menjadi lebih baik mulai terlihat pada akhir acara
penyuluhan pada saat melakukan evaluasi sikap verbal terhadap peserta penyuluhan,
hal tersebut akan mengubah pandangan peserta menjadi lebih peduli dan mendukung
kegiatan imunisasi.
5.2 Saran
Kepada para petugas kesehatan agar supaya lebih aktif lagi untuk memberikan
informasi kesehatan yang berhubungan dengan imunisasi melalui penyuluhan secara
berkala baik di Puskesmas maupun di Posyandu atau di sekolah dan bagi ibu-ibu yang
memiliki anak-anak agar tetap menjaga kesehatan anaknya sehingga disaat akan
diimunisasikan anak-anak tidak dalam keadaan sakit dan berada dalam keadaan sehat
sehingga tidak ada imunisasi yang lewat untuk diberikan sesuai dengan waktu
pemberiannya juga diharapkan untuk lebih memperhatikan jadwal pemberian
imunisasi untuk anaknya

26
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Hutari Puji, and Christiani Bumi Pangesti. "Upaya Peningkatan Kesehatan Anak
Dengan Penyuluhan Kesehatan Tentang Imunisasi pada Balita di Desa Gebang RW
XV Kelurahan Banjarsari Surakarta." JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT DAN
INOVASI 2.2 (2022): 1387-1392.

Bomboa, Veronica Frida, Meildy E. Pascoal, and Freike Lumy. "Pengaruh penyuluhan
imunisasi campak terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu." JIDAN (Jurnal
Ilmiah Bidan) 3.2 (2015): 45-50.

https://gorontaloprov.go.id/cakupan-imunisasi-dasar-lengkap-di-gorontalo-rendah/

Prasetya, Eska Perdana, and Fatihah Rahmalia. "Pemberdayaan Masyarakat Tentang


Kesehatan, Pendidikan dan Kreatifitas." Abdi Dosen: Jurnal Pengabdian Pada
Masyarakat 2.1 (2018): 19-25.

Rahman, U. (2009). Karakteristik perkembangan anak usia dini. Lentera Pendidikan: Jurnal
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 12(1), 46-57.
Safitri, Riri. "JURNAL ABDIDAS." (2021).

Susanto, A. (2021). Pendidikan anak usia dini: Konsep dan teori. Bumi Aksara.
Yulia novitasari, r. I. A. N. I. Z. A. "gambaran faktor-faktor yang melatarbelakangi riwayat
pemberian imunisasi dasar pada ibu yang memiliki balita di desa tanjunglaya
kecamatan cikancung kabupaten bandung tahun 2019." (2019).

Karina, A. N., & Warsito, B. E. (2012). Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
balita. Jurnal Keperawatan Diponegoro, 1(1), 30-35.
Irawati, N. A. V. (2020). Imunisasi Dasar dalam Masa Pandemi COVID-19. Jurnal
Kedokteran Universitas Lampung, 4(2), 205-210.
Rahmah, N., Lasmini, P. S., & Rahmatini, R. (2015). Hubungan karakteristik dan tingkat
pengetahuan petugas imunisasi terhadap praktik penyimpanan dan transportasi vaksin
imunisasi di tingkat puskesmas Kota Padang tahun 2014. Jurnal Kesehatan
Andalas, 4(3).
Andanawarih, P., & Jannah, M. (2020). Penyuluhan tentang Imunisasi Dasar, Vitamin A dan
Tumbuh Kembang pada Bayi dan Balita di Wilayah Puskesmas Jenggot Kota
Pekalongan. Jurnal ABDIMAS-HIP: Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 23-26.

27
Lampiran

28
SATUAN PENYULUHAN

IMUNISASI

Pokok Pembahasan : Imunisasi pada anak untuk mewujudkan anak indonesia yang sehat

Sasaran : Di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal

Jam : 09.00-Selesai

Waktu : 120 Menit

Tanggal : 01 Desember 2022

Ketua Penyuluh : Nely adam S.Pd , M.Pd.

A. Latar Belakang

Imunisasi adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan
pemberantasan penyakit menular (Ranuh, 2001). Pemberian imunisasi pada balita tidak
hanya memberikan pencegahan terhadap anak tersebut, tetapi akan memberikan dampak
yang jauh lebih luas karena akan mencegah terjadinya penularan yang luas dengan
adanya peningkatan imunitas (daya tahan tubuh terhadap penyakit tertentu) secara
umum di masyarakat. Dimana, jika terjadi wabah penyakit menular, maka hal ini akan
meningkatkan angka kematian bayi dan balita (Peter, 2002).

Imunisasi merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menimbulkan ataupun


meningkatkan kekebalan tubuh individu terhadap penyakit. Penyakit menular yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) adalah penyakit yang diharapkan dapat
dikurangi atau bahkan dihilangkan dengan pelaksanaan program imunisasi. Imunisasi
memiliki peranan penting dalam pelayanan kesehatan primer dan terutama dalam
menurunkan angka kematian balita. Selama ini imunisasi telah terbukti sebagai program
kesehatan yang efektif dan efisien dalam mencegah dan mengurangi angka kesakitan,
kecacatan, dan kematian akibat PD3I.

Di Indonesia, imunisasi dasar wajib diberikan kepada setiap anak berusia di


bawah 12 bulan. Imunisasi dasar tersebut mencakup vaksin Hepatitis B 1 dosis, Bacillus
CalmetteGuerin (BCG) 1 dosis, difteri/pertusis/ tetanushepatitis B-Haemophilus
influenzae tipe B (DPTHB-HiB) 3 dosis, oral poliovirus vaccine (OPV) 4 dosis, dan
campak/measles-rubella (MR) 1 dosis. Pemberian imunisasi dasar secara gratis telah

29
diberlakukan oleh pemerintah di fasilitas pelayanan kesehatan yaitu puskesmas di
seluruh Indonesia.

Vaksin heat sensitive termasuk vaksin hidup dilemahkan (live attenuated) yang
stabil pada suhu beku tapi kehilangan potensi setelah terpapar suhu di atas kisaran yang
direkomendasikan. Vaksin golongan freeze sensitive menggunakan bahan tambahan
berupa garam aluminium yang akan mengendap saat terpapar suhu beku, sehingga dapat
merusak bahan tambahan dan potensi vaksin. 2-5 Pemberian vaksin yang salah dapat
menambah jumlah pasien yang menderita penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I). Kegagalan untuk mematuhi prosedur penyimpanan dan penanganan
dapat mengurangi potensi vaksin, sehingga menghasilkan respon imun yang tidak
adekuat dan perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tidak
tercapai secara optimal. 6 Adanya laporan mengenai vaksin yang disimpan secara tidak
benar, sehingga memerlukan vaksin pengganti dan melakukan imunisasi kembali. Jika
prosedur penyimpanan dan distribusi vaksin telah dilakukan secara benar kekhawatiran
tentang apa yang harus dilakukan pada vaksin yang sudah tidak.

Strategisnya imunisasi sebagai alat pencegahan, menjadikan imunisasi sebagai


program utama suatu negara. Bahkan merupakan salah satu alat pencegahan penyakit
yang utama di dunia. Di Indonesia, imunisasi merupakan andalan program kesehatan.
Imunisasi bayi dan anak dipandang sebagai perlambang kedokteran pencegahan dan
pelayanan kesehatan. angka cakupan imunisasi sering dipakai sebagai indikator
pencapaian pelayanan kesehatan.

Pada tahun 2015 Word Health organization (WHO) telah mencanangkan program
imunisasi sejak tahun 1974 dengan EPI dan kemudian lebih luas lagi dengan
GPV(Global Programme For Vaccines adn Imunization ), organisasi pemerintah sedunia
bernama UNICEF memiliki cakupan imunisasi BCG sebesar 84% dari 90% sedangkan
Timur Leste dan India termasuk dalam kategori cakupan imunisasi rendah 60%.
Indonesia memiliki cakupan imunisasi terendah adalah BCG yang sedikit lebih rendah
daripada tahun 2014, yaitu sebesar 92,3%, pencapaian indikator di indonesia pada tahun
2015 sebesar 86,54% , angka belum mencapai target renstra pada tahun 2015 yang
sebesar 91%. Sedangkan menurut provisi sumatera utara cakupan BCG tahun 2016
adalah 86,9% dengan target yang harus dicapai adalah 91.5 %. Tujuan program
imunisasi tentunya sudah kita tau semua akan memeberikan kekebalan yang penting

30
syaratnya cakupan imunisasi kita tinggi dan cakupan imunisasi di kabupaten kota pun
harus merata. Masalahnya di Provisi Gorontalo sendiri tidak tinggi dan juga tidak
merata,” terang Yana.

B. Tujuan umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan orang tua murid mampu mengerti dan
memahami tentang imunisasi.

C. Tujuan khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 120 menit orang tua murid mampu :

1. Menjelaskan pengertian imunisasi

2. Menejelaskan tujuan imunisasi

3. Menejelaskan macam-macam imunisasi dan efek samping

D. Manfaat imunisasi

E. MateriPenyuluhan

Terlampir

F. Metode Penyuluhan

1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya Jawab

G. Media

1. Ppt

2. Leaflet

H. Kegiatan penyuluhan

31
Waktu Kegiatan penyuluhan Sasaran Media
Tahap
No Kegiatan

1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam


1. 1. Pembukaan 15 menit Kata- kata /
2. Memperkenalk 2. Mendengarkan kalimat
andiri dan menyimak
3. Memperkenalkan 3. Bertanya Mengenai
tim penyuluh perkenalan dan tujuan
4. Meyampakaikan jika ada yang
pokok kurang jelas
pembahasan

5. Kontrak waktu

Penyampaian Materi 1. Mendengarkan dan


2. Pelaksanaan 90 Menit Leaflet
1. Menjelaskan menyimak
pengertian 2. Bertanya Mengenai
imunisasi hal-hal yang belum
jelas dan dimengerti.
2. Menjelaskan
penyakit yang
dapat dicegah oleh
imunisasi
3. Tujuan
imunisasi
4. Macam-macam
imunisasi .
Kata-kata
3. Penutup 15 Menit 1. Meyimpulkan materi 1. Mendengarkan
/
penyuluhan kepada
2. Menjawab salam kalimat
audiens yang telah
apa yang sudah

32
dijelaskan

2. Menutup
penyuluhan dengan
mengucapkan terima
kasih dan salam

3. Memberikan absen
peserta

4. Membagikan leaflet

MATERI

IMUNISASI

A. Pengertian
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh bayi membuat zat anti untuk mencegah
terhadap penyakit tertentu. Imunisasi adalah memberi vaksin ke dalam tubuh berupa
bibit penyakit yang di lemahkan yang menyebabkan tubuh memproduksi antibodi
tetapi tidak menimbulkan penyakit bahakan anak menjadi kebal. (Misalnya vaksin
BCG, DPT dan Campak) dan melalui mulut (misalnya vaksin Polio).
B. Tujuan imunisasi
Imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian
bayi akibat PD3I. Penyakit yang dimaksud antara lain Difteri, Tetanus, Pertusis,
Campak, Polio, TBC.
C. Manfaat imunisasi
Manfaat pemberian imunisasi
a. Bagi anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan
kemungkinan cacat atau kematian.
b. Bagi keluarga

33
Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya
akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
c. Bagi negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, mneciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
D. Penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi
1. Tuberculosis (TBC)
2. Polio
3. Difteri
4. Pertusis
5. Tetanus
6. Campak
7. Hepatitis B

E. Macam-macam imunisasi
1) Imunisasi aktif
Adalah dimana tubuh akan membuat sendiri kekebalan terhadap penyakit
setelah suntikan antigen (bahan yang dapat menimbulkan kekebalan) dan dapat
bertahan selama bertahun-tahun
2) Imunisasi pasif
Adalah dimana tubuh tidak membuat sendiri kekebalan terhadap penyakit tetapi
mendapatkan diri orang lain. Misalnya kolostrum ( ASI yang pertama keluar
berwarna kekuning-kuningan) yang diberikan oleh ibu bayi yang dapat
melindungi bayi dari diare dan penyakit infeksi lainnya.

F. Leaflet imunisasi pada anak

34
Macam-macam imunisasi

Adalah dimana tubuh akan


membuat sendiri kekebalan
terhadap penyakit setelah suntikan
antigen (bahan yang dapat
menimbulkan kekebalan) dan
Mencegah
dapat bertahan selama bertahun-
penderitaan yang tahun
disebabkan oleh penyakit
dan kemungkinan cacat
atau kematian. Adalah dimana tubuh tidak
membuat sendiri kekebalan
Menghilangkan kecemasan terhadap penyakit tetapi
mendapatkan diri orang lain.
dan psikologi pengobatan
bila anak sakit.

G. PPT IMUNISASI

35
36
37
38

Anda mungkin juga menyukai