Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ILMU DASAR KEPERAWATAN DASAR II

“KONSEP DASAR PEMERIKSAAN PENUNJANG”


DOSEN MATA KULIAH: PIPIN YUNUS S.Kep, Ns, M.Kep

KELOMPOK 4 :

1. Astuti Alhasni
2. Felniawati Ahmad
3. Luthfiyana Umar
4. Moh. Aprianto S. Dai
5. Nurjahriyatun jannah antungo
6. Rahmawati Bangol
7. Shinta Aswin Rahman
8. Sri Wulan C. Muda
9. Rahmawati A. Usman
10. Sri indrawati kadir
11. Zunaldi R. Paliki

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas pertama dari mata kuliah
Ilmu Dasar Keperawatan Dasar II dengan judul “KONSEP DASAR
PEMERIKSAAN PENUNJANG”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Gorontalo, 7 Mei 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Manfaat....................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................6

2.1 Pengertian pemeriksaan penunjang..........................................................6

2.2 Yang harus di perhatikan pasien sebelum dilakukan

Pemeriksaan penunjang...........................................................................6

2.3 Persiapan pemeriksaan penunjang............................................................6

2.4 Persiapan penunjang pre anastesi...........................................................14

BAB III PENUTUP.....................................................................................15

3.1 Kesimpulan.............................................................................................15

3.2 Saran.......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Munculnya suatu penyakit telah menjadi momok menakutkan yang selalu
mengahantui manusia. Karena sampai saat ini resiko adanya suatu penyakit
masih menjadi penyebab utama kematian seseorang. Untuk mengetahui
seseorang dalam keadaan sehat atau sakit, seorang dokter akan melakukan
bebrapa pendekatan diagnosis terhadap pasien yang salah satunya ialah
melakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium termasuk
dalam pemeriksaan penunjang, terdapat beberapa tipe pemeriksaan penunjang
yang akan dilakukan sesuai dengan kondisi klinis pasien. Setiap pemeriksaan
mempunyai indikasinya tersendiri. Pemeriksaan penunjang terdiri dari:
laboratorium, radiologi, ultrasonografi, elektrokardiografi (EKG) dan lain-
lain. pemeriksaan laboratorium ini dilakukan dengan harapan bahwa resiko
terhadap suatu penyakit dapat di deteksi lebih dini secara tepat dan akurat.
Faktor utama penyebab munculnya suatu penyakit dikarenakan oleh
berkurangnya kemampuan tubuh untuk mengeliminasi dan membuang racun
(toxin). Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh.
Salah satu diantaranya adalah dengan memeriksakan diri secara berkala dan
berkonsultasi ke dokter. Hal ini sangat bermanaat bagi kesehatan, dikarenakan
bila ada kelainan yang berbahaya dapat diketahui cepat sehingga dapat
melakukan pencegahan atau mengobatinya. Untuk mengetahui seseorang
dalam keadaan sehat atau sakit, seorang dokter akan melakukan beberapa
pendekatan diagnosis kepada pasien yang salah satunya ialah melalui
pemeriksaan laboratorium. Dengan dilakukannya pemeriksaan laboratorium
ini, diharapkan resiko terhadap suatu penyakit dapat di deteksi lebih dini
secara tepat dan akurat. Sekumpulan pemeriksaan laboratorium yang
dirancang untuk tujuan tertentu misalnya untuk mendeteksi penyakit,
menentukan resiko, memantau perkembangan penyakit, memantau
pengobatan dan lain-lain. Proses diagnosis penyakit melalui hasil pemeriksaan
laboratorium itu sendiri selama ini hanya dapat dilakukan oleh para dokter

4
secara manual saja. Para pekerja medis seperti laboran ataupun perawat hanya
bekerja untuk menyiapkan dan melakukan proses pemeriksaan. Mereka tidak
dapat melakukan diagnosis penyakit layaknya seorang dokter. Dan pasien
pada akhirnya dituntut untuk melakukan konsultasi langsung kepada dokter
dengan membawa hasil pemeriksaan laboratorium.

1.2 Rumusan masalah


a. Apa definisi pemeriksaan penunjang?
b. Apa saja yang harus diperhatikan pasien sebelum pemeriksaan penunjang?
c. Apa saja persiapan pemeriksaan penunjang?

1.3 Manfaat
a. Untuk mengetahui definisi pemeriksaan penunjang
b. Untuk mengetahui apa saja yang harus diperhatikan pasien sebelum
pemeriksaan penunjang
c. Untuk mengetahui apa saja persiapan pemeriksaan penunjang

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang merupakan bagian dari pemeriksaan medis yang
dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis penyakit tertentu. Pemeriksaan ini
umumnya dilakukan setelah pemeriksaan fisik dan penelusuran riwayat
keluhan atau riwayat penyakit pada pasien.

2.2 Yang harus di perhatikan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan


penunjang
Pada tahap ini perlu diperhatikan benar, apa yang diperintahkan oleh dokter
dan dipindahkan ke dalam formulir. Hal ini penting untuk menghindar
ipengulangan pemeriksaan yang tidak penting, membantu persiapan pasien
sehingga tidak merugikan pasien dan menyakiti pasien. Pengisian formulir
dilakukan secara lengkap meliputi identitas pasien : nama, alamat/ruangan,
umur, jenis kelamin, data klinis atau diagnosa, dokter pengirim tanggal dan
kalau diperlukan pengobatan yang sedang diberikan. Hal ini penting untuk
menghindari tertukarnya hasil ataupun dapat membantu intepretasi hasil
terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus dan jangka.

2.3 Persiapan pemeriksaan penunjang


1. persiapan pemeriksaan Rontgen
Pemeriksaan X-Ray merupakan salah satu pemeriksaan penunjang dari
penegakkan diagnosis disamping pemeriksaan laboratorium. X-Ray dilakukan
untuk melihat area yang terasa nyeri, memonitor perkembangan penyakit
sebagai contohnya osteoporosis, melihat patah atau retak tulang dan
menentukan jenis tatalaksana yang akan diberikan. Kondisi penyakit yang
dibutuhkan pemeriksaan X-Ray sebagai contoh adalah arthritis, blockage
pembuluh darah, kanker tulang, tumor payudara, paru-paru, fraktur.
Beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan:

6
- Adanya surat persetujuan pelaksanaan, menjelaskan adakah riwayat alergi
baik itu obat maupun non obat, pengobatan yang sedang atau yang pernah
dilakukan
- Memakai pakaian yang nyaman dan longgar agar mudah untuk
membukanya, namun ada beberapa rumah sakit akan diberikan gaun untuk
dipakai
- Mencopot perhiasan jam atau alat-alat yang mengandung logam pada
tubuh. Jika anda memiliki implantasi melatik didalam tubuh dari operasi
sebelumya,segera laporkan ke dokter karena implant akan memblokir sinar
X-Ray untuk menembus ke dalam tubuh
- Menjelaskan penyakit yang sedang diderita, sedang hamil atau tidak.
- Beberapa obat juga harus di stop dulu pemakaiannya sebelum
melaksanakan rontgen.

(Rontgen)

2. persiapan pemeriksaan USG Abdomen

USG abdomen adalah suatu prosedur pemeriksaan menggunakan teknologi


gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk memeriksa organ-organ utama
dalam rongga perut. Selain untuk memeriksa organ-organ dalam perut USG
juga dapat digunakan untuk melihat perkembangan janin, untuk diagnosis

7
penyakit, serta sebagai alat bantu saat prosedur pembedahan atau prosedur
medis tertentu lainnya. Yang harus dipersiapkan sebelum USG adalah:

- dibuat perjanjian menandatangani surat pernyataan izin pemeriksaan


- Dokter biasanya akan meminta anda untuk berpuasa selama 8-12 jam
sebelum melakukan USG
- Anda akan diminta melepas pakaian atau aksesoris yang anda kenakan,
seperti ikat pinggang, perhiasan, serta benda lainnya yang beresiko
menganggu proses pemindaian
- Tanyakan pula kepada dokter apakah anda bisa mengonsumsi obat-obatan
yang biasa anda minum atau tidak sebelum melakukan USG abdominal
- Anda akan diminta untuk berbaring diatas meja scanner dengan kondisi
perut yang terbuka
- Dokter/perawat akan mengoleskan gel konduktif ke seluruh permukaan
area kulit perut yang diperiksa
- Kemudian dokter akan menggerakan stik bernama transduser dengan
gerakan maju mundur secara perlahan ke area permukaan kulit perut
tertentu guna menangkap gambar organ-organ didalamnya
- Transduser akan menggambarkan kondisi organ dalam perut anda secara
jelas melalui monitor
- pasien boleh melanjutkan pengobatan atau minum obat yang diberikan
oleh dokter, melampirkan hasil pemeriksaan laboratorium contohnya
ureum atau keratin.
- pada hari pemeriksaan harap membawa film ekstra USGMRI sesuai jenis
pemeriksaan bila ada.

8
(USG Abdomen)

3. persiapan pemeriksaan MRI

MRI adalah proses pemeriksaan yang memanfaatkan medan magnet dan


gelombang radio untuk menampilkan gambar struktur organ dalam tubuh
manusia. MRI adalah proses pemeriksaan yang cukup mutakhir dan hasil
pemeriksaannya tidak bisa didapatkan pada tes lain seperti Rontgen, USG,
CT-Scan. Tubuh pasien akan dipindai dan ditempatkan pada sebuah mesin
dengan magnet yang kuat. Dambar-gambar yang dihasilkan dari MRI berupa
foto digital yang disimpan dikomputer dan dicetak untuk dipelajari lebih
dalam guna untuk mengidentifikasi penyakit. Persiapan yang harus dilakukan:

- hal yang paling wajib kamu lakukan adalah memberi tau dokter jika kamu
mengalami klaustorpobia, beri tau dokter jika implant dan melepaskan
semua benda logam dari tubuh
- pahami apa saja yang akan terjadi pada pemeriksaan MRI, MRI
merupakan tabung besar dengan lubang-lubang pada setiap sisinya, medan
magnet dan gelombang radio.
- Medan magnet dan gelombang radio menghasilkan pembacaan internal
dari tubuh anda lalu selanjutnya mesin MRI menghasilkan banyak floras
selama prosedur berlangsung jadi yang ingin melaksanakan pemriksaan
MRI diharapkan membawa pengumpal kuping, durasi pemeriksaan
bermacam-macam tergantung penyakitnya
- dan terakhir mengisi formulir yang menanyakan riwayat kesehatannya.

9
(MRI)

4. persiapan pemeriksaan EKG

Electrocardiogram (ECG) atau elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan


sederhana untuk mengukur irama dan aktivitas listrik jantung. Karena itu
prosedur ini juga disebut rekam jantung.

Pemeriksaan rekam jantung diperlukan untuk :

- mendeteksi adanya ritme jantung tidak normal yang dapat menyebabkan


terbentuknya pengumpalan darah dipembuluh darah
- mendeteksi adanya kelainan jantung,aritmia, sumbatan arteri koroner,
kerusakan otot jantung, pembesaran jantung dan peradangan pada lapisan
pelindung jantung
- mendeteksi kondisi medis lain misalnya gangguan keseimbangan elektrolit
dan penyakit paru
- memantau proses penyembuhan setelah serangan jantung, perkembangan
penyakit jantung.

Persiapan yang harus dilakukan :


- mengisi surat pernyataan izin pemeriksaan
- tidak merokok sebelum pemeriksaan dilakukan
- tidak minum air es dan berolahraga

10
- menghindari pemakaian krim atau lotion berminyak karena elektroda bisa
sulit menempel dikulit
- sebisa mungkin tidak mengenakan celana panjang karena elektroda juga
perlu ditempelkan pada kaki
- mengenakan pakaian yang mudah dilepas agar elektroda mudah dipasang
pada kulit dada
- cukur bulu dada jika anda memilikinya

(EKG)

5. Persiapan pemeriksaan EMG


Elektromiografi (EMG) merupakan sebuah prosedur diagnostic untuk
memeriksa kondisi otot dan sel-sel saraf yang mengontrolnya. Prosedur ini
juga dilakukan ketika anda mengalami gejala berupa: nyeri otot atau kram
otot, kelumpuhan, kedutan otot diluar kesadaran. Persiapan yang harus
dilakukan:
- memberikan persetujuan untuk melakukan tindakan
- berhentilah merokok (jika anda memiliki kebiasaan merokok) setidaknya 3
jam sebelum tindakan
- mandi agar minyak hilang dari kulit. Setelah itu jangan gunakan lotion
maupun krim
- kenakan pakaian yang nyaman dan tidak akan menyulitkan dokter dalam
memeriksa area tubuh tertentu. Namun anda juga mungkin akan diminta
berganti baju dengan pakaian yang sudah disiapkan dirumah sakit.

11
(EMG)

6. Persiapan melakukan EEG


Electroencephalography (EEG) adalah prosedur pemeriksaan yang
dilakukan untuk mendeteksi aktivitas listrik diotak. Tes ini dilakukan
dengan menggunakan cakram logam kecil (elektroda) yang dilekatkan
pada kulit kepada, pemeriksaan ini berlangsung selama 45-60 menit,
umumnya EEG adalah jenis pemeriksaan yang dilakukan utuk mendeteksi
penyakit epilepsi. Selain mendiagnosis epilepsi emeriksaan ini juga sering
dilakukan untuk mendeteksi penyakit lain, seperti tumor otak, kerusakan
otak karena cedera kepala, disfungsi otak, peradangan otak, serta
gangguan tidur. Persiapan yang harus dilakukan :
- Memberikan persetujuan kepada dokter/perawat untuk melakukan
tindakan
- Hindari kafein
Sebelum menjalani pemeriksaan ini sebaiknya hindari makanan atau
minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, the, coklat, dan soda.
Karena asupan kafein pada tubuh sebelum pemeriksaan EEG bisa
memengaruhi hasil yang dikeluarkan.
- Cuci rambut
Oleh karena alat pendeteksi akan direkatkan pada kulit kepala, pastikan
untuk mencuci rambut pada malam atau satu hari sebelum pemeriksaan
dilakukan.

12
- kontrol kadar gula
sebelum melakukan pemeriksaan EEG sebaiknya hindari konsumsi
makanan yang mengandung gula tambahan berlebih, hal itu bertujuan
untuk mengontrol kadar gula dalam darah tetap seimbang.
- Minum obat
Kamu tetap bisa mengonsumsi obat rutin seperti biasanya kecuali
diperintahkan dokter. Pada kondisi tertentu dokter mungkin akan
menyarankan hal yang berbeda agar pemeriksaan EEG berjalan lancar.
- Atur waktu tidur
Pada beberapa kondisi seseorang mungkin akan diharuskan untuk tidur
selama pemeriksaan EEG berlangsung.

(EEG)

13
2.4 Persiapan penunjang pre anastesi
Persiapan penunjang merupakan bagian yang tidak dapatdipisahkan dari
tindakan pembedahan. Tanpa adanya hasil pemeriksaan penunjang maka
dokter bedah tidak mungkin bisa menentukan tindakan operasi yang harus
dilakukan pada pasien. Pemeriksaan penunjang yang dimaksud adalah
berbagai pemeriksaan ridiologi, laboratorium maupun pemeriksaan lain seperti
EKG, dan lain-lain.

1. Pemeriksaan rutin
a. Pemeriksaan rutin darah (Hb, leukosit, trombosit, hematokrit)
b. Pemeriksaan kimia klinik
1) Fungsi hepar (SGOT, SGPT, albumin)
2) Fungsi ginjal (urine lengkap, BUN, serum kreatinin)
3) Faal hemostasis
4) Serum elektrolit (Na, K, CI)
2. Pemeriksaan berdasarkan indikasi
a. Radiologi (foto thoraks, BOF, CT Scan, USG, dll)
b. Laboratorium (gula darah)
c. EKG, Echocardiogram, treadmill, dll

Setelah pemeriksaan pre operatif dilakukan dan memperoleh gambaran tentang


keadaan fisik dan mental pasien beserta masalah-masalah yang ada selanjutnya
dibuat rencana mengenai obat dan teknik anestesia yang akan digunakan. (Paul,
2010)

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, maka penulis mengambil
kesimpulan bahwa pemeriksaan penunjang merupakan salah satu pemeriksaan
yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis, pemeriksaan penunjang antara
lain : laboratorium, rontgen, USG, MRI, EKG, EMG, EEG dan lain-lain. Dari
masing-masing pemeriksaan penunjang tersebut pasti ada kekurangan dan
kelebihannya maka dari itu kita harus membuat persetujuan pasien sebelum
melakukan tindakan. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak di
inginkan.

3.2 Saran
penulis menyarankan agar petugas kesehatan dapat bekerja profesional dalam
menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang perawat. Sehingga pasien
dapat merasakan kepuasan atas tindakan yang telah diberikan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, 2016. Manifestasi klinis pemeriksaan penunjang diagnosis dan


tatalaksana. Jurnal kedoteran syiah kuala. 16(3):1-6

Lusiana Indriasari Sagita & Sri Kusumadewi, 2009. System berbasis kasus
untuk diagnosis penyakit melalui hasil pemeriksaan laboratorium. Jurnal
informatika, 3(2):350-351

Ni Putu sudewi, Nia kurniati, Em dadi suyoko, Zakiudin munasir, Arwin AP


Akib, 2009. Berbagai teknik pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis
penyakit. Jurnal departemen ilmu kesehatan. 11(3): 11-13

16

Anda mungkin juga menyukai