Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

“PEMERIKSAAN FISIK TTV”

DISUSUN OLEH

ADINDA ZAHRA LAKSMITA

NIM : P17331221018

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN JEMBER
TAHUN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan Mata Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia dengan judul “Pemeriksaan
Dasar TTV” ini disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Disusun oleh :

Adinda Zahra Laksmita


NIM : P17331221018

Mengetahui,
Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

Drs. Hendro Prasetyo, S.Kep., Ns., M.Kes …………………………………


NIP. 195903271981111001 NIP :

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan dan kelancaran sehingga laporan pendahuluan ini dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-NYA saya tidak dapat menyelesaikan
laporan pendahuluan ini dengan tepat waktu.

Laporan pendahuluan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam melaksanakan


real setting. Dengan demikian laporan pendahuluan ini bertujuan untuk menjadi acuan dalam
melakukan tindakan pada saat real setting yang akan saya laksanakan. Semoga dengan
dibuatnya laporan pendahuluan praktik injeksi subcutan ini akan membantu siapapun yang
akan melaksanakan praktik injeksi subcutan.

Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kekurangan maupun kesalahan di dalamnya. Maka dari itu saya
mengharapkan kepada pembaca untuk dapat memberikan kritik serta saran agar nantinya
laporan pendahuluan yang saya buat menjadi lebih baik. Demikian kata pengantar ini saya
buat, apabila terdapat kesalahan saya mohon maaf.

Jember, 22 April 2023

Hormat saya,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2
1.4 Manfaat........................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
KAJIAN TEORI..................................................................................................................................3
2.1 Apa itu pemeriksaan fisik............................................................................................................3
2.2 Prinsip pemeriksaan fisik.............................................................................................................3
2.3 Pemeriksaan Fisik TTV...............................................................................................................4
2.3.1 Pemeriksaan TTV (suhu tubuh, nadi, pernpasan, dan tensi darah)........................................4
BAB III...............................................................................................................................................10
PENATALAKSANAAN....................................................................................................................10
3.1 Prosedur TTV............................................................................................................................10
BAB IV...............................................................................................................................................16
PENUTUP..........................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................16
3.2 Saran..........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktik klinik kebidanan merupakan bentuk pengalaman belajar yang dilaksanakan


pada suatu tatanan nyata keterampilan pada setiap peserta didik. Dimana peserta didik
diminta untuk mengimplementasiakan pengalaman belajar secara nyata yang nantinya akan
diterapkan di lahan praktek untuk membuat pribadi mahasiswa menjadi, tanggung jawab,
peduli, dapat menjaga privasi, mandiri, serta mampu memeberikan pelayanan yang baik.
Yang nantinya akan di bimbing oleh seorang SI dan dosen.

Semua peserta didik yang di tugaskan menjalankan praktik klinik ini akan menjalani
pengalaman (experience) tentang semua pembelajaran klinis dalam ranah kebidanan (jika
memungkinkan) di lahan praktik. Pembelajarann tahap ini merupakan aplikasi nyata dari teori
dan praktik yang telah dipelajari sebelumny, dan kemudian di praktikkan kepada pasien
secara langsung.
Pemeriksaan tanda - tanda vital adalah cara dalam mendeteksi ada tidaknya perubahan
pada sistem yang ada di dalam tubuh. Tanda-tanda vital, yaitu meliputi suhu tubuh, denyut
nadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah. Bila tubuh dalam keadaan sakit atau kelelahan
dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada tanda vital yang merupakan indikator dari
adanya gangguan pada sistem tubuh. Pemeriksaan vital sign juga merupakan salah satu
bentuk pemeriksaan fisik yang paling dasar terhadap pasien untuk mendiagnosis pasien.
Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik TTV, kita di
harapkan, mampu membuat diagnosis atau memvalidasi keluhan mengenai gejala yang
dialami, yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Dengan
melakukan sebuah pemeriksaan yang akan terdiri dari penilaian tanda vital atau pemeriksaan
suhu, denyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu pemeriksaan fisik


2. Apa saja prinsip pemeriksaan fisik
3. Apa saja metode yang bisa dilakukan untuk pemeriksaan fisik TTV

1
4. Bagaimana prosedur pelaksanaan TTV

1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum: Mencari informarsi tentang pemeriksaan fisik


2. Tujuan Khusus

1. Memberikan mahasiswa pengetahuan tentang pemeriksaan fisik umum.


2. Memberikan mahasiswa pengetahuan secara mendetail tentang prosedur dari
pemeriksaan fisik umum

1.4 Manfaat

Sebagai pedoman mahasiswa dalam melakukan kegiatan praktik klinik pemeriksaan fisik
umum di rumah sakit.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Apa itu pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli
medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan
akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam
penegakkan diagnosis dan perencanaaan perawatan pasien.
Pemeriksaan tanda tanda vital Tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien
untuk memantau kondisi klien atau mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respon klien
terhadap intervensi. Tandatanda vital atau tanda-tanda dasar meliputi, Pemeriksaan Suhu
Tubuh, Pemeriksaan Denyut Nadi, Pemeriksaan Pernafasan, Pemeriksaan Tekanan Darah.

2.2 Prinsip pemeriksaan fisik

Pemeriksaan TTV ini bertujuan untuk mendeteksi buat untuk mendiagnosis. Jika terdapat
temuan abnormalitas yang signifikan, pasien harus dirujuk ke dokter untuk evaluasi lebih
lanjut. Vital Sign berguna untuk mengidentifikasi adanya masalah kesehatan yang akut.
Pemeriksaan ini juga digunakan untuk mengetahui secara cepat derajat kesakitan penderita.
Semakin jelek nilai Vital Sign maka semakin berat derajat kesakitan penderita dan begitu
pula sebaliknya.

Tujuan umum pemeriksaan fisik adalah untuk memperoleh informasi mengenai status
kesehatan pasien. Tujuan definitif pemeriksaan fisik adalah, pertama, untuk mengidentifikasi
status “normal” dan kemudian mengetahui adanya variasi dari keadaan normal tersebut
dengan cara memvalidasi keluhan-keluhan dan gejala-gejala pasien, penapisan/skrining
keadaan wellbeing pasien, dan pemantauan masalah kesehatan/penyakit pasien saat ini.

Pemeriksaan yang dilakukan sebagai respon terhadap keluhan atau gejala diarahkan untuk
mengetahui atau mencegah masalah kesehatan yang potensial dan merupakan interaksi yang
terfokus

Pengkajian kesehatan menyeluruh seorang individu terdiri dari tiga komponen:

1. wawancara dan riwayat kesehatan;


2. pengamatan umum dan pengukuran tanda-tanda vital; dan

3
3. pemeriksaan fisik, yang meliputi evaluasi diagnostik, interpretasi temuan klinis,
diagnosis, terapi dan tindak-lanjut

2.3 Pemeriksaan Fisik TTV

TTV merupakan metode paling dasar yang membantu dokter untuk mendiagnosis
penyakit. Selain itu, dokter juga akan lebih mudah merencanakan terapi medis yang tepat
untuk pasien. Ada empat komponen tanda vital utama yang harus dipantau secara rutin oleh
tenaga kesehatan yaitu tekanan darah, denyut nadi, laju pernapasan, dan suhu tubuh.
Pemeriksaan tanda vital dilakukan pada saat pertama kali datang ke fasilitas kesehatan untuk
mendapatkan perawatan medis.

Apabila pasien dicurigai sedang menderita kondisi medis yang serius, maka tanda
vital akan dipantau secara berulang dan terus dilakukan evalauasi untuk menilai
perkembangan penyakit. Prosedur ini akan terus dilakukan sampai nilai TTV kembali
normal.

2.3.1 Pemeriksaan TTV (suhu tubuh, nadi, pernpasan, dan tensi darah)

Pengukuran tanda vital diperlukan saat

1. Ketika klien masuk ke fasilitas perawatan kesehatan


2. Di rumah sakit atau fasilitas perawatan pada jadwal rutin sesuai program dokter atau
standar praktik institusi
3. Sebelum dan sesudah prosedur bedah.
4. Sebelum dan sesudah prosedur diagnostik invasif
5. Sebelum dan setelah pemberian medikasi yang mempengaruhi Kardiovaskuler,
pernafasan dan fungsi kontrol suhu.
6. Ketika kondisi umum fisik klien berubah
7. Sebelum dan setelah intervensi keperawatan yang mempengaruhi tanda vital.
8. Ketika klien melaporkan gejala non-spesifik distres fisik.

4
1. Suhu tubuh
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh
dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan keluar. Suhu permukaan berfluktuasi
bergantung pada aliran darah ke kulit dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.
Karena fluktuasi suhu permukaan ini suhu yang dapat diterima berkisar dari 36°C sampai
38°C. suhu normal rata-rata bervariasi bergantung lokasi pengukuran.

Alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran suhu disebut termometer. Suhu
seorang pasien adalah bagian penting dari data klinis. Dalam konteks data lain dapat
memandu langkah-langkah diagnostik dan terapi dengan menentukan adanya penyakit
dan sejauh mana pasien menanggapi pengobatan

Tempat yang paling sering digunakan untuk pengukuran suhu dan dapat digunakan
secara intermitten adalah membran timpani, mulut, rektum dan aksila. Variasi suhu yang
didapatkan bergantung pada tempat pengukuran. Berikut variasi suhu berdasarkan tempat
pengukurannya.

1. Oral rata rata: 37°C


2. Rektal rata rata: 37,5°
3. Aksila rata rata: 36,5°C
Suhu tubuh normal antara suhu 36 °C -37,5°C Suhu tubuh tidak normal bisa disebut:

1. Hipotermia yaitu suhu tubuh kurang dari normal


2. Hipertermia yaitu suhu tubuh lebih dari normal
Suhu Lokasi pemeriksaan suhu tubuh : mulut (oral), tidak boleh dilakukan pada
anak/bayi, anus (rectal) tidak boleh dilakukan pada klien dengan diare, ketiak (aksila),
telinga (timpani/aural/otic) dan dahi (arteri temporalis).

● Hipotermia (<35°C)

● Normal (35-37°C)

● Pireksia/febris (37-42,1°C)

● Hipertermia (>41,1°C)

2. Nadi

5
Frekuensi nadi dapat dikaji pada setiap arteri, namun arteri radialis dan artei karotid
dapat dengan mudah diraba pada nadi perifer. Pada saat kondisi klien tiba-tiba menurun,
area karotid adalah area terbaik untuk menemukan nadi secara cepat. Nadi radialis dan
apikal merupakan tempat yang paling sering digunakan untuk mengkaji nadi. Jika nadi
radialis yang terletak pada pergelangan tangan tidak normal atau intermitten akibat
disritmia atau jika nadi yang tidak dapat diraba karena balutan, gips, atau halangan lain,
yang dikaji adalah nadi apikal. Nadi apikal merupakan tempat terbaik untuk mengkaji
nadi bayi dan nadi anak karena nadi perifer dalam dan sulit untuk dipalpasi dengan
akurat.

Metode pengukuran jumlah denyut nadi saat ini masih menggunakan cara manual
yaitu dengan menghitung detak denyut jantung/nadi per menit yaitu dengan cara
pengukuran menggunakan Stethoscope atau dengan mengukur denyut nadi pada
pergelangan tangan dengan bantuan jam tangan.

Karakter Nadi Pengkajian nadi meliputi:

1. Frekuensi
2. Irama
3. kekuatan dan
4. kesamaan

Denyut abnormal yang lambat, cepat atau tidak teratur dapat menandakan masalah dalam
pengaturan sirkulasi darah, keseimbangan cairan atau metabolisme tubuh.

1. Takikardia adalah nadi lebih dari normal (nadi cepat).


2. Bradikardia adalah nadi kurang dari normal (nadi lambat).
Lokasi nadi yang sering digunakan

Batasan Normal Nadi :

Usia Denyut Nadi (x/permenit)

Balita 120-160

Anak 90 – 140

Pra sekolah 80 – 110

Sekolah 75 – 100

6
Remaja 60 – 90

Dewasa 60-100

3. Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan kekuatan pemompaan darah yang dilakukan oleh jantung
untuk mengalirkan darah di dalam arteri hingga ke seluruh tubuh. Pengukuran tekanan
darah dilakukan dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop.

Tekanan darah dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistolik dan diastolik. Tekanan
sistolik merupakan bagian atas yang menunjukkan tekanan darah di dalam arteri pada
saat jantung berkontraksi untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Sedangkan
tekanan diastolik menunjukkan tekanan darah di dalam arteri pada saat jantung
beristirahat untuk mengisi darah dari seluruh bagian tubuh

Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi.peningkatan
atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatsis di dalam tubuh. Jika
sirkulasi darah menjadi tidak memadai lagi, maka terjadilah gangguan pada sistem
transportasi oksigen, karbondioksida, dan hasil-hasil metabolisme lainnya. Di lain pihak
fungsi organ-organ tubuh akan mengalami gangguan seperti gangguan pada proses
pembentukan air seni di dalam ginjal ataupun pembentukan cairan cerebrospinalis dan
lainnya. Terdapat dua macam kelainan tekanan darah, antara lain yang dikenal sebagai
hipertensi atau tekanan darah tinggi dan hipotensi atau tekanan darah rendah.

7
4. PERNAFASAN
Pernafasan adalah mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara antara atmosfir
dengan darah serta darah dengan sel. Mekanisme pernafasan meliputi:

● Ventilasi yaitu pergerakan udara masuk ke luar paru

● Difusi yaitu pertukaran O2 & CO2 antara alveoli & sel darah merah

● Perfusi yaitu distribusi oleh sel drh merah ke dan dari kapiler darah

Faktor yang mempengaruhi pernafasan:

● Olahraga meningkatkan frekuensi dan kedalamanuntuk memenuhi kebutuhan tubuh

untuk menambah oksigen.

● Nyeri akut dan kecemasan meningkatkan frekuensi dan kedalaman akibat stimulasi

saraf simpatik.

● Anemia. Penurunan kadar hemoglobin menurunkan jumlah pembawa O2 dalam

darah. Individu bernapas dengan lebih cepat untuk meningkatkan penghantaran O2.

● Posisi tubuh. Postur tubuh yang lurus dan tegak meningkatkan ekspansi paru. Posisi

yang bungkuk dan telungkup mengganggu pergerakan ventilasi.

● Medikasi (analgetik narkotik dan sedatif meningkatkan RR).

● Cedera batang otak mengganggu pusat pernapasan dan menghambat frekuensi dan

irama pernapasan.

Mekanisme pernapasan

1. Inhalasi Normalnya terjadi proses berikut; diafragma berkontraksi (mengempis),


tulang iga bergerak ke atas dan keluar, dan sternum bergerak keluar sehingga
memperbesar ukuran toraks dan memungkinkan pengembangan paru.
2. Ekshalasi Selama ekshalasi, diafragma relaksasi, tulang iga bergerak ke bawah dan
ke dalam, dan strenum bergerak ke dalam sehingga memperkecil ukuran toraks saat
paru-paru terkompresi. Normalnya proses bernapas terjadi secara normal dan tanpa

8
usaha. Proses inspirasi pada orang dewasa normal berlangsung selama 1-1,5 detik dan
proses ekspirasi berlangsung selama 2-3 detik
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian pernafasan:

1. Frekuensi pernafasan Perawat mengobservasi inspirasi dan ekspirasi penuh pada saat
menghitung frekuensi ventilasi dan pernapasan. Frekuensi pernapasan normal turun
sepanjang hidup.
2. Kedalaman pernafasan Kedalaman dikaji dengan mengobservasi derajat peyimpangan
atau gerakan dinding dada. Perawat menggambarkan gerakan ventilator sebagai
dalam, normal dan dangkal. Pernapasan yang dalam melibatkan ekspansi penuh paru
dengan ekshalasi penuh.
3. Irama pernafasan Dengan bernapas normal interval reguler terjadi setelah setiap siklus
pernapasan. Bayi cenderung untuk kurang teratur dalam bernapas. Anak-anak kecil
mungkin beranpas secara lambat selama beberapa detik dan kemudian tiba-tiba
bernapas secara cepat. Irama pernapasan teratur dan tidak teratur
Frekuensi pernapasan rata-rata normal menurut usia

Usia Frekuensi (x/menit)

Bayi baru lahir 35-40

Bayi (6 bulan) 30 – 50

Todler (2 tahun) 25 – 32

Anak-anak 20 – 30

Remaja 16 – 19

Dewasa 12 – 20

9
BAB III

PENATALAKSANAAN

3.1 Prosedur TTV


1. SUHU
Persiapan alat & bahan

- Handsanitizer
- Sarung tangan bersih
- Termometer
- Tisu
CHEKLIST KETRAMPILAN MENGUKUR SUHU TUBUH (AXILA)

NILAI
NO LANGKAH/ KEGIATAN KET
1 2 3 4

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri pada


pasien.

2.* Menjelaskan tujuan dari tindakan yang akan dilakukan

3. Mencuci tangan, keringkan dengan handuk kering

4. Mempersiapan alat-alat secara sistematis.

5. Gunakan sarung tangan

6. Atur posisi pasien

7. * Tentukan letak aksila (Ketiak) dan bersihkan daerah


aksila dengan menggunakan tissue

8.* Turunkan suhu termometer dibawah antara 34 0C –


350C.

9.* Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan


pasien dengan posisi fleksi diatas dada (mendekap

10
dada)

10. Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca


hasilnya

11. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue

12. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas


dengan air bersih dan keringkan.

13. Merapikan kembali pasien

14. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan ketempat


semula

15. Mencuci tangan

16. Mencatat hasil tindakan yang telah dilakukan, nama


terang dan tanda tangan

....................................
Nilai= x 100
TOTAL NILAI

2. NADI
Persiapan alat & bahan

1. handsanitizer
CHEKLIST KETRAMPILAN MENGHITUNG DENYUT NADI

NILAI
NO LANGKAH/ KEGIATAN KET
1 2 3 4

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri pada pasien.

2. Memberitahu klien / keluarga

3. Menjelaskan tujuan dari tindakan yang akan dilakukan

4. Mencuci tangan, keringkan dengan handuk kering

5. Mengkaji faktor yang mempengaruhi irama nadi radialis

11
(usia, latihan, perubahan posisi, keseimbangan cairan,
medikasi, suhu)

6. Membantu klien untuk melakukan posisi telentang/duduk

7. Menempatkan ujung jari pertama / tiga jari tengan anda


menekan disepanjang radial/sisi ibu jari pergelangan dalam
klien

8. Menekan perlahan diatas radius, abaikan nadi awal dan


kemudian tekanan rileks pada nadi menjadi mudah
dipalpasi

9. Menetapkan kekuatan nadi

10. Merasakan nadi yang teratur dengan menggunakan jam


tangan detik dan mulai menghitung frekuaensi, mulai dari 0
dan kemudian 1, dst

11. Nadi tertatur dihitung selama 30 detik dan kalikan totalnya


dengan 2 atau bila nadi tidak teratur, hitung selama 1 menit
penuh

12. Merapikan kembali pasien

13. Mencuci tangan

14. Mencatat hasil tindakan yang telah dilakukan, nama terang


dan tanda tangan

....................................
Nilai= x 100
TOTAL NILAI

3. PERNAFASAN
Persiapan alat dan bahan

1. handsanitizer
CHEKLIST KETRAMPILAN MENGHITUNG PERNAFASAN

NO LANGKAH/ KEGIATAN NILAI KET.

12
1 2 3 4

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri pada pasien.

2. Memberitahu klien / keluarga

3. Menjelaskan tujuan dari tindakan yang akan dilakukan

4. Mencuci tangan, keringkan dengan handuk kering

5. Menyakinkan bahwa dada dapat dilihat

6. Menempatkan lengan klien dalam posisi rileks melintangi


abdomen atau dada bawah atau menempatkan tangan
pemeriksa langsung diatas abdomen atas klien

7. Mengobservasi siklus pernafasan komplit (1 inspirasi dan 1


ekspirasi)

8. Bila 1 siklus terobservasi, melihat pada detik jam tangan


dan mulai menghitung frekuensi pernafasan, bila detik
mencapai 1 angka penetapan, hitung “1” untuk mulai siklus
penuh yang pertama

9. Untuk orang dewasa, hitung jumlah pernafasan dalam 30


detik dan kalikan 2 atau bila memiliki pernafasan dengan
irama tidak teratur atau lambat atau cepat yang tidak
normal hitung 1 menit penuh. Untuk bayi / anak, hitung
pernafasan selama 1 menit penuh

10. Merapikan kembali pasien

11. Mencuci tangan

12. Mencatat hasil tindakan yang telah dilakukan, nama terang


dan tanda tangan

....................................
Nilai= x 100
TOTAL NILAI

13
4. TEKANAN DARAH
persiapan alat & bahan

1. handsanitizer
2. tensi meter
3. stetoskop
4. sarung tangan bersih

CHEKLIST KETRAMPILAN MENGUKUR TEKANAN DARAH

NILAI KE
NO. LANGKAH/ KEGIATAN
1 2 3 4 T.

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri pada pasien.

2.* Menjelaskan tujuan dari tindakan yang akan dilakukan

3. Mencuci tangan, keringkan dengan handuk kering

4. Mempersiapan alat-alat secara sistematis.

5. Mengatur posisi pasien : supinasi

6. Menempatkan diri di sebelah kanan pasien, bila


mungkin

7. Membebaskan lengan pasien dari baju

8.* Memasang manset 2 jari di atas mediana cubiti, selang


sejajar arteri brachialis

9.* Meraba denyut arteri brachialis

10. Meletakkan difragma stetoskop di atas arteri tersebut

11.* Menutup sekrup balon, membuka pengunci air raksa

12. Memompa manset hingga tak terdengar denyut arteri

13.* Membuka sekrup balon perlahan-lahan sambil melihat

14
turunnya air raksa/jarum dan dengarkan bunyi denyut
pertama (systole) hingga bunyi terakhir (diastole),
sampai tekanan nol

14. Melakukan validasi dengan mengulang mulai 12 dan 13


(bila hasil pengukuran keduanya berbeda, ulangi sekali
lagi)

15. Mengunci air raksa dan melepas manset

16. Merapikan kembali pasien

17. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan ketempat semula

18. Mencuci tangan

19. Mencatat hasil tindakan yang telah dilakukan, nama


terang dan tanda tangan

....................................
Nilai= x 100
TOTAL NILAI

15
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk mengetahui dan


memperoleh informasimengenai status kesehtan pasien serta untuk memvalidasi
keluhan mengenai gejala yang dialami, pemeriksaan ini mencakup pemeriksaan
tekanan darah, temperature tubuh (suhu), frekuensi nadi, frekuensi pernapasan,

Dalam hal ini bidan di harap mampu melaksanakan tugasnya secara kompeten,
dapat memiliki kemampuan yang mempuni untuk melayani pasien secara efisien yaitu
tepat dan benar, serta memiliki kreativitas dan keterampilan

Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang perawat atau bidan
adalah keterampilan untuk melakukan pemeriksaan fisik untuk memperoleh data
tentang keadaan kesehatan pasien. Seperti contohnya pemeriksaan fisik

3.2 Saran

Penulis berharap dengan laporan pendahuluan ini, semoga dapat membantu


pembaca dapat mengerti dan memahami tentang materi pemeriksaan dasar yaitu
pemeriksaan TTV. Sehingga mahasiswa dapat mempraktikkan dan mengimplementasikan
pemeriksaan fisik TTV ini dengan baik, tepat, dan benar, sesuai dengan prosedur,
persiapan, serta teknik yang telah ditetapkan.

16
DAFTAR PUSTAKA
(n.d.). Welcome to Repository Akper Kerta Cendekia - Repository Politeknik Kesehatan
Kerta Cendekia. https://eprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/39/1/290999-
pemeriksaan-tanda-tanda-vital-bf801e8f.pdf
Https://ibmm.fkg.ugm.ac.id/2017/11/03/vital-sign-tekanan-darah-dan-
nadi/.bmm.fkg.ugm.ac.id/2017/11/03/vital-sign-tekanan-darah-dan-nadi/
Tanda Tanda vital (TTV): Pemeriksaan Dan Nilai normal. (2019, February 22).
HonestDocs. https://www.honestdocs.id/tanda-tanda-vital-ttv-pemeriksaan-
nilai-normal
(n.d.). Welcome to DIGILIB UNISAYOGYA - DIGILIB
UNISAYOGYA. https://digilib.unisayogya.ac.id/4116/1/ketrampilan%20klinis
%20kebidanan%3B%20prosedurpemeriksaan%20fisik.pdf
Https://www.honestdocs.id/tanda-tanda-vital-ttv-pemeriksaan-nilai-normal.
(n.d.).Home. https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/75044/Ika%20R.
%20Sutejo%2C%20Pipiet%20W_Modul_Ketrampilan%20Klinik%20dasar
%20Pemeriksaan%20Fisik%20dan%20BLS%20%282%29_%28F.K
%29.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Jones, R. M. (2012). "Prinsip dan Metode Pemeriksaan Fisik Dasar." Bab ini meliputi materi
yang ditulis pada edisi pertama oleh Jean DeMartinis (2012).

Sulistyowati, A. (2018). "Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital." (2018).

17

Anda mungkin juga menyukai