DISUSUN OLEH
NIM : P17331221018
Hari :
Tanggal :
Disusun oleh :
Mengetahui,
Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan dan kelancaran sehingga laporan pendahuluan ini dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-NYA saya tidak dapat menyelesaikan
laporan pendahuluan ini dengan tepat waktu.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kekurangan maupun kesalahan di dalamnya. Maka dari itu saya
mengharapkan kepada pembaca untuk dapat memberikan kritik serta saran agar nantinya
laporan pendahuluan yang saya buat menjadi lebih baik. Demikian kata pengantar ini saya
buat, apabila terdapat kesalahan saya mohon maaf.
Hormat saya,
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2
1.4 Manfaat........................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
KAJIAN TEORI..................................................................................................................................3
2.1 Apa itu pemeriksaan fisik............................................................................................................3
2.2 Prinsip pemeriksaan fisik.............................................................................................................3
2.3 Pemeriksaan Fisik TTV...............................................................................................................4
2.3.1 Pemeriksaan TTV (suhu tubuh, nadi, pernpasan, dan tensi darah)........................................4
BAB III...............................................................................................................................................10
PENATALAKSANAAN....................................................................................................................10
3.1 Prosedur TTV............................................................................................................................10
BAB IV...............................................................................................................................................16
PENUTUP..........................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................16
3.2 Saran..........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Semua peserta didik yang di tugaskan menjalankan praktik klinik ini akan menjalani
pengalaman (experience) tentang semua pembelajaran klinis dalam ranah kebidanan (jika
memungkinkan) di lahan praktik. Pembelajarann tahap ini merupakan aplikasi nyata dari teori
dan praktik yang telah dipelajari sebelumny, dan kemudian di praktikkan kepada pasien
secara langsung.
Pemeriksaan tanda - tanda vital adalah cara dalam mendeteksi ada tidaknya perubahan
pada sistem yang ada di dalam tubuh. Tanda-tanda vital, yaitu meliputi suhu tubuh, denyut
nadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah. Bila tubuh dalam keadaan sakit atau kelelahan
dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada tanda vital yang merupakan indikator dari
adanya gangguan pada sistem tubuh. Pemeriksaan vital sign juga merupakan salah satu
bentuk pemeriksaan fisik yang paling dasar terhadap pasien untuk mendiagnosis pasien.
Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik TTV, kita di
harapkan, mampu membuat diagnosis atau memvalidasi keluhan mengenai gejala yang
dialami, yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Dengan
melakukan sebuah pemeriksaan yang akan terdiri dari penilaian tanda vital atau pemeriksaan
suhu, denyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali.
1
4. Bagaimana prosedur pelaksanaan TTV
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Sebagai pedoman mahasiswa dalam melakukan kegiatan praktik klinik pemeriksaan fisik
umum di rumah sakit.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli
medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan
akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam
penegakkan diagnosis dan perencanaaan perawatan pasien.
Pemeriksaan tanda tanda vital Tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien
untuk memantau kondisi klien atau mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respon klien
terhadap intervensi. Tandatanda vital atau tanda-tanda dasar meliputi, Pemeriksaan Suhu
Tubuh, Pemeriksaan Denyut Nadi, Pemeriksaan Pernafasan, Pemeriksaan Tekanan Darah.
Pemeriksaan TTV ini bertujuan untuk mendeteksi buat untuk mendiagnosis. Jika terdapat
temuan abnormalitas yang signifikan, pasien harus dirujuk ke dokter untuk evaluasi lebih
lanjut. Vital Sign berguna untuk mengidentifikasi adanya masalah kesehatan yang akut.
Pemeriksaan ini juga digunakan untuk mengetahui secara cepat derajat kesakitan penderita.
Semakin jelek nilai Vital Sign maka semakin berat derajat kesakitan penderita dan begitu
pula sebaliknya.
Tujuan umum pemeriksaan fisik adalah untuk memperoleh informasi mengenai status
kesehatan pasien. Tujuan definitif pemeriksaan fisik adalah, pertama, untuk mengidentifikasi
status “normal” dan kemudian mengetahui adanya variasi dari keadaan normal tersebut
dengan cara memvalidasi keluhan-keluhan dan gejala-gejala pasien, penapisan/skrining
keadaan wellbeing pasien, dan pemantauan masalah kesehatan/penyakit pasien saat ini.
Pemeriksaan yang dilakukan sebagai respon terhadap keluhan atau gejala diarahkan untuk
mengetahui atau mencegah masalah kesehatan yang potensial dan merupakan interaksi yang
terfokus
3
3. pemeriksaan fisik, yang meliputi evaluasi diagnostik, interpretasi temuan klinis,
diagnosis, terapi dan tindak-lanjut
TTV merupakan metode paling dasar yang membantu dokter untuk mendiagnosis
penyakit. Selain itu, dokter juga akan lebih mudah merencanakan terapi medis yang tepat
untuk pasien. Ada empat komponen tanda vital utama yang harus dipantau secara rutin oleh
tenaga kesehatan yaitu tekanan darah, denyut nadi, laju pernapasan, dan suhu tubuh.
Pemeriksaan tanda vital dilakukan pada saat pertama kali datang ke fasilitas kesehatan untuk
mendapatkan perawatan medis.
Apabila pasien dicurigai sedang menderita kondisi medis yang serius, maka tanda
vital akan dipantau secara berulang dan terus dilakukan evalauasi untuk menilai
perkembangan penyakit. Prosedur ini akan terus dilakukan sampai nilai TTV kembali
normal.
2.3.1 Pemeriksaan TTV (suhu tubuh, nadi, pernpasan, dan tensi darah)
4
1. Suhu tubuh
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh
dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan keluar. Suhu permukaan berfluktuasi
bergantung pada aliran darah ke kulit dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.
Karena fluktuasi suhu permukaan ini suhu yang dapat diterima berkisar dari 36°C sampai
38°C. suhu normal rata-rata bervariasi bergantung lokasi pengukuran.
Alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran suhu disebut termometer. Suhu
seorang pasien adalah bagian penting dari data klinis. Dalam konteks data lain dapat
memandu langkah-langkah diagnostik dan terapi dengan menentukan adanya penyakit
dan sejauh mana pasien menanggapi pengobatan
Tempat yang paling sering digunakan untuk pengukuran suhu dan dapat digunakan
secara intermitten adalah membran timpani, mulut, rektum dan aksila. Variasi suhu yang
didapatkan bergantung pada tempat pengukuran. Berikut variasi suhu berdasarkan tempat
pengukurannya.
● Hipotermia (<35°C)
● Normal (35-37°C)
● Pireksia/febris (37-42,1°C)
● Hipertermia (>41,1°C)
2. Nadi
5
Frekuensi nadi dapat dikaji pada setiap arteri, namun arteri radialis dan artei karotid
dapat dengan mudah diraba pada nadi perifer. Pada saat kondisi klien tiba-tiba menurun,
area karotid adalah area terbaik untuk menemukan nadi secara cepat. Nadi radialis dan
apikal merupakan tempat yang paling sering digunakan untuk mengkaji nadi. Jika nadi
radialis yang terletak pada pergelangan tangan tidak normal atau intermitten akibat
disritmia atau jika nadi yang tidak dapat diraba karena balutan, gips, atau halangan lain,
yang dikaji adalah nadi apikal. Nadi apikal merupakan tempat terbaik untuk mengkaji
nadi bayi dan nadi anak karena nadi perifer dalam dan sulit untuk dipalpasi dengan
akurat.
Metode pengukuran jumlah denyut nadi saat ini masih menggunakan cara manual
yaitu dengan menghitung detak denyut jantung/nadi per menit yaitu dengan cara
pengukuran menggunakan Stethoscope atau dengan mengukur denyut nadi pada
pergelangan tangan dengan bantuan jam tangan.
1. Frekuensi
2. Irama
3. kekuatan dan
4. kesamaan
Denyut abnormal yang lambat, cepat atau tidak teratur dapat menandakan masalah dalam
pengaturan sirkulasi darah, keseimbangan cairan atau metabolisme tubuh.
Balita 120-160
Anak 90 – 140
Sekolah 75 – 100
6
Remaja 60 – 90
Dewasa 60-100
3. Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan kekuatan pemompaan darah yang dilakukan oleh jantung
untuk mengalirkan darah di dalam arteri hingga ke seluruh tubuh. Pengukuran tekanan
darah dilakukan dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop.
Tekanan darah dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistolik dan diastolik. Tekanan
sistolik merupakan bagian atas yang menunjukkan tekanan darah di dalam arteri pada
saat jantung berkontraksi untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Sedangkan
tekanan diastolik menunjukkan tekanan darah di dalam arteri pada saat jantung
beristirahat untuk mengisi darah dari seluruh bagian tubuh
Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi.peningkatan
atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatsis di dalam tubuh. Jika
sirkulasi darah menjadi tidak memadai lagi, maka terjadilah gangguan pada sistem
transportasi oksigen, karbondioksida, dan hasil-hasil metabolisme lainnya. Di lain pihak
fungsi organ-organ tubuh akan mengalami gangguan seperti gangguan pada proses
pembentukan air seni di dalam ginjal ataupun pembentukan cairan cerebrospinalis dan
lainnya. Terdapat dua macam kelainan tekanan darah, antara lain yang dikenal sebagai
hipertensi atau tekanan darah tinggi dan hipotensi atau tekanan darah rendah.
7
4. PERNAFASAN
Pernafasan adalah mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara antara atmosfir
dengan darah serta darah dengan sel. Mekanisme pernafasan meliputi:
● Difusi yaitu pertukaran O2 & CO2 antara alveoli & sel darah merah
● Perfusi yaitu distribusi oleh sel drh merah ke dan dari kapiler darah
● Nyeri akut dan kecemasan meningkatkan frekuensi dan kedalaman akibat stimulasi
saraf simpatik.
darah. Individu bernapas dengan lebih cepat untuk meningkatkan penghantaran O2.
● Posisi tubuh. Postur tubuh yang lurus dan tegak meningkatkan ekspansi paru. Posisi
● Cedera batang otak mengganggu pusat pernapasan dan menghambat frekuensi dan
irama pernapasan.
Mekanisme pernapasan
8
usaha. Proses inspirasi pada orang dewasa normal berlangsung selama 1-1,5 detik dan
proses ekspirasi berlangsung selama 2-3 detik
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian pernafasan:
1. Frekuensi pernafasan Perawat mengobservasi inspirasi dan ekspirasi penuh pada saat
menghitung frekuensi ventilasi dan pernapasan. Frekuensi pernapasan normal turun
sepanjang hidup.
2. Kedalaman pernafasan Kedalaman dikaji dengan mengobservasi derajat peyimpangan
atau gerakan dinding dada. Perawat menggambarkan gerakan ventilator sebagai
dalam, normal dan dangkal. Pernapasan yang dalam melibatkan ekspansi penuh paru
dengan ekshalasi penuh.
3. Irama pernafasan Dengan bernapas normal interval reguler terjadi setelah setiap siklus
pernapasan. Bayi cenderung untuk kurang teratur dalam bernapas. Anak-anak kecil
mungkin beranpas secara lambat selama beberapa detik dan kemudian tiba-tiba
bernapas secara cepat. Irama pernapasan teratur dan tidak teratur
Frekuensi pernapasan rata-rata normal menurut usia
Bayi (6 bulan) 30 – 50
Todler (2 tahun) 25 – 32
Anak-anak 20 – 30
Remaja 16 – 19
Dewasa 12 – 20
9
BAB III
PENATALAKSANAAN
- Handsanitizer
- Sarung tangan bersih
- Termometer
- Tisu
CHEKLIST KETRAMPILAN MENGUKUR SUHU TUBUH (AXILA)
NILAI
NO LANGKAH/ KEGIATAN KET
1 2 3 4
10
dada)
....................................
Nilai= x 100
TOTAL NILAI
2. NADI
Persiapan alat & bahan
1. handsanitizer
CHEKLIST KETRAMPILAN MENGHITUNG DENYUT NADI
NILAI
NO LANGKAH/ KEGIATAN KET
1 2 3 4
11
(usia, latihan, perubahan posisi, keseimbangan cairan,
medikasi, suhu)
....................................
Nilai= x 100
TOTAL NILAI
3. PERNAFASAN
Persiapan alat dan bahan
1. handsanitizer
CHEKLIST KETRAMPILAN MENGHITUNG PERNAFASAN
12
1 2 3 4
....................................
Nilai= x 100
TOTAL NILAI
13
4. TEKANAN DARAH
persiapan alat & bahan
1. handsanitizer
2. tensi meter
3. stetoskop
4. sarung tangan bersih
NILAI KE
NO. LANGKAH/ KEGIATAN
1 2 3 4 T.
14
turunnya air raksa/jarum dan dengarkan bunyi denyut
pertama (systole) hingga bunyi terakhir (diastole),
sampai tekanan nol
....................................
Nilai= x 100
TOTAL NILAI
15
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam hal ini bidan di harap mampu melaksanakan tugasnya secara kompeten,
dapat memiliki kemampuan yang mempuni untuk melayani pasien secara efisien yaitu
tepat dan benar, serta memiliki kreativitas dan keterampilan
Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang perawat atau bidan
adalah keterampilan untuk melakukan pemeriksaan fisik untuk memperoleh data
tentang keadaan kesehatan pasien. Seperti contohnya pemeriksaan fisik
3.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
(n.d.). Welcome to Repository Akper Kerta Cendekia - Repository Politeknik Kesehatan
Kerta Cendekia. https://eprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/39/1/290999-
pemeriksaan-tanda-tanda-vital-bf801e8f.pdf
Https://ibmm.fkg.ugm.ac.id/2017/11/03/vital-sign-tekanan-darah-dan-
nadi/.bmm.fkg.ugm.ac.id/2017/11/03/vital-sign-tekanan-darah-dan-nadi/
Tanda Tanda vital (TTV): Pemeriksaan Dan Nilai normal. (2019, February 22).
HonestDocs. https://www.honestdocs.id/tanda-tanda-vital-ttv-pemeriksaan-
nilai-normal
(n.d.). Welcome to DIGILIB UNISAYOGYA - DIGILIB
UNISAYOGYA. https://digilib.unisayogya.ac.id/4116/1/ketrampilan%20klinis
%20kebidanan%3B%20prosedurpemeriksaan%20fisik.pdf
Https://www.honestdocs.id/tanda-tanda-vital-ttv-pemeriksaan-nilai-normal.
(n.d.).Home. https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/75044/Ika%20R.
%20Sutejo%2C%20Pipiet%20W_Modul_Ketrampilan%20Klinik%20dasar
%20Pemeriksaan%20Fisik%20dan%20BLS%20%282%29_%28F.K
%29.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Jones, R. M. (2012). "Prinsip dan Metode Pemeriksaan Fisik Dasar." Bab ini meliputi materi
yang ditulis pada edisi pertama oleh Jean DeMartinis (2012).
17