DISUSUN OLEH
Pembimbing Lahan
Disusun oleh:
Nim : P07124023011
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan Hidayah-Nya sehingga laporan ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang dapat membangun guna kesempurnaan
laporan ini. Dan selesainya kegiatan praktik laboratorium Klinik I, dan
penyusunan laporan ini, kami juga tak lupa mengucapkan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
Kelompok II
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………………. i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………… iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. iv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….
1.1 Latar Belakang……………………………………………….
1.2 Tujuan Umum Dan Khusus ………………………………..
1.3 Manfaat……………………………………………………….
BAB II TINJAUAN TEORI…………………………………………………
2.1 Pengertian………………………………………………………
2.2 Langkah-Langkah Pemeriksaan Fisik……………………….
2.3 Pemeriksaan Fisik Dan Tanda-Tanda vital………………….
2.4 Langkah Kerja Berdasarkan Checklist………………………
BAB III TINJAUAN KASUS……………………………………………….
3.1 Identitas klien………………………………………………….
3.2 Pengkajian Data Subjektif……………………………………
3.3 Pengkajian Data Objektif…………………………………….
BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………..
BAB V PENUTUP…………………………………………………………
1.1 Kesimpulan……………………………………………………
1.2 Saran…………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Pengertian
Pemeriksaan fisik (Head to Toe) adalah pemeriksaan tubuh
pasien secara keseluruhan atau hanya beberapa bagian saja yang
dianggap perlu oleh dokter yang bersangkutan. Pemeriksaan secara
fisik menggunakan pendekatan inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi. Pengkajian fisik dilakukan untuk menegakkan diagnosis
yang berupa kepastian tentang penyakit apa yang diderita pasien
disebut fisik diagnostic. Untuk mendapatkan data yang akurat sebelum
pemeriksaan fisik dilakukan anamnesa mengenai Riwayat penyakit
sekarang, penyakit dahulu, penyakit keluarga dan psikososial. Hal ini
memungkinkan pengkajian yang fokus dan tidak menimbulkan bias
dalam mengambil kesimpulan terhadap masalah yang ditemukan.
Pemeriksaan fisik digunakan untuk mendapatkan data objektif dari
riwayat penyakit pasien.
b. Palpasi
Palpasi, merupakan pemeriksaan dengan perabaan,
sentuhan atau merasakan dengan menggunakan rasa
proprioseptif ujung jari atau tangan. Cara pemeriksaan ini
merupakan langkah kedua pada pemeriksaan pasien dan
digunakan untuk menambah data yang telah diperoleh melalui
inspeksi sebelumnya.
Palpasi struktur individu, baik pada permukaan maupun
dalam rongga tubuh, terutama pada abdomen, akan
memberikan informasi mengenai posisi, ukuran, bentuk,
konsistensi dan mobilitas/gerakan komponen-komponen
anatomi yang normal, dan apakah terdapat abnormalitas
misalnya pembesaran organ atau adanya massa yang dapat
teraba. Palpasi juga efektif untuk menilai mengenai keadaan
cairan pada ruang tubuh.
Pada awal selalu digunakan palpasi ringan, dan kekuatan
palpasi dapat ditingkatkan terus. Palpasi ringan bersifat
superfisial, lembut dan berguna untuk menilai lesi pada
permukaan atau dalam otot.
Palpasi dalam digunakan untuk menilai organ dalam rongga
tubuh, dan dapat dilakukan dengan satu atau dua tangan. Jika
dilakukan dengan dua tangan, tangan yang di atas menekan
tangan yang di bawah 2-4 cm ke bawah dengan gerakan
sirkuler. Bagian yang nyeri atau tidak nyaman selalu dipalpasi
terakhir. Kadang, diperlukan untuk membuat rasa tidak nyaman
atau nyeri untuk dapat benar-benar menilai suatu gejala.
c. Auskultasi
Auskultasi adalah metode pemeriksaan yang digunakan
untuk mendengarkan suara jantung, paru-paru dan abdomen.
Selama pemeriksaan auskultasi, dokter akan mencoba
mendengarkan berbagai suara, frekuensi, waktu, intensitas,
dan hal lain yang berkaitan dengan organ-organ dari sistem-
sistem tersebut.
Melalui pemeriksaan auskultasi jantung, dokter bisa mendeteksi
beberapa masalah pada jantung. Pemeriksaan ini juga
membantu dokter menegakkan diagnosis terkait
kondisi jantung.
d. Perkusi
Perkusi, langkah ketiga pemeriksaan pasien adalah
mengetuk permukaan tubuh secara ringan dan tajam, untuk
menentukan posisi, ukuran dan densitas struktur atau cairan
atau udara di bawahnya. Menepuk permukaan akan
menghasilkan gelombang suara yang berjalan sepanjang 5-
7cm (2-3 inci) di bawahnya.
Teknik perkusi (untuk pemeriksa yang tidak kidal) adalah
sebagai berikut:
Jari tengah tangan kiri dihiperekstensikan.
Tekankan sendi interfalang distal secara lekat pada
bidang yang akan diperkusi. Hindari kontak dengan
bagian lain tangan, karena akan meredam vibrasi yang
terjadi.
Posisi tangan kanan dekat dengan permukaan dengan
tangan menekuk ke atas. Jari tengah tangan kanan
difleksikan, rileks, dan siap untuk mengetuk
Gerakan berasal dari pergelangan tangan. Ketukan
dilakukan dengan cepat dan tajam, namun gerakan
pergelangan tangan harus rileks. Ketukan ditujukan pada
sendi interfalang distal.
Gerakan ini dimaksudkan untuk mentransmisikan vibrasi
melalui tulang-tulang sendi ke bidang yang akan
diperkusi, sehingga menimbulkan suara.
Gunakan ujung jari, sehingga kuku harus dipotong
pendek untuk menghindari luka
Angkat jari dengan cepat setelah mengetuk, agar tidak
mengganggu vibrasi yang telah dibuat.
1. Persiapan Alat
3. Perkenalan
Sambut ibu dan pendamping serta perkenalkan duirin anda
Ciptakan suasana yang nyaman
Tanyakan secara sopan mengenai identitas klien
Kaji tujuan ibu datang ke fasilitas Kesehatan
4. Langkah / Tugas
Tanyakan pada ibu apakah ada keberatan atau pertanyaan yang
ingin diajukan sebelum anda melanjutkan
Kaji dan catat apakah ibu mengalami / merasakan masalah /
keluhan mengenai Kesehatan fisiknya dan bagaimana ibu
mengatasinya
5. Pengkajian Data
Jelaskan prosedur klinik dan tujuan penggalian riwayat yang akan
anda lakukan
Kaji biodata/ Riwayat sosial ekonomi dan cacat, termasuk ;
1) Nama, usia, pekerjaan,agama, pendididkan terkhir, alamat,
dan no telp ibu dan suaminya.
2) Status perkawinan dan lama menikah
3) Bahasa yang digunakan
4) Kebiasaan sosial/life style (merokok,konsumsi alcohol dan
napza)
5) Status Kesehatan suami
6) Beban kerja dan keegiatan sehari-hari
7) Pengambilan kepputusan dalam keluarga
a. Kaji riwayat diet ibu secara komplit: berusaha untuk mengetahui apa
yang ibu makan dan berapa kali ibu makan,
1) Tanyakan apakah ibu mengkonsumsi makanan non food ( pica )
2) Tanyakan apakah ibu mengalami gejala-gejala : kelelahan, sakit
kepala, letih, lesu, sakit gusi, kehilangan selera makan, mual
muntah
b. Tanyakan pada ibu apakah ada pertanyaan yang ingin diajukan
sebelum dilanjutkan
Jelaskan bahwa akan dilakukan prosedur pemeriksaan fisik
6. Pemeriksaan Fisik
a. Jelaskan alasan akan dilakukan beberapa pemeriksaan dan
diskusikan area mana saja yang akan diperiksa
b. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan handuk bersih
c. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya
d. Pastikan bahwa privasi ibu terjaga (tanyakan juga, apakah
ada orang yang ibu inginkan mendampingi ibu pada saat
pemeriksaan fisik )
Keadaan umum dan tanda-tanda vital
a. Perhatikan:
Tingkat energi ibu, dan keadaan umum emosi ibu
1) Postur dan sikap tubuhnya
2) Ukur dan catat tinggi dan berat badan ibu
1) Ukur tanda-tanda vital
b. Jelaskan seluruh prosedur sambil melakukan pemeriksaan
c. Ajukan pertanyaan lebih lanjut untuk klarifikasi sambil melakukan
pemeriksaan sesuai denga kebutuhan
d. Meminta pasien untuk melepaskan pakaian dan menawarkan kain
linen untuk penutup tubuhnya (atau meminta pasien untuk melonggarkan
pakaian dan menggunakannya sebagai penutup tubuh)
Kepala dan leher
a. Periksa rambut ibu untuk melihat kebersihan, ketombe, alopesia,
infeksi kulit
b. Periksa wajah untuk melihat apakah terjadi eodema dan cloasma
c. Periksa mata untuk melihat apakah :
1) Pucat pada kolopak bagian bawah
2) Berwarna kuning pada sclera
d. Periksa mulut untuk melihat :
1) Kering, pecah-pecah dan inflamasi pada bibir
2) Apakah rahang dan lidah pucat, sakit dan terdapat lesi
3) Adakah gigi yang rusak
e. Periksa dan raba leher untuk mengetahui :
a) Pembesaran kelenjar tiroid
b) Pembesaran pembuluh limfe
c) Peningkatan vena jugularis
Payudara
a. Dengan posisi tangan pasien di samping, periksa
1) Batuk
2) Ukuran
3) Tanda-tanda kehamilan
4) Kondisi putting
5) Kondisi kulit
b. Pada saat ibu mengangkat tangan ke atas kepala, periksa payudara
utuk mengetahui adanya retraksi atau dimpling
c. Lakukan palpasi secara sistematis pada payudara sebelah kiri
( sesudah itu sebelah kanan juga ) dari arah payudara, axilla dan moduler,
kalau terdapat : massa dan pembesaran pembuluh limfe
d. Tanyakan tentang rencana menyusui
e. Ajarkan ibu cara merawat payudara dan melakukan pemeriksaan
sendiri
Tangan dan kaki
a. Tanyakan pada ibu apakah ada rasa nyeri dan perih pada saat
menggenggam
b. Periksa tangan dan jari tangan untuk melihat adanya oedema, pucat
pada telapak tangan dan ujung jari
c. Periksa kaki :
1) Oedema
2) Varices
3) Refleks Patella
Punggung
a. Periksa punggung untuk melihat
1) Oedema pada daerah sacral
2) Deformitas pada tulang belakang ( skoliosis )
b. Bantu ibu untuk relaks saat berada di tempat tidur, berikan bantal
dibawah kepalanya dan berikan selimut yang hangat.
Abdomen
a. Periksa, apakah ada :
1) Bekas luka operasi
2) Ukuran dan bentuk
3) Tanda-tanda kehamilan (Jika ibu hamil pemeriksaan abdomen
dengan metode leopold)
b. Tanyakan apakah ibu merasakan adanya nyeri pada abdomen
c. Palpasi abdomen, untuk pemeriksaan :
1) Kelembutan ( konsistensi )
2) Massa
3) Pembesaran hati dan lien
4) Suprapubis tenderness
Pemeriksaan lipat paha
a. Cuci tangan anda dan keringkan. Pakai sarung tangan bersih sebelum
anda melakukan pemeriksaan lipat paha
b. Periksa lipat paha
1) Palpasi apakah ada pembengkakan kelenjar lympe
2) Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
3) Cuci tangan dan keringkan
Vulva dan perineum
a. Persiapkan alat-alat untuk mengambil specimen jika
diperlukan
b. Siapkan lampu sorot untuk menerangi daerah
genitalia
c. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman untuk
pemeriksaan
d. Pakai sepasang sarung tangan DTT
e. Duduklah dengan nyaman agar dapat melihat bagian
genitalia dengan mudah
f. Beritahu ibu apa yang akan dilakukan. Pastikan
bahwa Bahasa yang digunakan dapat dimengerti oleh
ibu.
g. Sentulah bagian paha dalam ibu sebelum memulai
menyentuh daerah genitalia agar tidak mengagetkan
ibu
Panggul : genitalia luar
a. Inspeksi daerah labia, klitoris dan perineum
1. Kulit harusnya lembut, bersih dan terdapat rambut pubis
2. Labia mayora biasanya memiliki bentuk dan ukuran yang sama
3. Konsistensi labia biasanya terasa lembut pada seluruh bagian.
Jika terdapat kemerahan, bengkak terutama jika terdapat pada
salah satu bagian samping posterior mungkin berhubungan
dengan abses pada kelenjar bartolini
4. Lihat bekas garukan, luka atau benjolan yang berhubungan
dengan infeksi
5. Lihat daerah kulit apakah ada perbedaan warna yang mencolok,
pembesaran pembuluh darah, jaringan parut dan tanda-tanda
trauma
6. Lihat apakah ada bekas lukaepisiotomi atau laserasi jika ibu
sudah pernah melahirkan
7. Lihat apakah ada dischange, luka, kutil, bisul dan tanda-tanda
inflamasi
8. Lihat apakah ada tanda-tanda fistulae
9. Lihat apakah ada dischange yang abnormal (catat warna,
konsistensi dan baunya ) ataupun perdarahan
b. Lakukan pemeriksaan vagina (lihat penuntun belajar pemeriksaan
vagina ) untuk:
1) Melihat tanda-tanda kehamilan
2) Konfirmasi usia kehamilan
3) Dilatasi cervik untuk tujuan diagnosis
4) Mendeteksi posisi uterus
5) Mendeteksi kelainan pada vulva dan vagina
b. Wajah
-Inspeksi : Tidak pucat
-Palpasi (zygomaticus, Maksila, Mandibula) :Tidak ada
c. Mata
-Inspeksi
Konjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih
Pupil : Normal
d. Hidung
-Inspeksi
Kebersihan : bersih
Cairan : tidak ada
e. Mulut
-Inspeksi
Bibir : Bibir tidak pecah-pecah dan kering
Lidah : Normal
Gigi : Tidak ada yang berlubang
f. Leher
-Palpasi : Tidak ada pembesaran tiroid, limfe, vena jugularis
Tangan dan kaki
a.Palpasi
Tidak ada oedema, varices, tidak anemia
Refleks patella normal
Abdomen
-Palpasi : Tidak ada bekas operasi
Evaluasi
Pemeriksaan fisik telah sesuai dengan prosedur dari Puskesmas
Banyumulek dan sesuai dengan daftar tilik mahasiswa, sehingga
memperoleh hasil yang baik.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pemeriksaan fisik pada Ny. ‘‘H” di Puskesmas Banyumulek telah
sesuai dengan pedoman. Tetapi jika dibandingkan antara teori dan praktik
pada pemeriksaan fisik dewasa seharusnya persiapan alatnya juga harus
lengkap, tetapi di lahan praktik kurang cuci tangan dan memakai
handscoon. Di bab ini kelompok akan membandingkan apakah ada
kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.
Dari hasil pemeriksaan yang diperoleh pada Ny “M” pada tanggal 09
November 2023 di peroleh hasil yang maksimal dan tidak ada kelainan
atau penyakit yang di temukan .
Penatalaksanaan telah di lakukan sesuai dengan teori dan daftar tilik
tetapi ada kesenjangan, di lahan peraktik pemeriksaaan payudara dan
genitalia tidak di lakukan dikarenakan waktu yang tidak memungkinkan
dan banyaknya pasien pada hari itu. Pada kasus ini penatalaksanaan
telah dilakukan sesuai dengan teori yang ada berdasarkan kebutuhan,
yakni memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Pemeriksaan head to toe adalah pemeriksaan tubuh klien secara
keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang di anggap perlu,
untuk memperoleh data yang sistematis dan komprehensif,
memastikan atau membuktikan hasil anamnesa, mementukan
masalah dan merencanakan tindakan yang tepat bagi klien.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan
penyakit agar bisa diobati sejak dini. Mengidentifikasi masalah
apapun yang mungkin menjadi masalah medis di masa
mendatang. Memperbarui imunisasi yang diperlukan.
1.2 Saran
1.Diharapkan agar petugas kesehatan dalam melakukan pemeriksaan
fisik dan tanda tanda vital selalu memperhatikan prosedur pelaksanaan.
2.Diharapkan petugas Kesehatan melakukan pemeriksaan fisik dan tanda
tanda vital yang meliputi tekanan nadi, suhu tubuh, dari ujung kepala
ssampai ujung kaki ( head to toe), dan frekuensi pernapasan secara rutin
dan terjadwal.
3.Diharapkan dengan dilakukannya pemeriksaan fisik dan tanda tanda
vital secara teratur petugas Kesehatan dapat memantau keadaan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.halodoc.com/artikel/inilah-pemeriksaan-fisik-per-sistem-
tubuh-yang-harus-diketahui