NOSOKOMIAL”
MAULIDYA MAGHFIRAH
218STYC22
MATARAM
2023
KATA PENGANTAR
Puja dan puji saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan Dasar berjudul
“Pengkajian dan anamnesa” ini dengan tepat waktu.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. oleh karna itu, saya meminta Ibu/Bapak Dosen untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun saya. Kritik dan saran
dari Ibu/Bapak dosen sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.
MAULIDYA MAGHFIRAH
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... 2
DAFTAR ISI....................................................................................................... 3
BABA I PENDAHULUAN.............................................................................. 4
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 4
2.2 Tujuan......................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 6
2.1 Pengkajian dan Anamnesa.................................................................. 6
A. Pengkajian................................................................................................. 6
B. Anamnesa.................................................................................................. 11
2.2 Pemeriksaan Fisik.................................................................................. 13
A. Pengertian dan Tujuan Pemeriksaan Fisik.................................. 13
B. Teknik dan Prinsip Pemeriksaan Fisik.......................................... 15
C. Prosedur Pemeriksaan Fisik.............................................................. 19
D. Pemeriksaan Anggota Tubuh............................................................. 21
2.3 Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital...................................................... 66
A. Denyut Nadi.............................................................................................. 67
B. Tekanan Darah........................................................................................ 71
C. Suhu Tubuh............................................................................................... 75
D. Pernafasan................................................................................................. 78
2.4 Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang.............................................. 80
A. Pemeriksaan Diagnostik Keperawatan.......................................... 80
B. Persiapan Pemeriksaan Laboratorium/Specimen.................... 83
C. Persiapan Pemeriksaan Diagnostik................................................ 88
2.5 Pengendalian Infeksi dan Patient Safety....................................... 91
A. Infeksi.......................................................................................................... 91
B. Patient Safety........................................................................................... 95
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Tujuan pasien berobat ke dokter adalah untuk mendapatkan pengobatan yang
tepat. Untuk itu, biasanya perlu dilakukan anamnesis dan pemeriksaan yang teliti.
Pentingnya anamnesis tidak dapat diduga. Anamnesa merupakan salah satu bagian
riwayat pengobatan.
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang
ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil
pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik
kepala dan berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama
diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus
Tanda-tanda vital merupakan parameter tubuh yang terdiri dari tekanan darah,
denyut nadi, laju pernafasan, dan suhu tubuh. Disebut tanda vital karena penting
untuk menilai fungsi fisiologis organ vital tubuh.Pengukuran tanda vital atau vital
sign pada pasien baik pasien baru maupun pasien lama merupakan hal yang sangat
penting, oleh karena dengan pengukuran tanda vital perawat ataupun dokter akan
ditentukan oleh cepat lambatnya dalam mengobservasi keadaan dari tanda tanda
dilakukan dokter untuk menentukan diagnosis penyakit pada pasien serta tingkat
keparahannya.
termasuk di Indonesia. Infeksi yang terjadi di rumah sakit sekarang lebih dikenal
tidak hanya di rumah sakit tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
rumah sakit, perlu memiliki pengetahuan mengenai konsep dasar penyakit infeksi.
harus memiliki kemampuan untuk mencegah infeksi dimana hal ini memiliki
keterkaitan yang tinggi dengan pekerjaan karena mencakup setiap aspek
penanganan pasien.
1.2TUJUAN
Tujuan penyusunan makalah agar kita sebagai perawat mampu memberikan
pelayanan keperawatan dasar kepada pasien dengan prima dan kita sebagai
perawat mampu mengusai tentang tentang pengkajian dan anamnesa, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan diagnostik penunjang serta
mampu mengendalikan infeksi dan memberikan Pantien Safety. Tujuan lain dari
penyusunan makalah ini agar depat menambah wawasan mahasiswa keperawatan
tentang keperawatan dasar yang merupakan salah satu aspek penting dalam
mengidentifikasi masalah keperawatan, sehingga dapat melaksanakan tindakan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan pasien dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
Jenis-jenis Anamnesa
pasiennya.
kemampuan klien untuk mengelola kesehatan dan perawatan terhadap dirinya sendiri,
serta hasil konsultasi medis (trapis) atau profesi kesehatan lainnya (Tailor, Lillis dan
Lemone,1996).
Data focus keperawatan merupakan data tentang perubahan atau respons
ditentukan oleh perawat, klien, dan keluarga berdasarkan keadaan klien. Penyususan
pengkajiannya adalah pada respons klien yang saat ini terjadi maupun beresiko akan
3. Pengumpulan Data
a. Tipe Data
Tipe data pada pengkajian keperawatan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
a) Data Subjektif
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data tersebut tidak dapat di
tentukan oleh perawat secatra independen tetapi melalui suatu interaksi atau
persepsi klien, perasaan dan ide tentang status kesehatannya. Data yang
diperoleh dari sumber lainnya, seperti dari keluarga, konsultan dan profesi
kesehatan lainnya juga dapat dikategorikan sebagai data sbjektif jika
b) Data objektif
Data objektif adalah data yang dapat di observasi dan diukur oleh
pernapasan, tekanan darah, adanya edema dan berat badan ( Lyer et al.
1996).
b. Pola koping yang pernah digunakan dan yang saat ini digunakan
b. Karesteristik Data
masalah keperawatan klien. Oleh karena itu, data yang terkumpul harus
nyata untuk membuktikan kebenaran data dari apa yang telah didengar,
meragukan.
Relevan
dengan masalah klien pada situasi khusus sehingga akan didapatkan data
c. Sumber Data
tetapi dari orang terdekat (keluarga) klien, catatan klien, riwayat penyakit
sebagai berikut :
klien.Sumber data primer adalah datadata yang dikumpulkan dari klien, yang
(keluarga), seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang mengerti dan dekat
dengan klien.
3. Klien
Klien adalah sumber data yang utama (primer) dan perawat dapat
ataupun kesulitan-kesulitan klien agar dapat memperoleh data yang benar dan
lancer
4. Orang terdekat
kesadaran yang menurun data dapat diperoleh dari orang tua, suami/istri,
anak, atau teman klien. Pada klien yang masih anak-anak, data dapat
diperoleh dari ibu atau orang yang menjaga anak selama dirumah sakit.
5. Catatan Klien
dahulu. Hal ini membantu perawat untuk fokus dalam mengkaji data dan
6. Riwayat penyakit
merupakan riwayat penyakit yang diperoleh dari terapis. Data yang diperoleh
7. Konsultasi
asuhan keperawatan.
Pengumpulan data pada tahap pengkajian dapat dilakukan dengan menggunkan tiga metode,
yaitu
sebagai berikut :
dipikirkan
3. Mengatur posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak yang sesuai, cara duduk, dan lain-
lain
4. Menghindarkan terjadinya interpensi
Wawancara merupakan suatu metode komunikasi yang direncanakan dan meliputi Tanya
jawab antara perawat dengan klien yang kesehatan lain, dimana komunikasi keperawatan
difokuskan pada identifikasi respons klien yang dapat diatasi melalui asuhan keperawatan.
3. Membantu klien untuk memperoleh informasi akan kesehatannya dan ikut berpatisipasi
dalam identifikasi masalah dan pencapaian tujuan asuhan keperawatan (Lyer et al.,1996)
Komunikasi dalam keperawatan merupakan suatu proses yang kompleks dan memerlukan
kemampuan (skill) berkomunikasi dan berinteraksi. Hal ini berbeda dengan wawancara yang
keperawatan merupakan data yang khusus dan harus didokumentasikan, sehingga rencana
asuhan keperawatan dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan klien. Riwayat keperawatan
sebaiknya sudah diperoleh ketika klien baru masuk rumah sakit karena riwayat tersebut akan
Tahapan Komunikasi
A. Persiapan
Sebelum berkomunikasi dengan klien, perawat harus melakukan persiapan salah satunya
dengan membaca status (rekam medis) klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai
prasangka buruk terhadap klien karena akan mengganggu hubungan saling percaya yang
terjalin antara perawat dank lien. Jika klien belum untuk berkomunikasi, maka perawat tidak
boleh memaksa dan harus menunggu sampai klien siap untuk bn erkomunikasi. Hal ini
penting dilakukan karena klien mempunyai hak dan wewenang untuk dirawat atau tidak
B. Perkenalan (pembukaan)
Pada tahap ini, mulai terjalin hubungan yang terapeutik antara perawat dengan klien. Perawat
professional dengan perilaku yang baik akan membantu terciptanya lingkungan yang nyaman.
Hal yang sangat penting dalam proses perkenalan (pembukaan) adalah pendekatan yang
dilakukan oleh perawat, yaitu dengan memberikan penghargaan yang positif terhadap klien.
Langkah pertama pada tahap perkenalan adalah memperkenalkan diri (nama dan peran),
memberitahu tujuan wawancara dan factor-faktor yang menjadi pokok pembicaraan, serta
C. Kerja (isi)
Pada tahap ini, perawat memfokuskan arah pembicaraan pada masalah kesehatan yang ingin
dikaji. Data yang diperoleh didapatkan dari keluhan-keluhan dan sekaligus data mengenai
riwayat penyakit sebelumnya, riwayat keluarga, agama, dan budaya. wawancara dapat
dilakukan dimana saja seperti di rumah sakit, klinik, dan atau di rumah klien pada saat
melakukan perawatan di rumah ( nursing home). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
1. Memfokuskan wawancara pada klien. Perawat harus menunjukkan rasa ingin tahu dan rasa
ingin terlibat dengan memanggil nama klien,melakukan kontak mata, dan menghindari
2. Mendengarkan klien dengan penuh perhatian dan menggunakan tektik komunikasi refleksi
dan penjelasan agar klien dapat mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh perawat.
3. Menanyakan masalah yang paling dirasakan klien dengan menggunakan kata yang mudah
dimengerti oleh klien. Jika klien tidak mampu untuk terus berkomunikasim perawat dapat
sangat bermanfaat dalam memvalidasi atau mengklarifikasi data yang kurang jelas.
kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya tanpa harus terpotong oleh
6. Menggunakan teknik komunikasi sentuhan. Teknik ini diperlukan jika situasi dan kondisi
mempunyai teman. Teknik ini dapat dilakukan pada klien dengan masalah depresi yang berat
dan memerlukan rasa “tidak ditinggalkan”. Akan tetapi penggunaan teknik tersebut harus
hati-hati dan selalu memerhatikan norma, budaya dan agama dari klien.
C. Terminasi
Tahap akhir dari wawancara adalah terminasi (penutupan). Pada tahap ini perawat
memberitahukan klien bahwa wawancara akan segera berakhir. Oleh karena itu, klien harus
diberitahukan sejak tahap perkenalan tentang tujuan dan waktu yang diperlukan untuk
wawancara sehingga diharapkan pada tahap terminasi ini perawat dank lien mampu menilai
keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan bersama jika diperlukan, perawat perlu
D. Observasi
Metode pengumpulan data yang kedua adalah observasi. Observasi merupakan kegiatan
mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan
klien. Observasi memerlukan keterampilan disiplin dan praktik klinik sebagai bagian dari
tugas perawat.
Kegiatan observasi meliputi 2S-HFT yaitu :
3. Hearing : tekanan darah, batuk, menangis, ekspresi nyeri, denyut, dan ritme jantung
E. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan atau pengkajian fisik dalam keperawatan dipergunakan untuk memperoleh data
bersamaan dengan wawancara. Fokus pengkajian fisik yang dilakukan perawat adalah pada
kemampuan fungsional klien. Tujuan dari pengkajian fisik didalam keperawatan adalah untuk
menentukan status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah kesehatan dan mengambil data
6. Tidak lengkap
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Konsep Teori
Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada
setiap system tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan
mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima klien dan penetuan respon terhadap terapi
Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya
bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan
merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien. ( Dewi Sartika, 2010).
2. Palpasi
meletakkan tangan pada bagian tubuh yang dapat di jangkau tangan. Laura
dan jari-jari, untuk mendeterminasi ciri2 jaringan atau organ seperti: temperatur,
otot, nyeri tekan abdomen, dan beberapa organ dan masa superficial.
lokasi, dan posisi struktur di bawahnya.(Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997).
4. Auskultasi
1997).
yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung,
suara nafas, dan bising usus.(Dewi Sartika, 2010).
a. Kontrol infeksi
b. Kontrol lingkungan
penerangan untuk melakukan pemeriksaan fisik baik bagi klien maupun bagi
riwayat keperawatan.
4. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaan.
1. Selalu meminta keadaan atau izin pada klien untuk setiap pemeriksaan fisik.
6. Indikasi
Persiapan
1. Alat
2. Lingkungan
Bantu klien mengenakan baju periksa jika ada dan anjurkan klien untuk rileks.
a. Prosedur Pemeriksaan
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur
Cara : inspeksi
cemas/takut)
Jenis kelamin
Tahapan perkembangan
3. Nadi
mudah teraba, tak mudah lenyap, 3: denyutan kuat dan mudah teraba.
4. Pernafasan
c) Kedalaman: dalam/dangkal
Tujuan :
hidrasi.
Persiapan
Prosedur Pelaksanaan
a) Pemeriksaan kulit
Palpasi : kelembapan, suhu permukaan kulit, tekstur, ketebalan, turgor kulit, dan
edema.
b. Pemeriksaan kuku
Normal: bersih, bentuk normal tidak ada tanda-tanda jari tabuh (clubbing finger),
tidak ikterik/sianosis.
Posisi klien : duduk , untuk pemeriksaan wajah sampai dengan leher perawat
1) Pemeriksaan kepala
Tujuan :
Persiapan alat
Lampu
Prosedur Pelaksanaan
tidak, kebersihan rambut dan kulit kepala, warna, rambut, jumlah dan
distribusi rambut.
kuat/tidak rapuh.
2) Pemeriksaan wajah
- Inspeksi : warna kulit, pigmentasi, bentuk, dan kesimetrisan.
simetris.
3) Pemeriksaan mata
Tujuan :
Persiapan alat :
a) Senter Kecil
b) Surat kabar atau majalah
c) Kartu Snellen
d) Penutup Mata
e) Sarung tangan
Prosedur Pelaksanaan
- Normal: simetris mata kika, simetris bola mata kika, warna konjungtiva
Visus sentralis.
Visus sentralis ini dibagi dua yaitu visus sentralis jauh dan visus
sentralis dekat.
benda benda yang letaknya jauh. Pada keadaan ini mata tidak
melihat benda benda dekat misalnya membaca, menulis dan lain lain.
Pada keadaan ini mata harus akomodasi supaya bayangan benda tepat
tubuh dengan reaksi menghindar jika ada bahaya dari samping. Dalam
huruf Snellen yang dilihat pada jarak 20 feet atau sekitar 6 meter.
4) Pemeriksaan telinga
Tujuan :
Mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga, dan fungsi
pendengaran.
Persiapan Alat :
b) Garpu tala
c) Speculum telinga
d) Lampu kepala
Prosedur Pelaksanaan :
- Inspeksi : bentuk dan ukuran telinga, kesimetrisan, integritas, posisi
dengar.
- Normal: bentuk dan posisi simetris kika, integritas kulit bagus, warna sama
dengan kulit lain, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan alat bantu dengar.
a. Pemeriksaan Rinne
b. Pemeriksaan Webber
Tanyakan pada klien apakah bunyi terdengar sama jelas pada kedua
c. Pemeriksaan schwabach
hingga hilang.
Tujuan :
Persiapan Alat :
a) Spekulum hidung
b) Senter kecil
c) Lampu penerang
Prosedur Pelaksanaan :
- Palpasi dan Perkusi frontalis dan, maksilaris (bengkak, nyeri, dan septum
deviasi).
Tujuan :
Persiapan Alat :
a) Senter kecil
b) Sudip lidah
d) Kasa
Prosedur Pelaksanaan :
- Inspeksi dan palpasi struktur luar : warna mukosa mulut dan bibir, tekstur ,
- Normal: warna mukosa mulut dan bibir pink, lembab, tidak ada lesi dan
stomatitis.
langit2.
- Normal: gigi lengkap, tidak ada tanda-tanda gigi berlobang atau kerusakan
gigi, tidak ada perdarahan atau radang gusi, lidah simetris, warna pink,
Gigi lengkap pada orang dewasa berjumlah 36 buah, yang terdiri dari 16
buah di rahang atas dan 16 buah di rahang bawah. Pada anak-anak gigi sudah
mulai tumbuh pada usia enam bulan. Gigi pertama tumbuh dinamakan gigi
susu di ikuti tumbuhnya gigi lain yang disebut gigi sulung. Akhirnya pada usia
enam tahun hingga empat belas tahun, gigi tersebut mulai tanggal dan dig anti
gigi tetap.
Setelah diadakan pemeriksaan mulut dan bibir evaluasi hasil yang di dapat
7) Pemeriksaan leher
Tujuan :
Persiapan Alat :
- Stetoskop
Prosedur Pelaksanaan :
- Normal: warna sama dengan kulit lain, integritas kulit baik, bentuk
- Normal: tidak teraba pembesaran kel.gondok, tidak ada nyeri, tidak ada
Cara/prosedur:
a) System pernafasan
Tujuan :
dada.
Persiapan alat :
a) Stetoskop
b) Penggaris centimeter
c) Pensil penada
Prosedur pelaksanaan :
- Normal: simetris, bentuk dan postur normal, tidak ada tanda-tanda distress
- Palpasi: Simetris, pergerakan dada, massa dan lesi, nyeri, tractile fremitus.
dengan satu sisi lain pada tinggi yang sama dengan pola berjenjang sisi ke
sisi).
- Normal: resonan (“dug dug dug”), jika bagian padat lebih daripada bagian
udara=pekak (“bleg bleg bleg”), jika bagian udara lebih besar dari bagian
hilang>>redup.
b) System kardiovaskuler
Tujuan :
Persiapan alat :
Stetoskop
Senter kecil
Prosedur pelaksanaan :
- Palpasi: denyutan
- Normal untuk inspeksi dan palpasi: denyutan aorta teraba.
- Perkusi: ukuran, bentuk, dan batas jantung (lakukan dari arah samping ke
- Normal: batas jantung: tidak lebih dari 4,7,10 cm ke arah kiri dari garis
- Normal: terdengar bunyi jantung I/S1 (lub) dan bunyi jantung II/S2 (dub),
Tujuan :
Persiapan alat :
Prosedur pelaksanaan :
vena
Tujuan :
c) Meneliti tempat nyeri tekan, organ-organ dalam rongga perut benjolan dalam
perut.
Persiapan :
a) Stetoskop
b) Penggaris kecil
c) Pensil gambar
d) Bantal kecil
e) Pita pengukur
Prosedur pelaksanaan :
- Inspeksi : kuadran dan simetris, contour, warna kulit, lesi, scar, ostomy,
perut.
- Normal: simetris kika, warna dengan warna kulit lain, tidak ikterik tidak
diafragma dari stetoskop) dan suara pembuluh darah dan friction rub :aorta,
- Perkusi semua kuadran : mulai dari kuadran kanan atas bergerak searah jarum
jam, perhatikan jika klien merasa nyeri dan bagaiman kualitas bunyinya.
- Normal: timpani, bila hepar dan limfa membesar=redup dan apabila banyak
cairan = hipertimpani
- Palpasi semua kuadran (hepar, limfa, ginjal kiri dan kanan): massa,
- Normal: tidak teraba penonjolan tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa dan
penumpukan cairan.
Tujuan :
bagian tertentu.
Alat :
a) Meteran
Prosedur pelaksanaan :
- internal royasi 90, eksternal rotasi 90, abduksi horizontal 45, abduksi
4 : dapat melawan gaya berat dan melawan tahanan ringan dan sedang
dari pemeriksa.
3 : dapat melawan gaya gravitasi tetapi tidak dapat melawan tahanan
dari pemeriksa.
mengakibatkan gerakan
- Normal: simetris kika, integritas kulit baik, ROM aktif, kekuatan otot penuh.
telapak kaki)
- Normal: simetris kika, integritas kulit baik, ROM aktif, kekuatan otot penuh
- Palpasi : a. femoralis, a. poplitea, a. dorsalis pedis: denyutan
Tujuan:
tumor/ benjolan, infeksi, luka atau iritasi, pengeluaran cairan atau darah.
Alat :
b) Sarung tangan
Pemeriksaan rectum :
Tujuan :
b) Menentukan adanya masa atau bentuk tidak teratur dari dinding rektal
Alat :
b) Zat pelumas
Prosedur Pelaksanaan :
a) Wanita:
edema, pengeluaran.
- Normal: bersih, mukosa lembab, integritas kulit baik, semetris tidak ada
- Palpasi vagina, uterus dan ovarium: letak ukuran, konsistensi dan, massa.
Pemeriksaan anus dan rectum: feses, nyeri, massa edema, haemoroid, fistula
b) Pria :
- Normal: integritas kulit baik, tidak ada masa atau pembengkakan, tidak
- Normal: tidak ada nyeri , tidak terdapat edema / hemoroid/ polip/ tanda-
8. Evaluasi
fisik yang sama di gunakan untuk mengkaji kondisi dapat di gunakan sebagai
keefektifan asuhan.
9. Dokumentasi
Perawat dapat memilih untuk mencatat hasil dari pengkajian fisik pada
pemeriksaan atau pada akhir pemeriksaan. Sebagian besar institusi memiliki
asuhan.
Data (fisik) Objektif, yaitu apa yang di observasi, inspeksi, palpasi, perkusi dan
berdasarkan rencana
implementasikan
darah, denyut nadi, laju pernafasan, dan suhu tubuh. Disebut tanda vital karena
merupakan hal yang sangat penting, oleh karena dengan pengukuran tanda
A. Tekanan darah
Tekanan darah arteri adalah tekanan atau gaya lateral yang bekerja pada dinding
pembuluh darah, tekanan ini berubah sepanjang siklus jantung. Atau ada juga
pendapat lain yang mengatakan bahwa tekanan darah adalah tekanan yang
dihasilkan oleh jantung pada saat memompa dan menggerakkan darah ke seluruh
bagian tubuh. Tekanan tertinggi terjadi saat ejeksi jantung dan disebut tekanan
mempengaruhi tekanan darah adalah curah jantung, tahanan pembuluh darah tepi,
volume darah total, viskositas darah, dan kelenturan dinding arteri. Curah jantung
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Ras
d. Malam hari
e. Aktivitas
f. Emosi
g. Setress
a. Usia
b. Stress
perifer.
c. Ras
d. Medikasi
tekanan darah
e. Variasi diural
secara berangsur angsur naik ketika siang hari dan sore hari, dan
f. Jenis kelamin
Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan, setelah pubertas pada
tinggi.
Menurut National Heart, Lung and Blood Institute (NHBI) dari National
institute of Health ( NIH),tekanan darahtinggi atau hipertensi bagi orang dewasa di
definisikan sebagai tekanan Sistolik 140 mm Hg atau lebih tinggi dan tekanan
hipertensi pada tahun 2003, sebuah kategori yang baru ditambahkan disebut
prehipertensi yaitu tekanan sistolik 12o mm Hg- 139 mm Hg dan tekanan diastolic 80
sebagai berikut : tekanan sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan diastolic kurang
dari 80mm Hg namun angka-angka ini harus digunakan sebagai pedoman saja.
Sebuah pengukuran tekanan darah tinggi tidak selalu merupakan indikasi dari suatu
masalah. Membuat diagnosis hipertensi (tekanan darah tinggi) tidak hanya dari
pengukuran sekali saja tetapi perlu melihat beberapa pengukuran tekanan darah
a) Tekanan darah sistolik yaitu ketika jantung berdetak atau kontraksi, darah
akan terdorong melalui arteri keseluruh tubuh. Gaya ini menciptakan tekanan
dikatakan memiliki tekanan darah sistolik normal jika angka sistolik berada di
prehipertensi, atau atas kondisi yang berisiko tinggi terkena tekanan darah
tinggi.
b) Tekanan darah diatolic yaitu jumlah tekanan darah atau angka bawah yang
Tabel Interpretasi hasil pengukuran tekanan darah adalah sebagai berikut : Klasifikasi
(mmHg) (mmHg)
terisolasi
1 bulan 85/54
1 tahun 95/65
6 tahun 105/65
Lansia 140/90
Alat pengukuran tekanan darah atausfigmomanometer ada 3 jenis yang lasim, yang
menggunakan air raksa, jenis aneroid dan jenis digital. Alat pengukuran yang paling ideal
adalah dengan menggunakan air raksa, tetapi memakai alat tersebut penggunaannya harus
benar, dan secara rutin dilakukan kalibrasi. Sebaiknya sebelum di periksa pastikan kandung
kemih kosong dan menghindari kopi, alcohol dan rokok karena semua hal tersebut akan
meningkatkan tekanan darah dari nilai yang sebenarnya. Istirahat duduk dengan tenang
selama 5 menit sebelum pemeriksaan dan jangan berbicara saat pereriksaan. Pemeriksaan
tekanan darah idealnya silakukan dalam posisi duduk dengan lengan bagian siku pleksi di
atas meja dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas dan posisi lengan sebaiknya
setinggi jantung.
4. Prosedur pengukuran tekanan darah terdiri dari dua tehnik antara lain :
a) Palpasi
2. Memperkenalkan diri
4. Inform consent
5. Mencuci tangan
6. Posisi pasien boleh berbaring duduk atau berdiri sesuai dengan tujuan
pemeriksaan
dengan rapi tidak terlalu ketat atau longgar. Bagian bladder paling bawah berada
2 cm/ 2 jari diata fossa cubiti, posisikan lengan sampai mebentuk sudut fleksi pada
siku
9. Carilah arteri brachialis aau radialis, biasanya terletak disebelah medial tendo
10. Untuk menentukan seberapa besar menaikkan tekanan pada cuff, perkirakan
tekanan sistolik palpaitor dengan meraba arteri brachialis atau radialis dengan satu
jari tangan sembari menaikkan tekanan pada cuff sampai nandi tak teraba ,
kemudian tambahkan 30mmHg dari angka tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk
b) Auskultasi
1. Menyiapkan alat
3. Inform consent
4. Mencuci tangan
7. Naikkan tekanan dalam bladder dengan memompa bulb sampai tekanan sistolik
10. Terus turunkan tekanan brader sampai bunyi Korotkoff v (bunyi terakhir
dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di
dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga terbentuklah suatu aliran darah
menjamin aliran darah ke jaringan yang memadai. Tekanan darah ditentukan oleh curah
jantung (cardiac output, CO) dan resistensi pembuluh darah terhadap darah. Curah
jantung adalah volume darah yang dipompa melalui jantung per menit, yaitu isi sekuncup
(stroke volume, SV) x laju denyut jantung (heart rate, HR). Resistensi diproduksi
merupakan hambatan aliran darah dalam pembuluh, tetapi tidak dapat diukur secara
langsung dengan cara apapun. Resistensi harus dihitung dari pengukuran aliran darah dan
perbedaan tekanan antara dua titik di dalam pembuluh.7 Resistensi bergantung pada tiga
faktor, yaitu viskositas (kekentalan) darah, panjang pembuluh, dan jari-jari pembuluh.
1. Jantung
I. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
II. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga mereka
tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri
tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui
akan menurun.
III. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat
IV. Sebagaimana diketahui 91% komposisi cairan dalam pembuluh darah adalah
meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi
ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam
tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga
meningkat. Sebaliknya, jika banyak cairan keluar dari sirkulasi maka tekanan
2. Perubahan fungsi ginjal. Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:
I. Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan
air sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
III. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim
IV. Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; karena
itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya
tekanan darah tinggi. Penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal
pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan
darah.
3. Sistem saraf simpatis . Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera
akan memberikan respon terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah. Saraf
simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk sementara waktu akan:
I. meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh
B. Suhu tubuh
Suhu merupakan Proses produksi panas dalah tubuh yang dipengaruhi oleh pusat
pengatur suhu di otak atau thermoregulasi, yaitu hypothalamus. Produksi panas dihasilkan
Kehilangan panas dapat terjadi karena :konduksi, evaporasi, konveksi, dan radiasi. Faktor-
faktor yang mempengaruhi suhu tubuh adalah usia,jenis kelamin, aktivitas, emosi, iklim
dan makanan.
a. Usia
b. Olahraga
c. Kadar hormone
Wanita mengalami fruktuasi suhu tubuh yang lebih besar dari pria.
d. Irama sikardian
Suhu tubuh secara normal berubah secara normal 0,5° sampai 1° selama 24 jam,
e. Lingkungan
Bila suhu dikaji dalam ruangan yang sangat hangat, suhu tubuh akan naik. Bila
klien berada di luar lingkungan tanpa baju hangat, suhu tubuh mungkin rendah.
Bayi dan lansia paling sering dipengaruhi oleh suhu lingkungan karena
f. Stress
Stres fisik dan emosional meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal
dan persarafan.
I. Suhu oral: rentang 35,8-37,3, Celsius (96,4-99,1F) Terapi rata 37 C (98,6 F).
II. Rektal : peningkatan pengukuran 0,4-0,5 derajat Celsius (0,7-100 derajat
Farenhait
III. Aksila : Lebih rendah dari suhu oral sekitar 1 derajat celsius (normal 36,5o )
IV. Telinga : suhu inti telinga ini memiliki parameter lebih tinggi dari suhu oral
normal.
pagi hari kemudian mulai naik menjelang siang hari sampai sore hari.
35 derajat 95 derajat
tetap.
Artinya, panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih
dingin. Sebaliknya, panas tubuh dapat bertambah karena lingkungan yang lebih
melalui kulit.
c. Panas tubuh : kulit sebagai radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu
tubuh. Konduksi panas dari inti tubuh ke kulit sangat efisien karena
kecepatan aliran darah dalam fleksus arteri kecil yang bisa mencapai 30% total
enzim; bila suhu tidak sesuai maka kerja enzim tidak optimal atau strukturnya
f. Otak besar : mengendalikan sensasi (seperti sentuhan, tekanan, nyeri & suhu) dan
b. Prosedur tindakan :
tujuan tindakan
4. Inform consent
c. Tahap kerja :
3. Jika suhu masih meningkat ulangi prosedur ini hingga pembacaan stabil.
Perhatikan cairan panas atau dingin dan bahkan merokok, dapat mengubah
dibawah lidah. Minta pasien untuk menutup kedua bibir, dan kemudiaan
pasien
6. Indikasi :
Pasien dewasa
7. Kontradiksi
b. Prosedur tindakan :
4. Inform consent
c. Tahap kerja :
1. Untuk suhu rectum, minta pasien untuk berbaring di satu sisi, dengan sendi
panggul ditekuk.
2. Pilih thermometer rectum dengan ujung yang tumpul, beri pelumas, dan
a. Indikasi
b. Kontraindikasi
b. Prosedur tindakan :
4. Inform consent
c. Tahap kerja
yang jauh
menggunakan termometer raksa. Suhu aksila lebih rendah 0.6° C (1°F) dari pada
cepat,aman, dan dapat diandalkan jika dilakukan dengan benar. Pastikan kanalis
timpani (jika tidak maka pengukuran tidak valid). Tunggu 2 sampai 3 detik hingga
suhu digital terbaca. Metode ini mengukur suhu tubuh inti, yang lebih tinggi
daripada suhu oral normal sekitar 0,8ºC. pengukuran timbani lebih bervariasi
daripada pengukuran oral atau rectum, termasuk perbandingan telinga kiri dan
1. Peningkatan panas
2. Tubuh menggigil
7. Keringat hilang
8. Pilo erector
3. Rasa haus
2. Masih lemah
3. Aksila lebih rendah dari suhu oral sekitar 1 derajat Celsius (36,5)
4. Telinga : suhu nya memiliki parameter lebih tinggi dari suhu normal perbedaanya
C. Pernafasan
1. Anatomi pernafasan
a. Hidung
Hidung adalah organ terluar dalam proses pernapasan pada manusia. Hidung tersusun
oleh tulang rawan yang memiliki dua lubang dengan dibatasi oleh sekat hidung. Pada
hidung terdapat sel saraf olfaktori sebagai saraf penciuman, silia, dan selaput lender.
Fungsi hidung secara umum sebagai indera penciuman, melembabkan udara, dan
menyaring kotoran yang masuk bersama udara. Selain itu, hidung juga berperan
dalam penyesuaian suhu udara. Suhu udara dari luar yang masuk melalui hidung akan
b. Faring
Faring merupakan daerah percabangan antara rongga hidung, esofagus, dan trakea. Di
dalam faring terdapat epiglotis yang memiliki kemampuan untuk membuka dan
menutup. Epiglotis akan menutup jika ada makanan yang masuk ke dalam esofagus.
menimbulkan tersedak.
c. Laring
Laring merupakan pangkal tenggorokan yang tersusun atas lempengan tulang rawan.
Pada laring terdapat pita suara yang bisa menghasilkan suara. Selain itu, dinding
laring juga dilengkapi otot untuk mengontrol gerakan membuka menutup epiglotis.
Trakea disebut juga batang tenggorokan yang terbentuk atas cincin tulang rawan.
dihirup agar sama dengan kelemababn dan yang lolos dari hidung, sebab dilengkapi
silia dan selaput lendir. Selain itu, trakea juga berfungsi dalam suhu udara di dalam
paru-paru
e. Paru-Paru
Paru-paru bisa dikatakan sebagai organ paling vital dalam sistem pernapasan manusia.
Paru-paru diselubungi oleh lapisan tipis yang licin yang disebut sebagai pleura. Pleura
berfungsi dalam melindungi paru-paru dari gesekan dengan tulang rusuk dan organ
bagian yaitu paru-paru kanan dan kiri. Dua paru-paru ini dihubungkan dengan trakea
melalui bronkus. Bronkus merupakan cabang trakea yang tersusun atas lempengan
tulang rawan dan otot halus. Bronkus terletak di tengah-tengah ujung paru-paru atau
lagi yang disebut dengan bronkiolus. Bronkiolus memiliki percabangan lagi disebut
alveolus. Alveolus ini terselubungi dinding yang sangat tipis dan dilengkapi kapiler
2. Kontrol Fisiologis:
Pusat pengaturan batang otak Ventilasi diatur oleh kadar O2 & CO2 serta ion
dewasa sekitar 14 – 20 kali per menit dengan pola nafas yang teratur. 2. Irama
bernafas. Respirasi normal atau pernafasan normal untuk orang dewasa adalah 12-
20 kali permenit. Sementara pada bayi dan anak-anak, laju pernafasan normal
lebih tinggi dari dewasa. Laju pernafasan dapat mengalami peningkatan karena
olahraga, demam, atau karena penyakit paru atau kondisi medis lainnya.
Jenis pernafasan :
ototsternokloidomastoideus
Usia Rate
Tipe pernafasan :
4. Hiperpnoe :pernafasan dalam dan cepat dengan frekuensi lebih dari normal
D. Nadi
keseluruh tubuh. Atau Denyut nadi merupakan sensasi yang dipersepsikan seperti
gelombang darah yang dipompa ke dalam arteri karena kontraksi ventrikel kiri.
Frekuensi : dalam kondisi tenang baik fisik maupun mental orang dewasa, normal
nadi berkisar 50-90 bmp, rata-rata 60-100 bmp. Denyut nadi normal bervariasi
tergantung dari : Usia,jenis kelamin, bayi dan anak anak, masa pubertas, dewasa
dan usia tua. Pada dewasa kalau kurang dari 50 bmp disebut bradicardia.
denyutnadipadaberbagaikelompokusiasaatistirahatadalah:
Pengukurandenyutnadidapatdilakukanpada:
Digunakanuntukmengukurtekananudara.
Arteri Radialis. Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba di atas
pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin
2. Arteri Karotis. Terletak di leher di bawah lobus telinga, di mana terdapat arteri
1. Kecepatan (jumlahtiapmenit)
2. Kualitas (kekuatankontraksijantung)
A. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG
a. Pengertian
yang dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis penyakit tertentu. Pemeriksaan ini
umumnya dilakukan setelah pemeriksaan fisik dan penelusuran riwayat keluhan atau
dilakukan dokter untuk menentukan diagnosis penyakit pada pasien serta tingkat
keparahannya.
Pemeriksaan penunjang biasanya dilakukan saat pasien berkonsultasi ke dokter
karena adanya keluhan atau gejala tertentu, atau saat pasien menjalani pemeriksaan
menentukan langkah penanganan yang tepat serta memantau keberhasilan terapi pada
pasien.
Ada sangat banyak jenis pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan oleh
dokter. Namun, ada beberapa jenis pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan,
antara lain:
1. Pemerikaan darah
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah pasien untuk
mendeteksi penyakit atau kondisi medis tertentu, seperti anemia dan infeksi. Melalui
pemeriksaan penunjang ini, dokter dapat memantau beberapa komponen darah dan
Sel darah, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit atau keping
darah
Plasma darah
Zat kimia darah, seperti gula darah atau glukosa, kolesterol, asam urat, zat besi,
dan elektrolit
Fungsi organ tertentu, seperti ginjal, hati, pankreas, empedu, dan kelenjar tiroid
Tumor marker
persiapan apa yang harus dilakukan, tindakan sebelum melakukan pemeriksaan darah
adalah berpuasa, banyak minum,kenali vena pemalu, dan memar setelah pengambilan
darah.
Hal yang perlu dipersiapkan saat pemeriksaan darah yaitu alat diantaranya sebagai
berikut:
b) Kapas Alkohol
c) Kapas kering
d) Alat pengukur Hb atau kaca objek atau botol pemeriksaan, tergantung macam
pemeriksaan
e) Bengkok
f) Hand scoon
Pemeriksaan urine
dilakukan pada ibu hamil untuk memastikan kehamilan atau untuk mendeteksi
preeklamsia.
atau ketika dokter mencurigai adanya penyakit tertentu, seperti penyakit ginjal, infeksi
Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum melakukan tes urine,
yaitu:
Beri tahukan dokter mengenai obat-obatan dan suplemen yang sedang Anda
konsumsi. Beberapa jenis obat diketahui dapat memengaruhi hasil tes sehingga
Pemeriksaan urine biasanya dapat dilakukan tanpa puasa, namun ada beberapa
Hal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan pemeriksaan urin yaitu persiapan
c) Hand scoob
d) Kertas etiket
e) Bangkok
khususnya irama detak jantung dan aliran listrik jantung. EKG juga dapat dilakukan
untuk mendeteksi kelainan jantung, seperti aritmia, serangan jantung, pembengkakan
pemeriksaan EKG bisa dilakukan di tempat praktik dokter, IGD rumah sakit,atau
diruang perawatan pasien, seperti di ICU atau di bangsal rawat inap. Saat menjalani
EKG, pasien akan diminta untuk berbaring dan melepaskan baju, serta perhiasan yang
dikenakan, selanjutnya dokter akan memasang elektroda di bagian dada, lengan, dan
Hal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan pemeriksaan urin yaitu persiapan
i. Jelly
j. Kertas tissue
b. Beri tahu dokter tentang obat-obatan dan suplemen, termasuk suplemen herba, yang
sedang anda konsumsi karena obat tersebut bisa memengaruhi hasil EKG
c. Bila terdapat bulu di dada, sebaiknya dicukur terlebih dahulu agar elektroda tidak sulit
menempel ditubuhd.
d. Hindari pemakaian losion, minyak,atau bedak pada tubuh, terutama dibagian dada
e. Hindari minum air dingin atau olahraga sebelum menjalani EKG karena dapat
memengaruhi tes
4. Foto Rontgen
sinar-X atau sinar Rontgen untuk menggambarkan kondisi berbagai organ dan
Kelainan tulang dan sendi, termasuk patah tulang, radang sendi, dan pergeseran
sendi (dislokasi)
Kelainan gigi
Pada kasus tertentu, dokter mungkin akan memberikan zat kontras kepada pasien
melalui suntikan atau per oral (diminum), agar hasil foto Rontgen lebih jelas. Meski
demikian, zat kontras ini kadang bisa menimbulkan beberapa efek samping, seperti
reaksi alergi, pusing, mual, lidah terasa pahit, hingga gangguan ginjal.
b.) Minum obat penyeda nyeri, terutama pada pengidap patah tulang
c.) Lepas semua aksesoris yang menempel pada tubuh dan menggunakan pakaian
pada pemeriksaan saluran kemih anda akan diminta berbaring telentang denga
berdiri, baju harus diturunkan sampai ke pinggang. Anda akan diminta untuk
Pada daerah tengkorak, penjepit atau hiasan ra,but, kaca dan gigi palsu harus
dipindahkan
5. Ultrasonkgrafi (USG)
menghasilkan gambar organ dan jaringan di dalam tubuh. Pemeriksaan penunjang ini
sering dilakukan untuk mendeteksi kelainan di organ dalam tubuh, seperti tumor,
batu, atau infeksi pada ginjal, pankreas, hati, dan empedu. Tak hanya itu, USG juga
umum dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan kehamilan untuk memantau kondisi
untuk berpuasa serta minum air putih dan menahan buang air kecil untuk sementara
waktu. Pasien kemudian akan diperbolehkan buang air kecil dan makan kembali
ditempelkan pada kulit untuk memancarkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi.
mesin khusus untuk menciptakan gambar jaringan dan organ di dalam tubuh. Gambar
yang dihasilkan oleh CT scan akan terlihat lebih jelas daripada foto Rontgen biasa.
seperti tumor atau kanker, dokter dapat menggunakan zat kontras saat melakukan
pemeriksaan CT scan.
Ada beberapa persiapan yang perlu dilakuka sebelum proses prosedur CT scan
yaitu:
Cairan kontras
Tabung sinar-X
Komputer
Tombol panggilan
Interkom.
jaringan di dalam tubuh. Prosedur MRI biasanya berlangsung selama 15–90 menit.
Pemeriksaan MRI dapat dilakukan untuk memeriksa hampir seluruh bagian tubuh,
termasuk otak dan sistem saraf, tulang dan sendi, payudara, jantung dan pembuluh
darah, serta organ dalam lainnya, seperti hati, rahim, dan kelenjar prostat. Sama
seperti CT scan dan foto Rontgen, dokter juga terkadang akan menggunakan zat
kontras untuk meningkatkan kualitas gambar yang dihasilkan pada pemeriksaan MRI.
melepaskan semua aksesori yang terbuat dari logam. Adapun pasien yang memiliki
implan logam, misalnya alat pacu jantung, tidak diperkenankan menjalani MRI
Kunci utama dalam pemeriksaan MRI adalah ketenangan. Pasien harus tenang
sebelum, saat, hingga sesudah MRI agar proses berjalan lancar dan hasilnya dapat
dimanfaatkan. Bila merasa gugup, pasien harus memberi tahu dokter. Kadang
Ini terutama bagi pasien yang memiliki klaustrofobia atau ketakutan berlebih
terhadap ruangan yang sempit dan tertutup. Sebab, dalam proses MRI, pasien akan
Tidak ada aturan pasti harus puasa sebelum MRI. Namun dokter umumnya akan
berlangsung. Pasien juga sebaiknya bersiap dengan datang lebih awal ke lokasi
Melepaskan benda logam yang menempel pada tubuh. Pasien umumnya akan
ini umumnya dikombinasikan dengan zat kontras, agar gambar yang dihasilkan lebih
jelas.
tubuh, seperti kerusakan atau gangguan pada tulang, jantung, pembuluh darah, dan
sistem pencernaan. Fluoroskopi juga bisa dilakukan untuk membantu dokter ketika
Kamu hanya dianjurkan perbanyak minum air putih, lepas semua aksesori yang
digunakan (seperti gelang, anting, kalung), gunakan pakaian khusus yang sudah
pemeriksaan dokter akan memberikan zat pewarna kontras sesuai area yang diamati.
Zat pewarna kontras oral diberikan untuk mengatasi kondisi kerongkongan dan
lambung. Efek sampingnya adalah mual dan rasa tidak nyaman pada
kerongkongan.
Zat pewarna kontras enema diberikan melalui anus. Efek sampingnya berupa
kemih, pembuluh darah, dan organ hati. Efek sampingnya berupa tubuh terasa
9. Endoskopi
Endoskopi bertujuan untuk memeriksa organ dalam tubuh dengan endoskop, yaitu alat
berbentuk selang kecil yang elastis dan dilengkapi kamera di ujungnya. Alat ini
terhubung dengan monitor atau layar TV, sehingga dokter dapat melihat kondisi organ
saluran cerna dan mendiagnosis penyakit tertentu, seperti gastritis atau peradangan
Ekokardiografi
Biopsi
Elektroensefalografi (EEG)
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan cairan tubuh, seperti cairan otak, cairan sendi, dan cairan pleura
Pemeriksaan genetik
3 Pasien perlu memberikan informasi kepada dokter atau perawat jika memiliki
4 Pasien harus berpuasa (tidak boleh makan dan minum) selama 6 hingga 8
jam sebelum dilakukan tindakan.
10. audiometri
Audiometri bertujuan mengetahui adanya gangguan pendengaran sehingga diketahui
antara lain: jenis ketulian (tuli kondusif atau tuli sensoneural) dan derajat ketulian
terlebih dulu.
melakukan pemeriksaan.
Pastikan ruangan pemeriksaan memiliki penerangan yang cukup, sehingga
pemeriksaan.
Tempatkan kursi pada posisi yang sesuai, pastikan peserta tidak melihat tangan
monitor.
11. Panoramic Radiology
Panoramic Radiology merupakan adalah salah satu fasilitas penunjang yang di sediakan untuk
mendapatkan gambar gigi secara keseluruhan dari berbagai sudut dengan radiasi yang sangat
kecil.
Tidak ada pemeriksaan khusus yang perlu dilakukan sebelum Anda menjalani
untuk memakai celemek khusus yang terbuat dari bahan timbal sebagai tindakan
pencegahan keselamatan untuk melindungi bagian tubuh Anda dari paparan radiasi,
Saat pemeriksaan, Anda akan diminta untuk melepaskan perhiasan, kacamata atau
benda berbahan logam lainnya yang mungkin dapat mengganggu hasil rontgen.
Pasien wanita harus memberi tahu dokter jika sedang hamil atau merencakanan
kehamilan agar janin tidak terpapar radiasi. Jika rontgen sangat diperlukan, langkah
pencegahan akan diambil untuk meminimalkan paparan radiasi pada bayi.
Pertama, Anda akan diinstruksikan untuk duduk menghadap alat rontgen dan teknisi
Bite holder atau alat pelindung gigitan kemudian ditempatkan di mulut Anda untuk
memastikan keselarasan gigi. Penempatan gigi dan kepala dengan benar sangat penting
Selama pemeriksaan, tabung rontgen akan berputar mengelilingi kepala, mulai dari satu
sisi rahang dan berakhir di sisi rahang yang lain. Proses Ini biasanya dapat berlangsung
Anda akan diminta untuk tetap diam saat lengan alat berputar di sekeliling kepala,
Setelah pemeriksaan rontgen selesai dilakukan, petugas akan mengambil film dari
dalam alat dan memprosesnya. Proses tersebut bisa dilakukan secara manual maupun
digital. Anda akan diinstruksikan untuk menunggu sebentar sampai hasil rontgen
selesai diproses.
Setelah hasil rontgen keluar, maka film rontgen akan dimasukkan ke dalam amplop dan
biasanya akan langsung diberikan pada Anda. Untuk bisa membaca hasil rontgen, Anda
Setelah melihat gambaran susunan gigi dan rahan secara keseluruhan, dokter gigi bisa
membuat diagnosis dan rencana perawatan yang paling efektif untuk kondisi Anda.
12. Radiologi
Untuk mendiagnosa kelainan pada organ tubuh seperti paru – paru , retak pada tulang.(Foto
hal apa saja yang mesti dilakukan sebelum menjalani pemeriksaan ini?
Sebelum melakukan pemeriksaan ini, cobalah untuk selalu mengikuti saran yang dokter
optimal. Lalu, hal apa saja yang mesti dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan ini?
1. Puasa
Selain itu, puasa selama 8–12 juga harus dijalani oleh pengidap yang akan menjalani
USG perut. Alasannya, pemeriksan tak bisa menghasilkan gambar yang jelas bila masih
2. Menahan Berkemih
Untuk pemeriksaan USG panggul, pengidap akan diminta untuk mengonsumsi banyak
air hingga kandung kemih penuh, dan menahan untuk tidak buang air kecil.
3. Konsumsi Obat
Pemeriksaan radiologi jenis tertentu bisa menimbulkan rasa nyeri dan tidak
diminta dokter untuk menahan posisi tertentu saat pengambilan gambar. Untuk
mengatasi rasa nyeri ini, dokter biasanya akan memberikan painkiller sebelum
pemeriksaan berlangsung.
4. Melepas Aksesoris
Dalam pemeriksaan radiologi kita akan diminta untuk melepas semua aksesoris logam
yang dikenakan. Misalnya jam tangan, kacamata, atau gigi palsu. Bagi yang
menggunakan implan logam dalam tubuh, cobalah beri tahu dokter sebelum
5. Pakaian Khusus
Kita akan diminta untuk mengenakan pakaian khusus yang telah disediakan sebelum
memasuki ruangan.
13. Spirometri
Untuk mengukur volume dan kapasitas paru – paru seseorang, dan biasanya dilakukan pada
1. Jangan Merokok
Perokok aktif menjadi salah satu golongan yang dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan ini.Sebab, risiko penyakit paru-paru menjadi lebih besar pada orang yang
merokok. Saat akan menjalani tes ini, pastikan untuk tidak merokok, setidaknya selama
2. Batasi Alkohol
Agar hasil pemeriksaan sempurna dan kondisi paru-paru bisa dipantau dengan
Kamu juga tidak disarankan makan berlebihan sebelum menjalani tes ini. Sebab, hal itu
pemeriksaan.
Hindari mengenakan pakaian yang terlalu ketat saat akan menjalani pemeriksaan
spirometri. Ini bertujuan untuk menghindari gangguan pernapasan dan membuat kamu
bisa bernapas dengan lebih mudah. Sebab, kamu akan diminta bernapas sebanyak
Karena pemeriksaan ini bertujuan untuk memantau kondisi paru, maka sebaiknya
spirometri.Hal itu bertujuan agar selama pemeriksaan, paru-paru berada pada kondisi
14. Treadmill
Untuk mengetahui kemampuan maksimal kerja jantung saat melakukan aktifitas , sehingga
dideteksi antara lain : Resiko Penyakit Jantung Koroner ( PJK )Berat atau tidaknya PJK
Beritahu dokter semua obat, vitamin, herbal, atau suplemen yang dikonsumsi.
Hindari konsumsi makanan dan minuman apapun (kecuali air putih) selama empat jam sebelum
tes.
Hindari konsumsi minuman yang mengandung kafein selama 12 jam sebelum tes.
Hindari konsumsi obat jantung pada hari pemeriksaan, kecuali dokter mengizinkan.
Gunakan kemeja lengan pendek dengan kancing depan agar memudahkan dokter saat
Bawa inhaler saat pemeriksaan jika kamu mengidap penyakit asma atau masalah pernapasan
lainnya.
Biasanya, dokter akan menyarankan pemeriksaan penunjang untuk
pemeriksaan fisik pada pasien. Jenis pemeriksaan penunjang yang dilakukan akan
disesuaikan dengan penyakit yang dicurigai oleh dokter dan kondisi pasien secara
umum.
a. Persiapan alat
instruksi dokter sehingga tidak salah persiapan dan berkesan profesional dalam bekerja.
b. . Persiapan pasien
Dalam mempersiapkan pasien yang perlu diperhatikan yaitu puasa, obatyang diminum pasien
gelombang electromagnetic, yang tidak memberi efek radiasi seperti sinar X. Alat
ini sangat berguna untuk pemeriksaan saraf, jaringan otot, jantung dan pembuluh
darah dan tumor. Semakin besar teslanya atau kekuatan magnetiknya semakin baik
kualitas gambarnya.
b. Lightspeed MSCT (MultiSlice Computer Tomography)
gambar 3 dimensi organ dalam tubuh. Kelebihan alat ini memiliki sistem yang
c. Angiograph
tersumbat dan dengan bantuan alat lainnya untuk tindakan balonisasi atau
Adalah alat penting yang diggunakan dokter dalam kamar operasi atau
tindakan medis.
e. Roentgen
f. Mammografi
g. Roentgen Paronamic
seluruh mulut dalam satu gambar tunggal, termasuk gigi, rahang atas dan bawah,
sinus, struktur dan jaringan di sekitarnya. Rahang adalah struktur melengkung yang
Rumah sakit menyediakan USG 2-D, 3-D and 4-D. USG digunakan
i. ElectroKardioGrafi (EKG)
j. EEG (ElectroEncephaloGrafi)
bergerak. 12. Audiometri Alat deteksi fungsi pendengaran dengan beberapa level
a. Skrining atau uji saring adanya penyakit subklinis, dengan tujuan menentukan
resiko terhadap suatu penyakit dan mendeteksi dini penyakit terutama bagi
pasien selanjutnya.
g. Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai dan
potensial membahayakan.
h. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati
penyakit.
Diagnostik/Penunjang (Laboratorium)
penting dalam pengambilan keputusan medis, karena itu akurasi hasil menjadi suatu
yang kurang optimal akan menyebabkan tujuan pemeriksaan tidak tercapai dan dapat
mengakibatkan diagnosa yang kurang tepat dan berujung pada penanganan medis yang
kurang tepat pula.
Persiapan pasien tergantung dari jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Berikut ini, kami
1. Pasien harus puasa minimal selama 10 jam sebelum pengambilan darah, kecuali untuk
pemeriksaan glukosa puasa minimal 8 jam. Untuk pemeriksaan trigliserida, sebaiknya pasien
2. Selama puasa, pasien tidak diperbolehkan makan dan minum, kecuali air putih.
3. Hindari merokok, makan permen karet, minum kopi dan teh (tanpa gula), alkohol, addictive
drugs (seperti amphetamine, morphine, heroin, cannabis) karena akan mempengaruhi hasil
pemeriksaan.
6. Pengambilan darah sebaiknya dilakukan pagi hari, antara pukul 07.00 - 09.00. Hal ini karena
pagi hari merupakan keadaan basal tubuh dimana pada umumnya belum melakukan banyak
aktivitas.
Terkadang sebagian pasien masih mengabaikan anjuran tersebut, baik karena lupa, terlalu sulit
dilakukan ataupun karena kesibukan yang tidak memungkinkan pasien mengikuti anjuran
tersebut. Padahal persiapan pemeriksaan ini dibuat berdasarkan berbagai pertimbangan yang
E. Infeksi Nosokomial
A. KONSEP INFEKSINOSOKOMIAL
a. Pengertian
ataudialamiolehpasienselamadiadirawatdirumahsakitdanmenunjukkan
gejala infeksi baru setelah 72 jam pasien berada di rumah sakit sertainfeksi
itu tidak ditemukan atau diderita pada saat pasien masuk ke rumah sakit
b. Penyebab
darisederhanamisalnyasuntikansampaitindakanyanglebihbesa
a. Contact transmission
antara duapasien.
diganti di antarapasien.
b. Droplet transmission(Percikan)
jarakdaritransmisikontak.Mempunyaipartikelsamaataulebihbesar dari
Contohnya:Difteria,Pertussis,Mycoplasma,Haemophillusinfluenza
mikroorganismepathogen,memilikipartikelkurangatausamadengan 5
d. Common VehicleTransmission
mikroorganisme pathogen.
e. Vectorbornetransmission
Transmisimikroorganismemelaluivectorsepertinyamuk,lalat,tikus,
seranggalainya.
a. Bagipasien
2. Pembiayaanmeningkat
dasarnya
1. Beban kerjabertambah
B. KONSEP PASIENSAFETY
PatientSafetyataukeselamatanpasienadalahsuatusystemyangmembuat asuhan
terjadinyacederayangdisebabkanolehkesalahanakibatmelaksanakansuatu
Pelkes yangditerimanya.”
2) Pasal 46 UU No.44/2009
“Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua
kesehatan di RS.”
kompresehensif. “
d. HakPasien
“Setiappasienmempunyaihakmemperolehlayanankesehatanyang
operasional”
danefisiensehinggapasienterhindardarikerugianfisikdanmateri”
tindakan,risikodankomplikasiyangmungkinterjadi,danprognosis
terhadaptindakanyangdilakukansertaperkiraanbiayapengobatan”
pidana”
1) Pasal 43 UUNo.44/2009
diharapkan.
menteri
d) Pelaporaninsidenkeselamatanpasiendibuatsecaraanonymdan
meningkatkan keselamatanpasien.
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. System tersebut
meliputi:
a. Assessmentrisiko
C. Tujuan PatientSafety
c. Meningkatnyaakuntabilitasrumahsakitterhadappasiendanmasyarakat;
WHO Collaborating Centre for Patient Safety pada tahun 2007 resmi
KeselamatanPasienRumahSakit).KomiteKeselamatanPasienRumahSakit
(KKPRS)mendorongrumahsakitdiIndonesiauntukmenerapkan“Sembilan
medicationnames)
b. Pastikan identifikasipasien
a. Di Rumah Sakit
3. RumahsakitagarmelakukanpelaporaninsidenkeKomiteKeselamatan
danmenerapkantujuhlangkahmenujukeselamatanpasienrumahsakit.
b. DiProvinsi/Kabupaten/Kota
rumahsakit.
3) Melakukanpembinaanpelaksanaanprogramkeselamatanpasienrumah
sakit
c. Di Pusat
dengan jejaringpendidikan.
a. Di Rumah Sakit
kesehatan lainnya.
3. RumahsakitagarmelakukanpelaporaninsidenkeKomite
secararahasia
danmenerapkantujuhlangkahmenujukeselamatanpasie
nrumahsakit.
yang barudikembangkan.
b. DiProvinsi/Kabupaten/Kota
3. Melakukanpembinaanpelaksanaanprogramkeselamata
npasienrumah sakit
c. Di Pusat
G. PENGENDALIAN INFEKSI
a. Tujuan pengendalian infeksi nosokomial adalah :
a. Melindungipasien
b. Melindungi tenaga kesehatan danpengunjung
c. Mencapai costeffective
b. Strategi pencegahan dan pengendalian infeksi terdiri dari:
a. Peningkatan daya tahanpenjamu
Dapat berupa pemberian imunisasi aktif (contoh vaksinasi hepatitis B),
atau pemberian imunisasi pasif (imunoglobulin). Promosi kesehatan
secara umum termasuk nutrisi yang adekuat akan meningkatkan daya
tahantubuh.
b. Inaktivasi agen penyebabinfeksi
Dapat dilakukan metode fisik maupun kimiawi. Contoh metode fisik
adalah pemanasan (pasteurisasi atau sterilisasi) dan memasak makanan
seperlunya. Metode kimiawi termasuk klorinasi air, desinfeksi.
c. Memutus mata rantaipenularan.
Merupakan hal yang paling mudah untuk mencegah penularan penyakit
infeksi, tetapi hasilnya bergantung kepeda ketaatan petugas dalam
melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan.
d. Tindakan pencegahan paska pajanan terhadap petugas
kesehatan. Berkaitan pencegahan agen infeksi yang
ditularkan melalui darah atau cairan tubuh lainnya, yang
sering terjadi karena luka tusuk jarum bekas pakai atau
pajanan lainnya. Penyakit yang perlu mendapatkan perhatian
adalah hepatitis B, Hepatitis C, danHIV.
5. Kebersihanlingkungan
Bersihkan, Rawat dan Desinfeksi (pembasmian hama penyakit)
alat dan perlengkapan dalam ruang perawatan pasien secara rutin
setiap hari.
6. Kesehatan karyawan atau perlindungan petugaskesehatan
7. Penempatan pasien, Isolasi pasien yang memiliki
penyakitmenular dalam ruangan terpisah/
khusus(isolasi)
8. Hygiene respirasi meliputi etika batuk danbersin
9. Pengelolaan sampah medis dan nonmedis
b. KewaspadaanTransmisi
Kewaspadaan transimisi adalah kewaspadaan berdasarkan sumber
infeksi : kontak, droplet, airbone.
1. ContactPrecautions
a. Cuci tangan dengan bahan dasar alkohol atau sabun danair
b. Gunakan jubah ketika melakukan perawatanlangsung
c. Gunakan sarung tangan ketika melakukan perawatanlangsung
2. DropletPrecautions
a. Cuci tangan dengan bahan dasar alkohol atau sabun danair
b. Gunakan masker dengan jarak 2 meter daripasien
c. Gunakan pelindung mata dengan jarak 2 meter daripasien
3. AirbonePrecautions
a. Cuci tangan dengan bahan dasar alkohol atau sabun danair
b. Tutup pintu, buka jendela jikamemungkinkan
c. Gunakan masker N95 ketika memasukiruangan
H. PASIENSAFETY
1. Pengertian
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien adalah pelaporan secara tertulis setiap
insiden yang menimpa pasien
Insiden keselamayan pasien terdiri dari:
a. KejadianSentimental
b. Kejadian Tidak Diharapkan(KTD)
c. Kejadian Tidak Cidera(KTC)
d. Kejadian Nyaris Cidera(KNC)
e. Kondisi Potensial Cidera(KPC)
2. Tujuan
a. Melakukan sistem pelaporan dan sistem pencatatan insiden keselamatan
pasien di rumahsakit
b. Diketahuipenyebabinsidenkeselamatanpasiensampaipadaakarmasalah
c. Didapatkan pembelajaran untuk perbaikan pelayanan rumah sakit agar
dapat mencegah kejadian yang terulanglagi
3. Prosedur:
a. Setiap staff rumah sakit yang pertama menemukan/mengetahui/terlibat
dalam insiden pada pasien segera membuat laporan insiden dengan
mengisi formulir laporan insiden keatasan langsungpelapor
b. Pelapor mengisi formulir laporan secara lengkap dan melaporkannya
dalam maksimal 2 x 24jam
c. Atasan langsung bersama coordinator keselamatan pasien unit kerja akan
memeriksa laporan dan menentukan risiko terhadap insiden yang
dilaporkan apakah berwarna biru, hijau, kuning, ataumerah
Bilapitabiruatauhijauatasanlangsungbersamacoordinatorkeselamatan
pasienunitkerjamelakukaninvestigasisederhanadanmengirimkan formulir
laporan insiden tersebut berserta rekomendasi dan hasil investigasu
sederhana komite mutu dan keselamatan pasien
d. Insiden dengan pita risiko biru dialkukan investigasi sederhana oleh unit
kerja dan selesai dalam waktu maksimal 1 minggu sejak dibuatkannya
laporaninsiden
e. Insidendenganrisikohijaudilakukaninvestigasisederhanaolehunitkerja dan
selesai dalam maksimal 2 minggu sejak dibuatnya laporaninsiden
f. Bilapitarisikowarnakuning,laporaninsidendikirimkekomitemutudan
keselamatan pasien namun unit kerja segera melakukan RCA yang
diselesaikan paling lambat dalam waktu 45hari
g. Bila pita risiko warna merah, laporan insiden segera di kirim ke komite
mutu dan keselamatan pasien dan kinerja yang dilakukan RCA oleh
komite mutu dan keselamatan pasien bersama unit kerjaterkait
h. Hasil investigasi sederhana dan RCA berisi rekomendasi yang perlu di
tindak lanjuti oleh unitkerja
i. Hasil investigasi sederhana dari insiden dengan pita risiko biru dan hijau
selesai, segera dikirim ke komite mutu dan keselamtan pasien, bersama
laporaninsidennya
j. Setelah hasil RCA dari insiden dengan pita risiko kuning selesai dibuat
olehunitkerja,hasilRCAdikirimkekomitemutudankeselamatanpasien
k. Komite mutu dan keselamtan pasien melakukan RCA untuk insiden
dengan pita risiko merah bersama unit kerjaterkait
l. Seluruh laporan insiden di unit kerja di catat dalam table asesneb risiko
di unit kerja, setiap bulan, minggu pertama bulan berikutnya table
asesmen risiko unit kerja dikirim ke komite mutu dan keselamatan
pasien. Unit kerja melakukan analisis dan trend kejadian di unit kerjanya
masing- masing
m. Hasil RCA insiden dengan pita warna merah dilakukan oleh komite mutu
dan keselamtan pasien berupa rekomendasi yang dikirim kepada direktur
dan diberikan feedback kepada unit kerja terkait tindakanperbaikan
n. Pembelajaranumumyangbisaditarikdearisetiapinsidenakandesbarkan ke
seluruh unit kerja agar tidak terjadi peristiwa serupa di unit kerja yang
lain
o. Beberapa insiden yang dilakukan RCA, dipilih komite mutu dan
keselamatanpasienuntukdikirimsebagailaporaninsideneksternalsecara
anoname (tanpa memberikan identitas rumah sakit) kepada komite
keselamatan pasien rumah sakit PERSI (KKP-RSPERSI)
p. Seluruh insiden yang dilaporkan ke komite mutu dan keselamatan pasien
direkap dalam table asesmenrisiko
q. Monitoring dan evaluasi perbaikan setiap insiden dilakukan oleh masing-
masing kerja dab komite mutu dan keselamatanpasien.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan klien ( Iyer et al.,1996). Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu (klien). Pengumpulan Data
memiliki beberapa tipe, yaitu : Data Subjektif, data obyektif.
Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya
bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan
komprehensif, memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan
merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien.
Tanda-tanda vital merupakan parameter tubuh yang terdiri dari tekanan darah, denyut nadi, laju
pernafasan, dan suhu tubuh. Disebut tanda vital karena penting untuk menilai fungsi fisiologis
organ vital tubuh.Pengukuran tanda vital atau vital sign pada pasien baik pasien baru maupun
pasien lama merupakan hal yang sangat penting, oleh karena dengan pengukuran tanda vital
perawat ataupun dokter.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Selemba Medika:
Jakarta
Nursalam. 2011. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik Edisi 2. Selemba
Medika: Jakarta
Thomas, Monoghan. 2012. Pemeriksaan Fisik dan Keterampilan Praktis. Jakarta. EGC
Safitri,Adelia Marista.2019.Tanda-Tanda Vital (TTV) : Pemeriksaan dan Nilai
Normal.https://www.honestdoc.id/tanda-tanda-vital-ttv-pemeriksaan-nilai-normal .Daikses pada
19 Mei 2022 pukul 10.00.
https://www.alodokter.com/kenali-9-jenis-pemeriksaan-penunjang-yang-umum-dilakukan
https://pdfcoffee.com/makalah-pemeriksaan-penunjang-pdf-free.html
Lestari, Trisasi. Knteks Mikro dalam Implementasi Patient Safety:Delapan
LangkahUntukMengembangkanBudayaPatientSafety.BuletinIHQNVol
II/Nomor.04/2006Hal.1-3