Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

ANTROPOLOGI KESEHATAN

Disusun Oleh :

Tingkat 1 D
Puja Yasmin(22334096)

Dosen Pengampu : Dr. Hj.ErpitanYanti, SKM.M.MKes


SEKSI : 202223340050

JURUSAN DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang antropologi kesehatan.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................................


B. Rumusan Masalah ..........................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Identifikasi pengkajian keperawatan..............................................................


B. Menetapkan diagnosa keperawatan................................................................
C. Menyusun rencana tindakan keperawatan......................................................
D. Menerapkan rencana tindakan keperawatan ..................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam kehidupan manusia, manusia tidak akan luput dari sehat dan sakit. Pada saat manusia
sehat, tubuh manusia berada dalam kondisi stabil tidak ada gangguan, akan tetapi pada saat kita
dalam keadaan sakit seluruh tubuh kita tidak akan stabil. Oleh karena itu dalam hal ini perawat
sangat dibutuhkan untuk membantu manusia untuk menjadi stabil kembali yaitu menjadi sehat.
Oleh karena itu juga perawat harus mengerti tentang proses keperawatan mulai dari pengkajian,
diagnosis, intervensi, implementasi hingga evaluasi.
Pengkajian adalah tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu proses pengumpulan
data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien (Iyer et al., 1996). Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam meberikan
asuhan keperawatan sesai dengan kebutuhan individu (klien). Oleh karena itu pengkajian yang
benar, akurat, lengkap, dan sesuai dengan kenyataan sangat penting dalam merumuskan suatu
diagnosis keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon
individu, sebagaimana yang telah ditentukan dalam standar praktik keperawatan dari American
Nursing Association (ANA).
Proses keperawatan merupakan suatu kerangka yang dapat digunakan keperawatan untuk
mengidentifikasi keunikan-keunikan yang ada pada masyarakat yang dapat memudahkan
identifikasi respon masyarakat terhadap masalah kesehatan. Penegakan diagnosis dalam
keperawatan memegang peranan penting terhadap segala macam tuntutan masyarakat yang
semakin kritis dan mempengaruhi kesadaran masyarakat akan hak-haknya dari suatu unit
kesehatan. Maka dari itu diagnosa keperawatan harus dibuat dengan standarnya untuk
mempermudah dalam pengkajian dan penegakkan diagnosa keperawatan, menegakkan diagnosa
keperawatan sesuai standar yang mengacu kepada NANDA dan SDKI.
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional bersifat humanistik, menggunakan
pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi kepada Asuhan
Keperawatan yang benar atau rasional. Proses keperawatan adalah aktivitas yang mempunyai maksud
yaitu praktik keperawatan yang dilakukan dengan cara yang sistematik. Asuhan keperawatan adalah
faktor penting dalam kelangsungan hidup pasien dan aspek aspek pemeliharaan, rehabilitatif dan prefentif
perawatan kesehatannya. Proses asuhan keperawatan merupakan tugas dan kewajiban seorang perawat
dari pasien datang sampai pasien pulang, dimulai dengan pengkajian secara menyeluruh, kemudian
menegakkan diagnosa keperawatan dari data pengkajian tersebut, serta melaksanakan intervensi,
implementasi dan evaluasi keefektifan diagnosa awal yang sudah ditegakkan. Proses keperawatan ini
diperkenalkan pada tahun 1950-an sebagai proses yang terdiri atas tiga tahap : Pengkajian, Perencanaan
dan Evaluasi yang didasarkan pada metode ilmiah pengamatan, pengukuran, pengumpulan data dan
penganalisaan temuan.
Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan tertulis yang
menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil yang akan diharapkan, tindakan tindakan
keperawatan dan kemajuan pasien secara spesifik.

B. Rumus masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut:

1. Apa saja identifikasi pengkajian keperawatan?


2. Bagaimana menetapkan diagnosa keperawatan?
3. Bagaimana menyusun rencana tindakan keperawatan?
4. Bagaimana menerapkan rencana tindakan keperawatan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja identifikasi pengkajian keperawatan


2. Untuk mengetahui bagaimana cara menetapkan diagnosa keperawatan
3. Untuk mengetahui bagaimana cara menyusun rencana tindakan keperawatan
4. Untuk mengetahui bagaimana cara menerapkan rencana tindakan keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. MENGIDENTIFIKASI PENGKAJIAN KEPERAWATAN


Pengkajian keperawatan adalah tahap dasar dari seluruh proses keperawatan dengan tujuan
mengumpulkan informasi dan data-data pasien. Supaya dapat mengidentifikasi masalah-masalah,
kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan.
Pengkajian yang lengkap, akurat, sesuai kenyataan, kebenaran data sangat penting untuk
merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan respon individu.
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam lima tahap kegiatan, meliputi
pengumpulan data, analisis data, sistematika data, penentuan masalah, dan dokumentasi data.
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dari proses keperawatan & merupakan proses
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi &
mengidentifikasi status kesehatan klien (Iyer et.al.,1996).
Pengkajian keperawatan difokuskan pada respon pasien terhadap masalahmasalah kesehatan
yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Misalnya dapatkah klien
melakukan aktivitas sehari-hari, sehingga fokus pengkajian klien adalah respon klien yang nyata
maupun potensial terhadap masalah-masalah aktifitas harian. Pengkajian merupakan tahap
pertama dalam pelaksanaan asuhan keperawatan kemudian diikuti 3 tahapan selanjutnya yaitu
diagnosa keperawatan, perencanaan hingga evaluasi. Agar pelaksanaan asuhan keperawatan
dapat berjalan dengan baik tahapan tersebut harus dilaksanakan dengan sistematis. Tahapan
Pengkajian keperawatan.
Dalam melakukan pengkajian keperawatan ada lima tahapan kegiatan seperti yang telah kita
sebutkan diatas yaitu pengumpulan data, analisis data, sistematika data, penentuan masalah dan
dokumentasi data.
1. Pengumpulan data (PULTA)
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara
sistematis untuk menentuan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan
kesehatan klien. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari
informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien.
Selanjutnya data dasar tersebut digunaan untuk menentukan diagnosis keperawatan,
merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-
masalah klien. Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit (initial assessment),
selama klien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment), serta pengkajian ulang untuk
menambah / melengkapi data (re-assessment). Tipe Data :

1. Data Subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap
suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat,
mencakup persepsi, perasaan, ide klien tentang status kesehatannya. Misalnya tentang
nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustrasi, mual, perasaan malu.
2. Data Objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh
menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik.
Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat
kesadaran.
Karakteristik Data
1. Lengkap
Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien yang adekuat.
Misalnya klien tidak mau makan selama 3 hari. Perawat harus mengkaji lebih dalam mengenai
masalah klien tersebut misalnya dengan menanyakan hal-hal sebagai berikut: apakah tidak mau
makan karena tidak ada nafsu makan atau disengaja? Apakah karena adanya perubahan pola
makan atau hal-hal yang patologis? Bagaimana respon klien mengapa tidak mau makan.
2. Akurat dan nyata
Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir secara akurat dan nyata untuk
membuktikan benar tidaknya apa yang didengar, dilihat, diamati dan diukur melalui pemeriksaan
ada tidaknya validasi terhadap semua data yang mungkin meragukan. Apabila perawat merasa
kurang jelas atau kurang mengerti terhadap data yang telah dikumpulkan, maka perawat harus
berkonsultasi dengan perawat yang lebih mengerti. Misalnya, pada observasi : “klien selalu diam
dan sering menutup mukanya dengan kedua tangannya. Perawat berusaha mengajak klien
berkomunikasi, tetapi klien selalu diam dan tidak menjawab pertanyaan perawat. Selama sehari
klien tidak mau makan makanan yang diberikan”, jika keadaan klien tersebut ditulis oleh perawat
bahwa klien depresi berat, maka hal itu merupakan perkiraan dari perilaku klien dan bukan data
yang aktual. Diperlukan penyelidikan lebih lanjut untuk menetapkan kondisi klien.
Dokumentasikan apa adanya sesuai yang ditemukan pada saat pengkajian.
3. Relevan
Pencatatan data yang komprehensif biasanya menyebabkan banyak sekali data yang harus
dikumpulkan, sehingga menyita waktu dalam mengidentifikasi. Kondisi seperti ini bisa
diantisipasi dengan membuat data komprehensif tapi singkat dan jelas. Dengan mencatat data
yang relevan sesuai dengan masalah klien, yang merupakan data fokus terhadap masalah klien
dan sesuai dengan situasi khusus.

Sumber Data
1. Sumber data primer
Klien adalah sumber utama data (primer) dan perawat dapat menggali informasi yang
sebenarnya mengenai masalah kesehatan klien.
2. Sumber data sekunder
Jika klien mengalami gangguan keterbatasan dalam berkomunikasi atau kesadaran yang
menurun, misalnya klien bayi atau anak-anak, atau klien dalam kondisi tidak sadar. Informasi
dapat diperoleh melalui orang terdekat seperti orang tua, suami atau istri, anak, teman klien.
3. Sumber data lainnya
 Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya. Catatan kesehatan terdahulu dapat
digunakan sebagai sumber informasi yang dapat mendukung rencana tindakan perawatan.
 Riwayat penyakit Pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan merupakan riwayat
penyakit yang diperoleh dari terapis. Informasi yang diperoleh adalah hal-hal yang
difokuskan pada identifikasi patologis dan untuk menentukan rencana tindakan medis.
 Konsultasi Kadang terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim kesehatan spesialis,
khususnya dalam menentukan diagnosa medis atau dalam merencanakan dan melakukan
tindakan medis. Informasi tersebut dapat diambil guna membantu menegakkan diagnosa.
 Hasil pemeriksaan diagnostik Seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik,
dapat digunakan perawat sebagai data objektif yang dapat disesuaikan dengan masalah
kesehatan klien. Hasil pemeriksaan diagnostik dapat digunakan membantu mengevaluasi
keberhasilan dari tindakan keperawatan.
 Perawat lain Jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya, maka perawat
harus meminta informasi kepada perawat yang telah merawat klien sebelumnya. Hal ini
untuk kelanjutan tindakan keperawatan yang telah diberikan.
 Kepustakaan. Untuk mendapatkan data dasar klien yang komprehensif, perawat dapat
membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien. Memperoleh literatur sangat
membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang benar dan tepat. Metode
pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara, observasi, pemeiksaan fisik serta
studi dokumentasi.

3. Analisa Data
Analisa data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya berfikir dan
penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan, pengalaman, dan
pengertian keperawatan. Dalam melakukan analisis data, diperlukan kemampuan mengkaitkan
data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk
membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien.

Fungsi analisa data:


1. Dapat menginterpretasi data keperawatan dan kesehatan, sehingga data yang diperoleh
memiliki makna dan arti dalam menentukan masalah dan kebutuhan klien
2. Sebagai proses pengambilan keputusan dalam menentukan alternatif pemecahan masalah
yang dituangkan dalam rencana asuhan keperawatan, sebelum melakukan tindakan keperawatan.

Pedoman Analisa Data :


 Menyusun kategorisasi data secara sistematis dan logis
 Identifikasi kesenjangan data
 Menentukan pola alternatif pemecahan masalah
 Menerapkan teori, model, kerangka kerja, norma dan standart, dibandingkan dengan data
senjang
 Identifikasi kemampuan dan keadaan yang menunjang asuhan keperawatan klien
 Membuat hubungan sebab akibat antara data dengan masalah yang timbul.
Cara analisa data :
1. Validasi data, teliti kembali data yang telah terkumpul
2. Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual
3. Membandingkan dengan standart
4. Membuat kesimpulan tantang kesenjangan (masalah keperawatan) yang ditemukan
3. Sistematika / Pengelompokkan data
Pengelompokan data adalah mengelompokan data-data klien atau keadaan tertentu
dimana klien mengalami permasalahan kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria
permasalahnnya. Setelah data dikelompokan maka perawat dapat mengidentifikasi masalah klien
dan merumuskannya.
4. Penentuan / Identifikasi Masalah
Masalah klien merupakan keadaan atau situasi dimana klien perlu bantuan untuk
mempertahankan atau meningkatkan status kesehatannya, atau meninggal dengan damai, yang
dapat dilakukan oleh perawat sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang dimilikinya.
Identifikasi masalah klien dibagi menjadi : pasien tidak bermasalah, pasien yang kemungkinan
mempunyai masalah, pasien yang mempunyai masalah potensial sehingga kemungkinan besar
mempunyai masalah dan pasien yang mempunyai masalah aktual.
1. Menentukan kelebihan klien
Apabila klien memenuhi standar kriteria kesehatan, perawat kemudian menyimpulkan
bahwa klien memiliki kelebihan dalam hal tertentu. Kelebihan tersebut dapat digunakan untuk
meningkatkan atau membantu memecahkan masalah yang klien hadapi.

2. Menentukan masalah klien


Jika klien tidak memenuhi standar kriteria, maka klien tersebut mengalami keterbatasan
dalam aspek kesehatannya dan memerlukan pertolongan.

3. Menentukan masalah yang pernah dialami oleh klien


Pada tahap ini, penting untuk menentukan masalah potensial klien. Misalnya ditemukan
adanya tanda-tanda infeksi pada luka klien, tetapi dari hasil test laboratorium, tidak menunjukkan
adanya suatu kelainan. Sesuai dengan teori, maka akan timbul adanya infeksi. Perawat kemudian
menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien tidak mampu melawan infeksi.
Penentuan keputusan
 Tidak ada masalah, tetapi perlu peningkatan status dan fungsi (kesejahteraan) : tidak ada
indikasi respon keperawatan, meningkatnya status kesehatan dan kebiasaan, serta danya inisiatif
promosi kesehatan untuk memastikan ada atau tidaknya masalah yang diduga.
 Masalah kemungkinan (possible problem) : pola mengumpulkan data yang lengkap untuk
memastikan ada atau tidaknya masalah yang diduga.
 Masalah aktual, resiko, atau sindrom : tidak mampu merawat karena klien menolak masalah
dan pengobatan, mulai untuk mendesain perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk
mencegah, menurunkan, atau menyelesaikan masalah.
 Masalah kolaboratif : konsultasikan dengan tenaga kesehatan profesional yang ompeten dan
bekerja secara kolaboratif pada masalah tersebut. Masalah kolaboratif adalah komplikasi
fisiologis yang diakibatkan dari patofisiologi, berhubungan dengan pengobatan dan situasi yang
lain. Tugas perawat adalah memonitor, untuk mendeteksi status klien dan kolaboratif dengan
tenaga medis guna pengobatan yang tepat.

5. Dokumentasi Data
Dokumentasi data adalah bagian terakhir dari pengkajian yang lengkap. Kelengkapan dan
keakuratan diperlukan ketika mencatatkan data. Kelengkapan dalam dokumentsi penting untuk
dua alasan. Pertama, semua data yang berkaitan dengan status klien dimasukkan. Bahkan
informasi yang tampaknya menunjukkan abnormalitas pun harus dicatat. Informasi tersebut
mungkin akan berkaitan nantinya, dan berfungsi sebagai nilai dasar untuk perubahan dalam
status. Aturan umum yang berlaku adalah, jika hal tersebut dikaji maka harus dicatat. Kedua,
pengamatan dan pencatatan status klien adalah tanggung jawab legal dan profesional. Undang-
undang praktik perawat disemua negara bagian, dan mewajibkan pengumpulan data dan
pencatatan sebagai fungsi mandiri esensial untuk peran perawat profesional. Menjadi faktual
adalah mudah setelah hal tersebut menjadi kebiasaan.
B. Menetapkan diagnosa keperawatan

Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi
secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan
klien.
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang diperoleh
dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan memberikan gambaran tentang
masalah atau status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana
pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat.
Proses keperawatan telah diidentikan sebagai metoda ilmiah keperawatan untuk para
penerima tindakan keperawatan. Kebanyakan sekolah-sekolah keperawatan sekarang
memasukkan proses keperawatan sebagai sautu komponen dari konsep kerja konsepatual
mereka.

Hal hal yang perlu di perhatikan dalam menentukan diagnosa keperawatan


1. Berorientasi kepada klien, keluarga dan masyarakat
2. Bersifat aktual atau potensial
3. Dapat diatasi dengan intervensi keperawatan
4. Menyatakan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat, serta faktor-faktor
penyebab timbulnya masalah tersebut. Sebelum menyusun suatu asuhan keperawatan
yang baik, kita harus memahami langkah langkah dari proses keperawatan.

Langkah-langkah menegakkan diagnose yaitu:


1. Klasifikasi & Analisis Data
Pengelompokkan data adalah mengelompokkan data-data klien atau keadaan tertentu
dimana klien mengalami permasalahan kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria
permasalahannya. Pengelmpkkan data dapat disusun berdasarkan pola respon manusia.
2. Interpretasi /identifiikasi kelebihan dan masalah klien
Masalah klien merupakan keadaan atau situasi dimana klien perlu bantuan untuk
mempertahankan atau meningkatkan status kesehatannya, atau meninggal dengan damai,
yang dapat dilakukan oleh perawat sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang
dimilikinya. Identifikasi masalah klien dibagi menjadi : pasien tidak bermasalah, pasien
yang kemungkinan mempunyai masalah, pasien yang mempunyai masalah potensial
sehingga kemungkinan besar mempunyai masalah dan pasien yang mempunyai masalah
aktual.
3. Memvalidasi diagnosa keperawatan
Adalah menghubungkan dengan klasifikasi gejala dan tanda-tanda yang kemudian
merujuk kepada kelengkapan dan ketepatan data. Untuk kelengkapan dan ketepatan data,
kerja sama dengan klien sangat penting untuk saling percaya, sehingga mendapatkan data
yang tepat. Pada tahap ini, perawat memvalidasi data yang ada secara akurat, yang
dilakukan bersama klien/keluarga dan/atau masyarakat. Validasi tersebut dilaksanakan
dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan yang reflektif kepada klien/keluarga
tentang kejelasan interpretasi data. Begitu diagnosis keperawatan disusun, maka harus
dilakukan validasi.
4. Menyusun diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritasnya
Setelah perawat mengelompokkan, mengidentifikasi, dan memvalidasi data-data yang
signifikan, maka tugas perawat pada tahap ini adalah merumuskan suatu diagnosis
keperawatan. Diagnosa keperawatan dapat bersifat aktual, resiko, sindrom, kemungkinan
dan wellness. Menyusun diagnosa keperawatan hendaknya diurutkan menurut kebutuhan
yang berlandaskan hirarki Maslow (kecuali untuk kasus kegawat daruratan menggunakan
prioritas berdasarkan “yang mengancam jiwa”).

C. menyusun Rencana tindakan keperawatan

Proses keperawatan merupakan kerangka sistematis yang dilakukan dalam pemberian asuhan
keperawatan untuk memenuhi reaksi dan respon individu. Menurut Dermawan (2012) proses
keperawatan adalah aktivitas yang mempunyai maksud yaitu praktik keperawatan yang
dilakukan dengan cara yang sistematik. Selama melaksanakan proses keperawatan, perawat
menggunakan dasar pengetahuan yang komprehensif untuk mengkaji status kesehatan klien,
membuat penilaian yang bijaksana dan mendiagnosa, mengidentifikasi hasil akhir kesehatan
klien dan merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang tepat guna
mencapai hasil akhir tersebut. Sedangkan menurut Muhlisin (2011) proses keperawatan adalah
salah satu metoda efektif pemecahan masalah yang dilakukan perawat terhadap klien dengan
pendekatan metodologi ilmiah.
Asuhan keperawatan dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan substansi ilmiah yaitu logis,
sistimatis, dinamis dan terstruktur. Proses keperawatan adalah suatu metode ilmiah yang
sistematis dan terorganisir dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang berfokus
pada respon individu terhadap gangguan kesehatan yang dialami (Manurung, 2011).
Adapun tujuan utama proses keperawatan menurut Christensen dan Kenney (2009) adalah:
a. Memberikan metode sistematis bagi praktek keperawatan.
b. Memudahkan pendokumentasian data, diagnosis, rencana, respon klien, dan evaluasi.
c. Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi asuhan.
d. Memberikan kemungkinan asuhan yang berkesinambungan dan mengurangi kelalaian.
e. Mengindividualisasikan keikutsertaan klien dalam perawatan.
f. Meningkatkan kreativitas dan fleksibilitas dalam praktik keperawatan.
Dalam setiap tindakannya perawat harus berpegang teguh terhadap pedoman proses
keperawatan. Sebab jika perawat tidak menerapakn tindakan sesuai proses keperawatan dapat
menimbulkan kerugian bagi pasien dan keluarga. Seperti kerugian materi bahkan berujung
kematian. Dengan dibekali pengetahuan dan tindakan yang terampil perawat akan menjadi lebih
profesional dalam melakukan tindakan. Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat harus
memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien. Menurut Hidayat (2010) pemberi
asuhan keperawatan adalahbtugas perawat pelaksana. Hal ini diperkuat dengan penelitian Pratiwi
& Utami (2010) perawat pelaksana bertugas memberikan asuhan keperawatan, membantu
penyembuhan, membantu memecahkan masalah pasien dibawah pengawasan dokter atau kepala
ruang.
Perawat sebagai perencana pemulangan harus mampu mengkaji hingga mengevaluasi
kesinambungan asuhan keperawatan, memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan dalam
mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal dan bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa semua informasi yang sesuai telah disediakan untuk orang-
orang yang akan terlibat dalam perawatan pasien, termasuk keluarganya (Pemila, 2009).
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
dinyatakan asuhan keperawatan adalah rangkaian interaksi dengan klien dan lingkunganuntuk
mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian dalam merawat dirinya (Pemerintah
Republik Indonesia,2014).
Asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yaitu suatu metode sistematis
dan ilmiah yang digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai atau
mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang optimal melalui tahapan
pengkajian keperawatan, indentifikasi diagnosa keperawatan, penentuan perencanaan
keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan serta mengevaluasinya (Suarli &
Yahya,2012). Proses keperawatan meliputi 5 tahapan yaitu
pengkajian,diagnosa,perencanaan/interven si, implementasi,dan evaluasi. Lima tahapan inilah
yang sampai saat ini digunakan sebagai langkah-langkah proses keperawatan ( Deswani, 2011 ).
Dimana setiap tahapan ini berakaitan erat dan harus dilakukan. Namun, peneliti akan membahas
mengenai tahap perencanaan. Perencanaan keperawatan adalah bagian dari fase
pengorganisasian dalam proses keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan
keperawatan dalam usaha membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi
kebutuhan pasien (Setiadi, 2012).
Sedangkan menurut Manurung (2011), perencanaan keperawatan adalah rencana
tindakan keperawatan tertulis yang menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil yang akan
diharapkan, tindakantindakan keperawatan dan kemajuan pasien secara spesifik. Dari penjabaran
tersebut maka perencanaan keperawatan merupakan tahap ketiga dari proses keperawatan,
dimana perencanaan ini memuat proses pembentukan tindakan intervensi keperawatan dalam
mencegah , menurunkan, atau mengurangi insiden pasien. Dalam tahap perencanaan ini terdapat
langkah-langkah penyusanannya yaitu :
a) Menentukan prioritas masalah.
Prioritas keperawatan adalah penyusunan diagnosa keperawatan atau masalah pasien dengan
menggunakan tingkat kedaruratan atau kepentingan untuk memperoleh tahapan intervensi
keperawatan yang dibutuhkan. Saat menentukan prioritas diagnosa keperawatan digunakan
standar prioritas kebutuhan dari Maslow, sebagai berikut :
Prioritas 1 : masalah yang berhubungan dengan kebutuhan fisiologis seperti respirasi,
sirkulasi, nutrisi, hidrasi, eliminasi, suhu dan kesenjangan fisik.
Prioritas 2 : masalah yang berpengaruh pada keselamatan dan keamanan.
Prioritas 3 : masalah yang berpengaruh terhadap cinta dan rasa memiliki.
Prioritas 4 : masalah yang berpengaruh pada rasa harga diri. Prioritas
5 : masalah yang berpengaruh pada kemampuan mencapai sasaran pribadi atau aktualisasi
diri. Pengurutan prioritas akan dipengaruhi oleh faktorfaktor persepsi pasien terhadap
prioritas, untuk itu menanyakan kepada pasien tentang apa yang dirasakannya merupakan hal
yang penting.
b) Menuliskan tujuan dan kriteria hasil.
perawatan adalah hasil yang diinginkan dari asuhan keperawatan yang diharapkan dapat
dicapai bersama pasien serta direncanakan untuk mengurangi masalah yang telah
diidentifikasi dalam diagnosis keperawatan (Manurung, 2011).
Saat merumuskan tujuan, ada beberapa petunjuk umum yang perlu diperhatikan menurut
Manurung (2011), yaitu :
(1) Tujuan dinyatakan dengan istilah hasil yang ingin dicapai, bukan tindakan keperawatannya.
(2) Tujuan keperawatan harus menggambarkan perilaku pasien yang dapat diamati dan diukur.
(3) Tujuan harus realistis, mencerminkan kemampuan dan keterlibatan pasien.
(4) Setiap tujuan berdasarkan dari satu diagnosis keperawatan.
Kriteria hasil mempunyai ciri-ciri menurut Dermawan (2012) yaitu setiap kriteria hasil
berhubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan, hasil yang ditetapkan dalam kriteria hasil,
memungkinkan untuk dicapai, setiap kriteria hasil adalah pernyataan satu hal yang spesifik,
kriteria harus sekonkrit mungkin untuk memudahkan pengukuran, kriteria cukup besar atau dapat
diukur, kriteria menggunakan kata-kata positif bukan menggunakan kata negatif. Pedoman
penulisan kriteria hasil menurut Setiadi (2012) adalah berfokus pada pasien, singkat dan jelas,
dapat diobservasi dan dapat diukur, ada batas waktu, ditentukan oleh perawat dan pasien.
c) Memilih rencana tindakan atau intervensi keperawatan.
(1) Tindakan keperawatan harus aman bagi pasien.
(2) Tindakan keperawatan harus sejalan dengan tindakan pengobatan.
(3) Tindakan keperawatan harus didasari prinsip dan pengetahuan yang digabungkan dari
pendidikan dan pengalaman sebelumnya.
(4) Tulis sekumpulan tindakan keperawatan untuk mencapai setiap tujuan.
(5) Pilih satu kumpulan tindakan keperawatan yang kiranya cocok dengan sikap yang
disebutkan dalam pernyataan tujuan.
(6) Tindakan keperawatan harus realistis.
(7) Tindakan keperawatan harus penting bagi peningkatan kesehatan pasien dan sejalan
dengan tujuan serta nilai perseorangan pasien.
(8) Gunakan pasien sebagai sumbersumber dalam memilih tindakan keperawatan.
(9) Tulis tindakan keperawatn secara berurutan.

d) Dokumentasi
Rencana asuhan keperawatan adalah suatu proses informasi, penerimaan, pengiriman,
dan evaluasi pusat rencana yang dilakukan oleh seorang perawat profesional. Format rencana
asuhan keperawatan membantu perawat untuk memproses data yang diperoleh selama tahap
pangkajian dan penegakan diagnosis keperawatan. Ŕencana asuhan keperawatan ditulis dalam
suatu bentuk yang bervariasi guna mempromosikan perawatan yang meliputi perawatan individu,
perawatan yang berkelanjutan, sebagai media komunikasi, dan evaluasi keberhasipan asuhan
keperawatan.
e). Evaluasi keperawatan
1) Pengertian evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah
dilakukan intervensi keperawatan dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah diberikan
(Deswani, 2009). Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk
menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan
dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan rencana keperawatan (Manurung, 2011).
2) Penilaian keberhasilan Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai.
Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan, apabila dalam penilaian ternyata tujuan tidak tercapai,
maka perlu dicari penyebabnya.
Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor :
a) Tujuan tidak realistis.
b) Tindakan keperawatan yang tidak tepat.
c) Terdapat faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.

D. Menerapkan rencana tindakan keperawatan


Proses keperawatan adalah salah satu metode efektif pemecahan masalah yang dilakukan
perawat terhadap klien dengan pendekatan metodologi ilmiah. Asuhan keperawatan dapat
dipertanggungjawabkan berdasarkan substansi ilmiah yaitu logis, sistematis, dinamis dan
terstruktur.
Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah yang
merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan, bagaimana dilakukan,
kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan keperawatan.

Tujuan rencana tindakan dibagi menjadi dua menurut Dermawan (2012) yaitu :
a) Tujuan administratif
1. Untuk mengidentifikasi fokus keperawatan kepada pasien atau kelompok
2. Untuk membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya
3. Untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan
4. Untuk menyediakan kriteria klasifikasi pasien
b) Tujuan klinik
1. Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan
2. Mengkomunikasikan dengan staf perawat; apa yang diajarkan, di observasi dan
dilaksanakan.
3. Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi individu, keluarga, dan tenaga
kesehatan lainnya untuk melakukan tindakan.
Komponen perencanaan keperawatan terdiri atas :
1) Prioritas masalah
2) Tujuan asuhan keperawatan, memenuhi syarat SMART (Specific Measurable Achievable
Reasonable Time) kriteria NOC (Nursing Outcome Criteria)
3) Rencana tindakan didasarkan pada NIC (Nursing Intervention Classification)
4) Intervensi/Implementasi keperawatan NIC (Nursing Intervention Classification)
Perencanaan keperawatan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha
membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Langkah-langkah perencanaan keperawatan adalah sebagai berikut :
 Menentukan prioritas masalah
Prioritas keperawatan adalah penyusun diagnosa keperawatan atau masalah pasien dengan
menggunakan tingkat kedaruratan atau kepentingan untuk memperoleh tahapan intervensi
keperawatan yang dibutuhkan. Saat menentukan prioritas diagnosa keperawatan digunakan
standar prioritas kebutuhan dari maslow, sebagai berikut :
 Prioritas 1 : masalah yang berhubungan dengan kebutuhan fisiologis seperti respirasi, sirkulasi,
nutrisi, hidrasi, eliminasi, suhu dan kesenjangan fisik.
 Prioritas 2 : masalah yang berpengaruh pada keselamatan dan keamanan
 Prioritas 3 : masalah yang berpengaruh terhadap cinta dan rasa memiliki
 Prioritas 4 : masalah yang berpengaruh pada rasa harga diri
 Prioritas 5 : masalah yang berpengaruh pada kemampuan mencapai sasaran pribadi atau
aktualisasi diri.
Pengurutan prioritas akan dipengaruhi oleh faktor-faktor persepsi pasien terhadap
prioritas, untuk itu menanyakan kepada pasien tentang apa yang dirasakannya merupakan hal
yang penting.
 Menuliskan tujuan dan kriteria hasil
Tujuan perawatan adalah hasil yang diinginkan dari Asuhan Keperawatan yang diharapkan
dapat dicapai sama pasien serta direncanakan untuk mengurangi masalah yang telah
diidentifikasi dalam diagnosis keperawatan. Saat merumuskan tujuan, ada beberapa petunjuk
umum yang perlu diperhatikan yaitu :
1) Tujuan dinyatakan dengan istilah hasil yang ingin dicapai, bukan tindakan keperawatannya
2) Tujuan keperawatan harus menggambarkan perilaku pasien yang dapat diamati dan diukur
3) Tujuan harus realistis, mencerminkan kemampuan dan keterlibatan pasien
4) Setiap tujuan berdasarkan dari satu diagnosis keperawatan
Kriteria hasil mempunyai ciri-ciri yaitu setiap kriteria hasil berhubungan dengan tujuan
yang telah ditetapkan, hasil yang ditetapkan dalam kriteria hasil, memungkinkan untuk dicapai,
setiap kriteria hasil adalah pernyataan satu hal yang spesifik, kriteria harus sekonkrit mungkin
untuk memudahkan pengukuran, kriteria cukup besar atau dapat diukur, kriteria menggunakan
kata-kata positif bukan menggunakan kata negatif.
 Memilih rencana tindakan atau intervensi keperawatan
1) Tindakan keperawatan harus aman bagi pasien
2) Tindakan keperawatan harus sejalan dengan tindakan pengobatan
3) tindakan keperawatan harus didasari prinsip dan pengetahuan yang digabungkan dari
pendidikan dan pengalaman sebelumnya
4) Tulis sekumpulan tindakan keperawatan untuk mencapai setiap tujuan
5) Pilih satu kumpulan tindakan keperawatan yang kiranya cocok dengan sikap yang disebutkan
dalam pernyataan tujuan
6) Tindakan keperawatan harus realistis
7) tindakan keperawatan harus penting bagi peningkatan kesehatan pasien dan sejalan dengan
tujuan serta nilai perseorangan pasien
8) Tulis tindakan keperawatan secara berurutan
Dalam perencanaan keperawatan, perawat menetapkannya berdasarkan hasil
pengumpulan data dan rumusan diagnosa keperawatan yang merupakan petunjuk dalam
membuat tujuan dan asuhan keperawatan untuk mencegah, menurunkan atau mengeliminasi
masalah kesehatan klien. Perencanaan adalah suatu kategori dari perilaku keperawatan di mana
tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam menetapkan perencanaan seorang
perawat perlu berkolaborasi dengan berbagai pihak yakni klien, keluarga, serta petugas medis
lain seperti dokter, ahli farmasi dan nutrisionist.
Rencana asuhan keperawatan mempunyai dua tujuan yaitu tujuan administrasi dan tujuan
klinik. Penjelasan tentang tujuan-tujuan rencana asuhan keperawatan tersebut adalah sebagai
berikut.
 Tujuan administrasi
1. Mengidentifikasi fokus keperawatan: klien (individu) atau kelompok
2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya
3. Menyusun kriteria guna pengulangan asuhan keperawatan dan evaluasi keperawatan asuhan
keperawatan
4. Menyediakan kriteria klasifikasi klien
 Tujuan klinik
1. Menjadi suatu pedoman dalam penulisan
2. Mengomunikasikan Asuhan Keperawatan yang akan diimplementasikan dengan perawat
lainnya seperti apa yang akan diajarkan, apa yang harus di observasi, dan apa yang akan
dilaksanakan
3. Menyusun kriteria hasil (Outcomes) guna pengulangan asuhan keperawatan dan evaluasi
keberhasilan asuhan keperawatan
4. rencana intervensi yang spesifik dan langsung bagi perawat untuk melaksanakan intervensi
kepada klien (individu) dan keluarganya.
Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari
pasien atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. tindakan atau intervensi keperawatan
dipilih untuk membantu pasien dalam mencapai hasil pasien yang diharapkan dan tujuan
pemulangan harapannya adalah bahwa perilaku yang di preskripsi kan akan menguntungkan
pasien dan keluarga dalam cara yang dapat diprediksi, yang berhubungan dengan masalah yang
diidentifikasi dan tujuan yang telah dipilih.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan asuhan keperawatan adalah seluruh
rangkaian proses keperawatan yang diberikan kepada pasien yang berkaitan dengan kiat-kiat
keperawatan yang dimulai dari pengkajian hingga evaluai dalam usahan memperbaiki atau
memelihara derajat kesehatan yang optimal. Proses keperawatan mulai dari pengkajian,
diagnosis, intervensi, implementasi hingga evaluasi. Pengkajian adalah upaya mengumpulkan
data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan
keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual.
Pengkajian keperawatan adalah tahap dasar dari seluruh proses keperawatan dengan
tujuan mengumpulkan informasi dan data-data pasien. Supaya dapat mengidentifikasi masalah-
masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan.
Pengkajian yang lengkap, akurat, sesuai kenyataan, kebenaran data sangat penting untuk
merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan respon individu.
Sebelum menyusun suatu asuhan keperawatan yang baik, kita harus memahami langkah
langkah dari proses keperawatan : Klasifikasi dan analisis data , interpensi/ identifikasi kelebihan
dan masalah klien ,memvalidasi diagnosa keperawan dan menyusun diagnosa keperawatan
sesuai dengan prioritasnya
Sebelum menyusun suatu asuhan keperawatan yang baik, kita harus memahami langkah
langkah dari proses keperawatan : Klasifikasi dan analisis data , interpensi/ identifikasi kelebihan
dan masalah klien ,memvalidasi diagnosa keperawan dan menyusun diagnosa keperawatan
sesuai dengan prioritasnya
Perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara mendalam, tahap yang
sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan
masalah. Dalam dunia keperawatan dikenal proses keperawatan, langkah ketiga dari proses
keperawatan adalah rencana (intervensi) keperawatan. Intervensi diidentifikasi untuk memenuhi
kebutuhan asuhan keperawatan pasien. Intervensi mempunyai maksud mengindividualkan
perawatan dengan memenuhi kebutuhan spesifik pasien serta harus menyertakan kekuatan-
kekuatan pasien yang telah diidentifikasi bila memungkinkan. perencanaan merupakan suatu
petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat rencana tindakan keperawatan yang
dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan.

B. SARAN
Diharapkan makalah ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca dalam memahami ilmu
antropologi dan antropologi kesehatan, serta sebagai pedoman bagi penulis dan pembaca dalam
menyelesaikan makalah-makalah yang berhubungan dengan antropologi dan antropologi
kesehatan

DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, L., dkk. (2015). Gambaran tingkat pengetahuan perawat dalam penerapan standar asuhan
keperawatan di ruangan rawat inap interna RSUD Datoe Binangkang. E-jurnal keperawatan, 3(3).

Deswani. (2009). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta Timur: CV Trans Medika.

Hidayah, N. (2014). Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim Dalam
Peningkatan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit. Jurnal Kesehatan, 7, 410-426.

Muttaqin, A. (2010). Pengkajian Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinik. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. (2008). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Potter, P., & G. Perry, A. (2010)` Fundamental Of Nursing. Jakarta: Salemba Medika

Retnaningsing, D. & Fatmawati, D. (Maret 2015). Beban Kerja Perawat Terhadap Implementasi Patient
Safety di Ruang Rawat Inap. Jurnal Keperawatan

Simamora, R. H. (2008). Peran Manajer dalam Pembinaan Etika Perawat Pelaksana dalam Peningkatan
Kualitas Pelayanan Asuhan Keperawatan. Jurnal IKESMA, Vol. 4, No. 2

Simamora, R. H. (2009). Dokumentasi Proses Keperawatan. Jamber University Press

Simamora, R. H. (2010). Komunikasi dalam Keperawatan. Jember University Press

Supratti, & Ashriady. (Juli 2016). Pendokumentasian Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit
Umum Daerah Mamuju, Indonesia. Jurnal Kesehatan Manarang, Vol. 2, No. 1, Hal. 44-47

Yanti, R. I., & Warsito, B.E. (November 2013). Hubungan Karakteristik Perawat, Motivasi, dan Supervisi
dengan Kualitas Pendokumentasian Proses Asuhan Keperawatan. Jurnal Managemen Keperawatan, Vol.
1, No. 2, Hal. 108

Azis A. (2011). Analisis Proses Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Aceh. Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada.

Hartati. (2010). Analisis Kelengkapan Dokumentasi Proses Keperawatan Pasien Rawat Inap di RSU PKU
Muhammadiyah Gombong Jawa Tengah.

Nurjanah S. (2013). Gambaran Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di RSUD Pandan


Arang Boyolali. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Nurjannah I. (2012). Diagnostic Reasoning Dalam Proses Keperawatan. Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta

Wariyanti AS. (2014). Hubungan antara Kelengkapan Informasi Medis Dengan Keakuratan Kode
Diagnosis pada Dokumen Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Karanganyar. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah surakarta

Zulfikar. (2015). Tahapan proses keperawatan. Medika


Deswani. (2009). Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika
Haryanto. (2007). Konsep dasar Keperawatan Dengan Pemetaan Konsep (concept mapping).Jakarta:
Salemba

Medika. Hidayat, A. A. (2011). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Kasim, M., Abdurraouf, M. (2016). Peningkatan Kualitas Pelayanan dan pen dokumentasikan Asuhan
Keperawatan Dengan Metode TIM. Nurseline Journal. Vol 1. No 1. 5.

Keliat, B. A. (1990).Proses Keperawatan. Jakarta: Penerbit Arcan.

Kodim, Yulianingsih. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: TIM.

Mangole,J.E.,Rompas,S., Ismanto,A.Y. (2015). Hubungan Perilaku Perawat Dengan Pendokumentasian


Asuhan Keperawatan Di Cardiovaskuler and Brain Center RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou. E-journal
Keperawatan. Vol 3. No 2.

Setiadi. 2012. Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan Praktik. Yogyakarta :
Graha Ilmu

Simamora, Roymond H. (2009). Dokumentasi Proses Kepera watan. Jember University Press.

Simamora, Roymond H. (2008). Peran Manajer dalam Pembinaan Etika Perawat Pelaksan

Anda mungkin juga menyukai