Efektif secara kajian bahasa diartikan sebagai istilah untuk mengatakan suatu pekerjaan dapat
berdampak sangat signifikan. Lebih khususnya, efektif melibatkan semua sumber daya yang
ada secara maksimal, sehingga tidak menyisakan satu sumber daya pun yang mengganggur.
Ciri kalimat efektif adalah tegas, sedikit, minimalis, jelas, namun berdampak besar.
Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda
bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya.
1. Kehematan Kata
Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata atau frasa yang tidak perlu digunakan. Untuk
menghindari pemborosan kata di dalam kalimat, hal yang harus diperhatikan adalah:
2. Kecermatan
Yang dimaksud kecermatan adalah cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga tidak
menimbulkan kerancuan dan makna ganda.
3. Kesepadanan Struktur
Kespadanan adalah keseimbangan antara gagasan atau pemikiran dengan struktur bahasa yang
dipakai dalam kalimat.
Kesepadanan dalam kalimat ini diperlihatkan dengan adanya kesatuan gagasan dan kesatuan
pikiran.
4. Kelogisan
Ide kalimat dalam kaliamat efektif dapat diterima atau dimengerti oleh akal dan sesuai dengan
kaidah EYD.
5. Kepararelan Bentuk
Kalimat efektif memiliki kesamaan bentuk kata yang digunakan di dalam kalimat. Yang
dimaksud dengan kesamaan bentuk kata adalah jika kata pertama berbentuk verba, maka kata
selanjutnya berbentuk verba.
Namun, jika kata pertama berbentuk nomina, maka kata selanjutnya berbentuk nomina.
6. Ketegasan
Kalimat efektif memberikan penegasan kepada ide pokoknya sehingga ide pokoknya
menonjol di dalam kalimat tersebut. Berikut cara memberikan penegasan pada kalimat
efektif.
7. Kepaduan
Kalimat efektif memiliki kepaduan pernyataan sehingga informasi yang disampaikan tidak
terpecah-pecah.
Penyusunan kalimat efektif sesuai kaidah berlaku harus menggunakan unsur-unsur: subjek,
predikat, dan diksi yang tepat. Tidak lupa harus memiliki kaidah ejaan yang disempurnakan.
Untuk membuat sebuah kalimat efektif, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi,
diantaranya:
Kesimpulannya adalah, sebuah kalimat dapat dikatakan kalimat efektif apabila menggunakan
kaidah ejaan yang disempurnakan, mempunyai subjek dan predikat, tidak bertele tele, dan
tidak ambigu atau multitafsir.
Di dalam kalimat efektif memiliki unsur-unsur yang harus dipenuhi. Unsur tersebut terdiri
atas Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel) dan Keterangan (ket). Dalam
kalimat baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur yakni subjek dan predikat. Sementara
pelengkap lainnya bisa wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
1. Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal,
suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis
kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal.
2. Predikat (P)
Unsur kalimat selanjutnya adalah predikat (P) yakni bagian kalimat yang memberitahu
melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di
dalam suatu kalimat).
Selain berfungsi untuk tindakan atau perbuatan subjek (S), P dapat pula menyatakan sifat,
situasi, status, ciri, atau jatidiri S. termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan
tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S.
Predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi
dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal. Perhatikan contoh berikut:
3. Objek (O)
Sementara Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Nomina, frasa nominal atau
klusal biasanya yang menjadi bagian objek. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba
transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O, seperti pada contoh di bawah ini.
Intan menimang …
Dokter memeriksa …
Juru masak menggoreng …
Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh tersebut adalah P yang
menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P pada ketiga kalimat itulah yang
dinamakan objek.
Sementara objek dapat bersifat tidak diperlukan ketika Jika P diisi oleh verba intransitif. Pada
format ini O tidak diperlukan. Contohnya seperti dibawah ini, verba intransitif mandi, rusak,
pulang yang menjadi P dalam contoh berikut tidak menuntut untuk dilengkapi.
Nenek mandi.
Komputerku rusak.
Tamunya pulang.
Objek juga dapat berubah menjadi subjek ketika kalimatnya dipasifkan. Perhatikan contoh
kalimat berikut yang letak O-nya di belakang dan ubahan posisinya bila kalimatnya
dipasifkan.
4. Pelengkap (P)
Unsur pelengkap pada kalimat efektif merupakan bagian kalimat yang melengkapi predikat.
Biasanya berada di belakang predikat yang berupa verba.
Namun posisi seperti itu juga ditempati oleh objek, dan jenis kata yang mengisi pelengkap dan
objek juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Perhatikan contoh di
bawah ini.
Banyak parpol berlandaskan Pancasila.
S P Pel
materi
Mempuyai Subjek
dan Predikat Objek (O)
Kesepadanan
Struktur
Tidak Bertele Tele
Pelengkap (P)
Kelogisan
Tidak Multitafsir
Kepararelan Keterangan
Bentuk
Ketegasan
Kepaduan