TINJAUAN UMUM
7
antara Indonesia dengan Belanda telah berakhir tahun 1949, tetapi Belanda masih
menginginkan perusahaannya yang ada di Indonesia tetap berproduksi terus,
sehingga peningkatan produksi terus membaik. Foto dokumentasi PT. Semen
Padang pada masa setelah agresi militer Belanda I yang dapat di lihat pada
Gambar 2.1 sebagai berikut:
Pada tanggal 5 Juli 1958 sesuai dengan KepPres No. 10 tahun 1958, pabrik
ini diambil alih oleh pemerintah RI dalam rangka merebut kembali Irian Barat
dari tangan Belanda. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai ulang tahun PT.
Semen Padang. Ketika itu pabrik dikelola oleh Badan Penyelenggara Perusahaan
Industri dan Tambang (BAPPIT) dan nama Semen Padang mulai di perkenalkan.
Dengan dikeluarkannya PP No. 135 tahun 1961 perusahaan ini berstatus sebagai
Perusahaan Negara (PN). Kemudian berubah status lagi pada tahun 1972 dengan
realisasi akte notaris No. 5 tangal 4 Juli 1972 dari PN menjadi Persero Terbatas,
dengan modal seluruhnya dimiliki pemerintah RI.
8
Dengan telah selesainya Pembangunan Proyek Optimalisasi dan Efisiensi
Pabrik Indarung II dan IIIA serta pembangunan Pabrik Indarung IIIC, yang
merupakan perluasan pabrik Indarung IIIB, maka terhitung mulai 1 Januari 1994,
kapasitas terpasang meningkat menjadi 3.270.000 ton pertahun. Penamaan ke-4
pabrik diatas dirubah menjadi Unit Produksi Indarung I, II, III, IV. Untuk
menambah jumlah produksi, maka PT. Semen Padang membangun Unit Produksi
V, sehingga kapasitas terpasang sampai saat ini total keseluruhan adalah
5.360.000 ton/tahun, dengan spesifikasi pabrik adalah sebagai berikut : (PT.
Semen Padang, 2018)
1. Pabrik Indarung I (wet procces) menghasilkan 120.000 ton per tahun,
dibangun pada tahun 1910, pabrik ini di-stop sejak tahun 1998.
2. Pabrik Indarung II (dry procces) menghasilkan 660.000 ton pertahun,
dibangun pada tahun 1985.
3. Pabrik Indarung III (dry procces) menghasilkan 660.000 ton per tahun
dibangun pada tahun 1987.
4. Pabrik Indarung IV (dry procces) menghasilkan 1.620.000 ton per tahun,
dibangun pada tahun 1998.
5. Pabrik Indarung V (dry procces) menghasilkan 2.300.000 ton per tahun,
dibangun pada tahun 1998.
Pabrik Indarung VI (dry procces) menghasilkan 3.000.000 ton per tahun,
dibangun pada tahun 2014 dan selesai pada tahun 2016. Pabrik Indarung VI
adalah pabrik terbaru yang mulai beroperasi sejak tahun 2016 memiliki kapasitas
sebanyak 1.200 ton / jam, sehingga artinya memiliki kapasitas 28.000 / hari
storage.
Sampai saat ini PT. Semen Padang telah berhasil memproduksi berbagai
macam tipe semen yaitu :
1. Semen portland tipe I
Semen ini merupakan semen yang dikenal masyarakat secara umum, yang
biasa dipakai untuk semua macam konstruksi yang tidak memerlukana
persyaratan khusus, seperti ketahanan terhadap sulfat, panas hidrasi atau kekuatan
awal yang tinggi
9
2. Semen portland tipe II
Semen ini dipakai untuk jenis konstruksi yang mempunyai persyaratan:
a. Ketahanan terhadap sulfta tinggi.
b. Ketahanan terhadap panas hydrasi yang sedang yaitu pada lokasi yang
mempunyai suhu agak tinggi.
10
g. Mempunyai pertumbuhan kekuatan tekan yang relatif lambat.
Tipe-tipe semen yang diproduksi di PT. Semen Padang dapat dilihat pada
Gambar 2.2 berikut:
2.2.1. Visi
"Menjadi perusahaan persemenan yang andal, unggul dan berwawasan lingkungan
di Indonesia bagian barat dan Asia Tenggara”.
"To become a reliable, leading and environtment friendly cement industry"
Perusahaan persemenan diuraikan sebagi lingkup bisnis perusahaan
mencakup produksi dan penjualan semen serta produk dan jasa lainnya yang
tekait industry semen.
Andal diuraikan sebagai kemampuan memenuhi kebutuhan pelanggan
secara konsisten baik dari segi kuantitas dan kualitas yang diukur dengan
availability dan kontinuitas produk di pasar atau konsumen serta kualitas produk.
11
Unggul diuraikan sebagai tindaka ramah kepada lingkungan hidup dan
social serta memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Di Indonesia bagian Barat dan Asia Tenggara merupakan area
pengembangan pasar perusahaan ke depan.
2.2.2. Misi
Memproduksi dan memperdagangkan semen serta produk tekait lainnya
yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan.
Mengembangkan SDM yang kompeten, profesional dan berintegritas tinggi.
Meningkatkan kemampuan rekayasa dan engineering untuk
mengembangkan industry semen nasional.
Memberdayakan, mengembangkan dan mensinergikan sumber daya
perusahaan yang berwawasan dan lingkungan.
Meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan dan memberikan yang
terbaik kepada stakeholder. (PT.Semen Padang, 2018)
12
b. Direktur Keuangan bertugas dan bertanggung jawab terhadap
masalahmasalah akutansi & keuangan dan sumber daya manusia dari
perusahaan.
c. Direktur komersial bertugas dan bertanggung jawab terhadap masalah niaga
atau pemasaran. (PT. Semen Padang, 2018)
Struktur organisasi PT. Semen Padang dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut:
13
Sumber: PT. Semen Padang, 2018
Gambar 2.4 Struktur Organisasi Departemen Tambang
A. Biro penambangan
Biro penambangan bertugas dan memiliki tanggung jawab untuk
menyediakan bahan baku semen berupa batu kapur dan batu silika sesuai
dengan permintaan pabrik. Biro penambangan ini terdiri atas tiga bidang,
yaitu:
1. Bidang drilling, blasting & mining service
Bidang ini mempunyai tugas dan tanggung jawab atas
kegiatan pemboran, peledakan dan pelayanan di tambang.
2. Bidang loading & hauling
Bidang ini mempunyai tugas dan tanggung jawab atas
kegiatan pemuatan dan pengangkutan batu kapur maupun batu
silika. Tugas pada bidang ini berhubung dengan alat berat yaitu
dump truck dan excavator.
3. Bidang crushing & conveying
Bidang ini mempunyai tugas dan tanggung jawab atas
kegiatan peremukan dan transfer batu kapur maupun batu silika ke
storage sesuai dengan kebutuhan pabrik.
14
B. Biro pemeliharaan alat tambang
Biro ini mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan
pemeliharaan dan perbaikan terhadap alat-alat tambang. Biro pemeliharaan alat
berat tambang ini terdiri atas tiga bidang yaitu:
1. Bidang pemeliharaan crusher & alat transport I
Bidang ini mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan
pemeliharaan alat-alat yang berada di tambang dan unit crusher & belt
conveyor (tambang) yang mengalami kerusakan.
2. Bidang pemeliharaan crusher & alat transport II
Bidang ini mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan
pemeliharaan dan perbaikan terhadap crusher , belt dan alat berat Indarung (
pabrik ) seperti craine, wheel loader, forklift dan sebagainya.
3. Bidang PLI dan alat tambang
Bidang ini bertugas dalam perawatan sistem kelistrikan dan instrumen
listrik dari alat-alat tambang yang ada di PT. Semen Padang. Jika ada
masalah tentang kelistrikannya, maka bidang ini yang bertanggung jawab
memperbaikinya.
15
3. Bidang pemeliharaan drilling blasting mining service
Bidang ini bertugas dan tanggung jawab atas pemeliharaan terhadap
alat berat tambang yang terdapat dibidang Drilling Blasting Mining Service.
16
2.5 Manajemen Perusahaan
17
2.5.3 Framework SMSP
Framework SMSP mengikuti prinsip–prisip perbaikan terus menerus melalui
evaluasi dan tindakan perbaikan pada setiap level manajemen, yang terdiri dari:
(PT. Semen Padang, 2018)
1. Plan meliputi visi, misi, strategi, kebijakan, tujuan dan rencana aksi
2. Do termasuk eksekusi proses bisnis
3. Check meliputi evaluasi kinerja dan efektifitas sistem manajemen
4. Action meliputi tindakan untuk meningkatkan kinerja dan efektivitas sistem
manajemn dengan tetap menjaga integritas.
18
penerapan manajemen risiko dalam SMSP adalah sebagai berikut: (PT. Semen
Padang, 2018)
1. Mengidentifikasi resiko atau dampak yanag dapat ditimbulkan oleh setiap
proses bisnis terhadap masing–masing aspek sistem manajemen
2. Melakukan penilaian tingkat resiko yang dapat ditimbulkan untuk
penentuan prioritas serta penentuan level penanggung jawab pengendalian
risiko
3. Mengindetifikasi program pengendalian risiko yang telah ada dan
tambahan pengendalian risiko yang dipelukan untuk menghilangkan atau
mengurangi tingkat risiko
4. Melaksanakn program – program pengendalian resiko
5. Melakukan monitoring pelaksanaan program–program pengendalian risiko
6. Melakukan review efektivitas program pengendalian risiko dalam
menghilangkan atau mengurangi tingkat resiko
7. Melakukan perbaikan berkelanjutan
19
Sumber: PT. Semen Padang, 2018
Gambar 2.5 Lokasi Perusahaan
Secara geografis terletak pada 10 04’ 30” LS sampai 10 06’ 30” LS dan 1000
15’ 30” BT sampai 1000 10’ 30” BT. Berbatasan kearah Barat dengan kota
Padang, kearah Timur dengan Kabupaten Solok, kearah Utara dengan Kabupaten
Agam dan kearah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan. Daerah
Praktek Lapangan industri dilalui oleh jalan utama yang menghubungkan Kota
Padang dan Kota Solok. Lokasi penelitian dapat dicapai dari kota Padang lewat
jalan darat beraspal dengan kendaraan roda empat sampai di lokasi kantor operasi
tambang.
20
Sumber: PT. Semen Padang, 2018
Gambar 2.6 Lokasi Penambangan PT. Semen Padang
Lokasi penambangan batu kapur ini dihubungkan dengan jalan yang telah
dibeton dan dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan umum atau naik
kendaraan milik PT Semen Padang. Tambang batu kapur sebagai bahan baku
terletak pada daerah Karang putih yang berjarak lebih 1660 meter dari pabrik.
Saat ini tambang batu silika terletak di Bukit Karang Putih. Sebelumnya lokasi
penambangan batu silika terletak di disebelah timur Bukit Karang Putih yang
disebut Bukit Ngalau yang berjarak kurang lebih 825 meter dari pabrik, tanah liat
terletak di Bukit Atas yang berjarak kurang lebih 8000 meter dari pabrik. Pabrik
kantong terletak di Bukit Putus, sedangkan untuk pengantongan semen terletak
pada beberapa tempat, diantaranya pengantongan Indarung, Teluk Bayur Padang,
Tanjung Priok dan Batam. Berdasarkan Izin Usaha Pertambangan:
Izin Usaha Pertambangan Batu Kapur NO 013/03.06/V/IUP-OP/2011
Izin Usaha Pertambangan Batu Silika NO 012/03.06/V/IUP-OP/2011
Batu Kapur (CaCO3) 206 Ha dan 412 Ha, Silika (SiO3) 108 Ha, Clay (Al203) 88
Ha, peta IUP PT. Semen Padang dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut:
21
Sumber: PT. Semen Padang,2018
Gambar 2.7 Peta Topografi IUP PT. Semen Padang
22
4. Pasir besi (iron sand)
Pasir besi merupakan sumber Fe2O2. Material ini didatangkan dari daerah
Cilacap, Jawa Barat.
5. Gipsum
Gipsum merupakan sumber CaSO4H2O. Material ini di pakai sebagai
penahan agar semen tidak cepat mengering dan mengeras atau false set.
gipsum ini didatangkan dari Gresik, Australia dan Thailand.
23
Dalam proses pembuatan semen ada tiga tahap yaitu:
1. Proses penggilingan bahan mentah:
Pada tahap ini, bahan-bahan mentah yang telah di persiapkan dengan
komposisi yang tepat, digiling hingga mempunyai kehalusan tertentu. Sebelum
digiling bahan-bahan mentah tersebut dikeringkan agar tidak terjadi
penggumpalan pada proses penggilingan. Pengeringan (drying) dilakukan dengan
tenaga gas panas yang keluar dari dalam kiln sistem dan gas panas yang keluar
dari dalam mesin diesel pembangkit tenaga listrik atau dari hot air generator.
Di dalam alat penggilingan yang biasa disebut raw mill, terjadi
pencampuran antara bahan-bahan mentah yang mulanya mempunyai kadar air 6 –
11% keluar dari raw mill menjadi 0,8% kadar airnya dalam bentuk bubuk halus
yang disebut raw mix. Meskipun campuran bahan dasar yang masuk dalam raw
mill sudah diatur komposisinya, namun biasanya komposisi kimia dari raw mix
belum seperti yang diharapkan untuk itu perlu dilakukan correction dan
homogenezing. Beberapa istilah di dalam proses raw mill yaitu:
a. Drying yaitu suatu proses pemanasan didalam raw mill dengan tujuan tidak
terjadi penggumpalan dalam proses grinding.
b. Grinding yaitu suatu proses penggilingan bahan-bahan mentah yang
dilakukan oleh bola-bola penggilingan yang mempunyai diameter 20-90
mm.
c. Mixing yaitu suatu proses pencampuran bahan-bahan mentah (bahan masih
kasar).
d. Correction yaitu suatu proses pengecekan oleh orang-orang laboratorium
yang bertujuan mengecek apakah bahan-bahan tersebut sudah tepat
komposisinya.
e. Homogenezing yaitu suatu proses pencampuran setelah melewati proses
pengecekan (bahan sudah halus)
f. Water vapour yaitu sisa gas pembakaran dari raw mill (ke cerobong asap).
24
2. Tahap pembakaran
Pada proses pembakaran ini, campuran bahan mentah hasil dari raw mill
yaitu raw mix dimasukkan kedalam kiln (suatu ruangan yang di gunakan untuk
proses pembakaran yang bersuhu antara 1440-1460 0C, cara kerjanya adalah kiln
berputar untuk pencampuran sekaligus penghalusan dengan putaran 2,8 rpm,
untuk penghalusannya sendiri kiln menggunakan media bola besi dari Siloraw mill
melalui conveyor alat transport.
Adapun tujuan pembakaran bahan-bahan mentah tersebut adalah untuk
penguraian unsur-unsur kimia yaitu C2S, C3S,C3A, C4AF. Didalam area kiln
terjadi beberapa proses yaitu:
a. Preheating yaitu suatu proses pemanasan pendahuluan/pemanasan awal.
b. Calcining yaitu suatu proses pemisahan unsur-unsur kimia, biasanya terjadi
pada suhu 850 0C.
c. Sintering atau proses pemijaran yaitu suatu proses dimana pada proses
calcining bahan-bahan tersebut tidak terurai (mungkin bahannya telalu besar
atau faktor lain), pada proses ini biasanya suhunya diatas 850 0C.
d. Cooling yaitu proses pendinginan dengan grate cooler yang bertujuan agar
alat transport yang digunakan untuk mengangkut bahan dari kiln tidak rusak
oleh suhu yang terlalu panas.
Pada proses ini yaitu proses pembakaran bahan bakar yang digunakan
adalah coal (batu bara) dan oil (minyak). Apabila yang digunakan adalah coal
maka persiapan awalnya adalah pengeringan (drying) coal, setelah kering coal
tersebut di grinding (digiling). Batubara yang telah digiling, telah siap untuk
digunakan pada pembakaran di dalam kiln. Apabila yang digunakan adalah bahan
bakar minyak maka persiapannya terdiri dari 2 proses yaitu compressing yaitu
bahan bakar di pompa sampai tekanan tertentu dan proses heating atau pemanasan
yang dilakukan didalam sebuah preheating unit sampai mencapai suhu tertentu.
25
Tekanan dan suhu pada bahan bakar ini erat hubungannya dengan kekentalan
minyak tersebut, dimana tingkat pengabutan terpenuhi
Pada proses ke-2 ini atau proses pembakaran dengan alat yang namanya kiln
menghasilkan klinker yang diameternya 1-40 mm dan dimasukan dalam silo
(penampungan) klinker.
3. Tahap penggilingan Klinker
Klinker yang didinginan dalam silo klinker, dimasukan kedalam Cement
Mill bersamaan dengan gypsum (3-4%). Cement mill merupakan suatu alat proses
terakhir dari pembuatan semen sebelum ke pengantongan. Didalam cement mill
ini, klinker dan gypsum digiling bersama-sama sampai menjadi bubuk yang
mempunyai kehalusan tertentu dengan media penggilingan adalah bola besi. Di
cement mill ada dua ruangan yaitu ruang pertama, bola besinya mempunyai
diameter 30-60 mm dan bersuhu ± 105 0C, sedangkan ruangan kedua diameter
bola besinya adalah 15-22 mm dan bersuhu ± 133 0C. Proses lain yang berada
pada cement mill adalah proses pendinginan yang bertujuan untuk menyerap
panas yang timbul dari proses penggilingan, penyerapan ini bertujuan untuk
menahan suhu material yang sedang digiling pada suatu level tertentu. Bila level
tadi terlampaui, maka gipsum yang diharapkan akan bekerja retender di dalam
semen, akan menjadi tidak berfungsi. Pada proses cement mill ini menghasilkan
produk yaitu semen, dan dimasukkan ke silo semen yang selanjutnya
dipengantongan dan didistribusikan. Secara umum proses prosukdi semen terdiri
dari beberapa tahapan yaitu:
1. Tahap penambangan, Bahan dasar semen adalah batu gamping, tanah liat,
pasir besi dan pasir silika. Bahan-bahan ini ditambang dengan menggunakan
alat-alat berat kemudian dikirim ke pabrik semen.
2. Bahan mentah ini di teliti di laboratorium, kemudian dicampur dengan
proporsi yang tepat dan dimulai tahap penggilingan awal bahan mentah
dengan mesin penghancur sehingga berbentuk serbuk.
3. Bahan kemudian diapanaskan di preheater.
26
4. Pemanasan dilanjutkan di dalam kiln sehingga bereaksi membentuk kristal
klinker.
5. Kristal klinker ini kemudian didingingkan di cooler dengan bantuan angin.
Panas dari proses pendinginan ini di alirkan lagi ke preheater untuk
menghemat energi.
6. Klinker ini kemudian dihaluskan lagi dalam tabung yang berputar yang
berisi bola-bola baja sehingga menjadi serbuk semen yang halus.
7. Klinker yang telah halus ini disimpan dalam silo (tempat penampungan
semen mirip tangki minyak pertamina).
8. Dari silo ini semen dipak dan dijual ke konsumen.
Skema proses produksi semen di PT. Semen Padang dapat dilihat pada Gambar
2.9 berikut:
27