Dosen Pembimbing :
M. Natsir, S.Pd, SKM,S.Kep, Ns, MM.Kes
OLEH :
Asriana Asis
(PO713202201039)
Dwi Mulyanti Putri
(PO713202201041)
Fadillah Maharani Rifai
(PO713202201043)
Nur Rezki Amalya Ganing
(PO713202201055)
TINGKAT 1B
Alhamdulillah. Puji serta selalu akan selalu tercurah limpahkan kepada Tuhan semesta alam,
Allah SWT. dimana atas rahmat, izin dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas
kelompok yang berbentuk Makalah ini yang berjudul “Praktik Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan dengan usaha yang seoptimal mungkin, semoga dengan usaha yang begitu keras,
Makalah ini bisa menjadi perantara kami untuk mendapatkan nilai yang sesuai.
Kami berharap Makalah ini bisa betul-betul bermanfaat bagi kami sendiri selaku penyusun, serta
bagi para pembaca untuk menambah wawasan dalam hal pengetahuan tentang dokumentasi
keperawatan khususnya.
Demikian Makalah ini kami susun, apabila ada materi yang kurang tepat atau tidak
tersampaikan, kami mohon maaf, karena disini kami masih belajar. Dan kami akan sangat
berterimakasih apabila ada kritik dan saran untuk karya tulis kami ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KataPengantar ………………………………………………………………..............................i
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang …………………………………………………………………................1
2. Rumusan Masalah ……………………………………………………………...................1
3. Tujuan …………………………………………………………………………….............1
BAB II PEMBAHASAN
1. Dokumentasi Pengkajian......................................................................................................
2. Dokumentasi Diagnosa Keperawatan............................................................................
3. Dokumentasi Rencana Keperawatan..............................................................................
4. Dokumentasi Implementasi Keperawatan......................................................................
5. Dokumentasi Evaluasi Keperawatan.............................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dokumentasi keperawatan merupakan salah satu fungsi yang paling penting dari perawat
sejak zaman Florence Nightingle karena berfungsi ganda dan beragam tujuan. Saat ini sistem
pelayanan kesehatan memerlukan dokumentasi yang menjamin kesinambungan perawatan,
melengkapi bukti hukum, proses keperawatan dan mendukung kualitas perawatan pasien
(Cheevakaesmook et al, 2006). Saat ini masalah yang paling menantang dalam keperawatan
adalah bagaimana untuk mendokumentasikan perawatan pasien yang berkualitas dengan
berbagai kendala yang berkenaan dengan peraturan hukum (Bjorvell, Wredling dan Thorell,
2003). Untuk melindungi tenaga perawat akan adanya tuntutan dari klien/pasien perlu
ditetapkan dengan jelas apa hak, kewajiban serta kewenangan perawat agar tidak terjadi
kesalahan dalam melakukan tugasnya serta memberikan suatu kepastian hukum,
perlindungan tenaga perawat. Hak dan kewajiban perawat ditentukan dalam Kepmenkes
1239/2001 dan Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor Y.M.00.03.2.6.956
(Kepmenkes, 2001). Berhubungan dengan pasal 63 ayat 4 UU no 36/2009 berbunyi
“Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu
keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu”. Yang mana berdasarkan pasal ini keperawatan merupakan salah satu
profesi/tenaga kesehatan yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada pasien yang
membuthkan. Berdasarkan undang-undang kesehatan yang diturunkan dalam Kepmenkes
1239 dan Permenkes No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010, terdapat beberapa hal yang
berhubungan dengan kegiatan keperawatan. Adapun kegiatan yang secara langsung dapat
berhubungan dengan aspek legalisasi keperawatan : proses keperawatan, tindakan
keperawatan, inform consent, dll (Kepmenkes, 2010). Ditemukan di rumah sakit
dokumentasi keperawatan tidak lengkap dengan beberapa alasan seperti motivasi perawat
kurang karena banyak kegiatan yang menjadi beban, tidak semua perawat di institusi
pelayanan memiliki pengetahuan dan kemampuan yang sama, tenaga keperawatan berasal
dari jenjang pendidikan yang berbeda (Ehrenberg & Birgersson, 2003). Menurut Rivera &
Parris (2002) bahwa perawat telah kesulitan membuat diagnosa dan diagnosa yang ada tidak
didasarkan pada faktor etiologi. Untuk mencapai status kesehatan klien yang maksimal
dokumentasi keperawatan harus diisi dengan lengkap.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah Dokumentasi Pengkajian?
2. Bagaimanakah Dokumentasi Diagnosa Keperawatan?
3. Bagaimanakah Dokumentasi Rencana Keperawatan?
4. Bagaimanakah Dokumentasi Implementasi Keperawatan?
5. Bagaimanakah Dokumentasi Evaluasi Keperawatan?
3. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk Mengetahui Bagaimanakah Dokumentasi Pengkajian
2. Untuk Mengetahui Bagaimanakah Dokumentasi Diagnosa Keperawatan
3. Untuk Mengetahui Bagaimanakah Dokumentasi Rencana Keperawatan
4. Untuk Mengetahui Bagaimanakah Dokumentasi Implementasi Keperawatan
5. Untuk Mengetahui Bagaimanakah Dokumentasi Evaluasi Keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Dokumentasi Pengkajian
B. Tujuan
4. Memberikan data yang cukup untuk menentukan strategi perawatan yang sesuai
dengan kebutuhan pasien.
Data pada dokumentasi ini merupaka pengembangan dasar yang dilakukan untuk
melengkapi pengkajian awal dengan tujuan semua data menjadi lengkapsehingga
mendukung infromasi tentang permasalahan kesehatan pasien. Hasil pengkajian ini
dimasukkan dalam catatan perkembangan terintegrasi pasien atau pada lembar data
penunjang.
3. Dokumentasi pengkajian ulang (Reassessment)
Dokumentasi ini merupakan pencatatan terhadap hasil pengkajian yang didapat dari
informasi selama evluasi. Perawat mengevauasi kemajuan dta terhadap pasien yang
sudah ditentukan.
Dalam pengkajian keperawatan terdapat jenis data yang dapat diperoleh, yaitu:
A. Data Subjektif
Data subjektif diperoleh dari hasil pengkajian terhadap pasien dengan teknik
wawancara, keluarga, konsultan, dan tenaga kesehatan lainnya serta riwayat
keperawatan. Data ini berupa keluhan atau persepsi subjektif pasien terhadap status
kesehatannya.
B. Data Objektif
Informasi data objektif diperoleh dari hasil observasi, pemeriksaan fisik, hasil
pemeriksaan penunjang dan hasil laboratorium. Fokus dari pengkajian data objektif
berupa status kesehatan, pola koping, fungsi status respons pasien terhadap terapi,
risiko untuk masalah potensial, dukungan terhadap pasien. Karakteristik data yang
diperoleh dari hasil pengkajian seharusnya memiliki karakteristik yang lengkap,
akurat, nyata dan relevan. Data yang lengkap mampu mengidentifikasi semua
masalah keperawatan pada pasien.
Untuk memperoleh data pada tahap pengkajian metode yang dapat digunakan perawat
adalah:
1. Komunikasi Efektif
Observasi merupakan tahap kedua dari pengumpulan data. Pada pengumpulan data
iniperawat mengamati perilaku dan melakukan observasi perkembangan
kondisikesehatan pasien. Kegiatan observasi meliputi sight, smell, hearing, feeling,
dan taste.Kegiatan tersebut mencakup aspek fisik, mental, sosial dan spiritual.
3. Pemeriksaan Fisik
3. Flow sheet
1. Menyampaikan masalah klien dalam istilah yang dapat dimengerti semua perawat
4. Masalah dimana adanya respons klien terhadap statuas kesehatan atau penyakit
3. Setelah masalah (problem) dan penyebab (etiologi), kemudian diikuti dengan tanda
dan gejala (symptom) yang dihubungkan dengan kata “ditandai dengan”
a. Data Subjektif
Contoh : “Pasien mengeluh nyeri saat menelan karena ada tumor di leher, akibat BB
turun dari 10 kg dalam 12 bulan terakhir,karena nyeri menelan”
b. Data Objektif
2. Interpretasi Data
3. Validasi Data
Diagnosa keperawatan dapat dibedakan menjadi 5 kategori : (1) Aktual, (2) Resiko, (3)
Kemungkinan, (4) Keperawaatan wellness, (5) Keperawatan Sindrom
1. Aktual
Diagnosa keperawatan actual menjelaskan masalah nyata saat ini dengan data klinik
yang ditemukan. Syarat menegakkan diagnosa keperawatan actual harus ada unsur
PES Symptom (S) harus memenuhi kriteria mayor dan sebagian kriteria minor dari
pedoman diagnosa NANDA.
Misalnya : Hasil pengkajian diperoleh data klien mual, muntah, diare dan turgor
jelek selama 3 hari. Diagnosa : Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan
dengan kehilangan cairan secara abnormal.
2. Resiko
A. Pengertian
Pada tahap ini perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah dan meningkatkan kesehatan pasien. Perencanaan keperawatan adalah suatu
rangkaian kegiatan penentuan langkah-langkah pemecahan masalah dan prioritasnya,
perumusan masalah, rencana tindakan dan penilaian asuhan keperawatan pada
pasien/klien berdasarkan analisis data dan diagnosa keperawatan.
B. Tujuan
Dalam membuat rencana keperawatan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
sebagai berikut :
1. Menentukan Prioritas Masalah
Prioritas masalah merupakan upaya perawat untuk mengidentifikasi respons pasien
terhadap masalah kesehatannya, baik aktual maupun potensial. Untuk menetapkan
prioritas masalah seringkali digunakan hierarki kebutuhan dasar manusia. Pada
kenyataannya perawat tidak mampu menyelesaikan permesalahan pasien secara
bersamaan, oleh karena itu diperlukan upaya untuk memprioritaskan masalah.
Prioritas diagnosa dibedakan dengan diagnosa yang penting sebagai berikut :
Prioritas diagnosa merupakan diagnosa keperawatan, jika tidak diatasi saat ini
akan berdampak buruk terhadap kondisi status fungsi kesehatan pasien
Diagnosa penting adalah diagnosa atau masalah kolaboratif dimana intervensi
dapat ditunda tanpa mempengaruhi status fungsi kesehatan pasien
Hierarki yang biasa dijadikan dasar untuk menetapkan prioritas masalah adalah
hirarki maslow; kegawatan masalah kesehatan berupa ancamana kesehatan
maupun ancaman kehidupan; tingkat masalah berdasarkan
aktual,resiko,potensial dan sejahtera sampai sindrom;keinginan pasien
Membuat tujuan berarti membuat standar atau ukuran yang digunakan untuk
melakukan evaluasi terhadap perkembangan pasien dan keterampilan dalam
merawat pasien. Tujuan keperawatan yang baik adalah pernyataan yang
menjelaskan suatu tindakan yang dapat diukur berdasarkan kemampuan dan
kewenangan perawat.Karena kriteria hasil diagnosa keperawatan mewakili status
kesehatan pasien yang dapat dicapai atau dipertahankan melalui rencana tindakan
keperawatan yang mandiri, sehingga dapat membedakan antara diagnosa
keperawatan dan masalah kolaboratif. Hasil dari diagnosa keperawatan tidak dapat
membantu mengevaluasi efektivitas intervensi keperawatan jika tindakan medis
juga diperlukan.
a. Tujuan Perawatan berdasarkan SMART yaitu :
Contoh :
2. Dapat dicapai
5. Menentukan waktu
Rencana tindakan tindakan yang akan diberikan pada pasien ditulis secara
spesifik, jelas dan dapat di ukur. Rencana perawatan dibuat selaras dengan
rencana medis, sehingga saling melengkapi dalam meningkatkan status
kesehatan pasien.
Dalam merumuskan rencana tindakan yang perlu diperhatikan adalah:
A. Pengertian
1. Independent Implementations
Adalah tindakan keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim keperawatan atau
dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter. Contohnya dalam hal pemberian obat
oral, obat injeksi, infus, kateter urin, naso gastric tube (NGT), dan lain-lain.
3. Dependent Implementations
Adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain, seperti ahli gizi,
physiotherapies, psikolog dan sebagainya, misalnya dalam hal: pemberian nutrisi
pada pasien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik
(mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari bagian fisioterapi.
A. Pengrtian Evaluasi
B. Metode Evaluasi
3. Memriksa laporan, dapat dilihatn dari rencana asuhan keperawatan yang dibuat dan
tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana
C. Langkah-langkah Evaluasi
1. Kesimpulan
1. Dokumentasi pengkajian keperawatan merupakan catatan tentang hasil pengkajian
yang dilaksanakan untuk mengumpulkan informasi dari pasien, membuat data dasar
tentang pasien, dan membuat catatan tentang respons kesehatan pasien.
2. Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang,keluarga,atau
masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang actual
atau potensial.
3. Perencanaan keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan penentuan langkah-langkah
pemecahan masalah dan prioritasnya, perumusan masalah, rencana tindakan dan
penilaian asuhan keperawatan pada pasien/klien berdasarkan analisis data dan
diagnosa keperawatan
4. Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
5. Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang
berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau
perlu pendekatan lain.
2. Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat
jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA
Dinarti, dkk (2009). Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media Dharma,
Iyer. P.W and Camp.N.H, (2005). Nursing Documentation: A Nursing Process Approach
Setiadi. (2012. ) Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan(teori dan praktik).
Graha Ilmu, Yogyakarta,