Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN PATIENT SAFETY

NURSING HEALTH

OLEH :
KELOMPOK 13 KELAS 3-A

ANGGOTA KELOMPOK
Farichatus Sania 1150018005
Sary Caesar P. 1150018020
Risalatus Sa’adah 1150018034
Muhammad Habib Fauzan 1150018041

FASILITATOR :
Yanis Kartini S.KM., M.Kep

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2019

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan Rahmat serta
Hidayah-Nya, sehingga makalah mengenai “Nursing Health” dapat kami susun.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah MPS. Selain itu juga diharapkan bisa memberikan wawasan kepada
pembaca.
Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu memberi bimbingan, ilmu, dorongan, serta saran-saran kepada
penyusun.
Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian
makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Surabaya, 26 Desember 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................... i


Kata Pengantar .............................................................................................. ii
Daftar Isi ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 5
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Nursing Health ...................................................................... 6
2.2 Nursing Health pada Body Aligment ..................................................... 6
2.3 Nursing Health pada Nutrisi ................................................................... 8
2.4 Nursing Health pada Istirahat Tidur ..................................................... 11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 13
3.2 Saran ......................................................................................................... 13
Daftar Pustaka ................................................................................................ 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan
kesehatan dapat tercapai dengan efektif, efisien dan tepat sasaran.
Keberhasilan sistem pelayanan keehatan tergantung dari berbagai komponen
yang masuk dalam pelayanan kesehatan. Sistem terbentuk dari subsistem yang
saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sistem terdiri dari: input,
proses, output, dampak, umpan balik dan lingkungan.
1. Input
Merupakan sistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya
sebuah sistem. Input pelayanan kesehatan meliputi: potensi masyarakat, tenaga
dan sarana kesehatan, dan sebagainya.
2. Proses
Merupakan kegiatan merubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yang
diharapkan dari sistem tersebut. Proses dalam pelayanan kesehatan meliputi
berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
3. Output
Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses. Output pelayanan
kesehatan dapat berupa pelayanan yang berkualitas dan terjangkau sehingga
masyarakat sembuh dan sehat.
4. Dampak
Merupakan akibat dari output atau hasil suatu sistem, terjadi dalam waktu yang
relatif lama. Dampak sistem pelayanan kesehatan adalah masyarakat sehat,
angka kesakitan dan kematian menurun.
5. Umpan balik
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi masukan. Terjadi dari sebuah
sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik
dalam pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan.
6. Lingkungan
Adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan.

4
1.2 Rumusan Masalah
1) Apakah pengertian Nursing Health ?
2) Bagaimana Nursing Health pada body aligment ?
3) Bagaimana Nursing Health pada Nutrisi ?
4) Bagaimana Nursing Health pada istirahat tidur ?
1.3 Tujuan
1) Mengetahui pengertian Nursing Health
2) Mengetahui Nursing Health pada body aligment.
3) Mengetahui Nursing Health pada Nutrisi.
4) Mengetahui Nursing Health pada istirahat tidur.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Nursing Health
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan. Merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang
diberikan pada masyarakat. Menurut Leavel & Clark dalam memberikan pelayanan
kesehatan harus memandang pada tingkat pelayanan lesehatan yang akan
diberikan, yaitu:
a. Health Promotion (Promosi Kesehatan)
Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan
kesehatan.
Bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Contoh: kebersihan
perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, dan sebagainya.
b. Specific Protection (perlindungan khusus)
Perlindungan khusus adalah masyarakat terlindung dari bahaya atau
penyakit-penyakit tertentu. Contoh: Imunisasi, perlindungan keselamatan kerja.
c. Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini & pengobatan segera)
Sudah mulai timbulnya gejala penyakit. Dilakukan untuk mencegah penyebaran
penyakit. Contoh: survey penyaringan kasus.

2.2 Nursing Health pada Body Aligment


Kesejajaran tubuh dan postur merupakan istilah yang sama dan mengacu pada
posisi sendi, tendon, ligamen dan otot selama berdiri, duduk dan berbaring.
Kesejajaran tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada struktur
muskuloskeletal, mempertahankan tonus (ketegangan) otot secara kuat dan
menunjang keseimbangan.
Mekanika tubuh yang baik berawal dari postur tubuh yang tepat. Postur tubuh
yang tepat berarti terdapat keseimbangan antara kelompok otot dan bagian-bagian
tubuh dalam kesejajaran (posisi) yang baik. Postur tubuh yang benar adalah sama
dalam semua posisi berdiri, duduk dan berbaring.
Postur tubuh yang baik membuat tubuh berfungsi dengan baik dalam semua
aktifitas. Postur yang benar membuat gerakan mengangkat, menarik, dan

6
mendorong lebih mudah.
Tulang belakang bagaikan tongat yang lentur dengan palang dekat bagian
atasnya dan palang yang lain dekat baian bawah. Otot-otot yang kuat melekatkan
lengan dan kaki ke tulang belakang. Otot-otot tulang ini berbentuk kecil. Otot-otot
ini tidak mengangkat beban berat. Tugas utama otot-otot untuk mengbengkokan
punggung berbagai arah dan menahan punggung dengan stabil, seperti jangkar
kapal, sementara otot-otot kaki dan bau melaksanakan pekerjaan berat. Untuk
menghindari ketegangan otot-otot punggung anda, bungkukkan pinggul dan lutut
bila memindahkan benda. Bila anda mengangkat beban berat, pegang erat dengan
diri anda.
Postur tubuh berdiri yang baik :
 Kedua kaki diletakkan datar pada lantai, retangkan sekitar 12 inci
 Lengan berada di samping .
 Punggung lurus
 Otot-otot perut dikencangkan
Prinsip Body Alignment :
1. Keseimbangan dapat dipertahankan jika line of gravity melewati dan base of
support.
2. The base of support lebih luas dan pusat gravity lebih rendah kestabilan dan
keseimbangan lebih besar.
3. Jika line gravity berada diluar pusat dari base of support, energi lebih banyak
digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.
4. The base of support yang luas dan bagian-bagian dari body alignment baik akan
menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.
5. Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot-otot.
6. Body alignment yang jelek dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa
nyeri kelelahan otot dan kontraktur.
7. Karena struktur anatomi individu berbeda maka intervensi keperawatan harus
secara individual dan sesuai dengan kebutuhan individu tersebut.
8. Memperkuat otot-otot yang lemah, membantu mencegah kekakuan otot dan
ligament ketika body alignment jelek baik secara temporal maupun penggunaan
yang kurang hati-hati.

7
Faktor-faktor yang mempengaruhi Body Alignment :
1.Gravity, Gravity adalah atraksi timba balik antara tubuh dan bumi.
2. Pontural refleks dan Apposing Muscles Group.
Action dari otot postural yang terus menerus menyokong seseorang pada posisi
tegak melawan gravity.
3. Perubahan postur
4.Struktur anatomy individu yang berbeda
Latihan untuk meningkatkan body alignment yang baik :
Berjalan
 Berenang
Body Alignment yang baik dapat:
 Meningkatkan fungsi tangan yang baik
 Mengurangi jumlah energi yang digunakan untuk mempertahankan
keseimbangan.
 Mengurangi kelelahan
 Memperlyas ekspansi paru
 Meningkatkan sirkulasi renal dan fungsi gastrointestinal
Body alignment yang buruk dapat:
Mengurangi penampilan individu dan mempengaruhi kesehatan yang dapat
mengarah pada gangguan. Perawat merupakan role model yang penting dalam
mengajarkan kebiasaan yang sehat/baik: postur tubuh yang baik.

2.3 Nursing Health pada Nutrisi


Peran perawat dalam membantu pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien sangat
diperlukan. Tujuan penelitian mengidentifikasi peran perawat dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada pasien. Makanan memiliki peranan yang sangat penting terhadap
kehidupan manusia antara lain untuk memelihara kesehatan tubuh, perawatan penyakit,
dan penyembuhan penyakit. Pasien memerlukan masukan makanan yaitu untuk
memperoleh zat-zat yang diperlukan tubuh. Zat-zat ini disebut nutrisi yang berfungsi
membentuk dan memelihara jaringan tubuh, dan melindungi tubuh terhadap serangan
penyakit. Pelayanan makan pasien di rumah sakit bertujuan untuk mencukupi kebutuhan
zat-zat gizi pasien guna menunjang proses penyembuhan dan mencapai status gizi optimal.

8
1. Peran Perawat sebagai Advokat dalam Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi.
Peran perawat sebagai advokat dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
pasien lebih dari 50% yaitu cukup, hal ini menunjukkan bahwa perawat mampu
memberikan diet sesuai dengan kebutuhan pasien baik jenis diet maupun
jumlahnya.

Peran sebagai advokat dilakukan perawat dalam membantu klien dan


keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi
pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan
atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat
berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi
hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya,
hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian (Widyawati, 2012). Advokat pada
klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim
kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela
kepentingan klien dan klien memahami semua informasi dan upaya
kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional
maupun profesional. Perawat menjalankan peran sebagai advokat (pembela
klien) perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan
masyarakat dalam pelayanan keperawatan.
2. Peran Perawat sebagai Edukator dalam Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi.
Peran perawat sebagai edukator dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
pasien didapatkan mayoritas yaitu kurang, hal ini menunjukkan perawat belum
memberikan Health Education pada setiap pemberian diet pada pasien. Peran
sebagai edukator dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga
terjadi perubahan sikap atau perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.

3. Peran Perawat sebagai Koordinator dalam Pemenuhan Kebutuhan


Nutrisi.
Peran perawat sebagai koordinator dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
pasien didapatkan lebih dari 50% yaitu kurang, hal ini menunjukkan adanya sikap

9
pasif perawat terkait dengan penentuan diet pasien. Perawat menjalankan peran
sebagai koordinator, perawat dapat melakukan hal- hal sebagai berikut:
mengkoordinasi seluruh pelayanan keperawatan, mengatur tenaga keperawatan
yang akan bertugas, mengembangkan sistem pelayanan keperawatan,
memberikan informasi tentang hal yang terkait dengan pelayanan keperawatan
pada sarana kesehatan. Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan,
merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan
sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuhan klien.

4. Peran Perawat sebagai Kolaborator dalam Pemenuhan Kebutuhan


Nutrisi.
Peran perawat sebagai kolaborator dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
pasien didapatkan sebagian besar yaitu kurang, hal ini menunjukkan adanya sikap
pasif perawat dalam berkolaborasi dengan tim medis lain terkait penentuan diet
pasien. Perawat bekerjasama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam
menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan guna memenuhi
kebutuhan kesehatan klien. Peran perawat di sini dilakukan karena perawat
bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan
lain- lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang
diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.

5. Peran Perawat sebagai Konsultan dalam Pemenuhan Kebutuhan


Nutrisi.
Peran perawat sebagai konsultan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
pasien didapatkan sebagian besar yaitu kurang, hal ini menunjukkan perawat
kurang dalam memberikan konsultasi kepada pasien atau keluarganya. Peran
konsultasi dibebankan pada ahli gizi di ruangan. Peran di sini adalah sebagai
tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk
diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang
tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan. Perawat berperan dalam membantu
individu untuk memahami dan mengintegrasikan makna kehidupan saat ini sambil
memberikan bimbingan dan dorongan untuk melakukan perubahan.

10
6. Peran Perawat sebagai Pembaharu dalam Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi.
Peran perawat sebagai pembaharu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
pasien didapatkan sebagian besar yaitu cukup, hal ini didukung oleh tingkat
pendidikan perawat yang cukup tinggi. Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan
dengan mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan
terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan (Widyawati,
2012). Perawat sebagai pembaharu, perawat menggadakan invasi dalam cara
berfikir, bersikap, bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan klien atau
keluarga agar menjadi sehat. Elemen ini mencakup perencanaan, kerjasama,
perubahan yang sistematis dalam berhubungan dengan klien dan cara
memberikan perawatan kepada klien

2.4 Nursing Health pada istirahat tidur


Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional,
bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yg
membutuhkan ketenangan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas
apa pun, duduk santai di kursi empuk atau berbaring di atas tempat tidur
juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit
tidak beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan istirahat begitu pula
dengan mahasiswa yang selesai ujian merasa melakukan istirahat dengan
jalan-jalan. Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan
dalam menyiapkan lingkungan atau suasana yang nyaman untuk
beristirahat bagi klien/pasien.
Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif tenang
disertai peningkatan ambang rangsangan yang tinggi terhadap stimulus
dari luar. Keadaan ini bersifat teratur, silih berganti dengan keadaan terjaga
(bangun), dan mudah dibangunkan, (Hartman). Pendapat lain juga
menyebutkan bahwa tidur merupakan suatu keadaan istirahat yang terjadi
dalam suatu waktu tertentu, berkurangnya kesadaran membantu
memperbaiki sistem tubuh/memulihkan energi. Tidur juga sebagai
fenomena di mana terdapat periode tidak sadar yang disertai perilaku fisik
psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga. Peran perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan dalam istirahat tidur:

11
1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
2. Mengurangi distraksi lingkungan dan hal mengganggu tidur.
3. Anjurkan pasien tidur saat mengantuk
4. Membuat pasien untuk memicu tidur.
5. Menigkatkan aktivitas pada siang hari.
6. memberikan diazepam dalam tindakan pengobatan.
7. Mengurangi potensial cedera sebelum tidur.
8. Memberi pendidikan kesehatan dan rujukan.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peran perawat dapat disimpulkan bahwa: peran perawat dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada pasien yaitu kurang yang meliputi peran perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan, peran perawat sebagai edukator, peran perawat
sebagai koordinator, peran perawat sebagai kolaborator, dan peran perawat sebagai
konsultan, sedangkan peran perawat yang cukup dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi yaitu peran perawat sebagai advokat dan peran perawat sebagai pembaharu.
Sebagai pemenuhan kebutuhan tidur dan postur tubuh.

3.2 Saran
Perawat diharapkan dapat memberikan pelayanan sesuai kebutuhan pasien dan
memperhatikan pastient safety nya.

13
Daftar Pustaka
Alimul.H.Aziz .2006. Pengantar KDM dan proses keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.

14

Anda mungkin juga menyukai