Anda di halaman 1dari 6

PEMECAHAN MASALAH DILEMA ETIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Etika Keperawatan dan Hukum Kesehatan


Dosen Pengajar Pak Ns. Alfeus Manuntung, S.Kep., M.Kep.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

ALFANDY COSTARIO PO.62.20.1.17.315


ANNISA WIDYA PARAMITHA PO.62.20.1.17.318
AYU NOVITA SARI PO.62.20.1.17.320
KARINA AYU SERIN PO.62.20.1.17.331
MAULANA AKBAR PO.62.20.1.17.335
NURUL HIDAYAH PO.62.20.1.17.340
SARWANTO PO.62.20.1.17.345

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA


DIV KEPERAWATAN REGULER IV
TAHUN 2019
Tugas Etika

Saudara diminta untuk menyelesaikan kasus dilema etik dengan menggunakan kerangka
pemecahan dilema etik menurut Kozier dan Erb!

Ibu A berusia 37 tahun, menginginkan untuk mengakhiri hidupnya. Ibu A mengalami


kebutaan, diabetes yang parah dan menjalani hemodialisa. Ketika ibu A mengalami henti
jantung, dilakukan resusitasi untuk mempertahankan hidupnya. Hal ini dilakukan oleh pihak
rumah sakit karena sesuai dengan prosedur dan kebijakan dalam penanganan pasien di rumah
sakit tersebut. Peraturan rumah sakit menyatakan bahwa kehidupan harus disokong. Namun
keluarga menuntut atas tindakan yang dilakukan oleh rumah sakit tersebut untuk kepentingan
hak meninggal klien. Saat ini klien mengalami koma. Tiga orang perawat mendiskusikan
kejadian tersebut dengan  memperhatikan antara keinginan/hak meninggal Ibu A dengan
prinsip moral dan tugas legal untuk mempertahankan kehidupan setiap pasien yang
diterapkan di rumah sakit.

Perawat X mendukung dan menghormati keputusan Ibu A yang memilih untuk mati.
Perawat Y menyatakan bahwa semua anggota/staf yang berada di rumah sakit tidak 
mempunyai hak menjadi seorang pembunuh.
Perawat Z mengatakan bahwa yang berhak untuk memutuskan adalah dokter.

Tugas saudara adalah, membuat pemecahan masalah dilema etik berdasarkan kerangka
pemecahan masalah dilema etik menurut Kozier dan Erb:
a. Mengembangkan data dasar
1. Orang yang terlibat yaitu klien (Ibu A) , keluarga , perawat (X, Y, Z).
2. Tindakan yang diusulkan yaitu dilakukan tindakan resusitasi.
3. Maksud dari tindakan tersebut adalah untuk mempertahankan hidupnya.
4. Konsekuensi tindakan yang diusulkan yaitu bila tidak dilakukan tindakan
resusitasi maka klien akan meninggal.

b. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut


1. Konflik antara pihak rumah sakit dan pihak klien:
Klien ingin mengakhiri hidupnya tetapi pihak rumah sakit berusaha untuk
mempertahankan hidup klien tersebut dengan melakukan resusitasi pada saat Ibu
A mengalami henti jantung. Kemudian pihak keluarga menuntut atas tindakan
yang dilakukan pihak rumah sakit untuk kepentingan hak meninggal klien.
2. Konflik antar perawat :
Perbedaan pendapat antar perawat (X, Y, Z) yaitu perawat X mendukung dan
menghormati keputusan Ibu A yang memilih untuk mati. Sedangkan perawat Y
tidak setuju dengan keputusan Ibu A karena menurutnya semua staf/anggota
rumah sakit tidak punya hak untuk menjadi seorang pembunuh dan menurut
perawat Z yang berhak memutuskan adalah dokter.

c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan


mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
1. Mendukung dan menghormati keputusan Ibu A yang memilih untuk mati
Hasil akhirnya adalah Ibu A akan meninggal dan konsekuensi tindakan tersebut
adalah pihak rumah sakit melanggar peraturan rumah sakit yang menyatakan bahwa
kehidupan harus disokong.
2. Tetap berusaha untuk mempertahankan hidup klien
Hasil akhirnya adalah nyawa Ibu A terselamatkan dan konsekuensinya adalah pihak
rumah sakit bertentangan dengan keinginan klien dan keluarga klien akan menuntut
pihak rumah rumah sakit.
3. Menyerahkan keputusan kepada dokter sebagai orang yang berhak mengambil
keputusan.
Konsekuensinya adalah keputusan yang diambil belum tentu disetujui oleh semua
pihak. Karena walaupun dokter adalah orang yang berhak mengambil keputusan, tetap
saja keputusan tersebut harus berdasarkan persetujuan dari semua pihak.

d. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil keputusan
yang tepat
1. Yang terlibat adalah Ibu A dan Keluarganya, dan perawat (X, Y, Z).
2. Pengambil keputusan yang tepat adalah dokter. Tetapi dalam pengambilan keputusan
ini tetap diperlukan diskusi dan persetujuan terlebih dahulu dari orang-orang yang
terlibat dalam masalah tersebut agar keputusan yang diambil tidak merugikan salah
satu pihak. Dalam hal ini yang perlu berdiskusi adalah Ibu A dan keluarganya,
perawat X, Y, Z, dan Dokter.
e. Mendefinisikan kewajiban perawat
1. Perawat wajib mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan.
2. Peran wajib memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan standar
profesi dan batas-batas kegunaan nya.
3. Perawat wajib menghormati hak-hak pasien/klien.
4. Perawat wajib merujuk pasien/klien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain yang
mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, bila yang bersangkutan tidak
dapat mengatasinya sendiri.
5. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien/klien untuk berhubungan
dengan keluarganya, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan atau standar
profesi yang ada.
6. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien/klien untuk menjalankan
ibadahnya sesuai dengan agama atau kepercayaan masing-masing sepanjang tidak
mengganggu pasien yang lalu.
7. Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenanga kesehatan terkait
lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada
pasien/klien.
8. Perawat wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien/klien dan atau keluarganya sesuai dengan batas
kemampuannya.
9. Perawat wajib meningkatkan mutu pelayanan keperawatan nya sesuai dengan standar
profesi keperawatan demi kepuasan pasien/klien.
10. Perawat wajib membuat dokumentasi asuhan keperawatan secara akurat dan
berkesinambungan.
11. Perawat wajib mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan atau kesehatan secara
terus-menerus.
12. Perawat wajib melakukan pelayanan darurat sebagai tugas kemanusiaan sesuai
dengan batas-batas kewenangannya.
13. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien/pasien,
kecuali jika dimintai keterangan oleh pihak yang berwenang.
14. Perawat wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau perjanjian yang telah
dibuat sebelumnya terhadap institusi tempat kerja.
f. Membuat keputusan
Dalam suatu dilema etik, tidak ada jawaban yang benar dan salah. Mengatasi dilema etik,
tim kesehatan perlu mempertimbangkan pendekatan yang paling menguntungkan atau
paling tepat untuk klien. Dalam membuat keputusan etis, ada beberapa unsur yang
memengaruhi yaitu nilai dan kepercayaan pribadi, kode etik keperawatan, konsep moral
perawat serta prinsip etis dan model kerangka keputusan etis. Keputusan etik bersifat
situsional, namun tidak dapat diputuskan sendiri oleh perawat. Keterlibatan pasien dan
keluarga merupakan salah satu bentuk penghormatan terhadap hak pasien. Perawat juga
perlu mendiskusikan dengan tim tenaga kesehatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Suhaemi, Mimin Emi. 2004. Etika Keperawatan Aplikasi pada Praktik. Jakarta: EGC.
Ismani, Nila. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta: Widya Medika.
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi & Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC.
Yuhbaba, Zidni N. 2014. “PERAN PERAWAT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
ETIS (ESSAY)”,
https://www.academia.edu/8645969/PERAN_PERAWAT_DALAM_PENGAMBILAN_KE
PUTUSAN_ETIS_ESSAY diakses pada 07 Februari 2019.
http://www.kmpk.ugm.ac.id/data/SPMKK/5b-PENGAMBILAN
%20KEPUTUSAN(revJan’03).doc diakses pada 10 Februari 2019.

Anda mungkin juga menyukai