Anda di halaman 1dari 21

PENERAPAN FISIKA DALAM KEPERAWATAN

KELOMPOK 8

Nama Kelompok :

1) Ni Made Ayu Surya Wati (08)


2) Ni Putu Diah Trisna Dewi (16)
3) Anak Agung Mita Utami (27)
4) Ayu Laksmi Padma Yoni (35)
5) D.A Naila Santi Mahalika (44)

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN/ JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Om Swastiastu,
Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat Nya lah, kami dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul "
Penerapan Fisika dalam Keperawatan".
Kami telah berusaha dengan segenap kemampuan dan pengetahuan yang kami
miliki sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Akan tetapi kami menyadari bahwa
tugas yang telah kami buat jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi maupun tata
cara penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca, agar di lain kesempatan kami dapat memperbaiki kekurangan- kekurangan
yang ada.
Semoga materi yang telah kami sajikan bisa dimengerti dan bermanfaat bagi
para pembaca. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Om Santih Santih Santih Om

Denpasar, Agustus 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………... i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………… 1

1.1. Latar Belakang………………………………………………………………..


1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………....
1
1.3. Tujuan Penulisan……………………………………………………………..
1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………. 2

2.1. Pengertian Penerapan Fisika dalam Keperawatan………………………... 2

2.2. Macam-macam Penerapan Fisika dalam Keperawatan…………………... 2

2.3. Prinsip Fisika dalam Memelihara Alat Kesehatans………………………. 14

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………..16

3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………16

3.2. Saran………………………………………………………………………….. 16

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...17

iii
iiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fisika biasanya menjadi mata pelajaran yang paling ditakuti, padahalilmu fisika
merupakan salah satu disiplin ilmu pada ilmu pengetahuan, fisikabisa dikatakan ilmu
yang mempelajari gerak-gerak partikel pada alamsemesta ini, kajian-kajian tentang
fisika sangat luas sampai mencakup halyang paling kecil dan paling besar di jagad
raya ini, hal ini terusdikembangkan sampai pada saat ini.

Penemu-penemu ternama, misalnya Sir Isac Newton yangmenjelaskan secara


rinci mengenai gravitasi pada alam semesta maupunbeliau dapat menjelaskan gerak-gerak
pada alam semesta. Albert Einsteinyang dapat membuat teori perhitungan tentang gravitasi,
yang selanjutnyadapat dibuktikan di Cambridge University oleh Eddington seorang
fisikawanasal English. para penemu terdahululah yang menghilhami
fisikawansekarang untuk terus berkarya.

Sampai pada saai ini fisika terus berkembang, banyak bidang-bidangaru dalam fisika
misalnya Geofisika, Astronomi, fisika nuklir dan masihbanyak lagi, tapi ada satu bidang
baru yang sangat berpengaruh dalamkehidupan yaitu fisika medis atau biasa disebut fisika
kesehatan, walaupunbidang ini jarang terdengar tapi fisika medik inilah yang banyak
membantutenaga-tenaga medis di RSU-RSU indonesia,

1.2. Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah
a. Apa itu penerapan fisika dalam keperawatan
b. Adakah macam macam model penerapan fisika dalam keperawatan

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
a. Untuk mengetahui peranan penting ilmu fisika dalam keperawatan
b. Untuk mengetahui mengenai penerapan fisika dalam keperawatan
c. Untuk mengetahui macam macam moidel penerapan fisika dalam keperawata

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN

Fisika memiliki peran besar dalam dunia kesehatan, termasuk di dalamnya


keperawatan. Berbagai proses dalam keperawatan menerapkan dan mempertimbangkan
prinsip-prinsip fisika untuk memastikan efisiensi dan keefektifan tindakan keperawatan,
validitas hasil pengukuran serta keamanan pasien (patient safety).

Pengetahuan fisika juga digunakan untuk membantu dalam memahami kondisi dan situasi
yang dihadapi. Penggunaan fisika dalam dunia kesehatan mempengaruhi dua aspek penting
yaitu fisiologipatofisiologi dan terapi. Fisika fisiologi/faal fisika dapat menjelaskan
menjelaskan fungsi tubuh manusia dan kondisi terkait, baik dalam keadaan sehat mupun
sakit. Dalam hal terapi, pengetahuan fisika digunakan dalam banyak alat bantu yang
digunakan untuk diagnosa, penyembuhan maupun rehabilitasi pasien.

Materi yang akan dibahas berikut ini meliputi biomekanika, biooptik, bioakustik dan
thermodinamika. Topik-topik tersebut merupakan sebagian dari topik-topik lain yang akan
terkait dan ditemui dalam proses asuhan keperawatan.

2.2. MACAM –MACAM

A. PENGUKURAN

Sebelum membahas fisika dan fungsi tubuh maupun penerapannya dalam keperawatan,
salah satu hal yang harus mendapatkan perhatian adalah pengukuran.

Banyak hal melibatkan pengukuran, misalnya:

1. Menghitung frekuensi nadi


2. Mengukur tekanan darah
3. Mengidentifikasi pemendekan ektremitas

Pengukuran adalah sebuah proses yang dilakukan untuk membandingka sebuah kuantitas
dari benda/hal yang menjadi objeknya. Sebagaimana dalam fisika, pengukuran dalam
keperawatan dilakukan pada besaran baik pokok maupun turunannya.

2
Dengan begitu, diperlukan pemahaman mengenai besaran yang diukur dan satuannya.
Pengukuran yang dilakukan dapat berupa pengukuran sekali maupun berulang, dengan waktu
pengukuran yang sifatnya tetap berulang, sewaktu (ditentukan), maupun sewaktu-waktu.
Setiap hasil pengukuran harus dicatat untuk mengetahui perbandingan dari waktu ke waktu,
pola hasil, dan pertanggungjawaban (legal formal). Ketelitian dan kebenaran hasil penelitian
sangat berperan dan menjadi hal yang harus diperhatikan. Setiap pengukuran harus dipastikan
validitas datanya dengan prosedur yang baku serta konsistensi dalam melakukan pengukuran.
Kesalahan pengukuran, baik karena proses, waktu, maupun alat yang digunakan dapat
berakibat fatal. Dalam diagnosis dikenal faal positif dan faal negatif. Kesalahan pengukuran
dapat mengakibatkan seseorang dinyatakan mengalami gangguan atau penyakit tertentu
padahal sebenarnya tidak, atau bahkan sebaliknya. Tindakan untuk meminimalisasi kesalahan
yang dapat dilakukan adalah prosedur baku dan pelatihan keterampilan dalam pengambilan
pengukuran, pengulangan pengukuran, penggunaan alat yang dapat dipercaya (termasuk alat
yang sesuai), kalibrasii terhadap alat.

B. BIOMEKANIKA

Bagian ini akan membahas sistem biomekanika dalam tubuh manusia. Sebagian tubuh
manusia merupakan sitem kerja model mekanik sederhana

. 1. Hukum Newton Hukum Newton terbagi dalam tiga bagian yang membahas kelembamban,
gerak dan reaksi.

2. Hukum Newton I Selama tidak ada tersebut akan selalu pada keadaannya, yaitu benda
yang diam akan selalu diam dan benda yang bergerak akan bergerak dengan kecepatan
konstan. F = 0, a = 0

3. Hukum Newton II Percepatan pada sebuah benda sebanding dengan resultan gayaa yang
bekerja pada benda tersebut F = ma

4. Hukum Newton IIII Jika dua benda berinteraksi, gaya yang dilakukan oleh benda pertama
pada benda kedua sama dan berlawanan arah dengan gaya yang dilakukan oleh benda kedua
pada benda pertama. resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda maka benda

3
C. Gaya pada tubuh dan gaya di dalam tubuh
a. Gaya pada tubuh

Gaya yang bekerja pada tubuh/mengenai tubuh dapat berupa stress/tekanan dan
strain/tarikan. Gaya ini dapat merupakan akibat dari peristiwa mendorong/didorong,
menabrak/ditabrak, dan beberapa peristiwa yang menimbulkan benturan. Berbagai cedera
dapat muncul akibat gaya ini, seringnya adalah pada sistem muskuloskeletal, otot, organ
dalam dan bagian tubuh lain yang berupa memar, ruptur atau bentuk lain.

Sebagai contoh adalah terjadinya cedera servikal akibat akselerasi/deselerasi, fraktur


kompresi vertebra, dislokasi, memar otot, ruptur organ dalam. Tidak semua gaya yang
bekerja pada tubuh menimbulkan cedera, hal ini tergantung pada besarnyta gaya, arah gaya
dan struktur yang terkena. Traksi untuk melakukan koreksi pada fraktur maupun kelainan
tulang belakang bekerja dengan sistem ini.

b. Gaya di dalam tubuh

Gaya di dalam tubuh merupakan gaya yang muncul akibat sistem atau materi yang bekerja di
dalam tubuh.

Sistem tubuh yang dapat menimbulkan gaya ini contohnya adalah gaya akibat fluida (cair dan
gas) dan kontraksi otot.

Contoh gaya yang muncul akibat adanya fluida adalah hidrostatik dan osmotik. Kontraksi
otot jantung menimbulkan aliran darah ke seluruh tubuh. Kontraksi dari otot-otot pada rangka
membuat manusia mampu melakukan ambulasi dan mobilisasi. Pengaruh abnormalitas sistem
peredaran darah dan gravitasi dapat menimbulkan varises.

c. Gaya dalam keadaan statis dan dinamis

Gaya pada tubuh ini dapat muncul baik dalam keadaan dinamis maupun statis. Keadaan statis
adalah keadaan dimana tubuh berada dalam keadaan setimbang karena resultan gaya yang
bekerja sama dengan nol. Dalam mendukung pergerakan, sistem muskuloskeletal berfungsi
sebagai pengumpil.

Gaya yang bekerja adalah gaya berat dan gaya otot.:

1) Pengumpil kelas pertama Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot.

W = gaya berat M = gaya otot

4
2) Pengumpil kelas ke dua Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot.

Contoh: telapak kaki saat berlari.

3) Pengumpil kelas ke tiga Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat.

Contoh: mengangkat beban dengan tangan.

Keuntungan mekanik Merupakan hasil perbandingan antara gaya otot dan gaya berat.
Keuntungan mekanik ini ditentukan oleh besarnya masing-masing gaya dan panjang
lengannya (jarak antara titik tumpu dan gaya)

4. Penggunaan klinik

a. Ergonomi Perancangan alat dan penentuan posisi yang mendukung aktivitas,


meningkatkan kenyamanan dan mencegah cedera.

b. Traksi Traksi adalah tindakan yang dilakukan dengan memberikan beban pada
sistem muskuloskeletal untuk keperluan reduksi fraktur, penanganann spasme otot,
atau koreksi kelainan struktur yang lain. Traksi terdiri atas traksi kulit dan skeletal.

5. Momentum Besaran yang merupakan ukuran mudah atau sukarnya suatu benda mengubah
keadaan geraknya (mengubah kecepatannya, diperlambat atau dipercepat), ikut berperan
dalam mekanisme cedera akibat proses akselerasi deselerasi.

D. BIOAKUSTIK

Bioakustik membahas bunyi yang berhubungan dengan makhluk hidup, terutama


manusia. Topik utama dari akustik dan bioakustik adalah getaran/gelombang sebagai sumber
munculnya bunyi.

Dalam bahasan bioakustik ini yang dipelajari adalah pendengaran manusia. Bioakustik
selama ini digunakan dalam diagnostik maupun terapi, dengan memanfaatkan sifat gelombang
yang dapat dipantulkan diserap dan diteruskan.

1. Frekuensi, kecepatan dan panjang gelombang. Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar,
namun tidak semua getaran bisa terdengar oleh telinga manusia. Berdasarkan frekuensinya,
getaran digolongkan menjadi 3, yaitu:
- Infrasonik (0 16 Hz, <20 Hz). getaran gempa, tanah longsor dsb.
- Sonik (20 Hz sampai dengan Hz suara pembicaraan, suara lonceng dan sebagainya.
- Ultrasonik (> Hz). magnet listrik, getaran kristal piezo elektrik (USG, diatermi dll).

5
2. Sumber bunyi Sumber bunyi sehari-hari ada dua yaitu alami dan buatan. Bunyi-bunyi ini
dapat ditangkap dengan mikrofon. Kuat lemahnya bunyi, cepat rambat dan jangkauan bunyi
yang dapat didengar bisa jadi sangat bervariasi dipengaruhi oleh cuaca dan angin.
Bunyi merambat dengan kecepatan 340 m/s 3. Intensitas bunyi Energi yg melewati medium 1
m 2 /detik (watt/m 2 ) Bell 1 Bell (Nineau) =10 log I/Io 1 Bell=10 db Tidak berkaitan dgn
frekuensi 4. Efek Doppler Frekuensi bunyi bisa berubah-ubah akibat perubahan jarak antara
sumber bunyi dengan pendengar. Perubahan tersebut muncul akibat sumber bunyi bergerak
mendekati atau menjauhi pendengar, pendengar bergerak mendekati atau menjauhi sumber
bunyi atau sumber bunyi dan pendengar bergerak saling mendekati atau saling menjauhi.
a. Sumber bunyi bergerak Formula frekuensi adalah:
Membrana timpani (gendang telinga) sebagai pembatas telinga luar dan telinga dalam
digetarkan dan menguatkan suara. Luas membrana timpani kirakira 51 mm 2.
b. Telinga tengah - Tulang-tulang pendengaran (malleus, inkus dan stapes) menguatkan
suara dengan mekanisme gaya ungkit dan melanjutkannya menuju pembatas telinga
dalam yaitu foramen ovale. - Efek dari gaya ungkit tulang pendengaran terhadap getaran
suara adalah 1,3 kali.
- Tulang-tulang pendengaran berawal dari membrana timpani seluas 51 mm 2 dan
berakhir pada foramen ovale dengan luas kira-kira 3 mm2. Getaran suara yang masuk
ke dalam telinga mengalami amplifikasi sebesar: 51/3 x 1,3 = 22 kali.
c. Telinga dalam - Telinga dalam terdiri atas kokhlea (rumah siput) dan duktus
semisirkularis (saluran setengah lingkaran).
- Di dalam kokhlea terdapat 3 saluran. Pertama dan kedua, skala vestibuli dan skala
timpani yang berisi cairan perilimfe, yang akan bergetar meneruskan getaran dari
foramen ovale. Selanjutnya getaran ini akan menggetarkan organ korti di skala ketiga
(skala media). Organ korti merupakan sel-sel rambut sebagai reseptor pendengaran. -
Getaran merangsang reseptor saraf sensorik pendengaran (Nervus VIII) dan diteruskan
ke otak untuk ditafsirkan

Sumber:

- Pendengaran dapat mengalami gangguan sehingga seseorang tidak mampu


mendengar suara. Gangguan dapat berupa hambatan pada hantaran (tuli konduksi)
atau pada sensori (tuli persepsi).

6
- Bising Bising merupakan bunyi yang dapat didengar tetapi tidak dikehendaki yang
dapat berupa bunyi alami atau buatan. Berdasar frekuensi bunyi dibagi menjadi
Audible noise, Occupational noise (mesin pabrik, mesin ketik), Impuls noise (bunyi
menyentak). Berdasarkan waktu, bunyi dibagi menjadi Kontinu, Intermitten, Sehari
penuh, Setengah hari, Impulsif.

E. BIO OPTIK

Biooptik merupakan sebuah topik dalam fisika yang membahas mengenai cahaya, sifat
cahaya, alat optik dan peranannya dalam penglihatan maupun gangguannya. Mata manusia
merupakan sistem optik alami yang terintegrasi dengan sistem persarafan untuk memberikan
kemampuan menangkap dan mempersepsikan bayangan objek.

1. Optik Geometri

Dalam optika geometri dibahas mengenai sifat cahaya dan penjalaran cahaya dalam
medium secara garis lurus. Berkas-berkas cahaya di sebut garis cahaya dan gambar
secara garis lurus. Dengan cara pendekatan ini dapatlah melukiskan ciri ciri cermin dan
lensa dalam bentuk matematika. Misalnya untuk rumus cermin dan lensa:

f = focus (titik api) b = jarak v = jarak bayangan

Hukum Willebrord Snelius (1581-1626)

n = indeks bias

i = sudut dating

r = sudut bias (refraksi)

2. Optic Fisik
Gejala cahaya seperti disperse, interferensi dan polasisasi tidak dapat dijelaskan
melalui metode optika geometri. Gejala-gejala ini hanya dapat dijelaskan dengan
menghitung ciri-ciri fisik dari cahaya tersebut.
 Sir Isaac Newton (1642-1727)
Cahaya sebagai sebuah aliran dari butir butir kecil
 Thomas Young (1773-1829) dan August Fresnel (1788-1827)

7
Cahaya dapat melentur berinterferensi
 James Clark Mexwell (1831-1979)
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik
 Huygens (1690)
Cahaya sebagai gejala gelombang dari sebuah sumber cahaya menjalarkan
getaran-getaran kes emua jurusan
 Einstein (1879-1955)
Cahaya memiliki sifat partikel dan gelombang magnetic

F. HIDRODINAMIKA

Hidrodinamika merupakan salah satu cabang ilmu yang berhubungan dengan gerak
liquid atau lebih dikhususkan pada gerak air. Skala atau lingkup analisis ilmu ini adalah pada
gerak partikelir air atau dapat disebut dalam skala makroskopik. Skala makroskopik disini
memiliki maksud air tersusun dari partikel-partikel fluida. Mengapa makroskopik karena
partikel fluida bukan skala terkecil air yakni atom. Lebih penting lagi bidang ini merupakan
aplikasi matematik bukan fisika. Karena berhubungan dengan perlakuan matematik dari
persamaan-persamaan dasar fluida kontinyu berbasis hukum-hukum newton. Jadi objek yang
dijadikan bahan analisa merupakan fluida newton.

Mempelajari hidrodinamika memiliki beberapa fungsi yang berkaitan dengan keilmuan


oseanogarafi :

1. Untuk mengetahui dan memehami kejadian atau fenomena-fenomena fisis yang


terjadi di laut.
2. Lalu juga dapat digunakan untuk memprediksi gerak fluida karena didalamnya
dipelajari tentang unsur-unsur penggeraknya.

Bernauli telah berhasil merumuskan dengan persyaratan khusus yaitu:

a) zat cair tanpa adanya geseran dalam


b) zat cair mengalir secara stasioner(tidak berubah)dalam kecepatan,arah maupun
besarnya(selalu konstan)

8
c) zat cair mengalir secara steady yaitu mengalir melalui lintasan tettentu.
d) Zat cair tidak termampatkan melalui sebuah pembuluh darah dan mengalir sejumlah
cairan yang sama besarnya .

ALIRAN DARAH

Agar darah dapat mengalir dan mencapai seluruh bagian tubuh,maka diperlukan
adanya tekanan darah minimum yang disebut critical closing presureyield pressure.tekanan
minimal ini diperlukan untuk membuka rongga pembuluh darah kecil yaitu sebesar 20mm air
raksa.kecepatan aliran darah yang tercepat pada aorta.jumlah darah keluar dari jantung kira-
kira 5,5 liter darah per menit.sirkulasi darah ada dua yaitu:

1.System sirkulasi umum


Sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kiri keeluruh tubuh dan kembali ke jantung
kanan.
2. System sirkulasi paru-paru sirkulasi darah dari jantung kanan ke paru-paru lalu
kembali ke jantung kiri.

HUKUM FISIKA
Yang berhubungan dengan tubuh manusia:
• Hokum boyle
Untuk setiap gas pada suhu tetap,volume berbanding terbalik dengan tekanan
• Hokum Charles
Tekanan berbanding terbalik dengan suhu
• Hokum Dalton
Tekanan gas sebanding dengan persentase campuran yaitu tekanan parsial
• Hokum henry
Berat gas terlarut dalam volume cairan tetap pada suhu tertentu sebanding dengan
tekanan.
• Prinsif pascal

9
Tekanan yang diberikan pada semua zat cair dalam bejana tertutup diteruskan
kesemua arah dengan dengan besar yan g sama

 TEKANAN DARAH
Adalah salah satu tanda vital pe nti ng selain denyut nadan suhu.tanda vital ini
mencerminkan aspek dasar kesehatan seseorang bahkan juga kemampuan seseorang
untuk bertahan hidup.

 Tekanan darah dapat dibedakan menjadi:


• Tekanan sistol
Tekanan darah tertinggi selama satu siklus jantung,merupakan tekanan yang
dialami pembuluh daran saat jantung berdenyut .pada orang dewasa normal
120 mmhg
• Tekanan diastole
Tekanan darah terendah selam satu siklus jantung,suatu tekanan di dalam
pembuluh darah saat jantun g beristirahat.pada orang dewasa normal 80mmhg
• Tekanan nadi
Selisih antara tekanan sistol dan diastole.

TEKANAN BOLA MATA

Bentuk dan ukuran bola mata dipertahankan oleh adanya tekanan cairan yang benmg
dalam bola matayang menghantarkan cahaya keritna.tekanan bola mata normal 12 smp 23
mmhg diukur denagn tonometer.

TEKANAN DALAM KANDUNG KEMIH

Peninggian tekanan dalam kandung kemih dan spinter ureter erat dengan jumlah urin
yang terkandung diadalamnya sifat kandung kemih dapat mengalami peregangan oleh
penambahan volume.tekanan dalam kandung kemih dapat diukur dengan kateter .secara
langsung tekanan dapat diukur dengan memasukkan jarum dalam dinding perut kedalam
kandung kemih.tekanan akan tinggi saat kita batuk,mengedan dan jongkkok .keadaan stress

10
juga dapat menimbulkan peninggian tekana n dalam kandung kemih disebabkan nervous.alat
untuk mengukurnya disebut sistometer.

CONTOH ALAT HIDRODINAMIKA YAN G DITERAPKAN DALAM ILMU


KESEHATAN

1. Sphygmomanometer(tensimeter)
Untuk mengukur tekanan darah tubuh,berapa sisitol,diastole.tensimeter terdiri dari
manometer air raksa,pressure cuff dan stetoskop.presure cuff dipasang pada lengan
kemudian dipompa perlahan lahan dengan tujuan aliran darah dapat di stop,tampak air
raksa dalam tabung naik pada skala tertentu,kemudian dilepas perlahan lahan.
Stetoskop diletakan pada lengan daerah volar tepat diatas ateri bracialais,melalui
stetoskop akan terdengar suara vibrasi turbelensi darah disebut bunyi korotkoff.
2. Tonometer
Unutk pemeriksaan mengetahu TIO(tekanan intra okuler)pada mata.dipaka pada si
penderita glukoma.satuan tonometer adalah Hg atau Torr.tekanan normal 12-23
mmhg
3. Sistometer
Untuk mengukur tekanan kandung kemih.alatb ini terdiri dari pupa kapiler yang
mengandung skala dalam cm H2O.pipa kapiler ini dihubungkan dengan jarum melalui
pipa karet

G. Mekanika dan Gaya Gravitasi

Mendemonstrasikan aplikasi gaya dan mekanika dalam praktik keperawatan,


Mendemonstrasikan tentang mekanika tubuh yang benar Memahami tentang pentingnya
gravitasi dan pusat gravitasi Konsep dasar :

1. Gaya

11
 Contoh Kasus
 Menempatkan kantong drainase dalam lokasi lurus untuk menampung
cairan yang berasal dari rongga dalam tubuh, misalnya kandung kemih.
 Kantong semacam ini sering kali ditemukan tergeletak di atas tempat
tidur pasien bukannya digantung di bawah tinggi tubuh dan tempat
tidur.
 Hal tersebut sudah pasti mencerminkan kurangnya pengetahuan
perawat tentang konsep gravitasi dan penerapannya.

2. Gaya gravitasi selalu bergerak ke bawah atau menuju pusat bumi

 Contoh yang berkaitan dengan tubuh


 Jika kita ingin menurunkan pasokan darah ke tungkai untuk mengurangi
perdarahan, tungkai tersebut kita tinggikan posisinya. Dengan kondisi
tersebut gravitasi akan bekerja berlawanan dengan jantung sehingga
pasokan darah ke tungkai yang diangkat itu berkurang.
 Kepala seseorang yang pingsan, diposisikan lebih rendah dari tinggi
jantung untuk meningkatkan pasokan darah ke kepala.

Efek negatif Gravitasi

Jika seseorang dalam posisi berdiri, area tubuh yang berada di atas jantung harus memperoleh
darah yang dipompakan jantung melawan gaya gravitai bumi. Untuk mengalahkan gaya
gravitasi tersebut, jantung harus meningkatkan gaya kontraktilnya untuk mendorong darah ke
atas. Jika daya dorong jantung tidak cukup besar untuk melakukan hal tersebut pasokan darah
yang mencapai otak tidak akan cukup yg terkadang menyebabkan orang menjadi pingsan.
Situasi ini disebut sebagai Hipotensi Postural.

Efek Gravitasi dalam Penerapan di Keperawatan

Aplikasi dalam keperawatan Penjelasan Botol infus IV harus terletak lebih tinggi dari pasien
Gaya gravitasi akan menjadi gaya yang cukup untuk memungkinkan aliran larutan ke vena
(drip cairan salin, transfusu darah).

12
Drainase pasien Jika hendak mengalirkan cairan dari pasien pastikan bahwa arahnya ke
bawah (jadi kantung penampung terletak di bawah titik drainase tubuh pasien, misalnya
kantung urin pada kateterisasi, dialissperotoneal)

Mengurangi perdarahan vena dengan meninggikan kaki Jantung harus memompa darah ke
atas melawan gaya gravitasi dan menurunkan suplai darah Prosedur meningkatkan sirkulasi
darah pada pasien pingsan Membaringkan pasien datar dan meninggikan kaki akan
membantu aliran darah ke otak yang awalnya kekurangan oksigen sebelum pasien pingsan

3. Gaya Friksi
 Aplikasi Keperawatan KEUNTUNGAN FRIKSI
 Kantong perikardial untuk menampung cairan perikardial yg menjaga
agar membran tetap terpisah dan tidak saling menggesek akibat friksi
dari dentuman jantung
 Cairan sinovial mengurangi friksi sebagai pelumas antara ujung-ujung
tulang yg dilapisi kartilago pd sendi sinovial, misal sendi lutut
KERUGIAN FRIKSI
 Pasien tirah baring lama → kulit berkontak dg permukaan
sprei/pakaian yg tiak rata +bentuk vertebra pasien yg lengkung→ kulit
tertarik/menggeser sprei → abrasi/iritasi kulit → infeksi, pemajanan
tulang yg parah, kehilangan jaringan seperti pembedahan
Vector

 Terwujud sebagai suatu garis lurus dengan kepala panah di salah satu
ujungnya. Ujung tersebut dinamakan kepala dan ujung yang lain adalah ekor
 Panah menunjukkan arah gaya vector sementara panjangnya dapat digunakan
unutk mewakili ukuran atau besar vector tersebut dengan menggunakan skala
yang tepat
 Penambahan dari 2 dan atau lebih dari 2 vektor disebut dengan resultan ( R )

Tujuan vektor secara ortopedik

Untuk mengurangi spasme otot, Untuk membantu penyembuhan tulang yg patah dg


menariknya agar bersatu atau mempertahankan dalam posisi yang benar.

13
TRAKSI

 Membantu meredakan nyeri dan ketidaknyamanan akibat otot dan tulang yg cedera
 Memperbaiki dan mencegah kecacatan
 Merentangkan bagian yg mengalami pemendekan/kontraktur
 Meluruskan sendi yg sakit
 Pasien dapat bergerak leluasa

Jenis-jenis Traksi

1. Traksi Kulit
2. Traksi tulang
3. Traksi Kepala
4. Traksi leher

2.3. Dalam Prinsip Fisika Dalam Pemeliharaan Alat-Alat Keperawatan

VENTILATOR

Ventilator adalah sebuah alat yang digunakan untuk membantu proses ventilasi dalam
mempertahankan oksigenasi. Indikasi pemasangan ventilator ini biasanya pada pasien dengan
gagal nafas dan operasi tekhnik hemodilusi. Karena alat ini menggunakan sumber daya listrik
dalam pemanfaatannya, sehingga termasuk ke dalam alat Elektronika. Adapun Cara
pemeliharaannya yaitu :

1. Hindari dari goncangan. Karena mengingat peralatan elektronika


sangat peka terhadap goncangan.
2. Hindari menggunakan peralatan dari medan magnet yg kuat agar
sensitifitas tidak berubah.
3. sebaiknya menggunakan suhu ruangan antara 180C – 250C karena alat
tidak tahan pada suhu di atas 250C.
4. Hindari dari kotoran / debu, 
5. selain itu, Pengetahuan dan ketrampilan dlm penggunaan alat juga
sangat penting diketahui, untuk meminimalisir terjadinya kerusakan, diantaranya yaitu:

2. GUNTING

14
Gunting adalah alat mekanik yang terbuat dari logam yang digunakan untuk
memotong. Oleh Karena bahan bakunya dari logam, maka sering menyebabkan karatan. 

Dan Cara pemeliharaannya yaitu:

1. Harus disimpan ditempat yg memiliki suhu tinggi ( lebih kurang 370C )


2. Lingkungan kering ( perlu memakai silikon sebagai penyerap uap air )
3. Harus bebas dari kotoran/debu yang melekat kemudian diolesi dgn
minyak baik minyak oli, minyak rem atau parafin cair.

3. HANDSCHOEN (SARUNG TANGAN KARET)

Disamping mencuci tangan dalam meminimalisasi penularan penyakit, handschoen


atau sarung tangan juga merupakan alat yang mutlak harus dipergunakan oleh petugas
kesehatan, termasuk perawat. Karena alat ini terbuat dari bahan karet, sehingga
menyebabkannya mudah sekali meleleh dan melengket jika disimpan dalam jangka waktu
yang cukup lama. Untuk menghindari terjadinya kerusakan, maka harus dilakukan perawatan,
diantaranya:

1. Setelah dipakai, dicuci dengan sabun 


2. Dijemur dibawah terik matahari 
3. Ditaburi talk pada seluruh permukaan karet.

4. TEST TUBE (TABUNG REAKSI)

Tabung reaksi yaitu bahan gelas yang dipakai dalam laboratorium medis, yang
fungsinya untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam skala kecil/jumlah yang sedikit. Selain itu
tabung reaksi juga memiliki kelemahan, dimana dia mudah pecah, mudah tumbuh jamur
sehingga dapat mengganggu daya tembus sinar, dan biasanya mudah timbul goresan bila
dibersihkan dengan kain katun. 

5. VACUM EXTRACTIE / EKSTRAKSI VAKUM 

15
Merupakan alat kesehatan yang terbuat dari bahan baku gelas. Biasanya digunakan untuk
melahirkan kepala janin, yang ditempelkan pada kulit kepala janin dari rahim seorang ibu

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka disimpulkan bahwa kesehatan masih
berhubungan erat dengan ilmu fisika, Dalam pemberian asuhan keperawatan ada 5
tahapan yang harus dilakukan, yaitu Pengkajian, Diagnosa, Interpensi/ perencanaan,
implementasi/ tindakan, dan Evaluasi. Yang pertama yaitu pengkajian. Salah satu alat
yang menggunakan penerapan fisika dalam proses pengkajian, karena sebagian besar
prinsip kerjanya menggunakan konsep fisika yang diaplikasikan kedalam teknologi
dsn pembelajaran saat kini

3.2. Saran
Dari kesimpulan diatas maka kami menyarankan untuk selalu menerapkan konsep
fisika dalam melakukan pekerjaan serta merawat alat-alat kesehatan, hal ini penting
dilakukan oleh para anggota medis untuk menjaga kesehatan pasien dan menyangkut
keselamatan pasien

16
DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/documents/penerapan-fisika-dalam-keperawatan-
56c60655437b4.html
https://www.academia.edu/30080706/PENERAPAN_FISIKA_DALAM_KEPERA
WATAN
http://pendidikansains.blogspot.com/2008/04/bio-optik-dalam-keperawatan.htm
https://docplayer.info/30167738-Fisika-dalam-keperawatan.html
http://srirahayu89.blogspot.com/2013/10/bioakustik-dalam-keperawatan.html
https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/kb1-konsep-biomekanika-pada-kesehatan
http://mayariz.mahasiswa.unimus.ac.id/fisika-keperawatan/

17

Anda mungkin juga menyukai