Anda di halaman 1dari 10

UAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Oleh:

Nama : Ayu Laksmi Padma Yoni

Kelas : S.Tr 1 B

No. Absen : 31

Nim : P07120220078

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

2020/2021
1. Jelaskan Hakikat instrumentasi, dan praktis demokrasi indonesia berlandaskan
Pancasila dan UUD NRI 1945, dan bagaimana korelasi dengan profesi kalian
kelak.

Jawab: A. Hakikat demokrasi Indonesia berlandaskan pancasila dan UUD NKRI


1945 adalah peran utama rakyat dalam pross sosial politik, hal ini sesuai dengan tiga pilar
penegak demokrasi yaitu pemerintahan dari rakyat, pemerintahan oleh rakyat dan
pemerintahan untuk rakyat.

B. Instrumentasi demokrasi Indonesia berlandaskan pancasila dan UUD NKRI 1945


adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

C. Praktik demokrasi Pancasila berjalan sesuai dengan dinamika perkembangan


kehidupan kenegaraan Indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila secara ideal telah
terumuskan, sedang dalam tataran empiris mengalami pasang surut.

Hubungannya dengan keperawatan: Gaya kepemimpinan akan berpengaruh terhadap


kinerja staf dan tenaga keperawatan itu sendiri yaitu tenaga profesi yang memberikan
pelayanan langsung kepada masyarakat, perawat sebagai pelaksana maupun manajer
harus mampu mempergunakan dan mengelola sumber sumber daya manusia dengan baik,
menerapkan standar serta mencapai tujuan pelayanan keperawatan dengan efektif dan
efisien.
Sumber:https://brainly.co.id/tugas/23157166danhttp://e-journal.poltekkes-
palangkaraya.ac.id/jfk/article/view/37 diakses pada tanggal 12 Maret 2021

2. Jelaskan Harmoni kewajiban dan hak negara dan warga negara dalam
demokrasi yang bersumbu pada kedaulatan rakyat dan musyawarah untuk
mufakat. Berikan contoh dalam kehidupan sehari2.
Jawab: Sebagai warga negara, bentuk keterikatan kita terhadap negara adalah adanya
hak dan kewajiban secara timbal balik (resiprokalitas). Warga negara memiliki hak
dan kewajiban terhadap negara, sebaliknya pula negara memiliki hak dan kewajiban
terhadap warga negara. Hak dan kewajiban warga negara merupakan isi konstitusi
negara perihal hubungan antara warga negara dengan negara. Di Indonesia,
pengaturan hak dan kewajiban warga negara diatur dalam UUD NRI 1945.
Konsep kewajiban selalu menjadi landasan aksiologis dalam hubungan rakyat dan
penguasa. Rakyat wajib patuh kepada titah raja tanpa reserve sebagai bentuk
penghambaan total. Keadaan yang sama berlangsung tatkala masa penjajahan di
Nusantara, baik pada masa penjajahan Belanda yang demikian lama maupun masa
pendudukan Jepang yang relatif singkat. Horizon kehidupan politik daerah jajahan
mendorong aspek kewajiban sebagai postulat ide dalam praksis kehidupan politik,
ekonomi, dan sosial budaya. Lambat laun terbentuklah mekanisme mengalahkan diri
dalam tradisi budaya nusantara. Bahkan dalam tradisi Jawa, alasan kewajiban
mengalahkan hak telah terpatri sedemikian kuat. Mereka masih asing terhadap
diskursus hak.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan hak dan kewajiban itu dan bagaimanakah
hubungan keduanya. Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang
semestinya diterima atau dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain
mana pun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Wajib
adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan
oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain mana pun yang pada prinsipnya dapat
dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan. Kewajiban dengan demikian
merupakan sesuatu yang harus dilakukan (Notonagoro, 1975).
Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Menurut “teori
korelasi” yang dianut oleh pengikut utilitarianisme, ada hubungan timbal balik antara
hak dan kewajiban. Menurut mereka, setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan
hak orang lain, dan begitu pula sebaliknya. Mereka berpendapat bahwa kita baru
dapat berbicara tentang hak dalam arti sesungguhnya, jika ada korelasi itu, hak yang
tidak ada kewajiban yang sesuai dengannya tidak pantas disebut hak. Hal ini sejalan
118 dengan filsafat kebebasannya Mill (1996) yang menyatakan bahwa lahirnya hak
Asasi Manusia dilandasi dua hak yang paling fundamental, yaitu hak persamaan dan
hak kebebasan. Hak kebebasan seseorang, menurutnya, tidak boleh dipergunakan
untuk memanipulasi hak orang lain, demi kepentingannya sendiri. Kebebasan
menurut Mill secara ontologis substansial bukanlah perbuatan bebas atas dasar
kemauan sendiri, bukan pula perbuatan bebas tanpa kontrol, namun pebuatan bebas
yang diarahkan menuju sikap positif, tidak mengganggu dan merugikan orang lain.
Sumber: 5_Buku_PKWN_V.pdf diakses pada tanggal 12 Maret 2021
3. Dinamika historis konstitusional, sosial-politik, kultural, serta konteks
kontemporer penegakan hukum yang berkeadilan

Jawab: Indonesia adalah negara hukum, artinya negara yang semua penyelenggaraan
pemerintahan dan kenegaraan serta kemasyarakatannya berdasarkan atas hukum,
bukan didasarkan atas kekuasaan belaka. Anda sebagai calon sarjana atau profesional
yang merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang terdidik dan warga negara
yang baik perlu mengerti tentang hukum.

A KONSEP DAN URGENSI PENEGAKAN HUKUM YANG BERKEADILAN


Menurut kranenburg dan tk.B. Sabaroedin (1975) kehidupan manusia tidak cukup
hidup dengan aman, teratur dan tertib, manusia perlu sejahtera. Apabila tujuan negara
hanya menjaga ketertiban maka tujuan negara itu terlalu sempit. Tujuan negara yang
lebih luas adalah agar setiap manusia terjamin kesejahteraannya di samping
keamanannya. Dengan kata lain, negara yang memiliki kewenangan mengatur
masyarakat, perlu ikut menyejahterakan masyarakat Sesuai Pasal 1 ayat (3) UUD
1945 perubahan ke-4 “negara indonesia adalah negara hukum”

Tujuan Negara Republik Indonesia pun memiliki indikator yang sama sebagaimana
yang dinyatakan Kranenburg • Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia. • Memajukan kesejahteraan umum • Mencerdaskan
kehidupan bangsa; dan • Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

B. Penegakan Hukum yang Berkeadilan • Perilaku warga negara khususnya oknum


aparatur negara banyak yang belum baik dan terpuji (seperti masih ada praktik KKN,
praktik suap, perilaku premanisme, dan perilaku lain yang tidak terpuji); • Masih ada
potensi konflik dan kekerasan sosial (seperti SARA, tawuran, pelanggaran HAM,
etnosentris, dan lan- lain); • Maraknya kasus-kasus ketidakadilan sosial dan hukum
yang belum diselesaikan dan ditangani secara tuntas; • Penegakan hukum yang lemah
karena hukum bagaikan pisau yang tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas, dan •
Pelanggaran oleh Wajib Pajak atas penegakan hukum dalam bidang perpajakan
Gustav Radbruch, seorang ahli filsafat Jerman (dalam SudiknoMertokusumo,
1986:130), menyatakan bahwa untuk menegakkan hukum ada tiga unsur yang selalu
harus diperhatikan yaitu : (1) Gerechtigheit, atau unsur keadilan;  (2)
Zeckmaessigkeit, atau unsur kemanfaatan; (3)Sicherheit, atau unsur kepastian.

Agar masyarakat patuh dan menghormati hukum, maka aparat hukum harus
menegakkan hukum dengan jujur tanpa pilih kasih dan demi Keadilan Berdasarkan
Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, aparat penegak hukum hendaknya
memberikan penyuluhan - penyuluhan hukum secara intensif dan persuasif sehingga
kesadaran hukum dan kepatuhan masyarakat terhadap hukum semakin meningkat.

Dalam rangka menegakkan hukum, aparatur penegak hukum harus menunaikan tugas
sesuai dengan tuntutannya yang ada dalam hukum material dan hukum formal. •
Pertama, hukum material adalah hukum yang memuat peraturan-peraturan yang
mengatur kepentingan- kepentingan dan hubungan-hubungan yang berupa perintah-
perintah dan larangan- larangan. Contohnya: untuk Hukum Pidana terdapat dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), untuk Hukum Perdata terdapat dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPER). • Kedua, hukum formal atau
disebut juga hukum acara yaitu peraturan hukum yang mengatur tentang cara
bagaimana mempertahankan dan menjalankan peraturan hukum material. Contohnya:
hukum acara pidana yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP) dan hukum acara Perdata

1. Peradilan Umum 2. Peradilan Agama 3. Peradilan Militer 4. Peradilan Tata Usaha


Negara peradilan bagi rakyat pada umumnya peradilan khusus karena mengadili
perkara- perkara tertentu dan mengadili golongan rakyat tertentu 1. Lembaga Penegak
Hukum a. Kepolisian b. Kejaksaan • Kejaksaan Agung • Kejaksaan Tinggi •
Kejaksaan negeri c. Kehakiman 2. Lembaga Peradilan a. Peradilan Agama b.
Peradilan Militer c. Peradilan Tata Usaha Negara d. Peradilan Umum e. Pengadilan
Tinggi 3. Pengadilan Tingkat Kasasi a. Mahkamah Agung Keempat lingkungan
peradilan tersebut masing-masing mempunyai lingkungan wewenang mengadili
perkara tertentu serta meliputi :

D. Dinamika dan Tantangan Penegakan Hukum yang Berkeadilan Indonesia 1.


Banyaknya kasus perilaku warga negara sebagai subyek hukum baik yang bersifat
perorangan maupun kelompok masyarakat yang belum baik dan terpuji atau
melakukan pelanggaran hukum menunjukkan bahwa hukum masih perlu ditegakkan.
2. penegakan hukum di Indonesia dipandang masih lemah. 3. masyarakat dihadapkan
pada ketidakpastian hukum. 4. Rasa keadilan masyarakat pun belum sesuai dengan
harapan. 5. Sebagian masyarakat bahkan merasakan bahwa aparat penegak hukum
sering memberlakukan hukum bagaikan pisau yang tajam ke bawah tetapi tumpul ke
atas. 6. Apabila hal ini terjadi secara terus menerus bahkan telah menjadi suatu yang
dibenarkan atau kebiasaan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi revolusi
hukum. 7. Oleh karena itu, tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini
adalah menghadapi persoalan penegakan hukum di tengah maraknya pelanggaran
hukum disegala strata kehidupan masyarakat.

E. Esensi dan Urgensi Penegakan Hukum yang Berkeadilan Indonesia


Penegakan hukum bertujuan untuk mewujudkan peraturan hukum demi terciptanya
ketertiban dan keadilan masyarakat. Apa yang tertera dalam peraturan hukum (pasal-
pasal hukum material) seyogianya dapat terwujud dalam proses
pelaksanaan/penegakan hukum di masyarakat. Dengan kata lain, penegakan hukum
pada dasarnya bertujuanuntukmeningkatkanketertibandankepastianhukumdalam
masyarakat sehingga masyarakat merasa memperoleh perlindungan akanhak-
hakdankewajibannya

Sumber: https://www.slideshare.net/idasilfia/dinamika-historis-konstitusional-sosial-
politik-kultural-serta-konteks-kontemporer-penegakan-hukum-yang-berkeadilan dan
7_Buku_PKWN_VII.pdf. Diakses pada tanggal: 12 Maret 2021

4. Jelaskan Urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara bagi
indonesia dalam membangun komitmen kolektif kebangsaan, dinamika historis,
dan urgensi wawasan nusantara sebagai konsepsi dan pandangan kolektif
kebangsaan indonesia dalam konteks pergaulan dunia. Berikan contoh dalam
kehidupan sehari2 dan korelasi dengan profesi kalian kelak.
Jawab: Urgensi dan tantangan ketahanan nasional. Ketahanan Nasional kondisi
dinamis suatu bangsa atau Indonesia yang meliputi segenap kehidupan nasional yang
terintegrasi, berisi keuletan, dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari dalam maupun
dari luar, untu menjamin identitas, integritas dan kelangsungan hidup bangsa dan
Negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional dan kondisi ini dibina terus
menerus dan sinergi mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan nasional.
Konsep pengertian ketahanan nasional Indonesia sempat mengalami perubahan untuk
menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik dari dalam negeri
maupun luar negeri. Tetapi berdasarkan pengalaman sejarah bangsa Indonesia mampu
membuktikan bahwa konsep pengertian ketahanan nasional kita mampu menangkal
berbagai bentuk ancaman sehingga tidak berujung pada kehancuran bangsa atau
NKRI.
Ketahanan nasional terdiri dari delapan unsur yang dinamakan Asta Gatra (delapan
gatra), yang terdiri dari Tri Gatra(tiga gatra) alamiah dan Panca Gatra (lima gatra)
sosial.

Model Asta Gatra merupakan perangkathubungan bidang-bidang kehidupan manusia


dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini denganmemanfaatkan segala kekayaan
alam yang dapat dicapai dengan menggunakan kemampuannya. Modelini merupakan
hasil pengkajian Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).

Tantangan ketahanan nasional ada di beberapa aspek antara lain :

1. Bidang Politik
Dalam bidang politik terdapat ancaman berupa pemerintahan yang tidak aspiratif dan
responsive atau bisa dikatakan diktator. Pemerintahan yang tidak mau mendengarkan
aspira
Urgensi dan tantangan Bela Negara bagi Indonesia
Bela negara adalah sikap, tekad dan juga perilaku warga negara yang dilakukan secara
menyeluruh, teratur serta terpadu dan juga dijiwai oleh kecintaan terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 untuk
menjamin kelangsungan hidup berbangsa.

Bela negara mencakup pengertian bela negara secara fisik dan nonfisik.
Bela Negara dapat secara fisik yaitu dengan cara “memanggul senjata” menghadapi
serangan atau agresi musuh.
Bela negara secara nonfisik adalah segala upaya untuk mempertahankan negara
kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan
bernegara.

Bela Negara menjadi sistem pertahanan yang ditujukan untuk menghadapi ancaman
nonmiliter, yang dilakukan oleh masyarakat sipil (bukan militer atau paramiliter),
dengan cara sipil (bukan cara militer) dan bertumpu pada aksi nonkekerasan.
2. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi kemiskinan menjadi ancaman utama bagi Ketahanan
Nasional. Sebuah fakta yang harus disadari adalah, masih banyak penduduk Indonesia
yang hidup di bawah garis kemiskinan.

3. Bidang Sosial Budaya


Bangsa Indonesia yang mulai terguncang akibat isu-isu politik dan dikhawatirkan
tidak bisa mempertahankan kebhinekaan yang ada.
4. Bidang Pertahanan dan Keamanan

Dalam bidang pertahanan dan keamanan adalah ancaman terhadap kedaulatan NKRI
jangan sampai kejadian di Desember 2002 terulang, dimana Pulau Sigitan dan Pulau
Sipadan diambil oleh negara lain.

Contoh dari urgensi dan tantangan ketahanan nasional salah satunya adalah
Memperkuat Karakter Generasi Muda
Di zaman modern seperti saat ini, globalisasi yang terjadi membuat begitu banyak
kebudayaan dan tren dari luar negeri begitu mudah masuk ke negara kita. Kebudayaan
dan tren tersebut dengan gencar mempengaruhi para generasi muda. Untuk itu perkuat
karakter dan mental Generasi Muda untuk tetap kuat mempertahankam budaya
Indonesia

Tantangan dari bela negara ini ialah globalisasi yang berkembang pesat, kesadaran
dan kepedulian masih minim, pemerintah yang korupsi dan tidak transparan, serta
penegakan hukum yang belum tegak
Contoh dari urgensi dan tantangan ketahanan nasional salah satunya adalah
Memperkuat Karakter Generasi Muda
Di zaman modern seperti saat ini, globalisasi yang terjadi membuat begitu banyak
kebudayaan dan tren dari luar negeri begitu mudah masuk ke negara kita. Kebudayaan
dan tren tersebut dengan gencar mempengaruhi para generasi muda. Untuk itu perkuat
karakter dan mental Generasi Muda untuk tetap kuat mempertahankam budaya
Indonesia
Urgensi dan tantangan Bela Negara bagi Indonesia
Bela negara adalah sikap, tekad dan juga perilaku warga negara yang dilakukan secara
menyeluruh, teratur serta terpadu dan juga dijiwai oleh kecintaan terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 untuk
menjamin kelangsungan hidup berbangsa.

Bela negara mencakup pengertian bela negara secara fisik dan nonfisik.
Bela Negara dapat secara fisik yaitu dengan cara “memanggul senjata” menghadapi
serangan atau agresi musuh.
Bela negara secara nonfisik adalah segala upaya untuk mempertahankan negara
kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan
bernegara.

Bela Negara menjadi sistem pertahanan yang ditujukan untuk menghadapi ancaman
nonmiliter, yang dilakukan oleh masyarakat sipil (bukan militer atau paramiliter),
dengan cara sipil (bukan cara militer) dan bertumpu pada aksi nonkekerasan.

Contoh Dalam kehidupan sehari hari bela negara dapat dilakukan dengan
mengikuti pendidikan kewarganegaraan baik melalui jalur formal dan nonformal,
melaksanakan kehidupan berdemokrasi, mengikuti kegiatan spiritual di kalangan
masyarakat, membayar pajak dan retribusi dan sebagainya

Kolerasi keperawatan dalam bela negara: perawat memiliki peran dimana perawat
harus mampu meyakinkan bahwa perusahaan memenuhi peraturan perundangan-
undangan, mengembangkan program surveilance kesehatan,melakukan konseling,
melakukan koordinasi untuk kegiatan promosi kesehatan dan fitnes, dan seterusnya.
Adapun kewenangan perawat, berdasarkan pasal 30 ayat (1) undang-undang nomor
38 tahun 2014 bahwa perawat menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan
keperawatan di bidang upaya kesehatan perorangan, perawat berwenang a) melakukan
pengkajian keperawatan secara holistik. b) menetapkan diagnosis keperawatan. c)
merencanakan tindakan keperawatan. melaksanakan tindakan keperawatan. e)
mengevaluasi hasil tindakan keperawatan dan seterusnya yang berdasarkan kenyataan
masih belum terimplementasi dengan baik.

Sumber:
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1679690&val=18242&titl
e=PERAN%20DAN%20WEWENANG%20PERAWAT%20DALAM%20MENJAL
ANKAN%20TUGASNYA%20BERDASARKAN%20UNDANG-
UNDANG%20NOMOR%2038%20TAHUN%202014%20TENTANG%20KEPERA
WATAN diakses pada tanggal 20 Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai