(KDK)
Oleh :
1. Ni Nyoman Elisa Jayanti (15)
2. Ni Putu Diah Trisna Dewi (16)
3. Putu Erlina Arta Dewi (23)
4. Ni Putu Anisa Rahmawati (26)
5. Ni Nyoman Evi Dharma Kerti (30)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji dan syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas asung kertha wara
nugraha Hyang Widhi kami dapat menyelesaikan makalah “Paradigma Keperawatan” dengan
tepat waktu. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing kami
dalam proses pembuatan makalah ini.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami memohon maaf
atas kesalahan makalah yang kami buat,kami mengharapkan kritik saran dari pembaca untuk
makalah ini, demi kesempurnaan makalah kami kedepannya. Kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi kami khususnya. Akhir kata saya ucapkan
terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.…………………………………………………………………...i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..……ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………...……1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………...…………1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………...…………...1
1.3 Tujuan…………………………………………………………..……………..1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………..…………………..2
2.1 Pengertian Paradigma Keperawatan…………………....................
……..……2 2.2 Unsur-Unsur
Paradigma…………………………………………………........3 2.3 Fungsi
Paradigma Keperawatan………………………………………………3 2.4
Konsep Paradigma Keperawatan…………………………………………...…3
2.5 Hakekat Paradigma Keperawatan…………………………………………..…7
3.2Saran………………………………………………...…………………………8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu
bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada
perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,
mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti
perkembangan zaman.
Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus
mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara aradigmnal sesuai dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa
berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia
umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan.
Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang profesi
keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja aradi yang sifatnya membantu
orang sakit atas instruksi – instruksi dokter bahkan dikalangan praktisi perawat pun
kadang – kadang masih memiliki pandangan yang tidak utuh terhadap profesinya sendiri,
hal ini dapat dilihat di beberapa pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan masih
bersifat vocasional belum sepenuhnya beralih ke pelayanan yang aradigmnal.
Untuk itulah aradigmnal dalam keperawatan sangat membantu masyarakat secara umum
maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan
yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan pelayanan
keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi profesi.
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa pengertian dari paradigma keperawatan ?
2.Apa unsur-unsur paradigma keperawatan ?
3. Apa fungsi paradigma keperawatan ?
4.Bagaimana konsep paradigma keperawatan?
5.Apa hakekat paradigma keperawatan?
1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian paradigma keperawatan
2.Untuk mengetahui unsur-unsur paradigma keperawatan
3.Untuk mengetahui fungsi paradigma keperawatan
4. Untuk mengetahui konsep paradigma keperawatan
5.Untuk mengetahui hakekat paradigma keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat,
memikirkan, member makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai
fenomena yang ada dalam keperawatan.
Paradigma Keperawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah
satu faktor yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga
keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan
terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka perawat
perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran, fungsi dan
tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawata pada klien. Perawat
harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio, psiko, sosial,
spiritual dan cultural.
Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan
lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan
internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000)
Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi dan
merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi (La
Ode Jumadi, 1999 :40).
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem
terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan
holistik atau utuh.
Konsep manusia terdiri dari :
a) Manusia sebagai makhluk hidup
b) Manusia sebagai makhluk holistic : keseluruhan/utuh
c) Manusia sebagai system
Sistem adalah suatu kesatuan yang bekerja sama serta tidak dapat ipisah-pisahkan satu
dengan yang lain untuk mencapai tujuan.Sebagai sistem terbuka , manusia dapat
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis,
psikologis maupun sosial dan spiritual sehingga perubahan pada manusia akan selalu
terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.Sebagai sistem adaptif manusia
akan merespon terhadap perubahan lingkungannya dan akan menunjukan respon yang
adaptif maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut
mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi perubahan lingkungannya, tetapi
apabila kemampuannya untuk merespon perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka
manusia akan menunjukan prilaku yang maladaptif .Sebagai sarana pelayanan atau askep
dan praktek keperawatan. manusia adalah klien yang dibedakan menjadi individu,
keluarga dan masyarakat.
- Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagi kesatuan untuh dari aspek bio-psiko-
sosial-spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien pada dasarnya memenuhi
kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan bio-psiko-sosio-piritual karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju
kemandirian pasien.
- Keluarga sebagai klien
keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus
dan terjadi interaksi satu sama lain, baik secara peroraan maupun secara bersama- sama
didalam lingkungan sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.keluarga dalam
fungsinya mempengaruhi dalam rangka membantu keluarga meningkatkan kemampuan
untuk menyelesaikan maslah kesehatan. Perawat berperan sebagai pendeteksi adanya
masalah kesehatan pemberi askep pada anggota keluarga yang sakit, coordinator
pelayanan kesehatan, fasilitator, pendidik dan penasehat keluarga sejauh menyangkut
masalah-maslah kesehatan yang dihadapi.
- Masyarakat sebagai klien
Masyarakat adalah suatu pranata yang terbentuk karena integrasi antara manusia dan
budaya dalam lingkunganya bersifat dinamis dan terdiri dari individu, keluarga,
kelompok dan komunitas yang mempunyai tujuan dan norma sebagai system nilai, seperti
halnya keluarga.
2. Konsep Keperawatan
Konsep keperawatan dikembangkan dari paradigma keperwatanyang disepakati sebagai
bentuk pelayanan professional yang merupakan kajian integral dari pelayanan kesehatan,
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk perawatan bio-psiko-sosial-
kultural-spiritual yang komprehensif, ditunjukan kedada individu, keluarga, kelompok
dan komunitas, baik sakit maupun sehat serta mencakup seluruh kehidupan manusia.
Keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan atau
mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangya kemampuan melaksanakan kegiatan
sehari-hari secara mandiri. Bantuan juga ditujukan kepada penyediaan pelayanan
kesehatan utaa dalam upaya mengadakan perbaikan system pelayanan kesehatan
sehingga memungkinkan setiap orang mencapai hidup sehat dan produktif.
3. Konsep kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan
perubahan – perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk memepertahankan
keadaan kesehatannya. Adapun faktor lingkungan internal yang mempengaruhi adalah
psikologis, dimensi intelektual dan spiritual dan proses penyakit. Faktor – faktor
lingkungan eksternal adalah faktor – faktor yang berada diluar individu yang mungkin
mempengaruhi kesehatan antara lain variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan
ekonomi.
Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status kesehatan adalah
rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk
mengukur keadaan seseorang. Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang bersifat
dinamis, individualis, dan tergantung pada faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan.
Menurut model ini, keadaaan sehat selalu berubah secara konstan, dimana rentang sehat
sakit berada diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status
kesehatan kita bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit (illness area), tetapi
apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area sehat
(wellness area). Konsep sehat digunakan sebagai landasan untuk mencapai sasaran
keperawatan → derajat kesehatan yang optimal untuk itu keperawatan memberikan
bantuan kepada indoividu, keluarga dan masyarakat untuk dapat merawat dirinya sendiri.
4. Konsep Lingkungan
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah ( kawasan dsb) yang
termasuk didalamnya. Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan
kesehatan. Fokus ingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya dan spiritual.
Lingkungan dibagi 2 yaitu :
a. Lingkungan dalam terdiri dari:
- Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor
tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu,
asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak
lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga
memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi
penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk
beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari
kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa
supaya mendapat ventilasi.
- Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress
fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada
pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang
menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien
dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu
konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru
atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya
sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar
lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan
yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu
membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang
menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
b. Lingkungan luar ( kultur, adat, struktur masyarakat, status actor, udara, suara,
pendidikan, pekerjaan dan actor ekonomi budaya )
Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi lingkungan
dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit untuk
meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien.
Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak
bersih maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit – penyakit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi berdasarkan pemaparan materi yang sudah dijelaskan dapat ditarik
kesimpulan bahwa keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan
merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu
keperawatan. Tenaga keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan
kontak pertama dan terlama dengan klien. Perawat perlu mengetahui dan memahami
tentang paradigma keperawatan, peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat
professional. Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat
secara umum maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai
persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan pelayanan
keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi profesi.
3.2 Saran
Pelayanan keperawatan di Indonesia diharapkan untuk kedepannya harus mampu
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara aradigmnal sesuai dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
https://uni0505.wordpress.com/
https://www.scribd.com/doc/179338087/MAKALAH-PARADIGMA-KEPERAWATAN
http://indrysetyaraniblok1903.blogspot.com/2013/01/makalah-paradigma-keperawatan_11.html