Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“ KONSEP BERPIKIR KERITIS DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM


KEPERAWATAN ( CRITICAL THINGKING AND CLINICAL JUDGMENT IN
NURSING”

DOSEN PENGAMPU:

Ns. SUHARIYANTO, S.Kep., M.Kep

DISUSUN OLEH:

HATIKA (201101024)

NATASHA (201101037)

OKIS SAPUTRA (201101046)

SRI RAHAYU LIANTIKA (201101058)

TRISNA (201101067)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa , yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tujuan kami membuat makalah ini
sebagai tambahan referensi bagi para mahasiswa yang membutuhkan ilmu tambahan
tentang “ Konsep Berpikir Keritis Dan Pengambilan Keputusan Dalam Keperawatan
( Critical Thingking And Clinical Judgment In Nursing”Kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada Bapak Ns. Suhariyanto, S.Kep., M.Kep yang telah membimbing
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan
kepada orang tua yang telah memberikan banyak dukungan bagi kami.

Kami menyadari bahwa penulisan tugas makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari Dosen
pembimbing dan para mahasiswa-mahasiswi serta para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Karena kesalahan adalah milik semua orang kesempurnaan hanya milik
Tuhan yang maha esa. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima
kasih.

Singkawang, 08 September 2021

Kelompok 1

I
DAFTAR ISI

BAB 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH .....................................................................................
C. TUJUAN...............................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................................................

A. Definisi ..........................................................................................................
B. Tujuan (Goal) dan Hasil Akhir (Outcomes) Keperawatan ....................
C. Expert Thinking (Berfikir Kritis)...............................................................
D. Pengembangan Clinical Judgment (Clinical Reasoning Skills) ..............
E. Langkah-Langkah Metode Ilmiah..............................................................
F. Peran Perawat Dalam Riset Keperawatan ...............................................
G. Penelitian dalam Praktik Keperawatan.....................................................

BAB III
PENUTUP.................................................................................................................
A. KESIMPULAN ...................................................................................................
B. SARAN.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

II
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam menjalankan tugasnya, perawat tentu akan dihadapkan pada suatu


kondisi dimana perawat tersebut akan memutuskan tentang kondisi kesehatan klien
atau pasien yang ia tangani. Kondisi kesehatan pasien yaitu terdiri dari pasien yang
sehat dengan pasien yang sakit. Pemikiran kritis akan sangat dibutuhkan karena
menentukan skala kondisi kesehatan pasien tentu bukanlah hal yang mudah untuk
dilakukan.
Mengambil keputusan secara tergesa-gesa ataupun tidak tepat akan mempengaruhi
kualitas serta kuantitas pelayanan kesehatan pasien. Apabila sang perawat tidak
berhati-hati. Terdapat kemungkinan pasien akan menerima perawatan yang tidak
sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
Perawat merupakan profesi kesehatan yang terpenting dirumah sakit selain
karna jumlahnya yang lebih dominan juga karena merupakan profesi yang
memberikan pelayanan kesehatan secara konstan dan terus menerus selama 24 jam
setiap hari kepada klien. Sehingga setiap upaya untuk meningkatkan kualitas
pelayanan rumah sakit harus juga disertai upaya untuk meningkatkan kualitas
pelayanan keperawatan. Untuk membantu perawat dalam mendata dan memutuskan
kondisi kesehatan pasien, perawat dibantu dengan sebuah catatan yang disebut
diagnosa. Diagnosa berisi tentang kondisi pasien secara spesifik. Diagnosa dapat
dijadikan sebuah acuan bagi pelayanan yang akan diberikan kepada pasien agar lebih
cepat dan tepat.
Pemecahan masalah dalam keperawatan termasuk dalam langkah proses
pengambilan keputusan, yang difokuskan untuk mencoba memecahkan masalah
secepatnya. Masalah dapat digambarkan sebagai kesenjangan diantara “apa yang ada
dan apa yang seharusnya ada”. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
yang efektif diprediksi bahwa individu harus memiliki kemampuan berfikir kritis dan
mengembangkan dirinya dengan adanya bimbingan dan role model di lingkungan
kerjanya.
Asuhan keperawatan bermutu dapat meningkatkan kemampuan berfikir
kritis perawat dalam melakukan pelayanannya. Pelayanan keperawatan didasarkan

III
dengan pendekatan pengambilan keputusan yang ditingkatkan dengan berfikir
kritis. Berfikir kritis adalah suatu proses untuk memeriksa berdasarkan pada
asumsi, iterpretasi, evaluasi argumentasi, imanjinasi dan eksplorasi alternatif serta
mengembangkan refleksi yang kritis untuk mendapatkan kesimpulan sebagai suatu
alasan dan justifikasi. Berfikir krtis keperawatan merupakan perpaduan antara
pengetahuan, perilaku dan ketrampilan yang dimiliki perawat dalam menganalisa
keadaan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi konsep berfikir kritis dan pengambilan keputusan dalam keperawatan
2. Apa tujuan (goal) dan hasil akhir (outcomes) keperawatan
3. Apa itu expert thinking
4. Apa itu pengembangan clinical judgment ( clinical reasonimg skills )
5. Apa saja langkah-langkah metode ilmiah
6. Apa peran perawat dalam riset keperawatan
7. Apa penelitian dalam praktik keperawatan

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui tentang definisi konsep berfikir kritis dan pengambilan keputusan
dalam keperawatan
2. Untuk mengetahui tentang tujuan dan hasil akhir keperawatan
3. Untuk mengetahui tentang expert thinking
4. Untuk mengetahui tentang pengembangan clinical judgement (clinical reasoning
skills)
5. Agar kita mengetahui Langkah-langkah metode ilmiah
6. Supaya kita mengetahui peran perawat dalam riset keperawatan
7. Agar kita mengetahui penelitian dalam praktik keperawatan

IV
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Pengambilan keputusan dalam penyelesaian masalah adalah kemampuan
mendasar bagi praktisi kesehatan, khususnya dalam asuhan keperawatan dan
kebidanan. Tidak hanya berpengaruh pada proses pengelolaan asuhan keperawatan
dan kebidanan, tetapi penting untuk meningkatkan kemampuan merencanakan
perubahan. Perawat dan bidan pada semua tingkatan posisi klinis harus memiliki
kemampuan menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan yang efektif, baik
sebagai pelaksana/staf maupun sebagai pemimpin.
Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan bukan merupakan bentuk
sinonim. Pemecahan masalah dan proses pengambilan keputusan membutuhkan
pemikiran kritis dan analisis yang dapat ditingkatkan dalam praktek. Pengambilan
keputusan merupakan upaya pencapaian tujuan dengan menggunakan proses yang
sistematis dalam memilih alternatif. Tidak semua pengambilan keputusan dimulai
dengan situasi masalah.
Perawat membutuhkan cara berpikir kritis dalam praktiknya. Berpikir kritis
akan berguna untuk pengambilan keputusan dalam menetapkan kondisi pasien atau
klien perawat tersebut. Kesalahan dalam menetapkan kondisi pasien akan
mempengaruhi kualitas kan kuantitas perawatan yang diberikan kepada pasien
tersebut. Dalam bertugas, perawat juga menggunakan diagnosis keperawatan agar
perkembangan kondisi kesehatan pasien dapat lebih terdata dan dapat ditetapkan
pelayanan-pelayanan yang akan diberikan selanjutnya

B. Tujuan (Goal) dan Hasil Akhir (Outcomes) Keperawatan

Berpikir kritis dalam keperawatan bertujuan untuk menganalisis penggunaan


bahasa, perumusan masalah, penjelasan, dan ketegasan asumsi, kuatnya bukti bukti,
menilai kesimpulan, membedakan antara yang baik dan buruknya argument, serta
mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar, serta tindakan yang
dilakukan dalam keperawatan. (Deswani, 2009). Kajian ini bertujuan agar asuhan
keperawatan yang kita berikan cepat, tepat, tidak membahayakan pasien dan adanya
hubungan kerja sama antara pasien dan perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan, kemudian bertujuan untuk mendapatkan kejelasan yang akurat tentang

V
keadaan pasien dari pihak keluarga pasien sendiri dan juga sebagai standar
keperawatan di rumah sakit.

Seorang perawat yang bekerja lebih lama akan sangat mudah dapat berpikir
kritis dikarenakan belajar dari pengalaman pengalaman lalu yang didapatkannya
sehingga tingkat pengetahuan juga akan meningkat, tetapi Pembelajaran dan
pengalaman tidak dapat dipisahkan karna sama sama dibutuhkan untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam mengenali,
melaporkan, dan menanggapi masalah pasien. Perawat yang selalu berpikir kritis atau
kreatif akan selalu melihat dan memecahkan masalah dengan sudut pandang yang
berbeda dan mempertimbangkan dengan mendalam setiap masalah yang akan diambil
demi kebaikan pasien,dan diri. sc berpikir kritis untuk memproses data yang
kompleks dan membuat keputusan yang cerdas mengenai perencanaan dan
pengelolaan mengingat pentingnya hal tersebut dalam pembuatan keputusan, problem
solving dan clinical judgment, sedangkan kepercayaan diri mempengaruhi hampir
setiap aspek kehidupan individu, dari kemampuan individu untuk berpikir optimis dan
bertahan melalui kesulitan, serta pengembangan rasa percaya diri adalah komponen
yang sangat penting dalam pengambilan keputusan keperawatan. (Carlos and all,2014
dalam jurnal Tri ayunda 2018) Berpikir kritis penting dilakukan oleh perawat sebelum
mengambil keputusan dalam asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan
satu metode ilmiah dalam penyelesaian masalah klien.
Kemampuan perawat mengidentifikasi masalah klien dan memilih solusi
intervensi yang tepat tidak lepas dari kemampuan perawat berpikir kritis, yaitu
kemampuan perawat menggali alasan berdasarkan evidence base dari setiap problem
dan solusi yang teridentifikasi. Kemampuan berpikir kritis dapat keperawatan yang
akan diberikan kepada pasien dengan banyak mempertimbangkan baik buruknya.
Dalam penerapan pembelajaran berpikir kritis dalam keperawatn dapat digunakan tiga
model, yaitu feeling model, vision model, dan examine model. (Deswani,2009).
Feeling Model Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang
ditemukan, Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan
pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktivitas keperawatan, dan
perhatian/kewaspadaan. Misalnya terhadap aktivitas dalam pemeriksaan tanda tanda
vital, perawat merasakan gejala, petunjuk, serta perhatiam kepada pernyataan dan
perasaan pasien. Vision Model Model ini digunakan untuk membangkitkan pola

VI
pikirp, mengorganisasi dan menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesisi,
analisis, dugaan, dan ide tentang permasalahan perawatan kesehatan klien. Berpikir
kritis ini digunakan untuk o intelektual, konsistensi atau ketetapan, perasaan atau
emosi, dan pengalaman yang biasa rutin dilakukan sewaktu bekerja (Rubenfeld &
Scheffer, 2007). Berbagai faktor tersebut dapat berkontribusi memberikan
pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir kritis perawat disaat melaksanakan
asuhan keperawatan dan juga dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis
perawat menurun disaat menghadapi pasien. Namun ini juga tergantung dari metode
yang digunakan dalam mengukur kemampuan berpikir kritis perawat disaat
melaksanakan asuhan keperawatan. (Yanti & Mulyandi,2019) ver
the world's re
C. Expert Thinking (Berfikir Kritis)
Menurut Bandman (1998) berfikir kritis adalah pengujian yang rasional
terhadap ide-ide, pengaruh, asumsi, prinsip-prinsip, argument, kesimpulan-
kesimpulan, isu-isu, pernyataan, keyakinan dan aktivitas.Pengujian ini
berdasarkan alasan ilmiah, pengambilan keputusan, dan kreativitas.
Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen dasardalam
mempertanggungjawabkan profesi dan kualitas perawatan. Pemikir kritis keperawatan
menunjukkan kebiasaan mereka dalam berpikir, kepercayaan diri,kreativitas,
fleksibiltas, pemeriksaan penyebab (anamnesa), integritasintelektual, intuisi, pola
piker terbuka, pemeliharaan dan refleksi. Pemikirkritis keperawatan mempraktekkan
keterampilan kognitif meliputi analisa, menerapkan standar, prioritas, penggalian
data, rasional tindakan, prediksi,dan sesuai dengan ilmu pengetahuan.
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks, yang berdasarkan pada
pikiran rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominatur umum
untuk pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiranyang disiplin dan mandiri.
Perawat dihadapkan pada situasi harus berargumentasi untuk menemukan,
menjelaskan kebenaran, mengklarifikasi isu, memberikan penjelasan,
mempertahankan terhadap suatu tuntutan/tuduhan. Argumentasi Badman and
Badman (1988) terkait dengan konsep berfikir dalam keperawatan :

1) Berhubungan dengan situasi perdebatan.


2) Debat tentang suatu isu
3) Upaya untuk mempengaruh iindividu/kelompok

VII
4) Penjelasan yang rasional

D. Pengembangan Clinical Judgment (Clinical Reasoning Skills)


Pengambilan keputusan etis merupakan keterampilan yang dapat dipelajari
dengan cara berpikir kritis secara luas yang dipandang sebagai kompetensi dasar bagi
perawat untuk kemampuan menginterpretasi,menganalisis, dan mengevaluasi dalam
melakukan tindakan keperawatan dan dapat memberikan perawatan yang lebih baik.
Namun dengan pengambilan keputusan etis memungkinkan staf perawat dan
mahasiswa perawat untuk mengenal dan memahami sifat dasar dari cara berpikir
kritis.Critical thinking dapat menginvestigasi terhadap tujuan guna mengeksplorasi
situasi,fenomena,pertanyaan atau masalah untuk menuju pada hipotesa atau keputusan
secara terintegrasi.Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen dasar
dalam mempertanggung jawabkan profesi dan kualitas perawatan. Kesimpulannya
adalah perawat yang berfikir kritis berpeluang besar untuk mampu melakukan
tindakan keperawatan maupun asuhan keperawatan dengan baik jika dibandingkan
dengan perawat yang kurang berpikir kritis dalam pengambilan keputusan melakukan
tindakan dan asuhan keperawatan.

E. Langkah-Langkah Metode Ilmiah


1. Merumuskan Masalah :
Kita membutuhkan suatu maslah yang bermanfaat untuk diteliti danyang dapat
diselidiki melalui metode ilmiah

2. Meninjau Keputusan :
Tinjauan keputusan dilakukan untuk mencari dasar teori yang digunakan sebagai
dasar menganalisis maslah yang diteliti agar penelitian tersebut dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah

3. Merumuskan Masalah :
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang baru di teliti.
Sedangkan hipotesis itu sendiri antara lain dapat dirumuskan berdasarkan atas
kajian pustaka yang telah dilakukan.

4. Merencanakan Desain Penelitian :

VIII
Menguraikan apa yang perlu ditelaah, data apa yang perlu dicari, dimana,
bagaimana mengumpulkan, mengolah dan juga menganalisisnya.

5. Mengumpulkan Data Sesuai Dengan Desain Penelitian :


Terdapat sejumlah teknik pengumpulan data. Meskipun begitu teknik
pengumpulan data harus disesuaikan dengan jenis serta desain penelitiannya,
apakah berbentuk kualitatif atau kuantitatif sebagaimana pada diseiplin ilmu-ilmu
lainya. Data yang terkumpul tersebut selanjutnya di analisis.

6. Menarik Kesimpulan :
Hal terpenting dari penarikan kesimpulan yang harus di perhatikan adalah
Hipotesis, Kebenaran hasil berdasarkan data penelitian,Implikasinya,
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan, Saran sebagi kebijakan lebih lanjut

F. Peran Perawat Dalam Riset Keperawatan


a) Peran sebagai perancang dan penghasil riset
Adalah proses identifikasi masalah yang memerlukan studi, kemudian
merancang suatu projek yang akan menjawab pertanyaan dalam
penyelidikan. Merancang dan menghasilkan riset memerlukan
keterampilan yang mendasar,kuratif dan pragmatik dalam menentukan
ketepatan dan keterkaitan masalah untuk studi keperawatan.
Contoh: seorang perawat bekerja pada unit bedah memeperhatikan bahwa
klien yang menantikan biopsy setelah didapatkan masa dalam payudara
mengalami tingkat kecemasan mendekati panik. Perawat berminat
mempelajari pengaruh protocol relaksasi progresif pada wanita-wanita
ini.Perawat merancang suatu studi yang didasrkan pada masalah yang
diidentifikasi.Protocoldilaksanakan pada individu yang mau berpartisipasi
dalam studi.

b) Peran sebagai replikator


Proses pengulangan suatu riset yang telah dilakukan disebut sebaga
ireplikasi suatu studi. Replikasi menyangkut pengulangan suatu studi dengan
kondisi-kondisi yang sama dan peserta riset yang serupa dengan
penyelidikan awal. Studi replikasi juga bisa menyangkut

IX
penggunaansempel,tempat waktu yang berbeda,tetapi sesungguhnya sama.
Pengulangan studi dalam kondisi yang berbeda dapat membuat riset dapat
digeneralisasidan menepakan validasi hasil riset.

Contoh: seorang perawat yang bekerja dalam unit maternitas membaca sebuah
laporan riset yag menggambarkan penggunan sentuhan terapeutik dapat
meningkatkan relakasasi dan menyebabkan tidur pada pasien pasca
koleksistektomi.Perawat berminat melakukan reflikasi studi dengan
menggunakan sekelompok ibu-ibu pasca sectio-cesarea.

c) Peran sebagai pengumpul data


Berpasrtisipasi dalam riset sebagai soran pengumpul data berarti bahwa
perawat membantu dalam melaksanakan implementasi riset yang
direncanakan oleh peneliti lain.
Contoh: seorang dokter melakukan suatu riset untuk menentukan salahsatu
dari dua tindakan yang pada kondisi ortopdik yang lebih efektif. Demikian
pula, seorang perawat peneliti yang meneliti suatu rancangan prosedur baru
untuk mengurangi insiden nyeri setelah amputsi anggota badan bagian
bawah.Perawat dapat diminta oleh perawat peneliti atau peneliti dari
disiplin kesehatan lainnya untuk berpartisipasi melaksnakan protocol riset.

G. Penelitian dalam praktik Keperawatan

Riset keperawatan adalah suatu upaya menemukan kembali sesuatu yang baru


berasal dari praktik keperawatan. Selanjutnya, temuan baru diperdalam data
pendukungnya dan dianalisis menggunakan kaidah logika berpikir. Hasil pemikiran
akhirnya digunakan untuk memperkaya teori keperawatan.

Langkah-langkah sistematis tersebut meliputi:


1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah.
2. Menyusun kerangka pemikiran.
3. Merumuskan hipotesis.
4. Menguji hipotesis.
5. Pembahasan.
6. Menarik kesimpulan.

X
Jenis Metode Penelitian

Kembali sejenak ke awal, kita sudah sempat menyinggung tentang metode penelitian
kualitatif dan kuantitatif. Kedua jenis metodologi penelitian ini adalah pendekatan
pada data dan metode analisis data yang paling sering digunakan oleh peneliti. Namun
asal Sobat tahu nih, sebenarnya ada macam-macam metode penelitian, yakni:

1. Historis

Tujuan metodologi penelitian historis adalah untuk membuat rekonstruksi terhadap


masa lampau secara obyektif dan sistematis.

2. Deskriptif

Metodologi penelitian deskriptif bertujuan membuat deskripsi yang akurat, faktual,


dan sistematis pada fakta tertentu.

3. Perkembangan

Tujuan metodologi penelitian perkembangan adalah untuk menyelidiki urutan dan


pola pertumbuhan atau perubahan.

4. Kasus

Metodologi penelitian kasus bertujuan mempelajari latar belakang suatu keadaan


secara intensif.

5. Korelasional

Pengertian tujuan penelitian korelasional adalah untuk mengkaji tingkat keterkaitan


antara variasi suatu faktor dengan variasi faktor lain berdasarkan koefisien korelasi.

6. Eksperimental

Tujuan metodologi penelitian eksperimental adalah untuk menyelidiki kemungkinan


hubungan sebab akibat dengan melakukan kontrol.

XI
7. Quasi Eksperimental Semu

Pengertian tujuan penelitian quasi eksperimental semu adalah untuk menyelidiki


kemungkinan hubungan sebab akibat dalam keadaan yang tidak memungkinkan
melakukan kontrol.

8. Kausal Komparatif

Metodologi penelitian komparatif bertujuan menyelidiki kemungkinan hubungan


sebab akibat melalui pengamatan data dari faktor yang diduga menjadi penyebab
sebagai pembanding.

9. Tindakan

Pengertian tujuan penelitian tindakan adalah untuk mengembangkan pendekatan atau


keterampilan baru, menerapkannya secara langsung, dan mengkaji hasilnya.

Metode Penelitian Kualitatif


Iya Sobat, segitu banyaknya macam-macam metode penelitian! Untuk sekarang, kita
kenalan sama penelitian kualitatif dulu, deh. Penelitian kualitatif digunakan untuk
meneliti suatu obyek, dengan peneliti berperan sebagai instrumen kunci. Data
dikumpulkan melalui teknik triangulasi (gabungan), kemudian dianalisis secara
induktif/kualitatif. Alih-alih bersifat generalisasi, hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan pada makna. Karakter penelitian kualitatif seperti ini terdapat pada:

1. Phenomenological Research

Dalam penelitian kuantitatif ini, peneliti mengumpulkan data melalui observasi


partisipan.

2. Grounded Theory

Pada penelitian kualitatif ini, peneliti menarik generalisasi atas apa yang diamati atau
dianalisis secara induktif.

XII
3. Ethnography

Penelitian kualitatif etnografi adalah penelitian terhadap budaya kelompok melalui


wawancara dan observasi.

4. Case Study

Pada penelitian kualitatif ini, peneliti mengeksplorasi suatu kejadian, program,


proses, atau aktivitas.

5. Narrative Research

Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti melakukan studi untuk mendapatkan data
sejarah yang selanjutnya disusun menjadi laporan naratif yang kronologis.

Metode Penelitian Kuantitatif


Selain metode penelitian kualitatif, kita juga bisa memilih menggunakan metode
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau
sampel. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen atau alat ukur, kemudian
dianalisis dengan statistik atau secara kuantitatif. Hasil metodologi penelitian
kuantitatif berupa hipotesis. Instrumen, statistik, dan hipotesis pada umumnya
ditemukan pada:

1. Survei

Metode survei digunakan untuk mendapatkan data tentang karakteristik sesuatu.


Metode ini juga digunakan untuk menguji beberapa hipotesis atas sampel yang
diambil dari suatu populasi. Teknik pengumpulan data adalah dengan kuisioner atau
wawancara. Hasil dari metodologi penelitian ini berupa generalisasi.

2. Eksperimen

Metode eksperimen digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen


(perlakuan/treatment) terhadap variabel dependen (hasil) dalam kondisi yang
dikendalikan. Agar kondisi dapat dikendalikan, dalam penelitian eksperimen

XIII
dibutuhkan kelompok kontrol. Metodologi penelitian ini sering dilakukan di
laboratorium. Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat digabungkan dalam
sebuah penelitian. Metode gabungan ini disebut sebagai metodologi penelitian
kombinasi. Apapun metode yang nantinya Sobat pilih, pada dasarnya metode
penelitian yang menggunakan kaidah ilmiah dalam prosesnya disebut sebagai metode
penelitian ilmiah.

XIV
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perawat tidak bisa langsung mengetahui apa yang klien butuhkan, klien harus
menyampaikan keluhannya dan perawat harus banyak bertanya, memiliki ras
ingin tahu untuk melihat suatu hal dengan perspektif yang berbeda. Pemikiran kritis
adalah pusat praktik keperawatan professional. Tujuannya untuk mengetahui
bagaimana pendekatan berpikir kritis dalam pengkajian, karena ada komponen
penting yang menunjukkan kebiasaan berpikir seseorang yang bersifat fleksibel,
untuk memberikan tingkat perawatan yang paling efektif dan paling sesuai shingga
perawat tidak akan melakukan kesalahan pada saat memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien.Clinical Judgement dimulai dari interpretasi , Interpretasi adalah
sebuah aktivitas yang sangat penting dalam membangun clinical judgment. Dengan
menggunakan beberapa pendekatan seperti psikoanalasia, behavoris, humanistic
dan lainnya para clinician berusaha menyelesaikan masalah yang dialami pasien.
Langkah-Langkah Metode Ilmiah adalah merumuskan masalah,
meninjau keputusan, merumuskan masalah, merencanakan desain penelitian,
mengumpulkan data sesuai dengan desain penelitian, menarik kesimpulan.Peran
perawat dalam riset keperawatan adalah peran sebagai perancang dan penghasil riset,
Peran sebagai replikator, Peran sebagai pengumpul data Penelitian Qualitatif adalah
pendekatan yang subjektif dan sistemati digunakan untuk menggambarkan
pengalaman hidup dan memberikan mereka arti. Sedangkan Penelitian Quantitatif
adalah proses yang sistematis,objektif, dan formal dimana data numerik digunakan
untuk mendapatkan informasi.

B. SARAN
Sebaiknya perawat lebih meningkatkan berpikir kritis dilakukan dalam diskusi kasus
baik di rumah sakit dalam menangani pasien. Juga diharapkan mengembangkan program
jurnal reading dan menjadikan budaya baca riset-riset keperawatan baik nasional maupun
internasional sebagai penambahan ilmu pengetahuan dan kebutuhan bagi perawat serta selalu
mengasah dan melatih kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan ronde keperawatan.
Hendaknya rumah Sakit :menggali metode untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

XV
para perawat. Selain itu, penting bagi rumah sakit khususnya divisi keperawatan untuk
menyusun rencana dan menyediakan fasilitas pembelajaran dan pelatihan yang mendukung
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

XVI
DAFTAR PUSTAKA

https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pengembangan+clinical+judgment+konsep+berfikir+kritis+dan+pengambi
lan+keputusan+dalam+keperawtaan&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DOX56ORrwdvIJ

https://www.academia.edu/6749060/BERFIKIR_KRITIS_DALAM_KEPER
AWATAN_BAB_I_PENDAHULUAN

https://www.google.com/amp/s/muhamadilafifqozwini.wordpress.com/2013/0
1/16/konsep-berfikir-kritis-dalam-keperawatan/amp/

http://dadangdot.blogspot.com/2013/12/makalah-riset-keperawatan.html?
m=111

file:///C:/Users/USER/Downloads/PENERAPAN%20SIKAP%20BERPIKIR%20KRITIS%20BAGI
%20PERAWAT%20DALAM.pdf

https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=tujuan+brrfikir+kritis+dan+pengambilan+keputusan+dalam+keperawatan
&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3D9H0MQFc4FQIJ

XVII

Anda mungkin juga menyukai