Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK KDM II (DIALOG TERMINASI PADA PASIEN KANKER LEUKEMIA STADIUM IV)

NAMA : MAULANA AKBAR (PO.62.20.1.17.335)

LIA OKTARIA (PO.62.20.1.17.333)

RISHA RISNA DEWI (PO.62.20.1.17.344)


DIALOG PERCAKAPAN

( Perawat mengetuk pintu, lalu mengajak keluarga pasien untuk komunikasi perihal kondisi

ibu lia)

Perawat : Selamat pagi..... (tersenyum)

Bapak : Iya selamat pagi suster .. (tersenyum)

Perawat : Apa benar bapak ini salah satu anggota keluarga dari pasien atas nama lia oktaria?

Bapak : Iya suster , saya bapak dari Lia oktaria sus...

Perawat : Oooo iya pak , saya mau nanya pak, apa akhir-akhir ini mba lia ada keluhan sakit

tidak pak..

Bapak : Ehmm,, jadi gini suster.. akhir-akhir ini anak saya lia suka merenung sus , jarang

ngomong..

Perawat : Ooo begitu ya pak, kalau begitu saya langsung memeriksa keadaan mba lia ya

pak..

Bapak : Iya silahkan sus...

(Perawat mendatangi pasien)

Perawat : Selamat pagi mba (tersenyum)

Pasien : ........... (tersenyum)

Perawat : Perkenalkan nama saya suster Risha mba , saya mahasiswa dari Poltekkes

Kemenkes Palangkaraya, saya dinas dari jam 07.00 sampai jam 14.00. Apa benar

ya nama ibu, ibu Lia oktaria? (tersenyum)

Pasien : iya (tersenyum)

Perawat : Jadi gini mba saya ingin memeriksa keadaan mba lia sekarang, gimana mba

keadaannya sekarang ? ( tersenyum) mba harus semangat yaa gaboleh manyun

gini...

Pasien : Hmmm iya suster.. (memasang wajah lesu)


Perawat : Jadi.. disini saya ingin memberitahukan sama mba, mba akan di cek oleh dokter

tentang kanker leukemia nya mba lia.. (tersenyum)

Pasien : Iya (memasang wajah pasrah dan lesu)

Perawat : Bentar ya mba.. tunggu dokter memanggil saya untuk mengetahui keadaan mba lia

untuk selanjutnya...

Pasien : iya sus (memasang wajah takut dan lesu)

(Perawat keluar dari ruangan pasien lalu berbicara pada bapak akbar selaku orang tua dari

mba lia)

Perawat : Bapak ... mohon maaf ya pak... Saya ingin memberitahukan bahwa hasil dari tes

dokter tadi, kalau keadaan mba lia semakin mmemburuk karna sudah mencapai

kanker stadium IV , dan tidak ada jalan lagi untuk dikasih pengobatan... yang bisa

kita lakukan saat ini yhaitu memberikan semangat dan motivasi pada mba Lia ...

jadi disini dokter mendiagnosa bahwa umur mba lia tidak lama lagi secara medis..

(perawat memberitahukan dengan hatihati agar keluarga tidak kaget)

Bapak : Astagfirullahalazim... suster..... saya mencoba kuat dan tegar untuk menerima ini..

saya akan memberikan semangat dan motivasi untuk anak saya ... (bapak menerima

dengan lapang dada, karna sudah mengetahui keadaan mba lia yang sudah

mencapai sakit kanker leukemia stadium IV)

Perawat : Iya pak.. bapak harus memberikan semangat dan motivasi yang kuat untuk mba lia

agar mba lia tetap optimis dan semangat dalam menjalani masa hidupnya... jangan

beritahukan pada mba lia , kalau penyakitnya sudah tidak dapat tertolong

lagi...(perawat sambil memegang bahu bapak)

Bapak : Iya suster.. makasih semangatnya sus.. (mata berlinang air ingin menangis)
Perawat : Iya pak,, bapak juga semangat yaa , jangan berlarut larut dalam kesedihan.. saya

permisi dulu ya pak..

Oiya pak nanti saya akan kembali mengecek keadaan mba lia pukul 10.00 pagi ya pak

(tersenyum)

Bapak : iya suster...

(Perawat pergi meninggalkan bapak dan kembali menjalani tugas)

“ Sudah pukul 10.00 pagi, perawat kembali ke ruangan ibu lia “

Perawat : Selamat pagi mba lia .. (tersenyum) bagaimana keadaan mba lia sekarang.. pasti

baik kan mba..

Pasien : diam( sambil tersenyum)

Perawat : (perawat mencoba memberikan semangat dan motivasi pada pasien) mba mba.. lia.

Mba kenapa yaa murung terus dari kemarin.. coba senyum mba... (sambil

mengusap tangan pasien)

Pasien : (masih diam)

Perawat : mba. Mba harus semangat ya, jangan sedih lagi, tuh ada bapak yang setia nemenin

mba.. hehe , masa mba ga senang liat bapak setia nunggu mba.. (tersenyum)

Pasien : (Pasien mulai berbicara dan menceritakan keluhan nya) jadi gini suster... saya itu

cape , saya itu ingin mati saja sus... saya kasian dengan ayah saya sus, selalu bolak

balik beli obat dan ngurus ini itu saya merasa tidak berguna lagi....(mata berlinang

air mata)

Perawat : Ibu.... gaboleh ngomong gitu mba , mba itu sangat berharga untuk ayah mba, jadi

mba harus semangat menjalani ujian ini mba, mba harus semangat demi

kesembuhan mba.. ayoo mba bisa jangan patah semangat mba.... (sambil

mengusap rambut pasien)


Pasien : Tapi saya sudah tidak berguna lagi suster (menangis)

Perawat : Ingat mba, ada bapak dan juga keluarga yang selalu berdoa untuk kesembuhan

mba, itu artinya mba sangat berguna bagi bapak dan keluarga mba.. jangan lupa

juga ibadah dan dekatkan diri pada Tuhan ya mba, agar mba tenang... ( mengusap

rambut ibu)

Pasien : Iya suster, wajar saja saya stres murung, karna saya sudah tidak tahan lagi dengan

penyakit saya sus..(menangis)

Perawat : Iya saya paham mba. jangan berlarut larut dalam kesedihan ya mba... ingat selalu

berdoa.. mba pasti bisa sembuh!!! Semangat mbaaa(tersenyum)

Pasien : Iya suster terimakasih ya suster semangatnya.. (tersenyum)

Perawat : Iya mba sama-sama ya. Ingat jangan sedih lagi ya mba.... (sambil mengusap

tangan adik itu) saya permisi dulu yaa mba saya ingin melakukan tugas lagi di

ruangan lain..

Pasien : Iya suster......

(Setelah 10 hari kemudian terdengar kabar bahwa pasie yang atas nama Ny.Lia Oktaria

meninggal dunia)

Seketika perawat datang ke ruangan Ny lia

Perawat : Innalilahiwainnalilalhirojiun..... Mba lia sudah tidak ada lagi...

(perawat datang ke keluarga pasien)

Perawat : Selamat siang, apa benar ini keluarga atas nama ibu lia?

Keluarga : Iya suster , benar saya akbar bapak dari mba lia

Perawat : Saya turut berduka cita ya pak akbar atas meninggalnya anak bapak.. bapak yang

kuat ya..

Keluarga : Iya suster, saya sudah menerima kalau anak saya sudah meninggal..
Suster terimakasih yaa waktu itu suter sudah memberi semangat kepada anak

saya, menjelang ajal nya anak saya tidak lagi murung dan sering menangis, malah

selepas itu anak saya semangat untuk sembuh.. tapi apalah kehendak Tuhan

berbeda , jadi kami ikhlas menerima ini sus (sedih)

Perawat : Iya pak , sabar ya pak, semua pertemuan pasti ada peepisahannya.. sama sama ya

pak, terharu dengar mba lia punya semangat untuk sembuh... tapi Tuhan

berkehendak lain... (tersenyum)

Keluarga : Iya suster saya dan keluarga juga sudah ikhlas menerima ini semua ...

Dari dialog percakapan ini kami menyimpulkan :

Kami mengangkat cerita Pasien yang mengalami Tahap-tahap menjelang ajal yaitu 4.

Kemurungan / Depresi. Disini kami mengangkat cerita juga bahwa si keluarga pasien sudah

pasrah menerima kematian keluarga , karna kondisi pasien juga sudah Kanker Payudara

stadium IV dimana kemungkinan untuk sembuh kecil sekali.

Anda mungkin juga menyukai