Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH

DIET PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PENCERNAAN DAN DIET PADA KLIEN
DENGAN GANGGUAN FUNGSI HEPAR DAN EMPEDU

Disusun Oleh : Kelompok 6

D3 Keperawatan/ Enggano

1. Isakhar (AOA0190903)

2. Vanessa (AOA0190919)

3. Fredi (AOA0190897)

4. Redo (AOA0190910)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

PRODI D3 KEPERAWATAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya,
sehingga makalah yang berjudul “ DIET PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN
PENCERNAAN DAN DIET PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN FUNGSI HEPAR DAN
EMPEDU” ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata
kuliah pelajaran Ilmu Gizi. Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kami
mengharapkan partisipasi dari pembaca untuk memberikan saran dan kritikan yang membangun
demi perbaikan kekurangan dalam makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah 4

Rumusan Masalah 5

Tujuan Penelitian 6

BAB II PEMBAHASAN

Definisi Diet Saluran Pencernaan 7

Definisi Penyakit Hati (Hepar) 8

Definisi Kandung Empedu 9

Gangguan Saluran Pencernaan 11

Patofisiologi Penyakit Hati (Hepar) 16

Patofisiologi Kandung Empedu 17

Diet Pada Penyakit Saluran Pencernaan 18

Diet Pada Penyakit Hati (Hepar) 34

Diet Pada Penyakit Kandung Empedu 39

BAB III PENUTUP

Simpulan 42

Saran 43

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan akan asupan nutrisi merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia
untuk bertahan hidup. Nutrisi tersebut juga harus memiliki persyaratan kelengkapan gizi untuk
pemenuhan secara sempurna bagi seseorang dalam melengkapi kebutuhan nutrisi. Namun
terkadang kebutuhan akan nutrisi tersebut terhambat manakala terjadi gangguan pada sistem
pencernaan. Gangguaan tersebut utamanya adalah gangguan pada saluran cerna.Jika seseorang
mengalami gangguan saluran cerna, maka harus ada langkah rehabilitasi, salah satu caranya yaitu
dengan melakukan diet saluran cerna.

Hati merupakan salah satu alat tubuh penting yang berperan dalam metabolisme karbonhidrat,

lemak, dan protein. Sebagian besar hasil pencernaan setelah diobservasi, langsung dibawa ke hati

untuk disimpan atau diubah menjadi bantuk lain dan diangkat ke bagian tubuh yang

menumbuhkan.

Kantung empedu terletak di bawah hati dan fungsi utamanya di dalam tubuh adalah untuk

menyimpan empedu yang dihasilkan oleh hati. Empedu membantu tubuh memecahkan lemak dan

kantung empedu bertindak sebagai  tempat penyimpanan empedu. Penyakit kantung empedu

adalah kondisi yang membuat kantung empedu meradang/membengkak yang berakibat  gangguan

berupa infeksi dan batu di dalam kandung kemih.

Dengan demikian, adanya kelalaian atau kerusakan pada hati dan empedu akan berpengaruh

terhadap fungsi saluran cerna dan penggunaan makanan dalam tubuh sehingga sering

menyebabkan gangguan gizi. Untuk itu, dibutuhkan nutrisi yang seimbang baik dari segi kalori,

karbonidrat, protein, dan lemak yang nantinya akan membawa pengaruh yang baik untuk
memperbaiki kerusakan sel hati. Pada tingkat tertentu kerusakan sel hati masih bisa diperbaiki

dengan cara memproduksi sel batu yang sehat.

B. Rumusan Masalah

Berikut ini adalah rumusan masalah mengenai diet pada saluran pencernaan:

1. Apa definisi diet saluran pencernaan?

2. Apa saja gangguan saluran pencernaan?

3. Bagaimana diet pada penyakit saluran pencernaan?

Rumusan masalah mengenai diet pada gangguan hepar :

1. Apa yang dimaksud dengan penyakit hati dan empedu?

2. Bagaimana patofisiologi penyakit hati dan empedu?

3. Apa saja diet yang diberikan pada penyakit hati?

4. Apa saja diet yang diberikan pada penyakit empedu?

C. Tujuan

Tujuan dari pembahasan mengenai diet saluran cerna adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan tentang definisi diet saluran pencernaan.

2. Menjelaskan gangguan saluran pencernaan

3. Menjelaskan diet pada penyakit saluran pencernaan

Tujuan dari pembahasan mengenai diet pada gangguan hepar:

1.      Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit hati dan empedu.

2.      Dapat mengetahui patofisiologi penyakit hati dan empedu.


3.      Dapat mengetahui apa saja diet yang diberikan pada penyakit hati.

4.      Dapat mengetahui apa saja diet yang diberikan pada penyakit empedu.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Diet Saluran Pencernaan Dalam konteks bahasa, istilah diet memiliki arti sebagai jumlah
makanan yang dikonsumsi oleh seseorang.Di Indonesia, penggunaan istilah diet lebih
menunjukkan pada usaha menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi. Definisi diet
menurut para ahli:

1. Muda (2003)

Diet merupakan aturan makan khusus untuk kesehatan dan sebagainya (biasanya atas
petunjuk dokter), berpantang atau menahan diri terhadap makanan tertentu untuk kesehatan,
mengatur kuantitas, dan jenis makanan untuk mengurangi berat badan atau karena penyakit.

2. Kim dan Lennon (2006)

Diet adalah pengurangan kalori untuk mengurangi berat badan.

3. Hawks (2008)

Diet merupakan usaha sadar seseorang dalam membatasi dan mengontrol makanan yang
akan dimakan dengan tujuan untuk mengurangi dan mempertahankan berat badan.

Diet Saluran Pencernaan

Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal adalah sistem organ dalam manusia yang
berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-
zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ
yang terletak diluar saluran pencernaan yaitu pankreas, hati dan kandung empedu. Diet saluran
cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran pencernaan.Penderita dapat
mengalami gangguan pencernaan walaupun penyebab dan mekanisme terjadinya gangguan
tersebut secara pasti belum diketahui secara pasti, namun gangguan tersebut sangat dipengaruhi
oleh faktor psikologis.

Penyakit Hati

Hati adalah organ dalam kita yang terbesar. Pada orang dewasa beratnya mencapai kira-kira

1,3 kg. Terbagi atas 2 lobus, kanan dan kiri.Selain besar dalam ukuran, organ hati juga punyai

peranan hebat. Ia terlibat dalam proses pencernaan, berperan dalam ratusan reaksi kimiawi tubuh

yang berbeda, dan juga fungsi sebagai organ penyimpanan.

Fungsi utama hati adalah mengumpulkan darah dari saluran cerna melalui sirkulasi hepatik

dan memasukkan berbagai substansi kimiawi tubuh kedalamnya sebalum dialirkan kembali

kebagian tubuh lain. Substansi kimiawi tersebut dihasilkan oleh jutaan sel hati yang dikenal

dengan nama hepattosit. Hepatosit memang terendam dalam genangan darah yang berasal dari

saluran cerna. Dengan cara itulah terjadi pertukaran sustansi antara darah dan sel darah.Beberapa

fungsi dari organ hati ialah :

1. Pengaturan kadar gula darah

2. Metabolisme lemak

3. Metabolisme proteian

4. Penyimpanan mineral

5. Penyimpanan vitamin

6. Produksi empedu
7. Ditoksifikasi

8. Pendauran hormone

Dua jenis penyakit hati yang sering kita jumpai adalah Hepatitis dan Sirosis Hati. Hepatitis

adalah peradangan hati yang disebabkan oleh keracunan toksin tertentu atau karena infeksi virus.

Penyakit ini disertai anoreksia, demam, rasa mual dan muntah, serta juandice (kuning). Hepatitis

dapat bersifat akut atau kronis.

Sirosis hati adalah kerusakan ahti yang menetap, disebabkan oleh hepatitis kronis, alkohol,

penyumpatan saluran empedu, dan berbagai kelainan metabolisme. Jaringan hati secara merata

rusak akibat pengerutan dan pengerasan (fibrotik) sehingga fungsinya terganggu. Gejalanya yaitu

kelelahan, kehilangan berat badan, penurunan daya tahan tubuh, gangguan pencernaan, dan

jaundice. Dalam keadaan berat disertai asites, hipertensi portal, adan hematemesis – melana yang

dapat berakhir dengan koma hepatik

Penyakit Kantung Empedu

Kantung empedu terletak di bawah hati dan fungsi utamanya di dalam tubuh adalah untuk

menyimpan empedu yang dihasilkan oleh hati. Empedu membantu tubuh memecahkan lemak dan

kantung empedu bertindak sebagai  tempat penyimpanan empedu. Penyakit kantung empedu

adalah kondisi yang membuat kantung empedu meradang/membengkak yang berakibat  gangguan

berupa infeksi dan batu di dalam kandung kemih.

Ada berbagai macam jenis penyakit kantung empedu yang termasuk  antara lain; batu

empedu, kolesistitis, gangren, kronis acalculous, sclerosing cholangitis, pertumbuhan jaringan,

cacat bawaan dan tumor.


Penyakit kantung empedu disebabkan oleh banyak faktor, sebagian  adalah karena  faktor

keturunan. Orang yang memiliki keluarga dengan riwayat penyakit tersebut sama artinya

memiliki  risiko lebih tinggi untuk mengalami hal yang sama. Seiring pertambahan usia, mereka

lebih gampang terkena kondisi ini karena biasanya penyakit ini mudah menyerang  orang yang

berusia enam puluh tahun ke atas. Kondisi ini juga dipengaruhi jenis kelamin dan sebagian besar

perempuan yang gemuk, subur, dan memiliki kulit kuning langsat berada pada risiko tertinggi

untuk terkena. Makanan yang dikonsumsi orang juga berpengaruh terhadap  kemungkinan  orang

terkena penyakit ini. Makanan berlemak dan manis dihubungkan dengan penyakit ini. Demikian

juga obesitas adalah factor lain yang juga dapat menyebabkan penyakit ini.

Gejala yang berhubungan dengan penyakit kantung empedu termasuk rasa mual yang

mungkin disertai dengan muntah. Rasa sakit juga dapat dirasakan di bagian atas perut dan dapat

terjadi beberapa menit atau bahkan beberapa jam lamanya. Orang juga bisa merasakan sebagai

rasa sakit pada punggung yang menjalar ke pundak kanan. Perut kembung  yang juga  disertai

dengan sendawa juga bisa merupakan gejala dari kondisi ini.

Orang-orang yang menderita gas perut biasanya tidak akan bisa makan makanan berlemak.

Gangguan pencernaan juga akan terganggu  dan orang bisa terserang sakit maag. Demam dan

menggigil juga merupakan gejala dari kondisi ini, karena itu sangat penting untuk mencari

bantuan medis saat hal itu terjadi.

Pengobatan untuk penyakit kantung empedu bermacam-macam tergantung tingkat keparahan

penyakit tersebut. Operasi bedah sangat disarankan untuk penyembuhan total dari kondisi ini. Hal

ini dikenal dengan kolesistektomi yang dilakukan dengan membuang batu empedu. Terapi asam

empedu adalah pengobatan lain yang cocok untuk mereka yang mengalami gejala ringan dari
penyakit ini. Gelombang kejut eksternal lithotripsy juga bekerja untuk kondisi ini dan kebocoran

kandung empedu dapat diatasi. Pengobatan lain untuk kondisi ini termasuk ekstraksi mekanik,

disolusi larutan kontak, serta disolusi asam empedu.

Sebagian dari tindakan pencegahan yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko penyakit

kantung empedu meliputi perubahan gaya hidup. Orang-orang harus makan makanan sehat yang

rendah lemak. Melakukan diet yang kaya serat sangat disarankan karena hal tersebut membantu

mengendalikan daya larut kolesterol yang ada di dalam tubuh. Makanan tersebut termasuk guar

gum, pektin, serat kedelai dan dedak gandum. Buah-buahan dan sayuran juga harus dikonsumsi

dalam jumlah besar dalam menjalankan  diet ini untuk membantu melawan penyakit ini. Penelitian

telah menunjukkan bahwa para vegetarian jarang menderita penyakit ini. Sering minum kopi juga

membantu dalam mengendalikan kondisi ini disamping orang-orang harus melakukan olahraga

rutin.

B. Gangguan Saluran Pencernaan

1. Gastritis (Upper Abdominal Syndrome)

Gangguan pencernaan bagian atas yang secara umum dikenal sebagai penyakit “maag”
merupakan gangguan saluran cerna yang cukup sering dikeluhkan. Selain disebabkan oleh faktor
organik seperti adanya luka/peradangan pada saluran cerna bagian atas (lambung), gangguan ini
juga dihubungkan dengan faktor psikologis mendasarinya. Gangguan ini ditandai antara lain oleh
adanya rasa sakit dan atau rasa penuh di daerah epigastrium (ulu hati), kanan atau kiri di bawah
lengkung iga.

Rasa sakit bersifat membakar atau samar-samar, tidak jarang menjalar, intensitasnya
sedang, menghebat karena makanan atau langsung setelah makan, tidak ada hubungannya dengan
kejadian tertentu. Gejala-gejala lain yang timbul antara lain gangguan menelan, eruktasi
(bersendawa), pirosis (merasa terbakar dan rasa asam atau pahit), mual dan muntah, kembung
(meteorismus), dan lain-lain.

Penderita gastritis biasanya menunjukkan perubahan yang cukup mencolok yaitu sikap
depresi. Seringkali penderita menyalahkan lingkungan atau makanannya, tetapi ternyata dengan
diet (makanan) juga tidak mengurangi rasa sakitnya. Keseimbangan yang rapuh yang mudah
menjadi runtuh dapat terlihat ketika penderita mengalami keluhan pada saluran cernanya dan jelas
terlihat adanya ketergantungan pada objek yang memanjakannya.

2. Sindrom Fungsional Hipogastrium (Lower Abdominal Syndrom)

Gangguan pencernaan yang mengenai saluran cerna bagian bawah ini juga dikenal sebagai
spastic colon, irritable colon, colitis nervosa, dan obstipasi spastic. Penderita penyakit ini akan
mengeluhkan rasa sakit pada perut, biasanya di bawah pusat, diare atau obstipasi (sembelit). Bila
terjadi obstipasi, feses penderita dapat keluar berbentuk seperti potlot atau tahi kambing (obstipasi
spastik). Faktor psikologis yang berperan pada penderitanya yaitu adanya harapanharapan untuk
meminta lebih banyak lagi dari orang lain karena mereka telah memberi banyak pada orang
tersebut.

3. Aerofagi

Gejala yang timbul dari gangguan saluran cerna ini adalah berupa rasa sakit perut dan perut
dirasakan penuh dan membengkak, hal ini dibuktikan dengan bersendawa (belching) yang keras
bertubi-tubi. Simtom ini terutama ditemukan pada meraka yang bergantian menelan dan
mengeluarkan udara. Bila tidak dapat bersendawa, maka perut akan terasa kembung
(meteorismus) dan kentut (flatus) yang tidak berbau. Karena penyebab yang mendasari gangguan
ini adalah faktor psikologis (setelah hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya penyebab organik
yang mendasari nya) dari penderitanya maka selain memberikan pengobatan yang dapat
mengurangi gejala yang dialami penderitanya maka psikoterapi juga dibutuhkan untuk
menghilangkan atau setidaknya mengurangi gangguan ini.
4. Mencret (Diare)

Diare terjadi karena adanya rangsangan yang berlebihan pada mukosa usus sehingga
gerakan otot usus meningkat dan makanan kurang terserap secara sempurna. Diare termasuk
gangguan perncernaan yang paling sering muncul terutama pada anak-anak. Diare akut kalau anak
mencret lebih dari 4 kali sehari. Penyebabnya bisa infeksi, bisa juga hanya karena salah makan,
sebagai contoh makanan yang tidak sesuai dengan usia anak, misalnya sudah diberikan makan
padat sebelum waktunya. 8 Faktor kebersihan juga menjadi sebab diare. Diare yang disebabkan
bakteri atau salah makan adalah penyebab utama gangguan pencernaan pada anak di bawah 5
tahun (Balita). Selain itu, ada juga diare akibat cacingan.

5. Heartburn Heartburn

adalah nyeri akut yang dirasakan di daerah epigastrium, yang dirasakan dapat menyebar ke
bagian lain dari dada atau lengan. Heartburn ini biasanya timbul setelah makan dan disebabkan
oleh refluks isi lambung ke esofagus.

6. Esofagitis

Esofagitis adalah peradangan kronik esofagus. Kelainan ini sering terjadi akibat refluks
kronik isi lambung ke dalam esofagus. Apabila hal ini terjadi, lapisan mukosa esofagus dapat
mengalami tukak oleh asam. Kerusakan lapisan mukosa dapat menyebabkan peradangan kronik,
spasme otot, dan pembentukan jaringan parut di esofagus, yang dapat menyebankan terhambatnya
makanan. Gejala klinis:

 Nyeri seperti terbakar di epigastrium

 Muntah

 Disfagia (kesulitan menelan)

7. Peritonitis

Peritonitis adalah peradangan peritoneum, suatu membran yang melapisi rongga abdomen.
Perionitis biasnya terjadi akibat masuknya bakteri dari saluran cerna atau organ-organ abdomen ke
dalam ruang peritoneum melalui perforasi usus atau rupturnya suatu organ. Gejala klinis:
 Nyeri, terutama di atas daerah yang meradang

 Peningkatan kecepatan denyut jantung akibat hipovolemia karena perpindahan cairan ke


dalam perinium

 Mual dan muntah

 Abdomen yang kaku

8. Sembelit (Konstipasi)

Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan dengan gejala mengalami pengerasan
feses yang sulit untuk dibuang yang dapat menyebabkan kesakitan pada penderitanya. Konstipasi
dapat disebabkan oleh pola makan, hormon, efek samping obat-obatan, dan juga karena kelainan
anatomis. Biasanya, konstipasi disebabkan karena defekasi yang tidak teratur sehingga feses
mengeras dan sulit dikeluarkan. Pengobatan konstipasi dapat dilakukan dengan mengubah pola
makan, obat pencahar (laksatif), terapi serat, dan pembedahan, walaupun pilihan terakhir jarang
dilakukan. Konstipasi hebat disebut juga dengan obstipasi. Gangguan pada sistem pencernaan juga
bisa disebabkan karena stres. Sebab stres dapat mempengaruhi sistem saraf dalam tubuh.
Sementara penanganan untuk yang susah BAB, harus dilihat dulu apa penyebabnya.

9. Wasir atau hemoroid

Wasir atau hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah balik (vena) di dalam anyaman
pembuluh darah. Keluhan pertama kali yaitu darah segar menetes setelah buang air besar (BAB).
Biasanya tanpa disertai rasa nyeri dan gatal di anus. Pencegahannya adalah perlu diet tinggi serat
dengan makan sayur sayuran dan buah-buahan yang bertujuan membuat volume tinjanya besar,
tetapi lembek, sehingga saat BAB, karena tidak perlu mengejan dapat merangsang wasir.

10. Kanker usus

Kanker usus merupakan penyakit ketiga yang menjadi penyebab kematian di seluruh
dunia. Studi pada manusia juga menunjukan keseluruhan jumlah kalsium yang dikonsumsi sangat
positif dalam mengurangi tingkat dari resiko kanker susu ini. Setiap kenaikan 1.000 miligram
kalsium sehari atau lebih akan mempu mengurangi 15% resiko dari kanker usus pada wanita dan
10% pada 10 pria. Konsumsi susu dan kalsium bisa mengurangi resiko terkena kanker usus. Keju
dan yoghurt juga merupakan hasil olahan dari susu. Cara terbaik untuk mencegah dan mengurangi
risiko kanker usus adalah dengan mengkonsumsi makanan yang seimbang antara buah, sayuran,
dan kalori. untuk mengurai proses penimbunan lemak.

Patofisiologi

Setelah liver membuka sejumlah agen seperti virus, liver menjadi membesar dan terjadi

peradangan sehingga dalam kuadran kanan atas terasa sakit dan tidak nyaman . Sebagai kemajuan

dan kelanjutan proses penyakit , pembelahan sel-sel hati yang normal berubah menjadi peradangan

yang meluas, nekrosis dan regenerasi dari sel-sel hepar. Meningkatnya penekanan dalam lintasan

sirkulasi disebabkan karena virus masuk dan bercampur dengan aliran darah kedalam pembelahan

jaringan-jaringan hepar ( sel-sel hepar ) . Oedema dari saluran-saluran empedu hati yang terdapat

pada jaringan intrahepatik menyebabkan kekuningan.

Data spesifik pada patogenesis hepatitis A , hepatitis C , hepatitis D , dan hepatitis E sangat

terbatas . Tanda-tanda investigasi mengingatkan pada manifestasi klinik dari peradangan akut

HBV yang ditentukan oleh respon imunologi dari klien . Komplex kekebalan – Kerusakan

jaringan secara tidak langsung memungkinkan untuk manifestasi extrahepatik dari hepatitis akut B

. Hepatitis B diyakini masuk kedalam sirkulasi kekebalan tubuh tersimpan dalam dinding

pembuluh darah dan aktif dalam sistem pengisian. (Dusheiko,1990) . Respon-respon klinik terdiri

dari nyeri bercampur sakit yang terjadi dimana-mana.Phase atau tahap penyembuhan dari hepatitis

adalah ditandai dengan aktifitas fagositosis dan aktifitas enzym , perbaikan sel-sel hepar . Jika

tidak sungguh-sungguh komplikasi berkembang , sebagian besar penyembuhan fungsi hati klien

secara normal setelah hepatitis virus kalah . Regenerasi lengkap biasanya terjadi dalam dua sampai

tiga bulan .
Hati dan kandung empedu terletak di perut kanan bagian atas, dan keduanya dihubungkan

oleh suatu saluran yang dikenal sebagai duktus biliaris (saluran empedu). Meskipun memiliki

saluran penghubung dan keduanya berperan dalam fungsi yang sama, tetapi hati dan kandung

sangat berbeda satu sama lain. Hati berbentuk seperti baji dan merupakan pabrik kimia pada

tubuh manusia. Hati merupakan suatu organ kompleks yang melaksanakan berbagai fungsi vital,

mulai dari mengatur kadar bahan kimia dalam tubuh sampai menghasilkan zat-zat pembekuan

darah. Kandung empedu berbentuk seperti buah pir dan merupakan tempat penyimpanan empedu

(cairan pencernaan yang dihasilkan oleh hati).

1. Hati

Hati merupakan organ tubuh yang paling besar dan paling kompleks.

Salah satu fungsi utamanya adalah menghancurkan zat-zat yang berbahaya yang diserap dari usus

atau dibuat di bagian tubuh lainnya, kemudian membuangnya sebagai zat yang tidak berbahaya ke

dalam empedu atau darah. Zat di dalam empedu ini masuk ke dalam usus lalu dibuang melalui

tinja. Zat di dalam darah disaring oleh ginjal dan dibuang melalui air kemih.

Hati menghasilkan sekitar separuh kolesterol tubuh, sisanya berasal dari makanan. Sekitar

80% kolesterol yang dibuat di hati digunakan untuk membuat empedu. Kolesterol merupakan

bagian penting dari setiap selaput sel dan diperlukan untuk membuat hormon-hormon tertentu

(termasuk hormon estrogen, testosteron dan hormon adrenal).

Hati juga merubah zat-zat di dalam makanan menjadi protein, lemak dan karbohidrat. Gula

disimpan di dalam hati sebagai glikogen dan kemudian dipecah serta dilepaskan ke dalam aliran

darah sebagai glukosa, sesuai dengan kebutuhan tubuh (misalnya ketika kadar gula darah terlalu

rendah).
Fungsi lainnya dari hati adalah membuat berbagai senyawa penting, terutama protein, yang

digunakan tubuh untuk menjalankan fungsinya.Salah satu senyawa yang dihasilkan, diperlukan

dalam proses pembekuan darah ketika terjadi perdarahan. Senyawa ini dikenal sebagai faktor

pembekuan.

Hati menerima darah dari usus dan jantung.Pembuluh darah kecil (kapiler) di dinding usus

mengalirkan darahnya ke dalamvena porta, yang akan masuk ke dalam hati. Selanjutnya darah

mengalir melalui saluran-saluran kecil di dalam hati, dimana zat gizi yang dicerna dan berbagai

zat yang berbahaya diproses.Arteri hepatika membawa darah dari hati ke jantung. Darah ini

membawa oksigen untuk jaringan hati, kolesterol dan zat lainnya.Darah dari usus dan jantung

kemudian bercampur dan mengalir kembali ke dalam jantung melalui vena hepatika.

Kelainan fungsi hati bisa digolongkan ke dalam 2 kelompok utama:

1) Kelainan yang disebabkan oleh gangguan fungsi sel sel di dalam hati (misalnya 

sirosis atau hepatitis)

2) Kelainan yang disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran empedu dari hati melalui

saluran empedu (misalnya batu empedu.

2. Kandung Empedu

Kandung empedu merupakan kantong otot kecil yang berfungsi untuk menyimpan empedu
(cairan pencernaan berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati).Empedu mengalir dari
hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, lalu keduanya bergabung membentuk duktus
hepatikus utama.Duktus hepatikus utama bergabung dengan saluran yang berasal dari kandung
empedu (duktus sistikus) membentuksaluran empedu utama.Saluran empedu utama masuk ke usus
bagian atas padasfingter Oddi, yang terletak beberapa sentimeter dibawah lambung.
Sekitar separuh empedu dikeluarkan diantara jam-jam makan dan dialirkan melalui duktus sistikus
ke dalam kandung empedu. Sisanya langsung mengalir ke dalam saluran empedu utama, menuju
ke usus halus.Jika kita makan, kandung empedu akan berkontraksi dan mengosongkan empedu ke
dalam usus untuk membantu pencernaan lemak dan vitamin-vitamin tertentu.
Empedu terdiri dari:
1, garam-garam empedu
2. elektrolit
3. pigmen empedu (misalnya bilirubin)
4. kolesterol
5. lemak.

Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil
pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan penyerapan
lemak.Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang
larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus. Hemoglobin yang berasal dari
penghancuran sel darah merah dirubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan
dibuang ke dalam empedu. Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi
empedu juga disekresi dalam empedu.

Batu kandung empedu bisa menyumbat aliran empedu dari kandung empedu, dan menyebabkan
nyeri (kolik bilier) atau peradangan kandung empedu (kolesistitis).
Batu juga bisa berpindah dari kandung empedu ke dalam saluran empedu, sehingga
terjadi jaundice (sakit kuning) karena menyumbat aliran empedu yang normal ke usus.
Penyumbatan aliran empedu juga bisa terjadi karena adanya tumor. (source: medicastore.com)

C. Diet Pada Penyakit Saluran Pencernaan

1. Diet Saluran Cerna Atas

a. Diet Disfagia : Disfagia adalah kesulitan menelan karena adanya gangguan aliran makanan
pada saluran cerna. Hal ini dapat terjadi karena kelainan sistem saraf menelan, pascastoke dan
adanya massa atau tomor yang menetupi saluran cerna.

Tujuan diet disfagia adalah :


1) Menurunkan risiko aspirasi akibat masuknya makanan ke dalam saluran pernapasan.

2) Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi dan cairan.

Syarat-syarat diet disfagia adalah:

1) Cukup energi, protein dan zat gizi lainnya.

2) Mudah dicerna, porsi makanan kecil dan sering diberikan.

3) Cukup cairan.

4) Bentuk makanan bergantung pada kemampuan menelan,. Diberikan secara bertahap,dimulai


dari makanan cair penuh atau cair kental, makanan saring dan makanan lunak.

5) Makanan cair jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan tersedak atau aspirasi.

6) Cara pemberian makanan dapat per oral atau melalui pipa (selang) atau sonde.

Disfagia dapat terjadi pada lansia, adanya gangguan saraf menelan, tumor esofagus dan
pascastoke. Bentuk makanan bergantung pada cara pemberian. Bila diberikan melalui pipa,
makanan diberikan dalam bentuk makanan cair penuh, bila diberikan per oral maka makanan
diberikan dalam bentuk makanan cair kental, saring, atau lunak.

b. Diet Pasca-Hematemesis-Melena : Hematemesis-melena adalah keadaan muntah dan buang


air besar berupa darah akibat luka atau kerusakan pada saluran cerna.

Tujuan diet pasca-hematomesis-melena adalah:

1) Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan istirahat pada saluran cerna,


mengurangi risiko perdarahan tulang dan mencegah aspirai.

2) Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin. Syarat diet :

a. Tidak merangsang sal.cerna

b. Tidak meninggalkan sisa


c. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk
memberikan istirahat pada lambung

d. Diet diberikan jika perdarahan pada lambung atau duodenum sudah tidak ada Diet
pasca-hematemesis-melena diberikan dalam bentuk makanan cair jernih, tiap 2-3 jam pasca
perdarahan. Nilai gizi makanan ini sangat rendah, sehingga diberikan selama 1-2 hari saja.

c. Diet Penyakit Lambung : Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan
kronis, ulkus peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan “dumping syndrome”
dan kanker lambung. Gangguan gastrointestinal sering d hubungkan dengan emosi atau
psikoneurosis dan makan terlalau cepat karena kurang di kunyah serta terlalu banyak merokok.
Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma distepsia, yaitu kumpulan gejaa yang terdiri
dari mual, muntah, nyeri efigastrium, kembung, nafsu makan berkurang dan rasa cepat kenyang.

Tujuan Diet

Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makan dan cairan secukupnya
yang tidak meberatkan lambung serta mencegah dan menetralakn sekresi asm lambung yang
berlebihan. Syarat Diet

1. Mudah cerna, porsi kecil dan sering di berikan.

2. Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.

3. Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energy total yang di tingkatkan secara
bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.

4. Rendah serat, terutama serat tidak arut air yang di tingkatkan secara bertahap.

5. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.

6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis,
maupun kimia ( disesuaikan daya terima perorangan).

7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak di anjurkan minum
susu terlalu banyak.
8. Makan secara perlahan di lingkunan yang tenang.

9. Pada fase akut dapat diberikan makan parenteral saja selama 24 – 48 jam untuk member
istirahat pada lambung.

Macam Diet Dan Indikasi

Pemberian Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus pektikum, tifus
abdominalis, dan paska bedah saluran cerna atas.

Diet Lambung I

Diet lambung I diberikan pada pasien ulkus peptikum akut, ulkus peptikum perdaarahan,
oeseophagitis dan gastritis akutserta penderita tifus abdominalis berat. Makanan diberikan berupa
susu dan bubur susu dan hanya diberikan selama 2 hari saja karena membosankan serta kurang
energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C. Makanan diberikan dalam porsi kecil tiap 3 jam. Bahan
makanan yang diberikan sehari

Bahan makanan Berat (gr) Urt

SUSU 1800 9 gls

Maizena 60 12 sdm

Gula pasir 90 9 sdm

Nilai Gizi

Kalori 1630 gr Besi 2,0 mg

Protein 58 gr Vitamin A 2340 SI

Lemak 63 gr Tiamin 0,5 mg

Hidrat arang 213 gr Vitamin C 18mg

Kalsium 2,6 gr
Pembagian makanan sehari

Pukul 07.00 bubur susu 200 ml = 1 gls

Susu 200ml = 1 gls

Pukul 10.00 susu 200ml = 1 gls

Pukul 13.00 bubur susu 200ml = 1gls

Susu 200 ml = 1 gs

Pukul 15.00 susu 200ml = 1 gls

Pukul 18.00 bubur susu 200 ml = 1 gls 14

susu 200ml = 1 gls

Pukul 20.00 susu 200ml = 1 gls

Diet Lambung II

Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, setelah fase akut dapat
diatasi kepada pasien tifus abdominalis dengan suhu tubuh tinggi dan sesudah operaasi saluran
pencernaan. Makanan berbentuk saring atau cincang, tiap 3 jam.Sebaiknya diberikan selama
beberapa hari saja karena membosankan.

Bahan Makanan Sehari

Bahan makanan Ber at (g) Urt

Beras 60 2 gls bubur saring

Maizena 50 10sdm

Biskuit 20 2 buah

Daging 100 ½ glssaring


Telur 150 3 btr

Susu segar 900 4 gls

Pepaya 200 1 gls saring

Sayuran 100 1 gls

Margarine 20 2 sdm

Gula pasir 70 7 sdm

Nilai Gizi

Energi 1990 kkal Besi 12,8 mg

Protein 73 g Vitamin A 10103SI

Lemak 84 g Tiamin 0,9 mg

Karbohidrat 236 g Vitamn C 174 mg

Kalsium 1,2g 15

Pembagian Bahan Makanan Sehari

Pagi

maizena 20 g = 4 sdm

telur 50 g = 1 btr

susu 300 g = 1,5 gls

gula pasir 20 g = 2 sdm

Pukul 10.00

Maizena 15 gr = 3 sdm
Susu 300 gr = 1,5 gls

Gula pasir 20 gr = 2 sdm

Siang dan sore

beras 30 g = 1 gls bubur saring

daging 50 g = 0,5gls saring

margarine 10 g = 1 sdm

telur 50 g = 1 btr

sayuran 50 g = 0,5 gls saring

pepaya 100 g = 0,5 gls saring

Pukul 16.00

Maizena 15 gr = 3sdm

Susu 100ml = 0,5 gls

Gula pasir 20 gr = 2 sdm

Pukul 20.00

Susu 200ml = 1 gls

Gula pasir 10 gr = 1sdm

Biscuit 20 gr = 2 bh 16

Contoh Menu Sehari

Pagi Pukul 10.00

Bubur susu pudding + saos susu

Telur setengah matang susu


susu

Siang Pukul 16.00

bubursaring/bubur tepung bubur susu

semur daging saring teh manis

telur setengah matang

sayur saring

sari kelapa

Pukul 18.00

Biskuit

Susu

Diet Lambung III

Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II pada pasien dengan
ukus peptikum, tifus abdominalis yang suhu tubuhnya sudah kembali normal. Makanan yang
berbentuk lunak atau yang bergantung pada toleransi pasien. Diberikan 6 kali sehari dengan porsi
kecil.Makanan ini cukup energy, protein, mineral, vitamin C dan kurang tiamin.

Bahan Makanan Sehari

Bahan makanan Ber at (g) Urt

Beras 90 2 ¾ gls bubur

Maizena 30 6 sdm

Roti 40 2 ptg

Daging 100 2 ptg sdg


Telur 100 172 btr

susu 600 3 gls

Sayuran 200 2 gls

Buah 200 2 ptg sdg papaya

Margarin 35 3,5 sdm

Gula pasir 70 7 sdm

Nilai Gizi

Energy 1921 kkal Besi 17,8 mg

Protein 61 g Vitamin A 10469 SI

Lemak 74 g Tiamin 0,8 mg

Karbohidrat 257 g Vitamn C 134 mg

Kalsium 0,8g

Pembagian Bahan Makanan Sehari

Pagi Pukul 10.00

beras 30 g = 1 gls bubur maizena 15 g = 3 sdm

telur 50 g = 1 btr gula pasir 25 g = 2,5 sdm

sayuran 50 g = 0,5 gls susu 300 g = 1,5 gls

gula pasir 10 g = 1 sdm

margarin 5 g = 0,5 sdm

Siang Pukul 16.00


beras 30 g = 1 gls bubur maizena 15 g = 3 sdm

daging 50 g = 1 ptg sdg susu 300 g = 1,5 gls


margarin 10 g = 1sdm gula pasir 25 g = 2,5 sdm

sayuran 74 g = ¾ gls 18

pepaya 100 g = 1 ptg sdg

Sore Pukul 20.00

Beras 30 g = 1 gls bubur Roti 40 gr = 2 ptg

Daging 50 g = 1 ptg sdg margarine 10 gr = 1 sdm

Sayuran 75 g = ¾ gls telur 50 gr = 1 btr

Pepaya 100 g = 1 ptg sdg Gula pasir 10 gr = 1 sdm

Margarin 10 g = 1 sdm

Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan

Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan

Sumber karbohidrat Beras ditim, nasi; Beras ketan, mi, bihun,


kentang direbus, dipure; bulgur, jagung, cantel,
macaroni, mi, bihun ubi, singkong, tales,
direbus; roti, biscuit, cake, dodol dll kue yang
krekers; tepung- terlalu manis dan gurih
tepungan dibuat pudding
Sumber protein hewani Daging, ikan ,ayam
atau bubur
yangdigoreng,daging
Daging sapi empuk, babi; telur diceplok atau
hati, ikan, ayam direbus, digoreng.
disemur, ditim,
dipanggang; telur ayam
direbus, didadar, ditim,
Sumber protein nabati
diceplok air dan
dicampur dalam Tahu, tempe digoreng;

makanan; susu. kacang tanah, kacang


merah, kacang tolo. .
Tahu, tempe disrebus,
ditim, ditumis; kacang
Sayuran
hijau direbus dan Sayuran lain dimasak
dihaluskan dan sayuran mentah

Sayuran yang tidak


banyak serat dan tidak
menimbulkan gas
Buahbuahan dimasak; bayam, buncis,
kacang panjang, bit,
Buah yang tinggi serat
labu siam, labu kuning,
atau dapat menimbulkan
wortel, tomat direbus
gas seperti jambu biji,
dan ditumis.
nanas, kedondong,
Lemak durian, nangka; buah
yang dikeringkan.
Papaya, pisang, sawo
jeruk manis, sari buah,
pir dan peach dalam
Macam-macam lemak
Minuman kaleng.
hewan, santan.

Teh kental, minuman


Bumbu yang mengandung soda
dan alcohol, kopi.
Margarine dan mentega
Lombok, bawang,
merica, cuka, dan
sebagainya yang tajam.
Sirup, teh encer.

Gula, garam,
vetsin,dalam jumlah
terbatas; kunci, kencur,
jahe, kunyit, terasi, laos,
saam sereh.

Contoh Menu Sehari

Pagi Siang Malam

nasi tim/nasi nasi tim/nasi nasi tim/nasi

telur ½ matang semur daging giling sup daging giling

setup wortel setup bayam tumis labu siam + tomat

Teh manis papaya pisang

Pukul 10.00 Pukul 16.00 Pukul 20.00

pudding maizena+saos sirup kue talam roti bakar susu orak arik telur

Diet Lambung IV

Diet lambung IV diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet lambung III atau
kepada pasien ulkus peptikum ringan, gastritis ringan, esofagus ringan, serta tifus abdominalis
yang hampir sembuh. Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan biasa, tergantung toleransi
pasien. Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi.
Bahan makanan yang diberikan sehari

Bahan makanan Berat (g) Urt

Beras 200 4 gls tim

Maizena 15 3 sdm

Biscuit 20 2 bh

Daging 100 2 ptg sdg

Telur 50 1 btr

Susu 400 2 gls

Tempe 100 4 ptg sdg

Sayuran 200 2 gls

Buah 200 2 ptg pepaya sdg

Minyak 25 2,5 sdm

Gula pasir 40 4 sdm

Nilai gizi

Kalori 2.080 kkal Zat besi 21,3 mg

Protein 74 gr Vitamin A 9055 SI

Lemak 65 gr Thiamin 0,9 mg

Karbohidrat 303 gr Vitamin C 132 mg

Kalsium 0,8 g

Pembagian makanan sehari


Pagi Pukul 10.00

Beras 50 gr = 1 gls tim maizena 15 gr = 3 sdm

Telur 50 gr = 1 btr susu 200 gr = 1 gls

Sayuran 50 gr = ½ gls gula pasir 20 gr = 2 sdm

Gula pasir 10 gr = 1 sdm Minyak 5 gr = ½ gls

Siang dan Sore Pukul 16.00

Beras 75 gr = 1 ½ gls tim biscuit 20 gr = 2 bj

Daging 50 gr = 1 ptg sdg susu 200 gr = 1 gls

Tempe 50 gr = 2 ptg sdg gula pasir 10 gr = 1 sdm

Sayuran 75 gr = ¾ gls

Papaya 100 gr = 1 ptg sdg

Minyak 10 gr = 1 sdm

2. Diet Penyakit Saluran Cerna Bawah

a. Diet Penyakit Usus Inflamatorik (Inflammatory Bowel Disease)

Penyakit usus inflamatorik adalah peradangan terutama pada ileum dan usus besar dengan
gejala diare, disertai darah, lendir, nyeri abdomen, berat badan berkurang, demam dan
kemungkinan terjadi streatorea (adanya lemak dalam feses). Penyakit ini dapat berupa Kolitis
Ulseratif dan Chron’s Disease.

Tujuan diet penyakit inflamatorik adalah:

1. Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.

2. Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang.


3. Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut.

4. Mengistirahatkan usus pada masa akut.

Syarat-syarat diet penyakit usus inflamatorik adalah:

1. Pada feses akut dipuasakan dan diberi makanan secara parenteral saja.

2. Bila fase akut teratasi, pasien diberi makanan secara bertahap, mulai dari bentuk cair
(peroral maupun enteral), kemudian meningkat menjadi siet sisa rendah dan serat rendah.

3. Bila gejal ahilang dapat diberikan makanan biasa.

4. Kebutuhan gizi, yaitu :

a. Energi dan protein tinggi.

b. Suplemen vitamin dan mineral antara lain vitamin A, C, D asm folat, vitamin B12,
kalsium, zat besi, magnesium dan seng.

5. Makanan enteral rendah atau bebas laktosa dan mengandung asam lemak rantai sedang
(medium chain trygliceride = MTC) dapat diberikan karena sering terjadi intoleransi laktosa
dan malabsorpsi lemak.

6. Cukup cairan dan elektrolit.

7. Menghindari makanan yang mengandung gas.

8. Sisa rendah dan secara bertahap kembali ke makanan biasa

b. Diet Penyakit Divertikular

Penyakit divertikular terdiri atas penyakit Divertikulosis dan Divertikulitis. Penyakit


Divertikulosis yaitu adanya kantong-kantong kecil yang terbentuk pada dinding kolon yang terjadi
akibat tekanan intrakolon yang tinggi pada konstipasi kronik. Hal ini terutama terjadi pada usia
lanjut yang makanannya rendah serat. Penyakit Divertikulitis terjadi bila penumpukan sisa
makanan pada divertikular menyebabkan peradangan. Gejala-gjalanya antar alain kram pada
bagian kiri bawah perut, mual, kembung, muntah, konstipase atau diare, menggigil dan demam.
Tujuan Diet Penyakit Divertikulosis

1. Meningkatkan volume dan konsistensi fees.

2. Menurunkan tekanan intra luminal.

3. Mencegah infeksi.

4. Mengistirahatkan usus untuk mencegah perforasi.

5. Mencegah akibat laksatif dari makanan berserat tinggi.

Syarat-syarat Diet Penyakit Divertikulosis

1. Kebutuhan energi dan zat-zat gizi normal.

2. Cairan tinggi, yaitu 2-2,5 liter sehari.

3. Serat tinggi.

4. Mengusahakan asupan energi dan zat-zat gizi cukup sesuai dengan batasan diet yang
ditetapkan.

5. Bila ada pendarahan, dimuali dengan makanan cair jernih.

6. Makanan diberikan secara bertahap, dimulai dari diet sisa rendah I kediet sisa rendah II
dengan konsistensi yang sesuai.

7. Hindari makanan yang banyak mengandung biji-biji kecil, seperti tomat, jambu biji dan
stroberi yang dapat menumpuk dalam divertikular.

8. Bila perlu diberi makanan enteral rendah atau bebas laktosa.

Diet Penyakit Hati

Tujuan Terapi Diet Penyakit Hati

1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati

2. Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut


3. Mencegah katabolisme protein

4. Mencegah penurunan berat badan

5. Mencegah/mengurangi asites,varises esophagus,dan hipertensi portal

6. Mencegah koma hepatik

Prinsip diet yang harus di perhatikan

1. Pemberian suplemen vitamin mineral untuk memberikan 100-200% AKG

2. Pembatasan garam bila terdapat asites dan edema

3. Higiene makanan dan minuman juga perlu diperhatikan karena salah satu penyebab

peningkatan amonia

Syarat diet penyakit hati

1. Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein yang diberikan secara bertahap sesuai

kemampuan pasien yaitu 40-45 kkal/kgBB

2. Lemak cukup,yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk mudah dicerna

3. Protein agak tinggi, yaitu 1,25-1,5 g/kgBB agar terjadi anabolisme protein

4. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi.

5. Natrium diberikan rendah tergantung tingkat edema dan asites

6. Cairan diberikan lebih dari biasa

7. Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah atau makanan biasa sesuai

kemampuan saluran cerna

8. Menghindari pemberian makanan yang merangsang

Jenis diet khusus penyakit hati

1. Hal ini didasarkan pada gejala dan keadaan penyakit pasien

2. Jenis diet penyakit hati tersebut adalah


 Diet hati I (DH I)

 Det hati II (DH II)

 Diet hati III (DH III)

 Selain itu juga menyertakan diet garam rendah

a) Diet garam rendah diberikan kepada pasien dengan edema,asites atau hipertensi

berat.Pada pengolahan makanannya tidak menambahkan garam dapur. Dihindari bahan

makanan yang tinggi kadar natriumnya

b) Kadar natrium pada diet rendah garam I adalah 200-400 mg Na

A. Diet Hati I (DH I)

Diet Hati I diberikan bila pasien dalam keadaan akut atau bila prekoma sudah dapat diatasi

dan pasien sudah mempunyai nafsu makan. Melihat keadaan pasien, makanan diberikan dalam

bentuk cincang atau lunak. Pemberian protein dibatasi (30 g/hari) dan lemak diberikan dalam

bentuk mudah dicerna. Formula enteral dengan asam amino rantai cabang (Branched Chain

Amino Acid/BCAA) yaitu leusin, isoleusin, dan valin dapat digunakan. Bila ada asites dan diuresis

belum sempurna pemberian cairan maksimal 1 liter/hari.

Makanan ini rencdah energi, protein, kalsium, zat besi dan tiamin; karena itu sebaiknya diberikan

selama beberapa hari saja. Menurut beratnya retensi garam/air, makanan diberikan sebagai diet

hati 1 garam Rendah. Bila ada asites henbat dan tanda-tanda diuresis belum mebaik, diberikan

Diet Rendah Garam I. Untuk menambah kandungan energi, selain makanan peroral juga diberikan

makanan parenteral berupa cairan glukosa.

Bahan Makanan Sehari

Makanan Padat

Bahan Makanan Berat(g) urt


Beras 100 4 gels bubur

Telur ayam 50 1 btr

Maizena 20 4 sdm

Daging 50 1 ptg sdg

Sayuran 200 2 gls

Buah 300 3 prg sdg

pepaya

Margarin 30 20 sdm

Gula pasir 100 10 sdm

Tabel 1

Makanan Padat + Formula Enteral BCAA (Branched Chain Amino Acid)

Bahan Makanan Berat(g) urt

Beras 100 4 gels bubur

Maizena 20 4 sdm

Daging 50 1 ptg sdg

Sayuran 200 2 gls

Buah 300 3 prg sdg pepaya

Margarin 30 20 sdm

Formula BCAA 750 ml 3 ¼ gls

Gula pasir 25 2        ½ sdm

Tabel 2

B. Diet Hati II (DH II)


Diet Hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet I kepada pasien yang nafsu

makannya cukup. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa.

Protein diberikan 1 g/ Kg BB dan lemak sedang (20-25% dari kebutuhan energi total) dalam

bentuk yang mudah dicerna.

Makanan ini cukup mengandung energi, zat besi, vitamin A dan C, tetapi kurnag kalsium

dan Thiamin. Menurut beratnya retensi garam/air, makanan diberikan sebagai diet hati II Garam

Rendah. Bila asites hebat dan diuresis belum baik, diet mengikuti pola Diet Garam Rendah I.

Bahan Makanan Sehari

Bahan Makanan Berat(g) Urt

Beras 200 4 gls tim

Maizena 40 8 sdm

Daging 100 2 ptg sdg

Telur Ayam 50 1 btr

Tempe 50 2 ptg sdg

Sayuran 200 2 gls

Buah 300 3 prg sdg

pepaya

Minyak 25 2 ½ sdm

Gula pasir 70 7 sdm

Tabel 3

C. Diet Hati III (DH III)


Diet Hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II atau kepada pasien

Hepatitis akut(Hepatitis Infeksiosa/A dan Hepatitis Serum?B) dan sirosis hati yang nafsu

makannya telah baik, telah dapat menerima protein dan tidak menunjukan gejala sirosi hati aktif.

Menurut kesanggupan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Makanan

ini mengandung cukup energi, protein, lemak, mineral dan vitamin tapi tinggi karbohidrat.

Menurut beratnya retensi garam/air, makanan diberikan sebagai Diet Hati III Garam Rendah I.

A. Bahan Makanan Sehari

Bahan Makanan Berat(g) urt

Beras 250 5 gels tim

Maizena 20 4 sdm

Daging 100 2 ptg sdg

Telur Ayam 50 1 btr

Tempe 100 4 ptg sdg

Kacang Hijau 25 2 ½ sdm

Sayuran 200 2 gls

Buah 300 3 ptg sdg pepaya

Minyak 25 2 ½ sdm

Gula Pasir 70 7 sdm

Susu 200 1 gls

Tabel 4

B. Bahan Makanan yang Dibatasi


Bahan Makanan yang dibatasi Diet Hati I, II, dan III adalah dari sumber lemak, yaitu semua

makanan dan daging yang banyak mengandung lemak dan santan serta bahan makanan yang

menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian, dan nangka.

C. Bahan Makanan yang tidak dianjurkan

Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk Diet Hati I, II, dan III adalah makanan yang

mengandung alkohol, teh, atau kopi kental.

2.4. Diet Penyakit Empedu

Tujuan

Untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dan memberi istirahat pada kandung

empedu dengan cara :

1. Mengendalikan berat badan

2. Membatasi asupan lemak <30%

3. Membatasi konsumsi gula murni

4. Menghindari program penurunan berat badan

5. Membatasi makanan yang menyebabkan kembung

Prinsip diet kandung empedu

1. Makanan untuk sarapan pagi jangan terlalu banyak lemak

2. Gunakan susu rendah lemak atau susu skim

3. Gunakan pengganti gula seperti aspartame

4. Beli makanan cemilan rendah lemak

5. Makan sayuran yang tidak menimbulkan gas

6. Lakukan olahraga santai seperti berjalan atau bersepeda

Syarat-syarat diet penyakit kandung empedu


1. Energi sesuai kebutuhan

2. Protein agak tinggi, yaitu 1-1,25 g/kgBB

3. Pada keadaan akut lemak tidak diperbolehkan sampai keadaan akutnya mereda, sedangkan

pada keadaan kronis dapat diberikan 20-25% dari kebutuhan energi

4. Bila perlu berikan suplemen vitamin A,D,E,dan K

5. Serat tinggi terutama dalam bentuk pectin

6. Hindari bahan makanan yang dapat menimbulkan rasa kembung

7. Diet harus baik dan seimbang

8. Diet tidak boleh mengandung makanan yang merangsang dan menimbulkan gas

9. Diet rendah lemak dapat dianjurkan selama 4-6 minggu

10. Dalam keadaan akut, biasanya pasien mendapatkan cairan serta elektrolit melalui infus

Terdapat 3 jenis diet khusus penyakit kandung enpedu

1. Diet lamak rendah I

2. Diet lamak rendah II

3. Diet lemak rendah III

A. Diet lemak rendah I

1. Diet lemak rendah I diberikan kepada pasien kolesistitis dan kolelitiasis dengan kolik akut

2. Makanan yang diberikan berupa buah-buahan dan minuman manis

3. Makanan ini rendah energi dan semua zat gizi kecuali vitamain A dan C

B. Diet lemak rendah II

1. Diet lemak rendah II diberikan secara berangsur bila keadaan akut dapat diatasi dan perasaan

mual sudah berkurang

2. Menurut keadaan pasien makanan diberikan dalam bentuk cincang, lunak atau biasa.
3. Makanan ini rendah energy, kalsium dan tiamin

C. Diet lemak rendah III

1. Diet lemak rendah III di berikan kepada pasien penyakit kandung empedu yang tidak

gemuk dan mempunyai nafsu makan

2. Menurut keadaan pasien makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa

3. Makanan ini cukup energi dan semua zat gizi

4. Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk diet penyakit kandumg empedu adalah semua

makanan dan daging yang mengandung lemak, gorengan, dan makanan yamg menimbulakan

gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian, dan nangka

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran dan
mekanisme pencernaan dalam tubuh manusia. Gangguan atau kelainan dalam system pencernaan
antara lain :

a. Gastritis (Upper Abdominal Syndrome)

b. Sindrom Fungsional Hipogastrium (Lower Abdominal Syndrom)

c. Aerofagi

d. Mencret (Diare)

e. Heartburn

f. Esofagitis

g. Peritonitis h. Sembelit (Konstipasi)

i. Wasir atau hemoroid

j. Kanker usus

Diet pada gangguan saluran cerna dibagi menjadi 2 yaitu : Diet pada saluran cerna atas dan
diet pada saluran cerna bawah. Diet pada saluran cerna atas meliputi diet disfagia, diet pasca
hematemesis-melena dan diet penyakit lambung. Sedangkan pada saluran cerna bawah meliputi
diet penyakit usus inflamatorik dan diet divertikular.

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah Hati merupakan organ panting di dalam tubuh kita

yaitu salah satunya berperan dalam metabolisme protein, karbohidrat dan lemak serta masih

banyak lagi fungsi lainnya.Adapun penyakit hati yang sering kita jumpai antara lain Hepatitis dan

Sirosis hati.Hepatitis adalah pandangan hati yang disebabkan oleh toksin/infeksi virus. Sedangkan

sirosis hati itu sendiri disebabkan kerusakan hati yang menetap oleh hepatitis kronis, alkohol,

penyumbatan saluran empedu dan berbagai kelainan metabolisme lainnya.


Untuk mengatasi penyakit hati, pasien perlu mengatur pola dietnya. Adapun tujuan dalam diet

penyakit hati yaitu untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan

fungsi hati. Dalam diet penyakit hati ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, sedangkan untuk

jenis diet itu sendiri dibagi menjadi 3 yaitu Diet Hati I, Diet Hati II, Diet Hati III. Dimana masing-

masing jenis memiliki indikasi pola diet tersendiri.

Sedangkan untuk Kantung empedu terletak di bawah hati dan fungsi utamanya di dalam tubuh

adalah untuk menyimpan empedu yang dihasilkan oleh hati. Empedu membantu tubuh

memecahkan lemak dan kantung empedu bertindak sebagai  tempat penyimpanan empedu.

Penyakit kantung empedu adalah kondisi yang membuat kantung empedu meradang/membengkak

yang berakibat  gangguan berupa infeksi dan batu di dalam kandung kemih.

Untuk mengatasi penyakit empedu, pasien perlu mengatur pola dietnya juga,tujuan dari diet

penyakit empedu diantaranya untuk mengendalikan berat badan dan membatasi asupan lemak

<30%. Di dalam diet penyakit kandung empedu juga terdapat diet khusus yaitu diet lemak rendah

I,II dan III.

B. Saran

Dalam melakukan diet, hendaknya ditetapkan target waktu dan hasil; penyesuaian gejala
serta diseimbangkan dengan aktivitas olahraga sehingga diet akan tetap sehat. Penyesuaian gejala
utamanya dilakukan saat terjadi gangguan (seperti gangguan saluran cerna) dan diharuskan
melakukan diet, sehingga nantinya diet akan lebih maksimal memberikan hasil.

Setelah kita mengetahui bahwa hati dan empedu merupakan organ terpenting adalam tubuh kita

khususnya dalam proses metabolisme. Untuk itu, kita harus mampu menjaga kesehatan jalan satu-
satunya dengan selalu menjaga pola hidup sehat. Dengan cara makan makanan yang baik dan yang

bergizi.

DAFTAR PUSTAKA
Bagian Gizi RS Dr.Cipto Mangunkusumo. 1997. Penuntun Diit. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama Beck, Mary E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet – Hubungannya Dengan Penyakit – penyakit
untuk Perawat dan Dokter. Jakarta: Andi Publisher Hartono, Andry dan Kristiani. 1995. Ilmu Gizi
dan Diet Hubungannya dengan Penyakit-Penyakit untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta :
Yayasan Essentia Medica

Bagian Gizi RS Dr.Cipto Mangunkusumo. 1997. Penuntun Diit. Jakarta : PT


Gramedia Pustaka Utama
Beck, Mary E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet – Hubungannya Dengan Penyakit – penyakit
untuk Perawat dan Dokter. Jakarta: Andi Publisher
Hartono, Andry dan Kristiani. 1995. Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya dengan
Penyakit-Penyakit untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta : Yayasan Essentia
Medica

Anda mungkin juga menyukai