KELOMPOK 6
ANGGOTA KELOMPOK:
JURUSAN KEPERAWATAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Hyang Maha Esa atas segala
rahmat-NYA sehingga makalah ini dapat tersusun dengan tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Aplikasi Proses Keperawatan Pada Ibu Bersalin” ini dibuat
sebagai tugas dari dosen atas nama Ibu Nengah Runiari,
S.Kp.,S.Pd.,M.Kep.,Sp.Mat pada mata kuliah Keperawatan Maternitas.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk dapat menambah wawasan serta
pemahaman bagi para pembaca serta penulis. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih atas bantuan dan dukungan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan materi maupun pikiran untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mengidentifikasi hasil akhir kesehatan klien dan merencanakan, menerapkan, dan
mengevaluasi tindakan keperawatan yang tepat guna mencapai hasil akhir tersebut.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah sebagai berikut:
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan pada makalah ini
adalah sebagai berikut:
2
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan makalah ini menjadi bahan acuan dan pengembangan
pengetahuan umum mengenai Aplikasi Proses Keperawatan Pada Ibu
Bersalin.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan mahasiswa dan pembaca dapat mengetahui konsep umum
Aplikasi Proses Keperawatan Pada Ibu Bersalin.
3
BAB II
PEMBAHASAN
a) Anamnesis
Anamnesis bertujuan untuk mengumpulkan informasi dari ibu bersalin
tentang identitas, riwayat kesehaan, kehamilan dan persalinan.
Informasi ini digunakan dalam proses membuat keputusan klinik untuk
menentukan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan atau
perawatan yang sesuai. Hal yang akan ditanyakan pada ibu untuk
memperoleh data pengkajian, yaitu:
a. Biodata Pasien
Dalam pengumpulan biodata pasien meliputi nama, umur,
pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, agama, alamat, nomor
rekam medik, tanggal MRS, tanggal pengkajian dan identitas
penanggung jawab.
b. Data Kesehatan
Meliputi keluhan pasien datang untuk berobat terdiri dari keluhan
utama dan riwayat kesehatan.
c. Riwayat Menstruasi
Pada riwayat menstruasi hal yang akan ditanyakan mengenai
banyaknya menstruasi, keluhan saat menstruasi, HPHT (hari
pertama dan hari terakhir menstruasi), siklus menstruasi, dan lama
menstruasi.
d. Riwayat Kehamilan
Meliputi berapa kali melakukan pernikahan, lama pernikahan, dan
berapa kali hamil. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
meliputi;
a) Anak ke berapa yang sedang di kandung saat ini
b) Umur kehamilan
4
c) Penyulit saat kehamilan seperti anemia kehamilan, hiperemesis
gravidarum (HEG), abortus, kehamilan ektopik/kehamilan di
luar rahim, mola hidatidosa yaitu kehamilan abnormal dimana
seluruh villi khorialisnya mengalami perubahan hidrofobik atau
kehamilan abnormal yang isinya tidak berupa janin tapi berupa
jaringan seperti buah anggur.
d) Penyulit saat kelahiran yaitu kelainan yang mempengaruhi jalan
persalinan ditandai dengan kelambatan atau tidak adanya
kemajuan proses persalinan sehingga memerlukan intervensi
persalinan untuk mencapai well born baby dan well health
mother.
e) Komplikasi nifas seperti laserasi yaitu robekan di kulit yang bisa
mengeluarkan banyak darah, apakah terjadi infeksi, pendarahan.
Adapun pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan kepada ibu,
yaitu:
▪ Apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan antenatal? Jika
ya, periksa kartu asuhan antenatalnya (jika mungkin).
▪ Pernakah ibu mendapat masalah selama kehamilannya
(misalnya perdarahan, hipertensi, dll)?
▪ Kapan mulai kontraksi?
▪ Apakah kontraksi teratur? Seberapa sering kontraksi terjadi?
▪ Apakah ibu masih merasakan gerakan bayi?
▪ Apakah selaput ketuban sudah pecah? Jika ya, apa warna
cairan ketuban? Apakah kental atau encer? Kapan saat
selaput ketuban pecah?
▪ Apakah keluar cairan bercampur darah dari vagina ibu?
Apakah berupa bercak atau darah segar pervagina?
▪ Kapan ibu terakhir kali makan atau minum?
▪ Apakah ibu kesulitan untuk berkemih?
e. Riwayat kehamilan sebelumnya, meliputi jenis persalinan yang
dilakukan sebelumnya, penolong saat kelahiran sebelumnya apakah
di tolong oleh bidan di puskesmas atau dokter di rumah sakit, jenis
5
kelamin anak sebelumnya, berat badan saat lahir dan panjangnya.
Adapun pertanyaan yang akan disampaikan, yaitu:
▪ Apakah ada masalah selama persalinan atau kelahiran
sebelumnya?
▪ Berapa berat badan bayi yang paling besar pernah ibu
lahirkan?
▪ Apakah ibu mempunyai bayi bermasalah pada
kehamilan/persalinan sebelumnya?
f. Riwayat kehamilan saat ini meliputi Status Obstetrikus yaitu
pemeriksaan pada kehamilan yang sebagian besar dilakukan sebagai
bagian dari pemeriksaan prenatal/ ibu hamil, seperti GAPAH (G=
Gravidarum (yaitu frekuensi kehamilan), A= Aterm (yaitu anak
aterem), P= Premature (lahir premature), A= Abortus (keguguran),
H=Hidup. ANC/anteatal care kehamilan sekarang yaitu merupakan
perawatan ibu dan janin selama masa kehamilan dari trimester I-II.
g. Riwayat keluarga berencana yang meliputi akseptor KB yaitu
pasangan usia subur dimana salah seorang menggunakan salah satu
cara atau alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan.
h. Riwayat medis lainnya meliputi masalah pernafasan, hipertensi,
gangguan jantung, berkemih, dan penyakit keturunan lain.
i. Masalah medis saat ini meliputi sakit kepala, gangguan penghliatan,
pusing atau nyeri epigastrium bagian atas. Jika ada, periksa tekanan
darahnya dan protein dalam urin ibu.
j. Pola kebutuhan sehari-hari, meliputi data biopsikososial dan
spiritual ibu.
b) Kala I
Pada Kala I, pemeriksaan fisik bertujuan untuk menilai kondisi
kesehatan ibu dan bayinya serta tingkat kenyamanan fisik ibu bersalin.
Hasil pemeriksaan fisik dan anamnesis diolah untuk membuat
keputusan klinik, serta menegakkan diagnosis dan mengembangkan
rencana asuhan keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi ibu.
Menjelaskan kepada ibu dan keluarganya tentang apa yang akan
6
dilakukan, diperiksa, dan tujuannya. Anjurkan mereka untuk bertanya
dan jawab pertanyaan yang diajukan sehingga mereka memahami
pentingnya pemeriksaan. Langkah – langkah dalam melakukan
pemeriksaan fisik:
a. Melakukan kebersihan tangan sebelum memulai pemeriksaan fisik.
b. Tunjukkan sikap ramah dan sopan, tentramkan hati dan bantu ibu
agar merasa nyaman. Minta ibu menarik napas perlahan dan dalam
jika ia merasa tegang/gelisah.
c. Minta ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya.
d. Nilai kesehatan dan keadaan umum ibu, suasana hatinya, tingkat
kegelisahan atau nyeri kontraksi, warna konjungtiva, kebersihan,
status gizi dan kecukupan cairan tubuh.
e. Nilai tanda tanda vital ibu. Untuk akurasi penilaian tekanan darah
dan nadi ibu, lakukan pemeriksaan itu diantara dua kontraksi.
f. Lakukan pemeriksaan abdomen
g. Lakukan periksa dalam.
Pemeriksaan Abdomen
Adapun tujuan dilakukan pemeriksaan abdomen, yaitu:
1. Menentukan tinggi fundus
Pastikan pengukuran dilakukan pada saat uterus tidak sedang
berkontraksi menggunakan pita pengukur. Ibu dengan posisi
setengah duduk dan tempelkan ujung pita (posisi melebar) mulai
dari tepi atas simfisis pubis, kemudian rentangkan pita mengikuti
aksis/linea mediana dinding depan abdomen hingga kepuncak
fundus. Jarak Antara tepi atas simfisis pubis dan puncak fundus uteri
adalah tinggi fundus.
2. Memantau Kontraksi Uterus
Gunakan jarum detik pada jam untuk memantau kontraksi uterus.
Secara hati – hati letakkan tangan di atas uterus dan palpasi jumlah
kontraksi yang terjadi dalam kurun waktu 10 menit. Tentukan durasi
atau lama setiap kontraksi yang terjadi. Pada fase aktif, minimal
terjadi dua kontraksi akan terjadi relaksasi dinding uterus.
7
3. Memantau Denyut Jantung Janin
Gunakan fetoskop pinnards atau Doppler untuk mendengar denyut
jantung janin (DJJ) dalam rahim ibu dan untuk menghitung jumlah
denyut jantung janin per menit, gunakan jarum detik pada jam.
Tentukan titik tertentu pada dinding abdomen ibu dimana suara DJJ
terdengar paling kuat. Jika DJJ sulit untuk ditemukan, lakukan
palpasi abdomen ibu untuk menentukan lokasi punggung bayi.
Biasanya rambatan suara DJJ lebih mudah di dengar melalui dinding
abdomen pada sisi yang sama dengan punggung bayi. Nilai DJJ
selama dan segera setelah kontraksi uterus. Mulai penilaian sebelum
atau selama puncak kontraksi. Dengarkan DJJ selama minimal 60
detik, dengarkan sampai sedikitnya 30 detik setalah kontraksi
berakhir. Lakukan penilaian DJJ tersebut pada lebih dari satu
kontraksi. Gangguan kondisi kesehatan janin dicerminkan dari DJJ
yang kurang dari 120 atau lebih dari 160 kali per menit. Kegawatan
janin ditunjukan dari DJJ yang kurang dari 100 atau lebih dari 180
kali per menit. Bila demikian, baringkan ibu ke sisi kiri dan anjurkan
ibu untuk relaksasi. Nilai kembali DJJ setelah 5 menit dari
pemeriksaan sebelumnya, kemudian simpulkan perubahan yang
terjadi. Jika DJJ tidak mengalami perbaikan maka siapkan ibu untuk
segera dirujuk.
4. Menentukan Presentasi
Presentasi merupakan bagian tubuh bayi yang terletak di jalan lahir.
Untuk menentukan presentasi (bagian terbawah) bayi:
a. Berdiri di samping dan menghadap kearah kepala (minta ibu
mengangkat tungkai atas dan menekukkan lutut).
b. Untuk menentukan apakah presentasinya adalah kepala atau
bokong maka perhatikan dan pertimbangkan bentuk, ukuran
dan kepadatan bagian tersebut. Bagian berbentuk bulat, teraba
keras, berbatas tegas, dan mudah digerakkan (bila belum
masuk rongga panggul) biasanya adalah kepala. Jika
bentuknya kurang tegas, teraba kenyal, relative lebih besar dan
8
sulit terpegang secara mantap maka bagian tersebut biasanya
adalah bokong. Istilah sungsang digunakan untuk
menunjukkan bahwa bagian terbawah adalah kebalikan dari
kepala atau diidentikkan sebagai bokong.
c. Dengan ibu jari dan jari tengah dari satu tangan, pegang bagian
terbawah janin yang mengisi bagian bawah abdomen ibu.
Bagian yang berada diantara ibu jari dan jari tengah penolong
adalah penunjuk presentasi bayi.
5. Menentukan Penurunan Bagian Terbawah Janin
Pemeriksaan penurunan bagian terbawah janin ke dalam
rongga panggul melalui pengukuran pada dinding abdomen akan
memberikan tingkat kenyamanan yang lebih baik bagi ibu jika
dibandingkan dengan melakukan periksa dalam (vaginal toucher).
Selain itu, cara penilain diatas (bila dilakukan secara benar dapat
memberikan informasi yang sama baiknya dengan hasilnya periksa
dalam tentang kemajuan persalinan (penurunan bagian terbawah
janin) dan dapat mencegah periksa dalam yang tidak perlu atau
berlebihan.
Penilaian penurunan kepala janin dilakukan dengan
menghitung proporsi bagian terbawah janin yang masih berada di
atas tepi atas simfisis dan dapat diukur dengan lima jari tangan
pemeriksa (per limaan). Bagian diatas simfisis adalah proporsi yang
belum masuk pintu atas panggul dan sisanya (tidak teraba)
menunjukkan sejauh mana bagian terbawah janin telah masuk ke
dalam rongga panggul.
9
c. 3/5 jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah memasuki
rongga panggul.
d. 2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih berada
diatas simfisis dan (3/5) bagian telah turun melewati bidang
tengah rongga pangul (tidak dapat digerakkan).
e. 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian terbawah
janin yang berada diatas simfisis dan 4/5 bagian telah masuk ke
dalam rongga panggul.
f. 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari
permeriksaan luar da seluruh bagian terbawah janin sudah
masuk ke dalam rongga panggul.
Periksa Dalam
10
5. Periksa genetalia eksterna, perhatikan apakah ada luka atau
massa (benjolan) termasuk kondilomata, varikositas vulva atau
rectum atau luka parut di perineum.
6. Nilai cairan vagina dan tentukan apakah ada bercak darah,
pendarahan pervagina atau mekonium:
a. Jika ada perdarahan pervagina, jangan lakukan pemeriksaan
b. Jika ketuban sudah pecah, lihat warna dan bau air ketuban.
Jika terlihat perwarnaan mekonium, nilai apakah kental atau
encer dan periksa DJJ.
c. Jika mekonium encer dan DJJ normal, teruskan memantau
DJJ dengan seksama menurut petunjuk pada partograf. Jika
ada tanda-tanda akan terjadi gawat janin lakukan rujukan
segera.
d. Jika mekonium kental, nilai DJJ dan rujuk segera.
e. Jika tercium bau busuk, mungkin telah terjadi infeksi.
7. Dengan hati-hati pisahkan labium mayor dengan jari manis dan
ibu ajri (gunakan sarung tangan periksa). Masukkan jari-jari
telunjuk yang diikuti oleh jari tengah. Jangan mengeluarkan
kedua jari tersebut. Jangan mengeluarkan kedua jari tersebut
sampai pemeriksaan selesai dilakukan. Jika selaput ketuban
belum pecah, jangan melakukan tindakan amniotomi
(merobeknya). Alasaanya amniotomi sebelum eaktunya dapat
meningkatkan risiko infeksi terhadap ibu dan bayi serta gawat
janin.
8. Nilai vagina. Luka perut di vagina mengindikasikan adanya
riwayat robekan perineum atau tindakan episiotomy
sebelumnya. Hal ini merupakan informasi penting untuk
melakukan tindakan pada saat kelahiran bayi.
9. Nilai pembukaan dan penipisan serviks.
10. Pastikan tali pusat dan/atau bagian-bagian kecil (tangan atau
kaki) tidak teraba pada saat melakukan periksa dalam.
11
11. Nilai penurunan bagian terbawah janin dan tentukan apakah
bagian tersebut telah masuk ke dalam rongga panggul.
Bandingkan tingkat penurunan kepala dari hasil periksa dalam
dengan hasil pemeriksaan melalui dinding abdomen (perlimaan)
untuk menentukan kemajuan persalinan.
12. Jika bagian terbawah adalah kepala, pastika penunjukkan (ubun-
ubun kecil, ubun-ubun besar atau fontanela magna) dan celah
(sutura) sagitalis untuk menilai derajat penyusupan atau
tumpang tindih tulang kepala apakah ukuran kepala janin sesuai
dengan ukuran jalan lahir.
13. Jika pemeriksaan sudah lengkap, keluarkan kedua jari
pemeriksaan (hati-hati) celupakan sarung tangan ke dalam
larutan untuk dekontaminasi, lepaskan kedua sarung tangan tadi
secara terbalik dan rendam dalam larutan dekontaminasi selama
10 menit.
14. Cuci kedua tangan dan segera keringkan dengan handuk yang
bersih dan kering.
15. Bantu ibu untuk mengambil posisi yang lebih nyaman.
16. Jelaskan hasil-hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarganya.
12
3. Tentukan ada tidaknya masalah atau penyulit yang harus
ditatalaksana secara khusus.
4. Setiap kali selesai penilaian, kaji data yang terkumpul, dan buat
diagnosis berdasarkan informasi tersebut. Susun rencana
penatalaksanaan dan asuhan ibu bersalin. Penatalaksaan dan
asuhan ibu bersalin. Penatalaksaan dan asuhan ibu bersalin.
Penatalaksanaan harus didasarkan pada kajian hasil temuan dan
diagnosis.
5. Jelasakan temuan, diagnosis dan rencana enatalaksaan kepada
ibu dan keluarganya sehingga mereka mengerti tentang tujuan
asuhan yang akan diberikan.
c. Kala II
a) Pengkajian
1) Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan umum, meliputi kesadaran ibu, berat badan
sebelum hamil, berat badan sekarang, tinggi badan, dan
LILA dan tanda tanda vital.
2) Aktivitas/ istirahat
• Adanya kelelahan
• Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan
sendiri/teknik relaksasi
• Letargi
• Lingkaran hitam di bawah mata
3) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
4) Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol/sebaliknya dan respon
emosional dapat meningkat
5) Eliminasi
Keinginan untuk defekasi dan kemungkinan terjadi distensi
kandung kemih
6) Nyeri / ketidaknyamanan
13
a) Dapat merintih/menangis selama kontraksi
b) Melaporkan rasa terbakar/meregang pada perineum
c) Kaki terasa gemetar selama upaya mendorong
d) Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit dan berakhir 60-
90 detik.
7) Pernafasan
Peningkatan frekuensi pernafasan
8) Seksualitas
a) Servik dilatasi penuh (10 cm)
b) Peningkatan perdarahan pervagina
c) Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
d) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
d. Kala III
Pengkajian
1) Aktivitas/istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2) Sirkulasi
a. Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan
kembali normal dengan cepat
b. Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
c. Nadi melambat sebagai respon perubahan jantung
3) Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 200 – 300 ml
4) Nyeri/ketidaknyamanan
• Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan
robekan atau laserasi.
• Perluasan episiotomy atau laterasi jalan lahir mungkin ada.
• Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5) Seksualitas
a. Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
b. Tali pusat memanjang pada muara vagina
c. Uterus berubah dari discoid menjadi bentuk globular
14
Pada Kala III adapun pemeriksaan lain yang dilakukan, yaitu:
a. Pemeriksaan Plasenta
Pemeriksaan plasenta bertujuan untuk menurunkan kemungkinan
terjadinya perdarahan pascapartum dan infeksi.
b. Pemeriksaan Selaput Ketuban
Setelah kelahiran, selaput ketuban akan berlubang karena dilewati
bayi. Bila selaput ketuban tempak tidak rata, kemungkinan ada
bagian yang tertinggal di uterus yang dapat mempengaruhi
kontraktillitas uterus dan mencetuskan perdarahan pascapartum dan
infeksi.
c. Pemeriksaan Tali Pusat
Tali pusat yang terlalu panjnag dapat meilit janin atau tersimpul,
sehingga terjadi penyumbatan pembuluh darah, resiko presentasi
atau prolapse tali pusat meningkat. Tali pusat yang terlalu besar atau
terlalu kecil akan sulit untuk diklem setelah kelahiran.
e. Kala IV
1) Aktivitas
Tampak berenergi atau kelelahan
2) Sirkulasi
Nadi biasanya meningkat, suhu meningkat, TD bervariasi,
mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia,
atau meningkat pada respon pemberian oksitisin atau HKK, edema,
kehilangan darah selama persalinan (400 – 500 ml untuk kelahiran
pervagina atau 600 – 800 ml untuk kelahiran cesar).
3) Integritas Ego
Reaksi emosional yang berubah-ubah dan takut mengenai kondisi
bayi, bahagia
4) Eliminasi
Ada haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5) Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
6) Neurosensori
15
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya
anastesi spinal
7) Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau
perbaikan episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau
otot tremor, ketidaknyamanan vagina/pelvis, sakit punggung.
8) Keamanan
Perbaikan epistomi utuh dengan tepi jaringan merapat
9) Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi
umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae
mungkin pada abdomen, paha dan payudara dilihat kondisi areola,
pengeluaran kolostrum, pantau jumlah lochea.
10) Pemeriksaan diagnostic
Hemoglobin/Hematokrit (Hb/Ht), jumlah darah lengkap, urinalisis
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kala I
16
a) Nyeri Melahirkan (D.0079)
Nyeri melahirkan b.d dilatasi serviks d.d mengeluh nyeri, perineum
terasa tertekan, mual, dan uterus teraba membulat.
b) Ansietas (D.0080)
Ansietas b.d kekawatiran mengalami kegagalan d.d merasa bingung,
merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi, sulit
berkonsentrasi, tampak gelisah, tampak tegang.
c) Gangguan Rasa Nyaman (D.0074)
Gangguan rasa nyaman b.d gangguan adaptasi kehamilan d.d
mengeluh tidak nyaman, gelisah, mengeluh sulit tidur, tampak
mampu rileks, mengeluh kedinginan/kepanasan, merasa gatal,
mengeluh mual, mengeluh lelah, menunjukkan gejala distress,
tampak merintih/menangis, pola eliminasi berubah, postur tubuh
berubah, iritastabilitas.
b. Kala II
Kala II merupakan kala pengeluaran bayi dimulai dari pembukaan
lengkap sampai bayi lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah
kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada
multigravida. Diagnosis persalinan ditegakkan dengan melakukan
pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan
kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm. Adapun
diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada persalinan Kala II,
yaitu:
a) Nyeri Melahirkan (D.0079)
Nyeri melahirkan b.d pengeluaran janin d.d mengeluh nyeri,
perineum terasa tertekan, uterus teraba membulat.
c. Kala III
Kala III adalah waktu untuk pelepasan plasenta dan pengeluaran
plasenta. Setelah kala II yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit,
kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Dengan lahirnya
bayi dan proses retraksi uterus, maka plasenta lepas dari lapisan
17
nitabusch. Adapun diagnose keperawatan yang terkait dengan
persalinan Kala III, yaitu:
a) Risiko Perdarahan (D.0012)
Risiko perdarahan d.d komplikasi pasca partum.
d. Kala IV
Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta selama 1 sampai 2 jam. Pada
kala IV dilakukan observasi terhadap perdarahan pasca persalinan,
paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Adapun diagnose keperawatan
yang terkait dengan persalinan Kala IV, yaitu:
a) Resiko Infeksi (D.0142)
Resiko infeksi d.d kerusakan integritas kulit akibat luka pada
perineum post persalinan.
b) Risiko Perdarahan (D.0012)
Risiko perdarahan d.d komplikasi pasca partum.
3. Perencaanan Keperawatan
Kala I
18
tertekan, mual, dan diharapkan karakteristik, durasi,
uterus teraba tingkat nyeri frekuensi, kualitas,
membulat. (L08066) intensitas nyeri
menurun • Identifikasi skala
dengan kriteria nyeri
hasil:
• Identifikasi faktor
1. Kemampuan
yang memperberat
menuntaska
dan memperingan
n aktivitas
nyeri
meningkat
• Identifikasi
(5)
pengetahuan dan
2. Keluhan
keyakinan tentang
nyeri
nyeri
menurun
• Identifikasi
(5)
pengaruh budaya
3. Meringis
terhadap respon
menurun (5)
nyeri
4. Sikap
• Identifikasi
protektif
pengaruh nyeri
menurun
terhadap kualitas
(5)
hidup
5. Gelisah
• Monitor
menurun (5)
keberhasilan terapi
6. Kesulitan komplementer yang
tidur sudah diberikan
menurun
• Monitor efek
(5)
samping
7. Menarik diri
penggunaan
menurun (5)
analgetik
8. Berfokus Terapeutik
pada diri
• Berikan tehnik
19
sendiri nonfarmakologis
menurun (5) untuk mengurangi
9. Diaphoresis rasa nyeri (mis.
menurun (5) TENS, hypnosis,
10. Perasaan acupressure, terapi
depresi music, biofeedback,
(tertekan terapi pijat,
) aromaterapi, teknik
menurun imajinasi
(5) terbimbing,
11. Perasaan kompres
takut hangat/dingin, terapi
mengalami bermain)
cedera • Kontrol lingkungan
berulang yang memperberat
menurun (5) rasa nyeri (mis.
12. Anoreksia Suhu rungan,
menurun (5) pencahyaan,
kebisingan)
13. Perineum
terasa • Fasilitasi istirahat dan
tertekan tidur
20
menurun (5) meredakan nyeri
21
posisi terapeutik
• Tempatkan objek
yang sering
digunakan dalam
jangkauan
• Tempatkan bel
atau lampu
panggilan dalam
jangkauan
• Sediakan
matras yang
kokoh/padat
• Atur posisi tidur tanf
disukai, jika tidak
kontraindikasi
• Atur posisi
mengurangi sesak
(mis. semi-Fowler)
• Atur posisi yang
meningkatkan
drainage
• Posisikan pada
kesejajaran tubuh
yang tepat
• Tinggikan anggota
gerak 200 atau lebih
diatas level jantung
• Tinggikan tempat
tidur bagian kepala
• Berikan bantal yang
tepat pada leher
22
• Berikan topangan
pada area edema
(mis bantal dibawah
lengan dan skrotum)
• Posisikan untuk
memudah
ventilasi/perfusi
(mis tengkurao/
good lung down)
• Motivasi melakukan
ROM aktif/pasif
• Motivasi terlibat
dalam perubahan
posisi sesuai
kebutuhan
• Hindari
menempatkan pada
posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
• Hindari
menempatkan stump
• Hindari
posisi yang
menimbulkan
ketegangan pada
luka
• Minimalkan
gesekan dan tarikan
saat mengubah
23
posisi
• Ubah posisi setiap 2
jam
• Informasikan saat
akan dilakukan
perubahan posisi
• Ajarkan cara
menggunakan
postur yang baik dan
mekanika
melakukan
perubahan posisi
Kolaborasi
• Kolaborasi
pemberian
premedikasi
sebelum mengubah
posisi, jika
diperlukan.
2. Ansietas (D.0080) Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
b.d kekawatiran asuhan (I.09314)
keperawatan Observasi
24
mengalami selama …… x
• Identifikasi saat
kegagalan diharapkan
tingkat ansietas
d.d merasa bingung, tingkat ansietas
berubah (mis.
merasa kawatir (L.01006)
Kondisi, waktu,
dengan akibat dari menurun dengan
stressor)
kondisi yang kriteria hasil:
• Identifikasi
dihadapi, sulit 1. Verbalisasi
kemampuan
berkonsentrasi, kebingunga
mengambil
tampak gelisah, n menurun
keputusan
tampak tegang. (5)
• Monitor tanda-tanda
2. Verbalisasi
ansietas (verbal dan
khawatir
nonverbal)
akibat
Terapeutik
kondisi yang
dihadapi • Ciptakan suasana
menurun (5) terapeutik untuk
3. Perilaku menumbuhkan
gelisah kepercayaan
menurun (5) • Temani pasien
4. Perilaku untuk mengurangi
tegang kecemasan, jika
menurun (5) memungkinkan
5. Konsentrasi • Pahami situasi yang
membaik (5) membuat ansietas
6. Pola tidur dengarkan dengan
membaik (5) penuh perhatian
• Gunakan
pendekatan yang
tenang dan
meyakinkan
• Tempatkan barang
25
pribadi yang
memberikan
kenyamanan
• Motivasi
mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
• Diskusikan
perencanaan realistis
tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi
• Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
• Informasikan secara
faktual mengenai
diagnosis,
pengobatan, dan
prognosis
• Anjurkan keluarga
untuk bersama
pasien, jika perlu
• Anjurkan
melakukan kegiatan
yang tidak
kompetitif, sesuai
kebutuhan
• Anjurkan
mengungkapkan
26
perasaan dan
persepsi
• Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
• Latih penggunaan
mekanisme
pertahanan diri yang
tepat
• Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
• Kolaborasi
pemberian
obat antlansietas,
jika perlu
Terapi Relaksasi
(I.09326)
Observasi
• Identifikasi
penurunan tingkat
energi,
ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau
gejala lain yang
mengganggu
kemampuan kognitif
• Identifikasi teknik
relaksasi yang
pernah efektif
digunakan
27
• Identifikasi
kesediaan,
kemampuan, dan
penggunaan teknik
sebelumnya
• Periksa ketegangan
otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, dan
suhu sebelum dan
sesudah latihan
• Monitor respons
terhadap terapi
relaksasi
Terapeutik
• Ciptakan
lingkungan tenang
dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan
dan suhu ruang
nyaman, jika
memungkinkan
• Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur teknik
relaksasi
• Gunakan pakaian
longgar
• Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama
28
• Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau
tindakan medis lain,
jika sesuai.
Edukasi
• Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan,
dan jenis relaksasi
yang tersedia (mis.
Music, meditasi,
napas dalam,
relaksasi otot
progresif).
• Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi
yang dipilih.
• Anjurkan
mengambil posisi
nyaman.
• Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi.
• Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik yang
dipilih.
• Demonstrasikan dan
latih teknik relaksasi
(mis. Napas dalam,
29
peregangan, atau
imajinasi
terbimbing).
3. Gangguan Rasa Setelah dilakukan Terapik Relaksasi
Nyaman (D.0074) intervensi 1. Identifikasi penurunan
berhubungan keperawatan tingkat nyeri,
dengan gangguan selama 1x2 jam ketidakmampuan
adaptasi kehamilan maka status berkonsentrasi, atau
ditandai dengan kenyamanan gejala lain yang
mengeluh tidak meningkat dengan menggangu
nyaman, gelisah, kriteria hasil : kemampuan kognitif
mengeluh sulit 1. Keluhan tidak 2. Identifikasi teknik
tidur, tampak nyaman relaksasi yang pernah
mampu rileks, menurun (5) digunakan
mengeluh 2. Gelisah 3. Ciptakan lingkungan
kedinginan/kepanas menurun (5) tenang dan tanpa
an, merasa gatal, 3. Keluhan sulit gangguan dengan
mengeluh mual, tidur menurun pencahayaan dan suhu
mengeluh lelah, (5) ruang nyaman, jika
menunjukkan gejala 4. Lelah menurun memungkinkan
distress, tampak (5) 4. Anjurkan mengambil
merintih/menangis, 5. Merintih posisi nyaman
pola eliminasi menurun(5) 5. Anjurkan rileks dan
berubah, postur 6. Pola tidur merasakan sensasi
tubuh berubah, membaik (5) relaksasi
iritastabilitas.
Kala II
30
1. Nyeri Setelah diberikan Manajemen Nyeri
Melahirkan asuhan keperawatan (I.08238)
(D.0079) b.d selama …. x ….
Observasi
pengeluaran diharapkan status
• Identifikasi lokasi,
janin d.d intrapartum
karakteristik,
mengeluh membaik (L.07060)
durasi, frekuensi,
nyeri, dengan kriteria hasil :
kualitas, intensitas
perineum • Koping terhadap
nyeri
terasa ketidaknyamanan
tertekan, persalinan • Identifikasi skala
31
kontraksi uterus • Monitor efek
membaik (5) samping
• Periode penggunaan
kontraksi uterus analgetik
membaik (5) Terapeutik
• Intensitas
• Berikan tehnik
kontraksi uterus
nonfarmakologis
membaik (5)
untuk mengurangi
• Tekanan darah
rasa nyeri (mis.
membaik (5)
TENS, hypnosis,
• Frekuensi nadi
acupressure, terapi
membaik (5)
music, biofeedback,
• Suhu membaik (5) terapi pijat,
• Glukosa darah aromaterapi, teknik
membaik (5) imajinasi
• Output urine terbimbing,
membaik (5) kompres
• Refleks hangat/dingin,
• Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan strategi
32
meredakan nyeri
Edukasi
• Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
• Jelaskan strategi
meredakan nyeri
• Anjurkan memonitr
nyeri secara
mandiri
• Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
• Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
• Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika perlu
Pengaturan Posisi
(I.01019)
Observasi
• Monitor status
oksigenasi sebelum
dan sesudah
mengubah posisi
• monitor alat traksi
33
agar selalu tepat
Terapeutik
• Tempatkan pada
matras/tempat tidur
terapeutik yang
tepat
• Tempatkan
pada
posisi terapeutik
• Tempatkan objek
yang sering
digunakan dalam
jangkauan
• Tempatkan bel
atau
lampu panggilan
dalam jangkauan
• Sediakan
matras
yang kokoh/padat
• Atur posisi tidur
tanf disukai, jika
tidak kontraindikasi
• Atur posisi
mengurangi sesak
(mis. semi-Fowler)
• Atur posisi yang
meningkatkan
drainage
• Posisikan pada
34
kesejajaran tubuh
yang tepat
• Tinggikan anggota
gerak 200 atau lebih
diatas level jantung
• Tinggikan tempat
tidur bagian kepala
• Berikan bantal yang
tepat pada leher
• Berikan topangan
pada area edema
(mis bantal
dibawah lengan dan
skrotum)
• Posisikan untuk
memudah
ventilasi/perfusi
(mis tengkurao/
good lung down)
• Motivasi
melakukan ROM
aktif/pasif
• Motivasi terlibat
dalam perubahan
posisi sesuai
kebutuhan
• Hindari
menempatkan pada
posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
• Hindari
35
menempatkan stump
• Hindari
posisi yang
menimbulkan
ketegangan pada
luka
• Minimalkan
gesekan dan tarikan
saat mengubah
posisi
• Ubah posisi setiap 2
jam
• Informasikan saat
akan dilakukan
perubahan posisi
• Ajarkan cara
menggunakan
postur yang baik
dan mekanika
melakukan
36
perubahan posisi
Kolaborasi
• Kolaborasi
pemberian
premedikasi
sebelum mengubah
posisi, jika
diperlukan.
Kala III
2. Kelembaban hemoglobin
(5) kehilangan
darah
4. Hemoptysis menurun
• Monitor tanda-
(5)
tanda vital
5. Hematemesis ortostatik
menurun (5)
• Monitor
6. Hematuria menurun koagulasi (mis.
37
(5) Prothrombin
time (PT),
7. Perdarahan anus
partial
menurun (5)
thromboplastin
8. Distensi
time (PTT),
abdomen menurun
fibrinogen,
(5)
degradasi
9. Perdarahan
fibrin dan/atau
vagina menurun (5)
platelet)
10. Perdarahan pasca
Terapeutik
operasi menurun (5)
11. Hemoglobin • Pertahankan
membaik (5) bed
(5) selama
pendarahan
13. Tekanan darah
• Batasi
membaik (5)
tindakan
14. Denyut nadi
invasive, jika
apical membaik (5)
perlu
15. Suhu tubuh membaik
• Gunakan
(5)
kasur
pencegah
dikubitus
• Hindari
pengukuran
suhu rektal
Edukasi
• Jelaskan
tanda
dan
38
gejala
perdarahan
• Anjurkan
pengunaan
kaos kaki saat
ambulasi
• Anjurkan
peningkatan
asupan cairan
untuk
menghindari
konstipasi
• Anjurkan
menghindari
aspirin atau
anti koagulan
• Anjurkan
meningkatkan
asupan makan
dan vitamin K
• Anjurkan
segera melapor
jika terjadi
pendarahan
Kolaborasi
• Kolaborasi
pemberian
obat
pengontrol
pedarahan, jika
perlu
39
• Kolaborasi
pemberian
produk darah,
jika perlu
• Kolaborasi
pemberian
pelunak tinja,
jika perlu
Kala IV
40
pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi
• Jelaskan tanda
dan gejala infeksi
• Ajarkan cara
memeriksa luka
• Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
• Kolaborasi
pemberian
imunisasi, jika
perlu
2 Risiko Setelah diberikan Pencegahan
Perdarahan asuhan keperawatan Perdarahan
(D.0012) selama …. x …. (I.02067)
ditandai dengan diharapkan tingkat
Observasi
komplikasi perdarahan
• Monitor tanda
pasca partum menurun (L.02017)
dan gejala
dengan kriteria hasil :
pendarahan
1. Kelembaban
membrane mukosa • Monitor nilai
2. Kelembaban hemoglobin
3. Kongnitif setelah
41
5. Hematemesis • Monitor
Edukasi
• Jelaskan tanda
dan
gejala
perdarahan
42
• Anjurkan
pengunaan kaos
kaki saat
ambulasi
• Anjurkan
peningkatan
asupan cairan
untuk
menghindari
konstipasi
• Anjurkan
menghindari
aspirin atau anti
koagulan
• Anjurkan
meningkatkan
asupan makan
dan vitamin K
• Anjurkan segera
melapor jika
terjadi
pendarahan
Kolaborasi
• Kolaborasi
pemberian
obat pengontrol
pedarahan, jika
perlu
• Kolaborasi
pemberian
produk darah,
43
jika perlu
Kolaborasi pemberian
pelunak tinja, jika
perlu
4. Implementasi
Pada tahapan ke-4 pada proses keperawatan dibuat dalam bentuk tabel yang
berisikan beberapa komponen, yaitu:
44
Tanggal/Jam No. Implementasi Respon Paraf
Dx
17 Mei 2022 1 • Mengidentifikasi DS:
12.10 Wita lokasi, • Pasien
karakteristik, mengatakan
Anisya
durasi, nyeri
frekuensi, dibagian
kualitas, perut
intervensi nyer. P :
• Memeriksa TTV Kontraksi
• Mengidentifikasi uterus
skala nyeri Q : Nyeri
• Melakukan DJJ seperti
diremas-
remas
R :
Dibagian
perut
S : Skala
nyer 6 (0-
10)
T : Hilang
timbul
DO:
• Pasien
tampak
meringis
• Pasien
tampak
tidur
dengan
45
posisi
miring kiri
• TTV
TD : 110/70
mmHg
N : 88
x/menit
RR : 20
x/menit
DJJ : 152
x/menit
5. Evaluasi
46
• E : Evaluasi merupakan respon klien setelah dilakukan tindakan
• R : Ressesment merupakan pengkajian ulang yang dilakukan terhadap
perencanaan setelah diketahui hasil evaluasi. Apakah dari rencana tindakan
perlu dilanjutkan, dimodifikasi, atau diberhentikan.
47
melakukan
teknik
relaksasi
napas
dalam.
O:
• Klien
tampak
meringis
• Pasien
tampak
melakukan
relaksasi
napas dalam
saat nyeri
timbul
• Klien
tampak
tidur miring
kiri
• Skala nyeri
7
• TTV
TD: 110/70
mHg
N: 80
x/menit
RR: 20
x/menit
S: 36,6oC
48
A:
• Nyeri
melahirkan
belum
teratasi
P:
• Pertahankan
kondisi
pasien
• Lanjutkan
intervensi
49
BAB III
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. W
Umur : 23 tahun
Pendidikan : DI
Pekerjaan : Kasir
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Hindu
Suku : Bali
Alamat : Sema Bitra Gianyar
No.CM : 10-715582
Tanggal MRS : 17 Mei 2022
Tanggal Pengkajian : 17 Mei 2022
Sumber Informasi : Pasien
Penanggung Jawab
Nama : Tn.E
Umur : 24 tahun
Pendidikan : DI
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Waiter
Alamat : Sema Bitra Gianyar
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Hindu
B. DATA KESEHATAN
a. Keluhan Utama
50
Pasien mengeluh sakit perut hilang timbul sejak
pukul 04.00 WITA ( 17/05/2022 ), keluar air
pervagina (-), gerak janin (+) baik.
b. Keluhan saat dikaji ( jika ada )
Pasien mengatakan sakit pada perut hilang timbul.
c. Riwayat Keluhan ( kaji data mulai dari timbulnya
keluhan sampai dengan dilakukan asuhan
keperawatan )
HPHT : 5/8/2021
2. Riwayat Pernikahan
Menikah : 1 kali Lama : 6 bulan
3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
51
• TP : 12/05/2022
• ANC kehamilan sekarang : teratur
D. RIWAYAT PENYAKIT
1. Klien : Pasien mengatakan tidak memiliki
Riwayat
penyakit seperti DM, hipertensi dan
penyakit
menular
2. Keluarga : Pasien mengatakan tidak memiliki
Riwayat
penyakit seperti DM, hipertensi dan
penyakit
menular.
52
Pasien mengatakan rutin melakukan pemeriksaan
kehamilan ke dokter dan bidan
2. Pola Metabolik – Nutrisi
Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan jenis
makanan nasi, sayur dan lauk, minum 6-8 gelas
perhari
3. Pola Eleminasi
Pasien mengatakan selama hamil tidak terdapat
masalah dalam BAB dan BAK. Pasien mengatakan
BAB 1x sehari dan BAK 5-6x sehari.
4. Pola Aktivitas – Latihan
Pasien mengatakan selama hamil, pasien mengurangi
melakukan aktivitas berat, pasien juga mengatakan
aktivitasnya sedikit terganggu akibat kehamilannya.
5. Pola Istirahat – Tidur
Pasien mengatakan tidur selama 8 jam perhari.
Pasien mengatakan nyaman dengan posisi tidur
miring kanan ataupun miring kiri.
6. Pola Persepsi – Kognitip
Pasien mengatakan sedikit paham mengenai proses
persalinan yang akan dijalani.
7. Pola Konsep Diri – Persepsi Diri
Selama kehamilan pasien tidak mengalami kendala
maupun masalah. Pasien mengatakan merasa nyeri /
sakit perut jika terjadi his.
8. Pola Hubungan – Peran
Pasien mengatakan hubungan dengan suami dan
keluarga baik, pasien juga mengatakan mampu
menjalankan perannya.
9. Pola Reproduktif – Seksualitas
Pasien mengatakan selama kehamilan tidak
melakukan hubungan seksual.
53
10. Pola Toleransi Terhadap Stres – Koping
Selama kehamilan pasien mengatasi stress dengan
mencari pemecahan masalah dan dibantu suami.
11. Pola Keyakinan – Nilai
Pasien mengatakan selalu berdoa agar persalinannya
lancer dan banyinya dalam keadaan sehat.
F. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :
• GCS : 15 ( E4V5M6 )
• Tingkat Kesadaran : Composmentis
• Tanda – tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
N : 88x/menit
RR : 20x/menit
T : 36°C
• BB : 55 kg TB : 157 cm LILA
: 26 cm
Head toe toe :
• Kepala
Wajah : Simetris
Pucat :(-)
Cloasma : ( - )
Sklera : tidak ikterik
Konjungtiva : tidak anemis
Pembesaran limphe node : tidak ada pembesaran
limphe node
Pembesaran kelenjer tiroid : tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
Telinga : simetris, bersih,
pendengaran baik
• Dada
54
Payudara
Areola : kecokelatan Putting:
menonjol/tidak
Tanda dimpling / retraksi : tidak ada
Pengeluaran ASI : lancar
Jantung : normal, reguler
Paru : vesikuler, tidak ada suara nafas
tambahan
• Abdomen
Linea : nigra Striae : albicans
Pembesaran sesuai UK : perut membesar sesuai usia
kehamilan
Gerakan Janin : aktif ( + ) Kontraksi ada ( +
)
Luka bekas operasi : tidak ada
Ballottement : teraba
Leopold I : Kepala/bokong/kosong
TFU : 3 jari bawah proc. xyphoideus (31 cm)
Leopold II : Kanan: punggung/bagian
kecil/bokong/kepala
Kiri: punggung/bagian
kecil/bokong/kepala
Leopold III : Presentasi kepala/bokong/kosong
Leopold IV : Bagian masuk PAP
(konvergen/divergen/sejajar)
Penuruna kepala :……(penurunan
bag.terbawahdengan metode
lima jari)
Kontraksi : ada 3-4x/10~30-35°
DJJ : 152x/menit
• Genetalia dan perineum :
Kebersihan : bersih
55
Keputihan : tidak ada Karakteristik : tidak ada
Hasil VT : Pembukaan 4 cm 50 %, ketuban (+),
teraba kepala UUK melintan, HII tidak teraba bagian
kecil / tali pusat
Hemoroid : tidak ada
• Ekstreamitas
Atas :
Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
CRT : < 2 detik
Bawah :
Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
CRT : < 2 detik
Refleks : (+) positif
G. DATA PENUNJANG
• Pemeriksaan Laboratorium : Tanggal 17/05/2022
HEMATOLOGI
Hematokrit 37,8 % 37,0-48,0
(HCT)
Eos# 0,03 10^3/U 0,00-0,50
L
Darah lengkap
Hemoglobin(HG 12,8 9/dl 11,0-16,0
B)
RDW-SD 56,7 Fl 35.0-56.0
EOS% 0,2 % 0.5-5.0
Trombosit (PLT) 290 10^/ul 150-450
MCH 29,1 Pg 27.0-34.0
Lekosit (WBC) 11,62 10^3/ul 4.00-
10.00
56
Lym# 1,81 10^3/ul 1.00-4.00
RDW-CV 15,4 % 11.0-16.0
Neu # 9,25 10^3/ul 2.50-7.50
Mon % 4,2 % 2.0-11.0
Mon# 0,49 10^3/ul 0.10-1.20
Bas # 0,04 10^3/ul 0.00-0.10
Lym% 15,6 % 13.0-40.0
Neu% 79,6 % 47.0-80.0
HPV 9,5 Fl 6.5-12.0
Eritrosit (RBC) 4,41 10^6/ul 3.50-5.50
PCT 0,277 % 0.108-
0.282
Bas % 0,4 % 0.0-2.0
MCHC 33,9 9/dl 32.0-36.0
MCV 85,8 Fl 80.0-
100.0
PDW 16,1 Fl 9.0-17.0
HEMOSTASIS
Waktu 8,0 Menit 6-15
pembekuan(CT)
Waktu perdarahan 3,0 Menit 2-6
(BT)
IMUNOLOGI
SARS-COV-2- NEGATI NEGATI
Antigen test F F
SEROLOGI
CEA Ng/ml <5
• Pemeriksaan USG : tidak ada
H. DIAGNOSA MEDIS
GIPOOOO UK 40 minggu 5 hari T/H + PK I
I. PENGOBATAN
Tidak ada
57
Kala I
58
tidak teraba bagian
kecil/tali pusat Kortek Serebri
- Pasien tampak
meringis menahan
nyeri
- Pasien tampak Nyeri perut bagian
tidur dengan posisi bawah, menyebar ke
miring kiri daerah punggung
- Hasil TTV : dan paha
TD : 110/70
mmHg
N : 88x/menit
RR : 20x/menit Nyeri Melahirkan
S : 36°C
- Ketegangan otot
meningkat
- Uterus teraba bulat
- Fokus pada diri
sendiri
59
12.10 selama 1 x 2 jam 1. Identifikasi lokasi, Observasi
WITA diharapkan status karakteristik,durasi, 1. Untuk mengetahui
Intrapartum frekuensi penyebab,lokasi,d
membaik dengan kualitas,intensitas an kualitas nyeri
kriteria hasil nyeri yang dirasakan
1. Koping terhadap 2. Identifikasi skala. pasien.
ketidaknyamanan 2. Untuk
persalinan Terapeutik mengetahuin skala
meningkat. 1. Berikan Teknik nyeri pasien.
2. Dilatasi serviks nafas makologis
meningkat untuk mengurangi Terapeutik
3. Perdarahan nyeri 1. Agar nyeri yang
vagina menurun (mis.TENS,hypnosi dirasakan pasien
4. Nyeri dengan s,akupresur,terapi menurun dengan
kontraksi music, Teknik
menurun. biofeed,bock,terapi nonfarmakologis
5. Frekuensi pijat,aromaterapi, yang diberikan.
kontraksi uterus teknik imajinasi
membaik. terbimbing, Edukasi
6. Periode kontaksi kompres air 1. Agar nyeri yang
uterus membaik hangat/dingin,terapi dirasakan menurun
7. Intensitas bermain. 2. Agar pasien bisa
kontraksi uterus memonitor nyeri
membaik. Edukasi secara mandiri.
8. Tekanan darah 1. Anjurkan Teknik 3. Untuk
membaik. nonfarmakologis meningkatkan
9. Frekuensi nadi untuk mengurangi power ibu saat
membaik. nyeri. melahirkan.
10. Suhu membaik 2. Anjurkan
1.memonitor nyeri
secara mandiri.
60
3. Anjurkan pasien
untuk makan dan
minum sebelum
persalianan.
IMPLEMENTASI KALA I
No
Tgl/jam Implementasi Respon Paraf/Nama
Dx
17/05/2022 1 - mengindentifikasi DS :
12.10 lokasi, - pasien
WITA karakteristik, mengatakan nyeri Dayu
durasi, dibaguan perut
frekuensi, - P : kontraksi
kualitas, uterus
intensitas nyeri Q : nyeri seperti
- memeriksa TTV diremas-remas
- mengidentifikasi R : di bagian perut
skala nyeri S : Skala nyeri 6 (
- melakukan DJJ 0-10)
T : Hilang timbul
DO :
- Pasien tampak
meringis
- Pasien tampak
tidur dengan
posisi miring kiri
- TTV
TD : 110/70
mmHg
N : 88 x/menit
61
RR : 20x/menit
T : 36°C
- DJJ : 152 x/menit
12.12 1 - Menganjurkan DS :
WITA pasien untuk - Psien mengatakan
makan dan paham dengan Dayu
minum sebelum anjuran untuk
proses persalinan makan dan
untuk minum sbelum
meningkatkan persalinan
kekuatan ibu DO :
- Pasien tampak
makan roti dan
minum teh
12.40 1 - Menganjurkan DS :
WITA pasien Teknik - Pasien
nonfarmakologi mengatakan Dayu
untuk mengurangi paham dengan
nyeri (Teknik Teknik relaksasi
relaksasi nafas nafas dalam untuk
dalam ) mengurangi nyeri
DO :
- Pasien tampak
paham dengan
Teknik relaksasi
nafas dalam dan
pasien tampak
mencoba
12.50 1 - Mengidentifikasi DS :
WITA skala nyeri - Pasien
mengatakan nyeri Dayu
62
meningkat, nyeri
berada di skala 7
DO :
- Pasien tampak
meringis
- Pasien tampak
tidur dengan
posisi miring kiri
13.00 1 - Menganjurkan DS :
WITA Teknik - Pasien
nofarmakologis mengatakan Dayu
untuk mengurangi paham dengan
nyeri (Teknik Teknik relaksasi
relaksasi nafas nafas dalam untuk
dalam) saat terjadi mengurangi nyeri
kontraksi - Pasien
- Menganjurkan mengatakan
memonitor nyeri paham mengenai
secara mandir memonitor nyeri
secara mandiri
DO :
- Pasien tampak
menerapkan
Teknik relaksai
nafas dalam
- Pasien kooperatif
EVALUASI KALA I
63
- Pasien mengatakan dapat
mengontrol nyeri ketika
melakukan Teknik relaksasi napas
dalam.
O:
- Klien tampak meringis
- Pasien tampak melakukan
relaksasi napas dalam saat nyeri
timbul
- klien tampak tidur miring kiri
- skala nyeri 7
- TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 36.6°C
A:
- Nyeri melahirkan belum teratasi
P:
- Pertahankan kondisi pasien
- Lanjutkan intervensi
Kala II
64
- Pasien mengatakan Kontraksi Uterus
ingin mengeden
- Pasien mengatakan
nyeri meningkat Dorongan fetus ke
DO : uterus dan serviks
- KU baik his (+), meningkat
skala nyeri : 7, DJJ
(+) 150x/menit, VT
pukul 13.35 WITA, Perangsang reseptor
pembukaan lengkap, nyeri pada uterus dan
ket (-), teraba kepala serviks
UUK depan HIII +,
ttbk/tp
Nyeri Melahirkan
RENCANA KALA II
65
2. Mampu meneran 3. Observasi tanda posisi nyaman
efektif dan gejala II bagi pasien
3. Bayi lahir spontan 4. Ajarkan Teknik 3. Untuk
4. AFGAR skor 9/8 mengeden efektif mengetahui
5. Kontraksi kuat 5. Bantu pasien tanda dan gejala
sesuai APN kala II
(Asuhan 4. Agar pasien
Persalinan tidak kehabisan
Normal ) tenaga dan
6. Lakukan memudahkan
perawatab BBL pasien untuk
mengatur napas
5. Untuk
membantu
pasien selama
proses
persalinan
6. Untuk merawat
BBL
IMPLEMENTASI KALA II
66
mengeden DO ;
efektif - Pasien
- Mengarahkan temapak
pasien untuk kooferatif dan
merangkul tampak
paha pada saat merangkul
mengeden pahanya
melihat kea rah dengan posisi
perut litotomi,
- Menjelaskan pasien
kepadapasien tampak
jika mengeden mengatur
tidak boleh napas
teriak dan
memejamkan
mata
- Menganjurkan
pasien untuk
mengatur napas
selama
mengeden
13.38 1 - Membantu DS :
WITA persalinan - -
pasien sesuai DO : Dayu
asuhan - pasien
persalinan tampak
norma mengeden
- Memimpin sambal
proses mengatur
persalinan napas dan
merangkul
paha dengan
67
posisi
litotomi dan
saat
mengeden
pasien
melihat
kearah perut,
pasien
tampak
mengeden
dengan
efektif
13.45 1 - Bayi lahir DS :
WITA - - Dayu
DO :
- Bayi lahir
dengan jenis
kelamin laki-
laki
- Bayi lahir dan
segera
menangis
- BB : 3500
gram
PB : 51 cm
LK : 35 cm
LD : 34 cm
APGAR Skor
: 8-9
LP : 32cm
Anus : (+)
Kelainan (-)
68
EVALUASI KALA II
O:
• Pasien tampak
Lelah dan
lemas
• Bayi lahir
spontan pada
pukul 13.45
wita
(17/05/2022)
berjenis
kelamin
perempuan,
bayi langsung
menangis
setelah
dilahirkan,
APGAR Score
: 8 – 9, anus
(+), kelainan (-
)
69
BB : 3500
gram
PB : 52 cm
LK : 35 cm
LD : 34 cm
LP : 32 cm
A:
• Nyeri
melahirkan
teratasi
P:
• Pertahankan
kondisi pasien
• Mengobservasi
perdarahan
• Mengobservasi
kontraksi
uterus
Kala III
70
• Pasien (Pelepasan dan
mengatakan pengeluaran uri)
kelelahan
nyeri masih Terlepasnya plasenta dari
terasa endometrium
namun
mulai Diikuti oleh pengeluaran
berkurang sisa plasenta
DO:
• Skala nyeri Keluarnya darah (normal
4 (0-10), 150 – 300 cc)
lahir
plasenta Risiko Perdarahan
kesan
lengkap,
klasifikasi
(-)
hematoma
(-), cut (+)
baik, TFU 2
jari bawah
pusat
71
1 17/5/202 D.0012 Setelah Pencegahan Pencegahan
2 dilakukan Perdarahan Perdarahan
13.47 asuhan (I.02067) (I.02067)
Wita keperawatan Observasi Observasi
selama 1 x 60 1. Monitor 1. Untuk
menit tanda dan menegeta
diharapkan gejala hui tanda
status pasca perdaraha dan gejala
partum n perdaraha
meningkat dan 2. Lakukan n
tingkat injeksi 2. Untuk
perdarahan oksitosin memicu
menurun dengan sebelum kontraksi
kriteria hasil: pengeluar Terapeutik
1. Pemulih an 1. Untuk
an plasenta mencegah
perineu Terapeutik terjadinya
m 1. Pertahank perdaraha
meningk an bed n
at rest Edukasi
2. Infeksi selama 1. Jelaskan
menurun perdaraha tanda dan
3. Nyeri n gejala
insisi Edukasi perdaraha
menurun 1. Jelaskan n
4. Perdarah tanda dan 2. Anjurkan
an gejala segera
vagina perdaraha melapor
menurun n jika terjadi
5. Keletiha 2. Anjurkan perdaraha
n segera n
menurun melapor Kolaborasi
72
6. Jumlah jika 1. Untuk
lochia terjadi menamba
membaik perdaraha h volume
7. Warna n darah
lochia
membaik
8. Tekanan
darah
membaik
9. Frekuens
i nadi
membaik
10. Suhu
tubuh
membaik
No.
Tgl/Jam Implementasi Respon Paraf/Nama
Dx
17/05/2022 1 Monitor tanda dan DS:
13.48 Wita gejala perdarahan • Pasien
mengatakan
Anisya
merasa
nyeri
DO:
• Tampak
keluar
darah dari
vagina ±
150 cc
73
13.48 Wita 1 Melakukan injeksi DS:
oksitosin pada • Pasien
pasien mengatakan
Anisya
bersedia
diinjeksi
oksitosin
DO:
• Pasien
diinjeksi
oksitosin 10
iv (IM)
13.50 Wita 1 Melakukan DTT DS:
dengan perlahan, • Pasien
memeriksa mengatakan
Anisya
kelengkapan nyeri yang
plasenta, dirasakan
melakukan massage semakin
fundus uteri dan berkurang
memeriksa robekan DO:
perineum • Plasenta
tampak
lahir
lengkap
dengan
selaput
ketuban
utuh dan
terdapat
robekan
pada
perineum
74
13.59 Wita 1 Menjelaskan DS:
kepada pasien dan • Pasien dan
keluarga untuk keluarga
Anisya
memonitor tanda mengatakan
perdarahan dan paham
melpor jika terjadi dengan
perdarahan penjelasan
yang
diberikan
DO:
• Pasien dan
keluarga
pasien
tampak
paham dan
kooperatif
14.30 Wita 1 Memonitor tanda DS: -
tanda vital DO:
• TTV
Anisya
TD: 120/80
mmHg
N: 82
x/menit
RR: 20
x/menit
S: 36,6oC
14.50 Wita 1 Memberikan DS: -
produk darah DO:
• Pasien
Anisya
diberikan
SF 2 x 300
mg (po)
75
EVALUASI KALA III
O:
• Pasien tampak tenang
• TTV
TD: 120/80 mmHg
N: 82 x/menit
RR: 20 x/menit
S: 36,6o C
• Plasenta tampak lahir
lengkap
A:
• Risiko perdarahan
P:
• Lanjutkan intervensi
• Pencegahan perdarahan
Kala IV
76
TTV:
TD: 120/80 mmHg
S: 36,6o C
N: 82 x/menit
RR: 20 x/menit
B. Analisis Data Kala IV
Rencana Keperawatan
Nomor
N Tgl/Ja Diagnos Tujuan Intervensi Rasional
o m a
77
1 17/05/2 D.0012 Setelah Observasi Observasi
2 dilakukan 1. Tingkat 1. Mengetahui
15.45 asuhan kesadar tingkat
Wita keperawatan an kesadaran
selama 1 x 5 pasien pasien
jam diharapkan 2. Observa 2. Mengetahui
tingkat si tanda-tanda
pendarahan tanda- vital pasien
menurun dengan tanda 3. Mengobserv
kriteria hasil : vital asi keadaan
1. Pemerah 3. Observa lokhea
an anus si 4. Untuk
menurun keadaan mengetahui
2. Pendarah lokhea TFU
an 4. Mengec 5. Mengetahui
vagina ek TFU keadaan
menurun 5. Observa lokhea
3. Tekanan si 6. Mengetahui
darah keadaan kontraksi
membaik lokhea uterus
4. Suhu 6. Mengec
tubuh ek
membaik Tingkat
Kesadar
an
7. Mengec
ek
kontrak
si uterus
IMPLEMENTASI KALA IV
78
Tgl / Jam No Implementasi Respon Paraf/
Dx. Nama
17/05/2022 1 - Memeriksa TTV DS :
15.45 WITA - Memeriksa TFU - Pasien
- Memeriksa darah mengatakan nyeri
yang keluar yang dirasakan
- Memeriksa menurun Intan
Kontraksi DO : Putri
- Memeriksa tingkat - TTV
kesadaran TD : 120/80 mmHg
S : 36,6 C
N : 82x/menit
RR : 20x/menit
- TFU : 2 jari
bawah pusat
- Pendarahan aktif
(-)
- Lokhea (+) rubra
- Terdapat
kontraksi
- KU baik,
kesadaran compos
mentis
79
- Memeriksa tingkat TD : 110/80mmHg
kesadaran S : 36 C
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
- TFU : 2 jari
bawah pusat
- Pendarahan aktif
(-)
- Lokhea (+) rubra
- Terdapat
kontraksi
- KU baik,
kesadaran compos
mentis
80
EVALUASI KALA IV
Tgl/Jam No Evaluasi Hasil Paraf
Dx
17/05/2022 S:
20.50 WITA - Pasien mengatatakan
nyeri dirasakan menurun
O: Intan Putri
- Pendarahan tidak aktif
- Lokhea (+) rubra
- Hasil TTV
TD : 120/70 mmHg
S : 36,2 C
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
- Terdapat kontraksi
81
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Berdasarkan dari apa yang telah kami susun, kami menyadari bahwa
makalah ini masih terdapat kekurangan, maka dari itu kami sangat menerima kritik
maupun saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini. Diharapkan bagi
perawat untuk meningkatkan tahapan proses keperawatan agar dapat membantu
pasien, terutama dalam pengumpulan data pengkajian dan penetapan diagnose
keperawatan agar tepat dan efektif.
82
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
Fatmayanti, Aulia & dkk. 2020. Konsep Dasar Keperawatan Maternitas. Diunduh
di
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=bJ4MEAAAQBAJ&oi=f
nd&pg=PA81&dq=info:cEtDgxv0zXkJ:scholar.google.com/&ots=7jSzjoy
ADA&sig=Iqbq-
VZv7qpUxZgL6r7FwSKjg7Y&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
diunduh tanggal 20 Januari 2023.
83
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&
ved=2ahUKEwiX0IKi29z8AhU5gdgFHZglBj0QFnoECCYQAQ&url=htt
p%3A%2F%2Frepository.itsk-
soepraoen.ac.id%2F454%2F2%2FBab%25201.pdf&usg=AOvVaw2y_z8
UsymQQSaQJftnJ-_J tanggal 23 Januari 2023.
84