PENGKAJIAN KEPERAWATAN
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah_Nya, sehingga kami dapat makalah ini dengan judul Pengkajian
Keperawatan. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah guna mengetahui penjelasan
mengenai Pengkajian Keperawatan dan semua yang berhubungan dengan Pengkajian
Keperawatan seperti pengertian pengkajian, tujuan pengkajian, penerapan pengkajian
berdasarkan kasus, dan gambaran umum pengkajian berdasarkan asuhan keperawatan anak,
KMB/gadar, maternitas, gerontik, keluarga, serta jiwa.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ns. Wiyadi, S.Kep.,
M.Sc selaku dosen pengampu yang telah membimbing dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan
bantuan dan dukungannya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan ilmu
yang dimiliki. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk lebih menyempurnakan makalah ini di masa yang akan datang. Penulis berharap
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
JUDUL....................................................................................................................................................I
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................II
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan...................................................................................................................21
B. Saran.............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara umum, proses keperawatan diartikan sebagai suatu pendekatan
penyelesaian masalah yang sistematis dalam pemberian asuhan keperawatan,
dimana kebutuhan dan masalah klien menjadi titik sentral dalam proses
penyelesaian masalah ini. Menurut Craven dan Hirnle (Kozier, 2011) proses
keperawatan merupakan suatu panduan untuk memberikan asuhan keperawatan
profesional, baik untuk individu, kelompok, keluarga, dan komunitas. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa proses keperawatan adalah metode asuhan keperawatan
yang digunakan perawat sebagai metode pemecahan masalah klien yang bersifat
ilmiah, serta merupakan serangkaian tindakan untuk mengkaji dan
mengidentifikasi masalah kesehatan, menetapkan diagnosa keperawatan,
merencanakan tindakan keperawatan secara sistimatis, melaksanakan tindakan
keperawatan untuk membantu klien mencapai kesehatan yang optimal, dan
mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.
Proses keperawatan memiliki enam fase, yaitu pengkajian, diagnosis, tujuan,
rencana tindakan, implementasi, dan evaluasi. Proses keperawatan dipergunakan
perawat dalam merencanakan pelayanan asuhan keperawatan, menangani respons
pasien akibat penyakit, serta merencanakan pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Dengan kata lain, proses keperawatan adalah cara yang sistematis yang dilakukan
oleh perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan.
Proses keperawatan bersifat terbuka, fleksibel, pendekatan individual, penanganan
masalah yang terencana, mempunyai arah tujuan, saling berhubungan, terdapat
validasi data pembuktian masalah, terjadinya umpan balik, serta pengkajian ulang
yang komprehensif.
Menurut Kodim (2015), pengkajian merupakan tahap awal proses
keperawatan, suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
Pengkajian juga dapat diartikan sebagai proses pengumpulan data secara
sistematis yang bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional klien
4
pada saat sebelumnya dan saat ini. Tujuan pengkajian adalah untuk
mengumpulkan data yang berhubungan dengan pasien untuk menegakkan
diagnosa keperawatan, kekuatan atau kemampuan pasien dan rencana yang efektif
dalam perawatan pasien. Selama melakukan pengkajian perawat mendapatkan dua
tipe data yaitu data subjektif yang berasal dari persepsi klien tentang masalah
kesehatannya dan objektif hasil dari pengamatan atau pengukuran yang dilakukan
oleh pengumpul data atau perawat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian dari Pengkajian Keperawatan?
2. Apakah tujuan dari Pengkajian Keperawatan?
3. Bagaimana sistem pengumpulan data, analisa data, dan perumusan masalah
dalam Pengkajian Keperawatan?
4. Bagaimana penerapan Pengkajian Keperawatan dalam kasus asuhan
keperawatan Diabetes Melitus?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari Pengkajian Keperawatan?
2. Untuk mengetahui tujuan dari Pengkajian Keperawatan?
3. Untuk mengetahui sistem pengumpulan data, analisa data, dan perumusan
masalah dalam Pengkajian Keperawatan?
4. Untuk mengetahui penerapan Pengkajian Keperawatan dalam kasus asuhan
keperawatan Diabetes Melitus?
5
BAB II
PEMBAHASAN
Ada tiga jenis pengkajian keperawatan yang menjadi pola umum dari proses
keperawatan yaitu sebagai berikut :
6
1. Pengkajian awal (Initial Assesment)
Fase ini adalah fase yang sangat awal dari seluruh proses asuhan keperawatan.
Pada fase ini dilakukan pengkajian awal dengan cara mengisi formulir atau format
pengkajian data dasar keperawatan. Terdapat berbagai model formulir atau format
pengkajian keperawatan yang akan dibahas berikutnya.
3. Pengkajian khusus
Pengkajian ini dilakukan ketika pasien membutuhkan alat ukur tertentu untuk
mengkaji data khusus pasien, sehingga dapat dilakukan pengambilan keputusan
klinis. Contoh pengkajian tingkat kesadaran menggunakan GCS ( Glasscow Coma
Scale), pengkajian status kecemasan pasien menggunakan alat ukur skala HARS
(Hamilton Anxiety rating Scale), pengkajian kondisi bayi baru lahir menggunakan
APGAR SCORE dsb.
7
B. KEPERAWATAN TUJUAN PENGKAJIAN
Secara umum, tujuan pengkajian keperawatan yaitu mengumpulkan data yang
berhubungan dengan pasien untukmenegakan diagnosa keperawatan, kekuatan
(kemampuan) pasien, dan rencana yang efektif dalam perawatan pasien. Pada saat
melakukan pengumpulan data, ada beberapa tujuan dari adanya pengkajian
keperawatan yaitu antara lain :
1. Mengumpulkan informasi terkait status kesehatan klien dari berbagai sumber data.
2. Mengumpulkan, mengorganisasikan, serta mencatat berbagai data yang
menjelaskan respon tubuh akibat masalah kesehatan
3. Mengidentifikasikan kebutuhan unik pasien terhadap masalah keperawatan yang
akan memengaruhi layanan keperawatan yang diberikan.
4. Mengumpulkan data fokus yang mendukung masalah keperawatan yang sedang
atau akan dihadapi klien.
5. Menjamin adanya informasi dasar yang berguna supaya dapat memberikan
referensi untuk mengukur perubahan kondisi pasien.
6. Menyajikan data yang cukup bagi justifikasi kebutuhan pasien untuk melakukan
tindakan keperawatan
Adapun teknik yang dapat dilakukan dalam pengumpulan data yaitu sebagai
berikut :
a. Wawancara (Anamnese)
Wawancara merupakan komunikasi yang bisa dilakukan perawat untuk
tujuan spesifik dan difokuskan pada area dengan isi yang spesifik. Ada dua
macam wawancara yaitu, wawancara langsung dan tidak langsung.
Wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan langsung kepada
klien, sedangkan wawancara secara tidak langsung adalah wawancara yang
dilakukan kepada keluarga klien, perawat, atau sumber lainnya untuk
mendapatkan data. Wawancara bertujuan untuk memperoleh data tentang
kesehatan dan masalah klien, dan menjalin hubungan antara perawat dengan
klien, serta membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut
selama tahap pengkajian. Tujuan melakukan anamnese adalah :
1) Mendapatkan informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi masalah
klien.
2) Meningkatkan hubungan perawat dengan klien.
9
3) Membantu klien untuk berpartisipasi dalam mengenali masalah
kesehatannya.
4) Membantu perawat menentukan investigasi selanjutnya dalam pengkajian.
5) Membantu perawat menganalisis dan menegakkan diagnosis serta
penyusunan intervensi.
b. Observasi
Suatu kegiatan dengan mengamati perilaku dan kegiatan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan klien. Observasi ini memerlukan
ketarampilan disiplin dan praktik klinik sebagai bagian dari tugas perawat.
Dan observasi mencakup aspek fisik, mental sosial, dan spritual.
c. Konsultasi
Perawat berkonsultasi dengan berbagai tenaga kesehatan, termasuk sesama
perawat. Proses konsultasi memiliki tujuh langkah yaitu mengidentifikasi
masalah, mengumpulkan data yang bersangkutan, mengenai klien,
memperoleh izin klien, memilih konsultan, mengkomunikasikan masalah dan
informasi terkait, membahas rekomendasi dengan konsultan, termasuk
rekomendasi dalam rencana perawatan klien.
d. Pengkajian fisik
Pengkajian fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk
mengetahui masalah kesehatan klien. Ketika perawat melakukan pengkajian,
pasti selalu berkaitan dengan data. Seorang perawat wajib melakukan prosedur
pemeriksaan fisik pada pasien walaupun dengan teknik yangberbeda seblum
melakukan prosedur pemeriksaan fisik, perawat harus memahami dasar
anatomis organ dalam tubuh. Dengan demikian, pemeriksaan fisik yang
dilakukan ktidak hanya mengikuti pola kebiasaan tetapi karena perawat
memahami rasionalisasi tindakan tersebut. Pemeriksaan fisik dilakukan
dengan menggunakan empat metode, yakni inspeksi, auskultasi, perkusi, dan
palpasi sebagai berikut :
1) Inspeksi : Sebagai kegiatan melihat atau memperhatikan secara seksama
status kesehatan klien. Contohnya kondisi umum pasien, melihat irama
10
nafas pasien, melihat kondisi konjungtiva dan sklera, ada tidaknya
oedema, ada tidaknya perlukaan, dan karakteristik urine/faeces
2) Auskultasi : Langkah pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop
yang memungkinkan pemeriksa mendengar bunyi keluar dari rongga tubuh
pasien. Auskultasi dilakukan untuk mendapatkan data tentang kondisi
jantung, paru, dan saluran pencernaan. Contohnya perawat ingin
mengidentifikasi ada atau tidaknya nyeri, vokal fremitus, ictus cordis, ada
tidaknya massa atau benjolan, dan petanda appendiksitis.
3) Perkusi (periksa ketuk) : Jenis pemeriksaan fisik dengan cara mengetuk
secara pelan jari tengah menggunakan jari yang lain untuk menentukan
posisi, ukuran, dan konsistensi struktur suatu organ tubuh. Contohnya
ketukan dengan menggunakan jari tengah perawat dilakukan saat kita
melakukan pemeriksaan paru-paru, batas jantung, dan perkusi abdomen.
Sedangkan ketukan dengan menggunakan reflex hammer digunakan saat
perawat melakukan pemeriksaan pada reflek patella, reflex bisep dan
trisep, serta reflex brachiobranchialis.
4) Palpasi (periksa raba) : Jenis pemeriksaan fisik dengan cara meraba atau
merasakan kulit klien untuk mengetahui struktur yang ada dibawah kulit.
Contoh nya yaitu sebagai berikut :
a) Stetoskop digunakan oleh perawat saat mengidentifikasi suara nafas,
suara jantung, peristaltik usus.
b) Phonenduskup digunakan oleh perawat/bidan untuk mendengarkan
denyut jantung janin.
c) Garpu talla digunakan perawat saat melakukan pemeriksaan fungsi
teling (weber, rine, swabach).
d) Opthalmuskup digunakan untuk pemeriksaan fungus oculi pada mata.
Dari data subyektif dan objektif adalah abnormal jika kita bandingkan
dengan nilai standar normal, maka semua data tersebut dapat mendukung
untuk kita tegakan divisi masalah kebutuhan istirahat tidur. Selanjutnya data
yang sudah terkelompok tadi akan dimasukan dalam tabel analsis data seperti
dibawah ini :
13
Data objektif :
1. Pasien tampak
mengantuk.
2. Pasien sering
menguap.
3. Terdapat
lingkaran hitam
dibawah mata.
Data diatas menunjukan cara melakukan klasifikasi, analisis dan
interpretasi data ke divisi kecenderungan masalah yang muncul pada pasien.
Tentunya, data diatas dapat dilengkapi dengan data-data yang menunjang
lainnya pada kondisi pengkajian data dasar yang lengkap.
c. Membuat kesimpulan
Menganalisis data informasi penting dilakukan untuk memasukkan
baik data dan informasi ketika mendokumentasikan pengkajian sehingga
informasi tidak dapat divalidasi oleh orang lain jika data asli tidak tersedia.
Terdapat empat kesimpulan yang mungkin terjadi yaitu sebagai berikut :
14
1) Klien tidak mengalami masalah
Tidak diperlukan asuhan keperawatan lanjutan dengan menguatkan
kebiasaan kesehatan klien dan merekomendasikan aktivitas yang dapat
meningkatkan kesehatan lainnya.
2) Klien mungkin mengalami masalah
Pada kesimpulan ini perawat perlu untuk mengumpulkan lebih banyak
informasi mengenai malasah yang dialami klien.
3) Klien beresiko mengalami maslah
Temuan ini mengindikasikan diagnosis keperawtan potensial. Dengan
perawat melanjutkan proses keperawatan dengan merencanakan,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi.
4) Klien mengalami masalah kritis
Klien memiliki diagnosis keperawatan atau diagnosis medis. Masalah
menjadi diagnosis keperawatan jika berada dalam wilayah keperawatan,
perawat dapat menanganinnya tanpa konsultasi terlebih dahulu. Tapi jika
memerlukan terapi medis, perawat perlu mengidentifikasi masalah
kolaboratif. Perawat harus berkonsultasi dengan dokter dan berkerja sama
untuk menyelesaikan masalah.
Pengkajian :
1. Identitas Pasien :
Nama : Tn. Ketut Nampa
Jenis kelamin : Laki - laki
Tanggal lahir/umur : 1 Juli 1961 / 55 Tahun
Alamat : Tiga Susut
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Perkawinan : Menikah
No. RM : 23-67-16
Status pasien : Pasien Rawat Inap
Tanggal MRS : 8 Desember 2016
2. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Kesehatan Pasien Terdahulu :
1) Pasien menderita kencing manis sejak kurang lebih 15 tahun, dari awal
menderita diabetes pasien tidak pernah kontrol atau melakukan
pemeriksaan gula darah rutin.
17
Pasien mengatakan kakak kandungnya menderita diabetes kurang lebih
sejak 20 tahun yang lalu.
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Pasien tampak lemah, kesadaran compos mentis, GCS
E4V5M6
a. Tanda – tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit, isi cukup, kuat angkat normal
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 360C peraxila
Berat Badan : 55 Kg
Tinggi Badan : 160 Cm
Indeks Masa Tubuh : 21,48
Status Gizi : Baik
c. Pemeriksaan Thorax :
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, tidak ada ketertinggalan
napas.
Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan (-), vocal fremitus kanan
dan kiri sama.
Perkusi : Sonor kanan dan kiri
Auskultasi : Vesikuler seluruh lapang paru, rhonki (-/-), wheezing
(-/-).
18
d. Pemeriksaan Jantung :
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di apex, regular, kuat angkat
normal.
Perkusi : Batas atas jantung ICS 2 PSL sinistra, batas kanan
jantung ICS 5 PSL dextra, batas kiri jantung ICS 5
MCL sinistra
Auskultasi : Batas atas jantung ICS 2 PSL sinistra batas kanan
jantung ICS 5 PSL dextra batas kiri jantung ICS 5
MCL
sinistra
e. Pemeriksaan Abdomen :
Inspeksi : Datar, distensi (-), ascites (-), tanda peradangan (-)
Palpasi : Peristaltic usus 11x/menit, normal
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
Auskultasi : Nyeri tekan di epigastrium (-), massa tumor (-).
Hepar : Tidak teraba
Lien/limpa : Tidak teraba
Ginjal : Tidak teraba, nyeri ketok ginjal dextra (-)
f. Pemeriksaan Ekstermitas
Inspeksi : Terdapat luka berwarana kemerahan serta terlihat
sedikit tulang dengan diameter sekitar 4cm pada
punggung kaki kanan dan sekitar 1,5 cm
pada telapak kaki kanan, serta luka pada jempol kanan
dan luka pada punggung kaki kiri berwarna kehitaman
sekitar 1cm clubbing finger (-) sianosis (-), edema
tungkai (-)
Palpasi : Akral (ujung jari) terasa hangat
CRT : < 2 detik
4. Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan Laboratorium
19
DARAH LENGKAP HASIL NILAI NORMAL
WBC 23,0 x 103H 3,5 - 10.0 x 103
LYM% 10,8 x 103L 15,0 - 50,0x
GRA 22,5 x 103H 1,2 - 8,0
GRA% 84,3 x 103H 35,0 - 80,0
RBC 3,71 x 103 3,5 - 5.50x 10 12/1
HGB 10,9 g/dlL 11.0 - 16.0 g/dl
RDW% 17,8H 11,0 - 16,0
HCT 33,0%L 37.0 - 54.0%
PLT 391 x 103 150 - 450 x 103
MPV 6,7 g/dl 8,0-11,0
20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengumpulan informasi atau pengkajian merupakan tahap awal dalam
proses keperawatan. Dari informasi yang terumpul, didapatkan data dasar
tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar tersebut
digunaan untuk menentuan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan
keperawatan, serta tindaan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah
klien. Hal yang harus diperhatikan dalam pengkajian data pasien adalah
memilih metoda sistematis untuk pengumpulan data. Karena dengan
pendekatan sistematis maka akan mengurangi kesalahan akibat kelalaian dan
perbuatan salah.
B. SARAN
Kita sebagai perawat hendaknya dalam mengumpulkan informasi
disarankan untuk melakukan pendekatan terapeutik guna mendapatkan data
yang lengkap, akurat, dan relevan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unimus.ac.id/2026/6/BAB%20II.pdf
http://repository.itsk-soepraoen.ac.id/455/3/Bab%202.pdf
https://www.scribd.com/document/494554622/Bab-2-pengkajian
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2835/f.%20Bab%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
http://repository.ump.ac.id/3810/3/Ahmad%20H%20Aziz%20BAB%20II.pdf
https://osf.io/5pk8g/download/?format=pdf
https://osf.io/aubmt/download/?format=pdf#:~:text=Menurut%20Setiawan%20(2012)%2C
%20Analisis,pasien.%20Dalam%20analisis%20data%20perawat
https://id.scribd.com/doc/248320959/Pengertian-Pengkajian-Keperawatan
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/
RWAT3311_PRAKTEK-KLINIK-KEPERAWATAN-GAWAT-DARURAT_BAB-1-
5_FINAL.pdf
http://eprints.umm.ac.id/53290/4/BAB%20III.pdf
https://www.scribd.com/document/355910605/Laporan-Kasus-Diabetes-Melitus
22