Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: Metodologi Keperawatan

Dosen Pengampu: Ns. Grace C Sipasulta, M.Kep.Sp.Kep.Mat

Disusun Oleh:

KELOMPOK 5

Nilam Cahya Haryono – P07220121079

Sindi Aulia – P072201210

Yuan Anggie Irana – P072201210

POLTEKNIK KESEHATANKEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

PRODI D-III KEPERAWATAN KELAS BALIKPAPAN

TINGKAT II/SEMESTER III

TAHUN AJARAN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Ucapan puji-puji dan syukur kami panjatkan ke hadiran tuhan yang maha esa,
karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya.

Terimakasih untukIbu Ns. Grace C Sipasulta, M.Kep.Sp.Kep.Mat selaku Dosen


mata kuliah Metodologi Keperawatan yang telah memberi kami kesempatan
untuk membuat makalah Diagnosa Keperawatan. Kami pun menyadari dengan
sepenuh hati bahwa tetap terdapat kekurangan pada makalah kami ini.

Oleh sebab itu, kami sangat menantikan kritik dan saran yang membangun
sebagai materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah berikutnya. Kami
juga berharap hal tersebut mampu dijadikan pembelajaran untuk kami supaya
kami lebih mengutamakan kualitas makalah selanjutnya.

Balikpapan, 8 Agustus 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1

Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

Rumusan Masalah .............................................................................................................. 2

Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 2

Manfaat Penulisan ................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................3

2.1 Definisi Diagnosa Keperawatan.................................................................................3

2.2 Tujuan Diagnosis Keperawatan..................................................................................4

2.3 Jenis-Jenis Diagnosa Keperawatan.............................................................................4

2.4 Komponen Dan Syarat Diagnosa Keperawatan.....................................................6

2.5 Proses Penegakkan Pernyataan Diagnosa Keperawatan....................................9

2.6 Perbedaan Diagnosa Keperawatan Dengan Diagnosa Medis..........................10

2.7 Sumber Kesalahan Diagnosa Keperawatan............................................................16

BAB III PENUTUPAN ...................................................................................................................21

3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan merupakan profesi yang membantu dan memberikan


pelayanan yang berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan individu.
Dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan, seorang perawat akan
melewati lima tahap, yakni pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan pendokumentasian.

Pada dasarnya diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan


intervensi yang menjadi  tanggung gugat perawat. Perumusan diagnosa
keperawatan adalah bagaimana diagnosa keperawatan digunakan dalam proses
pemecahan masalah. Melalui identifikasi, dapat digambarkan berbagai masalah
keperawatan yang membutuhkan asuhan keperawatan. Di samping itu, dengan
menentukan atau menyelidiki etiologi masalah, akan dapat dijumpai faktor yang
menjadi kendala dan penyebabnya. Dengan menggambarkan tanda dan gejala,
akan memperkuat masalah yang ada.

Dewasa ini tak jarang ditemukannya kesalahan dalam perumusan


diagnosa keperawatan baik oleh mahasiswa keperawatan yang sedang
melakukan praktik maupun oleh perawat professional.Hal ini dapat diakibatkan
oleh banyak factor diantaranya data yang kurang akurat, pengetahuan pelaku
perumus diagnosa yang kurang, dan masih banyak lagi.

1
1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana Definisi Diagnosa Keperawatan?


 Bagaimana Tujuan Diagnosis Keperawatan?
 Bagaimana Jenis-Jenis Diagnosa Keperawatan?
 Bagaimana Komponen Dan Syarat Diagnosa Keperawatan?
 Bagaimana Proses Penegakkan Diagnosa Keperawatan?
 Bagaimana Perbedaan Diagnosa Keperawatan Dengan Diagnosa Medis?
 Bagaimana Sumber Kesalahan Diagnosa Keperawatan?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat untuk memberi pemahaman apa itu Diagnosa Keperawatan.
Serta memenuhi tugas Metodologi Keperawatan.

1.4 Manfaat Penulisan

 Dapat memahami Definisi Diagnosa Keperawatan.


 Dapat memahami Tujuan Diagnosis Keperawatan.
 Dapat memahami Jenis-Jenis Diagnosa Keperawatan.
 Dapat memahami Komponen Dan Syarat Diagnosa Keperawatan.
 Dapat memahami Proses Penegakkan Diagnosa Keperawatan.
 Dapat memahami Perbedaan Diagnosa Keperawatan Dengan Diagnosa
Medis.
 Dapat memahami Sumber Kesalahan Diagnosa Keperawatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai


respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosis
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu, keluarga
dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (SDKI).

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis tentang respons individu,


keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial,
atau proses kehidupan (NANDA International,2007).

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan proses


aktual atau potensial terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai
izin dan berkompeten untuk mengatasinya. Dan adapun tujuan dari diagnosa
keperawatan adalah untuk mengarahkan rencana asuhan untuk membantu klien
keluarganya beradaptasi terhadap penyakit mereka dan untuk menghilangkan
masalh perawatan kesehatan (Potter & Perrt, 2005).

2.2 Tujuan Diagnosis Keperawatan

Ada beberapa tujuan diagnosis keperawatan adalah :

a. Menyampaikan masalah klien dalam istilah yang dapat dimengerti


semua perawat

b. Mengenali masalah-masalah utama klien pada pengkajian

3
c. Mengetahui perkembangan perawatan

d. Mengetahui respons klien terhadap status kesehatan atau


penyakit

e. Mengetahui faktor-faktor yang menunjang atau menyebabkan


suatu masalah (etiologi)

f. Kemampuan klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalah

2.3 Jenis-Jenis Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan NANDA diagnosis keperawatan dapat di terangkan sebagai


berikut:

1. Diagnosis aktual
- Masalahnya sudah ada

- Symtom harus memenuhi kriteria mayor 80%-100%

- Rumusan : P + E + S

2. Diagnosis risiko
- Masalah nyata bisa terjadi

- Ada faktor resiko

- Untuk pencegahan intensifkan masalah

- Rumusan : P + E

3. Diagnosis Kemungkinan

4. Diagnosis Syndrome

5. Diagnosis Wellness

4
Sedangkan menurut SDKI ( Standard Diagnosis Keperawatan
Indonesia) yaitu:

a) Diagnosis keperawatan positif

Diagnosis keperawatan positif menunjukan bahwa klien dalam kondisi


sehat dan dapat mencapai kondisi yang lebih sehat atau optimal. Diagnosis ini
disebut sebagai diagnosis promosi kesehatan

b) Diagnosis keperawatan negatif

Diagnosis negatif menunjukan bahwa pasien dalam kondisi sakit atau


beresiko mengalami sakit, sehingga penegakan diagnosis ini akan mengarahkan
pemberian intervensi keperawatan kearah penyembuhan, pemulihan dan
pencegahan. Diagnosis ini terdiri dari diagnosis aktual dan diagnosis risiko.

Jenis diagnosis diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Diagnosa keperawatan aktual (Actual Nursing Diagnoses)


Diagnosis aktual merupakan respons klien terhadap kondisi kesehatan atau
proses kehidupannya yang menyebabkan klien mengalami masalah kesehatan.
Tanda/gejala mayor dan minor dapat ditemukan dan divalidasi pada klien.

5
Dengan syarat :

- Harus memenuhi unsur P E S

- Symtom harus memenuhi kriteria mayor 80%-100%

- Rumusan : P + E + S

- Contoh : penurunan curah jantung berhubungan dengan


penurunan kontraktilitas yang ditandai dengan pasien
mengeluh sesak dan batuk, mudah lelah, Tensi 90/60, N 96
x/mnt ada bunyi jantung tambahan S3

2. Diagnosa keperawatan risiko (Risk Nursing Diagnoses)


Diagnosis resiko merupakan respon klien terhadap kondisi kesehatan atau
proses kehidupannya yang dapat menyebabkan berisiko mengalami masalah
kesehatan. Tidak ditemukan tanda/gejala mayor dan minor pada klien, namun klien
memiliki faktor risiko mengalami masalah kesehatan.
Dengan syarat :

- Rumusan : P + E

- Contoh: Risiko perfusi miokard tidak efektif berhubungan


dengan hipertensi

3. Diagnosa Promosi Kesehatan


Diagnosis Promosi Kesehatan menggambarkan adanya keinginan dan
motivasi klien untuk meningkatkan kondisi kesehatannya ke tingkat yang lebih
baik atau optimal.

6
Dengan syarat :

- Digunakan hanya pada kasus yang berfokus pada perbaikan


fungsi dan tujuannya adalah kemajuan dari satu tingkat
kesejahteraan ke tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi

- Rumusan: P + E atau P

- Contoh: - kesiapan peningkatan pengetahuan

2.4 Komponen Dan Syarat Diagnosa Keperawatan

1. Komponen Diagnosa Keperawatan

1) Problem (P/masalah)

Masalah merupakan label diagnosis keperawatan yang menggambarkan


inti dari respons klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya.
Label diagnosis terdiri atas Deskriptor atau penjelas dan fokus Diagnostik.

Deskriptor merupakan pernyataan yang menjelasakan bagaimana suatu


fokus diagnosis terjadi. Beberapa deskriptor yag digunakan dalam diagnosis
keperawatan diuraikan pada tabel.

7
2) Indikator Diagnostik

Indikator diagnostik terdiri atas penyebab, tanda dan gejala dan faktor
resiko dengan uraian sebagai berikut:

A. Penyebab (etiologi) merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi


perubahan status kesehatan. Etiologi dapat mencakup 4 kategori
yaitu;

a) fisiologis, biologis, psikologis; mencakup kondisi patofisologis


penyakit yang dapat mendukung masalah misalnya penurunan
perfusi cairan berhubungan dengan proses ektravasasi cairan ke
ruang ekstravasculer

b) efek terapi/tindakan/efek medikasi yang dapat mendukung


masalah, misalnya kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
efek kemoterapi

c) situasional ( lingkungan atau personal), misalnya resiko jatuh


berhubungan dengan adanya lingkungan yang kurang rapi

8
d) maturasional terkait proses tumbuh kembang, misalnya
perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis
perkembangan

B. Tanda (sign) dan gejala ( symptom) merupakan data objektif yang


diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium dan prosedur
diagnostik, sedangkan gejala merupakan data subyektif yang
diperoleh dari hasil anamnese. Tanda dan gejala dikelompokan
menjadi 2 kategori yaitu:

- Mayor tanda dan gejala ditemukan 80-100% dapat mendukung


validasi diagnosis

- Minor tanda dan gejala tidak harus temukan, dapat mendukung


penegakan diagnosis.

C. Faktor resiko merupakan kondisi yang dapat meningkatkan


kerentanan pasien mengalami masalah kesehatan.

2. Persyaratan diagnosa keperawatan

1. Perumusan harus jelas dan singkat dari respon klien terhadap


situasi atau keadaan yang dihadapi

2. Spesifik dan akurat (pasti)

3. Dapat merupakan pernyataan dari penyebab

4. Memberikan arahan pada asuhan keperawatan

5. Dapat dilaksanakan oleh perawat

9
6. Mencerminan keadaan kesehatan klien

3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan diagnosis


keperawatan

1. Berorientasi kepada klien, keluarga dan masyarakat

2. Bersifat aktual atau potensial

3. Dapat diatasi dengan intervensi keperawatan

4. Menyatakan masalah kesehatan individu, keluarga dan


masyarakat, serta faktor-faktor penyebab timbulnya masalah
tersebut

2.5 Proses Penegakkan Diagnosa Keperawatan

Menurut SDKI, proses penegakan diagnosis keperawatan atau


mendiagnosis merupakan suatu proses yang sistematis yang terdiri dari 3 tahap:

10
1. PENGELOMPOKKAN DATA DAN ANALISA DATA
Yang terdiri dari :
a. Data Subjektif
Contoh : “Pasien mengeluh nyeri saat menelan karena ada tumor di
leher, akibat BB turun dari 10 kg dalam 12 bulan terakhir,karena nyeri
menelan”

b. Data Objektif
Contoh : TB= 165 Cm, BB = 45 Kg

Yang dilakukan dengan tahap :

1. Bandingkan data dengan nilai normal

Data-data yang didapatkan dari pengkajian dibandingkan dengan nilai-


nilai normal dan identifikasi tanda/gejala yang bermakna (significant
cues)

11
2. Kelompokkan data sesuai kategori

Tanda/gejala yang dianggap bermakna dikelompokkan berdasarkan


pola kebutuhan dasar yang meliputi respirsi, sirkulasi, nutrisi/cairan,
nyeri/keamanan, integritas ego, pertumbuhan/perkembangan,
kebersihan diri, penyuluhan/pembelajaran, interaksi sosial, dan
keamanan/proteksi. Proses pengelompokkan data dapat dilakukkan
baik secara induktif maupundeduktif. Secara induktif dengan memilah
data sehingga membentuk pola, sedangkan secara deduktif dengan
menggunakan kategori pola kemudian mengelompokkan data sesuai
kategorinya.

2. IDENTIFIKASI MASALAH
1) Aktual
Dikatakan aktual apabila :
 Respon klien yang menyebabkan klien mengalami
masalah kesehatan
 Tanda/gejala mayor dan minor ditemukan dan
divalidasi pada klien
2) Risiko
Dikatakan Risiko apabila :

12
 Respon klien yang dapat menyebabkan klien
berisiko mengalami masalah kesehatan
 Tidak ditemukan tanda/gejala mayor dan minor
pada klien, memiliki faktor risiko mengalami
masalah kesehatan.
3) Promosi Kesehatan
Dikatakan Promosi Kesehatan apabila :
 Menggambarkan adanya keinginan dan motivasi
klien untuk meningkatkan kondisi kesehatannya
ketingkat yang lebih baik atau optimal

3. PERUMUSAN DIAGNOSIS

Perumusan diagnosis keperawatan sesuai dengan jenis diagnosis


keperawatan Menurut SDKI. Terdapat dua metode perumusan diagnosis,
yaitu :

a. Penulisan Tiga Bagian (three Part)


Metode penulisan ini terdiri atas masalah, penyebab, dan Tanda/Gejala.
Metode penulis ini hanya dilakukan pada diagnosis aktual, dengan
formulasi sebagai berikut :

Masalah berhubungan dengan Penyebab dibuktikan dengan Tanda/Gejala

ATAU

Masalah b.b. Penyebab d.d Tanda/Gejala

Contoh penulisan :

Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan


napas dibuktikan dengan batuk tidak efektif, sputum berlebih, mengi,
dispnea, gelisah.

b. Penulisan Dua Bagian

13
Metode Penelitian ini dilakukan pada diagnosis risiko dan diagnosis
promosi kesehatan,dengan formulasi sebagai berikut:

1) Diagnosis resiko

Masalah dibuktikan dengan Faktor resiko

Contoh penulisan diagnosis:

Risiko aspirasi dibuktikan dengan tingkat kesadaran menurun.

2) Diagnosis Promosi Kesehatan

Masalah dibuktikan dengan Tanda/Gejala

Contoh Penulisan Diagnosis:

Kesiapan Peningkatan eliminasi urin dibuktikan dengan pasien ingin


meningkatkan eliminasi urin, jumlah dan karakteristik urin normal

Sedangkan Menurut NANDA Interpersonal (2015 - 2017) menyebutkan


diagnosis keperawatan menjadi dasar untuk memilih tindakan keperawatan
guna mencapai hasil bagi perawat. Berfokus pada respon aktual atau potensial
klien terhadap masalah kesehatan dibandingkan dengan kejadian fisiologis.
Berikut adalah proses perumusan diagnosa keperawatan :

1. Klarifikasi dan analisis data


Pengelompokan data adalah mengelompokkan data klien atau
keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan
kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria
permasalahannya.

2. Mengidentifikasi data
Masalah klien merupakan keadaan atau situasi dimana klien perlu
bantuan untuk mempertahankan atau meningkatkan status
kesehatan,atau meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan
oleh perawat dengan kemampuan dan wewenang yang dmilikinya.

14
3. Memvalidasi diagnosis keperawatan
Memvalidasi diagnosis keperawatan adalah menghubungkan
dengan klarifikasi gejala dan tanda – tanda yang kemudian
menunjukan kepada kelengkapan dan ketepatan data untuk
kelengkapan dan ketepatan data, kerja sama dengan klien sangat
penting untuk saling percaya sehingga mendapatkan data yang
tepat.

4. Menyusun diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritasnya


Setelah perawat mengelompokan, mengidentifikasikan,
memvalidasi data data yang signifikan dan tugas perawat pada
tahap ini adalah merumuskan diagnosis keperawatan. Diagnosis
keperawatan dapat bersifat aktual, resiko, wellnes, dan sindrom.

15
2.6 Perbedaan Diagnosa Keperawatan Dengan Diagnosa Medis

Untuk menemukan perbedaan antara diagnosa keperawatan dengan


diagnosa medis, kita harus mengetahui definisi diagnosa medis terlebih dahulu.
Menurut Potter & Perry (2009) mengungkapkan bahwa diagnosa medis adalah
identifikasi kondisi penyakit berdasarkan evaluasi tertentu dari tanda fisik,
gejala, riwayat medis klien, hasil pemeriksaan, dan prosedur diagnostik
sedangkan diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai respon
individu, keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui proses pengumpulan
data terhadap masalah kesehatan yang aktual maupun potensial guna menjaga
status kesehatan.

Dari pernyataan diatas didapatkan perbedaan antara diagnosa medis dan


diagnosa keperawatan sebagai berikut:

NO DIAGNOSIS KEPERAWATAN DIAGNOSIS MEDIS

Berfokus pada faktor-faktor yang


Berfokus pada respon atau reaksi
1 bersifat pengobatan dan
klien terhadap penyakitnya.
penyembuhan penyakit .

Berorientasi pada kebutuhan Berorientasi kepada keadaan


2
individu. patologis.

Berubah sesuai dengan Cenderung tetap, mulai dari sakit


3
perubahan respon klien . sampai sembuh .

4 Mengarah kepada fungsi mandiri Mengarah kepada tindakan medis


perawat, dalam melaksanakan yang sebagian dapat dilimpahkan
tindakan keperawatan dan kepada perawat.

16
evaluasif

2.7 Sumber Kesalahan Diagnosa Keperawatan

1. Kesalahan dalam pengumpulan data

Untuk menghindari kesalahan dalam pengumpulan data pengetahuan


dan keterampilan dalam teknik pemeriksaan data sangat diperlukan. Berikut ini
beberapa cara untuk menghindari kesalahan dalam pengumpulan data:

 Tinjau ulang tingkat kenyamanan dan kompetensi anda


dalam melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik sebelum
mulai mengumpulkan data.

 Lakukan pemeriksaan dalam beberapa langkah dengan


terfokus pada satu sistem tubuh sebelum memulai
pemeriksaan lengkap dari kepala hingga kaki.

 Tinjau ulang pengkajian klinis anda di ruang kelas maupun


klinik.

 Tentukan keakuratan data anda dengan mevalidasi beberapa


kali hasil yang anda dapat guna meminimalkan risiko
ketidakakuratan

 Teratur dalam pemeriksaan, memiliki formulir dan peralatan


pemeriksaan yang sesuai dan siap digunakan.

17
2. Kesalahan dalam Interpretasi dan Analisis Data

Setelah pengumpulan data, tinjau ulang kembali data tersebut apakah


sudah akurat dan lengkap. Saat anda tidak dapat mevalidasi data, ini
menunjukkan ketidaksesuaian antara petunjuk klinis dan diagnosa
keperawatan(Lunney,1998 dikutip oleh Potter & Perry,2009). Mulailah
menginterpretasikan dengan menentukan dan mengatur pola pemeriksaan yang
relevan untuk mengetahui adanya masalah pada klien dengan
mempertimbangkan latar budaya klien.

3. Kesalahan dalam Pengelompokan Data

Kesalahan dalam pengelompokan data terjadi saat data dikelompokan


terlalu cepat, tidak benar, atau tidak dikelompokan sama sekali. Kesalahan
pengelompokan data dapat mempengaruhi diagnosa keperawatan yang akan
berdampak pada kualitas pelayanan keperawatan pada klien.

4. Kesalahan dalam Pernyataan Diagnosis

Pemilihan pernyataan diagnosis yang tepat akan menghasilkan pemilihan


intervensi keperawatan dan hasil yang sesuai (Docherman dan Jones,2003).
Untuk mengurangi kesalahan, pernyataan diagnosis harus menggunakan bahasa
yang sesuai, ringkas, dan tepat.Gunakan terminology yang benar dalam
menggambarkan respons klien terhadap penyakit atau kondisinya. Berikut ini
adalah taktik untuk mengurangi kesalahan dalam pernyataan diagnosis, yakni:

1. Kenali respon klien, bukan diagnosa medis (Carpernito-


Moyet,2005)

2. Karena diagnosa medis membutuhkan tindakan medis, sangat


tidak bijak bila memasukkan diagnosa medis kedalam
diagnosa keperawatan.

18
3. Kenali pernyataan diagnosis NANDA –I dibandingkan gejala.

4. Kenali diagnosa keperawatan dari kelompok karakteristik


definisi karena satu gejala tidak cukup untuk
mengindentifikasi masalah.

5. Kenali etiologi yang dapat ditangani dibandingkan tanda klinis


atau masalah kronis.

6. Anda dapat memilih tindakan yang diarahkan menuju koreksi


etiologi masalah karena pemeriksaan diagnostic atau disfungsi
kronis bukan merupakan etiologi atau kondisi yang dapat
diatasi dengan tindakan keperawatan.

7. Kenali masalah yang disebabkan oleh pengobatan atau


pemeriksaan diagnostic, daripada terapi atau pemeriksaan itu
sendiri.

8. Klien mengalami banyak respons terhadap pemeriksaan


diagnostic dan terapi medis yang termasuk dalam bidang
keperawatan.

9. Kenali respon klien terhadap peralatan dibandingkan


peralatan itu sendiri.

10. Kenali masalah klien dibandingkan masalah anda dengan


pelayanan kesehatan.

11. Diagnosa keperawatan selalu berpusat pada klien dan menjadi


dasar untuk pelayanan yang diarahkan oleh tujuan.

12. Kenali masalah klien dibandingkan tindakan keperawatan.

19
13. Kenali masalah klien dibandingkan tujuan.

14. Anda selalu menetapkan tujuan semala tahap perencanaan


pada proses keperawatan. Berdasarkan identifikasi masalah
klien yang akurat, tujuan akan menjadi dasar untuk
menentukan apakah penyelesaian masalah telah tercapai.

15. Gunakan pertimbangan professional dibandingkan dugaan.

16. Buat diagnosa keperawatan berdasarkan data objektif dan


data subjektif klien, dan jangan sertakan kepercayaan dan
nilai-nilai pribadi Anda.

17. Hindari pernyataan yang tidak sesuai hukum (Carpenito-


Moyet,2005)

18. Pernyataan yang bersifat menyalahkan, mengabaikan, atau


malpraktik berpotensi menimbulkan tuntutan hukum.

19. Kenali masalah dan etiologi untuk menghindari pengulangan


pernyataan.

20. Pernyataan seperti ini mengandung arti yang tidak jelas dan
tidak memberikan arahan untuk pelayanan keperawatan.

21. Kenali satu masalah saja dalam pernyataan diagnostik.

22. Setiap masalah memiliki hasil harapan yang berbeda,


kebingungan selama langkah perencanaan terjadi saat anda
memasukkan banyak masalah dalam satu diagnosa
keperawatan.

20
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai


respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu, keluarga,
dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan. Dalam
merumuskan diagnosa komponen yang harus diperhatikan adalah problem,
etiologi, dan sign atau symptom dengan syaratnya, yakni:

 Perumusan harus jelas dan singkat dari respon klien terhadap


situasi atau keadaan yang dihadapi

 Spesifik dan akurat (pasti)

 Dapat merupakan pernyataan dari penyebab

 Memberikan arahan pada asuhan keperawatan

 Dapat dilaksanakan oleh perawat

 Mencerminan keadaan kesehatan klien

21
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito-Moyet,Lynda Juall.2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi


13.Jakarta: EGC.

Effendi, Ferry.2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam


Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika.

Potter&Perry.2009.Fundamental of Nursing,7th Edition.Jakarta:Salemba Medika.

Induniasih. (2011). METODOLOGI KEPERAWATAN. Yogyakarta : PUSTAKA


BARU PRESS.

Mufidaturrohmah. (2017). DASAR-DASAR KEPERAWATAN. Yogyakarta :


GAVA MEDIA.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnosa. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI.

Standar praktik keperawatan indonesia(PPNI,2005);Ackwig,Ladwig&makic


(2017);Berman, snyder & Frandsen (2015);Potter & Perry (2013)

Standar praktik keperawatan indonesia(PPNI,2005);International classification of


nursing practice diagnosis clasification(ICNP,2015)

22

Anda mungkin juga menyukai