Disusun Oleh :
Kelompok 4
JURUSAN D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG – BANTEN
2023
Tinjauan Literatur
LATAR BELAKANG
Sebagai suatu aspek yang terpenting dalam proses keperawatan, perumusan diagnosa
keperawatan ini sangatlah vital untuk dilakukan. Pernahkan kita mendengar beberapa diagnosa
keperawatan pada pasien.
Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi
secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan
klien.
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang diperoleh dari
pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan memberikan gambaran tentang masalah
atau status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana
pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat.
Proses keperawatan telah diidentikan sebagai metoda ilmiah keperawatan untuk para penerima
tindakan keperawatan. Kebanyakan sekolah-sekolah keperawatan sekarang memasukkan proses
keperawatan sebagai sautu komponen dari konsep kerja konsepatual mereka.
National Council of State Broads of Nursing menggunakan proses keperawatan sebagai dasar
untuk Registered Nurse State Board Test Pool Examination (NCSBN). Pertanyaan –pertanyaan
yang berhubungan dengan tindakan keperawatan dalam menangani kedaan pasien yang
bervariasi disajikan sesuai dengan lima langkah dari proses keperawatan.
TUJUAN
Tujuan Dari Penulisan ini adalah meningkatkan pengetahuan pembaca khususnya perawat dan
tenaga medis mengenai pentingnya penegakan diagnosa keperawatan dalam melakukan asuhan
keperawatan. Tujuan diagnosis keperawatan adalah memungkinkan perawat menganalisis dan
mensintesis data yang telah dikelompokkan, selain itu diagnosis keperawatan digunakan untuk
mengidentifikasi masalah, faktor penyebab masalah dan kemampuan klien untuk dapat
mencegah atau memecahkan masalah.
METODE
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan pengumpulan data informasi yang
diambil dari beberapa literatur dari jurnal (Google Scholar, SINTA, Garuda) kemudian disusun
berdasarkan hasil studi dari informasi yang dibahas (Pentingnya Diagnosis Keperawatan Dalam
Melakukan Asuhan Keperawatan). Kajian ini dilakukan dengan kajian bebas yang bersifat ilmiah
berdasarkan perbandingan antara satu artikel dengan artikel lainnya.
HASIL
Akuntabilitas perawat sebagai profesi diantaranya adalah kompetensinya dalam
mendokumentasikan diagnosa keperawatan sesuai standar diagnosa keperawatan Indonesia
(SDKI). Penerapan asuhan keperawatan dikatakan baik apabila perawat sudah melaksanakan
tahap tahap dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yaitu: tahap pengkajian
keperawatan, tahap diagnosa keperawatan, tahap perencanaan keperawatan, tahap implementasi
keperawatan, dan tahap evaluasi keperawatan.
PEMBAHASAN
Diagnosis keperawatan merupakan hasil akhir dari pengkajian yang dirumuskan atas dasar
interpretasi data yang tersedia.Diagnosis keperawatan menggambarkan respon manusia pada diri
pasien terhadap perubahanperubahan dalam dimensi bio-psiko-sosiospiritual.Diagnosis
keperawatan dapat mengkomunikasikan kepada rekan sejawat atau tenaga kesehatan lainnya,
dimana perawatan yang diberikan perawat kepada pasien berfokus pada kebutuhan individual
pasien.Sebuah diagnosis keperawatan dapat berupa masalah kesehatan yang bersifat aktual yang
secara klinis jelas atau masalah kesehatan potensial dimana faktor-faktor resiko dapat
mengancam kesehatan pasien. Diagnosis keperawatan dibuat berdasarkan hasil pengkajian yang
dilakukan oleh perawat sesuai dengan apa yang tertuang pada format pengkajian.
Perawat akanmemutuskan kondisi mana yang akan menjadi fokus perawatan dan memberi arah
bagi penetapan sasaran jangka pendek dari asuhan keperawatan yang diberikan. Sebagai contoh
Stolte menuliskan, bila respons klien adalah memulai kedekatan maternal (yang ditunjukkan
dengan memanggil bayi dengan namanya dan mengendong bayi pada posisi
berhadapan),perawat dapat menentukan bahwa memulai menyusui bayi, kontak awal dengan
bayi, atau permainan sistematik dengan janin telah memperkuat respons ini.Dari ketiga kondisi
ini, satu yang paling dapat dipengaruhi oleh perawat adalah menyusui bayi. Oleh karena itu,
kondisi ini akan menjadi bagian dari diagnosa keperawatan: memulai kedekatan maternal yang
berhubungan dengan permulaan menyusui bayi.
Beberapa bentuk pernyataan diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan berdasarkan sifat
diagnosa yang diangkat, apakah diagnosa tersebut bersifat aktual, potensial/resiko atau diagnosa
sejahtera dengan menggunakan pola seperti di bawah ini.
1. Format diagnosa yang bersifat aktual
FORMAT : P+E+S
Format tersebut di kemukakan oleh salah satu pakar keperawatan yaitu Gordon, maksud dari
format tersebut yaitu:
Partinya Problem/Masalah: menjelaskan status kesehatan dengan singkat dan jelas.
Eartinya Etiologi/Penyebab: penyebab masalah yang meliputi faktor penunjang dan faktor
yang terdiri dari:
S : artinya Simtom/Tanda: definisi karakteristik tentang data subjektif atau objektif sebagai
pendukung diagnosis aktual.
Diagnosis keperawatan aktual adalah diagnosis yang menjelaskan masalah yang nyata terjadi
saat ini. Pada saat Anda menyusun diagnose keperawatan harus ada unsur PES. Simptom harus
memenuhi criteria mayor (80-100%) dan sebagian criteria minor. Komponen Diagnosis
Keperawatan Aktual adalah:
a. Label yaitu perubahan, kerusakan, ketidakefektifan, gangguan, dan lain-lain.
b. Definisi yaitu konseptual dan konsisten dengan label dan batasan karakteristik
merupakan arti yang tepat dari diagnosis keperawatan yang sedang terjadi.
c. Batasan karakteristik yaitu memenuhi 80% atau lebih kriteria mayor.
d. Faktor yang berhubungan sama dengan etiologi.
RUMUSAN : PE atau P + E
Pada dasarnya diagnosis sejahtera Anda gunakan hanya pada kasus yang berfokus pada
perbaikan fungsi dan tujuannya adalah kemajuan dari satu tingkat kesejahteraan ke tingkat
kesejahteraan yang lebih tinggi. Carpenito (1995) memberikan dua syarat yang menunjukkan
pembenaran untuk menegakkan diagnosis keperawatan sejahtera: (1) keinginan untuk mencapai
kesejahteraan yang lebih tinggi, (2) status atau pola fungsi dalam keadaan efektif.
Syarat ini mengharuskan bahwa jika masalah yang Anda angkat merupakan kekuatan klien,
faktor yang berhubungan harus menunjukkan kekuatan juga (bila diagnosi keperawatan sejahtera
dinyatakan dalam dua bagian).Jika tidak diagnosis masih pada perilaku negative atau defisit.Dari
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa diagnosis keperawatan sejahtera dapat dituliskan
dalam satu atau dua bagian.Bila etiologi dapat diidentifikasi, pertanyaan dituliskan dalam dua
bagian (problem dan etiologi). Dengan demikian, tindakan keperawatan diarahkan untuk
meningkatkan kondisi menjadi etiologi serta membantu klien berkembang melalui proses
tersebut.
PENUTUP
KESIMPULAN
Perumusan diagnosa keperawatan dilakukan dengan memiliki tujuan untuk mengidentifikasi
masalah klien, dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan atau penyakit.
Mengidentfikasi faktor yang menyebabkan suatu masalah itu terjadi,sehingga perawat dapat
menyelesaikan atau mencegah masalah tersebut. Dengan melakukan perumusan diagnosa
keperawatan yang benar, maka akan mempermudah kerja perawat dalam melakukan tindakan
keperawatan.
SARAN
Diharapkanuntuk segala tingkatan pendidikan keperawatan dapat dengan cermat menentukan
diagnosa keperawatan dengan baik dan benar agar tidak menjadi kesalahan ataupun kefatalan
dalam menentukan intervensi pada klien kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ainun, I. N. (2019) Dasar – Dasar Penentuan Diagnosa Dalam Asuhan Keperawatan
Aisyah, N. (2020). PENTINGNYA PENEGAKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN DALAM
MELAKUKAN ASUHAN KEPERAWATAN.
Barus, C. V. (n.d.). PENTINGNYA DIAGNOSA KEPERAWATAN DALAM ASUHAN
KEPERAWATAN.
Muharani, A. (2020). Pentingnya Diagnosa Keperawatan Untuk Memenuhi Syarat Asuhan.
Syah, M. (2020). PENTINGNYA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG DIAGNOSA.
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1