Anda di halaman 1dari 11

LITERATURE REVIEW

PENTINGNYA PENEGAKAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN DALAM MELAKUKAN


ASUHAN KEPERAWATAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Metodologi Keperawatan
Dosen Pengampu : Jajang Ganjar Waluya

Disusun Oleh :
Kelompok 4

Siti Nurul Fitriyani (8801220059) Sendi Afriansyah (8801220068)


Nindya Usman (8801220062) Muhammad Ridho (8801220070)
Siti Zahira (8801220063) Masfatmawati (8801220071)
Siti Nurhallizah O (8801220066) Syahla Athaya (8801220073)

JURUSAN D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG – BANTEN
2023
Tinjauan Literatur

LATAR BELAKANG
Sebagai suatu aspek yang terpenting dalam proses keperawatan, perumusan diagnosa
keperawatan ini sangatlah vital untuk dilakukan. Pernahkan kita mendengar beberapa diagnosa
keperawatan pada pasien.
Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi
secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan
klien.
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang diperoleh dari
pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan memberikan gambaran tentang masalah
atau status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana
pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat.
Proses keperawatan telah diidentikan sebagai metoda ilmiah keperawatan untuk para penerima
tindakan keperawatan. Kebanyakan sekolah-sekolah keperawatan sekarang memasukkan proses
keperawatan sebagai sautu komponen dari konsep kerja konsepatual mereka.
National Council of State Broads of Nursing menggunakan proses keperawatan sebagai dasar
untuk Registered Nurse State Board Test Pool Examination (NCSBN). Pertanyaan –pertanyaan
yang berhubungan dengan tindakan keperawatan dalam menangani kedaan pasien yang
bervariasi disajikan sesuai dengan lima langkah dari proses keperawatan.

TUJUAN
Tujuan Dari Penulisan ini adalah meningkatkan pengetahuan pembaca khususnya perawat dan
tenaga medis mengenai pentingnya penegakan diagnosa keperawatan dalam melakukan asuhan
keperawatan. Tujuan diagnosis keperawatan adalah memungkinkan perawat menganalisis dan
mensintesis data yang telah dikelompokkan, selain itu diagnosis keperawatan digunakan untuk
mengidentifikasi masalah, faktor penyebab masalah dan kemampuan klien untuk dapat
mencegah atau memecahkan masalah.

METODE
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan pengumpulan data informasi yang
diambil dari beberapa literatur dari jurnal (Google Scholar, SINTA, Garuda) kemudian disusun
berdasarkan hasil studi dari informasi yang dibahas (Pentingnya Diagnosis Keperawatan Dalam
Melakukan Asuhan Keperawatan). Kajian ini dilakukan dengan kajian bebas yang bersifat ilmiah
berdasarkan perbandingan antara satu artikel dengan artikel lainnya.

HASIL
Akuntabilitas perawat sebagai profesi diantaranya adalah kompetensinya dalam
mendokumentasikan diagnosa keperawatan sesuai standar diagnosa keperawatan Indonesia
(SDKI). Penerapan asuhan keperawatan dikatakan baik apabila perawat sudah melaksanakan
tahap tahap dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yaitu: tahap pengkajian
keperawatan, tahap diagnosa keperawatan, tahap perencanaan keperawatan, tahap implementasi
keperawatan, dan tahap evaluasi keperawatan.

PEMBAHASAN
Diagnosis keperawatan merupakan hasil akhir dari pengkajian yang dirumuskan atas dasar
interpretasi data yang tersedia.Diagnosis keperawatan menggambarkan respon manusia pada diri
pasien terhadap perubahanperubahan dalam dimensi bio-psiko-sosiospiritual.Diagnosis
keperawatan dapat mengkomunikasikan kepada rekan sejawat atau tenaga kesehatan lainnya,
dimana perawatan yang diberikan perawat kepada pasien berfokus pada kebutuhan individual
pasien.Sebuah diagnosis keperawatan dapat berupa masalah kesehatan yang bersifat aktual yang
secara klinis jelas atau masalah kesehatan potensial dimana faktor-faktor resiko dapat
mengancam kesehatan pasien. Diagnosis keperawatan dibuat berdasarkan hasil pengkajian yang
dilakukan oleh perawat sesuai dengan apa yang tertuang pada format pengkajian.
Perawat akanmemutuskan kondisi mana yang akan menjadi fokus perawatan dan memberi arah
bagi penetapan sasaran jangka pendek dari asuhan keperawatan yang diberikan. Sebagai contoh
Stolte menuliskan, bila respons klien adalah memulai kedekatan maternal (yang ditunjukkan
dengan memanggil bayi dengan namanya dan mengendong bayi pada posisi
berhadapan),perawat dapat menentukan bahwa memulai menyusui bayi, kontak awal dengan
bayi, atau permainan sistematik dengan janin telah memperkuat respons ini.Dari ketiga kondisi
ini, satu yang paling dapat dipengaruhi oleh perawat adalah menyusui bayi. Oleh karena itu,
kondisi ini akan menjadi bagian dari diagnosa keperawatan: memulai kedekatan maternal yang
berhubungan dengan permulaan menyusui bayi.

Langkah-langkah dalam menentukan diagnosa keperawatan adalah :


1. Pertama Anda harus melakukan klasifikasi data. Klasifikasi data adalah aktivitas
pengelompokakan data-data klien atau keadaan tertentu tempat klien mengalami
permasalahan kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya.
Klasifikasi ini berdasarkan pada kebutuhan dasar manusia yang dikelompokkan dalam
data subjektif dan data objektif.
2. Kedua Anda harus membuat Interpretasi Data, Anda bertugas membuat interpretasi atas
data yang sudah dikelompokkan dalam bentuk masalah keperawatan atau masalah
kolaboratif.
3. Ketiga Anda harus Menentukan Hubungan Sebab Akibat, Dari masalah keperawatan
yang telah Anda tentukan kemudian, Anda harus menentukan factor-faktor yang
berhubungan atau faktor risiko yang menjadi kemungkinan penyebab dari masalah yang
terjadi. Kemungkinan penyebab harus mengacu pola kelompok data yang sudah ada.
4. Keempat Anda harus Merumuskan Diagnosis Keperawatan, Perumusan diagnosis
keperawatan yang Anda buat didasarkan pada pola identifikasi masalah dan kemungkinan
penyebab.

Beberapa bentuk pernyataan diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan berdasarkan sifat
diagnosa yang diangkat, apakah diagnosa tersebut bersifat aktual, potensial/resiko atau diagnosa
sejahtera dengan menggunakan pola seperti di bawah ini.
1. Format diagnosa yang bersifat aktual
FORMAT : P+E+S
Format tersebut di kemukakan oleh salah satu pakar keperawatan yaitu Gordon, maksud dari
format tersebut yaitu:
Partinya Problem/Masalah: menjelaskan status kesehatan dengan singkat dan jelas.
Eartinya Etiologi/Penyebab: penyebab masalah yang meliputi faktor penunjang dan faktor
yang terdiri dari:

a. Patofisiologi yaitu semua proses penyakit yang dapat menimbulkan tanda/gejala


yang menjadi penyebab timbulnya masalah keperawatan.
b. Situasional yaitu sistuasi personal (hubungan dengan klien sebagai individu ), dan
environment (hubungan dengan lingkungan yang berinteraksi dengan klien).
c. Medicational/Treatment yaitu pengobatan atau tindakan yang diberikan yang
memungkinkan terjadinya efek yang tidak menyenangkan yang dapat diantisipasi
atau dicegah dengan tindakan keperawatan.
d. Maturasional yaitu tingkat kematangan atau kedewasaan klien, dalam hal ini
berhubungan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan.

S : artinya Simtom/Tanda: definisi karakteristik tentang data subjektif atau objektif sebagai
pendukung diagnosis aktual.
Diagnosis keperawatan aktual adalah diagnosis yang menjelaskan masalah yang nyata terjadi
saat ini. Pada saat Anda menyusun diagnose keperawatan harus ada unsur PES. Simptom harus
memenuhi criteria mayor (80-100%) dan sebagian criteria minor. Komponen Diagnosis
Keperawatan Aktual adalah:
a. Label yaitu perubahan, kerusakan, ketidakefektifan, gangguan, dan lain-lain.
b. Definisi yaitu konseptual dan konsisten dengan label dan batasan karakteristik
merupakan arti yang tepat dari diagnosis keperawatan yang sedang terjadi.
c. Batasan karakteristik yaitu memenuhi 80% atau lebih kriteria mayor.
d. Faktor yang berhubungan sama dengan etiologi.

2. Kedua, Diagnosis Keperawatan Risiko/Risisko Tinggi Diagnosis keperawatan risiko/risiko


tinggi adalah keputusan klinis bahwa individu, keluarga/komunitas sangat rentan untuk
mengalami masalah dibandingkan yang lain pada situasi yang sama atau hampir sama.
Pengertian yang lain menyebutkan diagnosis keperawatan risiko adalah keputusan klinis
yang divalidasi oleh faktor risiko. Komponen Diagnosis Kperawatan Risiko/Risti adalah:
a. Label: risiko atau risiko tinggi
b. Definisi: konsep yang jelas dan konsisten dengan label dan faktor risiko.
c. Faktor – faktor risiko = etiologi.
RUMUSAN : P + E

3. Ketiga, Diagnosis Keperawatan Kemungkinan Diagnosis Keperawatan Kemungkinan


merupakan pertanyaan tentang masalah yang diduga akan terjadi atau masih memerlukan
data tambahan. Data tambahan diperlukan untuk: Memastikan adanya tanda/gejala utama
(actual), Faktor risiko (diagnosis keperawatan risiko), Mengesampingkan adanya diagnosis.
Komponen Diagnosis Keperawatan Kemungkinan:
Label: kemungkinan
Faktor-faktor yang diduga dapat menjadi penyebab = etiologi.
RUMUSAN : P + E
4. Keempat, Diagnosis Keperawatan Sejahtera Diagnosis keperawatan sejahtera/positif
merupakan keputusan klinis yang divalidasi oleh ungkapan subjektif yang “ Positif ” ketika
pola fungsi dalam keadaan afektif. Keputusan klinis tentang keadaan individu, keluarga, atau
masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih
tinggi. Komponen Diagnosis Keperawatan Sehat yaitu:
o Label: potensial peningkatan,
o Etiologi tidak ada atau bila ada etiologinya adalah potensi klien yang akan
ditingkatkan

RUMUSAN : PE atau P + E
Pada dasarnya diagnosis sejahtera Anda gunakan hanya pada kasus yang berfokus pada
perbaikan fungsi dan tujuannya adalah kemajuan dari satu tingkat kesejahteraan ke tingkat
kesejahteraan yang lebih tinggi. Carpenito (1995) memberikan dua syarat yang menunjukkan
pembenaran untuk menegakkan diagnosis keperawatan sejahtera: (1) keinginan untuk mencapai
kesejahteraan yang lebih tinggi, (2) status atau pola fungsi dalam keadaan efektif.
Syarat ini mengharuskan bahwa jika masalah yang Anda angkat merupakan kekuatan klien,
faktor yang berhubungan harus menunjukkan kekuatan juga (bila diagnosi keperawatan sejahtera
dinyatakan dalam dua bagian).Jika tidak diagnosis masih pada perilaku negative atau defisit.Dari
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa diagnosis keperawatan sejahtera dapat dituliskan
dalam satu atau dua bagian.Bila etiologi dapat diidentifikasi, pertanyaan dituliskan dalam dua
bagian (problem dan etiologi). Dengan demikian, tindakan keperawatan diarahkan untuk
meningkatkan kondisi menjadi etiologi serta membantu klien berkembang melalui proses
tersebut.

PENUTUP
KESIMPULAN
Perumusan diagnosa keperawatan dilakukan dengan memiliki tujuan untuk mengidentifikasi
masalah klien, dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan atau penyakit.
Mengidentfikasi faktor yang menyebabkan suatu masalah itu terjadi,sehingga perawat dapat
menyelesaikan atau mencegah masalah tersebut. Dengan melakukan perumusan diagnosa
keperawatan yang benar, maka akan mempermudah kerja perawat dalam melakukan tindakan
keperawatan.

SARAN
Diharapkanuntuk segala tingkatan pendidikan keperawatan dapat dengan cermat menentukan
diagnosa keperawatan dengan baik dan benar agar tidak menjadi kesalahan ataupun kefatalan
dalam menentukan intervensi pada klien kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Ainun, I. N. (2019) Dasar – Dasar Penentuan Diagnosa Dalam Asuhan Keperawatan
Aisyah, N. (2020). PENTINGNYA PENEGAKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN DALAM
MELAKUKAN ASUHAN KEPERAWATAN.
Barus, C. V. (n.d.). PENTINGNYA DIAGNOSA KEPERAWATAN DALAM ASUHAN
KEPERAWATAN.
Muharani, A. (2020). Pentingnya Diagnosa Keperawatan Untuk Memenuhi Syarat Asuhan.
Syah, M. (2020). PENTINGNYA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG DIAGNOSA.
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


BAB 2
TINJAUAN LITERATUR

2.1

Anda mungkin juga menyukai