KEPERAWATAN
Maulidya Nabila
nabilamaulidya72@gmail.com
LATAR BELAKANG
Pada praktiknya kegiatan proses keperawatan di atas tidaklah selalu berurutan tetapi bisa
dikerjakan pada waktu bersamaan/tumpang tindih (overlapping). Salah satu kegiatan yang
penting dalam proses keperawatan adalah pengkajian keperawatan. Pengkajian keperawatan ini
sangat penting karena dari pengkajian keperawatan maka perawat akan mampu menentukan apa
masalah keperawatan/diganosa keperawatan dan masalah kolaboratif/diagnosis potensial
komplikasi yang dialami oleh pasien dan membuat perencanaan dalam merawat pasien. Asuhan
keperawatan yang optimal merupakan salah satu indikator kinerja perawat, dimana untuk
mewujudkan sangat diperlukan dukungan tenaga keperawatan berdasarkan kaidah-kaidah
profesinya yang berlaku (Barker, 2011).
Diagnosa Keperawatan adalah penilaian klinik tentang respons individu, keluarga, atau
komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual atau potensial. Diagnosa
keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil
yang merupakan tanggungjawab perawat (disetujui oleh anggota North American Nursing
Diagnosis Association (NANDA), Konferensi IX, Maret 1990). Perawat secara akuntabilitas
dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan,
membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien (Carpenito, 2000; Gordon, 1976 &
NANDA). Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang
diperoleh dari pengkajian keperawatan klien.
Proses diagnosis keperawatan terdiri dari analisa, interpretasi data, identifikasi masalah
klien, dan perumusan diagnosa keperawatan. Bekerjasama dengan klien, dekat dengan klien,
petugas kesehatan lain untuk menvalidasi diagnosis keperawatan. Melakukan kaji ulang dan
revisi diagnosis berdasarkan data baru. Diagnosis keperawatan memberikan gambaran tentang
masalah atau status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana
pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat. Diagnosa keperawatan adalah
suatu kesimpulan yang dihasilkan dari analisa data. Diagnosa keperawatan diambil dari penilaian
klinik tentang respon individu keluarga dan komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang aktual atau potensial. Komponen dari diagnosa keperawatan menurut Dermawan
(2012) yaitu problem, etiologi, sign and symptom. Langkah-langkah menentukan diagnosa
keperawatan adalah klasisfikasi dan analisis data, interpretasi data,validasi data serta
merumuskan diagnosa keperawatan.
METODE
Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode literasi. Metode literasi yang digunakan
dalam pengkajian ini merupakan suatu metode penelitian yang menggunakan pengumpulan data
atau informasi, pemahaman, dan kemampuan menganalisa yang bersumberkan pada jurnal, text
book, maupun e-book yang relevan yang berfokus pada pemahaman komponen diagnosa
keperawatan dari hasil pengkajian keperawatan dan dengan mengggunakan 14 sumber referensi
dari jurnal, text book, dan e-book dalam mendukung penulisan kajian ini.
HASIL
Diagnosa Keperawatan adalah penilaian klinik tentang respons individu, keluarga, atau
komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual atau potensial. Diagnosa
keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil
yang merupakan tanggungjawab perawat (disetujui oleh anggota North American Nursing
Diagnosis Association (NANDA), Konferensi IX, Maret 1990).
Diagnosa keperawatan tidak dapat lebih lama diakui sebagai bagian dari masa depan
keperawatan. Hal ini memberikan suatu tantangan bagi para pendidik dan administrator
keperawatan untuk mendukung tidak hanya peserta didik keperawatan saat ini tapi juga perawat-
perawat terdaftar saat ini merupakan staf dalam badan-badan keperawatan yang tidak pernah
diperkenalkan kepada diagnosa keperawatan dalam program-program pendidikan dasar mereka.
Diagnosa keperawatan, konsep diagnosa dirancang untuk pola penghargaan. Diagnosa
keperawatan untuk situasi perawatan kesehatan pasien/ keluarga meliputi nama diagnosa dan
faktor-faktor berhubungan yang mempengaruhi awal gejala/ pemeliharaan dari suatu diagnosa
aktual atau nama diagnosa dan faktor-faktor resiko tinggi.
Perumusan diagnosis keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran individu dan atau
keluarga. Komponen diagnosis keperawatan meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi),
dan tanda (sign). Sistem Klasifikasi diagnosa keperawatan salah satunya adalah NANDA (North
American Nursing Diagnoses Association), Dalam NANDA tersebut terdapat Sembilan pola
respon manusia: pertukaran, berkomunikasi, berhubungan, menilai, memilih, pergerakkan,
persepsi, mengetahui, dan perasaan. Akan tetapi, NANDA belum optimal mengakomodasikan
diagnosis keperawatan di area keperawatan komunitas (kelompok dan masyarakat), sehingga
digunakan juga rumusan ICNP (International Classification for Nursing Practice). ICNP
membagi diagnosis keperawatan menjadi 5 kategori, yaitu Fisiologis, Psikologis, Perilaku,
Relasional dan Lingkungan.
PEMBAHASAN
Diagnosa Keperawatan adalah penilaian klinik tentang respons individu, keluarga, atau
komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual atau potensial. Diagnosa
keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil
yang merupakan tanggungjawab perawat (disetujui oleh anggota North American Nursing
Diagnosis Association (NANDA), Konferensi IX, Maret 1990). Perawat secara akuntabilitas
dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan,
membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien (Carpenito, 2000; Gordon, 1976 &
NANDA). Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang
diperoleh dari pengkajian keperawatan klien.
Proses diagnosis keperawatan terdiri dari analisa, interpretasi data, identifikasi masalah
klien, dan perumusan diagnosa keperawatan. Bekerjasama dengan klien, dekat dengan klien,
petugas kesehatan lain untuk menvalidasi diagnosis keperawatan. Melakukan kaji ulang dan
revisi diagnosis berdasarkan data baru. Diagnosis keperawatan divalidasi oleh klien bila
memungkinkan dan diagnosis keperawatan yang dibuat diterima oleh teman sejawat sebagai
diagnosis yang relevan dan signifikan. Diagnosis didokumentasikan untuk memudahkan
perencanaan implementasi, evaluasi, dan penelitian (PPNI,2009).
a) Penyebab (Etiology, E)
adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu
kepada lima tugas keluarga, yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan yang
tepat, merawat anggota keluarga, memelihara lingkungan, atau memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan. Etiologi ini dapat mencakup 4 kategori, yaitu;
- Fisiologis, Biologis atau Psikologis,
- Efek Terapi/Tindakan,
- Situasional (lingkungan atau personal)
- Maturasional
Menurut Dinari, dkk (2009), petunjuk untuk pencatatan diagnosa keperawatan, yaitu:
PENUTUP
Diagnosis keperawatan harus ditingkatkan lagi didalam pelayanan rumah sakit dan
fasilitas kesehatan lainnya agar seragam, akurat, dan tidak ambigu. Penegakan diagnosis
keperawatan sebagai salah satu komponen standar asuhan keperawatan perlu dilaksanakan
dengan baik sebagaimana yang diamanahkan dalam undang-undang No.38 tahun 2014 tantang
keperawatan pada pasal 30 bahwa dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan
keperawatan, perawat berwenang menetapkan diagnosis keperawatan. Perawat sebagai penegak
diagnosis yang harus memiliki kemampuan diagnosis yang baik sebagai dasar mengembangkan
rencana intervesnsi keperawatan dalam mencapai peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan
pemulihan kesehatan klien
DAFTAR PUSTAKA :
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan (Edisi 13 ed.).
Jakarta: EGC
Harnilawati.(2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan: Pustaka As
Salam.
Haryanto.(2007). Konsep Dasar Keperawatan dengan Pemetaan Konsep (Mapping Concept).
Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Indriatie. (2013). Berfikir Kritis dalam Proses Keperawatan. Jurnal Keperawatan. VI(6).
Muhith,Abdul. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: CV Andi
Offset.
NANDA.(2018). Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2018-2020. Philadelphia:
NANDA International.
Rofi’i,Muhammad. (2018). Diagnosa Keperawatan Yang Sering Ditegakkan Perawat Pada
Pasien Tuberkulosis Paru Di Rumah Sakit. Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan. 1(2): 1-8.
Simamora, R. H., Bukit, E., Purba, J. M., & Siahaan, J. (2017). Penguatan kinerja perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan melalui pelatihan ronde keperawatan di rumah sakit royal
prima medan. Jurnal pengabdian kepada masyarakat, 23(2), 300-304.
Simamora, R. H. (2019). Socialization of Information Technology Utilization and Knowledge of
Information System Effectiveness at Hospital Nurses in Medan, North Sumatra. Editorial
Preface From the Desk of Managing Editor…, 10(9).
Sunaryo, dkk. (2015). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Suprajitno.(2004). Asuhan Keperawatan Keluarga:Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Wulandini,P. Krianto,T. dkk. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa. Ners Jurnal
Keperawatan. 12(2): 131-142
Zaini,Mad.(2019). Asuhan Keperawatan Jiwa Masalah Psikososial. Yogyakarta: Penerbit
Deepublish.