Anda di halaman 1dari 9

DIAGNOSA KEPERAWATAN DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

Adelia Sabrina
adeliasabrinaa20@gmail.com

Latar Belakang
Diagnosis Keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun
potensial. Diagnosis keperawatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu,
keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan. Respon-respon
tersebut merupakan reaksi terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan yang dialami klien.
Sehingga, diharapkan perawat mampu menangkap dan berfikir kritis dalam merespon perilaku
tersebut. Secara etimologi, diagnosis berasal dari bahasa Yunani, yaitu gnosis yang berarti ilmu
pengetahuan. Sedangkan secara terminologi, pengertian diagnosis adalah penetapan suatu
keadaan yang menyimpang atau keadaan normal melalui dasar pemikiran dan pertimbangan ilmu
pengetahuan.

Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi
secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan
klien.

Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang diperoleh
dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan memberikan gambaran tentang
masalah atau status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana
pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat. Proses keperawatan telah
diidentikan sebagai metoda ilmiah keperawatan untuk para penerima tindakan keperawatan.
Kebanyakan sekolah-sekolah keperawatan sekarang memasukkan proses keperawatan sebagai
sautu komponen dari konsep kerja konsepatual mereka.

Asuhan keperawatan merupakanproses atau rangkaian kegiatan pada praktik


keperawatan yang diberikansecara langsung kepada klien /pasien diberbagai tatanan
pelayanan kesehatan .Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan sebagai suatu
profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan bersifat humanistic, dan berdasarkan pada
kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien. Asuhan keperawatan
dapat di pertanggung jawabkan berdasarkan substansi ilmiah yaitu logi, sistimatis, dinamis
dan restruktur. Pengembangan mutu untuk kinerja professional perawat dapat dilakukan dengan
memberikan pelatihan baik on atau off the training tentang komunikasi terapeutik yang benar.

Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat pasti akan melalui tahapan
proses keperawatan (nursing process) yang meliputi tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.Setalah melakukan pengkajian keperawatan, perawat diwajibkan
menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang didapatkan dari klien baik dari hasil
wawancara, pemeriksaan fisik, catatan medis dan pemeriksaan laboratorium. Penentuan diagnosa
keperawatan sangat penting, karena akan memengaruhi tindakan keperawatan yang perawat akan
berikan. Setelah merumuskan diagnosa keperawatan spesifik, perawat harus berpikir kritis guna
menentukan tingkat prioritas diagnosa dengan membuat peringkat.

Metode
Metode yang digunakan yaitu metode literasi yakni menelaah dari berbagai sumber
publikasi ilmiah dan buku cetak.dari hasil pencariankemudian diolah dan dianalisis sehingga
menghasilkan sebuah pembahasan dan kesimpulan dari topik yang ditetapkan. Adapun data yang
digunakan pada kajianini adalah bersumber dari data yang di dapatkan dengan
menggunakan GoogleScholar, scopus, ebook, dan dari beberapabuku keperawatan.

Hasil

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status
kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akontabilitas dapat mengidentifikasaikan dan memberikan interfensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan menurunkan membatasi ,mencegah ,dan merubah. Diagnosa Keperawatan
merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah
kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat
secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien. Diagnosis
keperawatan sejalan dengan diagnosis medis sebab dalam mengumpulkan data-data saat
melakukan pengkajian keperawatan yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnose keperawatan
ditinjau dari keadaan penyakit dalam diagnosa medis.

NANDA Menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah “keputusan klinik tentang


respon individu ,keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan actual atau
potensial ,sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat “semua diagnosa keperawatan harus didukung
oleh data ,dimana menurut NANDA diartikan sebagai”definisi karaktristik “definisi
karakterristik di namakan “tanda dan gejalah “tanda adalah suatu yang dapat diobossitas dan
gejalah adalahb sesuatu yang di rasakan oleh klien.

Diagnosis keperawatan dan diagnosis medis tidak sama namun saling berkaitan. Perbedaan
diagnosa keperawatan dan diagnosa medis, Diagnosa keperawatan berfokus pada dan
mengidentifikasi kebutuhan keperawatan dari klien. Diagnosa keperawatan mencerminkan
tingkat kesehatan atau respons terhadap penyakit atau proses patologis, status emosional,
fenomena sosiokultural, atau atau tahap perkembangan, sementara itu diagnosa medis
(kedokteran) secara menonjol mengidentifikasi status penyakit spesifik. Fokus medis adalah
pada diagnosis dan pengobatan terhadap penyakit.

Diagnosa keperawatan tidak dapat lebih lama diakui sebagai bagian dari masa depan
keperawatan. Diagnosa keperawatan adalah saat ini. Hal ini memberikan suatu tantangan bagi
para pendidik dan administrator keperawatan untuk mendukung tidak hanya peserta didik
keperawatan saat ini tapi juga perawat-perawat terdaftar saat ini merupakan staf dalam badan-
badan keperawatan yang tidak pernah diperkenalkan kepada diagnose keperawatan dalam
program-program pendidikan dasar mereka. Diagnosa keperawatan, konsep diagnosa dirancang
untuk pola penghargaan. Diagnosa keperawatan untuk situasi perawatan kesehatan pasien/
keluarga meliputi nama diagnose dan faktor-faktor berhubungan yang mempengaruhi awal
gejala/ pemeliharaan dari suatu diagnosa aktual atau nama diagnosa dan faktor-faktor resiko
tinggi.

Pembahasan

Diagnosa keperawatan sebagai keputusan klinis mengenai individu, keluarga, atau


masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis cermat dan
sistematis, memberikan dasar pembuatan ketentuan+ketentuan untuk terapi yang pasti dimana
perawat bertanggung jawab. Jadi, dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
diagnose keperawatan adalah keputusan klinis mengenai respon individu, keluarga,
ataumasyarakat yang diperoleh melalui proses pengumpulan data terhadap Masalah kesehatan
yang aktual maupun potensial guna menjaga status kesehatan.

Diagnosis keperawatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu,


keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan. Respon-respon
tersebut merupakan reaksi terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan yang dialami klien.
Sehingga, diharapkan perawat mampu menangkap dan berfikir kritis dalam merespon perilaku
tersebut.

Perbedaan diagnosa keperawatan dan diagnosa medis, Diagnosa keperawatan berfokus


pada dan mengidentifikasi kebutuhan keperawatan dari klien. Diagnosa keperawatan
mencerminkan tingkat kesehatan atau respons terhadap penyakit atau proses patologis, status
emosional, fenomena sosiokultural, atau atau tahap perkembangan, sementara itu diagnosa medis
(kedokteran) secara menonjol mengidentifikasi status penyakit spesifik. Fokus medis adalah
pada diagnosis dan pengobatan terhadap penyakit.

NANDA menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah "keputusan klinik tentang


respons individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau
potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat". Semua diagnose keperawatan harus
didukung oleh data, dimana menurut NANDA diartikan sebagai "definisi karakteristik".
Definisi karakteristik tersebut dinamakan "tanda dan gejala", Tanda adalah sesuatu yang
dapat diobservasi dan gejala adalah sesuatu yang dirasakan oleh klien.
Dalam menentukan diagnosa diagnosakeperawatan ada beberapa hal yang harusdiperhatikan
meliputi

a. Tuliskan masalah/problem pasien atau perubahan status kesehatan pasien setelah


dilakukan pengkajian .
b. Masalah yang dialami pasien didahului dengan adanya penyebab dan keduanya
dihubungkan dengan kata "sehubungan dengan atau berhubungan dengan".
c. Setelah masalah (problem) dan penyebab (etiologi), kemudian diikut idengan
tanda dan gejala (symtom) yang dihubungkan dengan kata "ditandai dengan".
d. Tulis istilah atau kata-kata yang umum digunakan.
e. Gunakan bahasa yang tidak memvonis

Kategori Diagnosa Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan Aktual (Actual Nursing Diagnoses).

Diagnosa keperawatan aktual (NANDA) adalah diagnosa yang menyajikan keadaan klinis yang
telah divalidasikan melalui batasan karakteristik mayor yang diidentifikasi. Diagnosa
keperawatan mempunyai empat komponen : label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor yang
berhubungan. Label merupakan deskripsi tentang definisi diagnosa dan batasan karakteristik.
Definisi menekankan pada kejelasan, arti yang tepat untuk diagnosa. Batasan karakteristik adalah
karakteristik yang mengacu pada petunjuk klinis, tanda subjektif dan objektif. Batasan ini juga
mengacu pada gejala yang ada dalam kelompok dan mengacu pada diagnosis keperawatan, yang
teridiri dari batasan mayor dan minor. Faktor yang berhubungan merupakan etiologi atau faktor
penunjang. Faktor ini dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan. Faktor yang
berhubungan terdiri dari empat komponen : patofisiologi, tindakan yang berhubungan,
situasional, dan maturasional.

2. Diagnosa Keperawatan Resiko (Risk and High-Risk Nursing Diagnoses)

Diagnosa keperawatan resiko adalah keputusan klinis tentang individu, keluarga atau komunitas
yang sangat rentan untuk mengalami masalah dibanding individu atau kelompok lain pada situasi
yang sama atau hampir sama. Validasi untuk menunjang diagnosa resiko adalah faktor resiko
yang memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau kelompok dan
tidak menggunakan batasan karakteristik. Penulisan rumusan diagnosa ini adalah : PE (problem
& etiologi).

3. Diagnosa Keperawatan Kemungkinan (Possible Nursing Diagnoses)

Merupakan pernyataan tentang masalah yang diduga masih memerlukan data tambahan dengan
harapan masih diperlukan untuk memastikan adanya tanda dan gejala utama adanya faktor
resiko.

4. Diagnosa Keperawatan Sejahtera (Wellness Nursing Diagnoses)

Diagnosa keperawatan sejahtera adalah ketentuan klinis mengenai individu, kelompok, atau
masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ke tingkat kesehatan yang lebih baik.
Cara pembuatan diagnsosa ini adalah dengan menggabungkan pernyataan fungsi positif dalam
masing-masing pola kesehatan fungsional sebagai alat pengkajian yang disahkan. Dalam
menentukan diagnosa keperawatan sejahtera, menunjukkan terjadinya peningkatan fungsi
kesehatan menjadi fungsi yang positif.

5.Diagnosa Keperawatan Sindrom (Syndrome Nursing Diagnoses)

Diagnosa keperawatan sindrom merupakan diagnosa keperawatan yang terdiri dari sekelompok
diagnosis keperawatan aktual atau resiko, yang diduga akan muncul karena suatu kejadian atau
situasi tertentu.

Langkah-Langkah Penulisan Diagnosa Keperawatan terdiri dari :

1. Pengelompokan Data dan Analisa data

Setelah dilakukan pengkajian selanjutnya kita melakukan tahap analisis data untuk
mempermudah penegakan diagnosis keperawatan meliputi :

a. Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang di dapat dari hasil keluhan klien sendiri
b. Data Objektif
Data subjektif adalah data yang di dapat dari hasil pengkajianperawat sendiri
c. Penyusunan Diagnosa Keperawatan (dengan rumusan P+E+S) P =
Problem/permasalah E = Etiologi/ penyebab penyakitS = Symptom / data subjektif
dandata objectif. Contoh: Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak ade kuat ditandai dengan klien mengatakan BB
turun lebih dari 10 kg dalam 12 bulan terakhir, TB = 165 cm,BB = 45 kg. contoh :
peningkatan suhu tubuh diatas nilai normal berhubungan dengan penurunan
tekanan darah dan ditandai dengan pasien mengeluh gelisah. Suhu 38 derjat
Celsius ,tekanan darah rendah
Dari contoh diagnosa di atas,dapat diketahui: Problemnya adalah: : peningkatan
suhu tubuh diatas nilai normal , Etiologinya adalah : penurunan tekanan
darah .Symtomnya adalah: gelisah. Suhu38 derjat Celsius ,tekanan darah rendah.
2. Identifikasi Masalah
Setelah data dianalisis, perawat dan klien bersama-sama mengidentifikasi masalah, mana
masalah yang aktual, resiko dan /atau promosi kesehatan.
3. Perumusan Diagnosa Keperawatan
Perumusan atau penulisan diagnosa disesuaikan dengan jenis diagnosa keperawatannya.
Terdapat 2 metode perumusan diagnosa, yaitu;
a. Penulisan 3 Bagian (3 Parts Format)
Metode penulisan ini terdiri dari Masalah, Penyebab dan Tanda/Gejala dan hanya
dilakukan pada diagnose aktual saja. Formulasi diagnosa keperawatan penulisan 3 bagian
adalah sebagai berikut: Masalah berhubungan dengan Penyebab dibuktikan dengan
Tanda/Gejala. Frase ‘berhubungan dengan’ dapat disingkat b.d dan frase ‘dibuktikan
dengan’ dapat disingkat d.d.
Contoh Penulisan: Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d spasme jalan nafas d.d batuk
tidak efektif, sputum berlebih, mengi, dispnea dan gelisah.
b. Penulisan 2 Bagian (2 Parts Format)
Metode penulisan ini dilakukan pada diagnosa resiko dan diagnosa promosi kesehatan,
dengan formulasi sebagai berikut:
(1) Diagnosa Resiko: Masalah dibuktikan dengan Faktor Resiko
Contoh Penulisan: Resiko aspirasi dibuktikan dengan tingkat kesadaran menurun.
(2) Diagnosa Promosi Kesehatan: Masalah dibuktikan dengan Tanda/Gejala
Contoh Penulisan: Kesiapan peningkatan eliminasi urin dibuktikan dengan pasien
mengatakan ingin meningkatkan eliminasi urin, jumlah dan karakteristik urin normal.

Penutupan

Diagnosa Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi
secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan
klien . Seorang perawat harus mampu melakukan diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan
analisis data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosa keperawatan
memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien yang aktual dan
kemungkinan akan terjadi, dimana pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang
perawat. Dalam asuhan keperawatan diagnosa keperawatan sangat penting.

Referensi :

Abd. Wahid dan Imam Suprapto. (2012).Dokumentasi Proses Keperawatan.Yogyakarta :Nuha


Medika

Carrol. (2012). Memahami Proses Keperawatan. Jakarta : EGC

Carpenito-Moyet, Lynda Juall. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan (Edisi 13 ed.).
Jakarta: EGC

Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsep dan Kerangka Kerja. Yogyakarta:

Gosyen Publishing

Dinarti dan Yuli. (2017). DokumentasiKeperawatan.Jakarta.Kementriankesehatan Republik


Indonesia

PPNI (2019). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia


Rachmania, D. (2016). Pengembangan Instrument Diagnosis & Intervensi Keperawatan Berbasis
Standardized Nursing Language (NANDA-I, NOC, NIC). Jurnal Ners. 11(2)

Rosdahl, Caroline Bunker. (2014). BukuAjar Keperawatan Dasar. Jakarta : EGC

Sunaryo, dkk. 2015. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: CV Andi Offset

Setiadi. (2012). Konsep & PenulisanDokumentasi Asuhan Keperawatan;Teori dan


Praktik. Yogyakarta : GrahaIlmu

Simamora, R. H., Bukit, E., Purba, J. M., & Siahaan, J. (2017). Penguatan kinerja perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan melalui pelatihan ronde keperawatan di rumah sakit royal
prima medan. Jurnal pengabdian kepada masyarakat, 23(2), 300-304.

Simamora, R. H. (2019). Socialization of Information Technology Utilization and Knowledge of


Information System Effectiveness at Hospital Nurses in Medan, North Sumatra. Editorial
Preface From the Desk of Managing Editor…, 10(9).

Anda mungkin juga menyukai