LANDASAN TEORI
keluarga, dan di dalam masyarakat. Guru perlu mengetahui sejauh mana bahan
yang telah dijelaskan dapat dimengerti oleh murid, karena dari sinilah tergantung
mengulangi lagi penjelasannya. Pada umumnya murid juga tidak tahu sejauh
mana bahan yang diterangkan dapat mereka fahami. Hal ini kiranya dapat
pengetahuan yang baru saja mereka peroleh. Maka dari itu pengajar harus sedikit
Bagaimana hal tersebut dapat dilakukan ? Ada berbagai cara untuk itu. Cara
akhir jam pelajaan. Dengan cara itu pengajar akan menemukan apa saja yang
1
Tohirin, Psikologi Pembelajaran PAI, Rieneka Cipta, Jakarta, 2005. hal.
152
14
15
Umpan balik (feedback) diambil dari kata arus balik dalam saklar arus
listik .2
perubahan kata, dalam bahasa inggris pertengahan, seperti kata bagus biasanya
diartikan bodoh dan kadang-kadang malu tetapi tidak pernah digunakan dalam
perubahan semantik dan dapat dikenal sebagai perubahan leksikal, atau perubahan
dalam vocabulary. Setiap kata tidak hanya berubah artinya saja tetapi juga dapat
berdiskusi.3
a. Memancing appersepsi
Segala hal yang ternyata belum dimengerti secara jelas oleh murid.
Hendaknya dicatat dan diulangi lagi pada kesempatan berikutnya. Cara lain yang
lebih baik dan akan memberi keterangan lebih pasti adalah mengadakan ujian
singkat. Serupa dengan yang disebut kuis di akhir jam pelajaran. Dengan ujian
singkat itu murid dipaksa menuliskan. Sejauh mana bahan yang telah diterangkan
dapat mereka mengerti. Sering kali cara demikian tidak mungkin terlaksana,
2
Prof. Dr. Wjs. Poerwodarminta, Loc Cit, hal.542
3
Microsoft Encarta deluxe 2004, Microsoft Corporation. © 1993-2003
16
karena memerlukan waktu cukup banyak. Namun kadang kala cara tersebut dapat
sangat bermanfaat, karena itu salah satu cara memancing apersepasi anak didik.
dimaksudkan untuk mencari informasi sampai dimana murid mengerti bahan yang
telah dibahas. Selain itu murid atau mahasisiwa juga diberi kesempatan untuk
memeriksa diri sampai di mana mereka mengerti bahan tersebut. Sehingga mereka
Ada berbagai macam bentuk umpan balik. Pilihan tentu saja paling
tergantung pada pengajar yang bersangkutan sendiri. Hal yang paling penting
adalah sejauh mana uraian yang diberikan dapat diterima secara jelas oleh murid.
seperti itu. Setelah seluruh rangkaian pelajaran selesai diberikan. Terlihat pada
waktu ujian bahwa murid belum mengerti secara baik bahan yang diajarkan. Dan
pentingnya umpan balik. Maka pengajaran yang ia berikan akan menjadi lebih
efektif.
tahu secara pasti hasil pelajaran sebelumnya. Pengajar dapat mengetahui hasil
lisan yang diajukan oleh pengajar selama atau setelah jam pelajaran
3. Lewat informasi tertulis dari pihak murid yang diperoleh melalui ujian singkat
17
4. Mempelajari hasil tentamen atau ujian yang diadakan pada akhir kursus (di
Tiga hal yang pertama berhubungan dengan umpan balik yang dilakukan
terhadap tiap jam pelajaran. Kita sebut hal itu sebagai umpan balik pelajaran.
karena itu jelas, bahwa umpan balik tidak hanya perlu bagi guru, tetapi
bagi murid.4
Peserta didik adalah Sang Anak yang merupakan milik Sang Pencipta
pemanfaatan potensi yang dia miliki. Karenanya keaktifan peserta didik dalam
Peserta didik akan aktif dalam kegiatan belajarnya bila ada motivasi,
baik itu motivasi ekstrinsik maupun instrinsik. Beberapa hal yang dapat
merangsang tumbuhnya motivasi belajar aktif pada diri peserta didik, antara lain:
Sikap guru tampil hangat, bersemangat, penuh percaya diri dan antusias,
serta dimulai dan pola pandang bahwa peserta didik adalah manusia-manusia
aktif peserta didik. Segala bentuk penampilan guru akan membias mewarnai sikap
4
Roijakkers, Mengajar dengan Sukses, Grafindo, Jakarta, 1993, hal. 10 -
12
18
para peserta didiknya. Bila tampilan guru sudah tidak bersemangat maka jangan
harap akan tumbuh sikap aktif pada diri peserta didik. Karena itu hendaknya
proses, serta dapat meyakinkan bahwa materi pelajaran serta kegiatan yang
dilakukan merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik, sehingga akan
tumbuh minat yang kuat pada diri para peserta didik yang bersangkutan.
sedang mereka ikuti, maka mereka akan terdorong untuk melaksanakan kegiatan
tersebut secara aktif. Oleh karena itu pada setiap awal kegiatan guru berkewajiban
memberi penjelasan kepada peserta didik tentang apa dan untuk apa materi
pelajaran itu harus mereka pelajari serta apa keuntungan yang akan mereka
peroleh. Selain itu hendaknya guru tidak lupa untuk mengadakan kesepakatan
bersama dengan para peserta didiknya mengenai tata tertib belajar yang berlaku
belajar mengajar maka hal itu juga akan menumbuhkan semangat belajar peserta
didik. Begitu pula halnya dengan faktor situasi dan kondisi lingkungan yang juga
penting untuk diperhatikan, jangan sampai faktor itu memperlunak semangat dan
Agar kesadaran akan potensi, eksistensi, dan percaya diri pada diri
peserta didik dapat terus tumbuh, maka guru berkewajiban menjaga situasi
maupun keberadaannya perlu diperhatikan dan dihargai. Dan yang penting lagi
guru hendaknya rajin memberikan apresiasi atau pujian bagi para peserta didik,
antara lain dengan mengumumkan hasil prestasi, mengajak peserta didik yang lain
memberikan selamat atau tepuk tangan, memajang hasil karyanya di kelas atau
Perlu diingat bahwa bila terjadi kesalahan dalam hal perlakuan oleh guru
di dalam pengelolaan kelas pada waktu yang lalu maka hal itu berpengaruh
tidak adil, atau kesalahan perlakuan yang lain akan menimbulkan kekecewaan dari
para peserta didik, dan hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat keaktifan belajar
peserta didik. Karena itu di dalam memberikan sanksi harus sesuai dengan
ketentuannya, memberi nilai sesuai kriteria, dan memberikan pujian tidak pilih
kasih.
baik berupa pujian maupun sanksi. Pemberian penguatan ini dimaksudkan untuk
peserta didik. Penguatan yang sifatnya positif dapat dilakukan dengan kata-kata;
bagus! baik!, betul!, hebat! Namun semua itu tidak disajikan dengan cara berpura-
pura tetapi harus tulus dari nurani guru. Dan sebagainya, atau dapat juga dengan
gerak; acungan jempol, tepuk tangan, menepuk-nepuk bahu, menjabat tangan dan
lain-lain. Ada pula dengan cara memberi hadiah seperti hadiah buku, benda
kenangan atau diberi hadiah khusus berupa; boleh pulang duluan atau pemberian
Agar peserta didik dapat tetap aktif dalam mengikuti kegiatan atau
melaksanakan tugas pemebelajaran perlu dipilih jenis kegiatan atau tugas yang
sifatnya menarik atau menyenangkan bagi peserta didik di samping juga bersifat
dalam kelas, diberikan tugas yang dikerjakan di luar kelas seperti di perpustakaan,
sangat dianjurkan, di jenjang sekolah dasar antara lain dilakukan belajar sambil
bernyanyi atau belajar sambil bermain. Untuk lebih mengaktifkan peserta didik
secara merata dapat diterapkan pemberian tugas pembelajaran secara individu atau
peserta didik, dan hal itu akan memperlemah semangat belajar. Karena itu, agar
21
kegiatan penilaian ini dapat membangun semangat belajar para peserta didik maka
secara terbuka atau yang lebih baik dibuatkan daftar kemajuan hasil belajar yang
ditempel di kelas. Dari daftar kemajuan belajar tersebut setiap peserta didik dapat
Jika siswa belum biasa bekerja efektif dalam kelompok, maka guru boleh
kelompok itu kecil (dua sampai tiga siswa) dan guru menetapkan
anggota kelompok
tugas itu dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat saja
tugas itu sederhana
perintah-perintah jelas dan diberikan selangkah-demi-selangkah
guru perlu menyediakan sumber belajar
guru menerangkan dengan jelas peran setiap siswa di dalam
kelompok
penilaian bersifat informal dan guru perlu membahas dan
mendiskusikan tugas itu dengan siswa
Hal penting dari tugas ini adalah belajar bekerjasama. Untuk siswa-
siswa yang sudah lebih berpengalaman bekerja dengan cara ini, guru
dapat menetapkan tugas dan karakteristik kelompok yang lebih
tinggi/ komplek seperti,
kelompok dapat lebih besar dan kadang-kadang siswa boleh memilih
siapa anggota kelompoknya
tugas dapat ditambahkan lebih banyak, tetapi dengan batas waktu
yang jelas dan ditetapkan oleh guru
tugas dapat dibagi dalam bagian-bagian atau merupakan suatu
pilihan dari sejumlah pilihan yang ditetapkan guru
beberapa perintah/instruksi pengerjaan tugas membolehkan siswa
untuk memberikan saran, misalnya dalam pendekatan, memilih
metode eksperimen, atau memutuskan bentuk produk pekerjaan yang
akan mereka hasilkan
beberapa sumber belajar dapat dipilih oleh siswa
22
pada keguruan Rasullulah Saw. Yang bersumber dari Alquran, tentang kepribadian
Artinya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
5
Harlen, W., Primary science, taking the plunge. London: Heinemann
Educational Books Ltd, 1987, 9 - 12
6
Sjahriyanto, Wawan, Qur’an Player 2.0.1.0, Departemen Agama RI,
Jakarta, 2005
23
yang efektif bisa terwujud, dan bisa memancing apersepsi anak didik, perilaku
tersebut adalah:
Ada beberapa macam alat Bantu yang dapat diterima oleh siswa, agar
Cara ini menyajikan contoh situasi nyata atau contoh situasi buatan
dalam sajian tayangan hidup (film). Tentu saja, cara ini lebih mudah menjadi
Pendidikan Agama, akan sangat membantu kalau dikemas dalam suatu cerita
Tak semua murid sanggup belajar dengan cara verbal yang abstrak. Alat
audio-visual diperlukan untuk membantu mereka. Akan tetapi tak semua bahan
disampaikan secara verbal akan tetapi untuk bagian-bagian tertentu alat audio-
7
Surya, Psikologi Pembelajaran dan pengajaran, Remadja Rosda Karya,
Bandung, 1997. hal. 144-145
8
Brooks, J.G. & Brooks, M.G. Op cit, hal. 9
25
visual atau alat intruksional pada umumnya sangat berguna untuk mempermudah
dapat memahami apa yang diajarkan tanpa komunikasi yang baik antara guru dan
terdapat komunikasi yang baik masih dapat diharapkan bahwa selalu terdapat
“Feedbeck” atau umpan balik agar dapat membantu tiap anak secara individual
untuk mengatasi kesulitan belajar dan memahami dengan mencari jalan-jalan lain
yang lebih sesuai bagi mereka, tersedia berbagai lat intruksional membuka jalan
muridnya.
Dengan demikian guru maupun murid tak perlu lekas putus asa atau
jengkel bila dengan metode tertentu tidak tercapai keberhasilan yang harapkan
dan jika tidak berhasil menurut cara tertentu masih banyak bagian-bagian lain
yang tersedia, bahkan dapat di cari cara-cara baru. Membantu murid bearti
serta kemampuan untuk belajar sendiri. Karena itu guru senantiasa membantu
murid untuk mengenal proses belajar, cara belajar atau belajar-belajar yang
yaitu berkembang atas dorongan dan kemauan sendiri yang kita harapkan
beberapa buku biasanya tidak hanya menyajikan uraian teks, tetapi juga
tersebut.
dan alat belajar yang menantang, pemberian umpan balik, dan penyediaan
9
Nazulia, Berbagai Pendekatan dalam Proses belajar dan mengajar, Bina
Aksara, Jakarta, 1982. hal. 43
10
Harlen, W. Op cit, hal. 12
27
pertanyaan yang mendorong siswa bernalar atau melakukan kegiatan ilmiah. Para
ahli menyebutkan jenis pertanyaan ini sebagai ‘pertanyaan produktif’. Karena itu,
memungkinkan semua siswa terlibat baik secara mental maupun secara fisik.
Dengan demikian, sedikitnya ada tiga hal strategis yang perlu dikuasai
dan penyediaan penilaian yang memberi peluang semua siswa mampu melakukan
unjuk-perbuatan.
untuk berpikir, maka tujuan bertanya hendaknya lebih pada ‘merangsang siswa
dikemukakan guru. Kategori pertanyaan yang termasuk jenis pertanyaan ini antara
lain pertanyaan produktif, terbuka, dan imajinatif. Pertanyaan ini dapat digunakan
mengajukan pertanyaan yang baik, sungguh Anda telah mengajar secara baik’.
Tujuan guru bertanya hendaknya tidak sekedar, bahkan mungkin harus dihindari,
28
mengharapkan jawaban benar, tetapi lebih untuk merangsang siswa berpikir dan
berbuat. Mengharapkan jawaban benar hanya akan membuat siswa tidak berani
menjawab jika mereka tidak merasa yakin bahwa jawabannya benar. Berikut
berpikir.
Dengan cara mengajar yang biasa guru tidak akan mencapai penguasaan
tuntas oleh murid. Usaha guru itu harus di bantu dengan mengunakan bantuan
seperti “feedback” atau umpan balik yang terperinci kepada guru maupun murid,
pelajaran misalnya meliputi bahan pelajaran satu baba atau buku yang dapat
dikuasai dalam waktu satu atau dua minggu. Test formatif itu bersifat diagnostik
11
Nazulia, Op Cit, hal. 47-49
30
Secara singkat dan umum, metode sering dipahami sebagai cara atau
jalan yang ditempuh seseorang dalam melakuan suatu kegiatan. Berkaitan dengan
pembelajaran.
agama Islam, sangat banyak data psikologis. Data itu bisa dikumpulkn dengan
berbagai cara
Metode Eksperimen
diangkat, seperti data pendengaran siswa, penglihatan siswa dan gerak mata siswa
ketika sedang membaca. Selain itu eksperimen dapat pula digunakan untuk
12
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta, 2002, hal. 25
31
Metode Kuesioner
menggunakan metode studi kasus. Studi kasus (Icase study) dalam kakian
Metode Klinis
Metode klinis (clinical method) hanya digunakan oleh para ahli psikologi
klinis atau psikiater. Dalam metode ini, terdapat prosedur diagnosis dan
dan diberi perlakuan khusus, peneliti mengajukan lagi pertanyaan atau tugas
misbehavior.
Oleh karena itu, penggunaan sarana dan cara yang dikaitkan dengan
akan dicapai oleh peneliti dengan menggunakan meode klinis, terutama untuk
perilaku tersebut.
secara alamiah. Dalam hal ini, peneliti berada di luar objek yang diteliti atau ia
metode naturalistik lebih banyak digunakan oleh para ahli ilmu hewan untuk
13
Oemar Hamalik, Op Cit, hal. 15
34
mata pelajaran, khususnya mata pelajaran sains. Namun, kerja praktik tradisional
efektif.
14
Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2003. hal. 23
35
terlibat dalam kerja praktik mereka dan bahwa mereka belajar dari pengalaman
definisinya, yang berlainan antara definisi yang satu dengan definisi yang lainnya.
Hal tersebut disebabkan faham dan aliran yang dianutnya berbeda. Oleh karena itu
15
Soemanto Wasty, Psikologi Pendidkan, Rineka Cipta, 2003, hal. 43
36
disiplin sangat diperlukan agar jangan sampai ada kelalaian atau pemborosan
dalam suatu pekerjaan. Begitupun dalam belajar hanya dengan disiplin seorang
siswa dimungkinkan dapat mencapai cara belajar yang baik. Berbagai pengertian
tertib.16
dalam beraktifitas. 17
16
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, balai Pustaka, Jakarta,
1990, hal.208
17
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rieneka Cipta, Jakarta, 1994,
hal. 50
18
Piet Sahertian, Dimensi Administrasi Di sekolah, Usaha Nasional,
Surabaya, 1994, hal. 126
19
Subari, Supervisi Pendidikan dalam rangka perbaikan mengajar, Bumi
Aksara, Jakarta, tt, hal. 164
37
dan dalam seketika. Disiplin juga merupakan suatu pembawaan atau minat.
itu, maka fungsi pokok disiplin dijelaskan oleh elizabeth Hurlock sebagai
berikut:
20
Suharsimi Arikunto, Op Cit, hal. 118
21
The Lieang Gie, Cara Belajar yang Efisien, Angkasa, Bandung, 1984,
hal. 59
38
yang teratur sesuai dengan apa yang telah ditetapkan, dan memotivasi anak
diri tingkah lakunya yang tidak diterima oleh sekolah, melainkan untuk
anak pada pemilikan suatu disiplin yang timbul dari dalam dirinya sendiri
22
Elizabet Hurlock, Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplinkan Anak,
terjemahan Oleh Tuman Sirait, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, hal. 83
23
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, Balai
Pustaka, Jakarta, 1989, hal. 27
39
rutin.24
dilakukan sejak dini dimana anak sudah mulai mengenal kehidupan dalam
Kebiasaan ini menjadi watak manusia nomer dua setelah watak yang
pertama yang dibawa sejak lahir. Selanjutnya dikatakan pula bahwa
watak tersebut mempunyai kekuasaan yang sangat besar kurang lebih
90 % dari perbedaan manusia .25
anak.yaitu:
a. Cara Otoriter
b. Cara Permissif
24
Suharsimi Arikunto, Op – Cit, hal. 120
25
Ahmad Amin dan Humaidi Tatapangarsa, Pengantar Kuliah Akhlak,
angkasa, Surabaya,1990, hal.69,
40
c. Cara Demokratif 26
a. Cara Otoriter
harus ditaati oleh anak. Dalam kaitannya dengan belajar penerapan sikap
keras dari pendidik dilaksanakan agar anak mau mentaati peraturan. Dan
b. Cara Permissif
Anak dalam hal ini dibiarkan mencari dan menemukan sendiri dalam
c. Cara Demokratif
diberikan pada aktifitas belajar anak. Sehingga tumbuh rasa tanggung jawab
kewajibannya atas aturan tersebut maka cara permissif dapat diterapkan karena
anak sudah terbiasa melaksanakan belajar dengan teratur. Jika sudah sampai
dewasa, maka cara demokrasi lebih tepat diterapkan dalam pencapaian disiplin
26
Suharsimi Arikunto, Op Cit, hal. 93
41
belajar. Karena sudah bukan suatu hal yang sudah biasa lagi dalam melakukan
disiplin belajar untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Cara demokrasi dalam
masalah disiplin belajar perlu dikembangkan kepada semua insan, yang pada
masyarakat.
Maka masalah disiplin dalam dunia pendidikan yang akan dibahas adalah
disiplin meliputi:
3. Tujuan Kedisiplinan
2. Membuat siswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga
mengarahkan energi anak kedalam jalur yang berguna dan diterima secara
sosial.
Proses Belajar Mengajar dengan adanya tingkah laku belajar yang teratur
sesuai dengan apa yang telah ditetapkan, dan memotivasi anak untuk
sejak dini dimana anak sudah mulai mengenal kehidupan dalam keluarga. Hal
tersebut dibina dan di diterapkan sampai anak mengenal kehidupan yang lebih
luas.
4. Faktor-faktor kedisiplinan
siswa.
Dalam kaitan ini bahwasannya salah satu tujuan khusus dari pendidikan
antara lain: di bidang nilai dan sikap, percaya pada diri sendiri, memiliki
kesadaran akan disiplin, memiliki inisiatif, daya kreatif, sikap kritis, rasional dan
43
5. Alat-alat kedisiplinan
- Preventiv dan
- represif
yang bersifat pencegahan, yaitu mencegah siswa dari tingkah laku yang
1) Tata tertib
yang konsisten dari peraturan yang ada, tertib merupakan unsur yang
27
Winkel, Bimbingan dan Konseling disekolah, Grassindo, Jakarta, Cet.
VIII, 1991, hal. 7
44
berguna.28
3) Larangan
yang kurang baik dan merugikan serta sangat dicela oleh agama.
4) Paksaan
1) Pemberitahuan
kepada siswa yang telah melakukan suatu pelanggaran tata tertib, misalnya
tidak ikut upacara bendera, sering terlambat masuk dan lain sebagainya.
2) Peringatan
3) Ganjaran
Ganjaran adalah imbalan atas prestasi atau jasa yang telah dilakukan.
4) Hukuman
28
Sudirman, dkk., Ilmu Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
,1990, hal. 333
45
Lebih lanjut lagi bila kita ingin sukses dalam proses belajar
mengajar, kita harus memikirkan setiap murid dan harus memikirkan set iap
pada guru dan mempunyai kasih sayang, maka ia akan datang pada guru
untuk dihukum dan akan merasa tidak enak dan bertobat tidak akan
bahwa:
berikut:
a. Pembiasaan
seharusnya dimulai sejak dini, agar kebiasaan baik tersebut terpatri dalam
29
M.Athiyah Al Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, PT Bulan
Bintang, Jakarta, Cet. IV, 1985, hal. 159
46
b. Suri Tauladan
sengaja untuk ditiru oleh siswa pola tingkah laku anak tidak dimiliki dengan
sesuatu yang ada disekitarnya, karena itu sepatutnyalah orang tua mendidik
serta orang lain yang ada disekitarnya memberikan suri tauladan dari
mencontoh serta mentaati segala tata tertib yang telah ditetapkan sehingga
c. Penyadaran
30
Drs. Balnadi Sutradiputra, Aneka Problema Keguruan, Angkasa,
Bandung, 1985, hal. 99
31
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1992,
hal. 65
47
mematuhi tata tertib agar proses belajar mengajar bisa berjalan dengan
lancar.
ditanamkan dengan penuh kasih sayang, lemah lembut, keuletan serta sesuai
d. Pengawasan
bertahan (survive) dan berhasil (sukses) dalam menghadapi setiap masalah sambil
menjalani proses kehidupan sehari-hari. Karena itu, siswa memerlukan fisik dan
48
mental yang kokoh. KBM perlu mendorong siswa untuk dapat melihat dirinya
supaya mendorong dirinya untuk senantiasa belajar, baik secara formal di sekolah
hal atau prosedur tertentu, mencegah agar perilaku siswa yang salah tidak
tugas-tugas yang menarik minat siswa, terutama apabila mereka bekerja secara
yang lebih pandai, menerima inisiatif siswa yang disampaikan melalui pertanyaan,
pelajaran, buku kerja, media cetak, dan lagi alat Bantu yang paling penting dan
murah adalah pertanyaan. Dengan alat Bantu pertanyaan kita akan lebih mudah
49
memahami apakah anak didik memang benar-benar memahami apa yang kita
mengukur panjang, berat, suhu, merencanakan dan melakukan percobaan, dan jika
dilandasi nilai KeIslaman, yaitu dengan memberikan teladan yang baik dan