Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BIOKIMIA
“ ASAM AMINO”

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Ilmu Keperawatan Dasar I (IDK I)
Dosen Pengampu: Bejo Danang, M.Kep., Ns.

Disusun Oleh:
Imam Baihaqi (108120038)
Taufik Ramadhan (108120040)
Anggit Hinggis (108120048)
Dhaifa Naswa Tri (108120051)
Octavia Allamanda (108120055)
Titin Maemunah (108120061)
Rizki Wima S (108120063)
S1 Keperawatan 1B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2 0 2 1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala (SWT)


karena berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asam
Amino” tepat pada waktunya.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Dasar Keperawatan I (IDK I) dari Bapak Bejo Danang, M.Kep., Ns. Penulisan makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan pembaca tentang pengertian komponen
asam amino esensiil dan nonesensiil, proses metabolisme protein; biosintesis asam
amino, katabolisme protein dan nitrogen, dan konversi asam amino menjadi produk
khusus.

Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan. Namun, dengan
bantuan berbagai pihak, kekurangan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bejo Danang, M.Kep., Ns selaku dosen IDK I
yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini. Selain itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar pembuatan makalah selanjutnya dapat
lebih baik lagi. Semoga penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

Cilacap, 4 April 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan Rumusan Masalah.................................................................................2
D. Manfaat.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1 Pengertian Komponen Asam Amino Esensiil dan Nonesensiil......................3
2.2 Proses Metabolisme Protein, Biosintesis Asam Amino, Katabolisme Protein
dan Nitrogen....................................................................................................3
2.3 Konversi Asam Amino Menjadi Produk Khusus............................................5
BAB III PENUTUP...........................................................................................................9
3. 1 Kesimpulan.....................................................................................................9
3. 2 Saran...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi


komponen selular, seperti protein, karbohidrat, asam lemak, minyak, dan
biomolekul lainnya.
Sekitar 75% asam amino digunakan untuk sintesis protein. Asam-asam amino
dapat diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi protein di
dalam tubuh kita. Protein yang terdapat dalam makanan di cerna dalam lambung
dan usus menjadi asam-asam amino yang diabsorpsi dan di bawa oleh darah ke
hati. Protein dalam tubuh dibentuk dari asam amino.
Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino.
Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH2
pada atom karbon α dari posisi gugus –COOH. Jenis-jenis asam amino, urutan
cara asam amino tersebut terangkai, serta hubungan spasial asam-asam amino
tersebut asan menentukan struktur 3 dimensi dan sifat-sifat biologis protein
sederhana.
Sedangkan Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti
“yang paling utama”) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi
yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan
satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan
penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Asam amino merupakan substansi dasar penyusun protein dan bisa
diproduksi sendiri oleh tubuh untuk keperluan metabolisme dan ditemukan pada
semua makanan yang mengandung protein (Winarno, 2004). Berdasarkan
kepentingannya dalam pakan asam amino terbagi 2 yaitu asam amino esensial dan
asam amino non esensial.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa saja komponen asam amino esensiil dan nonesensiil ?


2. Bagaimana proses metabolisme protein, proses biosintesis asam amino,
katabolisme protein dan nitrogen ?
3. Bagaimana konversi asam amino menjadi produk khusus ?

C. Tujuan Rumusan Masalah

1. Untuk mengetahui komponen asam amino esensiil dan nonesensiil


2. Untuk mengetahui proses metabolisme protein, proses biosintesis asam amino,
katabolisme protein dan nitrogen
3. Untuk mengetahui konversi asam amino menjadi produk khusus

D. Manfaat

1. Sebagai referensi bagi para pembaca khususnya mahasiswa keperawatan


2. Memberikan pengetahuan terkait tentang pengertian komponen asam amino
esensiil dan nonesensiil ; proses metabolisme protein; biosintesis asam amino,
katabolisme protein dan nitrogen; dan konversi asam amino menjadi produk
khusus.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komponen Asam Amino Esensiil dan Nonesensiil

Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat disintesis oleh
tubuh sehingga harus diperoleh dari makanan yang dikonsumsi.(Uii, 2018).
Asam amino esensial (tidak dapat disintesis), semi-esensial dan non- esensial
(dapat disintesis oleh tubuh). Agar sintesis protein di dalam tubuh berjalan
lancar, misalnya untuk menjamin pertumbuhan pada anak-anak atau untuk
mempertahankan keseimbangan nitrogen di dalam tubuh orang dewasa maka
asam-asam amino esensial harus terdapat dalam makanan yang dikonsumsi
karena tubuh tidak dapat mensintesisnya.(Muchtadi, 2013)
Asam amino nonesensial adalah asam amino yang dapat disintesis oleh
tubuh.(Uii, 2018). Semua jaringan memiliki kemampuan untuk men-sintesis
asam amino non esensial, melakukan remodeling asam amino, serta mengubah
rangka karbon non asam amino menjadi asam amino dan turunan lain yang
mengandung nitrogen. Tetapi, hati merupakan tempat utama metabolisme
nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik potensial dari asam amino
dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea. Rangka
karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis,
atau menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan
hal ini, asam amino dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu asam amino
glukogenik, ketogenik serta glukogenik dan ketogenik.(Prahastuti, 2018).

2.2 Proses Metabolisme Protein, Biosintesis Asam Amino, Katabolisme Protein


dan Nitrogen

1) Proses Pencernaan Protein


Yang pertama berlangsung dalam lambung. Di sini pepsin mencernakan
protein dengan memutuskan ikatan peptida yang ada di sisi NH2 bebas dari
asam-asam amino aromatik (fenilaalanin, tirosin, triptofan), hidrofobik
(leusin, isoleusin, metionin) atau dikarboksilat (glutamat dan aspartat). PH

3
optimum ialah 2, sehingga aktivitasnya yang tertinggi ialah di dalam
lambung. Enzim ini tidak bekerja lagi bila berada pada Ph yang tinggi seperti
yang terdapat di dalam usus halus.(Sataloff et al., n.d.-a)

Apabila Ph lebih rendah dari lambung sangatlah mustahil bagi kerja


enzim dan pada kenyataannya mampu pula menghidrolisis beberapa ikatan
peptida, maka perlu a diuraikan secara singkat bagaimana Ph yang tidak
lazim ini dicapat ion H dalam lambung adalah hasil sekresi sel-sel parital.
Peristiwa sekresi ini berlangsung dengan melawan gradien, karena
konsentrasi H+ di dalam sel ialah sebesar 10-7 M, sedangkan di luar sel
lambung sebesar 10-1M. Dengan demikian jelaslah bahwa proses ini
memerlukan energi, yang pada kenyataannya didapat dengan cara hidrolisis
ATP. Hidrolisis ATP ini dikaitkan dengan pertukaran K+ dengan H+. H+
intrasel berasal dari reaksi yang berkaitan dengan anhidrase karbonat.
(Sataloff et al., n.d.-a)

2) Biosintesis Asam Amino


Jalur metabolik utama dari asam-asam amino terdiri atas pertama,
produksi asam amino dari pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet
serta sintesis asam amino di hati. Kedua, pengambilan nitrogen dari asam
amino. Sedangkan ketiga adalah katabolisme asam amino menjadi energi
melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil
sampingan pemecahan asam amino. Keempat adalah sintesis protein dari
asam-asam amino.(Prahastuti, 2018).

3) Katabolisme Protein dan Nitrogen


Katabolisme protein adalah pemecahan protein menjadi asam amino dan
senyawa turunan sederhana , untuk diangkut ke dalam sel melalui membran
plasma dan akhirnya untuk polimerisasi menjadi protein baru melalui
penggunaan asam ribonukleat ( RNA ) dan ribosom . Katabolisme protein,
yang merupakan pemecahan makromolekul , pada dasarnya adalah proses
pencernaan . Katabolisme protein paling sering dilakukan oleh endo- dan

4
exo- protease non- spesifik . Namun, protease spesifik digunakan untuk
pemecahan protein untuk tujuan pengaturan dan perdagangan protein. Salah
satu contohnya adalah subkelas enzim proteolitik yang disebut
oligopeptidase. Asam amino yang dihasilkan oleh katabolisme dapat
langsung didaur ulang untuk membentuk protein baru, diubah menjadi asam
amino yang berbeda, atau dapat mengalami katabolisme asam amino untuk
diubah menjadi senyawa lain melalui siklus Krebs.
Pengubahan nitrogen asam amino akan menghasilkan urea. Biosintesis urea
berlangsung dalam 4 Tahap:
(1) Transaminasi
Transaminasi adalah perpindahan gugus amino dari asam amino kepada
salah satu dari tiga senyawa keto (asam piruvat, α-ketoglutarat, atau
oksaloasetat) sehingga senyawa keto tersebut berubah, menjadi asam
amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam keton.
(2) Deaminasi Oksidatif Glutamat
Deaminasi oksidatif adalah proses pelepasan gugus amino dari glutamat
dalam bentuk ion ammonium.
(3) Transpor Amonia
Amonia yang dihasilkan dari proses deaminasi oksidatif bersifat toksis,
jadi tidak diangkut dalam bentuk bebas dari jaringan diluar hepar.
Glutamin sintase akan mengubah amonia menjadi glutamin yang non
toksik, glutamin diangkut oleh darah ke hati sebagai alanin. Dalam hati
glutamin dihidrolisis untuk melepas amonia yang masuk ke siklus urea
siklus urea. Siklus urea terjadi di hati, amonia yang masuk kehati akan
masuk ke siklus urea dan diubah menjadi urea, dan urea akan masuk ke
sirkulasi darah dan dibuang lewat ginjal (urin). (Sataloff et al., n.d.-b).

2.3 Konversi Asam Amino Menjadi Produk Khusus

Adapun beberapa produk khusus yang dihasil oleh asam amino antara lain :

1. Sulfat Urin Terutama Berasal Dari Sistein

5
demikian secara tidak langsung membentuk sulfat urin (yakni, lewat sistein).
L-sistein berfungsi sebagai precursor tourin yang mengadakan konjugasi
dengan asam-asam empedu hingga terbentuk, misalnya, asam tourokolat.
2. Dekarboksilaasi Histidin Membentuk Histamin
Histamine terbentuk dari dekarboksilasi histidin. Yaitu suatu reaksi dalam
jaringan tubuh yang dikatalis oleh enzim asam L-amino aromatic
dekarboksilase. Enzim ini juga mengkatalis reaksi dekarboksilasi dopa, 5-
hidroksitriptofan, fenilalanin, tirosin dan triptofan. Senyawa histidin yang
terdapat dalam tubuh mencakup ergotionein yang ditemukan di dalam sel
darah merah, serta hati. Senyawa 1-metil histidin yang ada dalam urin
manusia mungkin berasal dari anserine. Senyawa 3-metilhistidin yang dalam
urin manusia ditemukan dengan kadar sekitar 5 mg/dL, menunjukkan kadar
rendah yang abnormal didalam urin penderita penyakit Wilson. (Penyakit
Wilson adalah suatu kondisi medis yang diturunkan yang ditandai dengan
adanya kelebihan tembaga dalam tubuh, menyebabkan kerusakan hati dan
sistem saraf).
3. Arginin, Melalui Ornitin Merupakan Precursor Senyawa-Senyawa Poliamina
Arginin berfungsi sebagai donor formamidin untuk sintesis keratin dan untuk
sintesis streptomisin. Peristiwa lain yang dialami arginin mencakup konversi
lewat ornitin menjadi putresin, spermin serta spermidin dan sintesis arginin
fosfat dalam otot.
4. Triptofan Membentuk Serotonin
Perangsang kontraksi otot polos. Enzim 5-hidroksitriptofan atau hidroksilase
yang membentuk serotonin dari hidroksitriptofan ditemukan dalam ginjal,
hati dan lambung. Serta reaksi perubahan tersebut diatas menjadi serotonin
dikatalis oleh enzim monoamina.
5. N-Asetilase Serotonin Membentuk Melatonin
Melatonin berasal dari serotonin melalui N-asetilasi yang diikuti metilasi
gugus 5-hidroksi. Reaksi metilasi terdapat dalam jaringan korkup pineal.
Selain metilasi N-asetilserotonin, juga terdapat metilasi langsung serotonin
dan 5-hidroksiindolasetat yakni metabolit serotonin. Serotonin dan 5-

6
metoksitriptamin dimetabolisir menjadi asam yang bersesuaian oleh enzim
monoamina oksidase. Melatonin yang beredar dalam sirkulasi darah diambil
oleh semua jaringan, termasuk otak.
6. Melanin Merupakan Polimer Dari Katabolit Triptofan
Melanin disintesis dari melanosom yaitu partikel dalam melanosit yang
berkaitan dengan membran sel. polimer eumelanin yang timbul diperkirakan
menangkap radikal bebas dan mengalami penguraian parsial oleh H2O2
yang
dihasilkan oleh proses auto-oksidasi. Feomelanin dan eumelanin kemudian
membentuk kompleks dengan protein dari matriks melanosom hingga
terbentuk melanoprotein.
Contohnya:
Beberapa cacat dalam biosintesis melanin dapat menyebabkan albinisme.
7. Tirosin Membentuk Epinefrin Dan Norepinefrin
Tirosin adalah precursor epinefrin dan norepinefrin yang dibentuk didalam
sel-sel neuron. Meskipun dopa adalah zat antara dalam pembentukan baik
melanin dalam melanosit maupun norepinefrin dalam sel-sel neuron, namun
enzim yang berlainan melaksanakan reaksi hidroksilasi tirosin dalam
berbagai tipe sel. enzim tiroksin hidroksilase membentuk dopa dalam sel-sel
neuron dan adrenal pada lintasan reaksi yang menghasilkan norepinefrin dan
epinefrin. Dopa dekarboksilase, yakni suatu enzim yang tergantung pada
piridoksal fosfat membentuk dopamine. Senyawa terakhir ini mengalami
hidroksilase selanjutnya enzim dopamine meta-oksidase, yaitu enzim yang
tergantung pada tembaga dan tampaknya menggunakan vitamin C untuk
menghasilkan norepinefrin. Dalam medulla adrenal, feniletanolamina-N-
metil transferasse memakai S-adenosilmetionin untuk melaksanakan metilasi
senyawa amina primer norepinefrin dalam pembentukan epinefrin. Tirosin
juga merupakan precursor hormone tiroid triyodotironin dan tiroksin.
8. Gamma-Aminobutirat, Yang Dibentuk Dari Glutamate, Dikatabolisir
Menjadi Suksinat Semialdehid

7
GABA dibentuk melalui dekarboksilasi L-glutamat, suatu reksi yang
dikatalis oleh enzim yang tergantung pada piridoksal fosfat L-glutamat
dekarboksilase. bukan didalam hati ataupun otot jantung. Sintesis kreatinin
disempurnakan melalui metilasi glikosiamina oleh metionin aktif didalam
hati.

9. Glisin Ikut Serta Dalam Biosintesis Hem, Purin, Kunjugat Glisin Dan
Keratin
Sintesis hem: atom alpa karbon dan nitrogen pada asam amino glisin
digunakan untuk sintesis moietas porfirin pada Hb. Nitrogen pirol berasal
dari nitrogen glisin dan atom karbon yang menghubungkan berasal dari alpa
karbo glisin. Sintesis nukleotida purin: keseluruhan molekul glisin
membentuk posisi 4,5, dan 7 pada rangka purin.Pembentukan konjugat
glisin: glisin mengadakan konjugasi dengan asam kolat sehingga terbentuk
asam glikokolat. Dengan benzoate, glisin membentuk hipurat.
Sintesis keratin: komponen sarkosin (N-metilglisin) pada keratin berasal dari
glisin dan S-adenosilmetionin.
10. Alpa-Alanin Merupakan Asam Amino Plasma Yang Utama.
Alanin bersama dengan glisin, membentuk fraksi nitrogen amino yang cukup
besar dalam plasma manusia. Alanin juga merupakan komponen utama
dinding sel bakteri.
11. Karnosin Merupakan Dipeptida Beta-Alanil
Beta-alanil terutama ditemukan dalam bentuk senyaawa dipeptida otot
rangka manusia. Senyawa dipeptida beta-alanil berhubungan erat yaitu
anserine tidak dijumpai dalam otot manusia.

8
BAB III
PENUTUP

3. 1 Kesimpulan

Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat disintesis oleh
tubuh sehingga harus diperoleh dari makanan yang dikonsumsi.(Uii, 2018).
Asam amino nonesensial adalah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh.
(Uii, 2018). Proses Pencernaan Protein Yang pertama berlangsung dalam
lambung. Di sini pepsin mencernakan protein dengan memutuskan ikatan
peptida yang ada di sisi NH2 bebas dari asam-asam amino aromatik
(fenilaalanin, tirosin, triptofan), hidrofobik (leusin, isoleusin, metionin) atau
dikarboksilat (glutamat dan aspartat). Katabolisme protein adalah pemecahan
protein menjadi asam amino dan senyawa turunan sederhana , untuk diangkut
ke dalam sel melalui membran plasma dan akhirnya untuk polimerisasi
menjadi protein baru melalui penggunaan asam ribonukleat ( RNA ) dan
ribosom. Dasar Reaksi Pada Metabolisme Asam Amino terdiri dari Deaminasi
Oksidatif, Dekarboksilasi, dan Ansaminasi.

3. 2 Saran

Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui


Pengertian Komponen Asam Amino Esensiil dan Nonesensiil, Proses
Metabolisme Protein, Biosintesis Asam Amino, Katabolisme Protein Nitrogen,
dan Konversi Asam Amino Menjadi Produk Khusus.

9
DAFTAR PUSTAKA
Muchtadi, D. (2013). Nutrifikasi Protein (Bagian 1). Nutrifikasi Pangan, Bagian 1, 1–
41.

Prahastuti, S. (2018). Metabolisme Asam Amino. Bioethics & Basic Sciences 3, 116.

Uii. (2018). Modul Asam Amino, Peptida dan Protein. Diploma Chemistry Uii, 15–35.
http://diploma.chemistry.uii.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/2.-PROTEIN.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai