Anda di halaman 1dari 58

Diagnosis Keperawatan

Ni Nyoman Ayuningsih, S.Kp, MM


OUT LINE
1. Pengertian Diagnosa Keperawatan
2. Sejarah Diagnosis Keperawatan
3. Berfikir Kritis dan dan Proses Diagnosis Keperawatan
4. Peta Konsep Diagnosis Keperawatan
5. Sumber Kesalahan dalam Diagnosis Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Pengka-
Pengertian Diagnosa jian
Keperawatan

Evaluasi
Diag- Inter-
nosis vensi

Diagnosis Keperawatan
merupakan bagian vital dalam
Implemen-
menentukan asuhan keperawatan tasi
yang sesuai untuk membantu klien
mencapai kesehatan yang optimal
DIAGNIOSIS :
Seni dalam mengidentifikasi penyakit dari
tanda dan gejala yang ada

Pernyataan atau kesimpulan yang berfokus pada


sifat dasar dari beberapa fenomena

Analisis dari bagian atau sifat dasar dari kondisi,


situasi, masalah
Definisi Diagnosis Keperawatan

Keputusan atau kesimpulan yang terjadi akibat dari


hasil pengkajian perawat (gebbic and lavin)

•Gordon
- Di buat oleh “perawat profesional”
- Menguraikan kombinasi dari tanda dan gejala yang
memperhatikan masalah kesehatan aktual, risiko
atau potensial.
- Perawat berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya mampu diakui, diizinkan dan
bertanggung gugat untuk mengatasi /
menanganinya.
Edel
- Pernyataan gangguan status kesehatan pasien
baik aktual / potensial yang mana hasil dari
pengkajian keperawatan dan membutuhkan
intervensi dari bidang keperawatan
Koizier
- Suatu pernyataan tentang pola tanggapan pasien
terhadap masalah kesehatan yang aktual
/potensial, penyebab dan faktor yang menunjang
• Dapat disimpulkan DK pernyataan respon
pasien terhadap masalah kesehatan yang aktual
atau Resiko/potensial yang membutuhkan
tindakan perawatan, sehingga dapat teratasi
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

• Suatu penilaian klinis mengenai respon klien


terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang dialaminya baik yg berlangsung
aktual maupun potensial
• Bertujuan mengidentifikasi respon klien
individu,keluarga dan komunitas terhadap situasi
yg berkaitan dg kesehatan ( SDKI 2017)
Tujuan Pencatatan Diagnosa
Keperawatan

1. Menyediakan definisi yang tepat yang dapat memberikan


Bahasa yang sama dalam memahami kebutuhan klien bagi
semua anggota tim pelayanan kesehatan
2. Memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan apa ya g
telah mereka lakukan sendiri, dengan profesi pelayanan
kesehatan lain, dan masyarakat
3. Membedakan peran perawat dari dokter atau penyelenggara
pelayanan kesehatan lain
4. Membantu perawat pada fikus pada bidang praktik
keperawatan
5. Membantu mengembangkan pengetahuan keperawatan
Karakteristik diagnosis keperawatan

• Perawat profesional
- Orang yang bertanggung jawab membuat DK
- Ditunjang oleh: ijin secara hukum dan standart
nasional untuk praktek
• Masalah kesehatan : suatu kondisi atau siatuasi
yang mana klien membutuhkan untuk
mempertahankan atau mengembalikan kondisi
kesehatan serta meningggal dengan sejahtera
• Diagnosa keperawatan menguraikan
- Masalah kesehatan aktual
- Masalah keasehatan potensial (faktor resiko yang
merupakan predisposisi terjadi masalah kesehatan
pada individu & keluarga)
• Domain DK hanya mencakup kesehatan dimana
perawat mampu dan diijinkan untuk
mengatasinya.
• DK yang di buat keputusannya hanya sesudah
melalui proses sistematis dari pengumpulan
data/Pengkajian data
Berfikir Kritis dan dan Proses Diagnosis Keperawatan

Beda diagnosis keperawatan dan diagnosa medis


Diagnosis
keperawatan Respon
Klasifikasi individu
belum
diterima
universal

Orientasi
individu
Sebagai pedoman
/ petunjuk
Berubah jika
respon berubah
Beda diagnosa keperawatan dan diagnosa medis

Proses
Klasifikasi di penyakit
kembangkan spesifik
diterima
universal Diagnosa
medis

Orientasi
patologi
Pedoman
medis
kolaborasi Relatif
konstan
karakteristik
Data tepat
Jelas dan
relevan
ringkas

Aktual

Spesifik
fokus
pasien

B.d. Mas.
pasien
Pengumpulan Data
1. Tipe Data
a. Data Subyektif
adalah data yg didapatkan dr klien sbg suatu pendapat thd
suatu situasi dan kejadian.
Informasi tsb tdk dpt ditentukan perawat scr independen ttp
mll interaksi atau komunikasi. Data subyektif sering
didapatkan dari riwayat keperawatan tms persepsi klien,
perasaan, dan ide ttg status kesehatannya.
Misal: penjelasan klien ttg nyeri, lemah, frustasi, mual atau
malu.
Informasi yg diberikan sumber lainnya, misal: dari keluarga,
konsultan, dan tenaga kesehatan lainnya jg dpt sbg data
subyektif jika didasarkan pd pendapat klien.
Pengumpulan Data
1. Tipe Data
b. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang dpt diobservasi dan diukur.
Informasi tsb. Biasanya diperoleh mll : 2S (Sight , Smell)
dan HT (Hearing, Touch/taste) selama px. Fisik.
exp: frekuensi pernafasan, tekanan darah, edema dan berat
badan.
Metode Pengumpulan Data

1. Observasi
2. Wawancara
3. Pemeriksaan
Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Mengobservasi data merupakan suatu metode
pengumpulan data dengan menggunakan indra titik
observasi ini dilakukan dengan sengaja dan sadar dengan
upaya pendekatan. selama metode observasi berlangsung
perawat melibatkan semua panca indra baik itu melihat
dan mendengar apa yang dikatakan pasien pada saat
perawat menggunakan indra penglihatan contohnya itu,
ukuran tubuh, berat badan, postur dan kerapian pasien,
gestur wajah dan ekspresi pasien apakah pasien nyaman
Metode Pengumpulan Data
2. Wawancara
wawancara adalah metode pengumpulan data yang
direncanakan dan disepakati oleh kedua pihak yaitu pasien dan
perawat. Tujuan dari metode wawancara ini adalah untuk
mengetahui informasi mengenai kesehatan pasien,
mengidentifikasi masalah pasien, dan mengevaluasinya. Salah
satu contoh wawancara yaitu riwayat kesehatan keperawatan
pasien. pada saat melakukan wawancara perawat juga harus
merencanakan wawancara tersebut dan tempatnya di mana,
waktu, dan susunan tempat duduk serta bahasa yang digunakan
perawat alangkah baiknya menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh pasien. kemudian tahap wawancara juga harus
diperhatikan dengan baik ada tahap pembukaan dan penutup.
Metode Pengumpulan Data
3. Pemeriksaan
Pemeriksaan yang dimaksud disini adalah metode dengan
memeriksa langsung keadaan fisik pasien, metode ini juga
Menggunakan observasi dengan panca indra untuk
mengetahui masalah kesehatan pasien. Pemeriksaannya
dengan sistematis dengan pendekatan sistem tubuh dengan
pasien.
Pada saat melakukan pengumpulan data dengan
menggunakan metode ini perawat harus langsung mencatat
hasil dari pemeriksaan.
Proses Penyusunan Diagnosis Keperawatan

4.
3. Menyusus
1. 2. Memvalid Diagnosis
Kasifikasi Mengiden asi Keperawa
& Analsisi tifiaksi Diagnosis tan sesuai
Data Masalah Keperawa dengan
tan Prioritasn
ya
Proses Penyusunan Diagnosis Keperawatan

1. Klasifikasi & Analisis Data


Pengelompokkan data adalah mengelompokkan
data- data klien atau keadaan tertentu dimana klien
mengalami permasalahan kesehatan atau
keperawatan berdasarkan kriteria
permasalahannya.
Proses Penyusunan Diagnosis Keperawatan
2. Mengidentifikasi Masalah Klien
Masalah klien merupakan keadaan atau situasi
dimana klien perlu bantuan untuk mempertahankan
atau meningkatkan status kesehatannya, atau
meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan oleh
perawat sesuai dengan kemampuan dan wewenang
yang dimilikinya.
a. Menentukan kelebihan klien
b. Menentukan masalah klien
c. Menentukan masalah yang pernah di alami oleh
klien penentuan keputusan
✓ Tidak ada masalah, tetapi perlu peningkatan
status dan fungsi (kesejahteraan)
✓ Masalah kemungkinan (possible problem)
✓ Masalah aktual, risiko, atau sindrom
✓ Masalah kolaboratif
Proses Penyusunan Diagnosis Keperawatan
3. Memvalidasi diagnosis keperawatan
Adalah menghubungkan dengan klasifikasi gejala
dan tanda-tanda yang kemudian merujuk kepada
kelengkapan dan ketepatan data. Untuk
kelengkapan dan ketepatan data, kerja sama
dengan klien sangat penting untuk saling percaya,
sehingga mendapatkan data yang tepat.

4. Menyusun diagnosis keperawatan


sesuai dengan prioritasnya Tugas perawat pada
tahap ini adalah merumuskan suatu diagnosis
keperawatan. Diagnosa keperawatan dapat bersifat
aktual, resiko, sindrom, kemungkinan dan wellness.
Komponen Diagnosis Keperawatan
1. Problem (P/masalah), merupakan gambaran keadaan
klien dimana tindakan keperawatan dapat diberikan.
2. Etiologi (E/penyebab), keadaan ini menunjukkan
penyebab keadaan atau masalah kesehatan yang
memberikan arah terhadap terapi keperawatan.
3. Sign & symptom (S/tanda & gejala), adalah ciri,
tanda atau gejala, yang merupakan informasi yang
diperlukan untuk merumuskan diagnosis
keperawatan. Jadi rumus diagnosis keperawatan
adalah : PE / PES.
Sistem Klasifikasi Ini Disusun Untuk Mengharmonisasikan
Terminologi-terminologi Keperawatan Yang Digunakan
Diberbagai Negara
▪ Clinical Care Classification (CCC),
▪ North American Nursing Diagnosis Association (NANDA),
▪ Home Health Care Classification (HHCC),
▪ Systematized Nomenclature of Medicine Clinical
Terms (SNOMED CT),
▪ International Classification of Functioning, Disability and
Health (ICF),
▪ Nursing Diagnosis System of the Centre for Nursing
Development and Research (ZEFP)
▪ Omaha System.

(Referensi : Hardiker et al, 2011, Muller-Staub et al, 2007;


Wake & Coenen, 1998)
Nursing Diagnosis International Classification for Nursing
Practice – Diagnosis Classification

Terminologies Clinical Care


Classification
ICNP-DC
Nursing Diagnostic System
of the Centre for Nursing Omaha
CCC North American
Development and Research System
Nursing Diagnosis
Association

ZEFP
Nursing NANDA
Diagnosis

Home Health
Care
ICF HHCC Classification
International
Classification of
Functioning, Disability SNOMED CT
and Health
Systematized Nomenclature of
Medicine Clinical Terms
Membakukan dan
mengesahkan SDKI

Mendapatkan masukan
untuk penyempurnaan

Membahas dan
merevisi Draft SDKI

Finalisasi
Tim Kerja menyiapkan Workshop
Draft SDKI 29 Des 2016
Revisi 30 Nov 2016
Kontinu
Template
Pembentukan
Panitia
& Tim Kerja
Pengembangan
SDKI Panitia
SDKI
Rapat pertama Panitia
21 Juni 2016
• Memuat 149 Diagnosis
Keperawatan yang disusun dari
berbagai sumber rujukan berupa
textbook, standar diagnosis dari
lembaga/Negara lain dan jurnal-
jurnal ilmiah dan telah ditelaah
oleh para praktisi dan akademisi
keperawatan.
• Struktur Buku SDKI:
– Sambutan-sambutan
– Kata Pengantar
– Daftar Isi
– Bab I Pendahuluan
– Bab II Ketentuan Umum
– Bab III Ketentuan Khusus
– Bab IV Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia
– Proses Penyusunan SDKI
– Tim Penyusun dan Tim Kontributor
– Daftar Pustaka
Buku SDKI
JENIS DIAGNOSIS

Tanda/Gejala
Aktual Mayor dan Minor
Negatif
Diagnosis Risiko Faktor Risiko
Keperawatan

Promosi Tanda/Gejala
Positif Mayor dan Minor
Kesehatan

Diadaptasi dari:
Standar Praktik Keperawatan Indonesia (PPNI, 2005); International Classification of Nursing Practice
– Diagnosis Classification (ICNP, 2015)
Proses Diagnostik
(Diagnostic Process)

1 Analisis Data
• Bandingkan data dengan nilai normal
• Kelompokkan data

2 Identifikasi • Masalah Aktual, Risiko, Promkes


Masalah

3 Perumusan • Three part (Aktual)


Diagnosis • Two part (Risiko dan Promkes)

Diadaptasi dari:
Standar Praktik Keperawatan Indonesia (PPNI, 2005); Ackley, Ladwig & Makic (2017); Berman,
Snyder & Frandsen (2015); Potter & Perry (2013)
Proses Diagnostik (Lanjutan…)

Data dikelompokkan berdasarkan kategori/sub kategori

Diagnosis Keperawatan

Fisiologis Psikologis Perilaku Relasional Lingkungan


Respirasi Interaksi Sosial Keamanan &
Nyeri dan Kebersihan Diri Proteksi
Kenyamanan
Sirkulasi
Penyuluhan &
Integritas Ego Pembelajaran
Nutrisi dan
Cairan
Pertumbuhan &
Eliminasi Perkembangan

Aktivitas dan
Istirahat
Diadaptasi dari:
Neurosensori Standar Praktik Keperawatan Indonesia (PPNI, 2005); International
Classification of Nursing Practice – Diagnosis Classification (Wake, 1994);
Reproduksi dan Doenges & Moorhouse’s Diagnostic Division of Nursing Diagnosis (Doenges et
Seksualitas al, 2013).
Proses Diagnostik (Lanjutan…)

Pengkajian Diagnosis Medis

1 Analisis Data

2 Identifikasi
Masalah

3 Perumusan
Diagnosis
SDKI
Template :
• Label
• Penyebab
• Tanda & gejala
Type diagnosa
• Aktual (85)
• Risiko (49)
• Promosi (14)
Klasifikasi
• Kategori
• Sub kategori
KOMPONEN DIAGNOSIS KEPERAWATAN
INDIKATOR DIAGNOSTIK
Pada diagnosis aktual dan
promkes

Pada diagnosis risiko


Pada diagnosis aktual
Tanda/Gejala
(Sign/Symptom)
Faktor Risiko
Penyebab (Risk Factor)
(Etiology)

1) Bio-fisio-psikologis
2) Efek terapi/Tindakan
3) Situasional
4) Maturasional Indikator
Diagnostik
KOMPONEN DIAGNOSIS KEPERAWATAN
INDIKATOR DIAGNOSTIK

TANDA DAN GEJALA


• Ditemukan sebanyak
Mayor 80-100% untuk
validasi diagnosis

• Tidak harus ditemukan


Minor • Jika ditemukan dapat
mendukung penegakan
diagnosis

Diagnosa RISIKO → tidak perlu TANDA &


GEJALA, namun harus ada faktor RISIKO
KOMPONEN DIAGNOSIS KEPERAWATAN
MASALAH / LABEL DIAGNOSIS

Fokus Diagnosis

Gangguan Pertukaran Gas


Penurunan Curah Jantung
Intoleransi Aktivitas
Defisit Pengetahuan

Deskriptor

Contoh Deskriptor dan Fokus Diagnostik pada Diagnosis Keperawatan


Masalah (problem)
No. Deskriptor Definisi
1 Defisit Tidak cukup, tidak adekuat
2 Disfungsi Tidak berfungsi secara normal
3 Efektif Menimbulkan efek yang diinginkan
4 Gangguan Mengalami hambatan atau kerusakan
5 Lebih Berada di atas nilai normal atau yang diperlukan
6 Penurunan Berkurang (dalam ukuran, jumlah atau derajat)
7 Rendah Berada di bawah nilai normal atau yang diperlukan
8 Tidak efektif Tidak menimbulkan efek yang diinginkan
9 Tidak Proporsional Terlalu besar / kecil jika dibandingkan dengan yang
normal
Jenis Masalah (problem)
No. Deskriptor Fokus Diagnostik
3 Efektif Bersihan jalan napas
4 Gangguan Pertukaran gas
6 Penurunan Curah jantung
8 Intoleran Aktivitas
9 Defisit Pengetahuan
Penulisan Diagnosis Keperawatan
Diagnosis aktual
MASALAH berhubungan dengan PENYEBAB
dibuktikan dengan TANDA /GEJALA
✓ Bersihan jalan napas tidak efektif b.d spasme jalan napas
d.d batuk tidak efektif, sputum berlebih, mengi, dispnea,
gelisah
✓ Gangguan proses keluarga b.d perubahan status kesehatan
anggota keluarga d.d keluarga tidak mampu beradaptasi
terhadap situasi tidak mampu berkomunikasi secara
terbuka di antara anggota keluarga
✓ Pola seksual tidak efektif b.d konflik orientasi seksual d.d
perubahan aktivitas seksual, kesulitan melakukan
aktivitas seksual, konflik nilai
Contoh
diagnosis aktual

Nomor Kode

Label/Masalah

Definisi

Peyebab

Tanda dan Gejala

Bersihan jalan napas tidak efektif


b.d. spasme jalan napas d.d. batuk
tidak efektif, sputum berlebih,
mengi, dispnea, gelisah
Penulisan Diagnosis Keperawatan
Diagnosis Risiko
MASALAH dibuktikan dengan FAKTOR RISIKO

✓ Risiko aspirasi d.d tingkat kesadaran menurun


✓ Risiko distres spiritual d.d. Sakit kronis, konflik spiritual
✓ Risiko gangguan pertumbuhan d.d. ketidakadekuatan
nutrisi
Contoh
diagnosis risiko

Nomor Kode

Label/Masalah

Definisi

Faktor Risiko

Kondisi Klinis Terkait

Risiko aspirasi dibuktikan dengan


tingkat kesadaran menurun
Penulisan Diagnosis Keperawatan
Diagnosis Promosi Kesehatan
MASALAH dibuktikan dengan TANDA/GEJALA

✓ Kesiapan peningkatan eliminasi urin d.d pasien ingin


meningkatkan eliminasi urin, jumlah dan karakteristik
urin normal
✓ Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan d.d. Pilihan
hidup sehari-hari tepat untuk memenuhi tujuan program
kesehatan, mengekspresikan keinginan kesehatan
✓ Pencapaian peran menjadi orang tua d.d bounding
attachment dalam merawat bayi
Contoh
diagnosis promkes

Nomor Kode

Label/Masalah

Definisi

Tanda dan Gejala

Kesiapan peningkatan eliminasi urin dibuktikan


dengan pasien ingin meningkatkan eliminasi urin,
jumlah dan karakteristik urin normal
Daftar Diagnosis Keperawatan sesuai Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia
1. ANSIETAS : Kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek yang
tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.
2. Berat Badan Lebih : Akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai
dengan usia dan jenis kelamin.
3. Berduka : Respon psikososial yang ditunjukan oleh klien sebagai akibat dari
kehilangan, baik kehilangan orang, objek, fungsi, bagian tubuh atau hubungan.
4. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif : Ketidakmampuan membersihkan sekret atau
obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten.
5. Defisit Kesehatan Komunitas : Terdapat masalah kesehatan atau faktor risiko yang
dapat menganggu kesejahteraan pada suatu kelompok.
6. Defisit Nutrisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
7. Defisit Pengetahuan : Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan
dengan topik tertentu.
8. Defisit Perawatan Diri : Ketidakmampuan melakukan atau menyelesaikan aktivitas
perawatan diri.
9. Diare : Pengeluaran feses yang sering. Lunak dan tidak berbentuk.
Daftar Diagnosis Keperawatan sesuai Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia

10. Disfungsi Motilitas Gastrointestinal


11. Disfungsi Seksual
12. Disorganisasi Perilaku Bayi
13. Disrefleksia Otonom
14. Distres Spiritual
15. Gangguan Eliminasi Urin
16. Gangguan Citra Tubuh
17. Gangguan Identitas
18. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
19. Gangguan Interaksi Sosial
20. Gangguan Komunikasi Verbal
Daftar Diagnosis Keperawatan sesuai Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia
10. Gangguan Tumbuh Kembang
11. Gangguan Ventilasi Spontan
12. Harga Diri Rendah Kronis
13. Harga Diri Rendah Situasional
14. Hipervolemia
15. Hipovolemia
16. Hipertermia
17. Hipotermia
18. Ikterik Neonatus
19. Inkontinensia Fekal
20. Inkontinensia Urin Berlanjut
21. Inkontinensia Urin Berlebih
22. Inkontinensia Urin Fungsional
23. Inkontinensia Urin Refleks
24. Inkontinensia Urin Stres
25. Inkontinensia Urin Urgensi
26. Intoleransi Aktivitas
27. Isolasi Sosial
Daftar Diagnosis Keperawatan sesuai Standar Diagnosis
10. Konfusi Akut
Keperawatan Indonesia
11. Konfusi Kronis
12. Konstipasi
13. Koping Defensif
14. Koping Komunitas Tidak Efektif
15. Koping Tidak Efektif
16. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
17. Menyusui Efektif
18. Menyusui Tidak Efektif
19. Nausea
20. Nyeri Akut
21. Nyeri Kronis
22. Nyeri Melahirkan
23. Obesitas
24. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif
25. Penampilan Peran Tidak Efektif
26. Pencapaian Peran Menjadi Orang Tua
27. Penurunan Curah Jantung
28. Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial
29. Penurunan Koping Keluarga
30. Penyangkalan Tidak Efektif
Daftar Diagnosis Keperawatan sesuai Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia
10. Perfusi Perifer Tidak Efektif
11. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko
12. Perilaku Kekerasan
13. Perlambatan Pemulihan Pasca Bedah
14. Pola Nafas Tidak Efektif
15. Pola Seksual Tidak Efektif
16. Resiko Alergi
17. Resiko Aspirasi
18. Resiko Berat Badan Lebih
19. Resiko Bunuh Diri
20. Resiko Cedera
21. Resiko Cedera Pada Ibu
22. Resiko Cedera Pada Janin
23. Resiko Defisit Nutrisi
24. Resiko Disfungsi Motilitas Gastroontestinal
25. Resiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer
26. Resiko Disfungsi Seksual
27. Resiko Disorganisasi Perilaku Bayi
Daftar Diagnosis Keperawatan sesuai Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia
10. Resiko Distres Spiritual
11. Resiko Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
12. Resiko Gangguan Perkembangan
13. Resiko Gangguan Perlekatan
14. Resiko Gangguan Pertumbuhan
15. Resiko Gangguan Sirkulasi Spontan
16. Resiko Harga Diri Rendah Kronis
17. Resiko Harga Diri Rendah Situasional
18. Resiko Hipotermia Perioperatif
19. Resiko Hipovolemia
20. Resiko Hipovolemia
21. Resiko Ikterik Neonatus
22. Resiko Infeksi
23. Resiko Intoleransi Aktivitas
24. Resiko Inkontinensia Urin Urgensi
25. Resiko Jatuh
26. Resiko Kehamilan Tidak Dikehendaki
Daftar Diagnosis Keperawatan sesuai Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia
10. Resiko Ketidakberdayaan
11. Resiko Ketidakseimbangan Cairan
12. Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit
13. Resiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
14. Resiko Konfusi Akut
15. Resiko Konstipasi
16. Resiko Luka Tekan
17. Resiko Mutilasi Diri
18. Resiko Penurunan Curah Jantung
19. Resiko Perdarahan
20. Resiko Perfusi Gastrointestinal Tidak Efektif
21. Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif
22. Resiko Perfusi Perifer Tidak Efektif
23. Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
24. Resiko Perilaku Kekerasan
25. Resiko Perlambatan Pemulihan Pasca Bedah
26. Resiko Proses Pengasuhan Tidak Efektif
Daftar Diagnosis Keperawatan sesuai Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia
10. Retensi Urin
11. Sindrom Pasca Trauma
12. Termoregulasi Tidak Efektif
13. Waham
Faktor yang berkontribusi terhadap penentuan
prioritas masalah
✓ Ketidakmampuan perawat mengorganisir data dasar
(data dasar tidak ada)
✓ Kemampuan perawat dalam melakukan analisis dan
interpretasi data
✓ Data tidak dikelompokkan ke dalam kelompok yang
mempunyai makna
✓ Tidak melakukan identifikasi masalah klien yang
menghasilkan label diagnostik
✓ Kehilangan data yang telah dikumpulkan
✓ Data yang tidak relevant
✓ Adanya duplikasi data
✓ Mispersepsi data
✓ Data Tidak lengkap
✓ Adanya interpretasi data dalam mengobservasi
perilaku
✓ Kegagalan dalam mengambil data dasar terbaru
Sumber Kesalahan Dalam Diagnosis
Keperawatan
Pengertian yang salah: Diagnosis Keperawatan
• Sebagai formalitas dalam melakukan
asuhan keperawatan
• Menentukan diagnosis keperawatan pada
klien berdasarkan patofisiologi
• Menentukan diagnosis keperawatan pada
klien pada terapi yang diberikan
• Statemen diagnosis sesuka hati
• Mengangkat masalah medis (masalah
kolaborasi) menjadi diagnosis
keperawatan
Kesimpulan

• Semakin lengkap standar profesi yang dibutuhkan dalam


pelaksanaan praktik perawat, semakin dapat menjamin
mutu praktik dan keselamatan klien dalam asuhan
keperawatan yang diberikan oleh perawat.
• SDKI diharapkan tidak hanya bermanfaat dalam pelayanan
dan pendidikan, namun dapat masuk ke dalam Sistem JKN
sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan.
• SDKI juga diharapkan dapat bermakna dalam aspek
penghargaan dan kesejahteraan serta perlindungan bagi
perawat.
Daftar Pustaka
1. Abdahid dan Imam Suprapto. (2012). Dokumentasi Proses Keperawatan. Yogyakarta :Nuha
Medika.
2. Apriyani, Heni. (2015). Identifikasi Diagnosis Keperawatan Pada Pasien Di Ruang Paru Sebuah
Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan. 6(1): 107-117.
3. Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan: Penerapan Konsep & Kerangka Kerja. Yogyakarta :
Gosyen.
4. Harahap, Tika Varnita. (2018). Pentingnya Pengumpulan Data Dalam Proses Keperawatan. Jurnal
Keperawatan.
5. Herdman, T. (2012). NANDA Internasional Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012
– 2014. Jakarta : EGC.
6. Jannah, Miftahul. (2019). Metode Pengumpulan Data Dalam Pengkajian Proses Keperawatan.
Jurnal Keperawatan
7. Nurhesti, Putu Oka. (2018). Pengenalan SDKI. FK UNUD
8. Nurrulizatilkaromah, Ennika. (2018). Proses Keperawatan. Repository UNIMUS
9. Rutami. (2012). Pelaksanaan Proses Pengkajian Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUP H.
Adam Malik Medan. Jurnal Keperawatan,1(2).
10. Simamora, R. H., Bukit, E., Purba, J. M., & Siahaan, J. (2017). Penguatan kinerja perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan melalui pelatihan ronde keperawatan di rumah sakit royal prima
medan. Jurnal pengabdian kepada masyarakat, 23(2), 300- 304.
11. Simamora, R. H. (2019). Socialization of Information Technology Utilization and Knowledge of
Information System Effectiveness at Hospital Nurses in Medan, North Sumatra. Editorial Preface
From the Desk of Managing Editor

Anda mungkin juga menyukai