Keperawatan
1. Diagnosis Negatif
Menunjukan bahwa klien dalam kondisi sakit atau beresiko mengalami sakit sehingga penegakan diagnosis ini akan mengarahkan
pemberian intervensi keperawatan yang bersifat penyembuhan, pemulihan dan pencegahan.
2. Diagnosis Positif
Menunjukan bahwa klien dalam kondisi sehat dan dapat mencapai kondisi yang lebih sehat atau optimal. Diagnosis ini disebut juga
dengan istilah Diagnosis Promosi Kesehatan (ICNP, 2015; Standar Praktik Keperawatan Indonesia – PPNI, 2005).
Aktual
Negatif
Resiko.
Diagnosis keperawatan
Positif Promosi Kesehatan
Berikut penjabaran lengkap mengenai macam-macam diagnosis tersebut
(Carpenito, 2013; Potter & Perry, 2013)
A. Diagnosis Aktual - Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan
atau proses kehidupan yang menyebabkan klien mengalami masalah kesehatan.Tanda atau
gejala mayor dan minor dapat ditemukan dan divalidasi pada klien secara langsung.
B. Diagnosis Resiko - Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan
atau proses kehidupannya yang dapat menyebabkan klien beresiko mengalami masalah
kesehatan.Dalam penegakan diagnosis ini, tidak akan ditemukan tanda/gejala mayor
ataupun minor pada klien, namun klien akan memiliki faktor resiko terkait masalah
kesehatan yang mungkin akan dialaminya dikemudian hari.
Kondisi Klinis Terkait :Gagal jantung kongestif., Sindrom koroner akut.,Stenosis mitral., Regurgitasi mitral., Stenosis
aorta., Regurgitasi aorta., Stenosis pulmonal., Regurgitasi trikuspidal., Stenosis pulmonal.,REgurgitasi pulmonal.
CONTOH Diagnosis Aktual DAN Resiko
D.0008 Penurunan Curah Jantung. Gejalan dan Tanda Mayor Objektif :
Definisi : Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk Perubahan irama jantung :
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. – Bradikardial / Takikardia.
– Gambaran EKG aritmia atau gangguan konduksi.
D.0011 Risiko Penurunan Curah Jantung.
Penyebab : Perubahan preload :
1. Perubahan irama jantung. – Edema,
Definisi Distensi
: Berisiko vena jugularis,
mengalami pemompaan jantung yang tidak
2. Perubahan frekuensi jantung. – Central
adekuat untuk venous
memenuhi pressure (CVP) metabolisme tubuh.
kebutuhan
3. Perubahan kontraktilitas. meningkat/menurun,
Faktor Risiko :
4. Perubahan preload. – Hepatomegali.
5. Perubahan afterload. 1. Perubahan
Perubahanafterload.
afterload.
– Tekananfrekuensi
2. Perubahan darah meningkat
jantung./ menurun.
Gejalan dan Tanda Mayor Subjektif : – Nadi perifer
3. Perubahan irama teraba lemah.
jantung.
1. Perubahan irama jantung : Palpitasi. – Capillarykontraktilitas.
4. Perubahan refill time > 3 detik, Oliguria.
2. Perubahan preload : lelah. – Warna kulit
5. Perubahan pucat dan / atau sianosis.
preload.
3. Perubahan afterload : Dispnea. Perubahan kontraktilitas
4. Perubahan kontraktilitas : Paroxysmal nocturnal dyspnea Kondisi Klinis Terkait.
– Terdengar suara jantung S3 dan /atau S4.
(PND); Ortopnea; Batuk. – Ejection
1. Gagal jantungfraction (EF) menuru
kongestif
2. Sindrom koroner akut.
Kondisi Klinis Terkait :Gagal jantung kongestif., Sindrom koroner
3. akut. ,Stenosis
Gangguan katup , Regurgitasi
jantung
mitral. (stenosismitral. , Stenosis
/ regirgitasi aorta,
pulmonalis, trikuspidalis, atau mitralis).
aorta., Regurgitasi aorta., Stenosis pulmonal., Regurgitasi trikuspidal., Stenosis pulmonal.,REgurgitasi pulmonal.
4. Atrial / ventricular septal defect.
5. Aritmia.
Komponen Diagnosis Keperawatan Deskriptor Fokus Diagnostik
Tidak efektif Bersihan jalan napas
1. Masalah (problem): label diagnosis keperawatan,
yang menggambarkan inti dari respons klien terhadap Gangguan Pertukaran gas
kondisi kesehatan atau proses kehidupannya, yang Penurunan Curah jantung
terdiri dari deskriptor atau penjelasan dan fokus diagnostik. Intoleransi Aktivitas
Deskriptor merupakan pernyataan yang menjelaskan Deficit Pengetahuan
bagaimana suatu fokus diagnosis terjadi.
2. Indikator Diagnostik
Indikator diagnostik terdiri atas penyebab, tanda dan gejala, dan faktor risiko.
•Penyebab (etiology) merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status kesehatan.
•Tanda (sign) dan gejala (symptom) merupakan data objektif yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan fisik, pemeriksaan objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik,
laboratorium dan prosedur diagnostik, sedangkan gejala data objektif yang diperoleh dari hasil
anamnesis. – Tanda dan gejala Mayor dan Minor
•Faktor risiko merupakan kondisi atau situasi yang dapat meningkatkan kerentanan klien
mengalami masalah kesehatan.
Proses Penegakan Diagnosis Keperawatan
Proses penegakan diagnosis (diagnostic process) adalah suatu proses
yang sistematis yang terdiri dari 3 tahap yaitu, analisis data,
identifikasi masalah dan perumusan diagnosis.
Proses penegakan diagnosis keperawatan diuraikan sebagai berikut;
1. Analisis Data
Tahap pertama dalam proses penegakan diagnosis keperawatan adalah Analisis data yang dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut ini.
a. Bandingkan data dengan nilai normal/rujukan
Data-data yang didapatkan dari pengkajian, bandingkan dengan nilai-nilai normal dan identifikasi tanda/gejala
yang bermakna, baik tanda/gejala mayor ataupun tanda/gejala minor.
b. Kelompokkan data
Tanda/gejala yang dianggap bermakna, dikelompokan berdasarkan pola kebutuhan dasar yang meliputi; -
lanjutan di next slide…
b. Kelompokkan data
Tanda/gejala yang dianggap bermakna, dikelompokan berdasarkan pola kebutuhan dasar yang meliputi;
Proses pengelompokan data ini dapat dilakukan baik
1. respirasi, secara induktif, dengan memilah data sehingga
2. sirkulasi, membentuk sebuah pola, atau
3. nutri/cairan, secara deduktif, menggunakan kategori pola kemudian
4. eliminasi, mengelompokan data sesuai kategorinya.
5. aktivitas/istirahat,
6. neurosensori,
7. reproduksi/seksualitas, Contoh : Seorang anak usia 2 tahun datang ke
8. nyeri/kenyamanan, rumah sakit dengan keluhan buang air besar
9. integritas ego, encer 6 kali sehari, muntah 2 kali, dan badan
10. pertumbuhan/perkembangan, lemas. Dari pemeriksaan lanjutan, didapati
11. kebersihan diri, tanda tanda ; mata terlihat cekung, bibir kering,
12. penyuluhan/pembelajaran kulit sekitar anus berwarnah merah, serta
13. interaksi sosial, dan
mengalami penurunan bb dari 9 kg ke 8 kg,
suhu badan 38*c, dan nadi 120x/menit
14. keamanan/proteksi.
2. Identifikasi Masalah
Setelah data dianalisis, perawat dan klien bersama-sama mengidentifikasi masalah, mana masalah
yang aktual, resiko dan /atau promosi kesehatan.
Pernyataan masalah kesehatan ini merujuk pada label diagnosis keperawatan yang sebelumnya telah
dibahas diatas.
Contoh : Seorang anak usia 2 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan buang air
besar encer 6 kali sehari, muntah 2 kali, dan badan lemas. Dari pemeriksaan lanjutan,
didapati tanda tanda ; mata terlihat cekung, bibir kering, kulit sekitar anus berwarnah
merah, serta mengalami penurunan bb dari 9 kg ke 8 kg, suhu badan 38*c, dan nadi
120x/menit
Gejala dan Tanda Mayor
D.0020 Diare.Definisi:Pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak terbentuk
Subjektif(tidak tersedia)
Penyebab
Objektif
Fisiologis
Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam
1. Inflamasi gastrointestinal
Feses lembek atau cair
2. Iritasi gastrointestinal •Terpapar kontaminan dantoksin
3. Proses infeksi Gejala dan Tanda Minor
4. Malabsorsi •Penyalahgunaan laksatif
Subjektif
•Penyalahgunaan zat
Psikologis
•Program pengobatan (Agen tiroid, analgesik, Urgency
1. Kecemasan
pelunak feses, ferosultat, antasida, cimetidine Nyeri/kram abdomen
2. Tinkat stres tinggi dan antibiotik)
3. Situasional Objektif
•Perubahan air dan makanan
Frekuensi peristaltik meningkat
•Bakteri pada air
Bising usus hiperaktif
Contoh : Seorang anak usia 2 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan buang air besar encer
6 kali sehari, muntah 2 kali, dan badan lemas. Dari pemeriksaan lanjutan, didapati tanda tanda ;
mata terlihat cekung, bibir kering, kulit sekitar anus berwarnah merah, serta mengalami
penurunan bb dari 9 kg ke 8 kg, suhu badan 38*c, dan nadi 120x/menit
3. Perumusan Diagnosis Keperawatan
Perumusan atau penulisan diagnosis disesuaikan dengan jenis diagnosis keperawatannya. Terdapat 2 metode
perumusan diagnosis, yaitu;
Contoh Penulisan: Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d spasme jalan nafas d.d batuk tidak efektif, sputum
berlebih, mengi, dispnea dan gelisah.
b. Penulisan 2 Bagian (2 Parts Format) -- Metode penulisan ini dilakukan pada diagnosis resiko dan diagnosis
promosi kesehatan, dengan formulasi sebagai berikut:
Contoh : Seorang anak usia 2 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan buang air besar encer
6 kali sehari, muntah 2 kali, dan badan lemas. Dari pemeriksaan lanjutan, didapati tanda tanda ;
mata terlihat cekung, bibir kering, kulit sekitar anus berwarnah merah, serta mengalami
penurunan bb dari 9 kg ke 8 kg, suhu badan 38*c, dan nadi 120x/menit
TIPS KERJAKAN SOAL ASKEP !!!!!
JANGAN PERNAH MENGGUNAKAN PENGALAMAN PRIBADI DALAM
MENJAWAB - GUNAKAN JAWABAN BERDASARKAN TEORI
SOAL biasanya berisi kasus klinis. Perhatikan 3 hal penting: keluhan utama yang ditampilkan, data klinis yang
disajikan dan tempat pelayanan yang terjadi dalam kasus tersebut. Kemampuan menghubungkan 3 hal penting
tersebut dapat membantu mengarahkan untuk mengelimininasi empat pengecoh (distractor) dan mencari satu
pilihan jawaban yang paling tepat
Perhatikan kata-kata kunci dalam pertanyaan, seperti diagnosa prioritas atau prioritas diagnosa, prioritas
tindakan, tindakan terpenting atau tindakan prioritas. Bentuk lain bisa berupa kata-kata seperti tindakan
pertama, tindakan awal, tindakan segera, segera, awalnya, pertama, atau prioritas. Kata-kata kunci ini adalah
modal untuk fokus memilih jawaban yang semua tampak benar.
Prinsip umum adalah sesuai dengan teori keperawatan (bio-psiko-sosial-spriritual) dari klien yang
digambarkan dalam soal. Prinsip ini bergantung juga pada banyak hal, misalnya setting pelayanan. - Bila setting
atau lokasi kejadian kasus berupa kegawatdaruratan, maka cara umum memilih prioritas berdasarkan masalah
ABC (airway, breathing, circulation). Perkecualian pendekatan ABC untuk algoritma Bantuan Hidup Dasar yang
CAB, berdasarkan katagori triase yang berlaku (merah, kuning, atau hijau) atau masalah ethik keperawatan.
.
Bila kejadian kasus dalam SOAL di ruang rawat atau non gawat darurat, hirarki kebutuhan Maslow (fisiologis, rasa
aman, kasih sayang hingga aktualisasi diri) dapat dijadikan acuan memilih jawaban yang benar. Dalam memilih
kebutuhan fisiologis (berlaku juga dalam setting gawat darurat) juga terdapat prioritas yang harus ditetapkan
Misalnya adalah diagnosa, maka pilihlah yang paling penting, paling mengancam kehidupan.
Intervensi juga merupakan yang paling penting, berdampak besar dan atau bisa mencegah timbulnya masalah lain.
Prioritas waktu.
Misalnya adalah tindakan, maka pilihlah sesuai dengan kata kunci yang terdapat dalam pertanyaan.
Jika ditanyakan prioritas pertama, maka carilah Kunci Jawaban yang menunjukan bahwa tindakan tersebut harus
dilakukan pertama kali sebelum tindakan lain, bahkan yang tindakan terpenting lain memerlukan tindakan
tersebut dilakukan terlebih dahulu.
Namun jika pertanyaan berokus pada tindakan utama, maka pilihlah hal terpenting yang harus dilakukan sesuai
kebutuhan kasus dalam SOAL
Bagaimana Cara Menentukan Prioritas dari diagnose/masalah/intervensi
Ada 3 (tiga) cara dalam membuat prioritas masalah, meliputi;
1. Menggunakan prinsip Kebutuhan Dasar Manusia (KDM)
2. Menggunakan prinsip Gawat Darurat (Gadar)
3. Menggunakan priinsip data terbanyak.
I. Menggunakan prinsip Kebutuhan Dasar Manusia (KDM)Untuk merancang prioritas diagnosa keperawatan, sangat
dibutuhkan dasar keilmuan yang tepat. Hirarki Maslow (1970) tentang kebutuhan dapat digunakan dalam menentukan
prioritas diagnosa keperawatan. Hirarki Maslow mengatur tingkat kebutuhan dasar yang terdiri dari lima tingkat
prioritas.
1.Tingkat yang paling mendasar atau pertama mencakup kebutuhan seperti udara (oksigen), air dan makanan.
2.Tingkat kedua mencakup kebutuhan keselamatan dan keamanan.
3.Tingkat ketiga mengandung kebutuhan dicintai dan memiliki.
4.Tingkat keempat mengandung kebutuhan dihargai dan harga diri yang mencakup rasa percaya diri,
kebergunaan, pencapaian dan nilai diri.
5.Tingkat paling akhir atau kelima adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri yakni keadaan pencapaian secara
menyeluruh tentang hal-hal yang diinginkan dan mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah dan
mengatasi situasi kehidupan secara realistik.
Hirarki tentang kebutuhan merupakan cara yang sangat berguna bagi perawat untuk merencanakan kebutuhan klien.
Prioritas diagnosa keperawatan diklasifikasikan menjadi tinggi, menengah atau rendah. Prioritas bergantung pada urgensi
dari masalah. Diagnosa keperawatan yang jika tidak diatasi, dapat mengakibatkan ancaman bagi klien atau orang
lain mempunyai prioritas tertinggi. Prioritas diagnosa dapat terjadi baik dalam dimensi psikologis maupun
fisiologis. Sebagai contoh risiko terhadap tindakan kekerasan, gangguan pertukaran gas dan penurunan curah
jantung adalah diagnosa keperawatan yang paling tinggi.
II. Menggunakan prinsip Gawat Darurat (Gadar) –
a. Hipertermi
b. Penurunan berat badan drastis
c. Kurang gizi
d. Defisit volume cairan
e. Gangguan pola makan akibat muntah
Seorang laki-laki berusia 72 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan sesak napas. Hasil pemeriksaan: TD
160/90mmHg, frekuensi napas 27x/menit, frekuensi nadi 83x/menit, suara napas terdengar redup, klien
bernapas menggunakan otot bantu napas, dan bernapas dengan mulut. Pertanyaan Soal Apakah diagnosa
keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
Pilihan Jawaban
a. pola napas tidak efektif
b. kelebihan volume cairan
c. perilaku kesehatan beresiko
d. bersihan jalan napas tidak efektif
e. risiko penurunan fungsi kardiovaskular
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Gangguan Pertukaran Gas. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi : ketidakmampuan Definisi : Kelebihan atau kekurangan Definisi : Inspirasi dan/atau ekspirasi yang
membersihkan sekret atau adanya oksigenasi dan atau eleminasi tidak memberikan ventilasi adekuat
obstruksi pada jalan nafas untuk karbondioksida pada membran
mempertahankan jalan nafas tetap alveolus-kapiler. Penyebab :
paten/bersih 1. Depresi pusat pernapasan
2. Hambatan upaya napas (mis. nyeri saat
Penyebab : Penyebab : bernapas, kelemahan otot pernapasan)
Fisiologis : 1. Ketidakseimbangan ventilasi- 3. Deformitas dinding dada.
1. Spasme jalan napas. perfusi. 4. Deformitas tulang dada.
2. Hipersekresi jalan napas. 2. Perubahan membran alveolus- 5. Gangguan neuromuskular.
3. Disfungsi neuromuskuler. kapiler. 6. Gangguan neurologis (mis
4. Benda asing dalam jalan napas. elektroensefalogram [EEG] positif, cedera
5. Adanya jalan napas buatan. kepala ganguan kejang).
6. Sekresi yang tertahan. 7. maturitas neurologis.
7. Hiperplasia dinding jalan napas. 8. Penurunan energi.
9. Obesitas.
8. Proses infeksi . 10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru.
9. Respon alergi. 11. Sindrom hipoventilasi.
10. Efek agen farmakologis (mis. 12. Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf CS ke
anastesi). atas).
13. Cedera pada medula spinalis.
14. Efek agen farmakologis.
15. Kecemasan.
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Gangguan Pertukaran Gas. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi : ketidakmampuan Definisi : Kelebihan atau kekurangan Definisi : Inspirasi dan/atau ekspirasi yang
membersihkan sekret atau adanya oksigenasi dan atau eleminasi tidak memberikan ventilasi adekuat
obstruksi pada jalan nafas untuk karbondioksida pada membran
mempertahankan jalan nafas tetap alveolus-kapiler. Gejalan dan Tanda Mayor :
paten/bersih Subjektif :
1. Dispnea
Gejala dan tanda mayor : Gejalan dan Tanda Mayor : Objektif :
Subjektif : tidak tersedia. Subjektif : 1. Penggunaan otot bantu pernapasan.
Objektif : 1. Dispnea. 2. Fase ekspirasi memanjang.
1. batuk tidak efektif Objektif : 3. Pola napas abnormal (mis. takipnea.
2. tidak mampu batuk. 1. PCO2 meningkat / menurun. bradipnea, hiperventilasi kussmaul cheyne-
3. sputum berlebih. 2. PO2 menurun. stokes).
4. Mengi, wheezing dan / atau 3. Takikardia.
ronkhi kering. 4. pH arteri meningkat/menurun.
5. Mekonium di jalan nafas pada 5. Bunyi napas tambahan.
Neonatus.
THANKYOU…..
Cara yang Tepat Mencuci Tangan Pakai Sabun minimal 40-60 detik
Mencuci tangan dengan benar mesti dilakukan dengan
menggunakan sabun dan air bersih mengalir. Bila tidak ada CARA MENCUCI TANGAN PAKAI SABUN
keran, kita bisa menggunakan timba atau wadah lain untuk 1. Basahi tangan dengan air bersih.
mengalirkan air 2. Gunakan sabun pada tangan secukupnya .
3. Gosok telapak tangan yang satu ke telapak tangan
lainnya.
PRINSIP-PRINSIP PENTING TERKAIT CUCI TANGAN PAKAI SABUN
4. Gosok punggung tangan dan sela jari.
Mencuci tangan dengan air saja tidaklah cukup untuk 5. Gosok telapak tangan dan sela jari dengan posisi
mematikan kuman penyebab penyakit saling bertautan.
Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir adalah 6. Genggam dan basuh ibu jari dengan posisi memutar.
cara yang paling hemat biaya untuk melindungi kita dari 7. Gosok bagian ujung jari ke telapak tangan agar
penyakit menular, termasuk COVID-19 bagian kuku terkena sabun.
8. Gosok tangan yang bersabun dengan air bersih
Mencuci tangan pakai sabun selama minimal 40-60 detik dan mengalir.
dengan mengikuti semua langkah yang dianjurkan terbukti 9. Keringkan tangan dengan lap sekali pakai atau tissu
efektif mematikan kuman penyakit. 10. Gosok punggung jari ke telapak tangan dengan posisi
Mencuci tangan pakai sabun dapat efektif bila tersedia sarana jari saling bertautan.
CTPS, dilakukan pada waktu-waktu penting, dan dilakukan 11. Bersihkan pemutar keran air dengan lap sekali pakai
dengan cara yang benar. atau tissu
2. Pemasangan NGT
D. Prosedur (SOP)
Prosedur Tindakan
3. Imunisasi
Imunisasi 0 – 9 bulan
MATERI
4. SOP – RAWAT LUKA
ANGGOTA GROUP
PAKET MATERI BETA NERS ONLY
Patofisiologi Penyembuhan luka
Penyembuhan luka adalah suatu bentuk proses usaha untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi. Komponen utama dalam
proses penyembuhan luka adalah kolagen disamping sel epitel. Fibroblas adalah sel yang bertanggung jawab untuk sintesis
kolagen. Fisiologi penyembuhan luka secara alami akan mengalami fase-fase seperti dibawah ini.
Fase inflamasi. Fase ini dimulai sejak terjadinya luka sampai hari kelima. Segera setelah terjadinya luka, pembuluh darah
yang putus mengalami konstriksi dan retraksi disertai reaksi hemostasis karena agregasi trombosit yang bersama jala fibrin
membekukan darah. (hangat, bemgkak, kemerahan)
Fase proliferasi atau fibroplasi. Fase ini disebut fibroplasi karena pada masa ini fibroblas sangat menonjol perannya.
Fibroblas mengalami proliferasi dan mensintesis kolagen. Serat kolagen yang terbentuk menyebabkan adanya kekuatan
untuk bertautnya tepi luka. Pada fase ini mulai terjadi granulasi, kontraksi luka dan epitelialisasi. -- tahap pembentukan
jaringan parut
Fase remodeling atau maturasi. Fase ini merupakan fase yang terakhir dan terpanjang pada proses penyembuhan luka.
Terjadi proses yang dinamis berupa remodelling kolagen, kontraksi luka dan pematangan parut.
Pengertian
Perawatan luka merupakan suatu tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu proses penyembuhan
luka dengan prinsip steril.
ALERT !
1. Pertahankan teknik steril selama perawatan luka.
2. Pantau tanda dan gejala infeksi lokal atau sistemik.
3. Perhatikan kenyamanan klien selama perawatan luka,perhatikan adanya nyeri.
4. Jika drainase luka meningkat, tingkatkan frekuensi pergantian balutan.
5. Jika drain lepas, jangan memasang ulang drain
TERIMA KASIH