Disusun Untuk Memenuhi Salah Tugas Dokumentasi Keperawatan Dosen Pembimbing : Hj. Suyatini, S.Pd, M.Kes
Nama : Ana Intan Nurlaila
NIM : P27901119005 Tingkat : 2A D-III Keperawatan
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG PRODI D-III KEPERAWATAN 2020 A. Definisi Diagnosis Keperawatan Diagnosis Keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial.Diagnosis keperawatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan. Perawat diharapkan untuk memiliki rentang perhatian yang luas,baik pada klien sakit maupun sehat. Respon-respon tersebut merupakan reaksi terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan yang dialami klien. Masalah kesehatan mengacu kepada respon klien terhadap kondisi sehat- sakit, sedangkan proses kehidupan mengacu kepada respon klien terhadap kondisi yang terjadi selama rentang kehidupannya dimulai dari fase pembuahan hingga menjelang ajal dan meninggal yang membutuhkan diagnosis keperawatan dan dapat diatasi atau diubah dengan intervensi keperawatan . (Referensi : Christensen & Kenney, 2009; McFarland & McFarlane, 1997; Seaback, 2006).
B. Klasifikasi Diagnosis Keperawatan
International Council of Nurses (ICN) sejak tahun 1991 telah mengembangkan suatu sistem klasifikasi yang disebut dengan International Classification for Nursing Practice (ICNP). Sistem klasifikasi ini tidak hanya mencakup klasifikasi intervensi dan tujuan (outcome) keperawatan saja. Sistem klasifikasi ini disusun untuk mengharmonisasikan terminologi- terminologi keperawatan yang digunakan diberbagai negara diantaranya seperti Clinical Care Classification (CCC), North American Nursing Diagnosis Association (NANDA), Home Health Care Classification (HHCC), Systematized Nomenclature of Medicine Clinical Terms (SNOMED CT), International Classification of Functioning, Disability and Health (ICF), Nursing Diagnosis System of the Centre for Nursing Development and Research (ZEFP) Omaha System. (Referensi : Hardiker et al, 2011, Muller-Staub et al, 2007; Wake & Coenen, 1998) ICNP membagi diagnosis keperawatan menjadi 5 kategori, yaitu Fisiologis, Psikologis, Perilaku, Relasional dan Lingkungan (Wake & Coenen, 1998).Kategori dan subkategori tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Diagnosis keperawatan
Fisiologis Psikologis Perilaku Relasional Lingkungan
Respirasi Nyeri & Kebersihan diri Interaksi sosial Keamanan&
Diagnosis keperawatan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Diagnosis Negatif dan Diagnosis Positif. 1. Diagnosis Negatif Menunjukan bahwa klien dalam kondisi sakit atau beresiko mengalami sakit sehingga penegakan diagnosis ini akan mengarahkan pemberian intervensi keperawatan yang bersifat penyembuhan, pemulihan dan pencegahan.Diagnosis ini terdiri dari Diagnosis Aktual dan Diagnosis Resiko. 2. Diagnosis Positif Menunjukan bahwa klien dalam kondisi sehat dan dapat mencapai kondisi yang lebih sehat atau optimal. Diagnosis ini disebut juga dengan istilah Diagnosis Promosi Kesehatan (ICNP, 2015; Standar Praktik Keperawatan Indonesia – PPNI, 2005). Berikut penjabaran lengkap mengenai macam-macam diagnosis tersebut diatas (Carpenito, 2013; Potter & Perry, 2013). a. Diagnosis Aktual Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan yang menyebabkan klien mengalami masalah kesehatan. Tanda atau gejala mayor dan minor dapat ditemukan dan divalidasi pada klien. b. Diagnosis Resiko Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya yang dapat menyebabkan klien beresiko mengalami masalah kesehatan.Dalam penegakan diagnosis ini, tidak akan ditemukan tanda/gejala mayor ataupun minor pada klien, namun klien akan memiliki faktor resiko terkait masalah kesehatan yang mungkin akan dialaminya dikemudian hari. c. Diagnosis Promosi Kesehatan Diagnosis ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi klien untuk meningkatkan kondisi kesehatannya ke tingkat yang lebih baik atau optimal.
D. Komponen Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan memiliki 2 kompinen utama, yaitu Masalah (Problem) atau Label Diagnosis dan Indikator Diagnostik. 1. Masalah (Problem) Masalah merupakan label diagnosis keperawatan yang menggambarkan inti dari respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya.Label diagnosis ini terdiri dari Deskriptor atau penjelas dan Fokus Diagnostik. Deskriptor merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana suatu fokus diagnosis terjadi. Beberapa deskriptor yang digunakan dalam diagnosis keperawatan diuraikan melalui gambar dibawah ini. 2. Indikator Diagnostik Indikator diagnostik terdiri dari penyebab, tanda/gejala, dan faktor resiko dengan uraian sebagai berikut. a. Penyebab (Etiology) Merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status kesehatan. Etiologi ini dapat mencakup 4 kategori, yaitu;Fisiologis, Biologis atau Psikologis,Efek Terapi/Tindakan,Situasional (lingkungan atau personal),Maturasional. b. Tanda (Sign) dan Gejala (Symptom) Tanda merupakan data objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan prosedur diagnostik.Sedangkan gejala merupakan data subjektif yang diperoleh dari hasil anamnesis atau pengkajian. Tanda/gejala ini dikelompokan menjadi 2 kategori, yaitu: Mayor: Ditemukan sekitar 80% – 100% untuk validasi diagnosis. Minor: Tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan dapat mendukung penegakan diagnosis. c. Faktor Resiko (Risk Factor) Merupakan kondisi atau situasi yang dapat meningkatkan kerentanan klien dalam mengalami masalah kesehatan. Pada diagnosis aktual, indikator diagnostiknya terdiri dari penyebab dan tanda/gejala.Pada diagnosis resiko tidak memiliki penyebab tanda/gejala hanya memiliki faktor resiko.Pada diagnosis promosi kesehatan, hanya memiliki tanda/gejala yang menunjukan kesiapan klien untuk mencapai kondisi yang lebih optimal. E. Proses Penegakan Diagnosis Keperawatan Proses penegakan diagnosis (diagnostic process) adalah suatu proses yang sistematis yang terdiri dari 3 tahap yaitu, analisis data, identifikasi masalah dan perumusan diagnosis. Pada perawat yang telah berpengalaman, proses ini dapat dilakukan secara simultan. Namun untuk perawat yang belum memiliki pengalaman yang memadai, maka perlu latihan dan pembiasaan untuk melakukan proses penegakan diagnosis secara sistematis. Proses penegakan diagnosis keperawatan diuraikan sebagai berikut; 1. Analisis Data Analisis data yang dilakukan dengan tahapan sebagai berikut ini. a. Bandingkan data dengan nilai normal/rujukan Data-data yang didapatkan dari pengkajian, bandingkan dengan nilai- nilai normal dan identifikasi tanda/gejala yang bermakna (significant cues) b. Kelompokkan data Tanda/gejala yang dianggap bermakna, dikelompokan berdasarkan pola kebutuhan dasar yang meliputi : respirasi,sirkulasi,nutrisi/cairan,eliminasi,aktivitas/istirahat, neurosenori,reproduksi/seksualitas,nyeri/kenyamanan,integritas ego, pertumbuhan/perkembangan,kebersihandiri,penyuluhan/pembelajaran, interaksi sosial, dan keamana/proteksi. Proses pengelompokan data dapat dilakukan baik secara induktif maupun deduktif, secara induktif dengan memilah data sehingga membentuk sebuah pola, sedangkan secara dedutif dengan menggunakan kategori pola kemudian menngelompokan data sesuai kategorinya. 2. Identifikasi masalah Setelah data dianalisis perawat dan klien bersama-sama mengidentifikasikan masalah aktual, risiko atau promosi kesehatan. Pernyataan masalah kesehatan merujuk ke label diagnosis keperawatan. 3. Perumusan diagnosis keperawatan Perumusan atau penulisan diagnosis disesuaikan dengan jeniss diagnosis keperawatan, terdapat dua metode perumusan diagnosis yaitu : a. Penulisan tiga bagian ( three part) Metode penulisan ini terdiri atas masalah, penyebab dan tanda/gejala. Metode penulisan inihanya dilakukan pada diagnosis aktual, dengan formulasi sebagai berikut. Masalah berhubungan dengan penyebab dibuktikan dengan tanda/gejala
Frase ‘berhubungan dengan’ dapat disingkat b.d dan ‘dibuktikan
dengan’ dapat disingkat d.d.
Masalah b.d penyebab d.d
tanda/gejala Contoh penulisan : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan napas dibuktikan dengan batuk tidak efektif, sputum berlebih, mengi,dispnea,gelisah. b. Penulisan dua bagian ( teo part ) Metode penulisan ini dilakukan pada diagnosis risiko dan diagnosis promosi kesehatan, dengan formulasi sebagai berikut : 1. Diagnosis resiko
Masalah dibuktikan dengan faktor resiko
Contoh penulisan diagnosis :
Resiko aspirasi dibuktikan dengan penurunan tingkat kesadaran 2. Diagnosis promosi kesehatan
Masalah dibuktikan dengan tanda/gejala
Contoh penulisan diagnosis :
Kesiapan peningkatan eliminasi urin dan dibuktikan dengan pasien ingin meningkatkan eliminasi urin, jumlah dan karakteristik urin normal. DAFTAR PUSTAKA PPNI (2019). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Zenotti,M.(2019).Nursing Diagnosis Handbook E-Book; An Evidence-Based Guide to Planning care. Mosby.