Anda di halaman 1dari 25

1

PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN


PENDEKATAN SDKI-SLKI-SIKI (3S)

PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN SDKI PADA ASUHAN


KEPERAWATAN INDIVIDU, KELUARGA, KELOMPOK, DAN KOMUNITAS
Diagnosis Keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual
maupun potensial. Diagnosis keperawatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien
individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan.
Diagnose keperawatan merupakan pertimbangan klinis/rasional dari perawat (clinical
judgement) yang berfokus pada respon manusia terhadap kondisi kesehatan atau proses
kehidupan atau kerentanan (vulnerability) terhadap respon dari individu, keluarga,
kelompok atau komunitas (Herdman & Kamitsuru, 2015).
Nah, sebagai seorang perawat, kita diharapkan untuk memiliki rentang perhatian yang luas
terhadap berbagai respon yang dilakukan oleh klien, baik pada saat klien sakit maupun sehat.
Respon-respon tersebut merupakan reaksi terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan
yang dialami klien. Sehingga, diharapkan perawat mampu menangkap dan berfikir kritis
dalam merespon perilaku tersebut.
Masalah kesehatan mengacu pada kepada respon klien terhadap kondisi sehat-sakit,
sedangkan proses kehidupan mengacu kepada respon klien terhadap kondisi yang terjadi
selama rentang kehidupannya dimulai dari fase pembuahan hingga menjelang ajal dan
meninggal yang membutuhkan diagnosis keperawatan dan dapat diatasi atau diubah dengan
intervensi keperawatan (Referensi : Christensen & Kenney, 2009; McFarland & McFarlane,
1997; Seaback, 2006).

Klasifikasi Diagnosis Keperawatan


International Council of Nurses (ICN) sejak tahun 1991 telah mengembangkan suatu system
klasifikasi yang disebut dengan International Classification for Nursing Practice (ICNP).
Sistem klasifikasi ini tidak hanya mencakup klasifikasi intervensi dan tujuan (outcome)

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
2

keperawatan saja. Lebih dari itu, sistem klasifikasi ini disusun untuk mengharmonisasikan
terminology terminologi keperawatan yang digunakan diberbagai negara diantaranya
seperti;
• Clinical Care Classification (CCC),
• North American Nursing Diagnosis Association (NANDA),
• Home Health Care Classification (HHCC),
• Systematized Nomenclature of Medicine Clinical Terms (SNOMED CT),
• International Classification of Functioning, Disability and Health (ICF),
• Nursing Diagnosis System of the Centre for Nursing Development and Research
(ZEFP)
• Omaha System. (Referensi : Hardiker et al, 2011, Muller-Staub et al, 2007; Wake
& Coenen, 1998)
ICNP membagi diagnosis keperawatan menjadi 5 kategori, yaitu Fisiologis, Psikologis,
Perilaku, Relasional dan Lingkungan (Wake & Coenen, 1998). Kategori dan subkategori
tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Jenis Diagnosis Keperawatan


Diagnosis keperawatan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Diagnosis Negatif dan Diagnosis
Positif.
1. Diagnosis negatif menunjukan bahwa klien dalam kondisi sakit atau beresiko
mengalami sakit sehingga penegakan diagnosis ini akan mengarahkan pemberian
intervensi keperawatan yang bersifat penyembuhan, pemulihan dan pencegahan.
Diagnosis negatif terdiri atas diagnosis aktual, diagnosis resiko dan pada keperawatan
keluarga terdapat tambahan label diagnosis bersifat sindroma.
2. Diagnosis Positif menunjukan bahwa klien dalam kondisi sehat dan dapat mencapai
kondisi yang lebih sehat atau optimal. Diagnosis ini disebut juga dengan istilah
Diagnosis Promosi Kesehatan (ICNP, 2015; Standar Praktik Keperawatan Indonesia –
PPNI, 2005).

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
3

Berikut penjabaran lengkap mengenai macam-macam diagnosis tersebut diatas (Carpenito,


2013; Potter & Perry, 2013).
1. Diagnosis Aktual
Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses
kehidupan yang menyebabkan klien mengalami masalah kesehatan. Hal ini didukung
oleh Batasan karakteristik kelompok data (manifestasi tanda dan atau gejala mayor dan
minor) dapat ditemukan dan divalidasi pada klien secara langsung dan saling
berhubungan.
Contoh diagnosis aktual diantaranya:
a. Gangguan pola tidur
b. Disfungsi proses keluarga
c. Ketidak efektifan manajemen regimen terapeutik keluarga

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
4

d. Ketidak efektifan manajemen kesehatan


e. Defisiensi kesehatan komunitas
f. Penurunan Koping Keluarga
g. Koping Komunitas Tidak Efektif
2. Diagnosis Resiko
Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses
kehidupannya yang dapat menyebabkan klien beresiko mengalami masalah kesehatan.
Dalam penegakan diagnosis ini, tidak akan ditemukan tanda/gejala mayor ataupun minor
pada klien, namun klien akan memiliki faktor resiko terkait masalah kesehatan yang
mungkin akan dialaminya dikemudian hari.
Contoh diagnosis resiko diantaranya:
a. Resiko Distres Spiritual
b. Resiko Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
c. Resiko Gangguan Perkembangan
d. Resiko Gangguan Perlekatan
e. Resiko Gangguan Pertumbuhan
f. Resiko Proses Pengasuhan Tidak Efektif
g. Resiko hubungan tidak efektif
3. Diagnosis Promosi Kesehatan
Diagnosis ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi klien untuk meningkatkan
kondisi kesehatannya ke tingkat yang lebih baik atau optimal. Respons dinyatakan
dengan kesiapan meningkatkan prilaku kesehatan yang spesifik, dan dapat digunakan
pada seluruh status kesehatan. Setiap label diagnosis promosi kesehatan diawali dengan
frase “Kesiapan Meningkatkan”. Contoh diagnosis promosi kesehatan diantaranya:
a. Kesiapan Peningkatan Eliminasi Urin
b. Kesiapan Peningkatan Keseimbangan Cairan
c. Kesiapan Peningkatan Konsep Diri
d. Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga
e. Kesiapan Peningkatan Koping Komunitas
f. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan
g. Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
5

h. Kesiapan Peningkatan Nutrisi


i. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan
j. Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga
4. Diagnosis sindrom
Diagnosis sindrom adalah clinical judgment yang menggambarkan suatu kelompok
diagnosis keperawatan yang terjadi bersama, mengatasi masalah secara bersama, dan
melalui beberapa intervensi yang sama. Kategori diagnosis sindrom dapat berupa resiko
atau aktual.
Contoh diagnosis promosi kesehatan diantaranya:
a. Sindrom Pasca Trauma
b. Sindroma kekerasan
c. Sindroma kelemahan lansia
Komponen Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan memiliki 2 kompinen utama, yaitu Masalah (Problem) atau
Label Diagnosis dan Indikator Diagnostik.
1. Masalah (Problem)
Masalah merupakan label diagnosis keperawatan yang menggambarkan inti dari respon
klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya.
Label diagnosis ini terdiri dari Deskriptor atau penjelas dan Fokus Diagnostik. Deskriptor
merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana suatu fokus diagnosis terjadi.
Beberapa deskriptor yang digunakan dalam diagnosis keperawatan diuraikan melalui
gambar dibawah ini.

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
6

2. Indikator Diagnostik
Indikator diagnostik terdiri dari penyebab, tanda/gejala, dan faktor resiko dengan uraian
sebagai berikut.

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
7

a. Penyebab (Etiology)
Merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status kesehatan. Etiologi ini
dapat mencakup 4 kategori, yaitu;
• Fisiologis, Biologis atau Psikologis,
• Efek Terapi/Tindakan,
• Situasional (lingkungan atau personal)
• Maturasional
b. Tanda (Sign) dan Gejala (Symptom)
Tanda merupakan data objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium dan prosedur diagnostik. Sedangkan gejala merupakan data
subjektif yang diperoleh dari hasil anamnesis atau pengkajian.
Tanda/gejala ini dikelompokan menjadi 2 kategori, yaitu:
• Tanda/Gejala Mayor: Ditemukan sekitar 80% – 100% untuk validasi diagnosis.
• Tanda/Gejala Minor: Tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan dapat
mendukung penegakan diagnosis.
c. Faktor Resiko (Risk Factor)
Merupakan kondisi atau situasi yang dapat meningkatkan kerentanan klien dalam
mengalami masalah kesehatan atau proses kehidupannya. Indikator diagnosis ini akan
berbeda-beda pada masing-masing macam jenis diagnosis.
• Pada diagnosis aktual, indikator diagnostiknya terdiri dari penyebab dan
tanda/gejala.
• Pada diagnosis resiko, tidak memiliki penyebab dan tanda/gejala, melainkan hanya
faktor resiko saja.
• Pada diagnosis promosi kesehatan, hanya memiliki tanda/gejala yang menunjukan
kesiapan klien untuk mencapai kondisi yang lebih optimal.
• Pada diagnosis sindrom baik yang aktual maupun resiko sama dengan diagnose
actual dan resiko tetapi mempunyai satu sebab yang sama.

Proses Penegakan Diagnosis Keperawatan

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
8

Proses penegakan diagnosis (diagnostic process) adalah suatu proses yang sistematis yang
terdiri dari 3 tahap yaitu, analisis data, identifikasi masalah dan perumusan diagnosis.
Untuk perawat profesional yang telah berpengalaman, proses ini dapat dilakukan secara
simultan. Namun untuk perawat yang belum memiliki pengalaman yang memadai,
setidaknya diperlukan latihan dan pembiasaan untuk melakukan proses penegakan
diagnosis secara sistematis.
Proses penegakan diagnosis keperawatan diuraikan sebagai berikut;
1. Analisis Data
Tahap pertama dalam proses penegakan diagnosis keperawatan adalah Analisis data yang
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut ini.
a. Bandingkan data dengan nilai normal/rujukan
Pengumpulan data yang telah dilakukan dilanjutkan dengan mengorganisasir dan
mengumpulkan data-data tersebut sehingga dapat memberikan gambaran besar dan
memahami makna dari informasi mengenai individu, keluarga, kelompok atau komunitas
secara utuh.
Pada keperawatan keluarga analisis data melibatkan peran aktif keluarga dan perawat
dengan mempertimbangkan situasi dan sumber daya keluarga dalam pengambilan keputusa.
Pada keperawatan komunitas analisis data dengan mengidentifikasi garis pertahanan
masyarakat, sumber daya masyarakat dan stressor di masyarakat.
Data-data yang didapatkan dari pengkajian, bandingkan dengan nilai-nilai normal dan
identifikasi tanda/gejala yang bermakna, baik tanda/gejala mayor ataupun tanda/gejala
minor.
b. Kelompokkan data
Data Individu dalam keluarga.
Tanda/gejala yang dianggap bermakna pada klien individu konteks keluarga,
dikelompokan berdasarkan pola kebutuhan dasar yang meliputi;
1. respirasi,
2. sirkulasi,
3. nutri/cairan,
4. eliminasi,
5. aktivitas/istirahat,

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
9

6. neurosensori,
7. reproduksi/seksualitas,
8. nyeri/kenyamanan,
9. integritas ego,
10. pertumbuhan/perkembangan,
11. kebersihan diri,
12. penyuluhan/pembelajaran
13. interaksi sosial, dan
14. keamanan/proteksi.
Data Keluarga
Analisis data bisa menggunakan pendekatan sistematis dengan menggunakan
jarring/pohon masalah keluarga. Pendekatan ini sangat bermanfaat dan memudahkan
mengumpulkan dan analisis informasi membetuk struktur sehingga dapat menemukan
makna inklusi data. Kategori masalah keluarga meliputi:
1. Rutinitas keluarga
2. Komunikasi keluarga
3. Dukungan keluarga dan sumber daya
4. Peran keluarga
5. Keyakinan keluarga
6. Tahap perkembangan keluarga
7. Pengetahuan kesehatan keluarga
8. Lingkungan keluarga
9. Manajemen stress keluarga
10. Budaya keluarga
11. Spiritual keluarga
12. Fungsi keperawatan keluarga
13. Stress adaptasi keluarga
Data komunitas
Hasil pengkajian komunitas dilanjutkan dengan pengelompokkan terhadap status kesehatan
berdasarkan standart epidemiologi, sumber daya masyarakat, kebutuhan masyarakat
berdasarkan level intervensi keperawatan.

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
10

Proses pengelompokan data ini dapat dilakukan baik secara induktif, dengan memilah data
sehingga membentuk sebuah pola, atau secara deduktif, menggunakan kategori pola
kemudian mengelompokan data sesuai kategorinya.
2. Identifikasi Masalah
Setelah data dianalisis, perawat dan klien bersama-sama mengidentifikasi masalah, mana
masalah yang aktual, resiko, sindrom dan /atau promosi kesehatan.
Pernyataan masalah kesehatan ini merujuk pada label diagnosis keperawatan yang
sebelumnya telah dibahas diatas.
3. Perumusan Diagnosis Keperawatan
Perumusan atau penulisan diagnosis disesuaikan dengan jenis diagnosis keperawatannya.
Terdapat 2 metode perumusan diagnosis, yaitu;
a. Penulisan 3 Bagian (3 Parts Format)
Metode penulisan ini terdiri dari Masalah, Penyebab dan Tanda/Gejala dan hanya
dilakukan pada diagnosis aktual saja.
Formulasi diagnosis keperawatan penulisan 3 bagian adalah sebagai berikut:
Masalah berhubungan dengan Penyebab dibuktikan dengan Tanda/Gejala Frase
‘berhubungan dengan’ dapat disingkat b.d dan frase ‘dibuktikan dengan’ dapat disingkat
d.d.
Contoh Penulisan:
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d spasme jalan nafas d.d batuk tidak efektif, sputum
berlebih, mengi, dispnea dan gelisah.
b. Penulisan 2 Bagian (2 Parts Format)
Metode penulisan ini dilakukan pada diagnosis resiko dan diagnosis promosi kesehatan,
dengan formulasi sebagai berikut:
(1) Diagnosis Resiko
Masalah dibuktikan dengan Faktor Resiko . Contoh Penulisan:
Resiko aspirasi dibuktikan dengan tingkat kesadaran menurun.
(2) Diagnosis Promosi Kesehatan
Masalah dibuktikan dengan Tanda/Gejala . Contoh Penulisan:
Kesiapan peningkatan eliminasi urin dibuktikan dengan pasien mengatakan ingin
meningkatkan eliminasi urin, jumlah dan karakteristik urin normal.

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
11

Daftar Diagnosis Keperawatan sesuai Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia


Ansietas : Kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek yang tidak
jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan
tindakan untuk menghadapi ancaman.
Berat Badan Lebih : Akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan
usia dan jenis kelamin.
Berduka : Respon psikososial yang ditunjukan oleh klien sebagai akibat dari kehilangan,
baik kehilangan orang, objek, fungsi, bagian tubuh atau hubungan.
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif : Ketidakmampuan membersihkan secret atau
obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten.
Defisit Kesehatan Komunitas : Terdapat masalah kesehatan atau faktor risiko yang dapat
menganggu kesejahteraan pada suatu kelompok.
Defisit Nutrisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhikebutuhan metabolisme.
Defisit Pengetahuan : Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan
dengan topik tertentu.
Defisit Perawatan Diri : Ketidakmampuan melakukan atau menyelesaikan aktivitas
perawatan diri.
Diare : Pengeluaran feses yang sering. Lunak dan tidak berbentuk.
1. Disfungsi Motilitas Gastrointestinal
2. Disfungsi Seksual
3. Disorganisasi Perilaku Bayi
4. Disrefleksia Otonom
5. Distres Spiritual
6. Gangguan Eliminasi Urin
7. Gangguan Citra Tubuh
8. Gangguan Identitas
9. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
10. Gangguan Interaksi Sosial
11. Gangguan Komunikasi Verbal
12. Gangguan Memori
13. Gangguan Menelan

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
12

14. Gangguan Mobilitas Fisik


15. Gangguan Persepsi Sensori
16. Gangguan penyapihan Ventilator
17. Gangguan Pertukaran Gas
18. Gangguan Pola Tidur
19. Gangguan Proses Keluarga
20. Gangguan Rasa Nyaman
21. Gangguan Sirkulasi Spontan
22. Gangguan Tumbuh Kembang
23. Gangguan Ventilasi Spontan
24. Harga Diri Rendah Kronis
25. Harga Diri Rendah Situasional
26. Hipervolemia
27. Hipovolemia
28. Hipertermia
29. Hipotermia
30. Ikterik Neonatus
31. Inkontinensia Fekal
32. Inkontinensia Urin Berlanjut
33. Inkontinensia Urin Berlebih
34. Inkontinensia Urin Fungsional
35. Inkontinensia Urin Refleks
36. Inkontinensia Urin Stres
37. Inkontinensia Urin Urgensi
38. Intoleransi Aktivitas
39. Isolasi Sosial
40. Keletihan
41. Keputusasaan
42. Ketegangan Peran Pemberi Asuhan
43. Ketidakberdayaan
44. Ketidakmampuan Koping Keluarga

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
13

45. Ketidaknyamanan Pasca Partum


46. Ketidakpatuhan
47. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
48. Kesiapan Peningkatan Eliminasi Urin
49. Kesiapan Peningkatan Keseimbangan Cairan
50. Kesiapan Peningkatan Konsep Diri
51. Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga
52. Kesiapan Peningkatan Koping Komunitas
53. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan
54. Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua
55. Kesiapan Peningkatan Nutrisi
56. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan
57. Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga
58. Kesiapan Peningkatan Tidur
59. Kesiapan Persalinan
60. Konfusi Akut
61. Konfusi Kronis
62. Konstipasi
63. Koping Defensif
64. Koping Komunitas Tidak Efektif
65. Koping Tidak Efektif
66. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
67. Menyusui Efektif
68. Menyusui Tidak Efektif
69. Nausea
70. Nyeri Akut
71. Nyeri Kronis
72. Nyeri Melahirkan
73. Obesitas
74. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif
75. Penampilan Peran Tidak Efektif

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
14

76. Pencapaian Peran Menjadi Orang Tua


77. Penurunan Curah Jantung
78. Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial
79. Penurunan Koping Keluarga
80. Penyangkalan Tidak Efektif
81. Perfusi Perifer Tidak Efektif
82. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko
83. Perilaku Kekerasan
84. Perlambatan Pemulihan Pasca Bedah
85. Pola Nafas Tidak Efektif
86. Pola Seksual Tidak Efektif
87. Resiko Alergi
88. Resiko Aspirasi
89. Resiko Berat Badan Lebih
90. Resiko Bunuh Diri
91. Resiko Cedera
92. Resiko Cedera Pada Ibu
93. Resiko Cedera Pada Janin
94. Resiko Defisit Nutrisi
95. Resiko Disfungsi Motilitas Gastroontestinal
96. Resiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer
97. Resiko Disfungsi Seksual
98. Resiko Disorganisasi Perilaku Bayi
99. Resiko Distres Spiritual
100. Resiko Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
101. Resiko Gangguan Perkembangan
102. Resiko Gangguan Perlekatan
103. Resiko Gangguan Pertumbuhan
104. Resiko Gangguan Sirkulasi Spontan
105. Resiko Harga Diri Rendah Kronis
106. Resiko Harga Diri Rendah Situasional

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
15

107. Resiko Hipotermia Perioperatif


108. Resiko Hipovolemia
109. Resiko Hipovolemia
110. Resiko Ikterik Neonatus
111. Resiko Infeksi
112. Resiko Intoleransi Aktivitas
113. Resiko Inkontinensia Urin Urgensi
114. Resiko Jatuh
115. Resiko Kehamilan Tidak Dikehendaki
116. Resiko Ketidakberdayaan
117. Resiko Ketidakseimbangan Cairan
118. Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit
119. Resiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
120. Resiko Konfusi Akut
121. Resiko Konstipasi
122. Resiko Luka Tekan
123. Resiko Mutilasi Diri
124. Resiko Penurunan Curah Jantung
125. Resiko Perdarahan
126. Resiko Perfusi Gastrointestinal Tidak Efektif
127. Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif
128. Resiko Perfusi Perifer Tidak Efektif
129. Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
130. Resiko Perilaku Kekerasan
131. Resiko Perlambatan Pemulihan Pasca Bedah
132. Resiko Proses Pengasuhan Tidak Efektif
133. Resiko Syok
134. Resiko Termoregulasi Tidak Efektif
135. Retensi Urin
136. Sindrom Pasca Trauma
137. Termoregulasi Tidak Efektif

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
16

138. Waham

PERUMUSAN NURSING OUTCOMES CLASSIFICATION (NOC), STANDAR


LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA (SLKI) PADA ASUHAN
KEPERAWATAN INDIVIDU, KELUARGA, KELOMPOK, DAN KOMUNITAS DI
PUSKESMAS
Data dari hasil pengkajian menjadi dasar menentukan diagnose keperawatan dan
menentukan hasil dan indikatornya sebagai dampak dari intervensi keperawatan. Outcome
dari NOC diidentifikasi dengan memperhatikan harapan perubahan respons klien yang
diinginkan dengan mempertimbangkan karakteristik klien. Pencapaian masing-masing hasil
indicator ditentukan oleh waktu yang diperlukan untuk menyesuaikan masing-masing
intervensi.
Outcome diukur berdasarkan “a five point linkert type scale (1-5)”, dimana 1 menyatakan
respons negative dan 5 menyatakan respons positif untuk setiap jenis indicator respons.
Komponen hasil yang diukur sesuai dengan 7 domain yang akan diukur terdiri dari :
1. Functional health
2. Physiological health: basic and complex
3. Psychosisial health
4. Health knowledge & behavior
5. Perceived health
6. Family health
7. Community health
Standar luaran keperawatan Mengikuti klasifikasi diagnosis keperawatan International
Classification of Nursing Practice –Diagnosis Classification (Wake, 1994) dan Doenges &
Moorhouse’s Diagnostic Division of Nursing Diagnosis (Doenges et al, 2013)
Aspek-aspek yang dapat diobservasi dan diukur meliputi kondisi, perilaku, atau persepsi
pasien, keluarga atau komunitas sebagai respons terhadap intervensi keperawatan. Luaran
keperawatan menunjukkan status diagnosis keperawatan setelah dilakukan intervensi
keperawatan (Germini et al, 2010;
ICNP, 2015).

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
17

Hasil akhir intervensi keperawatan yang terdiri atas indikator-indikator atau kriteria-kriteria
hasil pemulihan masalah (ICN, 2009). Luaran dari asuhan keperawatan berdasarkan SLKI
juga menggunakan skala linkert tetapi dengan harapan hasilnya berupa perubahan indicator
“MENINGKAT, MENURUN, DAN MEMBAIK”.
Pada keperawatan keluarga indikator luaran selalu di arahkan kepada etiologi dari diagnose
keperawatan keluarga yaitu kemampuan keluarga dalam menjalankan 5 tugas keluarga. Pada
asuhan keperawatan kelompok khusus dan asuhan keperawatan komunitas luaran diarahkan
pada kemampuan komunitas pada setiap level pencegahan.
Referensi
• PPNI (2019). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
• Ackley, B. J., Ladwig, G. B., Msn, R. N., Makic, M. B. F., Martinez-Kratz, M., & Zanotti,
M. (2019). Nursing Diagnosis Handbook E-Book: An Evidence-Based Guide to Planning
Care. Mosby.
• Carpenito-Moyet, L. J. (2006). Handbook of nursing diagnosis. Lippincott Williams &
Wilkins.
• Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia PPNI. (2017). Panduan Asuhan Keperawatan
Individu, Keluarga, Kelompok, dan Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC, dn NIC
di Puskesmas dan Masyarakat. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
• Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia,
Definisi dan Indkator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
18

Contoh perumusan Diagnosa Keperawatan Komunitas


Defisit Kesehatan Komunitas
NO SDKI SIKI SLKI
1 Defisit kesehatan Primer :promosi perilaku upaya Primer :Status
komunitas (D.0110) Kesehatan Kesehatan
Definisi : terdapat Definisi : meningkatkan perubahan komunitas
masalah Kesehatan perilaku penderita agar memiliki (L.12109)
atau factor risiko kemauan dan kemampuan yang • ketersediaan
yang mengganggu kondusif bagi Kesehatan secara program
kesejahteraan pada menyeluruh baik bagi lingkungan promosi
suatu kelompok. maupun masyarakat masalah. Kesehatan
Gejala tanda mayor Tindakan : lingkungan di
DO : Observasi desa nglele
• terjadi • identifikasi perilaku upaya (5)
masalah Kesehatan yang dapat di • ketersediaan
Kesehatan tingkatkan untuk mengatasi program
komunitas masalah Kesehatan lingkungan proteksi
yaitu di desa nglele Kesehatan
pengolahan Terapeutik lingkungan di
sampah • orientasi pelayanan Kesehatan desa nglele
didusun yang dapat dimanfaatkan (5)
nglele Edukasi : • partisipasi
dibakar 85% • anjurkan mencuci tangan dalam
(2) dengan air bersih dan sabun program
• terdapat untuk mengatsi masalah diare di pemilahan
faktor risiko desa nglele sampah di
fisiologis dan • anjurkan menggunakan jamban desa nglele
atau sehat untuk mengatasi masalah (5)
psikologis diare di desa nglele • pemantauan
yang • anjurkan tidak membakar standart
menyebabkan sampah di lingkungan sekitar Kesehatan
anggota rumah. lingkungan
komunitas Sekunder : pencegahan risiko komunitas
menjalani lingkungan didesa nglele
perawatan Definisi : sebuah aktivitas untuk (5)
ISPA dan meminimalkan risiko, mendeteksi Sekunder :
Diare (2) terjadinya penyakit, dan cedera di Ketahanan
Gejala tanda minor populasi atarakat yang memiliki risiko Komunitas
DO : dari lingkungan. Kode: L.08075
• tidak tersedia Tindakan : Definisi : kapasitas
program Observasi komunitas untuk
untuk • identifikasi adanya risiko beradsaptasi dan
mencegah lingkungan yang dapat merusak berfungsi secara
masalah /membahayakan Kesehatan positif setelah

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
19

Kesehatan • identifikasi pihak yang dapat mengalami kesulitan


komunitas (1) membantu masyarakat untuk atau krisis
• tidak tersedia perlindungan dari bahaya • keberlanjutan
untuk lingkungan pelayanan
mengurangi Terapeutik rutin
Kesehatan • Analisis tingkat risiko terkait komunitas di
komunitas (1) dengan risiko asap dilingkungan desa nglele
• tidak tersedia desa nglele (5)
untuk • Bekerjasama dengan pihak • kesiapan
mengatasi terkait untuk meningkatkan komunitas
Kesehatan keamanan lingkungan di desa untuk
komunitas (1) nglele tanggap krisis
• Lakukan advokasi bersama terhadap
masyarakat desa nglele untuk program
menyediakan lingkungan yang pemilahan
aman sampah di
Edukasi desa Nglele
• Informasikan pada populasi (5)
yang beresiko terkait bahaya • adaptasi
yang mungkin diperoleh dari komunitas
lingkungan sekitar terhadap
Kolaborasi perubahan
• Kolaboorasi dengan petugas aktivitas
Kesehatan terkait dengan membakar
keamanan desa nglele. sampah di
Tersier : Manajemen lingkungan desa Nglele
komunitas (5)
Definisi mengidentifikasi dan Tersier : Status
mengelola kondidi lingkungan fisik , Koping Komunitas
sosial, budaya, ekonomi, dan politik Kode : L.09089
yang mempengaruhi Kesehatan Definisi : pola
masyarakat. adaptasi aktivitas
Tindakan : komunitas dan
Observasi penyelesaian
• Identifikasi faktor risiko masalah yang
Kesehatan yang diketahui oleh memuaskan untuk
masyarakat desa nglele memenuhi tuntutan
Terapeutik kebutuhan
• Libatkan partisipasi masyarakat masyarakat
dalam memelihara keamanan • pemecahan
lingkungan masalah
Edukasi komunitas
• Promosikan kebijakan terhadap
pemerintah untuk mengurangi program
pemilahan
sampah di

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
20

risiko penyakit di lingkungan desa Nglele


desa nglele (5)
• Berikan Pendidikan Kesehatan • partisipasi
untuk kelompok resiko di desa msyarakat di
nglele desa Nglele
• Informasikan layanan (5)
Kesehatan individu, keluarga, • insiden
kelompok, beresiko dan masalah
masyarakat dalam
Kolaborasi komunitas di
• Kolaborasi dalam tim desa Nglele
multidisiplin untuk (5)
mengidentifikasi ancaman
keamanan di desa nglele
• Kolaborasi dengan tim
Kesehatan lain dalam program
Kesehatan komunitas untuk
menghadapi risiko yang
diketahui
• Kolaborasi dalam
pengembangan program aksi
masyarakat desa nglele
• Kolabarasi dengan kelompok
masyarakat dalam menjalankan
peraturan pemerintah
Keterangan :
• Skala 1 : menurun
• Skala 2 : cukup menurun
• Skala 3 : sedang
• Skala 4 : cukup meningkat
• Skala 5 : meningkat
Diagnosa Keperawatan Komunitas
Deficit Kesehatan Komunitas
NO SDKI SIKI SLKI
1 Defisit kesehatan Primer :promosi perilaku upaya Primer :Status
komunitas (D.0110) Kesehatan Kesehatan
Definisi : terdapat Definisi : meningkatkan perubahan komunitas
masalah Kesehatan perilaku penderita agar memiliki (L.12109)
atau factor risiko kemauan dan kemampuan yang • ketersediaan
yang mengganggu kondusif bagi Kesehatan secara program
promosi

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
21

kesejahteraan pada menyeluruh baik bagi lingkungan Kesehatan


suatu kelompok. maupun masyarakat masalah. lingkungan di
Gejala tanda mayor Tindakan : desa nglele
DO : Observasi (5)
• terjadi • identifikasi perilaku upaya • ketersediaan
masalah Kesehatan yang dapat di program
Kesehatan tingkatkan untuk mengatasi proteksi
komunitas masalah Kesehatan lingkungan Kesehatan
yaitu di desa nglele lingkungan di
pengolahan Terapeutik desa nglele
sampah • orientasi pelayanan Kesehatan (5)
didusun yang dapat dimanfaatkan • partisipasi
nglele Edukasi : dalam
dibakar 85% • anjurkan mencuci tangan program
(2) dengan air bersih dan sabun pemilahan
• terdapat untuk mengatsi masalah diare di sampah di
faktor risiko desa nglele desa nglele
fisiologis dan • anjurkan menggunakan jamban (5)
atau sehat untuk mengatasi masalah • pemantauan
psikologis diare di desa nglele standart
yang • anjurkan tidak membakar Kesehatan
menyebabkan sampah di lingkungan sekitar lingkungan
anggota rumah. komunitas
komunitas Sekunder : pencegahan risiko didesa nglele
menjalani lingkungan (5)
perawatan Definisi : sebuah aktivitas untuk Sekunder :
ISPA dan meminimalkan risiko, mendeteksi Ketahanan
Diare (2) terjadinya penyakit, dan cedera di Komunitas
Gejala tanda minor populasi atarakat yang memiliki risiko Kode: L.08075
DO : dari lingkungan. Definisi : kapasitas
• tidak tersedia Tindakan : komunitas untuk
program Observasi beradsaptasi dan
untuk • identifikasi adanya risiko berfungsi secara
mencegah lingkungan yang dapat merusak positif setelah
masalah /membahayakan Kesehatan mengalami kesulitan
Kesehatan • identifikasi pihak yang dapat atau krisis
komunitas (1) membantu masyarakat untuk • keberlanjutan
• tidak tersedia perlindungan dari bahaya pelayanan
untuk lingkungan rutin
mengurangi Terapeutik komunitas di
Kesehatan • Analisis tingkat risiko terkait desa nglele
komunitas (1) dengan risiko asap dilingkungan (5)
• tidak tersedia desa nglele • kesiapan
untuk • Bekerjasama dengan pihak komunitas
mengatasi terkait untuk meningkatkan untuk
tanggap krisis

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
22

Kesehatan keamanan lingkungan di desa terhadap


komunitas (1) nglele program
• Lakukan advokasi bersama pemilahan
masyarakat desa nglele untuk sampah di
menyediakan lingkungan yang desa Nglele
aman (5)
Edukasi • adaptasi
• Informasikan pada populasi komunitas
yang beresiko terkait bahaya terhadap
yang mungkin diperoleh dari perubahan
lingkungan sekitar aktivitas
Kolaborasi membakar
• Kolaboorasi dengan petugas sampah di
Kesehatan terkait dengan desa Nglele
keamanan desa nglele. (5)
Tersier : Manajemen lingkungan Tersier : Status
komunitas Koping Komunitas
Definisi mengidentifikasi dan Kode : L.09089
mengelola kondidi lingkungan fisik , Definisi : pola
sosial, budaya, ekonomi, dan politik adaptasi aktivitas
yang mempengaruhi Kesehatan komunitas dan
masyarakat. penyelesaian
Tindakan : masalah yang
Observasi memuaskan untuk
• Identifikasi faktor risiko memenuhi tuntutan
Kesehatan yang diketahui oleh kebutuhan
masyarakat desa nglele masyarakat
Terapeutik • pemecahan
• Libatkan partisipasi masyarakat masalah
dalam memelihara keamanan komunitas
lingkungan terhadap
Edukasi program
• Promosikan kebijakan pemilahan
pemerintah untuk mengurangi sampah di
risiko penyakit di lingkungan desa Nglele
desa nglele (5)
• Berikan Pendidikan Kesehatan • partisipasi
untuk kelompok resiko di desa msyarakat di
nglele desa Nglele
• Informasikan layanan (5)
Kesehatan individu, keluarga, • insiden
kelompok, beresiko dan masalah
masyarakat dalam
Kolaborasi komunitas di
desa Nglele
(5)

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
23

• Kolaborasi dalam tim


multidisiplin untuk
mengidentifikasi ancaman
keamanan di desa nglele
• Kolaborasi dengan tim
Kesehatan lain dalam program
Kesehatan komunitas untuk
menghadapi risiko yang
diketahui
• Kolaborasi dalam
pengembangan program aksi
masyarakat desa nglele
• Kolabarasi dengan kelompok
masyarakat dalam menjalankan
peraturan pemerintah
Keterangan :
• Skala 1 : menurun
• Skala 2 : cukup menurun
• Skala 3 : sedang
• Skala 4 : cukup meningkat
• Skala 5 : meningkat

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
24

KASUS TUGAS MANDIRI

SDKI SIKI SLKI


NO
1 Penurunan Koping
Keluarga

SDKI SIKI SLKI


NO
2 Koping Komunitas • •
Tidak Efektif

NO SDKI SIKI SLKI


3 Resiko Proses • •
Pengasuhan Tidak
Efektif

SDKI SIKI SLKI


NO
4 Kesiapan • •
Peningkatan
Pengetahuan

NO SDKI SIKI SLKI


5 Kesiapan • •
Peningkatan
Menjadi Orang Tua

NO SDKI SIKI SLKI


6 Resiko Gangguan • •
Perkembangan

NO SDKI SIKI SLKI


7 Resiko Proses • •
Pengasuhan Tidak
Efektif

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU
25

NO SDKI SIKI SLKI


8 Kesiapan • •
Peningkatan
Keseimbangan
Cairan

NO SDKI SIKI SLKI


9 Kesiapan • •
Peningkatan Nutrisi

NO SDKI SIKI SLKI


10 Ketidak efektifan • •
manajemen
regimen terapeutik
keluarga

SEMINAR & WORKSHOP PENDEKATAN 4S (SDKI-SLKI-SIKI-SPO)


MR. NASRUDIN
JOMBANG, 12-13 JUNI 2022 BY DPK FIK UNIPDU

Anda mungkin juga menyukai