Anda di halaman 1dari 3

PERBANDINGAN MAHZAB TENTANG TALAK

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perbandingan Mahzab
Dosen Pengampu: Mahmud Huda,M.S.I

Disusun Oleh:
Siti Rohmania
NIM: 1221013

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA (AHWAL AL-SYAKSIYAH)


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
2021
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Talak merupakan salah satu pebuatan hukum, yaitu seorang suami memutuskan tali
pernikahan atau menceraikan isterinya. Hak talak hanya ada pada suami, dan suami berhak
menggunakannya kapanpun ia membutuhkannya. Para ulama masih berbeda pendapat
tentang hukum talak. Dalam pandangan ulama mazhab Hanafi, hukum asal talak adalah
makruh, sementara di dalam mazhab Syafi’i, hukum asal talak adalah boleh. Perbedaan
hukum ini di tengah masyarakat menyebakan pada nilai moral suami menjadi baik atau
buruk. Untuk itu, permasalahan penelitian ini adalah bagaimana pandangan mazhab Hanafi
dan Syafi’i tentang hukum asal talak dan implikasinya terhadap aspek moral penggunaan
hak talak, dan bagaimana dalil dan metode istinbathhukumnya. Penelitian ini
menggunakan metode analisis kualitatif, dengan jenis deksriptif-analisis. Hasil analisa
penelitian menunjukkan bahwa menurut mazhab Ḥanafī, hukum asal talak adalah terlarang
atau haram. Implikasinya suami menceraikan isteri tanpa sebab tetap dipandang jatuh, tapi
dipandang berdosa. Aspek moralnya adalah suami telah melakukan perbuatan tercela.
Dalam mazhab Syafi’i, hukum asal talak adalah mubah. Suami dapat menggunakan hak
talak kapan pun dengan syarat isteri harus dalam keadaan suci dari haid dan dalam suci itu
isteri belum sempat dijimak. Suami yang menceraikan tanpa alasan mendesak dipandang
jatuh dan suami tidak dipandang berdosa. Aspek moralnya adalah suami yang menalak
isteri tidak dipandang tercela. Dalil dan metode istinbath digunakan mazhab Ḥanafī ialah
QS. al-Nisa’ ayat 34. Melalui ayat ini, Allah Swt melarang si suami menyusahkan isteri
ketika ia taat pada suami. Termasuk menyusahkan isteri adalah menceraikannya.
Kemudian, mazhab Hanafi juga menggunakan dalil hadis riwayat Abu Dawud, yaitu dari
Ibn Umar tentang informasi Rasul tentang kehalalan talak dan pelaksanaannya dibenci oleh
Allah Swt. Adapun dalil dan metode istinbath mazhab Syafi’i adalah QS. al-Thalaq ayat 1.
Ayat tersebut menjadi dasar dibolehkannya talak, tetapi dengan syarat isteri harus dalam
keadaan suci dari haid dan isteri tidak digauli saat sucinya itu. Dalil lainnya mengacu hadis
fi’liyyah Rasulullah Saw riwayat Ibn Majah. Dalam riwayat ini, disebutkan bahwa
Rasulullah Saw mentalak Hafshah, namun tanpa ada sebab yang mendahuluinya.

2. Rumusan Masalah
1. Pengertian Talak
2.
3.

Anda mungkin juga menyukai