RUJAK BUAH
Disusun Oleh :
Buah menjadi pelengkap kebutuhan pangan manusia yang mempunyai banyak variasi rasa, warna,
dan serat yang bermanfaat untuk kesehatan. Selain dikonsumsi secara langsung buah juga dapat
dikonsumsi dalam berbagai bentuk olahan, salah satunya rujak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) offline yang dimaksud rujak yaitu makanan yang terbuat dari buah-buahan maupun disertai irisan
sayuran kemudian diberi bumbu yang terdiri atas asam, gula, cabai dan sebagainya. Rujak buah terdiri
dari potongan beberapa macam buah segar sehingga rujak memiliki kelebihan yaitu zat gizi yang
terkandung tidak sepenuhnya hilang. Sedangkan buah yang diolah seperti manisan kandungan gizi di
dalamnya dapat berkurang. Rujak banyak diminati oleh masyarakat maupun mahasiswa dikarenakan
tampilan buah yang menyegarkan, kaya vitamin, dan harganya terjangkau
Buah yang kaya akan manfaat juga dapat menjadi makanan yang berpotensi dan beresiko terhadap
kontaminasi mikroorganisme. Buah yang sudah terkontaminasi oleh mikroorganisme dapat
membahayakan kesehatan. Beberapa faktor yang menyebabkan keberadaan sumber kontaminasi antara
lain: bahan-bahan yang digunakan, alat-alat penunjang, kebersihan pedagang, dan lingkungan. Persediaan
buah yang digunakan untuk rujak diletakkan pada gerobak yang sudah dimodifikasi pada bagian depan
seperti lemari kaca. Untuk menjaga kesegaran buah, pedagang menggunakan es batu. Es batu yang
digunakan dapat berasal dari pedagang es keliling maupun sudah disediakan sebelum pedagang rujak
menjajakan dagangannya. Lingkungan berjualan menjadi faktor penentu ada tidaknya kontaminan,
banyaknya kendaraan yang melewati area tersebut menyebabkan sumber kontaminan dari udara dan debu
dapat mengenai rujak yang dijual. Kebersihan pedagang juga dapat menjadi sumber kontaminan. Interaksi
antara pedagang dan pembeli dapat menyebabkan kontaminan dari mulut ataupun tangan berpindah ke
rujak.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Rujak bisa ditemukan di semua daerah di seluruh Indonesia, dan ada banyak variasi di
dalam negeri. Varian rujak yang paling populer adalah rujak buah, yang merupakan campuran
irisan buah dan sayuran yang disajikan dengan saus gula aren pedas.Tidak seperti salad buah
pada umumnya, rujak sering digambarkan sebagai salad buah yang tajam dan pedas karena
sausnya yang manis dan pedas, yang terbuat dari cabai, gula aren, dan kacang tanah.Rujak juga
merupakan makanan jalanan yang populer di Bali.
Rujak Indonesia biasanya dibuat dari bahan-bahan segar terutama buah-buahan dan
sayuran. Rojak di Malaysia dan Singapura memiliki pengaruh India yang kuat. Biasanya berisi
tahu goreng, telur rebus, jícama parut dan cucur udang (udang goreng). Rujak biasanya
merupakan hidangan vegetarian yang tidak mengandung produk hewani, kecuali balutan manis
dan tajam yang mungkin mengandung terasi. Meskipun demikian, beberapa resep mungkin
mengandung makanan laut atau daging. Rujak di Malaysia dan Singapura biasanya berisi sotong
(sotong), sedangkan resep rujak tertentu di Indonesia mungkin berisi makanan laut atau daging.
2.2 Sejarah
Rujak adalah salah satu hidangan tertua dan makanan Jawa kuno yang diidentifikasi
secara historis paling awal. Disebut rurujak dalam prasasti Taji Jawa kuno (901 M) dari zaman
Kerajaan Mataram di Jawa Tengah. Orang Jawa di Indonesia telah memasukkan rujak ke dalam
upacara pranatal mereka yang disebut Naloni Mitoni. Dalam budaya Jawa, rujak merupakan
bagian penting dari upacara pralahir tradisional yang disebut Naloni Mitoni atau tujuh bulanan
(harfiah: bulan ketujuh), dan dimaksudkan untuk mendoakan calon ibu agar persalinannya
lancar, lancar dan sukses. Rujak buah khusus dibuat untuk acara ini, dan kemudian disajikan
kepada calon ibu dan tamunya, terutama teman wanitanya. Resep rujak untuk upacara ini mirip
dengan rujak buah khas Indonesia, hanya saja buahnya diparut kasar, bukan diiris tipis, dan jeruk
bali sebagai bahan utamanya. Dipercaya bahwa jika rujak secara keseluruhan rasanya manis,
bayi yang dikandungnya perempuan, dan jika pedas, bayi yang dikandungnya laki-laki.
Masuknya cabai dan kacang pedas dan pedas mungkin telah terjadi pada awal era kolonial di
abad ke-16, karena produk tersebut dibawa oleh pedagang Spanyol dan Portugis dari Amerika.
Disarankan bahwa rujak mungkin terkait dengan gado-gado Indonesia, sedangkan rujak di
Malaysia dan Singapura menunjukkan pengaruh India dengan kacang berwarna oranye dan saus
ubi jalar sebagai saus untuk gorengan (dengan sayuran, kelapa, udang, atau bahan lainnya di
dalamnya) , telur dan kentang
Di Indonesia, rujak adalah makanan tradisional yang dijual di pasar tradisional, warung
atau gerobak keliling oleh penduduk setempat; terutama orang Jawa, Sunda dan Bali. Di
Malaysia, rujak dikaitkan dengan kedai Mamak, yang merupakan kedai makanan Muslim
Malaysia Malaysia di mana rujak mamak adalah hidangan yang populer. Di Singapura, rujak
mamak umumnya dijual oleh Muslim India, rujak buah (rujak buah) terutama oleh orang Cina,
dan rujak Bandung (Sotong) terutama oleh orang Melayu. Sekarang, mereka dijual di sebagian
besar pusat jajanan di kota.
Target pasar dalam usaha ini yaitu masyarakat umum, mulai dari anak-anak hingga orang
dewasa, pejalan kaki hingga pengguna kendaraan, dan sebagainya dengan tidak menuntut status
maupun profesi.
2.4 Pesaing
Di daerah Darul Ulum sendiri, banyak orang yang jualan rujak buah
2.5 Strategi Bisnis
-Konsep Produk
Konsep produk ini sehat dan unik. Olahaan buah dicampur dengan bumbu rujak yang
segar tersebut akan terusdikembangkan sesuai dengan permintaan pelanggan nantinya sehingga
usaha inikaan terus berkembang dan semakin diminati oleh masyarakat luas.
- Strategi Harga
Harga yang ditawarkan untuk satu mika rujak buah ini adalah Rp. 5000 untuk yang
ditawarkan.
-Strategi Distribusi
Pemasaran dilakukan dengan menjual secara langsung kepada masyarakat dengan gerobak
2.6 Perencanaan
a. Alat alat
Kupas buah dan potong buah. Kemudian goreng kacang tanah setelah matang dihaluskan,
campur dengan lombok,garam,gula merah kemudin dihaluskan jadi satu, setelah halus ditaruh
dipanci dan diberi air kemudian dipanaskan dengan api yang kecil sampai mendidih dan sampai
kental kemudian tuangkan bumbu diatas buah
KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai eksistensi pedagang rujak dalam kaitannya dengan budaya
kemiskinan, dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa Keberadaan para pedagang rujak
sudah ada sekitar tahun 1950 – an. Adapun Faktor – faktor yang menyebabkan usaha rujak
ini tetap eksis sampai saat ini yaitu rasa rujak nya yang lezat yang menggunakan bumbu yag
unik seperti pisang batu dan terasi , sifatnya yang regenerasi ( turun - temurun), bersifat
tradisional dan memiliki sisi keromantisan.