Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TENTANG
MAZHAB-MAZHAB

Tugas Makalah
Mata Kuliah: Fiqih

Dosen Pengajar:
Muhammad Jiadi M.H

Oleh:

Ahmad Muhidin Fatahillah 2023140387

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ULUM


KELAS KERJA SAMA DALAM PAGAR
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
KANDANGAN
SEMESTER GANJIL
2023/2024
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mazhab dari bahasa arab yang artinya jalan yang dilalui dan dilewati,sesuatu yang
menjadi tujuan seseorang baik konkrit maupun abstrak.sesuatu dikatakan mazhab bagi seseorang
itu jika selaras atau jalan tersebut menjadi ciri khas.menurut para ulama dan ahli agama
islam,yang dinamakan mazhab adalah metode(manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran
dan penelitian ,kemudian orang yang menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang jelas
batasan-batasannya ,bagian-bagiannya,dibangun diatas prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Madzhab Sunni ?
2. Siapakah yang termasuk Madzhab Sunni ?
3. Dalil-dalil apa sajakah yang dipakai setiap Imam dalam Madzhab Sunni?

C. Metodologi Penulisan
Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penulisan
menggunakan metode tinjauan pustaka dan mendiskusikannya agar jawaban yang didapatkan
sesuai yang diharapkan.

D. Tujuan Masalah
Dalam penulisan ini, bertujuan untuk mengetahui jawaban dari perumusan masalah,
yaitu:
1. Bertujuan untuk mengetahui secara jelas apa itu Madzhab Sunni.
2. Bertujuan untuk mengetahui secara jelas siapa saja yang termasuk Imam Madzhab Sunni.
3. Mengetahui secara jelas Dalil-dalil yang digunakan Imam-imam Madzhab Sunni.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MAZHAB SUNNI


Mazhb sunni adalah istilah lain dari mazhab ahlussunnah waljamaah.kata ahlusunnah
waljamaah ini terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam tabrani tentang terpecahnya
umat islam menjadi 73 golongan.golongan ahlusuuah wal jamaah adalah mereka ynag mengikuti
sunah rasul dan para sahabtnya termasuk para tabi”in dalam memahami ayat alquran terutama
ayat-ayat yang bersifat mutasyabih atau samar.
Dalam menafsirkan ayat mutasyabih ,secara berurutan mereka berpatokan kepada:
1) Sunnah rasul/hadist walaupun kategori hadist ahad
2) Tafsir sahabat
3) Tafsir tabi”in
4) Ilmu bahasa dan rasio atau akal yang tidak bertentangan dengan ayat muhkamat atau jelas. 1
Namun dalam prakteknya .mazhab-mazhab yang termasuk kategori golongan ahlu sunnah
waljamaah terbagi 2 golongan besar.
1) Golongan ahli hadits.
Golongan ini cenderung menggunakan hadits sebagai patokan menetapkan sebuah
hukum daripada rasio.
2) Golongan ahli ra”yu/akal
Golongan ini lebih dominan menggunakan akal atau rasio dalam menetapkan hukum
namun tetap tidak bertentangan dengan hukum-hukum yang sudah jelas.
Dalam perkembangan fiqih,kurang lebih ada 500 mazhab bermunculan,namun
seiring dengan perkembangan dan evaluasi serta seleksi ketat,mazhab tersebut menciut
menjadi puluhan saja dan yang paling subur sampai sekarang hanya 4 mazhab yang paling
banyak dianut dan diakui umat isam seluruh dunia yaitu:
1. Mazhab hanafi
2. Mazhab syafi”i
3. Mazhab maliki
4. Mazhab hambali
Dalam tulisan ini mazhab-mazhab tersebut akan sedikit kami paparkan. Tambahan pula,
sebelum kami membahas lebih jauh, maka akan sedikit diuraikan tentang pengertian dasar-dasar
hukum yang dipakai oleh para mujtahid sebagai landasan mereka dalam bermazhab.
1. AL-QURAN
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan oleh-Nya melalui perantara malaikat
jibril kapada Rasulullah untuk menjadi hujjah bagi Rasul atas pengakuannya sebagai
Rasulullah serta menjadi undang-undang bagi manusia yang mengikuti petunjuknya. Dan
dalil-dalil yang terkandung di dalamnya merupakan undanng-undang yang wajib diikuti oleh
manusia. Akan tetapi dalil-dalil yang ada dalam al-Qur’an masih bersifat global, maka
diperlukan suatu penjelasan-penjelasan, adapun berupa hadis yang merupakan sumber utama
dalam menafsirkan al-Qur’an, karena al-Qur’an pertama dalam tahapannya diterima oleh
Rasululla, maka yang berhak untuk menafsirkannya secara benar adalah rasulullah.
2. AS-SUNNAH
As-Sunnah menurut istilah syara’ adalah sesuatu yang datang dari Rasulullah
SAW,baik berupa perkataan, perbuatan, ataupun pengakuan (taqrir).
Ummat Islam sepakat bahwasanya apa yang keluar dari Rasulullah saw., baik berupa
perkataan, perbuatan, atau taqriri, dan hal itu dimaksudkan sebagai pembentukan hukum-
hukum Islam dan sebagai tuntunan, serta diriwayatkan kepada kita dengan sanad yang shahih
yang menunjukkan kepastian atau dugaan kuat tentang kebenarannya. Maka as-Sunnah
menjadi hujjah atas kaum muslimin, dan sebagai sumber hukum syara’ yang mana para
mujtahid mengistimbatkan berbagai hukum syara’ dari as-Sunnah tersebut berkenaan dengan
perbuatan orang mukallaf. Maksudnya, bahwasanya hukum-hukum yang terdapat dalam
sunnah ini, bersama dengan hukum-hukum yang terdapat dalam al-Qur’an membentuk suatu
undang-undang yang wajib diikuti.2
3. FATWA SAHABAT
Sahabat adalah orang-orang yang bertemu Rasulullah yang secara langsung

1
M.hasan,perbandingan mazhab cet.1v(jakarta :PT rajawali pers,2002) hlm.242
2
M.hasan,perbandingan mazhab cet.1v(jakarta :PT rajawali pers,2002) hlm.242
menerima risalahnya, dan mendengar langsung penjelasan syariat dari Beliau sendiri. Oleh
karena itu Jumhur Fuqoha telah menetapkan bahwa pendapat mereka dapat dijadikan hujjah
sesudah dalil-dalil nash. Adapun fatwa-fatwa sahabat tidak keluar dari lima kemungkinan:
a. Fatwa tersebut mereka dengar langsung dari Rasulullah saw.
b. Fatwa tersebut merka dengar dari sahabat yang mendengarkan fatwa dari Rasulullah saw.
c. Fatwa tersebut mereka fahami dari ayat-ayat suci al-Qur’an yang tidak jelas atau masih
global.
d. Fatwa tersebut telah mereka sepakati, akan tetapi hanya disampaikan oleh seorang mufti.
e. Fatwa tersebut merupakan pendapat sahabat secara pribadi, lantaran mereka menguasai
bahasa Arab secara sempurna, sehingga mereka mengetahui dilalah lafadz terhadap
sesuatu yang tidak dapat kita ketahui. Atau karena mereka mengetahui latar belakang
suatu khithab al-Qur’an dan Hadis, atau karena mereka lebih menguasai permasalahan-
permasalahan yang berkembang sepanjang pantauan mereka terhadap Rasulullah saw.
Baik perbuatan dan tingkah lakunya, ucapannya, mengetahui tujuannya, dan menyaksikan
turunnya wahyu serta ta’wil (tafsir) nya secara kongkrit. Dengan demikian, mereka
mempunyai pemahaman terhadap al-Qur’an dan Hadis yang lebih mendalam disbanding
yang kita pahami. Fatwa-fatwa sahabat yang didasarkan atas lima kemungkinan ini dapat
dijadikan hujjah
4. IJMA
Ijma’ menurut para ahli ushul fiqh adalah kesepakatan seluruh para mujtahid di
kalangan ummat Islam pada suatu masa setelah Rasulullah saw. wafat atas hokum syara’
mengenai suatu kejadian.
Apabila terjadi suatu kejadian yang dihadapkan kepada semua mujtahid dari ummat Islam
pada wakti kejadian itu terjadi, dan mereka sepakat atas hokum mengenainnya, maka
kesepakatan mereka itu disebut ijma’. Kesepakatan mereka atas satu hokum mengenainya
dianggap sebagai dalil, bahwasanya hokum tersebut merupakan hokum syara’ mengenai
kejadian itu
5. QIYAS
Qiyas menurut istilah Ahli Ilmu Ushul Fiqh adalah memepersamakan suatu kasus
yang tidak ada nash hukumnya dengan suatu kasus yang ada nash hukumnya, dalam hokum
yang ada nashnya, karena persamaan kedua itu dalam illat hukumnya.
6. ISTIHSAN
istihsan Menurut bahasa: menganggap sesuatu itu baik, sedangkan menurut istilah
Ulama Ushul Fiqh : berpalingnya seorang mujtahid dari tintitan qiyas yang jali (nyata) kepada
tuntutan qiyas yang khafiy (samara), atau dari hokum kulli (umum) kepada hokum ististnaiy
(pengecualian) ada dalil yang menyebabkan dia mencela akalnya dan memenangkan
perpalingan ini.

B. ASAL-USUL MAZHAB
1) MAZHAB HANAFI
a) asal-usul mazhab hanafi
Mazhab Hanafi merupakan salah satu madzhab Sunni, mazhab ini berkedudukan
di Kufah. Nama mazhab ini diambil dari ulama yang bernama Nu’man bin Tsabit, yang
lebih dikenal dengan Imam abu Hanifah. Imam Abu Hanifah dilahirkan di kota Kufah,
Irak pada tahun 80 Hijriyah. Abu Hanifah adalah seorang pedagang sutera yang
diwariskan oleh ayahnya Tsabit. Sebagai pedagang sutera beliau dikenal sebagai orang
yang jujur, selalu benar, serta amanah dalam berdagang.3
Meskipun besar di lingkungan pedagang, Abu Hanifah tetap mempunyai
kecenderungan yang tinggi dalam memperdalam ilmu agama. Beliau terkenal orang
yang sangat cerdas, kecerdasan beliau dapat diketahui dari pengakuan para tokoh dan
ilmuan, antara lain:
1) Imam Ibn al-Mubarak, yang mengatakan: “Aku belum pernah melihat laki-laki yang
lebih cerdik daripada Imam Hanifah”.
2) Imam Ali bin Ashim, yang mengatakan: “jika sekiranya ditimbang, akal Abu
Hanifah dengan akal penduduk kota ini, tentu akal mereka dapat dikalahkan”.
3) Raja Harun ar-Rasyid pernah berkata: “Abu Hanifah adalah seorang yang dapat
melihat dengan akalnya atas sesuatu yang tidak dapat dilihat dengan mata
kepalanya”.
4) Imam Abu Yusuf, berkata: “Aku belum pernah bersahabat dengan orang yang
kecerdasannya melebihi kecerdasan akal pikiran Abu Hanifah”.4
Dari ungkapan dan pernyataan para tokoh dan ilmuan tersebut, dapat diketahui
betapa cerdasnya seorang Abu Hanifah, hal inipun terbukti dengan mashurnya nama
beliau hingga saat ini sebagai mujtahid.
Abu Hanifah dienal sebagai seorang yang rajin menuntut ilmu, pada awalnya
beliau mempelajari semua ilmu yang bertalian dengan agama, dan setelah menguasai
berbagai ilmu, beliau mulai memfokuskan diri pada bidang Fiqh. Beliau belajar Fiqh
pada seorang ulama bernama Hammad bin Ali Sulaiman yang merupakan salah satu
ulama besar pada saat itu. Beliau menimba ilmu dari gurunya tersebut selama kurang
lebih 18 tahun, hingga gurunya meninggal pada tahun 120 H.5
Abu Hanifah menjadi ulama terken serta sangat disegani dan banyak orang yang
menuntut ilmu darinya. Disaat kholifah Abu ja’far al-Mansur membangun kota Baghdad,
Imam Abu Hanifah didatangkan ke sana beserta beberapa ulama lain. Diriwayatkan juga
bahwa kholifah Abu Ja’far juga meminta Imam Abu Hanifah untuk menjadi qadli,
namun permintaan tersebut ditolak oleh beliau, oleh karenanya beliau disiksa dan
dipenjara hingga meninggalnya beliau pada tahun 150 H.
 Dalil-dalil yang digunakan oleh Madzhab Hanafi
Imam Abu Hanifah dikenal sebagai ulama Ahl ar-Ra’yi. Meskipun Abu Hanifah
pernah bermukim di Makkah dan mempelajari hadist-hadist Nabi, serta ilmu-ilmu lain
dari para tokoh yang beliau jumpai, akan tetapi pengalaman dan ilmu yang beliau
peroleh dari luar Kufah digunakan untuk memperkaya koleksi hadist-hadistnya,
sementara metodologi kajian Fiqhnya mencerminkan aliran Ahl ar-Ra’yi yang beliau
pelajari dari Imam Hammad, dengan al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai sumber pertama

3
Muhammad abu zahrah,tarikh al-madzabibal-islamiyah(ttp:dar al-fikr al-araby,t.t)11:131
4
Ibid,hlm.184-185
5
Muhammad abu zahrah, ,tarikh al-madzabibal-islamiyah(ttp:dar al-fikr al-araby,t.t)11:131.
dan kedua.6
Apabila beliau tidak menemukan ketentuan yang tegas tentang hukum persoalan
yang dikajinya dalam al-Qur’an maupun as-Sunnah, maka beliau mempelajari dari
perkataan sahabat baik dalam bentuk ijma’ maupun fatwa, kalau ketiganya tidak
menyatakan secara esplisit tentang persoalan-persoalan tersebut, maka beliau
mengajinya melalui qiyas dan istihsan, atau melihat tradisi-tradisi yang berkembang
dalam masyarakat yang ditaati secara bersama-sama.
Imam Abu Hanifah pernah berkata: “Aku memberikan hukum berdasarkan al-
Qur’an, apabila tidak saya jumpai dalam al-Qur’an, maka aku gunakan as-Sunnah dan
jika tidak dalam keduanya (al-Qur’an dan as-Sunnah), maka aku dasarkan pada pendapat
para sahabat dan aku tinggalkan apa saja yang tidak kusukai dan tetap berpegang kepada
satu pendapat saja”. 7Beliau juga berkata: aku berijtihad sebagaimana mereka berijtihad,
dan berpegang kepada kebenaran yang didapat separti mereka juga.
Adapun contoh pemikiran-pemikiran itu antara lain seperti yang tersebut
dibawah ini:
1. Kemudahan dalam beribadah.
2. Memelihara kehormatan dan perikemanusiaan.
3. Memberikan kuasa penuh kepada Raja dan pemimpin-pemimpin Negara.
Untuk lebih jelaskan, berikut ini akan diuraikan satu persatu dalil-dalil atau
dasar-dasar yang digunakan oleh Madzhab Hanafi dalam menetapkan suatu hukum
berdasarkan urutan:
1) AL-QURAN
Madzhab Hanafi berpendapat bahwa al-Qur’an merupakan sumber dan dalil
utama bagi hukum Islam, yang akan menyinari pembentukan hukum Islam sampai hari
kiamat. Al-Qur’an mengandung berbagai ketentuan syari’ah, oleh karena itu al-Qur’an
berperan sebagai rujukan dalam proses kajian segala permasalahan hukum agama.
2) AS-SUNNAH
As-sunnah memiliki fungsi sebagai penerang dan penjelas al-Qur’an, merinci
kandungan al-Qur’an yang masih bersifat umum. Orang yang tidak mau memegangi as-
Sunnah berarti tidak mengakui kabenaran risalah Allah yang disampingkan oleh Nabi
SAW.
Jika madzhab Hanafi tidak menerima atau menggunakan hadist yang
diriwayatkan oleh seorang rawi saja bukan berarti mengingkari as-Sunnah dan tidak
mempercayai Rasulullah SAW, akan tetapi bertujuan menyelidiki kebenaran para rawi
tersebut.8
3) PERKATAAN SAHABAT
Adapun perkataan sahabat ini bisa dikelompokkan menjadi dua bentuk yakni
ijma’ dan pendapat pribadi sahabat. Dalam hal ini ijma’ tentu lebih didahulukan, baru
jika ada pendapat yang berbeda-beda dari para sahabat yang bukan merupakan hasil
ijma’, maka Abu Hanifah memilih pendapat yang dipandang paling memadai dalam
menjawab dan menyelesaian persoalan. Sebagai prinsip penting dalam madzhabnya,
Imam Abu Hanifah.
4) AL-QIYAS
Sebab Imam Abu Hanifah menggunakan Al-Qiyas karena merasa tidak harus
6
Teungku muhammada hasbi ash-shiddieqy,pengantar hukum islam,cet 11(semarang :PT pustaka rizki
putra,2001)hlm.86.
7
Dede rosyada,hukum islam dan pranata sosial,cet 1v(jakarta:PT rajawali pers ,1996)hlm.141
8
Muhammad abu zahrah, ,tarikh al-madzabibal-islamiyah(ttp:dar al-fikr al-araby,t.t)11:161-162
menerima rumusan hukum dari murid-murid para sahabat atau tabi’in ketika tidak
mempunyai bukti jelas dan kuat. Beliau memandang bahwa dirinya setara dengan tabi’in
dan melakukan ijtihad sendiri berdasarkan pada prinsip-prinsip al-qiyas yang telah
dibangunnya bersama para muridnya.

 Al-Istihsan
Dalil al-Istihsan ini biasanya pertama kali dinisbatkan Imam
AbuHanifah,sehingga beliau dipandang sebagai ulama yang ahli dalam bidang al-
Istihsan. Muhammad Ibn al-Hasan, salah seorang murid beliau mengatakan bahwa dia
bersama-sama murid-murid Imam Abu Hanifah yang lain sering berselisih pendapat
dalam hal penggunaan al-qiyas atas suatu permasalahan hukum, namun apabila
kemudian Imam Abu Hanifah menetapkan pendapat dengan melalui al-Istihsan, maka
mereka semua diam karena menerima pendapat itu. 9Hal ini menunjukkan al-Istihsan
memang diakui dan tidak diragukan lagi oleh madzhab Hanafi sebagai salah stu dalil
dalam menetapkan suatu hukum.
 Al-Urf
Urf berarti tradisi masyarakat baik berupa perkataan maupun perbuatan, atau
dengan perkataan lain adalah adat kebiasaan. Namun demikian tida semua urf dapat
dijadikan sebagai dasar atau dalil tasyri’, melainkan hanyalah urf yang tidak
bertentangan dengan nash, dan sejalan dengan semangat syari’ah, sedangan urf yang
bertentangan dengan nash jelas ditolak oleh madzhab Hanafi.

2) MAZHAB MALIKI
a) Asal-usul Madzhab Maliki
Sebagaimana Madzhab Hanafi, Madzhab Maliki ini juga merupakan salah satu
Madzhab dari golongan Sunni. Adapun nama dari Madzhab ini dinisbatkan dari nama
seorang ulama yang bernama Imam Malik bin Anas (93H-179H). Beliau lahir di Madinah
dan menjadi ahli Fiqh yang terenal di Madinah. Diriwayatkan bahwa beliau tidak pernah
meninggalkan kota ini kecuali pada waktu melaksanakan ibadah haji.
Imam Malik termasuk orang yang sangat kuat hafalannya. Pada usia remaja, beliau
mulai menghafal al-Qur’an dan menjadi hafidz yang baik, selain itu beliau dengan cepat
menghafal hadist-hadist yang diajarkan oleh para gurunya. Guru beliau dalam bidang hadist
antara lain adalah: Ibnu Syihab az-zuhri, Ibnu Hurmuz, dan Nafi’. Sementara guru beliau
10
dalam bidang fiqh adalah Rabi’ah dan Yahya bin Sa’id al-Anshari.
Adapun pemikiran-pemikiran Imam Malik dapat dilihat dalam karyanya al-
Muwatbtba’, suatu kitab yang berisi tentang hadist dan fiqh sekaligus. Hadist yang ada di
dalamnya sesuai dengan bidang-bidang yang terdapat dalam buku fiqh. Khalifah Harun ar-
Rasyid pernah menginginkan kitab ini sebagai kitab hukum yang diterapkan dan berlaku di
seluruh wilayah negeri tersebut, namun keinginan itu tidak disetujui oleh Imam Malik.
Imam malik meninggal dunia pada tahun 179 H di madinah setelah mengalai
sakit,dan di kuburkan di makam alba-baqi’.
 Dalil-dalil yang digunakan oleh mazdhab maliki dalam menetapkan suatu hukum adalah
sebagai berikut:
1) AL-QURAN
Sebagaimana imam abu hanifah,imam malik juga meletakan al-quran sebagai
9
Muhammad ab zahrah,abuhanifah: hayatuhu wa ashruhu- arauhu wa fiqbubu,(kairo:dar alfikr al-
arabi,1991)hlm301
10
Teungku muhammad hasbhi ash-shiddieqy,pengantar hukum islam,.......hlm.87
dalil dan dasar yang tinggi di atas dalil-dalil yang lain.
2) AS-SUNNAH
Menjadikan as-sunnah sebagai dalil kedua setelah al-quran,berbeda dengan
imam abu hanifah yang mensyaratkan penggunaan as-sunnah dengan kualifikasi
tertentu,imam malik meski mengutamakan al-hadist yang mutawatir dan masybur juga
bisa menerima al-hadist yang ahad sekli pun aslkan tidak bertentangan dengan amal ahli
madinah.
3) AMAL AHLI MADINAH ( praktek ahli madinah)
Imam malik berpendapat bahwa madinah merupakan tempat rasululllah SAW
menghabiskan sepuluh tahun akhir hidupnya,maka praktek yang dilakukan oleh
masyarakat madinah meski di perbolehkan oleh nabi,oleh karena ituimam malik
mengggap bahwa praktik masyarakat madinah merupakan bentuk as-sunnah yang sangat
otentik yamg diriwayatkan dalam bentuk tindakan.11
Imam malik lebih mengutamakan dan mendahuluan tradisi masyarakat madinah
ini dari pada al-hadist yang ahad, hal ini sesuai dengan pernyatan guru beliau rabi”ah bin
abd ar-rahman ,bahwa” seribu dari seribu itu lebih baik daripada satu dari satu. 12
4) FATWA SAHABAT
Imam malik menggunakan dan menjadikan fatwa sahabat sebagai dalil dalam
menetapkan hukum islam
5) AL-QIYAS
Apabila dalam praktik masyarakat madinah dan fatwa sahabat tidak
diketemukan hukum asas persoalan yang ada, maka imam malik menggunakan al-qiyas.
6) AL-MASHLAHAH AL-MURSALAH13
Al-mashlahah al-mursalah yani menetapkan hukum atas berbagai persoalan yang
tidak ada petunjukj nyata dalam nash,dengan pertimbangan kemaslahatan,yang proses
analisisnya lebih bnyak di tentukan oleh nalar mujtahidnya.
7) AL-ISTIHSAN
Imam malik juga menggunakan al-ihtihsan sebagai pendahulunya,imam abu
hanifah, hanya saja uraian al-ihtihsan mereka agak berbeda.
8) ADZ-DZARI”AH
Secara etimologi kata adz-dzari’ah berarti sarana ,sedangkan secara terminology
para ahli ushul fiqih adalah sarana atau jalan untuk sampai pada suatu tujuan.adapun
tujuan tersebut bisa berupa kebaikan yang berarti maslahah dan bisa pula maksiat yang
berarti mafsadah.
Apabila sarana tersebut membawa pada kemaslahatan maka harus dibuka peluang
untuk melakukannya ,dalam ilmu ushul fiqih disebut fath adz-dzari”ah,sedangkan sarana
yang membawa pada kemafsadatan maka harus ditutup jalan untuk sanpai kepadanya,dalam
ilmu ushul fiqih disebut sad adz-dzari”ah.
 Para pengikut madzhab maliki
Sebagai ulama besar di madinah,imam malik banyak didatangi murid-murid dari
berbagai penjuru negeri yang ingin berguru pada beliau,di antara murid-murid beliau
yang terkenal antara lain: abd ar-rahman bin al-qasim ,ibnu wahab dan asy-syafi”i
3) MAZHAB SYAFI”I

11
Ibid 97 lihat juga muhammad abu zahrah ,tarikh almazhabil islamiyah...11:216
12
Ibid hlm 216-217
13
Dede rosyada,hukum islam dan pranata sosial,cet 1v(jakarta:PT rajawali pers ,1996)hlm.147
a) asal usul mazdhab syafi’i
Nama madzab ini di ambil dari nama imam yang menjadi tokoh utama yang
pemikirannya banyak di ikuti oleh pengikut madzhab ini.beliau adalah imam asyari,
nama lengkap ulama besar ini adalah muhammad bn idris asy-syafi’i yang lahir pada
tahun150 H di daerah yang bernama Ghazza.
Ibu as-syafi’i membawanya ke makkah yang merupakan kota leluhurnya setelah
ayahnya meniggal.beliau mempunyai kecerdasan yang luar biasa,diriwayatkan bahwa
sebelum dewasa beliau sudah hafal al-quran dengan sempurna dan telah pula menguasai
kitab al-muwatha’.di kta makkah beliau belajar kepada bebrapa guru antara lain: muslim
bin kholid,dan sufyan,kemudian beliau belajar kepada imam malik di madinah.
Setelah imam malik meninggal dunia,imam asy-syafi’i kembali ke yamandan
bekerja sebagai pegawai pemerintahan.bebrapa saat kemudian terjadi pemberontakan
darinpuhak oposisi ,oleh karenanya beliau dibawa kehadapan khalifah harun ar-rasyid di
bagdad,namun berkat kepandaiannya ,beliau mampu membuktikan kebenaran
pendapatnya,sehingga beliau terbebas dari tuduhan.14
Diantara murid-murid imam syafi’i yang turut menyebarkan pemikiran-pmikiran
beliau adalah: imam ahmad bin hambal, ar-rabi’ bn sulaiman al-muradi yusuf bin yahya
al-muwati”i,ismail bin yahya al-al-muzani,yunus bin abd al-a”la.

a) Dalil-dalil yang di gunakan oleh madzhab syafi’i


Setelah menyerap ilmu dari para gurunya di berbagai daerah,imam asy-
syafi”i mulai melukan kajian-kajian hukumbeliau dikenal memiliki dua qoul yakti
qaul qadim yang berlangsyng di irak dan qaul jadid yang berlangsung di mesir.
Dalam kajian-kajian hukum ,imam asy-syafi’i menggunakan dalil-dalil
sebagai berikut;
1. AL-QURAN
Imam syafi’i meletakkkan alquran sebagai dalil utama dan pertama
dalam menetapka suatu hukm,karena aq-quran datang dari Allah yang sampai
pada umat islam secara mutawatir.
Guna memahami alquran imam asy-syafi’itelah merumuskan kaidah-
kaidah ijtihat yang beliau tunagkan dalam kitab ushul fiqih yang berjudul ar-
risalah.
2. AS-SUNNAH
Imam asy-syafi”i memposisikan as-sunnah sebagai dalil kedua setelah
alquran.hanya perbedaannya adalah dalam penggunaannya imam asy-syafi”i
tidak mensyaratkan kriteria sebagai mana imam abu hanifah dan imam maliki.
3. AL-IJMA”
Imam asy-syafi’i berpandanga bahwa ijma” yang berarti persamaan
paham atau kesepakaan seluruh ulamaatas suartu persoalan pada satu masa
merupakan hal yang sulit terjadi karena jauhnya jarak dan sulitnya komunikasi
di antara para ulama tersebut ,namun demikian beliau tetap mengakui adanya
ijma’ dan memegangnya sebagai dalil,dan yang mungkin terjadi adalah ijma’
sahabat dalam persoalan-persoalan tertentu.

14
Ahmad asysurbasi,sejarah dan biografi empat madhab.....hlm 147 lihat juga abu ameenah bilal philips,asal-
usul dan perkembangan fiqih,,,hlm.109
4. PERKATAAN SAHABAT
Imam asy-syafi’i memberi kepercayaan yang tinggi terhadap pendapat
dan hasil kajian para sahabat.produk-produk ijtihad mereka yang
5. AL-QIYAS
,asy-syafi’i adalah orang pertama yang menguraikan masalah qiyas
secara terrinci.pada waktu itu,para ahli fiqig belum membuat pembatasan antara
ra’yun yang shahih dan ra’yun yang tidak shahih.asy-syafi’i kemudian
memaparkan kaidah ra’yun ynag di anggapnya shahih dan istinbat yang tidak
shahih.ia jelaskan pula adanya perbedaan besar antara macam-macam istinbath
dan qiyas,menurut kadar yang di tentukannya dalam kaidah.
6. ISTISHAB
Istishab berarti membiarkan berlangsungnya suatu hukum yang sudah di
tetapkan pada masa lampau dan masih diperlukan ketentuannya hingga ada dalil
lain ynag menggantikannya.istishab ini di dasarkan pada asumsi bahwa hukum
fiqih yang ada bisa diaplikasikan pada setiap waktu dan tetap sah sepangjang
tidak ada aturan yang lain datang kemudian.
Dalam kitab al-um imam asy-syafi’i mengatakan:” apabila seseorang
melakukan sesuatu perjalanan dannia membawa air,kemudian ia menduga air
tersebut tercampuri najis,tetapi ia tidak yakinakan terjadinya percampuran
tersebut,maka dalam hal ini air tersebut di hukumi suci,bisa di buat wudhu
maupun diminum hingga orang tersebut yakin benar bahwa air itu telah
tercampuri najis.15
Pernyataan diatas menunjukkan bahwa asy-syafi’i juga menggunakan teori
istishab dalam kajian fiqihnya.
b) Para pengikut mazhab syafi”i
Diantara murid imam asy-syafi’i yang turut menyebarkan pemikiran-
pemikiran beliau adalah: imam ahmad bin hambal,ar-rabi’bin sulaiman al-
muradi,yusuf bin yahya al-buwaithi,ismail bi yahya,sedangkan yang termasuk para
pengikut madzhab sya’fi yang terkenal adalah: abu hamid al-ghazali,muhyiddin
annawawi,tajuddin abd al-wahab as-subki, da jalaluddin as-suyuti.
Mazhab syafi’i sampai saat ini masih banyak pengikutnya dan berkembang
dibeberapa daerah seperti mesir,afrika timur,persia,malaysia da indonesia.
4) MAZHAB HAMBALI
a. Asal usul madhab hambali
Nama ulama yang namanya dijadikan sebagai nama madhab ini adalah imam
Ahmad bin hambal.beliau lahir pada bulan rabi’ul awal tahun 164 H di
bagdad.diriwayatkan bahwa kehidupan imam ahmad sangatlah sederhana ,beliau tidak
memiliki mata pencaharian tetap sebagaimana imam abu hanifah dan imam malik,juga
tidak memiliki fasilitas dari pemerntah sebagaimana imam syafii .sumber pendapatan
beliau adalah warisan rumah dan tanah ,juga peratan penyulaman yang beliau
sewakan.16
Sebagaimanna para imam mazhab sebelumnya,beliau juga memiliki kecerdasan
dan daya ingat yang luar biasa.imam ahmad selain menggeluti hadist hadist dengan

15
Al-imadris abi abdillah muhammad bin idris asy-syafi”i,al-umm(ttp:dar asy-sya”bi,1321H) 1:9
16
Dede rosyada,hukum islam dan pranata sosial,cet 1v(jakarta:PT rajawali pers ,1996)hlm.154
melauakukan perjalanan ke berbagai daerah ,juga mendalami ilmu fiqih.dinantara guru
guru imam ahmad yaituu abu yusuf ,yang merupakan imam abu hanifah ,imam asyari
murid imam malik .seluruh waktunya di curahkan untuk ,mendalami hadist hadist
nabi,sehungga dari kerja keras nya beliau lahirkan karya besar yang bernama musnad
ahmad bin hanbal.
b. Dalil dalil yang digunakan mazhab hambali
1) AL-QURAN
Tidak ada perbedaan anatara imam ahmad dan imam sebelum nya dalam
memempatkan alquran sebagai dalil yang paling tinggi dalam menjawab dan
persoalan hukum islam.
2) AS-SUNNAH
Imam ahmad senantiasa memperhatikan hadis marfu” dalam menetapkan
hukum,dan jika beliau telah mendapatkan nash dari hadish tersebut,mak beliau tidak
lagi memperhatikan pendapat pendapat sahabat yang bertentangan denganya.
3) PERKATAAN SAHABAT
Adapun dalam hal pendapat individu sahabat yang saling
bertentangan ,imam ahmad menrima dan mengambilnya dengan melakukan seleksi
dan analisis atas kedekatan pendapat tersebut dengan nash al-quran dan as-sunnah
4) HADIST MURSAL
Imam ahmad tergolong ulama yang sangat berani karena menjadikan hadits
mursak sebagai bahn rujukan atau dalil dalam menyelesaikan persoalan persoalan
hukum yAng beliau hadapi,padahal hadist mursal tergolong sebagai hadist dhoif.17
5) AL-QIYAS
Ketika tidak ditemui lagi jawaban atas persoalan persoalan yang di hadapi
daam semua dalil yang telah di sebutkan sebelumnya,maka sebagai langkahnya
imam ahmad melakukan kajiannya dengan menggunakan cara al-qiyas.

c. Para pengikut mazhab hambali


Imam ahmad memiliki murid yang amat banyak,di antara mereka adalah:imam
al-bukhori dan imam muslim,pengumpul hadist terkenal ,yahya bin adam,abu daud
,ar-razi.sementara para pengikut mazhab hanbali yang terkenal antara lain
adalah:abu al-wafa’ ibn aqil,taqiyuddin ibn taimiyah,dan muhammad ibn al-qoyyim. 18
adapun para pengikut mazhab hanbali ini telah tersebar ke beberapa daerah
seperti :iraq, mesir, suria, palestina, dan arab saudi.bahkan di arab saudi ini,mazhab ini
merupakan mazhab resmi negara.

17
Dede rosyada,hukum islam dan pranata sosial,cet 1v(jakarta:PT rajawali pers ,1996)hlm.155 ada yang
meriwayatkan imam ahmad cenderung menggunakan hadist dhoif daripada aq-qiyas ,dengan syarat dhoifnya
hadist tersebut bukan karena adanya fakta bahwa salah satu rawinya fasiq atau jadziv,lihat abu ameenah bilal
philips,asal usul dan perkembangan fiqih.hlm.116.

18
Harun nasution,islam di tinjau dari...11:18.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perbedaan pola fikir yang menimbulkan bermacam-macam pendapat dalam kalangan
umat Islam khususnya perbedaan pendapat oleh tokoh-tokoh pembaharu Islam adalah
sunnatullah yang tidak dapat dipungkiri lagi. Sehingga muncul berbagai macam mazhab-mazhab,
diantaranya adalah mazhab-mazhab sunni yang masih berkembang sampai sekarang.
Kemunculan mazhab-mazhab ini disebabkan munculnya para tokoh pembaharu yang dengan ide
gagasannya tentang hukum Islam yang berlaku dalam suatu masyarakat, dimana hukum-hukum
itu dibuat suatu pegangan untuk beragama dan bermasyarakat. Para tokoh atau imam mazhab
seperti Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, imam Ahmad bin Hambal dan lainnya,
masing-masing menawarkan kerangka metodologi, teori, dan kaidah-kaidah ijtihad yang menjadi
pijakan mereka dalam menetapkan hukum.
Dalam beristimbat, mereka berpegang teguh pada al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai landasan
pokok ketika berijtihad. Setelah itu mereka berpatokan pada metode-metode istimbat seperti
ijma’, Qiyas, Istihsan, Maslahah Mursalh, dan lain sebagainya. Semua itu merupakan bahan
pendukung ketika mereka berijtihat, apabila masalah hukum tidak ditemukan atau masih global
dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Dan hal itu dibutuhkan suatu penelitian oleh para Imam
Mazhab.
Dalam perkembangannya, hanya ada empat mazhab sunni yang masih berkembang
dalam masyarakat, yaitu seperti yang telah disebutkan di atas, saat ini juga masih dipakai sebagai
rujukan di negara-negara muslim, seperti Timur Tengah dan di beberapa belahan Asia
khususnya.
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, Abdul Aziz. 1996.Ensiklopedi Hukum Islam. Ichtian Baru: Jakarta.

Khallaf, Abdul Wahab. 1994. Ilmu Ushul Fiqh. Dina Utama Semarang (Toha Putra group):
Semarang.

Yusuf, Muhammad dkk. 2005. Fiqh & Ushul Fiqh. Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga:
Yogyakarta

Zahrah, Muhammad Abu. 2007. Ushul Fiqih. Pustaka Firdaus: Jakarta


Zuhri, Muh.1996. Hukum Islam Dalam Lintasan Sejarah. Rajagrafindo: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai