Anda di halaman 1dari 13

BAB III

PERKEMBANGAN
AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
Disusun Oleh :
YOUFI ALDIANSYAH (221130001795)

FEB UNISNU JEPARA


SEJARAH PERKEMBANGAN ASWAJA

Sejarawan mencatat Ahlussunnah Wal-Jama’ah sudah digunakan


sejak abad III H, salah satu bukti yang ditemukan adalah Surat Al-
Ma’mun (khalifah dinasti Abbasiyah ke 6). Disana tercantum kata-kata,
“wa nassaba nafsahum ilaa as-Sunnah (mereka menisbatkan diri pada
sunnah) abad ini merupakan generasi penerus sahabat yaitu periode
tabi’in dan para imam-imam mutjahid.

Penggunaan istilah ahlussunnah wal jama’ah sebagai sebutan bagi


kelompok keagamaan justru diketahui, sejak Az-Zabidi menyebutkan
dalam kitab itihaf as-sadat al-muttaqin, sebagai syarah dari kitab Ihya
Ulumuddin Al-Ghazali yang artinya jika disebut ahlussunnah wal
jama’ah maka yang dimaksud adalah para pengikut Imam al-Asy’ari
dan Imam al-Maturidi (Ithaf al-Sadah al-Muttaqin, Juz 2, hlm 6).

FEB UNISNU JEPARA


I’TIKAD AHLUSSUNNAH WAL
JAMA’AH
Berikut ini 5 contoh I’tikad (keyakinan/kepercayaan) ahlussunnah
wal jama’ah :
1. Beriman terhadap rukun iman yang enam dan percaya Allah
mempunyai nama sebanyak 99/Asmaul Husna
2. Meyakini aqaid lima puluh (50), artinya percaya bahwa Allah
memiliki sifat wajib dan mustahil serta sifat jaiz, sifat wajib dan
mustahil serta mumkin Nabi.
3. Allah beserta nama dan sifat-Nya seluruhnya adalah qadim,
karena keduanya berdiri diatas Zat yang qadim, tidak
bepermulaan.
4. Ajal manusia sudah ditetapkan, tidak maju atau mundur meski-
pun hanya sedetik.
5. Anak-anak orang kafir yang mati belum baligh, tetap masuk
surga.
FEB UNISNU JEPARA
SISTEM BERMAHZAB
1. PENGERTIAN IJTIHAD
Kata ijtihad berasal dari kata ijtihada artinya
bersungguh-sungguh, berusaha keras, secara terminologis
itjihad adalah mencurahkan kemampuan untuk
mendapatkan hukum syara’ yang praktis melalui istinbath.
ijtihad terbagi dalam dua macam, yaitu pertama itjihad
untuk mengambil hukum dari makna leksikal teks Al-
Quran maupun sunnah, kedua mengambil hukum dari
nalar teks Ketika ditemukan ‘illat hukum. Itjihad yang
kedua diseut al-Qiyas.

FEB UNISNU JEPARA


CIRI KHUSUS HAKIKAT IJTIHAD

Ciri khusus hakikat itjihad sebagaimana dalam Mahsun


adalah :
1. Itjihad adalah pengerahan daya nalar secara optimal
sehingga mujtahid merasa tidak mampu lagi berbuat
lebih dari itu.
2. Ijtihad dilakukan oleh orang yang telah mencapai
derajat tertentu di bidang keilmuan yang disebut faqih.
3. Produk yang diperoleh dari ijtihad adalah dugaan yang
kuat tentang hukum syara’ yang bersifat ‘amaliyah
praktis.
4. Itjihad ditempuh melalui cara cara istinbath.
FEB UNISNU JEPARA
ISTINBATH

Secara bahasa istinbath memiliki arti menciptakan, mengeluarkan,


atau menarik sebuah kesimpulan. Sedangkan menurut istilah,
istinbath memiliki arti suatu kegiatan yang dilakukan oleh pakar fikih
atau hukum untuk mengungkapkan suatu dalil yang dijadikan dasar
dalam menarik sebuah kesimpulan untuk menjawab sebuah persoalan
atau menyelesaikan permasalahan.

Hukum Istinbath adalah suatu cara yang dilakukan atau


dikeluarkan oleh pakar hukum untuk mengungkapkan suatu dalil
hukum untuk menjawab persoalan yang terjadi. Obyek yang
digunakan dalam hukum istinbath adalah ayat-ayat didalam Al-Quran
atau dalil di dalam Hadis.

FEB UNISNU JEPARA


ISTINBATH
KH. Achmad Siddiq dalam buku Khittah Nahdliyyah mengatakan untuk
mampu ber-istinbath, selain penguasaan teori dan praktik ushul fiqh dan
qawaidul fiqh, mutlak diperlukan penguasaan terhadap banyak macam ilmu
yang lain, diantaranya :
a) Perbendaharaan ilmu pengetahuan agama yang sangat luas terlebih
dahulu.
b) Perbendaharaan ilmu pengetahuan agama tentang Al-Quran dan sunnah
secara lengkap.
c) Penguasaan ilmu Bahasa Arab, mengenai lughah, dialek, tata Bahasa
(Nahwu-Sharaf), sastra (balaghah = Badi’, Bayan, dan Ma’ani) dan lain
sebagainya.
d) Ilmu tafsir, tata cara penafsiran (interpretasi) Al-Quran secara benar dan
dapat dipertanggungjawabkan.
e) Ilmu hadis, seleksi dan kategori hadis, tata cara penafsiran hadis dan
lain sebagainya.
f) Dan lain-lain iilmu pengetahuan tentang agama islam.
FEB UNISNU JEPARA
ISTINBATH
Proses istinbath yang dilakukan oleh peserta Bahsul Masaid
dikalangan NU adalah model istinbath kolektif (istinbath jama’i).
Prosesini hanya bisa dilakukan, jika masalah tidak terjawab dengan
metode qauli dan ilhaqi. Instrumen yang digunakan dalam istinbath
adalah qaidah ushuliyyah dan qaidah fiqhuyyah yang digunakan
dalam lingkup empat mahzab besar, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’I dan
Hambali serta pengikutnya. Perbuatan itjihad itu berkaitan dengan
beberapa unsur :
a) Mujtahid, artinya orang yang melakukan perbuatan itjihad
b) Masalah yamg diitjihadi, dicari, hukumnya atau pendapat
mengenai masalah itu.
c) Metode pengambilan kesimpulan pendapat.
d) Landasan, yaitu Al-Qur’an dan sunnah.
e) Hasil, hukum atau pendapat mengenai sesuatu masalah.
FEB UNISNU JEPARA
MUJTAHID MUTLAQ

Istilah mujtahid Mutlaq yaitu imam yang mampu


berijtihad /beristinbath sendiri dari Al-Quran dan sunnah,
dengan menggunakan metode yang ditemukan sendiri dan
diakui kekuatannya oleh para imam lainnya. Yang termasuk
mujtahid Mutlaq adalah Imam Maliki, Imam Hanafi, Imam
Syafi’i, dan Imam Hambali.

Mutjahid juga disebut mujtahid mustaqil yang artinya


mujtahid bebas karena tidal terikat ijtihad imam lain dan
bebas dari metode yang ditemukan dan dipergunakan oleh
imam lain.
FEB UNISNU JEPARA
MUJTAHID MUTLAQ
Dibawah tingkat mujtahid Mutlaq ada yang dipergunakan
istilah mujtahid meskipun sudah tidak bebas dari ikatan mujtahid
lain (mujtahid Mutlaq lain) yaitu :
a) Mujtahid mazhab, yaitu seorang yang sudah mampu
beristinbath sendiri dari Al-Qur’an dan sunnah tetapi masih
menggunakan metode atau kaidah yang ditemukan atau
diciptakan oleh seorang mujtahid Mutlaq yang diikutinya,
seperti Imam Muzani.
b) Mujtahid Fatwa, yaitu seorang yang mampu menilai mana
yang terkuat (tarjih) antara pendapat-pendapat yang
berkembang di suatu mazhab (pendapat-pendapat hasil
istinbath para mujtahid mazhab). Dari pendapat-pendapat itu,
dipilih untuk difatwakan (disampaikan kepada orang lain yang
memerlukannya).
FEB UNISNU JEPARA
TAQLIQ
Kata taqliq berasal dari kata qallada yang berarti mengikat
atau mengikut. Dalam istilah agama diartikan mengikuti pendapat
orang lain yang diyakini kebenarannya menggantungkan sesuatu di
dalam lehernya orang lain dan mengalungkan sesuai dengan Al-
Qur’an dan al-Hadis.

Taqlid bagi Nahdlatul Ulama sebagaimana pendapat KH. Sahal


Mahfudh ialah mengambil atau mengamalkan pendapat orang lain
tanpa tau dalil-dalilnya atau hujjahnya, taqlid mujtahid adalah
menerima sesuatu tanpa ada perkataan hujjahnya, seperti orang
awam yang mengambil dalil dari mujtahid yang kembali pada
sabda nabi bukanlah taqlid, dan yang merujuk pad ijma pun bukan
taqlid juga karena itu kembali pada hujjahnya sendiri.
FEB UNISNU JEPARA
3. HAKIKAT SISTEM
BERMAZHAB
Pada hakikatnya, system bermazhab, tidak mempertetangkan
antara system ijtihad dan system taqliq, tetapi merangkaikan
keduanya pada suatu proporsi yang serasi, tidak semua orang
diharuskan menggunakan ijtihad , sebaliknya tidak mungkin orang
menggunakan system taqlid jika tidak ada pendapat/mazhab yang
diikuti dari penggunaan system ijtihad oleh para mujtahidin.

Menganalis restu Rasulullah SAW kepada sahabat Muadz bin


Jabal untuk melakukan ijtihad :
a) Bahwa yang diijtihadi adalah hal-hal yang tidak didapat
dalilnya secara sharih (jelas) dalam Al-Qur’an dan sunnah.
b) Hasil ijtihad beliau dimaksudkan untuk diikuti oleh kaum
muslimin di zaman

FEB UNISNU JEPARA


TERIMA
KASIH

AWAL
FEB UNISNU JEPARA

Anda mungkin juga menyukai