Anda di halaman 1dari 8

Nama : Hidayatus Saidah

Nim :160212059

Tugas : Resume materi fiqh ushul fiqh

MK : Fiqh dan Ushul Fiqh

Dosen Pengasuh : MuhibuddinS.Ag., M.Ag.

BAB I

A. PENGERTIAN FIQH USHUL FIQH

“ialah suatu ilmu yang mempelajari bermacam-macam syariat atau hukum islam
dalam berbagai macam aturan hidup bagi manusia, baik yang bersifat individu maupun yang
berbentuk masyarakat sosial”

 Pengertian fiqh menurut pendapat para ahli

Definisi fiqh menurut Abdul hamid hakim, dalam kitabnya Sulam“fiqh menurut
bahasa adalah: faham ,mengerti akan perkataan seseorang, sedangkan menurut
istilah: mengetahui hukum-hukum agama islam dengan cara atau jalanya ijtihad”

 Definisi fiqh pada abat I (pada masa sahabat)

pada masa ini definisi ilmu fiqh tidak banyak diketahui oleh mayarakat umum.
hanya orang yang di kehendaki allah saja yang akan memperoleh pengetahuan (fiqh)
secara mendalam.

Sebagaimana sabda nabi SAW yang artinya:

“barang siapa di kehendaki allah akan di berikan kebaikandan keutamaan


niscaya di berikan kepadanya faham yang mendalam,dalam rukun agama”(H.R,
Bukhari dan Muslim)”
 Definisi fiqh pada abad II(masa telah lahirnya mazhab-mazhab)

Definisi fiqh di kemukakan oleh Abu Hanifah,beliau adalah ahli agama dan
mujtahid besar dan tertua pada akhir masa sahabat dan tabi’in. beliau
menyatakan,bahwa fiqh adalah ilmu yang menerangakan segala hak dan kewajiban.
Yang dimaksud dari definisi tersebut adalah suatu ilmu pengetahuan yang
menerangkan dari segala yang diwajibkan ,disunahkan , dimakruhkan dan yang di
bolehkan dalam ajaran agama islam .

 Definisi fiqh menurut para ahli ushul dari ulama-ulama hanafiah

definisi fiqh menurut ulama-ulama hanafiah adalah :

ilmu yang menerangkan segala hak dan kewajiban yang berhubungan dengan amalan
dan para mukallaf

 Definisi fiqh yang dikumukakan oleh pengikut-pengikut imam syafi’i

Ilmu yang menerangkan tentang segala hukum agama yang berhubungan


dengan perbuatan para mukallaaf yang dikeluarkan dari dalil-dali yang jelas

Definisi fiqh menurut ali al Tahamawi adalah:

“Bahwa ulama-ulama syafi’iyah menta’rifkan fiqh dengan ilmu yang amaliah yang
diambil dari dalil-dalilnya yang tafshily.menreka menjadikanya empat bagian.
Mereka mengatakan bahwa hukum-hukum sara’ itu yang berpautan dengan urusan
akhirat yaitu soal-soal ibadat,ada yang berpautan denagan urusan dunia,yang
berpautan dengan urusan kehidupan seseorang, yaitu urusan muamalat,ada yang
berpautan dengan kelanjutan hidup suku manusia,yatu soal-soal munakhat,ada yang
berpautan dengan pergaulan umum yaitu soal-soal uqubat.

B. PENGERTIAN USHUL FIQH

Definisi ushul fiqh menurut Prof.Dr.TM.Hasbi Ash Shiddieqy mengemukakan


bahwa ushul fiqh adalah :

“Kaidah-kaidahyang dipergunakan untuk mengeluarkan hukum dari dalil-


dalilnya,dan dalil-dalil hukum (kaidah-kaidah yang menetapkan dalil-dalil

hukum).”
BAB II

A. HUBUNGAN FIQH DAN USHUL FIQH

Adapun hubungan fiqh dan ushul fiqh adalah :

Ilmu fiqh merupakan produk atau hasih dari ushul fiqh sedangkan ushul fiqh
adalah kaidah-kaidah yang menjadi sarana istinbat hukum syar’i dari sumber-sumbernya
yang terperinci
Jadi kesimpulanya ilmu fiqh merupakan hasil produk atau kajian dari ushul fiqh.

BAB III

A. RUANG LINGKUP USHUL FIQH

 Faedah ilmu fiqh bagi manusia


Ilmu fiqh memberikan petunjuk kepada manusia tentang pelaksanaan
nikah, thalaq, rujuk dan memlihara jiwa, harta benda seru kehormatan, juga
mengetahui segala hukum-hukum yang berhubungan dengan perbuatan manusia.
Dan mana-mana yang haram, halal, yang sah, mana yang batal dan mana pula
yang pasid.

 Hukum mempelajari fiqh, terbagi dua bagian :


1. Ada ilmu fiqh yang wajib dipelajari oleh seluruh umat Islam yang
mukallaf, seperti mempelajari shalat dll
2. Ada ilmu fiqh yang wajib dipelajari oleh sebagian orang umat Islam,
seperti mengetahui masalah ruju’ .
B. PEMBAHASAN USHUL FIQH

Arti ushul fiqh harus kita ketahui arti “asal”(sumber).menurut istilah agama
sesuatu yang menjadi dasar (sendi) oleh suatu yang lain.

Asal menurut istilah dipakaikan kepada 5 pengertian :

a. Kaidah kulliyah (peraturan umum), melakasankan semua aturan-aturan yang


ditetapkan oleh syara’.
b. Rajih (terkuat), asal pada perkataan seseorang benar menurut orang yang
mendengar.
c. Mustashhab, menetapkan hukum sesuatu atas hukum yang telah ada.
d. Maqis’alaih (tempat mengqiaskan),seperti haram riba pada padi karena haram
riba pada gandum
e. Dalil (alasan), asal hukum sesuatu karena dalilnya seperti wajib zakat karena
firman Allah.

BAB IV

A. SUMBER-SUMBER FIQH DALAM ISLAM

 Al-Quran

Adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW untuk menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia. Al – Quran terdiri dari
30 Juz dan 114 Surat sedangkan bilangan ayatnya 6666 Ayat .
Menurut Pendapat Syekh Muhammad Abduh isi Al – Quran itu antara
lain:
a. Tauhid
b. Ibadah
c. Janji baik dan janji buruk
d. Menjelaskan jalan kebahagiaaan
e. Sejarah – sejarah
 Sunnah

Sunnah artinya cara yang dibiasakan atau cara yang dipuji. Sedangkan
menurut istilah agama yaitu perkataan Nabi, perbuatannya dan taqririnya (yakni
ucapan dan perbuatan sahabat yang beliau diamkan dengan arti
membenarkannya). Sunnah terbagi atas beberapa macam yaitu :
1. Sunnah Qauliyah
2. Sunnah Fiqliyah
3. Sunnah Taqririyah

 Qias

Qias digunakan untuk memetapkan hukum suatu masalah, jika tidak


terdapat ketetapannya dalam Al-Quran dan Hadits dapat ditetapkan dengan
menggunakan Qias. Untuk dapat melakukan Qias itu terdapat dua pokok yang
diperlukan yaitu :

1. Maqis Alaih (Tempat mengqiaskan)


2. Maqis (yang diqiaskan)

 Ijma’

Ijma’ yaitu kesepakatan para ulama dalam menyelesaikan suatu masalah


atau persoalan. Dilihat dari bentuknya Ijma’ terbagi dua bagian yaitu :

1. Ijma’ Qath’iy
2. Ijma’ Sukutiy

 Ijtihad

Ijtihad artinya bersungguh–sungguh, mencurahkan pemikiran,


menghabiskan kesanggupan. Menurut istilah Ijtihad adalah mencurahkan
kesanggupan yang ada dalam membahas (menyelidiki) suatu masalah untuk
mendapatkan suatu hukum yang sulit bertitik tolak kepada kitab dan sunnah.

 Ittiba

Ittiba artinya menurut atau mengikut, menurut istilah agama yaitu


menerima ucapan atau perkataan orang serta mengetahui alasan – alasannya
(dalil) baik itu dalil Quran maupun Haditsyang dapat dijadikan Hujjah.
 Taqlid

Taqlid artinya mengikut tanpa alasan, meniru dan menurut tanpa dalil.
Menurut istilah agama menerima suatu ucapan orang lain serta memperpegangi
tentang suatu hukum agama dengan tidak mengetahui keterangan – keterangan
dan alasan alasannya.

 Istidqlal

Istidqlal artinya minta penunjukan, mencari alasan atau dalil. Dalam


istilah Ushul Fiqh yang dimaksud dengan istidqlal yaitu segala sesuatu yang tidak
dijumpai dalam ketentuan – ketentuan Syara’ (Al-Quran dan Hadits). Dan tidak
ada pula pada Ijma’ dan Qias.

BAB V

A. PERANAN DAN KEDUDUKAN FIQH DAN USHUL FIQH

 Peranan dan kedudukan fiqh

Peranan dan kedudukan Fiqh adalah menerapkan Hukum Islam terhadap


seluruh tindakan maupun perbuatan,perkataan dan tindak-tanduk
sebagainya,berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya.

 Peranan dan kedudukan ushul fiqh

Ushul Fiqh adalah kaidah-kaidah yang dipergunakan untuk


mengistimbathkan hukum dan dalil-dalil yang terinci kuat.

Jadi peranan kedudukan Fiqh dan Ushul adalah suatu hal yang tidak dapat
dipisahkan,sebab keduanya saling butuh membutuhkan,dalam sasarannya
menerapkan hukum Islam terhadap orang-orang yang mukkallaf.

BAB VI
A. ‘AM DAN KHAS

 ‘Am menurut bahasa artinya merata, yang umum dan menurut istilah adalah
“lafadz yang memiliki pengertian umum, terhadap semua yang termasuk dalam
penegertian lafadz itu.

Mazhab Hanafi berpendapat bahwa dalalah al-'am merupakan dalalah qat'iyah


sehingga takhshish tidaklah terlalu penting. Sedangkan jumhur Syafi'iyah dan
sebagian Hanafiyah berpendapat dalalah al-'am bersifat zanni sehingga diperlukan
takhshish.

 Khas ialah lafadz yang menunjukkan arti yang tertentu, tidak meliputi arti umum,
dengan kata lain, khas itu kebalikan dari `âm. Menurut jumhur ulama’ dalalah
khas menunjuk kepada dalalah qath’iyyah terhadap makna khusus yang dimaksud
dan hukum yang ditunjukkannya adalah qath’iy, bukan dzanniy, selama tidak ada
dalil yang memalingkannya kepada makna yang lain.

BAB VII

A. KAIDAH-KAIDAH FIQH USHUL FIQH

 Kaidah fiqh

Kaidah fiqh yaitu kaidah-kaidah yang bersifat umum yng mengelompokan


masalah-masalah fiqh terperinci menjadi beberapa kelompok. Dan kaidah-kaidah
fiqh juga merupakan kaidah atau pedoman yang memudahkan dalam
mengistimbathkna (menyimpulkan) hukum bagi suatu masalah yaitu dengan cara
menggolongkan masalah-masalah yang serupa dengan suatu kaidah.

 Kaidah ushul fiqh

Kaidah ushul fiqh adalah ketentuan global yang berupa perintah.seperti


perintah dalam al-quran :”kerjakanlah shalat,bayarlah zakat, jadi kesimpulanya
kaidah ushul fiqh adalh perintah yang menandakan suatu kewajiban.

BAB VIII
A. SEJARAH ILMU FIQH

 Masa Rosuluallah SAW

Priode ini sering disebut dengan priode risalah,karna pada masa ini agama
islam baru didakwahkan.pada priode ini ,masalh ilmu fiqh deserahkan
sepenuhnya kepada Nabi Muhammad SAW.

 Masa Khulafur Rasyidin

Demilai sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW sampai pada masa


berdirinya dinasti Umayyah.sumber fiqh pada masa ini adalah Al-quran,sunah dan
juga ijtihad para sahabat yang masih hidup.

 Masa awal pertumbuhan fiqh

Pada masa ini,para fiqh seperti Ibnu Mas’ud mulai menggunakan nalar untuk
berijtihad. Ibni Mas’ud pada masa itu berada di daerah Iraq yang kebudayaanya
berbeda dengan daerah Hijaz tempat islam awalnya bermula.Ummar Bin Khattab
pernah menggunakan pola yang dimana mementingkan kemaslahatan uamat
dibandingakan dengan keterikatan akan makna harfiah dari kitab suci, dan
diapakai oleh para fiqh .

Anda mungkin juga menyukai