Disusun Oleh:
Nur Handayani Zain (60400122013)
Mutmainnah (60400122016)
Puji syukur kami panjatkan atas rahmat dan ridho Allah SWT, karena
tanpaNya kami tak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat
waktu. Tak lupa pula kita haturkan shalawat Nabi besar Muhammad SAW yang
telah menuntun kita ke arah jalan yang dirahmati Allah SWT.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Nurkhalis Irfan, S.Ag., M.Ag.,
M.A. selaku dosen mata kuliah Ilmu Fiqih atas arahannya terhadap pengerjaan
tugas makalah mengenai topik “Fiqih, Syariah, dan Klasifikasi Ilmu Fiqih“ dan
tentu dalam pembuatan makalah ini tak lepas dari bantuan banyak pihak serta
sumber-sumber referensi yang ada.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
sehingga kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun
dari teman-teman agar makalah ini menjadi bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar Belakang
Al-Qur’an dan Hadits yang sampai kepada kita masih otentik dan orisinal.
Orisinalitas dan otentisitasnya didukung dengan penggunaan bahasa asli (arab)
dalam Al-Qur’an dan Hadits. Kedua hal tersebut telah menjadi dasar atau sumber
hukum bagi umat islam dalam mengambil dan menentukan hukum. Untuk
mengetahui bagaimana cara penetapan dan pengambilan hukum, maka ada cara
khusus yang disebut dengan metode. Metologi inilah yang akan berperan dalam
memahami hukum islam dari petunjuk-petunjuknya itu yakni ilmu fiqih.
Dalam pembahasan ini akan menyajikan beberapa kajian seperti
pengertian ilmu fiqih, fiqih, dan syari’at serta ruang lingkup dari ilmu fiqih. Ilmu
Fiqih adalah salah satu bidang ilmu dalam Syariat Islam yang secara khusus
membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia,
baik kehidupan pribadi, bermasyarakat, maupun kehidupan manusia dengan
Allah. Menurut sejarahnya, fiqih merupakan suatu produk ijtihad lebih dulu
dikenal dan dibukukan dibanding dengan yang namanya ushul fiqih. Ushul fiqih
adalah ilmu hukum dalam Islam yang mempelajari kaidah-kaidah, teori-teori dan
sumber-sumber secara terperinci dalam rangka menghasilkan hukum Islam yang
diambil dari sumber-sumber tersebut. Ilmu fiqih tidak mungkin ada jika tidak ada
ilmu ushul fiqih. Oleh karena itu, pembahasan pada makalah ini mengenai sejarah
pertumbuhan dan perkembangan ilmu fiqih serta pengenalan tentang syariat.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah pada makalah ini yaitu sebagai berikut;
1. Bagaimana Pengertian Syariah secara Etimologi dan Terminologi
2. Apa Pengertian Fiqih secara etimologi dan Terminologi
3. Bagaimana pengertian Fiqih Ibadah serta pembagian-pembagian Fiqih
Ibadah
4. Jelaskan yang dimaksud Fiqih Muamalah dan jenis-jenis Fiqih Muamalah
5. Bagaimana pengertian Fiqih Munaqahat dan ruang lingkupnya
3
6. Jelaskan pengertian Fiqih Jinayat dan ruang lingkupnya
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai pada makalah ini yaitu sebagai
berikut;
1. Menjelaskan pengertian Syariah secara Etimologi dan Terminologi
2. Menjelaskan pengertian Fiqih secara Etimologi dan Terminologi
3. Mengetahui pengertian Fiqih Ibadah serta pembagiannya
4. Mengetahui apa itu Fiqih Muamalah dan jenis-jenisnya
5. Mengetahui pengertian Fiqih Munaqahat dan ruang lingkupnya
6. Mengetahui pengertian Fiqih Jinayat dan ruang lingkupnya
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2. Pengertian Fiqih
6
yang terinci tentang amaliah manusia mukalaf yang diramu dan diformulasikan
sebagai hasil pemahaman terhadap syari’ah itu disebut fiqih.
1. Fiqih Ibadah
Kata ibadah menurut bahasa artinya (bahasa Arab, tha 'at). Taat yang
artinya patuh, tunduk dengan setunduk - tunduknya, artinya mengikuti semua
perintah dan menjauhi semua larangan yang dikehendaki oleh Allah SWT. Karena
makna asli ibadah itu menghamba, dapat pula diartikan sebagai bentuk perbuatan
yang menhambakan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.
Sedangkan menurut istilah ibadah adalah ketundukan manusia kepada Allah
yang dilaksanakan atas dasar keimanan yang kuat dengan melaksanakan semua
perintah-Nya dan meninggalkan larangan dengan tujuan mengharapkan keridhaan
Allah.
Dengan demikian Fiqih Ibadah adalah pemahaman ulama terhadap nash-
nash yang berkaitan dengan ibadah hamba Allah dengan segala bentuk
hukumanya. Yakni mempermudah pelaksanaan ibadah, baik yang bersifat
perintah, larangan, maupun pilihan-pilihan yang disajikan oleh Allah SWT dan
Rasulullah SAW.
Ibadah terbagi menjadi dua macam yaitu;
a. Ibadah Mahdah
Ibadah yang perintah dan larangannya sudah jelas secara dzahir dan tidak
memerlukan perubahan atau pengurangan. Contoh: Thoharoh, sholat, puasa,
zakat, dan haji.
b. Ibadah Ghairu Mahdhah
Ibadah yang cara pelaksanaanya dapat direkayasa oleh manusia artinya
bentuknya dapat beragam dan mengikuti situasi dan kondisi, tetapi substansi
ibadahnya tetap terjaga. Misalnya perintah melaksanakan perdagangan dengan
cara yang halal dan bersih, larangan melakukan perdagangan yang gharar,
mengandung unsure penipuan, dan sebagainya.
7
2. Fiqih Muamalah
Muamalah secara bahasa sama dengan kata (mufa 'alatan) yang artinya saling
bertindak atau saling mengamalkan. Adapun muamalah secara istilah adalah
aturan-aturan (hukum-hukum) Allah untuk mengatur manusia dalam kaitannya
dalam urusan duniawi dalam pergaulan sosial.
Jadi pengertian fiqih muamalah adalah hukum-hukum yang berkaitan dengan
tindakan manusia dalam persoalan keduniaan, misalnya dalam persoalan jual beli,
hutang piutang, kerja sama dagang, perserikatan, kerjasama dalam penggarapan
tanah, dan sewa menyewa.
fiqih muamalah terbagi atas beberapa macam yaitu;
a. Muamalah madiyah
Muamalah madiyah adalah masalah jualbeli, jaminan dan tanggungan,
pemindahan utang, bangkrut, batasan bertindak. perseroan, sewa menyewa,
gugatan dan masalah kontemporer seperti masalah bunga bank, dan asuransi
kredit.
b. Muamalah adabiyah
Muamalah adabiyah adalah ijab qabul, saling meridhai, tidak ada
keterpaksaan dari salah satu pihak, hak dan kewajiban, kejujuran dan segala
sesuatu yang bersumber dari indra manusia yang ada kaitannya dengan peredaran
harta dalam hidup bermasyarakat.
3. Fiqih Munaqahat
Fiqih munakahat adalah perangkat yang bersifat amaliyah furu'iyah
berdasarkan wahyu illahi yang mengatur hal ihwal yang berkenaan dengan
perkawinan yang berlaku untuk seluruh umat yang beragama islam. Arti nikah
ialah akad yang mengandung sahnya bersetubuh dengan kata nikah dan
sebagainya. Ruang lingkup fikih munakahat yaitu sebagai berikut:
a. Meminang
Setelah mendapatkan jodoh yang sesuai dengan pilihan dan petunjuk
agama, tahap selanjutnya menyampaikan kehendak untuk mengawini jodoh yang
telah didapatkan.
8
b. Nikah
Membicarakan kehidupan rumah tangga dalam perkawinan yang
menyangkut kehidupan yang patut untuk mendapatkan kehidupan yang sakinah,
rahmah dan mawaddah. Hak-hak dan kewajiban dalam perkawinan.
c. Talak
Dalam kehidupan rumah tangga mungkin terjadi suatu hal yang tidak
dapat dihindarkan yang menyebabkan perkawinan itu tidak mungkin
dipertahankan.
4. Fiqih Jinayat
Fikih jinayah merupakan sistem-sistem hukum yang mengatur terhadap
tindak pidana pencurian yang sering terjadi di kehidupan masyarakat dan
melindungi setiap hak untuk memiliki suatu benda yang dimiliki masyarakat.
Dalam hukum pidana islam (fiqih jinayah) bisa dikategorikan sebagai jarimah
taʼzir, yakni suatu bentuk kejahatan yang sanksi hukumnya tidak disebutkan
secara langsung oleh nash Al-Qur'an dan Al-Hadist, oleh karena itu sanksi atau
hukuman bagi pelaku jarimah ta'zir ini ditentukan oleh penguasa atau hakim.
ruang lingkup fikih jinayat yaitu:
a. Qishash
Qishash adalah penjatuhan sanksi sama persis terhadap pelaku jarimah
sebagaimana yang telah dilakukan terhadap korban.
Berdasarkan pengertian di atas maka qishash dibedakan menjadi dua yaitu
Qishash pembunuhan (yang merupakan hukuman bagi pembunuh). Qishash
anggota badan (yang merupakan hukuman bagi pelaku tindak pidana melukai,
merusak atau menghilangkan fungsi anggota badan). Contoh qishash adalah
dipotongnya tangan pelaku kejahatan akibat dia telah memotong tangan orang
lain.
b. Hudud
Hudud menurut istilah adalah sanksi yang telah di tetapkan kadarnya oleh
Allah bagi suatu tindakan kemaksiatan, untuk mencegah pada kemaksiatan yang
sama. Menurut syar'i, hudud adalah hukuman-hukuman kejahatan yang telah
9
ditetapkan oleh syara untuk mencegah dari terjerumusnya seseorang kepada
kejahatan yang sama
Tindak pidana atau jarimah hudud adalah: Had zina, dihukum bagi yang
ghairu muhsan 100 kali cambuk dan muhsan dihukum rajam, had qadhaf
(menuduh orang berbuat Zina) dihukum 80 kali cambuk, had sariqah (pencurian),
apabila sudah mencapai nisab dihukum potong tangan, had minum khamar
dihukum 40 kali cambuk.
c. Ta zir
Ta'zir adalah sanksi yang tidak secara tegas dijelaskan baik di dalam al-
Qur'an maupun hadist dan merupakan sanksi yang didasarkan atas kebijakan
pemerintah. Jarimah ta'zir yang jenis jarimahnya ditentukan oleh nas, tetapi
sanksinya oleh syari'ah diserahkan kepada penguasa, seperti sumpah palsu, saksi
palsu, mengurangi timbangan, menipu, mengingkari janji, menghianati amanah,
dan menghina agama.
10
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
12
masyarakat. Terbagi atas 3 ruang lingkupnya yaitu qishash, hudud, dan
ta’zir
Daftar Pustaka
13