MAKALAH
“Fiqh, Syariah, dan Hukum Islam”
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah:
Ushul Fiqh
Disusun Oleh:
Zaini Tafrikhan al- Kalimantany
NIM: 1112033100001
Al-Qur’an dan Hadis yang sampai kepada kita masih otentik dan orisinal.
Orisinalitas dan otentisitasnya didukung dengan penggunaan bahasa asli (arab)
dalam Al-Qur’an dan Hadis. Kedua hal tersebut telah menjadi dasar atau sumber
hukum bagi umat islam dalam mengambil dan menentukan hukum. Untuk
mengetahui bagaimana cara penetapan dan pengambilan hukum, maka ada cara
khusus yang disebut dengan metode. Metologi inilah yang akan berperan dalam
memahami hukum islam dari petunjuk-petunjuknya itu yakni ushul fiqh.
Dalam pembahasan ini akan menyajikan beberapa kajian seperti pengertan
ushul fiqh, fiqh, syari’at dan sumber hukum islam serta ruang lingkup dari ushul
fiqh. Ushul fiqh adalah pengetahuan mengenai berbagai kaidah dan bahasa yang
menjadi sarana untuk mengambil hukum-hukum syara’ mengenai perbuatan
manusia mengenai dalil-dalilnya yang terinci. Ilmu ushul fiqh dan ilmu fiqh
adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Ilmu ushul fiqh dapat diumpamakan
seperti sebuah pabrik yang mengolah data-data dan menghasilkan sebuah produk
yaitu ilmu fiqh.
Menurut sejarahnya, fiqh merupakan suatu produk ijtihad lebih dulu
dikenal dan dibukukan dibanding dengan ushul fiqh.Tetapi jika suatu peroduk
telah ada maka tidak mungkin tidak ada pabriknya.Ilmu fiqh tidak mungkin ada
jika tidak ada ilmu ushul fiqh.Oleh karena itu, pembahasan pada makalah ini
mengenai sejarah pertumbuhan dan perkembangan ilmu ushul fiqh.Sehingga kita
bisa mengetahui bagaimana dan kapan ushul fiqh itu ada.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Syariah
Secara etimologis syariah berarti “jalan yang harus diikuti.” Kata syariah
muncul dalam beberapa ayat Al-Qur’an, seperti dalm surah Al-Maidah:48, asy-
Syura: 13, yang mengandung arti “ jalan yang jelas yang membawa kepada
kemenangan.”(Prof. Dr. H. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqih. Hal. 1). Dalam hal ini
agama yang ditetapkan oleh Allah disebut syariah, dalam artian lughawi karena
umart isla selalu melaluinya dalam kehidupannya.
Menurut para ahli, syariah secara terminologi adalah “segala titah Allah yang
berhubungan dengan tingkah laku manusia diluar yang mengenai akhlak”.
Dengan demikian syariah itu adalah nama bagi hukum-hukum yang bersifat
amaliah. Karena memang syariah itu adalah hukum amaliah yang berbeda
menurut perbedaan Rasul yang membawanya dan setiap yang dating kemudian
mengoreksi yang dating lebih dahulu. Sedangkan dasar agama yaitu tauhid/aqidah
tidak berbeda antara Rasul yang satu dengan yang lain. Sebagian ulama ada yang
mengartikan syariah itu dengan: “ Apa-apa yang bersangkutan dengan peradilan
serta pengajuan perkara kepada mahkamah dan tidak mencakup kepada hal yang
halal dan haram.” Lebih dalam lagi Syaltut mengartikan syariah dengan “hukum-
hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan Allah bagi hamba-hambaNya untuk
diikuti dalam hubungannya dengan Allah dan hubungannya dengan
manusia.Dr.Farouk Abu Zeid menjelaskan bahwa syariah itu adalah apa-apa yang
ditetapkan Allah melalui lisan Nabi-Nya.Allah adalah pembuat huku yang
menyangkut kehidupan agama dan kehidupan dunia.
2. Pengertian Fiqh
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian yang telah dipaparkan, bahwa ilmu ushul fiqh sangatlah penting
dalam perumusan, penggalian dan penetapan hukum.Para mujtahid yang
berkecipung dalam hal ini sudah mempelajari metode yang telah ditentukan,
sehingga dalam mengistinbathkan hukum mereka tidak main-main. Meskipun
dalam perjalanan terdapat perbedaan pendapat baik mengenai status hukum atau
perbedaan dalam metode menentukan hukum yang mengakibatkan terjadinya
beberapa aliran dalam ilmu ushul fiqh, namun itu semua merupakan suatu hal
yang biasa dan perlu untk dicermati sehingga akan membuat umat semakin bijak
dalam mengambil hukum.
Daftar Pustaka
Syarifuddin Amir, ushul fiqh, Jakarta; Kencana Perdana Media Group. 2011
Syafe’I Rachmat, ilmu ushul fiqih. Bandung; Pustaka Setia, 2010
www.Wikipedia.com , mukallaf, mujtahid,; ciputat, akses pada 10 maret 2013
hakim, abdul hamid, al-bayan.
[1] Prof. Dr. H. Amir Syarifuddin, ushul fiqh. Hal. 1
[2] Abdul hamid hakim, al-bayan. Hal 3-4
[3] Prof. Dr. Rachmat Syafe’I, MA. Ilmu ushul fiqh.Hal. 18
[4] Prof. Dr. H. Amir Syarifuddin, ushul fiqh. Hal. 3
[5] Mukallaf adalah muslim yang dikenai kewajiban atau perintah dan menjauhi larangan agama
(pribadi muslim yang sudah dapat dikenai hukum). Seseorang berstatus mukallaf bila ia telah
dewasa dan tidak mengalami gangguan jiwa maupun akal. Sedangkan mujtahid adalah ialah orang-
orang yang berijtihad hanya pada beberapa masalah saja, jadi tidak dalam arti keseluruhan, namun
mereka tidak mengikuti satu madzhab. Misalnya, Hazairin berijtihad tentang hukum kewarisan
Islam, Mahmus Junus berijtihad tentang hukum perkawinan, A. Hasan Bangil berijtihad tentang
hukum kewarisan dan hukum lainnya, Prof. Dr. H. M. Rasyidi berijtihad tentang filsafat Islam.
Wikipedia, mukallaf.Mujtahid.
[6] Prof. Dr. H. Amir Syarifuddin, ushul fiqh.Hal. 5
[7] Ibid.Hal. 6-7
[8] Abdul hamid hakim, al-bayan. Hal 3-4
Istilah addin al-Islam, tercantum dlm al-Qur’an S.al-Maaidah (5) ayat 3, mengatur
hubungan manusia dengan Allah (Tuhan), yg. bersifatvertikal, hubungan manusia
dengan manusia lain dalam masyarakat dan alam lingkungan hidupnya (bersifat
horizontal). Ajaran Islam atau addin al-Islam bersumber dari wahyu (al-Qur’an)
dan sunnah Rasul (al-Hadits), serta ar-ra’yu (akal pikiran) manusia melalui ijtihad.
Dengan mengikuti sistematika Iman, Islam dan Ikhsan, kerangka dasar agama
Islam (ajaran Islam) terdiri dari (1) akidah, (2) syari’ah dan (3) akhlak.
Makna atau pengertian Akidah adalah Iman, keyakinan yang menjadi pegangan
hidup setiap pemeluk ajaran (agama) Islam, rukun iman, adalah asas seluruh
ajaran Islam. Ilmu yang membahas mengenai akidah, yaitu: ilmu kalam, atau ilmu
tauhid (membahas keesaan Allah), atau usuluddin, membahas dan memperjelas
asas agama Islam. Menurut Ibnu Khaldun, ilmu kalam adalah ilmu yang
membahas akidah untuk mempertahankan iman dengan mempergunakan akal
pikiran. Aliran ilmu kalam yang terpenting adalah Ahlus-sunnah wal jama’ah
atau Sunni, dan Syi’ah (dianut di Iran).
Syari’ah adalah norma ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan Allah,
hubungan manusia dengan manusia lain dalam kehidupan sosial, hubungan
manusia dengan benda dan alam lingkungan hidupnya. Yang berupa (a) kaidah
ibadah, mengatur cara dan upacara hubungan langsung manusia dengan Allah,
(b) kaidah muammalah, yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lain
dan benda dalam masyarakat.
Kaidah ibadah sifatnya tertutup, berlaku asas bahwa, semua perbuatan ibadah
dilarang dilakuka, kecuali kalau perbuatan itu telah ditetapkan oleh Allah,
dicontohkan oleh Rasul-Nya.Dilapangan ibadah tidak ada pembaharuan (bid’ah).
Kaidah muamalah (t) pokok-pokoknya saja yang ditentukan dlm al-Qur’an dan
Sunnah Rasul (Nabi Muhammad).Perinciannya terbuka bagi akal manusia untk
berijtihad.
Contoh, kaidah yang membolehkan seorang laki-laki beristri lebih dr. seorang,
dlm.Q.S. an-Nisa (4) ayat 3 dihubungkan dgn.Ayat 129.Di Indon terlihat dlm Psl.
3 dan 4 UU no. 1 Thn. 1974 ttg. Perkawinan, menentukan syarat-syarat yang
harus dipenuhi oleh seorang laki-laki kalau ia hendak beristri lebih dr. seorang.
Kaidah asal bidang muamalah adalah kebolehan (ja’iz atau ibahah).Dibidang
muamalah dapat (boleh) dilakukan pembaharuan atau modernisasi, asal tidak
bertentangan dgn. Ajaran Islam.
Akhlak berasal dari kata khuluk berarti perangai, sikap, watak, budi pekerti.
Akhlak dpt dibagi, akhlak terhadap Khalik (pencipta alam semesta), akhlak
terhadap manusia, makhluk. Sumber akhlak Islam adalah al-Qur’an dan al-
Hadits.
Akhlak dapat dibagi dalam:
1. akhlak terhadap Allah, pencipta, pemelihara dan penguasa alam semesta.
Ilmu yang mempelajari, mendalami akhlak disebut ilmu tasawuf (sufisme, dlm
bhsa Inggris mystic),
2. akhlak terhadap sesama manusia misal menegakkan keadilan dan
kebenaran bagi diri sendiri, bagi kepentingan masyrkat,
3. akhlak terhadap selain manusia, yaitu lingkungan hidup.
Dari ketiga komponen agama Islam yang menjadi kerangka dasar ajaran (agama)
Islam dikembangkan sistem filsafat Islam, sistem hukum Islam, sistem pendidikan
Islam, sistem ekonomi Islam dst.
HUKUM ISLAM
Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dari dan menjadi bagian agama
Islam (ad Din al Islam). Dlm konsep hkm Barat, hukum adalah peraturan yang
sengaja dibuat oleh manusia untuk mengatur kepentingan manusia dlm
masyarkt.tertentu.
Beberapa istilah yg.perlu dijelaskan (1) hukum, (2) hukm dan ahkam, (3) syari’ah
atau syari’at, dan (4) fikih atau fiqh.
Hukm dan Ahkam
Menurut konsepsi hukum Islam, yang dasar dan kerangka hukumnya ditetapkan
oleh Allah, hukum (bahasa Arab: hukm, jamak: ahkam) itu tidak hanya mengatur
hubungan manusia dengan manusia lain dan benda dalam masyarakat, tetapi juga
hubungan hubungan manusia dengan Tuhan (Allah), hubungan manusia dengan
diri sendiri, hubungan manusia dengan benda dalam masyarakat serta alam
sekitar.
Interaksi manusia dalam berbagai tata hubungan diatur oleh seperangkat ukuran
tingkah laku yang disebut hukm, jamak: ahkam.
Hukm adalah patokan, tolok ukur, ukuran atau kaidah mengenai perbuatan atau
benda.
Dalam sistem hukum Islam ada lima (5) hukum atau kaidah yang digunakan sbg.
Patokan mengukur perbuatan manusia baik di bidang ibadah maupun muamalah
Lima jenis kaidah tsb. Disebut al-ahkam al-khamsah atau penggolongan yang
lima, yaitu: (1) ja’iz atau mubah atau ibahah, (2) sunnat, (3) makruh, (4) wajib,
dan (5) haram Penggolongan hukum ini disebut juga hukum taklifi, yi : norma
atau kaidah hukum Islam yang mungkin mengandung kewenangan terbuka yaitu
kebebasan memilih untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu perbuatan,
disebut ja’iz atau mubah. Hukum taklifi mengandung anjuran untuk dilakukan
karena jelas manfaatnya (sunnat); mengandung kaidah yang seyogyanya tidak
dilakukan karena jelas tidak berguna (makruh); mengandung perintah yang wajib
dilakukan (fardhu atau wajib) ; mengandung larangan untuk dilakukan (haram)
Hukum wadhi yaitu hukum yang mengandung sebab, syarat dan halangan
terjadinya hukum. Halangan atau mani’
Syari’at
Dilihat dari segi ilmu hukum, syari’at merupakan norma hukum dasar yang
ditetapkan Allah, yang wajib diikuti oleh orang Islam berdasarkan iman yang
berkaitan dengan akhlak, baik dalam hubungannya dengan Allah maupun dengan
sesama manusia dan benda dalam masyarakat. Norma hukum dasar ini dijelaskan
lebih lanjut oleh Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya.
Fikih
Ilmu fikih adalah ilmu yang bertugas (berusaha) memahami/ menentukan dan
menguraikan norma-norma hukum dasar yang terdapat didalam Al-Qur’an dan
ketentuan umum yang terdapat dalam Sunnah Nabi Muhammad yang direkam
dalam kitab-kitab hadist, untuk diterapkan pada perbuatan manusia yang telah
dewasa yang sehat akalnya (mukallaf), yang berkewajiban melaksanakan hukum
Islam.
Hasil pemahaman tentang hukum Islam disusun secara sistematis dalam kitab-
kitab fikih.
Contoh :
Hukum fikih Islam karya H. Sulaiman Rasyid, Al Um artinya kitab induk karya
Mohammad Idris as-Syafi’i, dialihbahasakan oleh Tengku Ismail Yakub.
Dalam kepustakaan hukum Islam berbahasa Inggris syariat Islam disebut Islamic
Law, sedang fikih Islam disebut Islamic Jurisprudence.
Didalam bahasa Indonesia untuk syariat Islam sering digunakan kata-kata hukum
syariat atau hukum syara, untuk fikih Islam digunakan istilah hukum fikih.
Syariat adalah landasan fikih, fikih adalah pemahaman tentang syariat.
Didalam Al-Qur’an Surah al-Jatsiah (45) ayat 18, surat at-Taubah (9) ayat 122
terdapat perkataan syariah dan fikih
Hukum fikih, sebagai hukum yang diterapkan pada kasus tertentu dalam keadaan
konkrit, mungkin berubah dari masa ke masa dan mungkin pula berbeda dari satu
tempat ke tempat lain. ini sesuai dengan ketentuan yang disebut juga dengan
kaidah hukum fikih yang menyatakan bahwa perubahan tempat dan waktu
menyebabkan perubahan hukum. Perubahan tempat dan waktu yang menyebabkan
perubahan hukum itu, dalam sistem hukum Islam disebut illat (latar belakang
yang menyebabkan ada atau tidak adanya hukum atas sesuatu hal).Kesimpulan
bahwa hukum fikih itu cenderung relatif, tidak absolut seperti hukum syariat yang
menjadi sumber hukum fikih itu sendiri. Sifatnya zanni yakni sementara belum
dapat dibuktikan sebaliknya, ia cenderung dianggap benar. Sifat ini terdapat pada
hasil karya manusia dalam bidang apapun juga.
Berlawanan dengan hukum fikih yang semuanya bersifat zanni (dugaan), hukum
syariat ada yang bersifat pasti.Yang pasti, karena itu berlaku absolut, disebut
qath’i, seperti misalnya ayat-ayat al-Qur’an yang menentukan kewajiban shalat,
zakat, puasa, haji dan ayat-ayat kewarisan. Juga sunnah Nabi yang mewajibkan
manusia menuntut ilmu pengetahuan.
Contoh :
Hukum syariat membolehkan perceraian, para ahli hukum (fikih) Islam tidak
boleh menggariskan ketentuan hukum fikih yang melarang perceraian.Hukum
syariat menentukan bahwa wanita dan pria sama-sama menjadi ahli waris dari
almarhum orangtua dan keluarganya.Hukum fikih tidak boleh merumuskan
ketentuan yang menyatakan bahwa wanita tidak berhak menjadi ahli waris.
Hukum Islam, baik dalam pengertian syariat maupun dalam pengertian fikih,
dapat dibagi dua :
(1) bidangibadah dan
(2) bidangmuamalah.