Anda di halaman 1dari 19

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Uas fiqih dan Ushul

fiqih

Dosen pengampu : Dr. H. ZAINAL ARIFIN Lc. M. Ag.

Disusun Oleh:

Finasari (200601124)

Studi Al-Qur'an dan tafsir

Fakultas Ushuluddin dan studi agama

Universitas Islam negeri mataram

T.A. 2020/2021
Kata pengantar

Bismillahirrahmanirrahim...

segala puji hanya untuk Allah, Tuhan seru sekalian alam. Tak lupa pula shalawat dan

salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Rasulullah terakhir yang diutus

dengan membawa syari'ah yang mudah, penuh rahmat, dan membawa keselamatan dalam

kehidupan dunia dan akhirat.

Ilmu fiqih merupakan hasil pengerahan potensi insani dalam meraih sebanyak mungkin

nilai-nilai samawi yang diproyeksikan didalam kenyataan-kenyataan duniawi dan harapan

ukhrawi.Secara keseluruhan, ilmu tersebut tidak mudah dipahami.Oleh karena itu, sebuah

pengantar dari ilmu tersebut sangat penting karena dapat mengarahkan pemahaman menuju ilmu

fiqih yang sesungguhnya. Selain itu, sebagai sebuah disiplin keilmuan, ilmu fiqih akan terus dan

harus berkembang. Sekalipun demikian, perubahannya dalam sejarah menunjukkan dinamika.

Kadang-kadang, ia berubah sangat pesat, adakalanya pula terlihat lambat. Bahkan, tidak jarang

tampak statis.Padahal, tuntutan atas perkembangannya merupakan konsekuensi logis dari beban

dan tuntunan perubahan Masyarakat dan umat Islam sendiri.

Bagaimanapun, ilmu fiqih berkaitan dengan salah satu aspek hidup dan kehidupan

masyarakat.Akan tetapi tampak pula di dalam sejarah bahwa ilmu fiqih bukan hanya sebagai

pengontrol, tetapi juga sebagai pengarah dan penggerak kehidupan masyarakat.Ilmu fiqih

menjadi salah satu unsur perekayasaan masyarakat.Sehubungan dengan itu, ijtihad memainkan

peran yang sangat penting.

Makalah ini dibuat dengan tujuan disamping memenuhi tugas dari mata kuliah ushul fiqih

tujuan lainnya juga sebagai salah satu usaha untuk memberikan wawasan pemikiran secara
umum, khususnya kepada para mahasiswa dan umumnya kepada para peminat ilmu kesyari'ah an

didalam memahami disiplin ilmu fiqih. Diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat

walau tentunya masih jauh dari kata sempurna.Untuk itu, saran dan kritik sangat diperlukan dari

para pembaca terimakasih.

Mataram, juni 2021

Finasari
Daftar isi

Kata pengantar.........................................................................................

Daftar isi.....................................................................................................

Bab 1 Pendahuluan

A. Latr belakang.........................................................................................

B. Rumusan masalah.................................................................................

C. Tujuan....................................................................................................

Bab 2 Pembahasan

A. Pengertian syariah, fiqih, hukum, dan Ushul fiqih...............................

B. Perbedaan syariah, fiqih, hukum, dan Ushul fiqih...............................

Bab 3 Penutup

A. Kesimpulan............................................................................................

B. Daftar pustaka.......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATR BELAKANG

Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah, logis dan memiliki obyek

dan kaidah tertentu. Fiqih tidak seperti tasawuf yang lebih merupakan gerakan hati dan perasaan.

Juga bukan seperti tarekat yang merupakan pelaksanaan ritual-ritual.Pembekalan materi yang

baik dalam lingkup sekolah, akan membentuk pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan

memiliki budi pekerti yang luhur. Sehingga memudahkan peserta didik dalam

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin

banyak masalah-masalah muncul yang membutuhkan kajian fiqih dan syari’at. Oleh karena itu,

peserta didik membutuhkan dasar ilmu dan hukum Islam untuk menanggapi permasalahan di

masyarakat sekitar.

Tujuan pembelajaran Fiqih adalah untuk membekali peserta didik agar dapat mengetahui

dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil

naqli dan dalil aqli melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Maka

dari itu dalam makalah ini akan membahas mengenai fiqih, syari'ah, hukum, beserta Ushul fiqih.

B. Rumusan masalah

1. Sejauh mana pengertian dari Syari'ah, Fiqih, Hukum, dan Ushul Fiqih?

2. Bagaimana perbedaan antara Syariah, Fiqih, Hukum, dan Ushul fiqih?

C. Tujuan
1. Mengenal apa itu Syariah, Fiqih, Hukum, dan Ushul Fiqih

2. Mengetahui perbedaan antara Syariah, Fiqih, Hukum, dan Ushul fiqih.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian syari'ah, fiqih, hukum, dan ushul fiqih

1. Syari'ah

Kata syari'ah, menurut bahasa, mempunyai banyak arti sesuai dengan ushlub kalimatnya

sendiri.Seringkali syari'ah berati "ketetapan dari Allah bagi hamba-hambanya".Kadang-kadang

juga berarti" Jalan yang ditempuh oleh manusia atau jalan yang menuju ke air" Atau berarti

"jelas". Dalam surah al-jatsiyah ayat 18 disebutkan:

ْ‫ك ع َٰلى َش ِر ْي َع ٍة ِّمنَ ااْل َ ْم ِر فَاتَّبِ ْعهَا َواَل تَتَّبِ ْع اَ ْه َو ۤا َء الَّ ِذ ْينَ اَل يَ ْعلَ ُمو‬
َ ‫ثُ َّم َج َع ْل ٰن‬

" Kemudian kami jadikan engkau diatas perkara yang disyarkatkan, maka ikutilah syari'ah itu

dan janganlah engkau hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui ".

Dari ayat tersebut dapat terlihat jelas bahwa: a. Syari'ah itu dari Allah, b. Syari'ah itu harus

diikuti, dan c. Syari'ah tidak menuruti keinginan hawa nafsu.

Menurut istilah para ulama, syari'ah adalah; " Hukum-hukum yang ditetapkan oleh Allah untuk

hamba-hambanya yang dibawa oleh salah seorang nabinya yakni Rasulullah SAW, baik hukum-

hukum tersebut berhubungan dengan cara-cara tingkah laku, yaitu yang disebut dengan hukum-

hukum cabang (furu) ".

Selain itu, pada mulanya, syari'ah juga mencakup cara-cara beritikad yang benar, yaitu yang

disebut dengan hukum-hukum pokoq dan i'tiqadiyah. Tetapi dalam sejarah, hal semacam ini

dihimpun dalam ilmu kalam.Demikian pula cara-cara berakhlaq dan perbuatannya, yang
kemudian dipisahkan dari ilmu fiqih dan dihimpun dalam ilmu tasawuf.Oleh karena itu, pada

dasarnya, pengertian syari'ah sepadan dengan pengertian agama (al-millah WA al-ddin).1Inilah

syari'ah dalam pengertiannya yang sangat luas dan menyeluruh, meliput seluruh ajaran agama

baik yang berkaitan dengan akidah maupun yang berkaitan dengan perbuatan lahir manusia dan

sikap batin mereka. Dengan kata lain, syari'ah meliput iman, islam, dan ihsan.

Akhir -akhir ini pengertian syari'ah dalam kaitannya dengan fiqih mempunyai pengertian yang

sempit dan terbatas pada hukum-hukum yang tegas (qath'i) yang tak dapat digugat lagi yang

berasal dari Al-qur'an al karim dan sunnah yang shahih, atau yang ditetapkan oleh ijma. Dengan

demikian, syari'ah bisa diartikan dengan arti yang sangat luas, dan dapat pula diartikan dengan

arti yang sempit, tergantung pada materi pembahasannya serta dalam hubungan apa peristilahan

tersebut digunakan.2

2. Fiqih

Kata "fikh" (‫ ) فقه‬, secara etimologis berarti "paham yang mendalam". Bila " Paham" Dapat

digunakan untuk hal-hal yang bersifat lahiriah, maka fikh berarti paham yang menyampaikan

ilmu lahir kepada ilmu batin. Karena itulah at-Tirmidzi menyebutkan "fiqh tentang sesuatu"

Berarti mengetahui batinnya sampai kedalamannya.Sedangkan Secara definitif, fiqh berarti "ilmu

tentang hukum-hukum syar'i yang bersifat amaliah yang digali dan ditemukan dengan dalil-dalil

yang tafsili".3

Dalam perkembangan selanjutnya, yakni setelah daerah islam meluas dan setelah cara istinbath

menjadi mapan serta fiqh menjadi satu ilmu yang tersendiri, maka fiqh diartikan dengan
1
A. Hanafi M. A., pengantar dan sejarah Hukum,cetakan pertama, Bulan Bintang:Jakarta, 1970 hal. 7.

2
Prof. H. A. Djazuli, Ilmu Fiqh penggalian, perkembangan,dan peneranpan hukum Islam edisi revisi,kencana, hal. 3

3
Prof. Dr. H. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqih jilid 1 hal. 3
"sekumpulan hukum syara' yang berhubungan dengan perbuatan yang diketahui melalui dalil-

dalilnya yang terperinci dan dihasilkan dengan jalan ijtihad". Atau lebih jelas lagi seperti yang

dikemukakan oleh al-Jurjani berikut ini: " Fiqh menurut bahasa berarti paham terhadap tujuan

seseorang pembicara. Menurut istilah : fiqh ialah mengetahui hukum-hukum syara' yang amaliah

(mengenai perbuatan, perilaku) dengan melalui dalil-dalilnya yang terperinci. Fiqh adalah ilmu

yang dihasilkan oleh pikiran serta ijtihad (penelitian) dan memerlukan wawasan serta

perenungan.Oleh karena itu Allah tidak bisa disebut sebagai "faqih" (Ahli dalam fiqh), karena

baginya tidak ada sesuatu yang tidak jelas".

Pada masa ini orang yang ahli dalam fiqh disebut dengan faqih atau dengan menggunakan

bentuk jama' yaitu fuqaha. Fuqaha ini termasuk dalam kategori ulama, meskipun tidak setiap

ulama adalah Fuqaha, ilmu fiqh disebut pula dengan ilmu furu, ilmu alhal, ilmu halal wa al

haram, syariah wa al ahkam.4

Fiqh sebagai suatu disiplin ilmu:

Adapun dalam pengertian terminologi (istilah), terdapat variasi definisi (ta'rif) fiqh, antara lain,

definisi yang dikemukakan oleh ibnu al-Hajib, sebagaimana yang dikutip ibnu Qudamah:

‫العلم با الحكام الشرعية العملية عن ادلتها التفصيلية با الل‬

Pengetahuan tentang hukum-hukum syara' yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang

bersifat persial, yang berasal dari dalil-dalil yang spesifik, melalui cara penelitian terhadap

dalil.

4
Prof. H. A. Djazuli, loc.cit.
Sedangkan definisi yang dikemukakan ibnu as-Subki ialah: pengetahuan tentang hukum-hukum

syara'yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang diusahakan dari dalil-dalil syara' yang

spesifik.

Diantara dua definisi tersebut, definisi kedua yang dipandang lebih tepat untuk menunjuk

pengertian fiqh, karena lebih sederhana, sekaligus menggambarkan pengertian fiqh secara

lengkap (jami' wa mani).

Dari definisi kedua diatas dapat diketahui:

Fiqh adalah seperangkat ketentuan hukum-hukum syara' yang berasal dari Allah SWT melalui

wahyu yang disampaikan kepada Rasul-Nya, Muhammad SAW. Dengan demikian, hukum akal

(logika) , hukum kebiasaan (al-adat), hukum kausalitas, dan hukum-hukum lainnya yang murni

berasal dari hasil pemikiran manusia, tidak termasuk ke dalam pengertian dan pembahasan fiqh.

Hukum-hukum fiqh itu sendiri didapat melalui usaha penelitian sungguh-sungguh yang

dilakukan mujtahid untuk menggali dan memahami nash-nash syara', baik alquran maupun Hadis

sehingga mujtahid tersebut dapat mengetahui bahwa hukum dari suatu perbuatan tertentu sesuai

dengan yang ditetapkan oleh Allah SWT. Dalam konteks ini pada hakikatnya, tingkat kepastian

hukum fiqh tidaklah bersifat mutlak benar dan pasti (qath'i;absolute), dalam arti seratus persen

benar, melainkan bersifat kuat dugaan (zhanni;relative). Hal ini mengingat bahwa dalam

penetapan hukum-hukum tersebut terdapat keterlibatan manusia untuk memahami dan menggali

hukum-hukum fiqh tersebut melalui kegiatan ijtihad, sedangkan manusia itu sendiri memiliki

berbagai keterbatasan untuk menemukan kebenaran yang bersifat pasti.


Hukum yang pasti benar hanyalah yang secara jelas dan langsung berasal dari Allah. Oleh karena

itu, menurut ilmu ushul fiqh, ketentuan hukum tentang wajibnya shalat lima waktu, puasa

ramadhan, zakat, dan haji, atau tentang haramnya membunuh tanpa alasan yang sah, makan babi,

mencuri, berzina, dan meminum minuman keras, tidak termasuk dalam kategori fiqh, karena

tingkat kebenaran ketentuan-ketentuan hukum tersebut bersifat jelas dan pasti. Karena sifat tegas

dan jelasnya nashsh-nashsh yang berkaitan dengan masalah-masalah di atas, maka untuk

mengetahui ketentuan hukum-hukum tersebut, tidak diperlukan upaya penelitian dan pemahaman

yang mendalam terhadap nashsh Al-Quran dan Hadis. Dengan kata lain, untuk mengetahui hal-

hal tersebut tidak memerlukan ijtihad.5

3. Hukum

Hukum Islam merupakan rangkain kata Hukum dan Islam. Kedua kata itu secara terpisah

merupakan kata yang digunakan dalam bahasa arab dan banyak terdapat dalam al-quran dan juga

dalam Bahasa Indonesia baku. "Hukum Islam" Sebagai suatu rangkaian kata telah menjadi

bahasa Indonesia yang hidup dan terpakai, namun bukan merupakan kata yang terpakai dalam

bahasa Arab dan tidak ditemukan dalam al-quran; juga tidak ditemukan dalam literatur yang

berbahasa Arab. Karena itu tidak akan menemukan artinya secara definitif.

Pengertian hukum dalam arti sederhana yaitu " Seperangkat peraturan tentang tingkah laku

manusia yang diakui oleh sekelompok masyarakat disusun oleh orang yang diberi wewenang

oleh masyarakat itu, berlaku dan mengikat untuk seluruh anggotanya ". Bila kata hukum menurut

pengertian tersebut dihubungkan kepada kata Islam atau syara' makan hukum islam akan berarti

seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan atau sunnah Rasul tentang tingkah laku

manusia mukallaf yang diakui dan diyakini mengikat untuk semua yang beragama Islam".
5
Dr. H. Abdul. Rahman Dahlan, M. A. Ushul fiqih Cetakan pertama, Juli 2010, Amzah, Hal. 7
Kata tentang "tingkah laku manusia mukallaf" Mengandung arti bahwa hukum Islam itu hanya

mengatur tindak lahir dari manusia yang dikenai hukum. Peraturan tersebut berlaku dan

mempunyai kekuatan terhadap orang-orang yang meyakini kebenaran wahyu Allah dan sunnah

rasul itu, yang dimaksud dalam hal ini adalah Ummat islam.

Bila artian sederhana tentang hukum Islam itu dihubungkan dengan pengertian fiqh sebagaimana

dijelaskan sebelumnya, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan hukum Islam itu adalah

yang bernama fiqhfiqh dalam literatur Islam yang berbahasa Arab. Dengan demikian setiap kata

fiqh dalam hal ini berarti hukum islam. Kajian hukum Islam Itu mengandung dua kajian pokok

yang masing-masing luas cakupannya, yaitu: Kajian tentang perangkat peraturan terinci yang

bersifat amaliyah dan harus diikuti Ummat islam dalam kehidupan beragama. Inilah yang secara

sederhana disebut "fiqh" Dalam artian khusus dengan segala lingkup bahasanya.

Kajian tentang ketentuan serta cara dan usaha yang sistematis dalam menghasilkan perangkat

peraturan yang terinci itu disebut "ushul fiqh" Atau dalam arti lain "sistem metodologi fiqh".6

4. Ushul fiqih

Kata ushul ( ‫ ) اصول‬, dilihat dari aspek bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu bentuk jamaq

(plural) dari kata "usulun" Yang mengandung arti "sesuatu yang dijadikan Sandaran oleh sesuatu

yang lain seperti kalimat dalam bahasa Arab.

Secara terminologi kata ushul mempunyai lima pengertian:

1. Ashal berarti kaidah yang bersifat menyeluruh.Misalnya, kebolehan memakan bangkai

bagi orang yang dalam keadaan terpaksa (darurat) tidaklah menyalahi hukum ashal yaitu

kaidah kulliyah yang berbunyi ‫ كل ميتة حرام‬artinya "semua bangkai itu hukumnya haram".
6
Prof. Dr. Amir Syarifuddin, Garis -garis besar Fiqh edisi pertama 2003, kencana , hal. 8-10
2. Ashal berarti yang lebih kuat (rajin). Misalnya ungkapan: ‫ االصل فى العالم الحقيقة‬artinya "

Ashal yang lebih kuat dari suatu ungkapan adalah makna sebenarnya (hakiki)" Bukan

makna simbolik. Contohnya wajah dan tangan.

3. Ashal berarti hukum ashal (istishab). Misalnya ada kaidah yang berkaitan dengan istishab

"hukum ashal/istishab ialah tetapnya apa yang telah ada atas sesuatu yang telah

ada".misalnya, ada orang yang sudah berwudlu, kemudian ia ragu apakah ia sudah batal

atau belum, maka kejadian seperti ini dikembalikan kepada hukum ashal, yaitu dihukumi

masih sah (belum batal )wudhunya.

4. Ashal berarti manis alaihi (yang dijadikan ukuran) dalam bab qiyas. Contohnya

berlakunya hukum riba bagi beras dan gandum.Dalam hal ini beras disebut maqis (yng

disertakan) atau yang disebut dalam qiyas sebagai furu'.Sedangkan kata gandum

merupakan maqis alaihi (yang diserupai) yang disebut juga ashal.

5. Ashal berarti dalil.Misalnya ungkapan "ashal masalah ini adalah Al-Quran dan sunnah

yang dimaksud adalah dalilnya".

adapun kata fiqh berasal dari bahasa arab yaitu bentuk mashdar dari akar kata faqiha-yafqahu-

faqiha-yafqahu-fiqha secara Bahasa artinya "pemahaman mendalam yang dapat menangkap

tentang asal, tujuan ucapan, dan perbuatan".

Adapun menurut istilah , kata fiqh adalah ilmu halal dan haram, ilmu syariat dan hukum

sebagaimana dikemukakan oleh al-Kassani. Namun yang lebih kuat dan populer adalah definisi

yang dikemukakan oleh imam syafi'i sebagaimana yang dikutip oleh imam Subqi dalam kitab

Jamu' al jawami.

‫العلم باألخكام الشزعية العملية بن أدلنها الفصيلية‬


Artinya: "Ilmu yang membahas tentang hukum syara' yang berhubungan dengan amali

(perbuatan) yang diperoleh melalui dalil-dalil secara terperinci."

Uraian di atas memberikan gambaran yang jelas tentang kata ushul dan kata fiqh.Gabungan dari

dua kata ini menjadi istilah "ushul fiqh"yang memiliki pengertian tersendiri.

Terdapat dua kelompok besar ulama tentang pengertian ushul fiqh, yaitu ulama syafi'iyah dan

jumhur ulama yang terdiri dari ulama Hanafiyah, Malikiyah, dan Hanabilah. Kelompok pertama

(ulama Syafi'iyah)byang diwakili oleh Abdullah bin Umar al-Baidawi (w. 685 H), sebagaimana

dikutip oleh'Satria Effendi, mendefinisikan ushul fiqh:"

‫مغرفة داليل ألفقه إجماال وكيفئة اإلاستفادة منها وحال ألمنتفید‬

Artinya: "Mengetahui dalil-dalil fiqh secara global dan cara penggunaannya, serta mengetahui

keadaan orang yang menggunakannya (mujtahid)."

Definisi di atas memberikan kejelasan bahwa yang menjadi objek kajian para ulama ushul fiqh

adalah dalil-dalil yang bersifat ijmali (global), membahas bagaimana cara mengistinbatkan

hukum dari dalil-dalil serta membahas syarat-syarat orang yang menggali hukum dari dalil.

Menurut ulama Syafi'iyah, dalam pembahasan ushul fiqh juga dibahas syarat-syarat mujtahid dan

persoalan yang berkaitan tentang masalah taklid.Jumhur ulama yang terdiri dari ulama

Hanafiyah, Malikiyah, dan Hanabilah, mendefinisikan ushul Fiqh.

‫القواعد التي توصل البخت فيها إلى استباط األخكام من أدها التفصيلية‬

Artinya: "Sejumlah kaidah yang mengkaji dan membahas proses istinbat hukum-hukum syara'

melalui dalil-dalil yang terperinci."


Definisi yang dikemukakan oleh jumhur sebagaimana tersebut menekankan pada objek ushul

fiqh yang lebih memfokuskan pada metodologi, yaitu bagaimana menggunakan kaidah-kaidah

ushul fiqh.Berdasarkan kepada dua definisi ushul fiqh di atas, maka dapaditarik kesimpulan

bahwa ushul fiqh ialah "ilmu yang mengkaji tentang dalil fiqh berupa kaidah untuk mengetahui

cara penggunaannya,mengetahui keadaan orang yang menggunakannya (mujtahid) dengantujuan

mengeluarkan hukum amali (perbuatan) dari dalil-dalil secaraterperinci dan jelas",Mencermati

uraian di atas tentang fiqh dan ushul fiqh terlihatjelas adanya hubungan antara keduanya,

sebagaimana dijelaskan olehAbu Zahra, bahwa hubungan ini tergambar seperti hubungan

ilmuNahwu dengan ilmu membaca dan menulis teks arab, seperti hubung-an ilmu mantiq dengan

ilmu filsafat. Dengan demikian, di satu sisiushul figh merupakan undang-undang atau alat

sedangkan fiqh adalahproduknya. Dengan menguasai ushul fiqh maka, seorang faqih

akanterhindar dari kekeliruan dalam istinbat sebagaimana orang yang menguasai ilmu nahwu

terhindar dari kesalahan dalam membaca danmenulis teks arab."7

B. Perbedaaan Syari'ah, Fiqh, Hukum, dan Ushul fiqih

Syariat, adalah cara hidup seorang muslim, aturan-aturan Allah dan ketentuan-ketentuan Rasul-

Nya. Hukum adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat,

aturan atau norma merupakan kenyataan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Ushul

fiqh artinya asal usul fiqh. Fiqh adalah ilmu yang membahas tentang berbagai ketentuan dan

aturan yang dapat digunakan dalam menggali dan merumuskan hukum Islam dari sumbernya. 2)

Perbedaan antara syari'ah dan fiqh. Syari'at itu berasal dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, Itu

fundamental, Hukumnya adalah Qath'i, Hukum Syari'at itu hanya Satu, Langsung dari Allah

yang sekarang terdapat dalam Al-Qur'an. Sedangkan Fiqih adalah karya manusia yang dapat

7
DRS. Sapiudin Shidiq M.A. Ushul Fiqh, Cetakan ke-1, September 2011, Kencana hal 3-6.
berubah, bersifat fundamental, hukumnya dapat berubah, banyak ragamnya, bersumber dari

ijtihad para fuqaha sebagai hasil pemahaman manusia yang dirumuskan oleh para mujtahid. ilmu

yang membahas berbagai ketentuan dan aturan yang dapat digunakan dalam menggali dan

merumuskan hukum Islam dari sumbernya. 2) Perbedaan antara syari'ah dan fiqh. Syari'at itu

berasal dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, Itu fundamental, Hukumnya adalah Qath'i, Hukum

Syari'at itu hanya Satu, Langsung dari Allah yang sekarang terdapat dalam Al-Qur'an.

Sedangkan Fiqh adalah karya manusia yang dapat berubah, bersifat fundamental, hukumnya

dapat berubah, banyak macamnya, bersumber dari ijtihad para fuqaha sebagai hasil pemahaman

manusia yang dirumuskan oleh para mujtahid. ilmu yang membahas berbagai ketentuan dan

aturan yang dapat digunakan dalam menggali dan merumuskan hukum Islam dari sumbernya.

Perbedaan antara syari'ah dan fiqh. Syari'at itu berasal dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, Itu

fundamental, Hukumnya adalah Qath'i, Hukum Syari'at itu hanya Satu, Langsung dari Allah

yang sekarang terdapat dalam Al-Qur'an. Sedangkan Fiqih adalah karya manusia yang dapat

berubah, bersifat fundamental, hukumnya dapat berubah, banyak ragamnya, bersumber dari

ijtihad para fuqaha sebagai hasil pemahaman manusia yang dirumuskan oleh para mujtahid.

Langsung dari Allah yang sekarang ditemukan dalam Al-Qur'an. Sedangkan Fiqih adalah karya

manusia yang dapat berubah, bersifat fundamental, hukumnya dapat berubah, banyak ragamnya,

bersumber dari ijtihad para fuqaha sebagai hasil pemahaman manusia yang dirumuskan oleh para

mujtahid. Langsung dari Allah yang sekarang ditemukan dalam Al-Qur'an. Sedangkan Fiqih

adalah karya manusia yang dapat berubah, bersifat fundamental, hukumnya dapat berubah,

banyak ragamnya, bersumber dari ijtihad para fuqaha sebagai hasil pemahaman manusia yang

dirumuskan oleh para mujtahid8.

8
Nurhayati, N. (2018). Memahami Konsep Syariah, Fiqh, Hukum dan Ushul Fiqh. Jurnal Hukum Ekonomi Syariah , 2 (2), 124-134.
Bab III

PENUTUP

Kesimpulan

Akhir -akhir ini pengertian syari'ah dalam kaitannya dengan fiqih mempunyai pengertian

yang sempit dan terbatas pada hukum-hukum yang tegas yang tak dapat digugat lagi yang

berasal dari Al-qur'an al karim dan sunnah yang shahih, atau yang ditetapkan oleh ijma.
Secara definitif, fiqh berarti "ilmu tentang hukum-hukum syar'i yang bersifat amaliah yang

digali dan ditemukan dengan dalil-dalil yang tafsili". Dalam perkembangan selanjutnya, yakni

setelah daerah islam meluas dan setelah cara istinbath menjadi mapan serta fiqh menjadi satu

ilmu yang tersendiri, maka fiqh diartikan dengan "sekumpulan hukum syara' yang berhubungan

dengan perbuatan yang diketahui melalui dalil-dalilnya yang terperinci dan dihasilkan dengan

jalan ijtihad". Fiqh adalah ilmu yang dihasilkan oleh pikiran serta ijtihad dan memerlukan

wawasan serta perenungan. " Oleh karena itu Allah tidak bisa disebut sebagai "faqih" , karena

baginya tidak ada sesuatu yang tidak jelas".

Perbedaan antara syari'ah dan fiqh. Syari'at itu berasal dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, Itu

fundamental, Hukumnya adalah Qath'i, Hukum Syari'at itu hanya Satu, Langsung dari Allah

yang sekarang terdapat dalam Al-Qur'an. Sedangkan Fiqih adalah karya manusia yang dapat

berubah, bersifat fundamental, hukumnya dapat berubah, banyak ragamnya, bersumber dari

ijtihad para fuqaha sebagai hasil pemahaman manusia yang dirumuskan oleh para mujtahid.

Langsung dari Allah yang sekarang ditemukan dalam Al-Qur'an. Sedangkan Fiqih adalah karya

manusia yang dapat berubah, bersifat fundamental, hukumnya dapat berubah, banyak ragamnya,

bersumber dari ijtihad para fuqaha sebagai hasil pemahaman manusia yang dirumuskan oleh para

mujtahid.

Daftar pustaka

 A.HanafiM.A., 1970, PengantardansejarahHukum,cetakanpertama,BulanBintang:Jakarta.

 Prof.H.A.Djazuli,IlmuFiqhpenggalian,perkembangan,danpeneranpanhukumIslam ,kencana.
 Dr.H.Abdul RahmanDahlan,M.A.Juli 2010, Ushul fiqh Cetakanpertama,Amzah.

 Prof.Dr.H.AmirSyarifuddin,UshulFiqih jilid 1.

 DRS. Shidiq Sapiudin M.A. September 2011, Ushul Fiqh,Cetakanke-1,Kencana.Nurhayati,N.


(2018).MemahamiKonsepSyariah,Fiqh,HukumdanUshulFiqh.JurnalHukumEkonomiSyariah,2(2),124-134

Anda mungkin juga menyukai