TAHDZIBUL KAMAL - Kel - 7-Dikonversi
TAHDZIBUL KAMAL - Kel - 7-Dikonversi
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada kita semua. Sholawat beserta
salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW.
Makalah ini telah kami selesaikan secara maksimal berkat kerja sama dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terimakasih kepada seluruh
pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Diluar itu penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata Bahasa, susunan kalimat,
maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, kami selaku penyusun menerima
segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan dan peningkatan
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga dengan makalah ini dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat untuk kita semua, aamiin yaa Robbal
‘aalamin.
ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………………….ii
Daftar isi………………………………………………………………………...…………...iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang…………………………………………………………………………4
B. Rumusan masalah……………………………………………………………………...4
BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi pengarang…………………………………………………………………….7
B. Isi kitab………………………………………………………………………………...8
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………...15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kitab Tahdzibul Kamal Fii Asmaa’ Ar-Rijal adalah kitab yang menghimpun guru-
guru ashaabi kutub al-sittah dan perawi-perawi kutub al-sittah. Akan tetapi kitab ini bukanlah
kitab yang pertama. Sebelumnya, Ibnu Atsir telah menyusun sebuah kitab yang beliau beri
nama” al-Mu’jam al-Musytamil ‘ala Dzikri Asma’ Syuyukh al-Aimmah al-Nabil”. Setelah itu
al-Hafidz al-Kabir Abu Muhammad Abdul Ghaniy Ibn Abd al-Wahid al-Maqdisi al-
Abd al-Ghoniy adalah orang pertama yang menyusun kitab tentang para perawi yang
terdapat di dalam kutub al-sittah. Akan tetapi, kitab ini juga membahas guru-guru mereka dan
juga para perawi kutub al-sittah dari kalangan sahabat, tabi’in, tabi’it tabi’in sampai guru-
Menurut Al-Mizzi setelah meneliti dan memahami kitab al-Kamal Fii Asmaa’ Ar
Rijal kitab tersebut adalah kitab yang sangat berharga, tetapi di dalamnya masih terdapat
banyak kekurangan. Banyak biografi para perawi kutub al-sittah yang tidak dicantumkan di
dalamnya sehingga jumlahnya tidak sesuai dengan yang semestinya. Oleh karena itu, al-
Mizzi menyusun kitab yang menyempurnakan kitab al-Kamal Fii Asmaa’Ar-Rijal dengan
menggunakan dasar-dasar yang terdapat dalam kitab tersebut. Kitab baru ini dinamakan
Tadzhib al-Kamal fi Asma’ al-Rijal. Al-Mizzi memulai penulisan kitabnya pada tanggal 9
Muharram 705 H dan selesai pada hari id Adha 712 (selama tujuh tahun).
4
B. Rumusan masalah
1. Siapa pengrangnya ?
C. Tujuan pembahasan
2. Untuk mengetagui Bagaimana isi dan metode penulisan serta sistematika kitab
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
A. Biografi pengarang
Nama lengkap dari pengarang kitab Tahdzibul Kamal adalah Al-Hafiz Jamaluddin
Abu al-Hajjaj Yusuf bin Al-Zaky ‘abdul Rahman bin Yusuf bin ‘Ali bin Abdul Malik bin Ali
bin Abi Al-Zahr al-Kulaby al-Qadha’i Al-Mizzi. Lahir pada 10 Rabiul Akhir 654 H di Halb
(salah satu daerah di Syam) dari keturunan Arab asli lebih tepatnya kabilah Kalb al-Qudha’i.
Beliau pindah ke Damaskus dan menetap di salah satu desa yang bernama Mizzah dan nama
inilah yang menjadi nisbah di akhir namanya. Di daerah Mizzi ini kabilah Kalb merupakan
kabilah terbesar.
Al-Mizzi membaca Alquran dan fiqih sedikit demi sedikit. Bahkan Keluarga Al-
Mizzi tidak memberikan dorongan untuk mempelajari hadis, mereka tidak masyhur dalam
keilmuan dan orang tuanya pun bukan ulama yang masyhur. Al-Mizzi mulai mempelajari
hadis ketika berusia 21 tahun yaitu pada tahun 675 H.
Ia pertama kali mendengar hadis dari gurunya yang Bernama Syeikh Al-Musnid Al-
Mu’ammar Zainuddin Abi Al-‘Abbas Ahmad bin Abi Al-Khair Salamah bin Ibrahim Al-
Dimasyqi Al-Haddad Al-Hanbali yang mengkaji kitab Al-Hilyah karya Abi Nu’aim. Dari
syeikh Ahmad bin Abi al-Khair, al-Mizzi mendapatkan kedudukan ilmu yang tinggi sehingga
ada riwayat sejumlah ulama yang tsiqah darinya, antara lain: Saraf al-Din al-Dimyathi, Ibn
al-Hulwaniyah, Ibn al-Khabbaz, Ibn al-‘Aththar, Ibn Taymiyah, al-Birzaly dan banyak lagi
selain dari mereka. Bahkan Ibn Hajib pernah belajar darinya di Arafah pada tahun 620 H.
Al-Mizzi juga banyak mengaji kitab-kitab pokok seperti al-kutub al-sittah, musnad
al-Imam Ahmad, al-Mu’jam al-Kabir karya Abi al-Qasim al-Thabrani, Tarikh Madinatu
salam karya Al-Baghdadi, Al-Sirah Ibnu Hisyam, Muwaththa’ Imam Malik, dan lain-lainnya.
Al-Mizzi mengembara di kota-kota yang ada di Syam. Ia juga belajar di al-Quds al-
Syarif, Himsha, Himah, dan Ba’labak. Sesudah itu ia menunaikan ibadah haji dan belajar di
Makkah dan Madinah. Setelah itu ia pergi ke negeri-negeri Mesir. Ia belajar di Kairo,
Alexandria, dan Bilbis sampai pada tahun 683 H. Di Alexandria sampai tahun 684 H ia
belajar kepada Shadr al-Din Sahnun (w.695 H).
7
Guru al-Mizzi (sekaligus temannya) yang paling berpengaruh yaitu Syaikhul Islam
Taqiyuddin Abu Al-‘Abbas Ahmad bin ‘Abd, Al-Halim Al-Ma’ruf Ibnu Taimiyah Al-Harany
(661-728), Al-Mu’arrikh al-Muhaddits ‘Ilmuddin Abu Muhammad Al-Qasim bin
Muhammad Al-Birzali (665-739), Muarrikhul Islam Syamsuddin Abu ‘Abdillah Muhammad
bin Ahmad Adz-Dzahabi (673-748).
Al-Mizzi tertimpa penyakit pada awal Shafar 742 H. Awalnya, sakitnya ringan
sehingga tidak menghalangi aktifitasnya dalam mengajarkan hadis yaitu juz ketiga dari kitab
Tahdzib al-kamal hari kamis 10 Shafar. Pada hari sabtu tanggal 12 Shafar 742 H beliau wafat
dan dimakamkan di samping makam istrinya ‘aisyah bint Ibrahim bin Shudaiq, sebelah barat
makam Imam Taqiyuddin bin Taimiyyah.
B. Isi kitab
Adapun untuk lebih jelasnya, isi kitab Tahdzibul Kamal fil asma ar-rijal (35 jilid) dapat
dilihat dalam uraian berikut:
➢ Jilid ke-dua dan ke-tiga, berisi nama-nama perawi yang diawali dengan huruf
alif seperti: Aban, Asma’, Isma’il, Ayyub dan lain-lain.
➢ Jilid ke-empat, nama-nama yang dimulai dengan huruf ba’, ta’, tsa’, jim seperti:
Badzam, Bajalah, Bujair, Tuba’i, Tilb, Talid, Tsabit, Jaban, Jabir dan lain-lain.
➢ Jilid ke-lima, nama-nama yang dimulai dengan huruf jim, dan ha’ seperti: Ja’far,
Ju’ail, Habs, Hatim, Hajib dan lain-lain.
➢ Jilid ke-enam dan ke-tujuh, nama-nama yang dimulai dengan huruf ha’, dimulai
dengan nama Hussam, Hasan, Hafs, Hakam, Hammad dan lain-lain.
➢ Jilid ke-delapan, nama-nama yang dimulai dengan huruf kha’, dal, dzal, seperti
Kharijah, Khalid, Darim, Daud, Dzakwan, Dzuhail dan lain-lain.
8
➢ Jilid ke-sembilan, nama-nama yang dimulai dengan huruf ra’, dan zai, seperti:
Rasyid, Rafi’, Zubair, Zuhairi, Zakariya dan lain-lain.
➢ Jilid ke-tiga belas, ke-empat belas, ke-lima belas, ke-enam belas, ke-tujuh
belas, ke-delapan belas, ke-sembilan belas, ke-dua puluh, ke-dua puluh satu,
ke-dua puluh dua, dan ke-dua puluh tiga, nama-nama yang dimulai dengan
huruf shad, dladl, tha’, zha’, ‘in, ghin, fa’, qaf, seperti: Shalih, Shafwan, al-
Dlahhad, Dlamran, Toriq, Talhah, ‘Asim, ‘Amir, ‘Ubbad, ‘Abbas, ‘Abdullah,
‘Abdurrahman, ‘Abdul Aziz, ‘Ubaidillah, ‘Usman, ‘Atha’, ‘Ali, ‘Umar, ‘Amr,
‘Imran, ‘Isa, Ghani, al-Fadl, Fudlail, al-Qasim, Qatadah, dan lain-lain.
➢ Jilid ke-dua puluh empat, nama-nama yang dimulai dengan huruf qaf, kaf, lam,
seperti: Qa’is, Kasir, Ka’b, Luqman, Laits, dan lain-lain.
➢ Jilid ke-dua puluh lima, ke-dua puluh enam, ke-dua puluh tujuh, ke-dua
puluh delapan, ke-dua puluh sembilan, dan ke-tiga puluh, nama-nama yang
dimulai dengan huruf mim, dan nun seperti: Muhammad, Mus’ab, Musa, Maisah,
Maimun, Nafi, Nashr, dannlain-lain.
➢ Jilid ke-tiga puluh satu dan ke-tiga puluh dua, nama-nama yang di-mulai
dengan huruf wawu, lam-alif, dan ya’, seperti: Washil, Waki’, al-Wahid, Wahb,
Lahiq, Yasin, dan Yahya dan lain-lain.
➢ Jilid ke-tiga puluh tiga, kitab Kuna (nama-nama yang dimulai dengan Abb,
Umm dan sejenisnya).
➢ Jilid ke-tiga puluh empat, nama-nama yang terkenal yang dinisbatkan pada
nama qabilahnya.
9
C. Metode dan sistematika kitab
▪ Sistematika dan metode yang digunakan oleh al-Mizzi dalam kitab Tahdzibul
Kamal, yaitu:
a Memuat guru-guru ashaab kutub al-sittah, perawi- perawi kutub al-sittah baik dari
kalangan sahabat, tabi’in, dan tabi’it tabi’in. hal ini dapat kita lihat sebagai berikut
10
b. Memaparkan Kisah Rasulullah saw. di awal pembahasan.
11
c. Disusun secara alfabetis/mu’jam.
12
d Memberikan simbol-simbol atau kode-kode berikut : ( )عuntuk kutub al-Sittah, (٤) untuk
sunan al-Arba’ah, ( )خuntuk kitab Shahih Bukhari, ( )مuntuk kitab Shahih Muslim, ( ) دuntuk
kitab Sunan Abi Dawud, ( )تuntuk kitab Sunan al-Tirmidzi, ( )سuntuk kitab Sunan al-Nasa’i,
( )قuntuk kitab Sunan Ibnu Majah, ( )ختuntuk kitab Ta’liqat karya al-Bukhari, ( )بخuntuk
kitab al-Adab al-Mufrad karya al-Bukhari ,( )ىuntuk kitab Raf’u al-Yadain karya al-Bukhari,
( )عخuntuk kitab Kalq af’al al-’Ibad karya al-Bukhari,( )زuntuk kitab al-Qira’ah Khalfa al-
Imam karya al-Bukhari, ( )مقuntuk Muqaddimah kitab Shahih Muslim, ( )مدuntuk kitab al-
Marasil karya Abu Daud, ( )قدuntuk kitab al-Qadar karya Abu Daud, ( )خدuntuk Kitab al-
Nasikh wa al-Mansukh karya Abu Daud,( )فuntuk kitab al-Tafarrud karya Abu Daud, ()صد
untuk kitab Fadhail al-Anshar karya Abu Daud, ( )لuntuk kitab al-Masa’il karya Abu Daud,
( )كدuntuk kitab Musnad Malik karya Abu Daud, ( )ثمuntuk kitab al-Syama’il karya al-
Turmudzi, ( )سىuntuk kitab al-Yaum wa al-Lailah karya al-Nasa’i, ( )كنuntuk kitab Musnad
Malik karya al-Nasa’i, ( )صuntuk kitab Khasa’is ’Ali karya al-Nasa’i, ( )عسuntuk kitab
Musnad ’Ali karya al-Nasa’i, ( )فقuntuk kitab al-Tafsir karya Ibnu Majah.
13
e. Nama-nama perawi yang diawali dengan kata ahmad lebih didahulukan.
14
f. Pada bab Miim , nama-nama para perawi yang diawali dengan kata Muhammad lebih
didahulukan
15
g. Menyendirikan para perawi yang terkenal dengan kunyah dan laqabnya.
16
h. Menyendirikan para perawi yang terkenal dengan nama ayahnya, kakeknya, ibunya,
pamannya atau lainnya.
17
i. Menyendirikan para perawi yang terkenal dengan nama kabilahnya, negerinya,
pekerjaannya, atau sejenisnya.
18
D. Kekurangan dan Kelebihan
a. Memuat para perawi yang terdapat di kitab al-Kamal Fii Asmaa’ Ar-Rijal dan menambah
para perawi kutubus sittah ke kitab Tahdzibul Kamal yang belum terdaftar di dalam kitab
tersebut.
b. Disebutkan sejumlah biografi para perawi supaya dapat dibedakan dari perawi yang lain
c Memuat sejarah dari para guru ashaab kutubus sittah, rawi-rawinya, jarh wa ta’dil, tahun
lahirnya, tahun wafatnya, dan lain-lain.
d. Al-Mizzi mengklasifikasikan para perawi sebagaimana yang terdapat dalam empat fashal
terakhir, yaitu: Fashal pertama, para perawi yang terkenal dengan nama ayahnya, kakeknya
atau keluarganya yang lain. Fashal kedua, para perawi yang terkenal dengan nama sukunya,
negerinya, atau pekerjaannya. Fashal ketiga, para perawi yang terkenal dengan laqabnya.
Fashal keempat, para perawi yang mubham.
f. Terdapat simbol-simbol atau kode-kode sebelum nama perawi yang menunjukkan bahwa
nama perawi itu terdapat dalam kitab tertentu. Di antaranya adalah 6 tanda yang
menunjukkan bahwa rawi itu terdapat dalam kutubus sittah, 1 tanda bagi perawi yang
disepakati oleh ashaabus sittah, 1 tanda bagi perawi yang disepakati oleh ashaabul arba’ah,
dan 19 tanda bagi pengarang ashaabus sittah lain.
Menurut pemakalah kitab Tahdzibul Kamal adalah kitab yang sangat luas
cakupannya yang terdiri dari 35 jilid dan jumlah rawi yang berbilang-bilang. Oleh karena itu,
pemakalah tidak banyak menemui kekurangan dari kitab ini. Begitu juga dari para ulama,
pemakalah tidak mendapati banyak dari mereka yang mengkritik kitab ini. Kelemahanya
menurut Ibn Hajar al-Asqalani, kitab ini hanyalah sebuah kitab yang mencakup indentitas
para perawi saja. Adapun tentang penilaian kualitas rawi tersebut terdapat banyak keluputan.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nama lengkap dari pengarang kitab Tahdzibul Kamal adalah Al-Hafiz Jamaluddin
Abu al-Hajjaj Yusuf bin Al-Zaky ‘abdul Rahman bin Yusuf bin ‘Ali bin Abdul Malik bin Ali
bin Abi Al-Zahr al-Kulaby al-Qadha’i Al-Mizzi. Lahir pada 10 Rabiul Akhir 654 H di Halb
(salah satu daerah di Syam) dari keturunan Arab asli lebih tepatnya kabilah Kalb al-Qudha’i.
Beliau pindah ke Damaskus dan menetap di salah satu desa yang bernama Mizzah dan nama
inilah yang menjadi nisbah di akhir namanya. Di daerah Mizzi ini kabilah Kalb merupakan
kabilah terbesar. Kitab Tadzhib al-Kamal fi Asma’ al-Rijal merupakan ringkasan dan
penyempurnaan dari kitab al-Kamal. Kitab ini memuat 8645 perawi disusun dalam 35 jilid.
20