Anda di halaman 1dari 34

1|M a j ala h K omu ni ta s Riw aya h

Penerbit :
Grup Majelis Sama’, Ijazah dan Biografi
Ulama
Tim Redaksi : Pengantar
Abu Abdillah Rikrik Aulia as-Surianji,
Firman Hidayat Marwadi,
Abu Rifki Fauzi Junaidi Lc,
Abdussalam bin Hasan al-Makasari, Banyak orang menyangka dengan
Tommi Marsetio,
uang bisa membuat dia bisa bertindak
Habibi Ikhsan al-Martapuri.
semaunya. Bahkan ilmu hadits yang mulia
Desain Sampul:
ini bisa dipermainkan dengan uang?!.
Randy Alam Ghazali.
Beberapa orang mengatakan, berkumpul-
E-mail : nya masyaikh musnid seperti di Qatar,
antisejarah@gmail.com, Kuwait dan Riyadh adalah apa yang
FB : mereka dapat setelahnya berupa harta
https://www.facebook.com/groups yang melimpah dari Panitia. Ini su’udzan
/362707183839087/
karena kecemburuan atau karena mereka
tidak mengenal biografi para musnid itu.

Dahulu, beberapa Imam Ahli Hadits


Sajian Edisi Ini : ada yang meminta bayaran dari hadits
 Mengenal Syaikh Tsanaullah al- yang dibacanya. Banyak orang mencurigai
Madani niatnya. Sang Ulama berkata, “Aku harus
 Biografi Syaikh Umar bin Hasan membacakan kepada kalian hadits,
alu Syaikh sementara dirumahku ada banyak
 Kodifikasi As-Sunnah Pada keluarga ku memerlukan roti ?!”. Mungkin
Kurun Abad Ketiga Hijriyyah pengertian yang harus dimiliki oleh para
 Sepuluh Musnid Yang Dicari murid, dan kewara’an yang harus dimiliki
Sanadnya para guru.
 Sanad Syaikh Abdul Manan an-
Nurfuri
Redaksi
 Ulama Nusantara Jami’ al-Bugisi
 Sanad Kitab Aqidah ash-Shabuni

Edisi 8/Thn 2/Bln 2/1436 | 2


Mengenal Ulama

Syaikhuna al-Allamah al-


Muhadits al-Hafizh Tsanaullah
al-Madani bin Isa Khan

Negeri India dan Pakistan Syaikhuna al-Allamah al-Muhadits al-


melahirkan banyak sekali ahli hadits Hafizh Tsanaullah al-Madani bin Isa Khan
dengan kehebatan-kehebatan ilmunya, bin Ismail. Lahir tahun 1360 H/ 1940 M,
namun bisa jadi tidak terlalu terkenal didekat kota Lahore, Punjab, jadi usia
dibandingkan ulama lainnya di jazirah beliau sekarang ini kurang lebih 76
arab. Dizaman yang dekat dengan kita tahun. Hafal al-Qur’an ketika usia beliau
sebut saja semisal Syaikh Ubaidullah al- sangat muda yakni saat mengenyam
Mubarakfuri, Syaikh Muhammad al- pendidikan di sekolah al-Ibtidaiyah
Jundalwi al-Hafizh, Syaikh Abdullah ar- dikotanya.
Raubari al-Hafizh dan lainnya, nama-
Diantara keistimewaan beliau,
nama mereka kalah tenar dibandingkan
bahwa beliau sempat bertemu dengan
dengan Syaikh Ibn Baz, Syaikh al-Albani
beberapa Masyaikh Jama’ah Ahli Hadits
dan lainnya, walaupun mungkin saja
Lahore diantaranya yang paling lama
ilmu dan kemampuan mereka lebih
beliau belajar darinya dalam mukim dan
hebat. Namun yang demikian tidak akan
safarnya, adalah ahli hadits besar
luput dari perhatian ahli riwayat dan
Syaikhul Hadits di Jama’ah Ahli Hadits
tarikh, dengan mengabarkan kisah
Salafiyah Lahore al-Allamah Muhammad
mereka kepada kita.
Abdullah bin Mayan Rawasyan ar-
Kami telah menjumpai seorang Raubari al-Amratsari as-Salafi (w. 1384
ahli hadits dari Punjab, beliau adalah H). Yang terakhir ini seorang ulama

3|M a j ala h K omu ni ta s Riw aya h


besar yang disebut oleh al-Allamah mengajar di Jami’ah Faisal Aabad
Muhammad Abdurrahman al-Mubarak- Salafiyyah lalu di Jami’ah Lahore
furi penulis syarh Tirmidzi, “Belum Islamiyyah.
pernah ada yang semisalnya di India”.
Dalam masa belajarnya di
Berkata Syaikhuna Tsanaullah Madinah, Syaikh belajar kepada banyak
kalau gurunya ini ‘alim dalam berbagai sekali ulama seperti Syaikh Muhammad
macam ilmu, bahkan melebihi asy-Syaikh bin Ibrahim Alu Syaikh, Syaikh
al-Albani, Taqiyuddin al-Hilali dan lain- Muhammad al-Amin asy-Syintiqhi,
lain dari sebagian guru yang dijumpai- Syaikh Ibn Baz, al-Muhadits al-Albani,
nya. Gurunya ini sempat ditawari Syaikh dan lainnya. Sementara dalam riwayah,
Ibn Baz untuk mengajar di Universitas telah membaca dan memberi ijazah
Islam Madinah, namun Syaikh menolak- kepadanya dalam hadits dan lainnya
nya. Syaikh ar-Raubari termasuk guru sejumlah ulama, diantaranya :
Syaikh Badiuddin Syah ar-Rasyidi as-Sindi
1. al-Allamah Muhammad Abdullah
(guru Syaikh Rabi al-Madhkali), Syaikh
bin Mayan Rawasyan ar-Raubari
Abdurrahman al-Ifriki (Pendiri Darul
al-Amratsari as-Salafi (w. 1384 H),
Hadits Madinah), Syaikh Abdul Haq al-
seperti yang telah kami sebutkan,
Hasyimi (guru Syaikh Bin Baz) dan
membaca kepadanya Kitab as-
lainnya. Beliau meriwayatkan dari Syaikh
Sab’ah lebih dari sekali, juga
Abdul Manan al-Wajir Aabdi, Syaikh
banyak kitab hadits lain yang
Abdul Jabar al-Ghaznawi dan lainnya.
besar maupun kecil. Syaikh
Bagi Syaikh Tsanaullah, dengan
meriwayatkan as-Sab’ah ini dari
menjumpai dan belajar padanya, berarti
Syaikh Abdul Jabar a-Ghaznawi
memotong satu thabaqah guru-gurunya.
yang meriwayatkannya dari Sayyid
Setelah belajar bersama Jama’ah Nadzir Husein.
Ahli Hadits Lahore dan di al-Jami’ah al- 2. al-Muhadits Hammad bin
Muhammadiyyah di Aukarah, Syaikh Muhammad al-Anshori (w. 1418
Tsanaullah sempat pula kuliah di H),
Universitas Islam Madinah dan lulus 3. asy-Syaikh Muhammad Abduh al-
darinya tahun 1968, kemudian Falah al-Fairuzburi (w. 1420 H),
melanjutkan jenjang kuliahnya di yang meriwayatkan dari al-
Universitas Punjab sampai lulus tahun Allamah Muhammad Ismail as-
1974. Beliau kemudian berdakwah dan

Edisi 8/Thn 2/Bln 2/1436 | 4


Salafi, Syaikh Muhammad Nashif Di Qatar beberapa waktu yang
as-Salafi dan lainnya. lalu, Syaikh menghadiri majelis sama’i
4. asy-Syaikh Muhammad Ali bin Musnad Ahmad bersama sejumlah
Muhyiddin al-Madani (w. 1394 H), musnid mu’ammar. Syaikh termasuk
5. al-Muhadits Abdul Haq al-Hasyimi yang dicari sanadnya dalam musnad ini,
(w. 1392 H) karena bacaannya (sama'i-nya) kepada
6. al-Allamah Muhammad Taqiyud- gurunya al-Allamah ar-Raubari yang
din al-Hilali (w. 1401 H), meriwayatkannya secara sama'i pula
7. al-Allamah Abdul Ghafar Hasan ar- dari Syaikh Abdul Jabar a-Ghaznawi yang
Rahmani (w. 1428 H), meriwayatkannya dari Sayyid Nadzir
8. asy-Syaikh Yusuf Muhammad al- Husein. Semoga Allah menjaganya. [as-
Bakistani Surianji]
.

Periwayatan Itu Rezeki

Telah mengabarkan kepada kami Abu Thahir Hamzah bin Muhammad bin Thahir
ad-Daqqaq, telah mengabarkan kepada kami Abul ‘Abbas al-Waalid bin Bakar al-
Andalusy, telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Ali al-Khathib al-Qasimy di
Tharabulsa daerah Maghrib. Ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu
Muslim Sholeh bin Ahmad bin Abdullah bin Sholeh bin Muslim al-‘Ijly,ia berkata :
Telah menceritakan kepadaku ayahku , ia berkata :

”Abu Dawud ath-Thayalisy seorang yang tsiqah banyak hafalannya, maka aku
pun melakukan perjalanan untuk menemuinya, ternyata aku mendapati
kewafatannya sebelum kedatanganku beberapa hari.”

Ar-Rihlah Fii Thalabil Hadits, Al-Imam al-Khathib al-Baghdady

5|M a j ala h K omu ni ta s Riw aya h


Kajian Sejarah Kodifikasi Hadits V

Kodifikasi As-Sunnah
Pada Kurun Abad Ketiga Hijriyyah

Kurun abad ini adalah masa keduanya adalah Ar-Raaziy-, 'Utsmaan


berkembangnya ilmu-ilmu Islam pada bin Sa'iid, serta 'Abdullaah bin
umumnya dan ilmu-ilmu sunnah 'Abdurrahman -keduanya adalah Ad-
Nabawiy secara khusus, bahkan abad ini Daarimiy-, dan banyak ulama lainnya
dianggap sebagai masa-masa puncaknya yang telah menyusun metode ilmu
ilmu hadits karena pada saat itu hadits secara umum juga ilmu jarh wa
memuncaknya kegiatan rihlah dalam ta'dil (ilmu kritik hadits, -pent) secara
mencari hadits, aktifnya penulisan karya khusus.
tulis di bidang ilmu rijaal serta Sebagaimana terlahir pula dari
meluasnya kodifikasi hadits. Maka tangan para ulama spesialis hadits
muncullah sederetan kitab-kitab tersebut bentuk baru dari tulisan ilmiah
Musnad dan kutub As-Sittah (kitab yang yang dikenal dengan kitab-kitab aqidah.
enam : Ash-Shahiihain dan empat kitab Karya tulis dalam bidang ini terdiri dari
Sunan, -pent) yang kelak menjadi dasar dua bentuk :
hukum bagi umat Islam dan dianggap
Pertama: Karya-karya ilmiah yang
sebagai bagian literatur Islam.
penulisnya mengumpulkan nash-nash
Pada kurun ini pulalah ber- dari Al-Qur'an dan hadits bersamaan
munculan banyak para huffaazh, kritikus dengan keterangan manhaj salaf -dari
hadits dan ulama spesialisasi dalam para sahabat dan tabi'in- dalam hal
bidang ini, misalnya : Ahmad bin Hanbal, memahami nash-nash tersebut serta
Ishaaq bin Raahawaih, 'Aliy bin Al- sikap mereka terhadap para pengikut
Madiiniy, Yahyaa bin Ma'iin, Muham- hawa nafsu. Sebagian besar bentuk
mad bin Muslim bin Waarah, Abu karya ilmiah ini berjudul As-Sunnah,
'Abdillaah Al-Bukhaariy, Muslim bin Al- semisal As-Sunnah karya Ahmad bin
Hajjaaj, Abu Zur'ah serta Abu Haatim - Hanbal dan putra beliau 'Abdullah, As-

Edisi 8/Thn 2/Bln 2/1436 | 6


Sunnah karya Abu Nashr Al-Marwaziy demikian pulalah generasi abad ketiga
dan karya-karya selainnya. ini, mereka berupaya keras mengabdi
Kedua: Karya-karya yang pada sunnah, meredam penyimpangan
penulisnya berusaha untuk membantah sesuatu yang menyelisihi sunnah berupa
para ahli bid'ah pengikut hawa nafsu. hawa nafsu dan bid'ah.
Usaha ini dimaksudkan agar terbukanya Upaya tersebut menuju pada
tabir kebohongan mereka, mem- pengabdian terhadap sunnah dengan
peringatkan kaum muslimin dan karya-karya ilmiah yang bermacam-
menjelaskan bahaya mereka bagi umat macam bentuknya, yaitu berupa matan-
Islam. matan hadits -sebagaimana yang
Kegiatan kaum Mu'tazilah dan terdapat dalam kitab-kitab Musnad,
Jahmiyyah telah mencapai puncaknya Shahiih dan Sunan-, kitab-kitab tentang
dengan dukungan dari Daulah rijaal dengan tema dan pokok bahasan
'Abbaasiyyah pada masa kekhilafahan yang beraneka macam hingga kitab-
Al-Ma'muun, Al-Mu'tashim dan Al- kitab aqidah yang banyak ditulis pada
Watsiq terhadap pandangan dan aqidah kurun abad ini.
mereka. Oleh karenanya, firqah ini Sebagaimana upaya-upaya ter-
mendapat bagian rudud (bantahan, - sebut, banyak yang mengarah kepada
pent) terbanyak, diantaranya kitab Ar- arena penekanan terhadap para
Radd 'alaa Al-Jahmiyyah karya Ahmad pengikut hawa nafsu dan bid'ah serta
bin Hanbal dan Ad-Daarimiy (maksud- pendukungnya, menyingkap tabir
nya adalah 'Utsmaan bin Sa'iid, -pent), mereka dan memperingatkan umat
kitab Ar-Radd 'alaa Bisyr Al-Mariisiy wa Islam dari keburukan mereka dengan
Al-Mu'tazilah juga karya Ad-Daarimiy, teguhnya sikap seorang imam
kitab Khalqu Af'aal Al-'Ibaad karya Al- ahlussunnah, Ash-Shiddiiq yang kedua,
Bukhaariy, dan kitab-kitab lainnya yang yaitu Abu 'Abdillaah Ahmad bin Hanbal -
berjumlah banyak.[1] rahimahullah- dihadapan firqah Jahmiy-
Sebagaimana pengikut para yah dan Mu'tazilah yang mengelilingi
tabi'in pada abad kedua memiliki andil dan menyerang beliau dari segala arah,
besar dalam kodifikasi hadits, menolak maka keluarlah beliau -rahimahullah-
kedustaan dan menjaganya dari semua sebagai pemenang atas bantuan Allah
tangan-tangan yang ingin mengotorinya 'Azza wa Jalla, dan dengan se-
dengan cara Al-Jarh wa At-Ta'diil, idzinNya[2] akhirnya bid'ah-bid'ah ter-

7|M a j ala h K omu ni ta s Riw aya h


sebut kalah dan para pengikutnya Imam Ahmad dan yang lainnya.
terpukul mundur ke belakang. Tidaklah b) Kitab-kitab Shahih dan Sunan yang
perumpamaan mereka dengan upaya menyusun hadits-hadits Rasulullah
mereka untuk menguasai sunnah dan Shallallaahu 'alaihi wasallam atas
pendukungnya melainkan sebagaimana perincian kitab-kitab dan bab-bab
ungkapan penyair : disertai penjelasan hadits-hadits yang
Bagai menanduk sebongkah batu di shahih dari yang tidak shahih, seperti
suatu hari untuk menghancurkannya Kutub As-Sittah dan yang lainnya.
Namun upaya tersebut tidak akan c) Kitab-kitab Mukhtalaf dan Musykilah
merusaknya, dan tanduk terlemah hadits, contohnya kitab Ikhtilaaf Al-
adalah tanduk kambing gunung Hadiits karya Al-Imam Asy-Syaafi'iy, dan
Kodifikasi Hadits pada Abad ini kitab Ikhtilaaf Al-Hadiits karya Al-Imam
terbedakan (dari abad kedua) dengan 'Aliy bin Al-Madiiniy, demikian pula
hal-hal berikut : halnya dengan kitab Ta'wiil Mukhtalaf
Al-Hadiits karya Ibnu Qutaibah dan yang
1. Pengklasifikasian hadits-hadits
lainnya.
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam
dan membedakannya dari selainnya, Dan masih banyak lagi karya-karya tulis
setelah pada abad kedua penyusunan ilmiah yang ditulis pada abad ketiga ini
hadits-hadits masih tercampur dengan dan kami cukupkan dengan
perkataan para sahabat dan fatwa para menyebutkan sebagian kecil darinya
tabi'in. sebagai isyarat jumlah yang sangat
banyak.[3]
2. Perhatian terhadap penjelasan
derajat hadits dari sisi keshahihan dan
kelemahan. Diterjemahkan dari :
3. Bermacam-macamnya karya tulis "Tadwiin As-Sunnah An-Nabawiyyah,
dalam pembahasan kodifikasi hadits, Nasya'tuhu wa Tathawwuruhu min Al-
yang mana muncullah berbagai jenis Qarn Al-Awwal ilaa Nihaayah Al-Qarn
kitab-kitab berikut : At-Taasi' Al-Hijriy" hal. 78-84, karya
a) Kitab-kitab Musnad yang Syaikh Dr. Muhammad bin Mathar Az-
dimaksudkan untuk mengumpulkan Zahraaniy, Maktabah Daar Al-Minhaaj,
hadits Rasulullah dari setiap sahabat Riyaadh, cetakan pertama.
secara tersendiri, seperti Musnad Al-

Edisi 8/Thn 2/Bln 2/1436 | 8


Pada edisi selanjutnya, insya Allah kami
akan menurunkan tulisan mengenai
Riwayat Singkat
kajian kitab-kitab Musnad yang ditulis
pada abad ketiga ini, termasuk kitab Muhammad Athoullah Hanif
Musnad fenomenal, Musnad Al-Imam
Ahmad. ~ pent. [Tommie Marsetio]
Muhammad Athoullah Hanif bin
Mayan Shadruddin Husein al-Fujiyani,
Abu Ath-Thayyib (w. 1987 M) penulis at-
Ta’liqah as-Salafiyah ala Sunan an-
Footnotes : Nasai. Al-Allamah, al-Muhadits, al-
[1] Lihat risalah "Makaanah Ahlu Al- Faqih, as-Salafi, meriwayatkan dengan
ijazah dari sejumlah ulama diantaranya,
Hadiits wa Ma'aatsirihim wa Atsaarihim
Al-Hamiidah fiy Ad-Diin", karya 1. Abdul Wahab bin Muhammad al-
Fadhiilatusy-Syaikh Dr. Rabii' bin Haadiy Multani, yang meriwayatkan dari
Al-Madkhaliy, terbitan Daar Al-Arqam, Manshur ar-Rahman al-Banjali
ad-Dihlawi, yang secara ‘aliy
Bahrain. Risalah ini adalah risalah yang
meriwayatkan dari Imam asy-
sangat berguna. Syaukani.
[2] Dari peristiwa Al-Mihnah yang 2. Abdul Jabbar al-Jaifuri
meriwayatkn dari yang pertama,
dihadapi Al-Imam Ahmad. Rujuk kitab
3. Muhammad al-Jundalwi, yang
Al-Mihnah karya Ibnul Jauziy, dan meriwayatkan dari Abdul Manan
biografi Al-Imam Ahmad dalam As-Siyar al-Wazir Aabdi dari Abdul Haq al-
serta kitab-kitab lainnya. Banarasi dari Imam asy-
Syaukani.
[3] Sebagai tambahan penjelasan, lihat :
pembahasan keempat pada bagian Meriwayatkan darinya guru-guru
kelima dari kitab Al-Hadiits wa Al- kami seperti:

Muhadditsuun, karya Abu Zahwa hal. 1. Prof. Dr. Ashim al-Quryuthi


363-365. 2. Ali bin Hasan as-Sharfi
3. Dr. Muhammad Syakur al-
Mayadani
4. Dan lain-lain

Sumber : Sanad Ijazah 100 Ulama


Pengikut Atsar, as-Surianji.

9|M a j ala h K omu ni ta s Riw aya h


Biografi Ulama

Ulama-Ulama Yang Terkenal Dari Najd


Dan Kota-Kota Lainnya (1)

Samahatus Syaikh
Umar bin Syaikh Hasan Aalu Syaikh

Beliau adalah seorang yang nya ke Madrasah Tahfiedzul Qur’an


sangat ‘Alim, ahli tahqiq, mempunyai asuhan seorang penghafal al-Qura’n
martabat yang agung, kokoh dalam yang biasa dipanggil dengan panggilan
keilmuan, yaitu Guru kami Asy-Syaikh Ibrahim bin Isa bin Radhyan yang
Umar bin Syaikh Hasan bin Syaikh termasuk dari para penghafal al-Qur’an
Husain bin Syaikh Ali bin Syaikh Husain yang masyhur di masa itu. Syaikh Umar
bin Syaikhul Islam Muhammad bin juga mengokohkan bacaan al-
Abdul Wahhab. Beliau adalah pimpinan Qur’annya, baik secara hafalan dan
Umum Hai’ah al-Amru bil-Ma’ruf di Najd tajwid kepada Syaikh al-Bathihiy,
dan juga daerah bagian timur serta seorang yang masyhur di masanya
perbatasan Tablaayn. dalam masalah bagusnya hafalan al-
Qur’an. Dan untuk pengenalan qawaid
Kelahiran Beliau :
ilmu tajwid beliau membacanya kepada
Samahatus Syaikh yang dikenal Syaikh Ibnu Sahl yang menerima
‘alim ini dilahirkan di Kota Riyadh 1319 (talaqqi) ilmu qira’ah dan tajwid dari
H. Beliau besar dalam pemeliharaan Syaikh Abdurrahman bin Hasan bin
orang tuanya yaitu Syaikh Hasan dengan Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul
pemeliharaan keagamaan serta aktivitas Wahhab. Maka Samahatus Syaikh Umar
‘ilmiyah. Ketika sampai umur beliau pun membaca al-Qur’an kepada
tujuh tahun, ayah beliau memasukkan- penghafal al-Qur’an yang tersebut,

Edisi 8/Thn 2/Bln 2/1436 | 10


hingga beliau mampu membaca al- juga Syarah Rahbiyyah pada ilmu
Qur’an dari belakang hati (hapalan) di fara’idh.
usia beliau yang menginjak delapan
Samahatus Syaikh Umar juga
tahun kepada orang tua beliau sendiri,
membaca kepada Syaikh Hamd bin
yaitu Syaikh Hasan, semoga Allah
Faaris kitab Milhatul I’rab karya al-
merahmatinya.
Haririy dan syarahnya karya al-Bahraq,
Awal Mula menuntut Ilmu dan Guru- selain beliau juga membaca kitab Alfiyah
guru beliau ibnu Malik dalam ilmu nahwu dan kitab
mukhtashar Muqni beserta Syarahnya.
Samahatus Syaikh Umar mulai
Selanjutnya beliau kembali membaca
menuntut ilmu di usia beliau yang ke
kepada ayahnya yaitu Syaikh Hasan
sembilan, beliau membaca kepada
akan pelajaran Ushul Fikih dan kitab
ayahnya kitab Tauhid dengan hafalan,
Mukhtashar beserta syarahnya se-
juga kitab Kasyfu Syubuhaat, Aadabul
banyak tiga kali; Syaikh Umar juga
Masyyi ilaa ash-Sholah, selain itu beliau
membaca kepada ayahnya kitab Radd
juga membaca kepada ayah beliau
(bantahan) dari Syaikh Abdul Lathif bin
matan Aajuruumiyah dalam ilmu
Syaikh Abdurrahman terhadap Daud
nahwu, Arjuuzah ar-Rahbiyyah dalam
bin Jarjis.
ilmu fara’idh. Setelah itu beliau mulai
membaca kepada Syaikh Abdullah bin Selanjutnya Syaikh Umar kembali
Syaikh Abdul Lathif akan Majmu’atu at- membaca kepada al-‘Allamah Syaikh
Tauhid secara hafalan dari awal hingga Abdullah bin Syaikh Abdul Lathif kitab
risalah penjelasan tentang keselamatan Shohih Imam Bukhari, Jami’Tirmidzi,
dan kebebasan, beliau berhenti pada Tahdzibus Sunan karya Ibnul Qayyim,
risalah tersebut karena perintahnya juga membaca matan ath-Thahawiyah
Guru beliau, selanjutnya beliau berserta syarahnya. Syaikh Umar juga
mengulangi bacaan Majmu’at at-Tauhid membaca kepada Syaikh al-‘Allamah
itu kepada Gurunya yang tersebut Sa’ad bin Hamid bin ‘Atiiq akan tafsir al-
sebanyak tiga kali.Dan selanjutnya ‘Imaad Isma’il bin Katsiir dari awal
beliau melanjutkan bacaannya kembali hingga akhir, juga membaca Musnad
kepada Ayahnya, yaitu Syaikh Hasan, Imam Ahmad bin Hanbal; Radd
beliau membaca kitab Qathrun Nadaa (bantahan) Syaikh Abdullah bin
dan syarahnya, Alfiyah ibnu Malik, dan Abdurrahman Abi Bathiin kepada Daud
bin Jarjiis ; membaca Fatawa Syaikhul

11 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
Islam Ibnu Taimiyah, Mukhtashar al- di Mekkah Mukarromah, ijazah berupa
Muqni’ beserta Syarahnya dari awal seluruh periwayatan dan sanad-sanad
hingga masalah al-waqfu. bersambung kepada penyusun kitab-
kitab induk hadits yang enam, selain itu
Syaikh Umar juga menyertai
beliau juga mendapatkan ijazah dari
Saudaranya, yaitu Samahatus Syaikh
Syaikh Taqiyuddin al-Hilaaliy untuk
Abdullah hijrah ke Arthawiyah untuk
seluruh periwayatan beliau.
memberikan tuntunan kepada orang-
orang Arab pedalaman yang bermukim Aktivitas Utama :
di sana, mengajari mereka berbagai
Syaikh Umar mengemban jabatan
kewajiban Islam dan Agama. Syaikh
“Wadzifah al-Amru bil-ma’ruf wan-
Umar pun membaca kepada saudaranya
nahyu ‘anil Munkar, menyertai anak
ini Alfiyah Ibnu Malik, Shohih Imam
paman beliau (sepupu) yaitu Syaikh
Muslim, Sunan Abu Daud, ar-Raudh al-
Abdul Aziz bin Syaikh Abdul Lathif
Murabba’ syarah Zaadul Mustaqni dari
berdasarkan instruksi Imam Abdur-
awal hingga akhirnya, dan setelah
rahman bin Faishal rahimahulloh pada
berbagai pembacaan yang beliau tekuni
tahun 1336 H, umur Syaikh Umar ketika
tersebut beliau kembali membaca
itu belum melewati usia 17 tahun. Dan
kepada ayahnya Syaikh Hasan disertai
pada tahun 1345 H al-Malik Abdul Aziz
saudaranya tersebut akan matan al-
bin Abdurrahman bin Abdurrahman
Muntahaa beserta Syarahnya, yang
Faishal Aalu Sa’uud mempercayakan
demikian pada tahun 1339 H. Adalah
kepemimpinan Hai’aat al-Amru bil-
saudara beliau samahatus Syaikh
Ma’ruuf di Najd kepada beliau, maka
Abdullah yang membaca, sementara
beliau pun mengemban tugas ini dengan
Smahatus Syaikh Umar menyimak
sebaik-baik pelaksanaan ; beliau sangat
bacaan tersebut dengan salinan tertulis
cemburu jika larangan-larangan Allah
kitab tersebut. Bacaan tersebut adalah
dilanggar, tegas dalam beramar ma’ruf
akhir pembacaan berbagai kitab yang
dan bernahyi munkar, tak peduli celaan
beliau baca dihadapan Guru-guru
para pencela jika yang beliau lakukan
beliau.
memang di jalan Allah untuk
Ijazah Ilmiyah yang beliau miliki : mengahadapi para pelaku keburukan,
beliau bertindak tanpa bisa dipengaruhi
Ijazah beliau berasal dari Syaikh
oleh siapa pun untuk melaksanakan
Ahmad al-Kattaniy ketika beliau berada
keputusannnya berdasarkan tatanan

Edisi 8/Thn 2/Bln 2/1436 | 12


syar’i yang mulia, sehingga orang-orang “Kepada seorang yang berilmu, lautan
yang fasik dari para pelaku maksiat ilmu, matahari untuk segala pertanda**
takut dan menerima peringatan beliau.
Purnama yang benderang, maka
Kemudian pada tahun 1372 H hendaknya menangislah seluruh alam.
daerah wilayah tugas beliau ditambah
Tangisan dengan air mata serta telapak
dengan daerah bagian timur,
tangan yang bersamaan **
perbatasan Tablaayn, seluruh daerah-
daerah Najd , juga kampung-kampung di Dengan membilang segala kemuliaan
al-Milh hingga Waadi ad-Dawaasir, yang benderang dan menghunjam.”
maka jadilah seluruh wilayah tersebut
Begitu juga qasidah mengenang
menjadi tanggung jawab Samahatus
ayah beliau al-‘Allamah Syaikh Hasan
Syaikh Umar sejak tahun tersbeut
yang mencapai tujuh puluh bait. Awal
hingga hari ini. Semoga Allah menghiasi
qashidah itu :
kehidupannya serta memanjangkannya
dengan tambahan karunia pertolongan “Kepada seorang yang ‘alim, lautan
dan taufik. ilmu, yaitu Guru yang juga Ayahku **

Karya-karya Tulis Beliau : Porosnya keutamaan, pemegang agama


dan tempatnya pujian.”
Syaikh Umar mempunyai him-
punan berbagai risalah berupa jawaban Begitu juga qashidah beliau buat
ilmiah yang datang kepada beliau dari menyambut al-Malik, semoga mendapat
berbagai daerah di Najd yang semuanya rahmat Allah, Abdul Aziz bin
berjumlah 3 jilid. Samahatus Syaikh Abdurrahman bin Faishal Aalu Sa’uud,
berkeinginan menyusun ulang risalah ini bertepatan kedatangan beliau ke
untuk kemudian diterbitkan, insya Allah. Haramain tahun 1343 H yang jumlah
Syaikh Umar menguasai ilmu ‘Arudh baitnya mencapai 112 bait. Awal
serta kemampuan menyusun sya’ir qashidah tersebut :
sebagaimana kebanyakan Ulama. Beliau
“ Bintang gemintang yang nampak di
juga mempunyai beberapa qasidah , di
ufuk, ataukah yang demikian itu
antaranya qasidah mengenang al-
purnama? **
‘Allamah Syaikh Abdullah bin Syaikh
Abdul Lathif yang jumlahnya mencapai Ataukah meteor yang tinggi jauh di
saratus bait. Awal bait qasidah tersebut: sana menerangi semesta raya.”

13 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
“Ataukah matahari di waktu dhuha para Mufassir, ahli fikih dan ulama
yang tidak ada di ufuknya ** selain mereka, sesuatu yang tak mampu
mengetahui dan menggambarkan
Awan, tidak juga mendung disana,
permasalahannya kecuali mereka-
tidak juga yang melindungi.”
mereka yang mempunyai kemampuan
“Tidak begitu, sungguh telah jelas mengikuti majlis-majlisnya Syaikh Umar,
munculnya keberuntungan dan apa serta mendengarkan apa yang beliau
yang dicita-citakan. ** sebutkan secara hafalan beliau berupa
nash-nash al-Qur’an, berbagai hadits,
Maka cahaya agama pun menerangi
beragam masalah ushuluddin, fikih, dan
serta tersingkapnya sang fajar.”
selain yang tersebut berupa sya’ir-sya’ir
Samahatus Syaikh Umar terkenal bangsa Arab, syawahid bahasa,
dengan ketakwaannya, menghidupkan pendapat para ahli tafsir juga selain
kebanyakan waktu malamnya dengan mereka dari para ahli llmu. Ini semua
membaca al-Qur’an dan tahajjud, ditambah dengan sifat Samahatus
mengikutkan haji dan umrah setiap Syaikh Umar yang berakhlak mulia,
tahun, menjumpai para ulama besar ketawadhuan yang luar biasa, beliau
yang berasal dari berbagai negeri yang tetaplah berjalan dengan petunjuknya
datang buat berhaji, menyiapkan untuk para Ulama Salaf, bersifat dengan sifat
mereka kediaman serta memuliakan mereka: beliau tak mengenal
mereka, beliau juga berdiskusi dengan kesombongan sebagai jalan di hatinya
mereka pada berbagai masalah syar’i yang makmur dengan keimanan.
yang penting, baik dalam masalah
Adalah Imam kaum muslimin,
ushuluddin atau furu’nya, bahkan beliau
Raja Faishal Aalu Sa’uud -semoga Allah
mampu menundukkan mereka dalam
mengekalkan kemuliaan dan selalu
perdebatan dengan hujjah dalil dari al-
menolongnya, memanjangkan usianya-
Kitab, as-Sunnah dan pendapat para
membesarkan dan memberikan peng-
Salaf. Ini semua karena Allah telah
hargaannya kepada Syaikh Umar. Itu
memberikan karuniaNya berupa
Selain dari penghormatan dan peng-
keluasan ilmu, hafalan, pemahaman ,
hargaan dari para ahli ilmu, mereka
luasnya telaahan dan daya ingat yang
yang mempunyai keutaman, juga selain
kuat, kemampuan yang cepat dalam
mereka dari orang-orang khusus dan
menyebutkan nash-nash al-Kitab, as-
Sunnah dan pendapat para Salaf dari

Edisi 8/Thn 2/Bln 2/1436 | 14


umum, semoga Allah memanjangkan pandangan serta memberikan keman-
usia beliau. faatan tersendiri bagi kaum muslimin
dengan keberadaan beliau. Semoga
Anak-anak Samahatus Syaikh Umar :
sholawat dan Salam Allah selalu
Allah mengkaruniakan kepada tercurah kepada Nabi Muhammad dan
beliau anak- anak dan cucu-cucu, enam keluarganya. [Habibi Ihsan]
orang anak , yaitu : Syaikh Hasan, Syaikh
(Sumber : Kitab Masyaahiiru ‘Ulamaa
Husain, Abdullah, Abdul Aziz, Muham-
Najd wa Ghairihim karya Syaikh
mad, dan Abdul Majiid. Dan bagi Syaikh
Abdurrahman bin Abdul Lathif bin
Hasan dan Syaikh Husain ada beberapa
Abdullah Aalu Syaikh)
anak.

Semoga Allah memanjangkan


usia Samahatus Syaikh Umar, men-
jadikan beliau sebagai pendingin

Khatam/Cap Ulama

Cap yang digunakan al-Allamah Ahmadullah bin Amirullah al-Qurasyi


ad- Dihlawi dalam ijazah-ijazahnya. Beliau termasuk murid Sayyid
Nadzir Husein yang terbesar, dan guru dari Syaikh Abdullah al-Qar’awi.

15 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
Kajian Utama
Sanad yang sunnah untuk dicari adalah
sanad yang ‘aliy (tinggi), bukan sanad yang nazil.
Sebagaimana kata Imam Ahmad bin Hanbal 10 Musnid
rahimahullahu,
Yang Paling
“Mencari sanad yang tinggi itu sunnah dari salaf
Dicari Sanadnya
kita”. (Al-Jami li Ahlaq ar-Rawi wa Adab as-Sami’
no. 117) Pada kesempatan ini, penulis
Tentang makna ‘aliy dan nazil ini telah menyebutkan sedikitnya 10 ulama
sering kami ulas dalam edisi sebelumnya dari musnid yang masih hidup –sampai
majalah ini, hendaknya pembaca menelaah saat tulisan ini ditulis- dan dicari
kembali. Adapun secara singkat dapat sanadnya. Sependek penelurusan
diperhatikan kaidah-kaidah berikut ini: kami, sanad mereka istimewa
karena beberapa alasan yang akan
1. Sanad ‘aliy disisi orang yang bukan faqih,
kami sebutkan ditempatnya. De-
atau tidak tsiqah atau majhul adalah nazil,
ngan demikian bagi siapa yang
sedangkan sanad ‘aliy disisi ahli fiqh,
menginginkan sanad yang ‘aliy
tsiqah lagi dikenal adalah ‘aliy.
hendaknya mengunjungi mereka
2. Sanad lewat sama’i (as-sama’ dan al-ardh)
selagi ada kemampuan dan kesem-
lebih tinggi derajatnya daripada sanad
patan. Tentu saja ini bukan batasan,
lewat ijazah walaupun lebih panjang
masih banyak musnid yang lain yang
sanadnya.
tidak kami sebutkan.
3. Perowi yang lebih tua usianya lebih
didahulukan dari perowi yang lebih muda Pertama
ketika satu derajat sanadnya, Al-Allamah al-Mu’ammar al-Musnid
4. Perowi yang lebih dahulu mengambil Muhammad bin Abdurrahman alu
sanad dari gurunya lebih didahulukan Syaikh
daripada yang belakangan mengambil -----------
sanad dari guru yang sama, ketika satu
Beliau dikatakan ‘aliy, sebabnya
derajat sanadnya (lihat no. 1 & 2).
karena beberapa hal :

Edisi 8/Thn 2/Bln 2/1436 | 16


1. Beliau meriwayatkan secara Saudi sebelum Syaikh Bin Baz,
langsung dengan sama’i dan dimana beliau jarang sekali
ijazah ammah dari setidaknya dua memberi ijazah semacam itu.
masyaikh yang orang lain 4. Syaikh meriwayatkan dengan
meriwayatkan melalui perantara- sama’i musalsal hanabilah secara
an satu perowi, yaitu dari Syaikh ‘aliy dari gurunya Hammad bin
Hamad bin Faris (w. 1345 H) dan Faris. Musalsal ini semua
Syaikh Muhadits al-Faqih Sa’ad perowinya harus bermazhab
bin Hamad bin Atiq (w. 1349 H). hanbali.
Kami kira beliau orang terakhir
yang meriwayatkan dari kedua-
nya. Sedangkan keduanya orang
yang meriwayatkan secara
langsung dari musnid-musnid
kenamaan yang ‘aliy sanadnya
seperti : Syaikh Nadzir Husein ad-
Dihlawi, Syaikh Husein bin Muhsin
al-Anshari al-Yamani, Syaikh
Sayyid Shidiq Hasan Khan al- 5. Syaikh meriwayatkan dengan
Qanuji, Syaikh Ahmad bin Ibrahim sama’i musalsal bil Awwaliya dan
bin Isa, Syaikh Muhammad Basyir terpenuhi syaratnya dari Syaikh
as-Sahsawani, Syaikh Abu Syu’aib Sa’ad bin ‘Atiq. Musalsal ini
ad-Dukkali dan Syaikh Abdur- memiliki syarat musalsal, yaitu
rahman bin Hasan alu Syaikh. jika hadits ini adalah hadits yang
pertama kali didengar dari
2. Beliau perowi musalsal keluarga
gurunya. Begitu pula Syaikh Sa’ad
Syaikhul Islam Muhammad bin
dari gurunya Syaikh al-Qadhi
Abdul Wahab yang paling pendek
Muhammad bin Abdul Aziz al-
sanadnya. Yaitu melalui gurunya
Ja’fari, begitu pula Syaikh al-Ja’fari
Syaikh Muhammad bin Abdul Latif
dari gurunya al-Allamah Abdul
alu Syaikh (w. 1367 H).
Haq al-Muhamadi yang meri-
3. Beliau mendapatkan ijazah wayatkan dengan syaratnya dari
ammah dari Syaikh Muhammad Imam Syaukani. Ini musalsal yang
bin Ibrahim alu Syaikh, mufti

17 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
muntasil diantara ulama salafiyah - Dan lainnya banyak sekali.
atsari sampai Imam Syaukani. Penulis menduga, sudah tidak ada
6. Jika anta meriwayatkan dari lagi yang meriwayatkan dari
beliau, maka hanya ada 4 perowi mereka dengan ijazah sekalipun,
antara anta dengan Abdullah bin kecuali beliau.
Salim al-Bashri. Ini termasuk yang 2. Banyaknya bacaan beliau kepada
paling ‘aliy dizaman kita. Bapaknya dan kepada anak
Kedua Paman Bapaknya Syaikh Muham-
Musnid Dunya Abdurrahman bin Abdul mad bin Ja’far al-Kattani dari
Hay al-Kattani kitab-kitab hadits, fiqh, bahasa,
musalsal dan lainnya. Sedangkan
---------------
keduanya termasuk musnid besar
Beliau dikatakan ‘aliy, sebabnya karena dizamannya. Siapa yang meng-
beberapa hal : inginkan sanad tinggi dengan
1. Beliau meriwayatkan dengan sama’i hendaknya mencari beliau.
ijazah dari musnid-musnid yang
termasuk thabaqah guru bapak-
nya karena bantuan bapaknya
ketika beliau masih kecil, tentu ini
akan menjadi ‘aliy bagi kita
dizaman ini. Seperti 1 :
- Syaikh Abdussattar ad-
Dihlawi
- Syaikh Muhammad ath-
Thayyib an-Naifur
- Syaikhah Amatullah binti
Abdul Ghani ad- Dihlawiyah 3. Syaikh termasuk yang paling ‘aliy
- Syaikh Badruddin al-Hasani meriwayatkan kepada Tsabat al-
- Syaikh Muhammad Bukhit Amir yaitu melalui Muhammad
al-Muti’ie ath-Thayyib an-Naifur dari Mu-
hammad al-Kutbi al-Kabir dari
1
Lihat dalam Kitab Na’ilul Amani karya Syaikhuna at-
Tuklah.
penulisnya al-Amir al-Kabir.

Edisi 8/Thn 2/Bln 2/1436 | 18


4. Syaikh termasuk yang paling ‘aliy Abdul Baqi al-Luknawi dan ijazah
meriwayatkan kepada Tsabat ammah. Ini termasuk sanad
Abdul Ghani ad-Dihlawi dan Abid musalsal yang ‘aliy dizaman kita.
as-Sindi, yaitu melalui : Syaikhah 3. Beliau meriwayatkan dengan
Amatullah binti Abdul Ghani ad- ijazah ammah dari guru bapak-
Dihlawiyah dari Bapaknya dan nya dengan bantuan bapaknya
Muhammad Abid as-Sindi. sebagaimana Syaikh Abdur-
Ketiga , rahman al-Kattani. Tidak kurang
Syaikh al-Musnid Ahmad bin Abu Bakr dari 22 musnid dizaman itu2. Ini
al-Habsyi berarti jika kita meriwayatkan
dari beliau, kita memotong satu
---------------
thabaqah.
Beliau dikatakan ‘aliy, sebabnya karena
Keempat,
beberapa hal :
Al-Allamah al-Mu’ammar al-Musnid
1. Beliau mendengar musalsal bil
Dhahiruddin bin Muhammad Bahadur
awwaliya dari Syaikh al-Musnid
Husein Aabdi ar-Rahmani al-Mubrakfuri
Umar bin Hamdan bin Umar bin
al-Atsari
Hamdan al-Mahrasi, dan ijazah
ammah. Ini termasuk sanad -----------------
musalsal yang ‘aliy dizaman kita. Beliau dikatakan ‘aliy, sebabnya karena
beberapa hal :
1. Ketika umur beliau 8 tahun,
beliau bertemu dengan penulis
Syarh Sunan Tirmidzi “Tuhfatul
Ahwadzi” yaitu al-Allamah al-
Muhadits al-Kabir Abdurrahman
bin Abdurrahim al-Mubarakfuri.
Waktu itu Syaikh Abdurrahman
mengijazahinya ijazah khusus
Tuhftul Ahwadzi dan ammah
untuk semua riwayatnya. Kami
2. Beliau mendengar musalsal bil 2
Lihat dalam Tsabat bapaknya yang disebut Ad-Dalil Al-
mahabah dari Syaikh al-Musnid Musyir.

19 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
menduga, saat ini beliau adalah 3. Membaca Muntaqa al-Akhbar
orang terakhir yang masih hidup kepada Syaikh Ahmad Hisyamudin
yang meriwayatkan dari al- al-Ma’awi dan ijazah ammah,
Allamah Abdurrahman al-Muba- beliau adalah murid dari Muha-
rakfuri. dits Nadzir Husein ad-Dihlawi.
2. Membaca keseluruhan Shahih 4. Syaikh meriwayatkan dengan
Muslim dan setengah dari Shahih sama’i musalsal bil Awwaliya dan
Bukhori kepada Syaikh Ahma- terpenuhi syaratnya dari Syaikh
dullah ad-Dihlawi yang membaca Abdurrahman bin Abdurrahim al-
secara kamil kepada Muhadits Mubarakfuri yang meriwayatkan
Nadzir Husein ad-Dihlawi dan dengan syaratnya dari Syaikh al-
seterusnya musalsal dengan Qadhi Muhammad bin Abdul Aziz
sama’i kepada penulis kitab. Ini al-Ja’fari, ini sebagaimana sanad
musalsal sama’i yang paling tinggi Syaikh Muhammad bin Abdur-
sekarang ini untuk Shahih Muslim. rahman alu Syaikh.
Kelima,
Al-Allamah al-Mu’ammar al-Muhadits
Muhammad Amin Bu Khuzbah
----------

Edisi 8/Thn 2/Bln 2/1436 | 20


‘Aliy itu bermacam jenisnya, ada dihormati orang-orang sufi dari
yang disebut ‘aliy kepada imam-imam Thanjah. Beliau mendapatkan dari
yang jadi rujukan dizamannya. Seperti nya ijazah ammah tertulis, dengan
‘aliy kepada Imam Bukhori, ‘aliy kepada hadiah dari Syaikh Ahmad tanpa
Imam Nawawi dan seterusnya. beliau memintanya.
Syaikhuna Muhammad Amin Bu
Khubzah ini menggabungkan ke’aliyan Keenam,
sanadnya kepada beberapa ulama Al-Allamah al-Muhadits Muhammad
rujukan dibidangnya. Yaitu : Israil an-Nadwi as-Salafi
1. Beliau tersambung dengan ijazah -----------
ammah dan munawalah sebagian
Riwayat beliau memiliki keistimewaan
tulisan Syaikhul Hadits zaman kita
karena banyak sekali sama’i-nya yang
al-Allamah al-Albani. Jarang yang
‘aliy. Diantaranya :
mendapat izin riwayah seperti
beliau, bahkan murid-murid yang 1. Bacaannya kepada Abdul Jabar
menemani syaikh sampai mening- asy-Syukrawi seperti as-Sittah, al-
gal. Misykat dan Bulughul Marom
2. Beliau bertemu langsung dengan yang gurunya ini membaca as-
ahli riwayat dizamannya al- Sittah dari Abdul Wahab al-
Allamah Abdul Hay al-Kattani dan Multani yang membacanya
meriwayatkan darinya musalsal kepada Nadzir Husein.
bil awwaliya. 2. Bacaannya dari Abdul Hakim al-
3. Beliau bertemu pula dengan ahli Jaiwari seperti Bulughul Marom,
sejarah dizamannya yang juga athraf as-Sab’ah, dan al-Misykat.
seorang musnid yang salafi, al- Gurunya ini meriwayatkannya
Allamah Abdul Hafizh al-Fihri al- dari Nadzir Husein.
Fasi, beliau mendapat ijazah 3. Bacaannya kepada Muhammad
ammah darinya. Hanya sedikit Syafi’ ad-Diyubandi ad-Dihlawi
orang yang masih meriwayatkan seperti Bukhori dan Tirmidzi,
darinya. kemudian beliau membaca sisa
4. Beliau bertemu pula dengan as-Sittah kepada Mahbub Ilahi ad-
Syaikh al-Musnid Ahmad al- Diyubandi. Keduanya membaca
Ghumari, seorang yang sangat as-Sittah kepada Mahmud Hasan

21 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
ad-Diyubandi. Jadi Syaikh kita ini -----------
menggabungkan ke’aliyannya dari
arah ahli hadits dan deoband.
4. Bacaannya kepada Mandzur
Ahmad an-Nu’mani berupa
bagian awal dari Tirmidzi.
Gurunya ini membaca athraf as-
Sittah kepada Abdurrahman al-
Banibati yang membacanya
kepada Muhammad Ishaq ad-
Dihlawi.
Semua gurunya diatas memberi
Syaikhuna Muhammad Israil
ijazah ammah.

Syaikhuna al-Amrani termasuk


yang ‘aliy sanadnya di Yaman saat ini.
Tersebab banyak sekali sama’i-nya
kepada ahli Yaman dan ‘aliy ijazahnya.
Apalagi Syaikh termasuk pengikut atsar
sebagaimana Kakeknya –murid Imam
asy-Syaukani- ditengah banyaknya
ulama Zaidiyah yang ‘aliy sanadnya.
Seperti :
1. Ijazahnya dari al-Allamah Abdul
Wasi’ al-Wasi’i. Penulis tidak
mengetahui masih ada yang
meriwayatkan darinya dizaman
Ketujuh, kita ini, kecuali beliau.
Al-Allamah al-Qadhi Muhammad bin 2. Bacaannya kepada guru-gurunya
Ismail al-Amrani al-Yamani seperti kepada al-Qadhi Abdullah
bin Humaid, al-Qadhi Ahmad bin

Edisi 8/Thn 2/Bln 2/1436 | 22


Muhammad al-Zabarah, al-Qadhi 6. Ibn Jarud
Husein bin Ali al-Maghrabi, al- 7. Musnad Ahmad
Qadhi Abdullah bin Abdul Karim 8. Misykat al-Masyabih
al-Jirafi, al-Qadhi Qasim bin 9. Muwatho Malik
Ibrahim bin Ahmad, dan lainnya 10. Ar-Risalah Imam Syafi’i
dari berbagai macam kitab hadits, 11. Al-Musnad Imam Syafi’i
fiqh, dan lainnya. 12. Al-Umm Imam Syafi’i
Menariknya, banyak bacaan 13. Musnad al-Humaidi
diantara ahli Yaman yang 14. Ushul Sunnah al-Humaidi
tersambung dengan musalsal 15. Adab al-Mufrad Bukhori
sama’i atau sebagian besarnya 16. Juz’un al-Qira’at Khalaf al-Imam
sama’i dan sisanya ijazah. 17. Raf’ al-Yadain
18. Khalq ‘Af’al al-Ibad, semuanya
karya Bukhori
Kedelapan,
19. Musnad Abd bin Humaid
Al-Allamah al-Mu’ammar al-Musnid 20. Risalah Abu Dawud li Ahli Makkah
Abdul Wakil bin Abdul Haq al-Hasyimi 21. Syamail Tirmidzi
------------ 22. Tauhid Ibn Khuzaimah
23. Syarh Ma’ani al-Atsar
Beliau termasuk yang dicari sanadnya
24. Bayan ‘Aqidah Ahlus sunnah wal
karena banyak bacaannya kepada
Jama’ah
Bapaknya yang juga banyak bacaannya
25. Mu’jam ath-Thabrani ash-Shaghir
kepada guru-gurunya, dan juga ijazah
26. Al-Asma wash Shifat dan Sunan
dari banyak ulama yang ‘aliy sanadnya.
al-Kubro Imam Baihaqi
Syaikhuna Badr Thami al-Uthaibi telah 27. Umdatul Ahkam
menulis risalah khusus tentang bacaan 28. Muqadimah Ibn Shalah
Syaikh Abdul Wakil kepada Ayahnya itu. 29. Arbain an-Nawawi
Diantaranya yang kamil (dibaca sampai 30. Alfiyah al-Iraqi
khatam) : 31. An-Nukhbah
1. Tafsir Ibn Katsir 32. Bulughul Marom
2. Tafsir al-Jalalain 33. Ar-Raudhul Anaf
3. Shahihain 34. Ushul Tsalatsah
4. Sunan Arba’ah 35. Fathul Majid
5. Musnad ad-Darimi 36. Taqwiyatul Iman Ismail asy-Syahid

23 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
37. Al-Iman Shidiq Hasan Khan Kesembilan,
38. Difa’ al-Waswas an Ba’dha an-Nas Al-Allamah al-Mu’ammar al-Musnid
Syamsul Haq Adzim Aabadi Muhammad bin Abdullah Syuja Aabadi
39. Sejumlah besar kitab karya ayah-
---------------------
nya
Beberapa kitab yang masih ragu apakah
sempat dibaca semua atau sebagian
besarnya :
40. Mustadrak Hakim
41. Tafsir ath-Thabari
Kitab yang dibaca sebagiannya :
1. Tafsir Sunan Nasai dari Sunan al-
Kubro
2. Tafsir al-Maraghi
3. Mushanaf Abdurrazaq
4. Mushanaf Ibn Abi Syaibah
5. Musnad Abi ‘Awanah
6. Syarh as-Sunnah
7. Majma az-Zawaid
8. Dan lain-lain banyak sekali. Beliau dikatakan ‘aliy, sebabnya
karena beberapa hal :
1. Beliau meriwayatkan dengan
bacaan Shahih Bukhori dan
Muwatho Malik serta ijazah
ammah dari Abu Sa’id Syarafud-
din ad-Dihlawi yang meriwayat-
kan dari sejumlah ulama musnid
dizamannya seperti Sayyid Nadzir
Husein, Sayyid Husein bin Muhsin
al-Anshari dan Syamsul Haq al-
Adzim Aabadi.

Edisi 8/Thn 2/Bln 2/1436 | 24


2. Banyaknya bacaan beliau dari al-Maidani, Muhammad Sa’id al-
guru-gurunya seperti dari Hafizh Burhani dan lainnya.
Muhammad al-Jundalwi, Hafizh 3. Begitu juga Arbain an-Nawaiyyah
Abdullah ar-Rubari, Hafizh Mu- kepada Abdul Muhsin al-Asthuni,
hammad Ismail Dzabih al-Khathib, Muhammad Abi al-Khair al-
Abu al-Qasim Muhammad Abduh Maidani, dan Muhammad Sa’id
dan lainnya. Berbagai kitab mulai al-Burhani.
dari hadits, Tafsir, Fiqh dan lain-
lain. Bisa merujuk Tsabatnya
“Mukhtashar Tsabat al-Hadi”.

Kesepuluh,
Al-Allamah al-Mu’arikh al-Musnid
Muhammad Muti’ie Hafizh ad-Dimasyqi
-------------------
Kepakarannya dalam sejarah tidak
diragukan lagi, keluasan dan detailnya
info juga tidak diragukan lagi bagi orang
yang telah membaca karya-karyanya.
Dibalik itu, sesungguhnya Syaikh kita ini [as-Surianji].
termasuk yang dicari sanadnya karena
beberapa sebab:
1. Syaikh meriwayatkan dari sejum-
lah ulama Syam yang ‘aliy sanad-
nya dan sudah jarang sekarang ini
orang yang meriwayatkan dari
mereka, dengan qira’at dan
ijazah.
2. Diantaranya bacaan dan ijazahnya
untuk al-Arbain al-Ajluniyyah
kepada Muhammad Abi al-Khair

25 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
Ulama & Sanadnya

Syaikh al-Allamah al-


Muhadits Abdul Manan an-
Nurfuri

Asy-Syaikh al-Allamah al- 1. Syaikh Abu al-Khair Ismail bin


Muhadits, al-Musnid al-Kabir Abdul Ibrahim as-Salafi, yang telah kami
Manan bin Abdul Haq bin Abdul Warits sebutkan, beliau meriwayatkan
bin Qaimuddin an-Nurfuri al-Bakistani dari :
as-Salafi (w. 1433 H). Seorang ulama - Syaikh Abu Bakr Muhammad
besar dari Punjab Pakistan. Dibawah Arif Khuwaqir, yang meriwa-
bimbingan Syaikh Abu al-Khair Ismail bin yatkan dari Nadzir Husein,
Ibrahim as-Salafi di al-Jami’ah al- Ahmad bin Ibrahim bin Isa,
Muhammadiyyah beliau menjadi sosok Husein bin Muhsin al-Anshari,
yang dihormati keilmuwannya dipelosok Abu Mahasin al-Qawuqji dan
negeri. Murid dan Guru ini begitu saling lain-lain.
mencintai, pernah Syaikh Ismail as-Salafi - Syaikh Abdul Manan al-Wajir
berkata, “Namamu (Abdul Manan) Aabadi, yang meriwayatkan
seperti nama guruku (Abdul Manan al- dari Abdul Haq al-Banarasi,
Wajir Aabadi yang juga dicintainya)”. Abdullah al-Ghaznawi, dan
Nadzir Husein ad-Dihlawi.
Di al-Jami’ah al-Muhammadiyyah
2. Syaikh Hafizh Muhammad bin
pula, Syaikh Abdul Manan bertemu dan
Fadhluddin al-Jundalawi,
menimba ilmu dari sejumlah syaikh
3. Syaikh Hafizh Abdullah ar-Raubari
Pemilik keutamaan, membaca kepada
Keduanya digelari Hafizh karena
mereka dan memberinya ijazah
hafalannya yang luar biasa.
periwayatan, seperti :
Keduanya meriwayatkan dari :

Edisi 8/Thn 2/Bln 2/1436 | 26


1. Abdul Manan al-Wazir Aabdi Beliau kemudian didulat mengajar
2. Abdul Jabar bin Abdullah al- di al-Jami’ah al-Muhammadiyyah,
Ghaznawi beberapa tahun kemudian, atas saran
guru-gurunya beliau pun membuka
Ketika pergi berhaji, Syaikh an-
madrasahnya sendiri dan mengajar
Nurfuri bertemu pula dengan:
disana sampai meninggalnya, rahima-
4. Al-Allamah Muhammad bin Abdul hullahu.
Latif bin Abdurrahman alu Syaikh,
Meriwayatkan dari Syaikh an-
dan meriwayatkan dengan ijazah
Nurfuri banyak guru kami, diantaranya:
darinya. Beliau meriwayatkan
dari: 1. Syaikh Muhammad Malik al-
1. Bapaknya, Abdul Latif bin Bahandur bin Abdurrahman,
Abdurrahman alu Syaikh beliau khalifahnya, menyusun
2. Abu Bakr al-Khuwaqir kumpulan fatwanya, mengganti-
3. Hammad bin Atiq kannya mengajar Sunan Tirmidzi
4. Sa’ad bin ‘Atiq an-Najdi dan Abu Dawud.
5. Muhammad Abu al-Qasim al- 2. Syaikh Muhammad Ziyad at-
Banarisi Tuklah
6. Ahmadullah ad-Dihlawi 3. Syaikh Muhammad Rafiq Thahir
7. Yusuf Hasan al-Khanafuri (6-7 al-Baqistani.
mudabaj) 4. Dan lainnya [as-Surianji].
8. Nadzir Husein ad-Dihlawi

Periwayatan Itu Rezeki


Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdullah bin al-Husain al-Mahamily, telah
mengabarkan kepada kami Muhammad bin Muhammad bin Ahmad bin Malik al-Iskaafy, telah
menceritakan kepada kami Abul Ahwash Muhammad bin al-Qasim bin Hammad al-Qadhi, ia
berkata : Aku mendengar Muhammad bin Katsir berucap : Berkata Auza’i : Aku pergi (mencari
hadits) mendatangi al-Hasan dan Ibnu Sirin, aku dapati al-Hasan (al-bashry) telah wafat, dan aku
temui Muhammad bin Sirin sedang sakit, maka kami pun mengunjunginya, beberapa hari
kemudian beliau pun juga wafat”.

Ar-Rihlah Fii Thalabil Hadits, Al-Imam al-Khathib al-Baghdady

27 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
Biografi Ulama Nusantara

Jami’ bin ‘Abdur Rasyid Al-Bugisi

Salah satu kebiasaan yang sering kan ibadah haji yang merupakan rukun
dilakukan Mufti Syafi’iyyah Makkah Islam ke-5.
Syaikh Ahmad bin Zaini Dahlan Al-Makki
Diketahui bahwa Jami’ Al-Bugisi di
(w. 1304) –rahimahullah- dalam
Makkah masih sempat menjumpai masa
melangsungkan kegiatan mengajarnya
Syaikh Ahmad bin Zaini Dahlan tersebut
di Masjidil Haram ialah membaca kitab
di muka. Kesempatan itu kiranya sangat
Shahih Al-Imam Al-Bukhari di awal
tidak elok jika ia sia-siakan tanpa
Ramadhan. Bacaan ini dijadwalkan
memanfaatkan sisa umur ulama yang
sudah khatam pada malam ‘iedul fithri.
memegang jabatan sebagai mufti
Dalam pelajaran ini segenap pelajar
Syafi’iyyah Makkah itu. Berangkat dari
setia mendengarkan dan menyimak
sini ia segera bergegas menuju sosok
kajian yang marak di kala itu. Salah satu
‘alim yang banyak mencetak kader
pelajar itu yang berkali-kali menghadiri
ulama masa depan itu. Maka ia pun
momentum ini ialah seorang santri asal
berhasil mempelajari sejumlah kitab
Bugis. Dialah Syaikh Jami’ bin ‘Abdur
dari Syaikh Ahmad bin Zaini Dahlan,
rasyid Al-Bugisi –rahimahullah-. Dari
antara lain Qathr An-Nada wa Ball Ash-
ketekunannya menggandrungi pelajaran
Shada karya Ibnu Hisyam Al-Anshari (w.
ini ia banyak meraup banyak faidah
761), Syudzur Adz-Dzahab karya Ibnu
ilmiah yang tentu menjadi semacam
Hisyam, Audhah Al-Masalik Syarh
tabungan intelektualnya.
Alfiyah Ibn Malik, Al-Manzhumah Ar-
Jami’ Al-Bugisi dilahirkan pada Rahbiyyah karya Muhammad bin ‘Ali Ar-
malam Ahad 21 Sya’ban 1255 di daerah Rahbi Asy-Syafi’i (w. 577), Riyadh Ash-
Dengalah Kalimantan. Ketika usianya Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin,
sudah agak remaja, ia sudah berangkat Al-Adzkar Min Kalam Sayyid Al-Abrar,
ke Makkah Al-Mukarramah dalam dan Minhaj Ath-Thalibin wa ‘Umdah Al-
rangka menuntut ilmu setelah menunai- Muftin.

Edisi 8/Thn 2/Bln 2/1436 | 28


Selain berguru pada Syaikh Syaikh Jami’ bin ‘Abdur Rasyid Al-
Ahmad Dahlan, Jami’ Al-Bugisi juga Bugisi wafat pada malam Jum’at 11
diketahui belajar dari Syaikh Sa’id bin Shafar 1361 H.3 [Firman Hidayat]
Muhammad bin Salim Ba Bashil Al-
Hadhrami Al-Makki Asy-Syafi’i –
rahimahullah- (w. 1330). Darinya Jami’ Kitab Yang Disusun 60 Tahun
Al-Bugisi mendengarkan bacaan Jami’
At-Tirmidzi dan Sunan Ibnu Majah.
Telah menceritakan kepada kami Abu Nashr
Dalam pada itu, terhitung Muhammad bin Abdullah al-Kibritiy, seorang
beberapa ulama Hijaz telah berkenan ahli timbangan di negeri Ashbahaan, ia
memberi ijazah. Mereka antara lain: berkata : ’Telah memberitahu kami Abu
Bakar Ahmad bin al-Fadhal bin Muhammad
 Syaikh Husain bin Muhammad Al- al-Baathirqaaniy secara imla’, ia berkata :
Hibsyi Al-Makki ’telah memberitahu kami Abu Bakar Ahmad
 Syaikh Muhammad Amin bin bin Abdurrahman al-Mu’addil. Ia berkata :
’Telah memberitahu kami Abu ’Amru
Ahmad Ridhwan Al-Madani
Muhammad bin Ahmad bin Hamdan, ia
 Syaikh ‘Abdusy-Syakur bin ‘Abdul
berkata: Berkata Abu Nu’aim Abdul Malik bin
Jalil Al-Jawi Al-Makki Muhammad bin ’Adiy, ia berkata : Berkata
 Syaikh Falih bin Muhammad Azh- Abu Thalib al-Harawiy, ia berkata : berkata
Zhahiri Abu Khalil ’Itbah bin Hammad : Diperlihatkan
kepada Malik bin Anas rahimahulloh kitab
Setelah merasa mumpuni men- Muwaththa selama 4 hari, maka berucaplah
dalami agama Islam, Jami’ bin ‘Abdur Malik : ”Suatu ilmu yang dihimpun oleh
Rasyid Al-Bugisi akhirnya memutuskan seorang Syaikh selama 60 tahun, kemudian
kembali ke negeri kelahirannya. Di kalian mengambilnya dalam 4 hari, demi
Allah, Allah takkan memberikan kalian
negeri ini kemudian ia memainkan
manfaat dengan kitab tersebut selamanya.”
peran penting dalam mengembangkan
dunia intelektual di negerinya. Terhitung
sudah banyak kalangan yang memper- Kasyful Mughattaa Fii Fadhlil Muwaththaa,
oleh manfaat dari apa yang telah Al-Hafizh Ibnu ‘Asakir
diupayakan Syaikh Jami’ Al-Bugisi.

3
Natsr Al-Jawahir wa Ad-Durar (I/305-306).

29 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
Sanad Kitab-Kitab Sunnah dan Aqidah

Sanad Kitab Aqidah as-Salaf


wa Ashabul Hadits
Karya al-Shabuni

Penulisnya adalah al-Imam al-Hafizh Abi Utsman Ismail bin Abdurrahman bin Ahmad
bin Ismail bin Ibrahim bin Amar bin Abid ash-Shabuni asy-Syafi’i (w. 449 H). Beliau
adalah murid penulis al-Mustadrak, yaitu al-Hafizh Abu Abdillah al-Hakim an-Naisburi,
dalam kitabnya ini pun beliau banyak meriwayatkan dari gurunya tersebut. Beliau
meriwayatkan pula dari cucunya al-Hafizh Ibn Khuzaimah, al-Imam Abu Thahir
Muhammad, beliau adalah salah satu perowi populer untuk Shahih Ibn Khuzaimah
langsung dari Kakeknya. Sedangkan kepada Imam Muslim beliau diperantarai dua
perowi, melalui Abu Bakr al-Jauzaqi dari Abu Hatim Makki bin Abdan dari Imam
Muslim.

Guru beliau dalam riwayat yang lainnya banyak sekali, rahimahullahu.

Kitab ini dikenal dengan beberapa nama, namun yang dimaksud adalah kitab ini-ini
juga. Nama “Aqidah as-Salaf wa Ashab al-Hadits” inilah yang lebih populer dan wujud
dalam kebanyakan manuskrip, diantaranya dalam naskah perowi kita al-Allamah
Ahmad bin Ibrahim bin Isa an-Najdi.

Sanad kepadanya melalui pemilik naskah al-Allamah Ahmad bin Ibrahim bin Isa an-
Najdi, yang tersambung kepada al-Hafizh Ibn Hajar dalam Mu’jam al-Mufahras (1/56)
dengan sanadnya kepada Imam ash-Shabuni. Ar-Rudani memiliki sanad lain kepadanya,
sebagaimana dalam tsabatnya (hal. 247).

Yang dibawah ini adalah salah satu cabang sanad-sanad itu :

Edisi 8/Thn 2/Bln 2/1436 | 30


Yang paling ’aliy meriwayatkan kepada Ahmad bin Ibrahim bin Isa saat ini adalah guru
kami Syaikh Muhammad bin Abdurrahman Alu Syaikh hafizahullahu, yakni dengan satu
perowi saja. [as-Surainji].

Dua Cetakan Bagi Kitab ‘Aqidah ash-Shabuni

31 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
Takdir Manusia
Oleh : Ust. Firman Hidayat

.
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud –radhiyallahu ‘anhu-, beliau berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, seseorang yang jujur yang dibenarkan, bercerita pada
kami,

“Sesungguhnya penciptaan kalian dihimpunkan dalam rahim ibu kalian setetes


mani selama 40 hari, kemudian menjadi segumpal darah selama itu, kemudian menjadi
segumpal daging selama itu. Selanjutnya dikirimkan satu malaikat untuk meniupkan
ruh dan ditetapkan empat kalimat, yaitu rizkinya, ajalnya, amal perbuatannya; sengsara
ataukah bahagian.

Demi Allah yang tidak ada tuhan yang berhak disembah selain-Nya,
sesungguhnya salah seorang kalian benar-benar melakukan perbuatan penghuni surga
sehingga jarak keduanya tinggal sehasta, namun taqdir telah mendahuluinya. Ia lantas
mengerjakan perbuatan penghuni neraka sampai memasukinya.

Dan sungguh, salah seorang di antara kalian benar-benar melakukan perilaku


penduduk neraka hingga jarak keduanya tinggal sehasta, akan tetapi takdir telah
mendahuluinya. Maka ia mengerjakan pekerjaan penduduk surga sampai
memasukinya.”

HR Al-Bukhari dan Muslim.

Edisi 8/Thn 2/Bln 2/1436 | 32


Biografi Shahabat Perawi berani secara terang-terang membaca
Al-Quran di Makkah.
‘Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil
bin Habib bin Syamkh bin Far bin Rasulullah shallallahu’alaihi wa
Shahilah bin Kahil bin Al-Harits bin Taim salam bersabda, sebagaimana yang
bin Sa’d bin Hudzail Al-Hadzali, Abu diriwayatkan Imam Ahmad dan Al-
‘Abdirrahman. Demikian nasab Ibnu Baihaqi, “Siapa yang suka membaca Al-
Mas’ud, sapaan akrab ‘Abdullah, dari Quran secara benar seperti yang (kali
pihak ayah. Sedangkan dari pihak ibu, pertama) turun, sebaiknya belajar dari
Ummu ‘Abdillah binti ‘Abd Wudd bin bacaan Ibnu Ummi ‘Abd.” Maksudnya
Sawaa-ah, seorang wanita yang Ibnu Mas’ud.
termasuk awal-awal memeluk Islam.
Ibnu Mas’ud pernah berkata,
Ibnu Mas’ud termasuk orang- “Sungguh, aku paling tahu tentang Kitab
orang yang pertama masuk Islam. Allah, padahal aku bukan paling baik di
Memiliki hubungan dekat dengan antara shahabat. Tidaklah ada satu
Rasulullah shallallahu’alaihi wa salam, surat, tidak pula satu ayat, kecuali aku
beliaulah yang kerap membawa tahu pada siapa dan kapan diturunkan.”
sepasang sandal baginda Rasulullah
Abu Wail mengatakan, “Aku tidak
shallallahu ’alaihi wa salam atau bisa
mendengar adanya orang yang
dibilang pembantu Rasulullah
mengingkari-nya.”
shallallahu’alaihi wa salam. Bahkan
dikatakan bahwa Ibnu Mas’ud adalah (Al-Ishabah fi Tamyiz Ash-
seorang pemegang rahasia Rasulullah Shahabah no. 497, Al-Ist’ab fi Ma’rifah
shallallahu’alaihi wa salam. Al-Ash-hab no. 1659, dan Al-A’lam
IV/137)
Rasulullah shallallahu’alaihi wa
salam mempersaudarakannya dengan Ulasan Hadits
Az-Zubair bin Al-‘Awwam dan setelah
Kata-kata Ibnu Mas’ud, “Yang
hijrah dipersaudarakan dengan Sa’d bin
benar dibenarkan,” bermakna benar
Mu’adz. Menurut riwayat shahih, Anas
dalam berucap dan wahyu yang
juga dipersaudarakan dengannya.
dibawanya dibenarkan. Kalimat ini
Oleh sejarah, Ibnu Mas’ud diucapkan Ibnu Mas’ud karena tema
merupakan orang pertama kali yang pembicaraan berkisar pada perkara gaib
yang tak nampak. Sedangkan pada saat

33 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
itu belum ada ilmu kedokteran yang nasib dan taqdir. Oleh karena
dapat mengetahui pertumbuhan janin di kefahaman Ibnu Mas’ud tentang hal
perut ibu. Sedangkan saat itu belum tersebut, beliau mendatangkan kalimat
ditemukan ilmu kedokteran modern ini agar benar-benar dapat diterima
seperti saat ini. Sehingga, hal seperti itu karena memang datang dari Rasulullah
hanya dapat diketahui melalui wahyu, shallallahu ’alaihi wa salam. Susunan
dari Allah ‘Azza wa Jalla Dzat yang kalimat ini boleh dibilang bagian dari
Mahamengetahui segala sesuatu. ilmu balaghah yang bermakna berbicara
sesuai keadaan dan situasi.
Apalagi ada pembicaraan tema di
atas ilmu kedokteran, yaitu penulisan

Tulisan Tangan Ulama

Tulisan tangan al-Allamah al-Musnid


Ahmad bin Ibrahim bin Isa an-Najdi
untuk riwayatnya pada hadits musalsal bil
Awwaliya melalui jalan gurunya al-Imam
Abdurrahman bin Hasan alu Syaikh.

Edisi 8/Thn 2/Bln 2/1436 | 34

Anda mungkin juga menyukai