Anda di halaman 1dari 8

LKPD : TOKOH ULAMA’ HADIST

PADA MASA DAULAH ABBASIYAH

Nama :
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : Ganjil

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:

1. Mengidentifikasi Ulama’ hadist ( Imam Bukhari) dengan benar.


2. Mengidentifikasi Ulama’ hadist ( Imam Muslim) dengan benar.
3. Mengidentifikasi Ulama’ hadist ( Imam Abu Dawud) dengan benar.
4. Mengidentifikasi Ulama’ hadist ( Imam At-Tirmidzi) dengan benar.
5. Mengidentifikasi Ulama’ hadist ( Imam An-Nasa’i) dengan benar.
6. Mengidentifikasi Ulama’ hadist ( Imam Ibnu Majah) dengan benar.

Persiapan
1. Mempersiapkan media/alat peraga/alat bantu bisa berupa tulisan manual di
papan tulis, kertas karton (tulisan yang besar dan mudah dilihat/dibaca, atau
dapat juga menggunakan multimedia berbasis ICT atau media lainnya.
2. Pembelajaran dimulai dengan guru mengucapkan salam dan berdoa bersama,
dilanjutkan dengan memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat
duduk disesuaikan disesuaikan dengan metode yang akan digunakan.
3. Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif tentang materi sesuai dengan
pokok bahasan.
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pelaksanaan
Setelah membaca dan menelaah materi pembelajaran “Kemajuan dalam bidang
ekonomi pada Masa Abbasiyyah,” jawablah pertanyaan berikut:

1. Tulislah nama lengkap Ulama hadist (Muhadditsin) Daulah Abbasiyah !


2. Sebutkan peran dan karya- karya Ulama hadist !
3. Jelaskan teladan yang dapat kita pelajari dari kegigihan Ulama’ terdahulu dalam
pengembangan ilmu pengetahuan !

Penutup
Setelah membaca, menelaah dan mereflesikan materi pembelajaran tentang “tokoh
Ulama’ Hadist pada Masa Daulah Abbasiyyah,” guru dengan melibatkan siswa
mengambil kesimpulan dan siswa mencatat kesimpulan tersebut. Guru selanjutnya
menutup pembelajaran dan berdoa sejenak.
TOKOH ULAMA’ HADIST
PADA MASA DAULAH ABBASIYAH
1. Imam Bukhari
VIVA Edukasi –Sebagai umat Muslim, perlu rasanya mengetahui biografi Imam Bukhari
yang merupakan ahli hadis yang sudah  berkiprah sejak usia remaja. Imam Bukhari
merupakan ahli hadis terkenal bersama dengan beberapa imam lainnya, seperti Imam
Ahmad, Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah.  Imam Bukhari
memiliki karya yang paling autentik dari semua karya lain dalam literatur hadis yang
disatukan. Sebagaimana disepakati oleh semua ulama, Sahih Al-Bukhari adalah kitab yang
paling shahih setelah Alquran.
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Mohammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin
Bardizbah Al Jufi Al Bukhari. Ia berasal dari Persia dan lahir di Bukhara, Uzbekistan pada
tahun 194 Hijriah (809 M). Pada saat itu, Mohammad bin Harun-ur-Rashid adalah Khalifah
(6 th Abbasiyah) dunia Muslim. 
Nenek moyang Imam Bukhari adalah Zoroaster dan kakek buyutnya Al Mughirah yang
pernah menerima Islam di tangan seseorang dari Suku Al Jufi. Ayah dari Imam Bukhari
adalah seorang pengusaha dan dia menghadiri beberapa ceramah Imam Malik ibnu Anas.
Namun, ayah Imam Bukhari meninggal pada usia dini dan ia dibesarkan di bawah
pengawasan ibunya yang merupakan seorang wanita yang sangat saleh. 
Karya Imam Bukhari lainnya antara lain adalah kitab Al-Jami’ ash
Shahih, Al-Adab al Mufrad, At Tharikh as Shaghir, At Tarikh Al
Awsat, At Tarikh al Kabir, At Tafsir Al Kabir, Al Musnad al
Kabir, Kitab al ‘Ilal, Raf’ul Yadain fis Salah, Birrul Walidain,
Kitab Ad Du’afa, Asami As Sahabah dan Al Hibah.
2. Imam Muslim, Imam Para Ahli Hadits
Salah satu ulama dan imam yang terkenal di kalangan kaum muslimin
adalah Imam Muslim penyusun Shahih Muslim. Umat Islam banyak
membaca hadits-hadits yang beliau riwayatkan. Walaupun tidak semua
orang merasa ingin tahu lebih jauh tentang nama yang mereka baca itu.
Berikut ini biografi singkat dari Imam Muslim, mudah-mudahan menambah
rasa cinta kita pada beliau.
Nasab dan Kelahiran
Nama beliau adalah Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Ward bin Kusyadz
al-Qusyairi an-Naisaburi. Qusyair adalah kabilah Arab yang dikenal.
Sedangkan Naisabur adalah sebuah kota yang masyhur di wilayah
Khurasan. Kota ini termasuk kota terbaik di wilayah tersebut. Kota yang
terkenal dengan ilmu dan kebaikan.
Imam Muslim dilahirkan di Naisabur pada tahun 206 H/821 M. Kun-yahnya
adalah Abu al-Husein. Dan laqob (panggilan) atau digelari dengan al-
Hafizh, al-Mujawwid, al-Hujjah, ash-Shadiq.
Imam Muslim meninggalkan banyak karya tulis, ilmu yang luas, yang tak layak
disia-siakan. Dari sekian banyak karya beliau, ada yang masih ada hingga
sekarang. Ada pula yang telah hilang. Di antara karya tulis beliau adalah:
1. Ash-Shahih (Shahih Muslim). Inilah karya beliau yang paling mashur di
tengah kaum muslimin;
1. At-Tamyiz,
2. Al-‘Ilal,
3. Al-Wuhdan,
4. Al-Afrad,
5. Al-Aqran,
6. Su-alatihi Ahmad bin Hanbal,
7. Kitab Amr bin Syu’aib,
8. Al-Intifa’ bi Uhubi as-Siba’,
9. Kitab Masyayikh Malik,
10. Kitab Masyayikh ats-Tsauri,
11. Kitab masyayikh as-Su’bah,
12. Man Laysa Lahu Illa Rawin wa Ahadin,
13. al-Mukhadhramin,
14. Awlad ash-Shahabah,
15. Awham al-Muhadditsin,
16. ath-Thabaqat,
17. Afrad asy-Syamiyyin.
Wafat
Usia Imam Muslim bisa dikatakan tidak panjang. Hanya 55 tahun. Beliau
wafat dan dimakamkan di Naisabur pada tahun 261 H/875 M,
rahimahullah rahmatan wasi’atan. Semoga Allah membalas jasa-jasa beliau
terhadap umat Islam dengan sebaik-baik balasan.

3. Biografi Imam Ibnu Majah –


Imam Ibnu Majah merupakan salah seorang ulama yang juga mengumpulkan, melacak
dan meneliti sebuah hadits sama halnya seperti para ulama hadits lainnya.
Perjuangan beliau yang sungguh membuat kita merasa tidak sanggup untuk itu.

Akan tetapi, karena kesungguhan beliau lah sehingga hadits-hadits Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi Wasallam bisa terkumpulkan.
Dan bisa dibukukan oleh para ulama ahli hadits lainnya, terutama juga Imam Ibnu Majah.
Nah disini penulis akan memberikan sebuah biografi Imam Ibnu Majah kepada para pembaca.
Semoga dengan adanya biografi ini dapat menjadikan kita agar lebih semangat dalam menuntut
ilmu agama dan lainnya. Berikut ini, biografi beliau.
kaijianpemikiranislam.com
Nama lengkap beliau ialah Abu abdullah Muhammad bin Yazid Ar-Rabi’ bin Majah al-Qazwini
al-Hafidz, atau yang sering dikenal dengan Imam Ibnu Majah.
Beliau juga memiliki kunyah yaitu, Abu ‘Abdullah adalah seorang ulama ahli hadits yang
telah mengumpulkan hadits.

Karya beliau yang paling dikenal adalah kitab Sunan Ibnu Majah dan kitab ini termasuk
kelompok Kutubus sittah.
Imam Ibnu Majah, memulai pendidikan sejak beliau usia remaja dan menekuni pada bidang
hadits sejak beliau menginjak usia 15 tahun.
Beliau belajar pada seorang ulama yang terkenal pada saat itu yaitu, Ali bin Muhammad at-
Tanafasy.
Bakat, minat dan tekad yang sangat kuat yang dimiliki beliau yang akhirnya membawa Imam
Ibnu Majah berpetualangan untuk menelusuri dan meneliti hadits.

Imam Ibnu Majah dilahirkan di daerah Qazwin pada tahun 207 atau 209 H. Nah daerah Qazwin
adalah salah satu kota yang terkenal dikawasan Iraq.
Kenapa sebutannya Majah? Karena sebutan Majah ini dinisbatkan kepada ayahnya Yazid yang
juga dikenal dengan sebutan Majah Maula Rab’at.
Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa Majah adalah ayah dari Yazid (ayah Imam Ibnu
Majah). Walaupun pendapat yang pertama lebih shahih, kata “Majah” adalah gelar ayah
Muhammad, bukan gelar kakeknya.
Karya Imam Ibnu Majah.
Imam Ibnu Majah, selain terkenal sebagai ulama hadis, juga ahli dalam tafsir Al Qur’an, dan
sejarah kebudayaan Islam. Hal ini terlihat dari tiga karya besarnya, Sunan Ibnu Majah,
Tafsir Al-Qur’an al-Karim, dan Sejarah perawi hadis (at-Tarikh). Dalam buku yang terakhir
ini, beliau mengambil para perawi hadis sejak masa Nabi sampai pada masanya. Dari tiga
karya Ibnu Majah tersebut yang sampai ke tangan kita hanya yang pertama, yaitu Kitab
Sunan Ibnu Majah.

4. .Imam An-Nasa’i
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Imam an-Nasa'i yang memiliki nama lengkap
Abu Abdirrahman Ahmad bin Syuaib bin Ali bin Bahar bin Sinan bin Dinar an-
Nasa'i adalah seorang ulama hadis terkenal.

Kitabnya termasuk kitab hadis yang enam, yaitu Bukhari, Muslim, Abu Daud, Ibnu
Majah, Tirmidzi, dan Nasa'i. Keenam kitab hadis ini dikenal karena ketinggian
sumber periwayatannya (sanad) maupun kandungan beritanya (matan).

Dilahirkan di satu desa yang bernama Nasa' di daerah Khurasan pada 215 H, an-
Nasa'i tumbuh dan berkembang di desa kelahirannya. Ia menghafal Alquran di
madrasah yang ada di Nasa'. Imam an-Nasa'i juga banyak menyerap berbagai
disiplin ilmu keagamaan dari para ulama di daerahnya. Beliau termasuk ulama yang
produktif dalam menulis kitab. Beberapa kitab buah pena beliau selain as-Sunan antara
lain; Musnad Malik, Manasik al-Hajj, Kitab al-Jumu’ah, Igrab Syu’bah Ali Sufyan wa
Sufyan Ali Syu’bah, Khasais Ali bin Abi Talib Karramallahu Wajhah, ‘Amal al-Yaum wa
al-Lailah dan lain-lain.

5. Imam Al-Tirmidzi
Nama lengkap al-Tirmidzi ialah Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Thaurah bin Musa bin
al-Ḍ ahhak al-Sulami al-Ḍ arir al-Bughi al-Tirmidzi. Namun, ia lebih populer dengan
sebutan al-Tirmidzi. Dalam karyanya al-Jami‘ al-Ṣahih, ia sering menggunakan julukan
AbuIsa untuk menyebut dirinya sendiri. Sebagian ulama tidak menyukai bila nama Abu
‘Isa dipakai oleh al-Tirmidhi karena Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya ‘Isa tidak
memiliki ayah”.
Selain sebagai ulama hadis terkemuka, al-Tirmidzi juga dikenal sebagai
ulama fiqh yang luas pandangannya serta ulama yang produktif. Hal itu tercermin
dari banyaknya karyanya seperti: Kitab al-Jami‘ al-Ṣaḥiḥ atau yang terkenal
dengan Sunan al-Tirmidzi, al-‘Ilal, yang terdapat di bagian akhir kitab al-Jami‘ al-
Syama’il al-Muhammadiyah, al-Asma’ wa al-Kuna, al-‘Ilal al-Kabir, al-Tarikh, al-Asma’ al-
Ṣaḥabah  dan Kitab al-Zuhd.
6. IMAM ABU DAWUD ‫رحمه هّللا‬

Nama lengkap beliau ialah Sulaiman bin al Asy’ats bin Ishaq bin Basyir bin
Syaddad bin ‘Amr al Azdi as Sijistani. Berdasarkan kesaksian muridnya, yaitu
Abu ‘Ubaid al Ajurri, beliau dilahirkan pada tahun 202H. Demikian Imam adz
Dzahabi menyebutkan tahun kelahiran Abu Dawud. Dan beliau wafat pada
tanggal 16 Syawwal 275 H.

Beliau juga berguru kepada ulama-ulama yang menjadi guru lima imam hadits
lainnya (al Bukhari, Muslim, at Tirmidzi, an Nasa-i dan Ibnu Majah). Mereka
adalah : Muhammad bin Basyyar Bundar (w. 252 H), Muhammad bin al
Mutsanna Abu Musa (w. 252 H), Ziyad bin Yahya al Hassani (w. 254 H), Abbas
bin Abdul ‘Azhim al ‘Anbari (w. 246 H), Abu Sa’id al Asyajj Abdullah bin Sa’id al
Kindi (w. 257 H), Abu Hafsh ‘Amr bin ‘Ali al Fallas (w. 249 H).

Selain menyibukkan diri dengan pengajaran, beliau juga menuangkan ilmunya


denganmenulis. Kitab-kitab tersebut (yang sudah tercetak), yaitu Kitab as
Sunan, al Marasil, al Ba’ts wa an Nusyur, Risalah Abi Dawud Ila Ahli Makkah,
az Zuhd. Sementara kitab lainnya, masih berupa manuskrip kuno, atau hanya
sekedar disebutkan oleh ulama, tetapi belum ditemukan.
LKPD : ULAMA’ FIQIH DAULAH ABBASIYAH
Biografi Singkat Imam Asy-Syafi’i

KOMPAS.com - Imam Syafi'i merupakan seorang mufti besar umat Islam yang juga pendiri dari
mazhab Syafi'i. Ia masih kerabat Rasulullah, dari Bani Muthalib atau keturunan Al-Muthalib,
saudara dari Hasyim yang merupakan kakek Nabi Muhammad SAW. Sebelum menjadi ahli fikih
besar, Imam Syafi'i pergi ke Madinah untuk berguru kepada Imam Malik, pendiri Mazhab Maliki.
Imam Syafi'i mengembangkan mazhabnya pada awal abad ke-9, yang kemudian populer di
beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia.

Nama lengkap Imam Syafi'i adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi'i al-Muththalibi
al-Qurasyi. Ia lahir pada tahun 150 H atau 767 M. Ada perbedaan pendapat di kalangan ahli
sejarah terkait tempat lahir Imam Syafi'i. Ada yang mengatakan di Gaza, ada juga yang
berpendapat di Asqalan, dekat Gaza. Ketika berumur dua tahun, Imam Syafi'i dibawa ke tanah
leluhurnya di Mekkah oleh sang ibu, setelah ayahnya meninggal. Sejak kecil, Imam Syafi'i
pandai dalam sastra Arab, di mana ia mampu menghafal berbagai syair-syair Arab. Berkat
bimbingan ibunya, Fatimah, ia mampu membaca dan menghafal Al Quran. Setelah itu, ia
berguru kepada Sufian bin Uyainah, salah satu ahli hadis di Mekkah. Imam Syafi'i juga berguru
kepada Muslim bin Khalid Al-Zanji, yang merupakan ahli fikih di Mekkah.

Pada 780, ketika berusia 13 tahun, ia berangkat ke Madinah untuk berguru kepada Imam Malik,
yang merupakan ahli fikih dan hadis sekaligus pendiri Mazhab Maliki.

etelah bebas, Imam Syafi'i kembali ke Mekkah untuk kemudian mengisi kajian fikih serta
memberikan fatwa di Masjidil Haram. Pada periode inilah, Imam Syafi'i sering melakukan
perjalanan dari Mekkah ke Bagdad untuk mulai merintis mazhabnya sendiri, yakni Mazhab
Syafi'i.
Di saat yang sama, ia mulai menyusun kitab dalam bidang Ushul Fikih yang berjudul Al-Risalah.
Selain itu, ia juga mengarang kitab di bidang fikih yang berjudul Al-Hujjah atau yang dikenal
dengan Mazhab Qadim.

Murid Imam Syafi'i


Ahmad bin Hambal Al-Hasan bin Muhammad Az-Za'farani Ishaq bin Rahawih Harmalah bin
Yahya Sulaiman bin Dawud Al-Hasyimi Abu Tsaur Ibrahim bin Khalid Al-Kalbi Wafat Di Mesir,
Imam Syafi'i diketahui mempunyai beberapa murid, seperti Abu Yaqub al-Buwaithi, Ismail al-
Muzani, dan Rabi’ al-Muradi. Imam Syafi'i juga banyak merevisi fatwanya dengan yang baru
atau lebih dikenal dengan Mazhab Jadid.

Fatwa revisinya tersebut dicantumkan dalam kitab Imam Syafi'i yang berjudul Al-Umm.

Seiring berjalannya waktu, Mazhab Syafi'i menyebar dari Mesir kemudian populer di
kalangan ulama Islam Sunni. Imam Syafi'i menghabiskan sisa hidupnya di Mesir hingga
meninggal pada 204 H atau 821 M.

Anda mungkin juga menyukai