Anda di halaman 1dari 4

PERSIAPAN NABI MUHAMMAD SAW HIJRAH KE MADINAH

Peristiwa hijrah Nabi SAW dan para sahabat dari Makkah ke Madinah, khususnya, bukan
untuk melarikan diri, dan menyelamatkan agamanya, sebagaimana yang dilakukan saat hijrah
pertama, ke Abesinea. Tetapi, hijrah Nabi SAW dan para sahabat ke Madinah bertujuan untuk
menerapkan Islam, yang selama 13 tahun di Makkah, belum mampu diterapkan secara
menyeluruh [kaffah].

Setelah nabi Muhammad saw memerintahkan kaum muslimin hijrah ke madinah,


sekarang tibalah giliran beliau untuk berhijrah. Namun, nabi Muhammad saw masih menunggu
turunnya wahyu yang memerintahkan hijrah. Sambil menunggu turunnya perintah hijrah, nabi
Muhammad saw mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, agar tidak menemui kesulitan
dalam perjalanan hijrah nanti. Nabi merencanakan perjalanan ini selama hampir dua tahun.

Kaum muslimin sudah hampir seluruhnya berangkat hijrah ke madinah, yang masih
tinggal di mekah hanya beberapa orang saja, diantaranya Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib. Nabi
Muhammad saw beruding dengan Abu Bakar tentang jalan yang akan ditempuh dan cara
menghindari kejaran para pemuda quraisy.

Dia telah merencanakan perjalanannya dengan Abu Bakar dengan sangat rinci. Antara
lain :

1. Abu Bakar telah menyiapkan dua ekor unta untuk perjalanan ini selama tiga bulan
terakhir. Ia juga menyediakan makanan dan air khusus.
2. Rencananya, Nabi dan Abu Bakar akan tinggal selama tiga hari tiga malam di sebuah gua
bernama Tsur dan kemudian pergi ke Madinah melalui rute yang jarang dilalui. Gua ini
berada di arah yang berlawanan dari rute biasa ke Madinah.
3. Abu Bakar telah menyewa Abdullah bin Uraiqith. Orang ini adalah seorang penunjuk jalan dan
pandai mencari jalan pintas. Ia ahli dalam mencari jejak menuju Madinah. Bersamaan dengan
itu, Abdullah bin Uraiqith masih memeluk agama kaumnya. Rasulullah dan Abu Bakar pun
menyerahkan kepadanya tunggangan-tunggangan mereka dan berjanji menemuinya di Gua Tsur
setelah tiga hari kemudian.
4. Abdullah bin Abu Bakar, putra bungsu Abu Bakar ditugaskan mengumpulkan berita
tentang operasi yang dikirim untuk menangkap Nabi. Abdullah juga bertugas
menyampaikannya ke gua untuk perencanaan alternatif.
5. Putri Abu Bakar yang bernama Asma ditugaskan setiap sore menyediakan dan
mengantarkan makanan.
6. Amir bin Fahirah (Seorang budak yang dibebaskan oleh Abu Bakar ) ditugaskan pada
siang hari menggembalakan kambing di dekat gua tsur. Kemudian pada malam harinya,
kambing tersebut di bawa ketempat persembunyiaan nabi Muhammad saw dan Abu
Bakar untuk diperah air susunya. Diminta untuk menghapus jejak kaki unta dan manusia
dari pasir melalui kawanan domba yang masih ada di dekat gua dan dalam perjalanan.
Sehingga musuh tidak bisa melacak kehadiran mereka.

Wahyu yang mengisyaratkan kepada nabi Muhammad saw supaya berhijrah dari mekah
ke madinah yang selama ini ditunggu-tunggu, akhirnya turun juga. Wahyu yang diturunkan
tersebut dalam bentuk untaian doa yang indah sebagaimana tercantum dalam surah Al-Isra’
ayat 80.
Setelah menerima wahyu tersebut berangkatlah nabi Muhammad saw berhijrah menuju
madinah. Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar berangkat pada hari kamis, 1 Rabiul awal tahun
ke 13 dari kenabian. Mereka berangkat pada malm hari agar tidak diketahui oleh orang-orang
kafir quraisy.

PERJALANAN NABI MUHAMMAD SAW HIJRAH KE MADINAH

 Penacarian kaum quraisy terhadap nabi Muhammad saw

Para tokoh quraisy sudah mempersiapkan para pemuda yang ditugaskan untuk
membunuh nabi Muhammad saw. Pada malam hari keberangkatan nabi Muhammad
saw. Para pemuda kafir quraisy sudah mengepung rumah nabi Muhammad saw sebab
dikhawatirkan nabi Muhammad saw akan lari.

Nabi Muhammad saw melihat para pemuda kafir quraisy sudah mengepung
rumahnya dari semua penjuru. Kemudian beliau menyuruh Ali bin Abi Thalib memakai
pakaian yang biasa dipakai beliau dan berbaring ditempat tidurnya. Maksudnya, agar
para pemuda yang mengepung itu menyangka bahwa nabi Muhammad saw masih tidur.

Ketika para pemuda itu tertidur lelap, nabi Muhammad saw keluar dari
rumahnya. Kemudian beliau menaburkan pasir kemuka para pemuda itu sambil berkata
“ Alangkah kejinya mukamu”. Setelah itu nabi Muhammad saw pergi kerumah Abu Bakar.
Setibanya disana, mereka menaiki unta yang sudah dipersiapkan oleh Abu Bakar,
bergerak menuju Madinah.

Para pemuda kafir quraisy baru sadar bahwa yang berbaring ditempat tidur
tersebut ternya Ali bin Abi Thalib, sedangkan nabi Muhammad saw sudah meloloskan
diri dari kepungan. Mereka segera mengejarnya dengan menelusuri semua jalan yang
menuju madinah. Untuk menghindari pengejaran tersebut, nabi Muhammad saw dan
Abu Bakar bersembunyi di Gua Tsur. Akhirnya para pemuda kafir quraisy sampai ke bukit-
bukit dan gua-gua yang ada disekitar mekah. Bahkan sampai pula pencariannya itu ke
Gua Tsur.

Disekitar gua tsur, para pencari itu bertemu dengan sorang pengembala. Ketika
ditanya, pengembala itu menjawab, “mungkin saja mereka ada di dalam gua itu, tetapi
saya tidak melihat ada orang menuju ke sana”.

Saat itu nabi Muhammad saw dan Abu Bakar mendengar langkah-langkah kaki
orang-orang yang mencarinya disekitar gua tersebut. Abu bakar merasa khawatir dan
ketakutan. Kemudian ia berbisik kepada nabi Muhammad saw “ seandainya diantara
mereka ada yang melihat ke arah kaki, niscaya mereka akan melihat kita”. Lalu dijawab
oleh nabi Muhammad saw, “wahai Abu Bakar, janganlah kamu mengira kita hanya
berdua. Sesungguhnya, Allah beserta kita”

Allah swt menutup penglihatan mereka, sehingga mereka yang sudah naik lalu
turun kembali. Bahkan mereka melihat di mulut gua dipenuhi dengan sarang laba-laba
dalam keadaan utuh. Begitu juga ada 2 ekor merpati sedang bertelur di jalan masuk ke
gua itu. Mereka berpikir tidak mungkin ada orang di dalamnya.

Tidak ada seorang pun yang mengetahui tempat persembunyian mereka selain
Abdullah bin Abu Bakar, dan kedua putrinya Aisyah dan Asma, serta pembantu mereka
Amir bin Fahirah. Putri Abu Bakar dan juga pembantunya diberi tugas masing-masing
untuk melayani keperluan nabi Muhammad saw dan Abu Bakar selama berada di dalam
gua tersebut.

Abdullah bin Abu Bakar ditugaskan pada siang hari mendengarkan pembicaraan
tokoh kafir quraisy mengenai kepergian nabi Muhammad saw dan Abu Bakar. Pada
malam harinya, Abdullah bin Abu Bakar harus melaporkan apa yang didengarnya pada
siang hari. Sementara itu, Amir bin Fahirah ditugaskan pada siang hari menggembalakan
kambing di dekat gua tsur. Kemudian pada malam harinya, kambing tersebut di bawa
ketempat persembunyiaan nabi Muhammad saw dan Abu Bakar untuk diperah air
susunya. Begitu pula putrinya yang bernama Asma ditugaskan setiap sore menyediakan
dan mengantarkan makanan.

 Nabi Muhammad saw keluar dari gua tsur


Tiga hari lamanya nabi Muhammad saw dan Abu Bakar bersembunyi di gua tsur.
Setelah merasa aman dari pengejaran , nabi muhamaad saw dan Abu Bakar keluar dari
gua tsur. Pada waktu bersamaan, datanglah Abdullah bin Uraiqit dengan membawa 2
ekor unta yang memang sudah dipersiapkan sebelumnya. Abdullah bin Uraiqit sengaja
disewa oleh Abu Bakar sebagai penunjuk jalan menuju Madinah.

Walaupun Abdullah bin Uraiqit telah memadu dengan penuh kehati-hatian,


tetapi masih saja ada seseorang yang melihat mereka. Kemudian dia memberitahukan
kepada pemuka kair quraisy. Berita itu terdengar oleh Suraqah bin Juhsun yang sangat
tergiur dengan hadiah yang dijanjikan oleh kaum quraisy berupa 100 ekor unta. Ia pun
segera pergi mengejarnya.

Dalam waktu singkat Suraqah sudah berada di belakang nabi Muhammad saw.
Ketika kudanya sudah mendekati beliau, tiba-tiba kuda yang ditungganginya tersungkur
dan Suraqah pun terpelanting sangat keras. Dia bangun dengan berlumuran tanah,
kemudian berteriak meminta tolong untuk diselamatkan.

Suraqah mulai menyadari bahwa nabi Muhammad saw adalah seorang pembawa
kebenaran. Ia meminta maaf dan mohon agar nabi Muhammad saw memintakan
ampunan kepada Allah. Beliau pun memaafkan dan memohonkan ampunan kepada
Allah swt, serta berpesan agar tidak menangkap dirinya.

Suraqah pun memenuhi permintaan nabi Muhammad saw dan dia kembali ke
mekah. Setiap bertemu dengan orang yang sibuk mencari nabi Muhammad saw, dia
selalu menyarankan agar pulang saja dan menghentikan pencariannya.

Nabi Muhammad saw berjalan sepanjang siang dan malam, tidak mempedulikan
kesulitan dan kelelahan. Mereka ingin segera lepas dari tindakan kaum kafir quraisy yang
terus menerus merintangi mereka untuk mencapai keridhaan Allah swt. Kini mereka
telah melangkah jauh dari gua tsur yang sebentar lagi akan sampai ke tempat yang
dituju, yaitu Madinah.
 Perjalanan Nabi Muhammad SAW ke Madinah
Pada hari ketiga, hari Kamis, tibalah Nabi SAW di Desa Quba, selama beberapa hari di
sana, Nabi sempat mendirikan sebuah masjid. Itulah masjid pertama kali yang dibangun dalam
sejarah Islam. Sampai hari ini dikenal dengan Masjid Quba.

Perjalanan hijrah Nabi berlangsung selama 14 hari, meski biasanya sudah bisa
sampai dalam waktu perjalanan 10 hari, disebabkan Nabi bertahan di gua Tsur selama 3
hari. Para penduduk di Madinah selalu menunggu kedatangan Nabi SAW di sebuah
tempat bernama Harrah; di sebuah perbukitan batu hitam yang memungkinkan bisa
melihat rombongan Nabi dari kejauhan.

Tepat pada hari Senin, 16 Rabiul Awwal atau bertepatan 20 September 622 M,
disambut suka cita oleh segenap penduduk Yatsrib, Nabi SAW memasuki kota Yatsrib.
Kedatangan Rasulullah SAW di Yatsrib diperebutkan oleh penduduk kaum muslimin,
mereka berebut menarik tali kekang unta beliau untuk mengajak Rasulullah bertempat
tinggal di rumah mereka.

Namun, Rasulullah meminta biarlah untanya sendiri yang menentukan dimana


beliau bertempat tinggal. Unta yang ditunggangi oleh Rasulullah, akhirnya berhenti di
pekarangan rumah Abu Ayyub al-Anshari. Di sanalah Rasulullah, memulai bertempat
tinggal beberapa bulan, sebelum akhirnya beliau membangun masjid Nabawi dan
beberapa kamar untuk beliau tinggali di atas sebuah tanah yang dibeli dari kakak beradik
yatim piatu di Yatsrib tersebut.

Tak lama kemudian, Rasulullah mengubah nama Yatsrib menjadi nama baru
"Madinah al-Munawwarah" yang artinya "Kota Baru yang Bersinar". Kemudian, Khalifah
Umar bin Khattab menjadikan peristiwa hijrah pada tahun 622 H atau bertepatan 20
September 622 M inilah yang dijadikan sebagai momentum awal tahun baru Islam 1
hijriyyah dalam penanggalan umat Islam hingga hari ini.

Anda mungkin juga menyukai