Anda di halaman 1dari 25

PROSES

PENCIPTAAN ALAM
SEMESTA
MENURUT AL-
QURAN DAN SAINS
Created by :

CUT MELANI
1106103030009
FISIKA REGULER A
Apakah yang dimaksud dengan
alam Semesta ???
Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan
makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang
mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron,
sel, amuba, dan sebagainya. Sedang makrokosmos adalah
benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar,
misalnya bintang, planet, satelit.
Alam semesta ini terdiri dari semua materi termasuk tenaga dan
radiasi serta hal yang telah diketahui dan baru dalam tahap
percaya bahwa pasti ada di antariksa.
Para ahli astronomi menggunakan istilah alam semesta dalam
pengertian tentang ruang angkasa dan benda-benda langit yang
ada di dalamnya.
Alam semesta adalah fana.
Ada penciptaan, proses dari ketiadaan menjadi ada, dan
akhirnya hancur.
Di antaranya ada penciptaan manusia dan makhluk hidup
lainnya. Di sana berlangsung pula ribuan, bahkan jutaan proses
Manusia Ingin Tahu
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang berakal budi dan sebagai
penghuni alam semesta selalu tergoda oleh rasa ingin tahunya untuk
mencari penjelasan tentang makna dari hal-hal yang diamati. Tidak
henti-hentinya manusia berusaha mengetahui bagaimana hakikat
alam semesta walaupun sudah diketahui bahwa jangkauan manusia itu
sendiri amat terbatas.
Sejauh manakah pengetahuan manusia tentang alam semesta?.
Rasanya, mustahil manusia dapat mengetahui seluk beluk alam
semesta secara lengkap sampai kehidupan di dunia ini lenyap. Putaran
demi putaran waktu berlalu, kehancuran wahana bermiliar manusia
akan menghampiri perlahan tapi pasti. Namun, berbagai pertanyaan
manusia tentang misteri alam semesta masih belum atau tak
berjawab. Berbagai upaya rasionalitas manusia telah dikerahkan dan
pengetahuan bertambah, namun misteri alam semesta itu terus
menjadi warisan bagi generasi berikutnya
Ayat-ayat yang berkenaan dengan
proses penciptaan alam semesta
QS. Qaf 50:38 QS. Al-Araf 7:54

QS. As-Sajadah 32:4 QS. Yunus 10:3

QS. Al-Furqan 25:59 QS. Hud 11:7

QS. Hadid 54:4


Allah-lah yang telah
menciptakan langit dan
bumi dan segala yang ada
diantara keduanya dalam
waktu enam hari, kemudian
dia bersemayam di atas
Arsy. Kamu semua tidak
memiliki seorang penolong
dan pemberi syafaat pun
selain diri-Nya. Lalu, apakah
kamu tidak
memperhatikannya. (Q.S.
Al-Sajdah 32:4 )
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah
Allah yang telah menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa, lalu Dia
bersemayam di atas 'Arsy. Dia
menutupkan malam kepada siang
yang mengikutinya dengan cepat,
dan (diciptakan-Nya pula) matahari,
bulan dan bintang-bintang (masing-
masing) tunduk kepada perintah-Nya.
Ingatlah, menciptakan dan
memerintah hanyalah hak Allah.
Maha Suci Allah, Tuhan semesta
alam.(QS. Al-Araf 7:54)
Makna Sittatu Ayyaam Menurut
Tinjauan Bahasa
Secara istilah kata sittatu ayyaam
terdiri dari dua suku kata, yaitu sittatu
yang berarti bentuk hitungan atau
bilangan yang diartikan 6 (enam) dan
ayyaam merupakan bentuk jamak
dari yaum yang berarti hari. Jadi
sittatu ayyaam diartikan 6 (enam)
hari.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer, yang dimaksud
dengan hari adalah :
pertama, waktu yang dimulai
dari pagi sampai pagi lagi (yaitu
satu putaran bumi pada
sumbunya selama 24 jam).
Kedua, situasi atau keadaan
yang terjadi 24 jam.
Ketiga, banyaknya jam dalam
waktu sehari yang digunakan
MAKNA SITTATU AYYAAM
MENURUT MUFASSIR
Menurut Quraish Shihab
Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbaah
menyebutkan, bahwa:
sittatu ayyaam berarti enam kali 24 jam. Selain itu kata hari
tidak selalu diartikan berlalunya sehari yang 24 jam saja,
tetapi juga digunakan untuk menunjukkan periode atau masa
tertentu, yang sangat panjang atau singkat. Seperti dalam
Firman-Nya:
Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu
disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi
janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti
seribu tahun menurut perhitunganmu.(QS. Al-Haajj 22:47)
Malikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada-Nya
dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun(QS. Al-
Maarij 70: 4).
Jadi, menurut beliau hari bisa diartikan bermacam-macam
Menurut Yusuf Ali (1934)
Yusuf Ali (1934) mengartikan
hari dalam ayat-ayat tentang
tahap-tahap penciptaan alam,
sebagai periode yang panjang
atau age. Hanya Allah yang
mengetahui hakekat sebenarnya
makna tersebut.

Menurut Ibnu Katsir


Ibnu Katsir mengatakan,
Kesimpulan makna "sittatu
ayyaam menurut bahasa dan
dari pendapat mufasir adalah
bahwa "sittatu ayyaam dalam
penciptaan alam tidaklah
cukup menunjukkan kepada
hari seperti di bumi, tetapi
lebih menunjukkan waktu
yang sangat panjang, bukan
hari-hari seperti yang ada di
Tahap penciptaan alam semesta
Kata enam hari dalam al-qur'an ditafsirkan oleh para
ahli sebagai enam tahapan. Zaglul An-Najjar seorang
ilmuan terkenal di Mesir menguraikan bahwa proses
penciptaan alam melalui enam periode, yaitu :
a. Periode pertama, adalah periode ar-Ratq yakni
gumpalan yang menyatu. Ar-Ratq digunakan
untuk merujuk pada dua zat yang berbeda yang
membentuk satu kesatuan. Selanjutnya fataqa
bermakna
Dan apakah bahwa
orang-orang sesuatu
yang kafir muncul melalui
peristiwabahwasanya
tidak mengetahui pemisahan atau pemecahan struktur
langit
dan bumi
dariituratq
keduanya dahulu adalah
suatu yang padu, kemudian Kami
Firmanantara
pisahkan Allahkeduanya.
dalam Q.S. AlAnbiya [21] :30
Dan dari
air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka
tiada juga beriman?
b.Periode kedua, masa ini adalah masa pembentukan
langit. Dalam fase ini, pembentukan bintang-
bintang di dalam galaxy masih berlangsung hingga
saat ini.

Firman Allah dalam QS. fushilat [41] :11

Kemudian Dia menuju kepada penciptaan


langit dan langit itu masih merupakan asap,
lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:
"Datanglah kamu keduanya menurut perintah-
Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya
menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
c. Periode ketiga, pada masa ini dalam
penciptaan alam semesta adalah
proses penciptaan tata surya,
termasuk bumi. Selain itu pada
masa ini juga terjadi proses
pembentukan matahari sekitar 4,6
miliar tahun lalu dan mulai di
pancarkannya cahaya dan angin
matahari. Proto-bumi (bayi bumi)
yang telah terbentuk terus berotasi
menghasilkan
dan Dia menjadikanfenomena
malamnya siang dan
gelap gulita, dan menjadikan
malam di bumi sebagaimana
siangnya terang benderang.
yang
Allah SWT
(Q.S firmankan
An-Naziat dengan indah :
[79] : 29)
d. Periode keempat adalah proses penghamparan
bumi, mengindikasikan proses evolusi yang
terjadi di bumi, seperti pergeseran lempeng
bumi.
Q.S. an-Naziat [79] :
30

Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.


e. Periode kelima, hadirnya air dan atmosfer di
bumi menjadi prasyarat terciptanya kehidupan di
bumi. Sebagaimana firmanAllah SWT :

..... Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu


yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada
juga beriman?. (Q.S. al-anbiya [21] : 30 )
f. Periode keenam, adalah periode
pembentukan kehidupan dalam
bentuknya yang paling sederhana,
hingga penciptaan manusia.
" Ia memancarkan dari
padanya mata air, dan
(menumbuhkan) tumbuh-
tumbuhannya. Dan gunung-
gunung dipancarkan-Nya
dengan teguh untuk
kesenanganmu dan untuk
binatang-binatang
ternakmu.(Q.S. An-Naaziat
[79] :31-33).
Menurut Al-Maraghi dalam Tafsir
al-Maraghi, ia menyimpulkan
konsep (QS.
Berdasarkan penciptaan alam,
Fushshilat [41] :9-12 yaitu
), yang artinya :
:
katakanlah,sesungguhnya patutkah kamu semua
ingkar kepada zat yangmenciptakan bumi dalam dua
masa.Dia menciptakan padanya gunung-gunung yang
kokoh di atasnya, kemudian Dia memberkahinya dan Dia
menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni)-nya dalam empat masa. (penjelasan itu
sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan
langit itu masih berupa kabut, lalu dia berkata
kepadanyadan kepada bumi, Datanglah kamu keduanya
menurut perintah-Ku dengan suka hati atau
terpaksa.Keduanya menjawab,Kami datang dengan
suka hati.Maka dia menjadikannya tujuh langit dalam
dua masa.Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit
urusannya.Dan kami hiasi langit yang dekat dengan
bintang-bintang yang cemerlang dan kami
ModelPenciptaan
alam semesta Alam Semesta Menurut Teori
tak hingga
Model alam semesta tak hingga ini adalah Sains suatu
model penciptaan yang berpendapat bahwa alam
semesta itu diam, luas tak tebatas, tak berkembang, dan
kekal dari dulu sampai nanti.
Teori Big Bang
Big Bang merupakan model penciptaan alam semesta
yang menerangkan bahwa alam semesta telah
diciptakan dari ketiadaan. Teori Big Bang
menunjukkan, semua benda di alam semesta pada
awalnya adalah satu wujud, dan kemudian terpisah-
pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan
melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik
tunggal, dan membentuk alam semesta kini dengan cara
pemisahan satu dari yang lain.
Model Steady-State
Model ini adalah model alam semesta tetap. Sir Fred
Hoyle (1928) menyatakan bahwa alam semesta tak
hingga dan kekal sepanjang masa (alam semesta ini
Teori yang
dipertahankan !!
Setelah meninjau pada Al-Quran teori ledakan
besar dan pengembangan alam semesta menjadi
teori yang dipertahankan hingga saat ini.Karena
Teori Big Bang didukung oleh beberapa penemuan
mutakhir, sbb :
Pertama, penemuan Edwin Powell Hubble,
astronom kebangsaan Amerika Serikat di
observatorium California Mount Wilson thn 1924.
ketika Hubble mengamati bintang-bintang
diangkasa Melalui teleskop raksasanya, ia
mendapati spectrum cahaya merah diujung
bintang-bintang tersebut. Menurut teori fisika
yang sudah diakui, spectrum cahaya berkelap-
kelip yang bergerak yang menjauhi tempat
Kedua, hasil hitungan cermat Albert Einstin yang
menyimpulkan bahwa alam semesta dinamis,
tidak statis artinya alam semesta terus
berkembang. Meskipun pada mulanya terimbas
gagasan bahwa alam itu statis, lalu
mengembangkan formula matematisnyanya dan
berusaha melukiskan bahwa alam benar-benar
statis, namun hal itu justru menggambarkan
bahwa alam itu dinamis.
Ketiga, pada tahun 1948, George Gamov
berpendapat bahwa setelah ledakan dahsyat ini
akan ada radiasi yang tersebar merata dan
melimpah di alam semesta, radiasi tersebut
dinamai radiasi kosmos. Hal ini ditemukan oleh
Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun
1965 keduanya mendapat hadiah nobel dari
penemuan tersebut Penemuan ini semakin
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa :
Kebenaran Al-Quran akan selalu
terbukti sampai kapanpun.
Alam semesta berasal dari ketiadaan
dan kemudian menjadi ada, ( terjadi
proses penciptaan) oleh Allah SWT
Penciptaan alam semesta terjadi secara
berproses (berkembang)sebagaimana
yang telah Al-Quran jelaskandan tidak
statis (tetap).
Al-Quran lebih dahulu menceritakan
tentang proses penciptaan alam
IBRAH DARI PENCIPTAAN ALAM SEMESTA MENURUT AL
QURAN DAN SAINS

Hikmah dari rahasia Allah mengenai penciptaan itu, yakni agar


hamba-hamba-Nya mengambil pelajaran, bersikap perlahan,
tidak tergesa-gesa, dan teratur serta cermat dalam segala
urusan. Sehubungan dengan ini, ada seorang arif berujar,
"Perlahan-perlahan dan cermat itu dari Allah Yang Maharahman,
sedangkan ketergesa-gesaan dari setan. Wallahu a'lam.

Teori Big Bang atau Letupan Besar yang dikemukakan pada abad
20 menjadi bukti sekaligus penegas kebenaran ayat Alquran di
atas. Ayat tersebut menjelaskan proses awal penciptaan alam
semesta sejak 14 abad lalu, ketika teknologi belum menunjang
penelitian astronomi dan bahwa sang penerima wahyu,
Rasulullah saw, bahkan tak mengenal baca-tulis.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Arie. Dkk. 2007. Membaca Gerak Alam
Semesta: Mengenali Jejak Sang Pencipta. Jakarta : LIPI
Press
Ensliklopedi islam, Mukjizat Al-Quran (Penciptaan Alam
Semesta) , 2010. Jakarta.
T.Djamaluddin, Menjelajahi keluasan Langit Menembus
Kedalaman Al-Quran, khazanah
Intelektual.2006.Bandung
MATURSUWUN

TERIMAKASIH
SYUKRON

Anda mungkin juga menyukai