Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “ alam” memiliki arti segala
yang ada di langit dan di bumi. Sedangkan kata “semesta” berarti seluruh ; segenap ;
semuanya ; semua yang ada di alam tidak dapat lepas dari takdirnya masing – masing.
Alam dalam pandangan filsafat pendidikan islam yaitu kata alam berasal dari bahasa
arab (‘alam) yang seakar dengan (‘ilmu) /pengetahuan dan (‘alamat)/pertanda. Ketiga
istilah tersebut mempunyai korelaksi makna alam sebagai ciptaan tuhan merupakan
identitas yang penuh hikmah. Dengan memahami pengetahuan itu, orang akan
mengetahui tanda-tanda atau alamat akan adanya tuhan. Istilah alam dalam Al –
Qur’an datang dalam bentuk jamak (‘alamiina), disebut sebanyak 73 kali yang
termasuk dalam 30 surah.15 pemahaman kata ‘alamin merupakan bentuk jamak dari
keterangan Al – Qur’an yang mengandung berbagai interpretasi pemikiran bagi
manusia.
Alam semesta juga dalam pandangan islam diartikan sebagai diciptakan pada suatu
waktu dan ditiadakan pada saat yang lain. 21
b. Menurut Al Qur’an
1. Q.S. Al-Anbiya ayat 30
Artinya:
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman?” 43
2. Q. S Az-Zariyat ayat 47
Artinya:
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami
benar-benar berkuasa.” 48
3. Qs. As-Sajdah : 4
Artinya: “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada
diantara keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy.
Kamu semua tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-
Nya. Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya?” (Q.S. Al-Sajdah [32] :4 ) 58
Ayat tersebut menerangkan bahwa tuhan yang telah menurunkan Al-Qur’an
kepada Muhammad SAW itu adalah tuhan Pencipta langit dan bumi dan segala
sesuatu yang ada di antara keduanya dalam 6 masa. Yang di maksud 6 masa
dalam ayat ini bukanlah hari (masa) yang dikenal seperti sekarang ini, tetapi
adalah hari sebelum adanya peredaran bumi mengelilingi matari dan
sebangainya.
Setelah Allah menciptakan langit dan bumi, maka dia pun bersemayam di atas
Arasy, sesuai dengan kekuasaan dan kebesarannya. Allah SWT menegaskan
bahwa tidak seseorang pun yang dapat mengurus segala urusannya memacu
bahaya, malapetaka dan siksa.Dan tidak seorang pun yang dapat memberi
syafaat ketika azab menimpanya, kecuali Allah semata. Karena dialah yang
Maha Kuasa menentukan segala sesuatu. 74
4. Q.S. Al –Kahfi : 51
Artinya :
“Aku tidak menghadirkan mereka ( iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan
penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri; dan
tidaklah aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai penolong ”.
Dalam ayat tersebut Allah SWT menerangkan kekuasaan-nya dan bahwa setan
itu tidak berhak untuk menjadi pembimbing atau pelindung bagi manusia.
Setan itu tidak mempunyai hak sebagai pelindung, tidak hanya di sebabkan
kejadiannya dari lidah api saja tetapi juga karena mereka tidak mempunyai
saham dalam menciptakan langit dan bumi. 90
5. Q.S. Al-Baqarah : 29
Artinya :
“Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.” 98
Maksudnya, dia menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini sebagai suatu
kebaikan dan kasih sayang untukmu agar di ambil manfaatnya, dinikmati, dan
dijadikan pelajaran . Ketika Allah SWT menciptakan bumi Dia bermaksud
menciptakan langit dan di jadikannya tujuh langit, maka dia menciptakannya,
menyeimbangkannya, dan mengukuhkannya. 104
6) Masa Keenam (ayat 32-33) Proses Geologis Serta Lahirnya Hewan dan Manusia
Dalam Q.S an-Naziat ayat 32 disebutkan “… gunung-gunung dipancangkan
dengan teguh”. Artinya, gunung-gunung terbentuk setelah penciptaan daratan,
pembentukan air dan munculnya tumbuhan pertama. Kemudian, setelah gunung mulai
terbentuk terciptalah hewan dan akhirnya manusia sebagaimana disebutkan dalam
ayat 33 yang artinya “(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang
ternakmu.” 191