Anda di halaman 1dari 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

Bab III: Pengertian Tafakkur

BAB III
PENGERTIAN TAFAKKUR
A. Pengertian Tafakkur Menurut Bahasa dan Istilah
Secara bahasa (morfologis), kata Tafakkur yang beriniasial dari dasar kata - yang
berasal dari akar kata tafakkara, yatafakkaru, tafakkuran dengan kata dasar fakkara. ,
seperti perkataan orang arab :
-
artinya: telah memikir ia akan suatu , yang mempunyai arti yang sama dengan
perkataan :
-
Tafakkur juga dapat di artikan dengan taammal artinya pertimbangan, memberi
perhatian, memikir, mengkaji, dan tazakkara yang berarti mengingati.[1] tiada
perbedaan dengan pengertian yang diberi oleh ustaz Husien bin Awang dalam
karyanya kamus Al-Thulab, Arab-Melayu yaitu memikirkan dan menimbangkan.[2]
Tafakkur secara istilah ialah merenung dan memikirkan ciptaan Allah Taala di langit
dan di bumi, dan mengarahkan Akal : kepada keagungan sang Pencipta dan
kemuliaan sifat-sifatnya, dikatakan bahwa bertafakkur adalah pangkal dari segala
kebaikan bertafakkur adalah pekerjaan hati yang paling utama dan paling mulia.[3]
angan,firman Allah Taala
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.[4]
Al-Quran al-Karim banyak memberi dorongan kepada kaum muslimin bukan hanya
bertafakkur, tetapi juga bertadabbur (memahami dengan dalam sifat-sifat Allah)
itibar, (memahami pelajaran, pengajaran, atau ibrah), nazhr (memerhati atau

https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 1 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

menelaah secara mendalam).


Menurut Imam Al-Ghazali, Tafakkur berarti : hadir dan munculnya dua hikmah (
marifah) di dalam hati. Selain itu juga hadir dan timbulnya hikmah ( marifat) ketiga
sebagai hasil percampuran atau perpaduan dari dua hikmah tersebut, ambillah salah
satu contoh, orang yang ingin mengetahui bahwa akhirat adalah lebih baik dari dunia
ini, walaupun sekarang ini ia cenderung kepada dunia yang sekarang ini, maka ia
harus menempuh dua jalan.
Jalan pertama yaitu ia harus mendengar dari orang lain dan kemudian ia percaya
bahwa akhirat adalah lebih baik dari dunia yang sekarang ini. Ia membenarkan lalu
mengikuti perkataan orang lain itu semata-mata tanpa melihat dan mewawas secara
mendalam. Inilah yang di sebut taqlid atau percaya buta tanpa alas an yang kuat.
Jalan yang kedua yaitu mengetahui bahwa, apa yang kekal adalah lebih baik dan
lebih utama. Berdasarkan kepada tentang kedua premis ( penyataan mendasar) ini,
muncullah pengetahuan yang lain bahwa akhirat adalah lebih baik dari dunia yang
ada sekarang ini. Kerena yang pertama lebih kekal dari yang kedua. Jika kita tidak
memiliki pengetahiuan tentang dua hal yang terdahulu, maka pengetahuan tentang
hal yang ketiga mustahil kita miliki, inilah yang di sebut sebagai tafakkur atau
merenung atau berpikir secara mendalam. Padannannnya adalah ambil iktibar,
tazzakakkur, nazhar, ( memerhati dengan cermat), dan tadabbur. Pintu pengetahuan
Ilahiah atau marifat tidak akan tertutup sekalipun kematian menghampiri manusia. Ia
akan terus berlanjutan, bahkan setelah kematian.[5]
Bukan hal yang rahasia bagi kaum Muslim bahwa berpikir secara baik dan mendalam
adalah kunci pembuka segala cahaya(nur) Ilahi, awal atau dasar bagi penglihatan
yang mendalam atau penglihatan hati atau penglihatan ruhaniah, pintu segala ilmu
dan jalan kepada marifatullah dan kepada pengenalan serta pemahaman kepada
Allah Taala.
Kebanyakan manusia lebih-lebih kaum Muslim telah mengetahui serta memahami
nilai keutamaan dan martabatnya, namun belum mengetahui serta memahami sifat
dasar, hakikat, buah, sumber, pokok-pokok dan jalan-jalannya serta cara-cara
menuju kepadanya. Bagaimana tafakkur kepada Allah, apa yang di tafakkuri,
mengapa bertafakkur, dengan bantuan apa dan siapa bertafakkur itu, dan apa
urgensi metode tafakkur dalam pembaikan akhlak manusia ini adalah antara hal-hal
yang tidak di ketahui oleh kebanyakan mereka.
Rasulullah SAW bersabda, bahwa bertafakkur selama satu jam adalah lebih baik dari
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 2 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

ibadat selama setahun. Dalam hadis yang lain rasullalah menyebut sabina sanah,
Berpikir satu jam itu lebih baik dari beribadat 70 tahun
Manakala dalam hadis lain pula Rasullalah menyebut alfi aam,
Berpikir satu jam itu lebih baik dari beribadat seribu tahun
Dalam mengurai tentang ketiga-tiga hadis ini shekh Abdul Qadir Jailani
menjelaskan ; maksudnya ialah manusia yang berpikir dalam masalah-masalah furu
(cabang), maka nilai tafakkurnya adalah lebih besar daripada ibadat setahun. Berpikir
untuk mengetaui hal-hal yang yang di wajibkan oleh Allah dalam ibadat dan berpikir
tentang aturan-aturan ibadat wajib, maka nilai tafakkurnya lebih besar dari ibadat
seribu tahun.[6]
Ibadah yang pertama kali yang dituntut oleh Rasullalah dari para pengikutnya ialah
berpikir dan bertafakkur dengan tenang dan penuh keikhlasan sesuai dengan kedar
dan tingkatan akal mereka, firman Allah Taala:
46. Katakanlah: Sesungguhnya Aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal
saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua- dua atau sendirisendiri; Kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila
sedikitpun pada kawanmu itu. dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu
sebelum (menghadapi) azab yang keras[1244].
[1244] Berdua-dua atau sendiri-sendiri maksudnya ialah bahwa dalam menghadap
kepada Allah, Kemudian merenungkan keadaan Muhammad s.a.w. itu sebaiknya
dilakukan dalam keadaan suasana tenang dan Ini tidak dapat dilakukan dalam keadaan
beramai-ramai.
Yang di maksudkan dengan menghadap Allah Swt adalah ikhlas dalam mencari
kebenaran .sedangkan yang di maksudkan dengan kedua-dua atau sendiri-diri
adalah jauh dari pengaruh dan tekanan akal orang banyak.[7]
Dalam Al-Quran kata tafakkur ini, dengan sejumlah kata tuntunannya terungkap
sebanyak 18 kali, 13 kali terungkap dalam ayat Makkiah, 5 kali dalam ayat madaniah.
[8] Berangkat dari telaah ini dapatlah di ketahui bahwa term Tafakkur lebih sering
terjadi pada periode Makkah bila di bandingkan periode Madinah. Ketika Al-Quran
meletakkan dasar-dasar agama pada periode Makkah, manusia telah pun diajak
untuk melakukan Tafakkur, dengan tujuan dapat mempertebalkan keimanan kepada
Tuhan dan penghayatan diri menuju kesempurnaan akhlak manusia.
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 3 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

B. Ayat-ayat Quran dan Hadis yang mengajak bertafakkur


Dalam Al-Quran Allah telah menyarankan kita bertafakkur dengan sejumlah kata
tuntunannya sebanyak 18 kali, 13 kali dalam ayat Makkiah, 5 kali dalam ayat
madaniah.[9] penghayatan diri menuju kesempurnaan akhlak manusia. Berangkat
dari telaah ini dapatlah di ketahui bahwa term Tafakkur lebih sering terjadi pada
periode Makkah bila di bandingkan periode Madinah. Ketika Al-Quran meletakkan
dasar-dasar agama pada periode Makkah, manusia telah pun diajak untuk
melakukan Tafakkur, dengan tujuan dapat mempertebalkan keimanan kepada Tuhan
dan teguh hati dalam sebarang cobaan dunia.
Adapun ayat ayat tafakkur tersebut adalah seperti di bawah ini:
B.1. Ayat-ayat Tafakkur dalam surat Makkiah :
Firman Allah dalam surat Al-Mudatsir ayat ke 18 dengan lafaz fakkara, Firman Allah
dalam surat Saba ayat ke 46 dengan lafaz tatafakkaruu, Firman Allah dalam surat
Al-Anam ayat ke 50 dengan lafaz tatafakkaruu,. Firman Allah dalam surat Al-Aaraf
ayat ke 184 dengan lafaz yatafakkaruu, Firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat ke 8
dengan lafaz yatafakkaruu, Firman Allah dalam surat Al-A raf ayat ke 176 dengan
lafaz yatafakkarun, Firman Allah dalam surat Yunus ayat ke 24 dengan lafaz
yatafakkarun, Firman Allah dalam surat An-Nahl ayat ke 11 dengan lafaz yatafakkarun,
Firman Allah dalam surat An-Nahl ayat ke 44 dengan lafaz yatafakkarun, Firman Allah
dalam surat An-Nahl ayat ke 69 dengan lafaz yatafakkarun, Firman Allah dalam surat
Ar-Rum ayat ke 21 dengan lafaz tatafakkarun, Firman Allah dalam surat Az-Zumar
ayat ke 42 dengan lafaz yatafakkarun, Firman Allah dalam surat Al-Jaatsiah ayat ke
13 dengan lafaz yatafakkarun,
Ayat-ayat Tafakkur dalam surat Al-Madaniah adalah seperti berikut:
Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat ke 219 dengan lafaz tatafakkaruni, Firman
Allah dalam surat Al-Baqarah ayat ke 266 dengan lafaz tatafakkarun, . Firman Allah
dalam surat Ali Imran ayat ke 191 dengan lafaz yatafakkaru , Firman Allah dalam
surat Ar-Rad ayat ke 3 dengan lafaz tatafakkarun,. Firman Allah dalam surat AlHasyr ayat ke 21 dengan lafaz yatafakkarun.
C. Hadis dan ungkapan Ulama yang mengajak bertafakkur
Hadis 1:
Ibnu Abbas berkata:
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 4 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

ada beberapa orang yang memperdalamkan pemikiran mereka tentang Dzat Allah
SWT, lantas Rasullalah SAW bersabda:

Maksudnya:
pikirkanlah tentang ciptaan Allah, dan janganlah sesekali kamu memikirkan Dzat Allah.
Hadis Riwayat Abu Nuain dan Baihaqi.[10]
Hadis 2:
Dalam satu hadith Rasulallah bersabda:

Maksudnya:
pikirkanlah tentang ciptaan Allah, dan janganlah sesekali kamu memikirkan Dzat Allah
kerena kamu tidak akan mampu menjangkauinya.[11]
Hadis 3:
Saiyidatina Aisyah berkata : pada suatu malam Rasullalah bangun dan solat setelah
berwudhu, beliau SAW tidak meninggalkan tempat solatnya sambil menangis
sehingga terdengar suara azan saiyidina Bilal RA,untuk solat subuh. Aku bertanya
kepadanya, Wahai Rasullalah SAW, kenapa engkau menangis? padahal Allah telah
mengampuni dosa engkau yang telah lalu mau pun yang akan datang. Beliau SAW
menjawab, tidak bisakah aku menjadi hamba yang bersyukur? dan kenapa aku
tidak berbuat demikian? sedangkan pada malam ini telah turun ayat padaku:
190. Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi, dan pada pertukaran malam dan
siang, ada tanda-tanda (kekuasaan, kebijaksanaan, dan keluasan rahmat Allah) bagi
orang-orang Yang berakal;
191. (Iaitu) orang-orang Yang menyebut dan mengingati Allah semasa mereka berdiri
dan duduk dan semasa mereka berbaring mengiring, dan mereka pula memikirkan
tentang kejadian langit dan bumi (sambil berkata): Wahai Tuhan kami! tidaklah Engkau
menjadikan benda-benda ini Dengan sia-sia, Maha suci engkau, maka peliharalah Kami
dari azab neraka.[12]

https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 5 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

Selanjutnya Rasulallah bersabda, :



Maksudnya :
Celakalah bagi orang yang membacanya (ayat ini) dan tidak memikirkannya.
HR Ibnu Hibban[13]
Hadis 4:
Aun bin abdullah Ra berkata, ditanya akan Ummu Darda apakah amalan yang paling
afdhal yang pernah diamalkan Abu Darda Ra, jawab Ummu Darda :

Maksudnya :
Berpikir dan mengambil pelajaran. [14]
Hadis 5:
Dalam hadis yang lain menurut riwayat Ibnu Hibban dari Saiyidina Ali Karramalahu
wajhahu, bahwa Rasulallah bersabda:

Maksudnya:
Tiada ibadah seperti berfikir. [15]
:Hadis 6
Sabda Rasullalah SAW, riwayat Ibnu Abbas dan Abu Darda Radiyallahu anhuma :
J
Maksudnya :
Berpikir satu jam itu lebih baik dari bangun beribadat sepanjang malam
Sabda Rasullalah SAW,

https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 6 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

Maksudnya :
Berpikir satu jam itu lebih baik dari beribadat setahun
Berpikir untuk berjaya ialah dengan merenungi segala perjalanan dan kejadian alam
ini. Allah SAW menyuruh agar kita suka berpikir, bukan berangan-angan. Ini
dijelaskan-Nya di dalam firman-Nya, sebagaimana yang termaktub di dalam AlQuran surat Ali Imran ayat 191 yang berbunyi[16] :
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.
C. Akal, Pikir dan Tafakkur
Tidak dapat di ragukan bahwa studi tentang kegiatan proses kegiatan akal manusia
akan tetap -meskipun dengan kemajuan ilmu pengetahuan- menjadi hal yang
kompleks dan pelik yang bersangkutan dengan rangsangan, respon, pertanyaan, dan
jawaban yang sulit diukur dan dilihat.
Oleh kerena itu, studi para ahli akal dan jiwa manusia menghadapkan kita pada
pertanyaan yang sulit yang dilemparkan manusia pada dirinya; satu pertanyaan yang
ia hadapi dari dirinya sendiri atau yang ia dapati dari konsepsi agama, yaitu,
apakah hubungan yang sebenarnya antara jasmani dan akal? Jawaban dari
persoalan ini berkaitan dan mencampur-adukkan pemukiran-pemikiran filsafat dan
akidah agama dengan kajian- kajian psikologi dan biologi manusia secara umum,
khususnya otak dan urat saraf.
Pada sisi lain kita coba melihat sisi penting perbedaan hubungan antara akal dan
otak manusia, kolompok materialis berpendapat bahwa tidak ada akal bagi
manusia kecuali apa yang dipanggil otak dalam bentuk benda yang ada dalam
setiap kepala manusia, mereka juga berpendapat bahwa apa yang kita sebut akal
berpikir adalah tidak lain hanya merupakan refleksi dan terjemahan dari perubahanperubahan tajam yang terjadi pada kimia otak, dan aktivitas denyutan saraf secara
elekro kimiawi.
Dalam hal ini mereka mengajukan alasan bahwa pemikiran manusia bahkan seluruh
peribadinya- dapat berubah dan berganti apabila otak terkena kerosakan dan
tercedera. Kelompok lainnya menegaskan adanya akal yang mengendalikan otak

https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 7 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

manusia, juga perilaku dan pemikirannya.


Antara pendukung pendapat ini ialah Eccles seorang ahli saraf terkemuka dan
pemenang hadiah Nobel dalam penelitiannya yang penting tentang saraf. Ilmuan ini,
dan para pendukungnya, menekan bahwa tidak mungkin menafsirkan pengetahuan
yang di capai para peneliti tentang kegiatan otak dan saraf kecuali adanya akal
atau jiwa yang tau yang mengendalikan kegiatan saraf dan perilaku manusia.[17]
Apa itu Otak?
Otak adalah suatu sistem biologi yang sangat kompleks dan mengandungi
sekumpulan sel dan tisu saraf lembut berwarna kelabu dan putih. Berat Otak
manusia yang telah matang ialah lebih kurang 1.5 kilo yaitu 1/40 dari berat badan
manusia.
Ia terdiri dari berpuluh billion neuron atau sel saraf. Neutron neutron tersebut
mengandungi bahan sel yang saling bersambung di antara satu sama lain untuk
melakukan fulsa atau denyutan saraf dan melakukan proses membawa maklumat di
antara satu neutron dengan satu neutron yang lain. Fulsa saraf dalam badan manusia
bergerak dengan kelajuan dari 0.5/saat (Heimler & Lockard, 1974) . ianya kemudian
bersambung dengan cabang saraf yang disebut axon dan dendrite.
Cabang saraf axon akan memancarkan denyutan ayau fulsa elektrik untuk
memberikan isyarat kepada sesaraf dendrite supaya otak dapat berfungsi.[18]
terdapat kurang lebih 161 000 km (100 000 batu ) sesaraf dalam sistem saraf.
Sesaraf yang ada di dalam otak saling berselirat dan silang menyilang antara satu
sama lain, dan pertemuan di titik persilangan disebut sinaps.
Kesemua silangan atau siratan di sambungkan oleh satu selyang di sebut sel glia,
selain menyambungkan sel-sel saraf, sel glia juga berperanan untuk menyuburkan
nautron di dalam otak.
Otak pula di lindungi oleh sejenis cecair yang di sebut serebrospina, cecair tersebut
mengelilingi otak untuk melindungi otakdari gegaran yang mungkin berlaku ke atas
kepala. Dalam sistem biologi yang namakan otak inilah terdapatnya minda yaitu
suatu sistem yang dinamik untuk mengelolakan segala maklumat. Minda mempunyai
ciri-ciri dan pola-pola tertentu untuk mengelolakan maklumat serta rangsangan dari
persekitaran dan mengendalikan aktivitas-aktivitas otak.[19]
Apakah potensi Otak?

https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 8 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

Otak adalah pusat kawalan yang utama kepada tubuh. Ia boleh dibagikan kepada
tiga unit atau bagian, yaitu otak pertama atau otak reptilian, otak kedua atau sistem
limbek, dan otak ketiga yang disebut neocortex, ketiga-tiga unit otak ini berfungsi
secara seragam dan senantiasa berhubung di antara satu unit dengan unit yang lain.
Otak yang pertama terletak di bagian bawah atau belakang otak yang disebut
sebagai selebelum. Ia merupakan otak kecil yang menjadi pusat kepada koordinasi
otot dan keseimbangan badan, serta menjalan fungsi secara automatis untuk
mengawal proses pernafasan, penghadaman, dan metabolisme badan.[20]
Otak kedua atau sistem limbek, terdiri dari hiphotalamus dan hippocampus. Otak ini
memainkan peranan utama mengawal emosi, deria bau, deria rasa, dan tingkah laku
seksual. Otak kedua ini, juga mengawal tindakan logikal untuk merangsang
keinginan-keinginan seperti rasa lapar, dahaga dan tindakan pertahanan diri apabila
menghadapi situasi yang mencemaskan seperti bahaya, ketakutan, dan ketegangan
emosi.
Otak ketiga atau neocortex dikenali sebagai selebelum. Ia merupakan pusat
pemikiran dan kesadaran seseorang. Di sinilah terletaknya pusat kawalan untuk
mengawal kemampuan dan keupayaan menguasai bahasa, pemusatan perhatian,
memori, pikiran, dan kemahiran motor. Keupayaan mindadan tahap keintelektualan
seseorang banyak di kawal olek otak ketiga ini.
Otak juga boleh dilihat dengan satu lagi cara yaitu dengan melakukan dua
pembagian yaitu hemisfera kiri dan hemisfera kanan. Kedua-dua bagia otak ini
dihubungkan oleh lebih 200 juta sesaraf yang dinamakan corpus callosum. Keduadua bagian otak ini menjalan fungsi secara bertantangan. hemisfera kanan otak
berperanan mengawal sensasi di bagian kiri tubuh manakala otak hemisfera kiri pula
mengawal sensasi bagian kanan tubuh.
Otak kiri berfungsi mengawal aktivitas bahasa, logikal, dan akademik, manakala otak
kanan berfungsi mengawal penguasaan aktivitas perkara yang berkaitan dengan
musik, imaginasi dam kretivitas manusia.
Penggunaan kedua-dua hemisfera otak secara harmonis akan dapat
mempertingkatkan prestasi pembelajaran, penggunaaan kedua-dua hemisfera itu
juga akan menjadikan proses pembelajaran akan menjadi lebih menarik perhatiaan
pelajar . daya pemusatan terhadap sesuatu perkara akan lebih bertambah, daya
ingatan akan lebih menjadi kuat. Imaginasi akan menjadi lebih menyeluruh dan
system pemikiran akan menjadi lebih kreatif.
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 9 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

Potensi otak yang di miliki manusia amatlah menakjubkan. Potensi otak ini
sesungguhnya tiada tampak hadnya. Otak manusia mampu menyipan segala
maklumat dan merekoditasikan maklumat-maklumat yang baru pada setiap saat
semenjak manusia itu di lahirkan sehingga ke akhir hayatnya.
Konsep otak sebenarnya
(a)

lebih banyak fakta yang di terima oleh otak, lebih banyak yang di simpan.

(b)

Lebih banyak peluang fakta digunakan lebih tinggi perkembangan otak.

(c)

Lebir pintar seseorang individu, lebih banyak yang boleh di pelajarinya.

(d) Lebih banyak perkara yang dilihat dan didengari, lebih banyak perkara baru
yang mau dicoba.
(e) Lebih besar rangsangan lebih besar kemampuan dan kebolehan yang
bakal lahir.

Konsep otak bisa di ibaratkan seperti sebuah computer, yaitu otak memerlukan
input-input yang di program terlebih dahulu. Input-input berbentuk rangsangan yang
di terima oleh otak akan menentukan tahap perkembangan dan daya inteleknya.
Perhatikan kemampuan yang menakjubkan yang mampu dilakukan otak manusia
berbanding alat-alat ciptaan manusia, seperti jadwal dibawah ini. [21]
Perbandingan kapasitas menyimpan data :
Otak manusia

125 500 000 000 000

National
Archives

12 500 000 000 000

IBM 3850
Magnetic tape

250 000 000 000

Encylopedia
Britannica

12 500 000 000

Cekera Magnetik
(Magnetik disk)

313 000 000

Cekera liut
(floppy disk)

2 500 000

https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 10 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

Hubungan manusia dengan Akal


Allah SWT menjadikan manusia di dunia berbeda dengan makhluk yang lain,
manusia di beri kemuliaan dan kelebihan yang terlalu banyak dari makhluk yang lain.
Oleh yang demikian Allah SWT telah mrnyatakan tentang kemuliaan yang
dianugerahkan kepada manusia ini dalam ayat :
70. dan Sesungguhnya Kami telah memuliakan anak-anak Adam; dan Kami telah beri
mereka menggunakan berbagai-bagai kenderaan di darat dan di laut; dan Kami telah
memberikan rezeki kepada mereka dari benda-benda Yang baik-baik serta Kami telah
lebihkan mereka Dengan selebih-lebihnya atas banyak makhluk-makhluk Yang telah
Kami ciptakan.[22]
Dalam ayat yang lain Allah menyatakan lagi tentang kelebihan manusia :
4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia Dalam bentuk Yang sebaik-baiknya
(dan berkelengkapan sesuai Dengan keadaannya).[23]
Perbedaan yang nyata berkenaan anugerah Allah Taala kepada manusia dapat di
lihat dari jadwal di bawah ini :Unsur penting yang dijadikan Allah

Makhluk Allah

Roh

Manusia, Malaikat, Hewan

Akal

Manusia, Malaikat

Nafsu

Manusia, Hewan

Jadwal di atas menunjukkan manusia di anugerahkan Allah ketiga-tiga unsur yang


dijadikan. Roh membolehkan manusia hidup untuk mengabdikan diri kepada Allah.
Nafsu di anugerahkan kepada manusia untuk mengecapi kelezatan yang halal dari
kehidupan dunia yang sementara. Akal pula merupakan pemacu kehidupan manusia,
dengan adanya akal, manusia mampu untuk membuat perancangan kehidupan
dalam pelbagai aspek, dalam lingkungan dan berdasarkan daya kemampuan
manusia serta suasana lingkungan hidup.
Walaupun akal mampu mengawal tingkah-laku manusia namun akal memerlukan
kepada satu peraturan yang mengatur kaedah berpikir dan tindakan mereka. Oleh
kerena itulah Allah telah menurunkan satu Nizom Al-Hayat (peraturan hidup) untuk
menjadi panduan umat manusia. [24]
Dalam kitab Tarikh Falsafah Al-Arabiah ( Sejarah Falsafah Bangsa Arab) Dr. Jamel
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 11 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

Shaliba telah menyatakan bahwa, sebelum kedatangan Islam manusia hidup


berpandukan kepada adat kepercayaan mereka. Mereka mempercayai kesan roh-roh
jahat keatas kehidupan mereka, menilik nasib, kesan alam semesta terhadap
manusia, dan lain-lain perkara yang menjadikan akal mereka tertumpu kepada aspek
tersebut yang mengongkong kehidupan mereka tanpa ada penyelesaian untuk keluar
dari permasaalahan tersebut sehingga datangnya peraturan dari Allah Taala yaitu
Islam.
Definisi Akal
Islam telah meletakkan garis panduan dalam menggunakan Akal supaya tidak
melampaui batas yang ditegah oleh Allah Taala. Ini di sebabkan akal adalah satu
anugerah sebagai pewakilan dari Allah Taala kepada manusia, Al-Jahizh (wafat 255
Hijrah) berkata :

Yang bermaksud: Akal adalah sebagai wakil dari Allah yang dianugerah untuk
manusia.[25] Menurut Imam Al-Ghazali pula :

Akal adalah pemisalan dari Nur Ilahi.[26]
Tersebut dalam kitab Al-Hikmah, bahwa Allah Taala telah menjadikan daripada
Nurnya suatu rupa yang sempurna lagi bersih suci, maka rupa tersebut itu di
namakan sebagai Al-Aql (akal), dinamakan sebagai Akal kerena ia akan memikirkan
sesuatu yang di datangkan kepadanya dari wahyu Ilahi.[27]
Islam mengiktiraf akal sebagai satu dari sumber dalam pengambilan hukum syara,
akan tetapi ia mustilah tidak melanggar hak-hak Syarak, dan syarak adalah panduan
dan peraturan tetap yang tidak boleh diubah sama sekali.[28]
Dalam tradisi Syiah, akal dijadikan satu dari kaedah pengambilan kefahaman hukum,
kerena itu Syiah membuat suatu dalil aqli yang berbunyi:

Yang berarti : segala yang diputuskan oleh akal diputuskan oleh syara.[29]
Allah tidak mengibaratkan kalimah Akal dalam Quran dengan membawa lafaz Akal
secara total, namun kadangkala akal di ibaratkan dengan kalimah Qalbun atau
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 12 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

Fuaadun yang berarti hati nurani dan kadang-kadang dengan ibarat perbuatan yang
menggunakan kalimah orang yang berakal, golongan yang memahami, golongan yang
berpikir, golongan yang menerhatikan, golongan yang menghayati, golongan yang
mengambil peringatan, orang yang mempunyai akal, orang yang mempunyai pikiran,
orang yang memerhatikan.
Oleh kerena penciptaan akal kepada manusia adalah suatu yang amat besar
peranannya, maka Islam akan menganggap manusia cuai bahkan tidak
menggunakan akal bila melanggar Hudud keizinan Syarak, mereka di umpamakan
makhluk yang tidak punya akal yaitu hewan ternakan, hal ini Allah tegaskan dalam
ayat:
179. dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk neraka jahanam banyak dari jin dan
manusia Yang mempunyai hati (Tetapi) tidak mahu memahami dengannya (ayat-ayat
Allah), dan Yang mempunyai mata (Tetapi) tidak mahu melihat dengannya (bukti
keesaan Allah) dan Yang mempunyai telinga (Tetapi) tidak mahu mendengar dengannya
(ajaran dan nasihat); mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi;
mereka itulah orang-orang Yang lalai.[30]
Manusia yang cuai ini dianggap sebagai pesalah dan mereka akan di soal di hadapan
Allah Taala di Akhirat kelak, muhasabah dan kaji selidik tentang peranan yang
dilakukan oleh manusia tidak haya terhad kepaya yang menyalah guna akal sematamata, akan tetapi terhadap sesia sahaja yang menyalahi menggunakan seluruh
anugerah Allah kepadanya, firman Allah Taala:
36. dan janganlah Engkau mengikut apa Yang Engkau tidak mempunyai pengetahuan
mengenainya; Sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati, semua
anggota-anggota itu tetap akan ditanya tentang apa Yang dilakukannya.[31]
Demi menyelamatkan manusia dari penyalahguanaan akal, agar manusia dapat
membina hubungkait secara bersistem antara akal dan tubuh badan mereka, maka
Islam meletakkan beberapa kaedah penggunaan Akal supaya tidak menyeleweng
dari landasan Syarak, antara pra-syarat berpikir adalah seperti berikut:
1-

Menghidari dari bertaqlid

Konsep bertaqlid atau mengikut pemikiran dan tindakan orang lain secara membabibuta tanpa berpikir terlebih dahulu, atau meminta pendapat orang lain adalah di
larang dalam Islam.keadaan ini menjatuhkan status akal sebagai pewakilan dari Allah
Taala terhadap manusia. Bahkan dengan bertaqlid manusia tidak akan mampu untuk
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 13 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

membentuk kendiri dan membuat perubahan dengan diri sendiri. Hal ini
menyebabkan manusia gagal merancang kehidupan mereka yang membawa kepada
ketidak stabilan dalan hidup.
Masyarakat jahiliah beranggapan bahawa kejayaan hidup mereka adalah bergantung
kepada bertaqlid kepada nenek moyang mereka terdahulu.
Oleh sebab itu Allah telah mengutuskan Nabi Muhammad meleraikan pemikiran
sesat dan kehidupan yang tidak punya peraturan.[32]
Allah mengutuk prilaku mereka yang amat berpegang kepada pemikiran nenek
moyang mereka sebagaimana yang di nyatakan ayat:
104. dan apabila dikatakan kepada mereka: Marilah menurut kepada apa Yang telah
diturunkan oleh Allah (Al-Quran), dan kepada RasulNya (yang menyampaikannya),
mereka menjawab: Cukuplah bagi Kami apa Yang Kami dapati datuk nenek Kami
mengerjakannya. Adakah (Mereka akan menurut juga) sekalipun datuk nenek mereka
tidak mengetahui apa-apa dan tidak pula mendapat hidayah petunjuk?[33]
Baginda Rasullalah juga dalam misi dakwah amat memerangi sikap taqlid ini,
sebagaimana sabdanya yang bermaksud:
Jangan kamu menjadi orang yang mengikut dengan membuta tuli, sekiranya manusia
berbuat bauk, kami juga berlaku baik, dan sekiranya manusia berbuat zalim kami juga
berlaku zalim, akan tetapi hendaklah kamu teguhkan pendirian kamu, sekiranya
manusia berbuaat baik maka kamu berbuatlah kebaikan, seandainya mereka melakukan
kejahatan maka janganlah kamu malakukan kezaliman.
Hadis Riwayat At-Tirmizi
2-

Memastikan perkara yang Bathil

Islam telah meletakan garis panduan yang jelas dalam mengenali perkara-perkara
yang bercanggah dengan Syarak, samaada dalam perkara Akidah, Ibadat,
Muamalah, dan Kenegaraan.
Dalam perkara Akidah, Islam melarang umatnya menyekutukan Allah dengan sesuatu
yang lain konsep pergantungan terhadap semua perkara adalah mesti dan harus
berpandukan kepada Islam berdasarkan perkara yang telah diputuskan Allah Taala,
segala kekaburan mestilah dirujuk kepada kehendak Allah dan Rasulnya, kaedah
Umum ini telah dinyatakan Allah dalan ayat :[34]
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 14 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

59. Wahai orang-orang Yang beriman, Taatlah kamu kepada Allah dan Taatlah kamu
kepada Rasulullah dan kepada Ulil-Amri (orang-orang Yang berkuasa) dari kalangan
kamu. kemudian jika kamu berbantah-bantah (berselisihan) Dalam sesuatu perkara,
maka hendaklah kamu mengembalikannya kepada (Kitab) Allah (Al-Quran) dan
(Sunnah) RasulNya jika kamu benar beriman kepada Allah dan hari akhirat. Yang
demikian adalah lebih baik (bagi kamu), dan lebih elok pula kesudahannya.[35]
3-

Meletakan akal dalam ruang lingkup Syarak

Islam telah meletakkan garis panduan untuk menggunakan teori akal dalam
kehidupan harian, walaupun Islam tidak menjadikan akal sebagai sumber pegangan
secara mutlak (absolute), namun Islam amat mementingkan soal proses almuwazanah (timbangtara) yang berlaku dalam pengawalan akal.
Gerak geri manusia di kawal sepenuhnya oleh medan akal yang keluar dari
pengarahan dan rasa dari hati. Islam mengigatkan manusia supaya agar sentiasa
mengawal kestabilan hati dalam agenda pengurusan rohani dan jasmani.
Kestabilan kawalan di hati yang juga disebut sebagai jantung dalam terjemahan
sebenarnya adalah penyebab kepada tingkah laku positif anggota tubuh manusia,
begitu juga sebaliknya andaikata hati tidak berperanan mewujudkan kestabilan,
maka maka sudah tentu membuat pengarahannya kepada akal agar mengeluarkan
arahan selanjutnya kepada anggota tubuh badan untuk bertindak sewenangwenangnya, hal ini dinyatakan dalam sepotong hadis Nabi yang bermaksud:
Ketahuilah bahwa dalam tubuh manusia itu terdapat seketul daging, apabila baik
daging tersebut maka baiklah seluruh anggota badan, apabila daging tersebut rosak
maka rosaklah seluruh anggota, ketahuilah..seketul daging tersebut ialah hati.
Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.[36]
1. Asal kebaikan adalah berasal dari agama yang diredhai Allah Taala.
Peraturan dan tatacara hidup yang terkandung dalam Ialam adalah merupakan
setinggi-tinggi panduan yang ditetapkan Allah Taala. Allah tidak nenafikan wujubnya
agama-agama yang lain, akan tetapi agama-agama tersebut dengan sendirinya
ternasakh apabila Allah menurunkan agama Islam, oleh kerena itu, kita memahami
bahwa agama samawi yang lain adalah benar, akan tetapi telah diubah oleh
kebanyakan para pendita dan paderi yang jahat, kemudian Allah menurunkan Agama
Islam sebagai penganti agama Samawi yang dahulu, dan Allah memelihara Agama

https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 15 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

suci ini sampai kapan pun.[37]


Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki potensi akal untuk
berpikir, potensi tersebut dapat berkembang melalui pengalaman pendidikan dan
latihan sehingga setiap orang memiliki pengetahuan tentang berbagai objek, baik
bersumber dari dirinya maupun lingkungan alam dan sosial.
Sebagai makhluk ciptaan Allah yang amat seni dan abstrak untuk di huraikan dengan
perkataan, tiada siapa yang dapat mengawalnya apabila Allah menghendaki
manusia itu binasa. Allah menjadikan kekacauan dan ganguan dalam akal manusia
supaya akal manusia yang bertindak mengawal kesadaran, ingatan, pemikiran,
pemahaman, deria-deria rangsangan, perjalanan darah dan denyutan jantung, juga
sistem saraf pusat.[38]
Menurut Kafie (1989:13) : akal adalah potensi rohaniah yang memiliki berbagai
kesanggupan, seperti; kemampuan berpikir, menyadari, menghayati, pengertian ,
atau memahaman semuanya merupakan istilah yang berarti bahwa kegiatan akal itu
berpusat atau bersumber dari kesangggupan jiwa yang disebut interligensi (sifat
kecerdasan manusia).[39]
Dengan potensi akal itu pulalah yang membedakan makhluk manusia itu dengan
makhluk-makhluk ciptaan Allah yang lain.Dengan menggunakan akal manusia dapat
berpikir, berfilsafat, merenung, mengamati, dan meneliti. Kegiatan akal sebagaimana
disebut, menjadikan ciri khas manusia sebagai makhluk ciptaan Tuahan yang paling
sempurna di antara makhluk ciptaan Allah.
Sebagai potensi yang ada dalam diri manusia, berpikir merupakan kerja yang
psikologis yang didukung oleh fungsi pancaindera yang menangkap berbagai
infomasi tentang berbagai eksistensi baik di dalam diri maupun di luar diri manusia
sehingga melahirkan pengetahuan.[40]
Dari sudut pandang psikologi modern, tafakur termasuk dalam bagian dari psikologi
berpikir-lapangan sentral kajian psikologi tradisional pada masa-masa sebelum aliran
behaviorisme mendominasikan psikologi. Pada masa-masa awal, psikologi banyak
terfokuskan pada studi sekitar pikiran, kandungan perasaan, dan bangunan akal
manusia.
Bagian pemikiran manusia
Dalam seumur hidup manusia, pemikiran mereka hanya dapat di bagikan dua bagian

https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 16 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

sahaja, tidak ada lagi yang ketiganya yaitu memikirkan perkara positif dan yang baik,
keduanya ,memikirkan perkara yang negatif (keburukan), oleh kerena itulah asal
perbuatan jahat dan baik bermula dari proses berfikir terlebih dahulu, dan pikir
merupakan permulaan kehendak dan kemauan mengasingkan diri, menegah,
menyintai, dan marah, maka oleh sebab itu manusia harus berfikir dalam benda yang
memberi menafaat seperti memikirkan baik buruknya perbuatan sesuatu perkara dan
apakah akhir akibatnya baik atau buruk, jika buruk maka ia bias mengelakan dari
awal-awal lagi.[41]
Perbedaan antara Pikir dan Tafakkur
Seorang Ilmuan juga Psikolog Islam terkenal, Dr. Malik Badri telah memberi satu
kajian kritis tentang perbedaan antara Tafakkur dengan berpikir juga antara tafakkur
dengan Meditasi Transendental, yang berkembang pesat di dunia Barat akhir-akhir
ini,yang mereka ambil dari timur . Beliau juga membahas keunggulan orang Islamketika bertafakkur tentang alam Raya, tentang diri manusia dan tentang sunah Allah,
di banding dengan para peneliti dan pemikir bukan Islam.
Orang Islam memiliki faktor-faktor pendorong yang tidak di miliki orang lain. Orang
Islam mengharapkan sesuatu dari Allah, sementara orang lain tidak demikian.
Pengalaman tafakkur dalam sejarah umat islam dapat memantulkan dan
mengkristalisasikan umat Islam pada masa keemasan mereka.[42]
D. Urgensi Tafakkur dalam Pembaikan Akhlak Manusia
Ibadah yang pertama kali yang di tuntut oleh Rasullalah ialah dari para pengikutnya
ialah berpikir dan bertafakkur dengan tenang dan penuh keikhlasan sesuai dengan
kedar dan tingkatan akal pikiran mereka, firman Allah Taala:
46. Katakanlah: Sesungguhnya Aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal
saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua- dua atau sendirisendiri; Kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila
sedikitpun pada kawanmu itu. dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu
sebelum (menghadapi) azab yang keras[1244].
[1244] Berdua-dua atau sendiri-sendiri maksudnya ialah bahwa dalam menghadap
kepada Allah, Kemudian merenungkan keadaan Muhammad s.a.w. itu sebaiknya
dilakukan dalam keadaan suasana tenang dan ini tidak dapat dilakukan dalam keadaan
beramai-ramai.

https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 17 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

Yang di maksudkan dengan menghadap Allah Swt adalah ikhlas dalam mencari
kebenaran . sedangkan yang di maksudkan dengan kedua-dua atau sendiri-diri
adalah jauh dari pengaruh dan tekanan akal orang banyak.[43]
Dengan bertafakkur atau berpikir akan menurunkan atau membuahkan pengetahuan
dan menghasilkan ilmu, pada gilirannya, pengetahuan akan menghasilkan keadaan (
hal) hati. Atau pengetahuan akan menggerakkan hati, lalu hati menggerakkan
anggota tubuh badan untuk melakukan sesuatu perbuatan.
Oleh kerena itu berpikir secara mendalam, merenung, atau bertafakkur, merupakan
kunci dari amal yang salih, atau perbuatan baik atau bijak. ini adalah lebih baik dari
dzikir, dan dzikir adalah lebih baik dari mengajar, kerena tafakkur juga berarti dzikir,
adapun zdikir, adalah lebih baik dari amal yang di lakukan oleh anggota tubuh.
Maka dari itu, tafakkur adalah lebih baik dari semua amal dan perkerjaan. Untuk
itulah seorang waliyyullah telah mengatakan bahwa bertafakkur selama satu jam
adalah lebih utama ketimbang beribadat selama setahun.
Tafakkur akan membimbing dan menuntun manusia kepada simpulan pengertian
yang sangat bermakna dan berguna bahwa akhirat adalah lebih baik dari dunia.
Ketika pikiran ini tertanam mendalam ke dalam hati, niscaya hal itu akan memimpin
manusia kepada sikap dan prilaku zuhud dari dunia dan berhasrat besar kepada
kedamaian, dan kebahagiaan yang kekal di akhirat. Inilah perubahan didalam hati.
Sebelum manusia memperoleh pengetahuan atau marifat seperti ini, hati umumnya
lalai dan berpaling kepada kesenangan dan kenyamanan juga kemewahan dunia,
serta tidak menyukai, bahkan membenci akhirat.
Setelah memiliki pengetahuan bahwa akhirat adalah lebik baik dari dunia yang hadir
dalam hati, maka hati juga mengalami perubahan lalu kehendak dan keinginannya
pun berubah sepenuhnya. Dan pada akhirnya seluruh amal perbuatannya dibimbing
dan di tuntun oleh motif untuk mendapat kebahagiaan akhirat.[44]
Bertafakkur, merenung dan memikirkan secara mendalam adalah sebutan lain bagi
menyalakan ilmu yang akan muncul akibat dari besi yang dipukulkan pada batu
ketika api terpercik dari pukulan besi pada batu, maka kita tidak melihat sesuatu
pun. Percikan api yang tampak itu membangkitkan seluruh anggota tubuh siap
bertindakuntuk melakukan sesuatu. Demikian halnya pula dengancahaya yang
memancar dari hati manusia, yang dengannya manusia dapat melihat hakekat atau
sifat hakiki yari segala sesuatu.

https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 18 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

Cahaya yang mengubah hati yang tadinya tiada dapat melihat sesuatu pun di dalam
kegelapan. Dengan demikian, hasil dari tafakkur adalah ilmu, pengetahuan dan
perubahan hal ( keadaan) hati. Tidak ada batas dan ujungnyadari keadaan yang
mengubah hati, orang yang berusaha untuk menguasai semua cabang ilmu
pengetahuan keagamaan, tentu dia tidak akan mampu. Maka dari itu, kita
sayogianya berusaha menguasai sebagian pengetahuan tentang semua tahap atau
maqam yang menuntun kita kepada pencerahan ruhaniah.[45]
a. Cara dan Obyek-obyek Tafakkur
Imam Al-Ghazali membatasi diri manusia pada cara bertafakkur dalam hubungannya
dengan masaalah-masalah keagamaan yang berkaitan dengan hubungan manusia
dengan Tuhannya, Allah Taala, ada dua macam cara bertafakkur dalam hal ini.
Pertama :

bertafakkur dalam hubungannya dengan kebajikan dan kejahatan

seseorang hamba, dan,


Kedua

bertafakkur berkenaan dengan Allah Taala, wujud-Nya, sifat-sifat-

Nya, perbuatan-perbuatan-Nya dan nama-nama-Nya yang indah dan berkenaan


dengan makhluk-makhluk-Nya, kekuasaan dan kedaulatan-Nya, langit dan bumi
serta apa-apa yang terdapat antara keduanya.
Sebagai contoh berikut, seorang salik, musafir atau penempuh jalan kepada Allah
Taala, dan orang-oarang yang rindu untuk berjumpa dengan-Nya kelak, dapat di
ibaratkan sebagai seorang pencinta yang asyik dan tenggelam dalam cinta kepada
kekasihnya, kecantikan dan keindahannya, sosok pribadi serta rupa bentuknya selalu
merindukan pertemuan dengan kekasihnya itu. Ia juga membayangkan akan
memperoleh kenikmatan dan kelawatan dalam perjumpaan tersebut.
Kesenangan dan kenikmatan itu niscaya akan bertambah jika ia mengigat
kepadanya, akhlaknya, dan perbuatannya, ia akan selalu berpikir dan merenungkan
bagaimana dirinya meluruskan dan membetulkan diriagar mendapat cinta dari
kekasihnya. Demikian juga halnya bertafakkur kepada Allah, seorang hamba yang
bertafakkur kepada Allah Taala yang di cintainya, niscaya tidak akan keluar dari dua
bagian berikut.
(1) ia memikirkan amal-perbuatannya, apa yang baik dan apa yang buruk, apakah
banyak yang baik atau yang buruknya, hal ini bekaitan dengan ilmu muamalah.
(2) ia bertafakkur atas masalah-masalah ruhaniah (spiritual), atau menyangkut ilmu-

https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 19 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

ilmu mukasyafah. Ini mencakupi hal-hal yang di sukai Allah Taala dan hal-hal yang
tidak disukai-Nya. Lagi-lagi ini berhubung dengan kebaikan dan keburukan yang
terbuka, yang di sebut hal-hal yang zahiriyah, serta kebaikan dan keburukan yang
tersembunyi, yang di sebut hal-hal yang bathiniyah.[46]
Contoh hal-hal yang lahiriyah antara lain berupa perbuatan taat dan perbuatan
maksiat kepada Allah. Contoh hal-hal yang bathiniyah di antaranya adalah prilaku
dan perbuatan hati yang menyelamatkan dan mencelakakan atau membinasakan
yang tempatnta adalah di dalam hati. Taat dan maksiat, kebaikan dan kejahatan
selalu berhubung dengan anggota yang tujuh.
Contoh kejahatan lahiriyah ialah lari dari perang agama, durhaka kepada orangtua
dan tinggal di tempat yang di haramkan.
Ada tiga perkara dalam hubungannya dengan bertafakkur mengenai hal-hal yang
disukai dan tidak disukai Allah Taala.
(1)

memikirkan adakah sesuatu perbuatan tertentu disukai Allah atau

tidak. Cacat, kekurangan, atau kerosakan dari perbuatan-perbuatan yang kita


kalukan umumnya tersembunyi, tidak terbuka, dan tidak kita sadari. Ini semua
membutuhkan perenungan yang mendalam.
(2)

Memikirkan dengan keras untuk menemukan jalan guna menjaga diri

dari hal-hal yang tidak di sukai Allah, yang buruk, keji, dan mungkar, dan,
(3)

Memikirkan apakah sesuatu yang sudah, sedang, dan akan kita

perbuat di sukai Allah Taala atau tidak, jika ada suatu yang tidak di sukai Allah kita
lakukan pada masa silam, hendaklah kita menyesal, jika suatu perbuatan yang di
benci Allah belum terlaksana, maka hendaklah kita menjaga diri daripadanya.[47]
Obyek Tafakkur.
Ada empat hal yang hendaknya menjadi obyek Tafakkur, yaitu (1) ketaatan
(kebaikan), (2) maksiat (kekejian), (3)sifat-sifat yang membinasakan, dan (4) sifat-sifat
yang menyelamatkan.
(1 ) Perbuatan yang taat. Yang pertama-tama dan yang paling utama ialah hendaklah
kita pikirkan amalan-amalan yang fardhu (wajib), bagaimana melaksanakannya,
bagaimana cara menjaganya dari kekurangan dan keteledoran, bagaimana
menyelamatkan diri dari pelaksanaan yang bolong-bolong, bagaimana cara
menambalnya dan mengantikannya dengan amalan yang sunat (tambahan), pikirkan
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 20 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

pula apakah mata, lidah dan telinga telah menjalankan menjalankan kewajibannya
secara tepat dan sudah menunaikan amalan amalan yang disukai Allah Taala.
(2) perbuatan maksiat. Yakni perbuatan maksiat yang sering kali dilakukan anggota
tubuh, seperti lidah yang suka berbohong, memfitnah dan sebagainya, telinga yang
sering mendengar gunjingan dan omong kosong misalnya, perut yang mau makan
benda yang haram, uang sogokan, pikirkanlah bagaimana jalan menjauhkan dari
semua perkara tersebut. Apabila nya kita pernah lakukan perkara-perkara yang
disebut, ingat Allah itu maha Pengampun, tinggalkan maksiat, bertobatlah atas
perbuatan itu.
(3) sifat-sifat yang membinasakan- renungkalah dan pikirkanlah dengan bersungguhsungguh kesalahan dan kejahatan yang pernah dilakukan yang menganggu dan
merusakan amalan kita sendiri, maksuknya ialah kekejian diri sendiri, misalnya hawa
nafsu, sifat marah, kikir, sombong, riya, iri, dengki, malas, gemar menunda-nunda
amalan kebajikan, rakus harta, pujian, nama dan kemegahan diri. Renungkan dan
pikirkanlah bagaimana untuk menghilangkan kejahatan-kejahatan tersebut dari hati
dengan usaha yang bersungguh-sungguh.[48]
(4) sifat-sifat yang menyelamatkan- setelah merenung yang memikirkan tiga hal
tersebut, hendaklah juga bertafakkur adakah sudak mendapat karunia sifat-sifat
yang menyelamatkan, dan adakah ada kehasratan dan kemauan dalam hati masingmasing untuk mendapat sifat-sifat yang menyelamatkan, berikut ini sepuluh dasar
yang mengantarkan manusia kepada keselamatan di akhirat, yaitu tobat dari segala
dosa, sabar dalam musibah dan kesulitan, syukur atas segala nikmat Allah, takut
kemurkaan Allah, harap keampunan Allah, zuhud dari dunia, ikhlas, benar, cinta
Allah, dan tawadhu, pikir dan renungkanlah bagaimana usaha untuk mendapatkan
semua perkara ini. [49]
c.

Bertafakkkur tentang Makhluk Allah

Allah memerintah manusia supaya bertafakkur tentang makhluk ciptaannya dan


mengambil faedah dari apa yang dia tafakkuri, perintah ini terdapat dalam firman
Allah dalam Surat Yunus ayat yang ke 101 yang berbunyi:
101. Katakanlah (Wahai Muhammad): Perhatikan dan fikirkanlah apa Yang ada di langit
dan di bumi dari Segala kejadian Yang menakjubkan, Yang membuktikan keesaan Allah
dan kekuasaanNya). Dalam pada itu, Segala tanda dan Bukti (yang menunjukkan
kekuasaan Allah), dan Segala Rasul (yang menyampaikan perintah-perintah Allah dan
memberi amaran), tidak akan memberi faedah kepada orang-orang Yang tidak menaruh
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 21 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

kepercayaan kepadaNya.
Dalam ayat ini Allah Taala menceritakan kepada kita berkenaan Alam Semesta yang
luas terbentang di hadapan kita ini, allah tidak pula menceritakan berkenaan alam
Malakut yang gaib dari pandangan kita semua, jikalau adalah alam ini suatu kejadian
dan ciptaan Allah yang maha Gagah Perkasa dan kita yang kita beriman dengannya
nescaya ini adalah menjadi tanda juga bukti bahwa terdapat suatu alam yang gaib
yang Allah ciptakan untuk kita beriman mempercayainya.
Bertafakkur dengan apa yang ada di langit
Coba kita perhatikan tentang keindahan keindahan dan keelokan ciptaan Allah di
langit misalnya, terdapat di sana jutaan gugusan kelompok bintang-bintang yang
sangat indah di pandang mata, alangkah ajaib dan indahnya kedipan bintang-bintang
itu. Perhatikan dan tafakkurkanlah dengan penyataan Allah ini:
1. Demi langit dan yang datang pada malam hari,
2. Tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?
3. (yaitu) bintang yang cahayanya menembus,
Dalam ayat ketiga, perkataan an-najm at-thaqib diterjemahkan kepada bintang yang
cahayanya yang menembusi. Dalam kamus bahasa Arab perkataan thaqaba
memberi maksud mengorek, menyucuk, membuat lobang, dan lobang . semua
bermaksud membuat lobang atau lobang, perkataan at-thaqib juga diterjemahkan
sebagai cahayanya yang menembus, dalam hubungan ini, untok mengaitkan ayat 3
dalam surat at-Tariq ini kepada fenomena Black Hole yang tidak bertantangan
dengan tafsiran yang mengatakan bahwa Thoriq itu sebagai bintang yang cahayanya
yang menembus kerena Black Hole mengeluarkan sinaran x yang punya kemampuan
untuk menembusi semua objek pepejal. Kenyataan alQuuran ini merupakan satu lagi
bahwa Al-Quran itu benar.[50]
Coba kita perhatikan tentang betapa indahnya terbitnya mentari di pagi hari, dan
bulan di malam hari, dan indahnya kejadian gerhana matahari dan bulan, gerhana
penuh dan separuh, itu semua menjadi tanda kekuasaan dan kehebatan Allah Taala
yang maha Pencipta, bulan dan matahari tersebut masing masing beredar dan
bergerak di atas orbitnya yang tersendiri, dan tidak akan pernah selama ini bulan dan
matahari tertembung sesama sendiri, dengan rapinya peredaran keduanya maka
tidak pernah berlaku malam mendahului siang hari dan siang hari tidak akan pernah

https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 22 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

mendahului malam kerena masing-masing bergerak dan beredar mengikut tugasan


yang diwajib kan Allah keatas mereka, firman Allah Taala dalam surat Yasin ayat 40 :
[51]
40. (dengan ketentuan Yang demikian), matahari tidak mudah baginya mengejar bulan,
dan malam pula tidak dapat mendahului siang; kerana tiap-tiap satunya beredar
terapung-apung di tempat edarannya(orbit) masing-masing.
Bertafakkur dengan apa yang ada di bumi
Marilah coba kita berpikir sejenak tentang ayat di bawah ini, firman Allah Taala:
11. ia juga menumbuhkan bagi kamu Dengan sebab hujan itu tanaman-tanaman dan
pokok-pokok zaitun dan tamar (kurma) serta anggur; dan juga dari Segala jenis buahbuahan. Sesungguhnya Yang demikian mengandungi satu tanda (yang membuktikan
kekuasaan Allah) bagi kaum Yang mahu berfikir.[52]
Coba kita pikir tentang salah satu perkara yang telah disebut dalam ayat di atas yaitu
pohon kurma, pohon tersebut seperti yang telah kita ketahui tumbuh daripada suatu
biji benih dari bumi, daripada biji benih yang sangat kecil ( suatu buji benih yang
tidak sampai pun saiz 1 sentimeter persegi) , bisa menumbuhkan satu jisim kayu
yang amat besar dengan ketinggian 4-5 meter dan beratus-ratus kilogram beratnya.
Satu benda yang digunakan oleh biji benih untuk tumbuh sehingga menjadi pohon
hanyalah bumi di mana tempat untuk menanamnya.
Coba kita pikir lagi bagaimana suatu biji benih dapat pengetahuan bagaimana ia
hendak membentuk sebatang pokok?, dan bagaimana ia dapat menghuraikan
benda-benda yang terdapat dalam tanah untuk mencipta kayu?, dan bagaimana ia
bisa meramalkan bentuk dan struktur yang di perlukan?.
Soalan terakhir ini amatlah penting, kerena ia bukan lah sekedar secebis kayu yang
biasa tumbuh dari sati biji benih, tetapi ia adalah satu organisma yang amat komplek
dengan akar yang di gunakan untuk menyerap bahan dari bumi dengan bantuan air
hujan, dengan pelepah dan daun yang telah disusun dengan sempurna, seorang
manusia akan kesukaran walau hanya untuk melukis sekeping gambar sebatang
pokok. Sebaliknya, satu biji benih dengan mudah bisa menghasilkan pohon kayu
yang mempunyai item yang komplek dengan hanya menggunakan bahan-bahan
didalam tanah.
Pemerhatian ini bisa kita disimpulkan bahwa satu biji benih adalah sangat pintar dan

https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 23 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

lebih arif dari kita, atau yang lebih tepat lagi, terdapat satu kepintaran yang amat
menakjubkan dalam aktivitas yang di lakukan oleh sebiji biji benih, tetapi apakah
sumber kepintaran itu?, adakah munasabah satu biji benih punya kepintaran dan
ingatan seperti itu?, tidak ragu-ragu lagi bahwa soalan ini mempunyai satu jawaban
tunggal : yaitu ia dicipta sedemikian terlebih dahulu dan di beri kebolehan untuk
membentuk sebatang pokok. Setiap biji benih dalam tanah telah dilindungi oleh Allah
dan berkembang dalam pengetahuannya. [53]
Dalam satu ayat Allah menyatakan:
59. dan pada sisi Allah jualah anak kunci perbendaharaan Segala Yang ghaib, tiada
sesiapa Yang mengetahuiNya melainkan Dia lah sahaja; dan ia mengetahui apa Yang
ada di darat dan di laut; dan tidak gugur sehelai daun pun melainkan ia mengetahuinya,
dan tidak gugur sebutir bijipun Dalam kegelapan bumi dan tidak gugur Yang basah dan
Yang kering, melainkan (Semuanya) ada tertulis di Dalam Kitab (Lauh Mahfuz) Yang
terang nyata.[54]
Dialah Allah yang telah mencipta bijih benih dan seterusnya membolehkan ia tumbuh
sebagai satu tumbuhan yang baru. Firman Allah Taala lagi:
95. Sesungguhnya Allah jualah Yang membelah (menumbuhkan) butir (tumbuhtumbuhan) dan biji (buah-buahan). ia mengeluarkan Yang hidup dari Yang mati, dan
mengeluarkan Yang mati dari Yang hidup. Yang sedemikian itu kekuasaannya ialah
Allah. maka Bagaimanakah kamu dipalingkan dari menyembahNya (oleh benda-benda
Yang kamu jadikan sekutuNya)?[55]
Biji benih adalah satu tanda dari segala yang allah ciptakan dalam alam semesta ini,
jika manusia mula berpikir bukan hanya dengan pikiran mereka, tetapi juga dengan
hati mereka, dan tanyalah kepada diri sendiri tentang persoalan kenapa, dan
bagaimana, niscaya mereka akan dapat memahami bahwa semua alam semesta ini
adalah bukti kewujudan dan kekuasaan Allah Taala yang maha Perkasa.[56]
Coba tafakkur pula dengan ayat ini, firman Allah dalam surat Al-Ambia ayat 30 :
30. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara
keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman?
Dalam ayat ini, Allah saw menyatakan bahwa semua organisme hidup berasal

https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 24 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

daripada air, ayat wa jaalna minal kulla syai haiyun afala takilun bermakna kami
jadikan semua organisme daripada air. Ibnu Katsir dalam Tafsirnya memaparkan,
adalah sumber hidup dan kehidupan.[57]
Berpikir tentang diri sendiri
Firman Allah Taala:
21. dan juga pada diri kamu sendiri. maka mengapa kamu tidak mahu melihat serta
memikirkan (dalil-dalil dan Bukti itu)?
Ayat ini telah menarik perhatian manusia supaya memerhatikan kepada dirinya
sendiri,yang di jadikan dari benda-benda yang bertantangan seperti akal dan nafsu,
bakhil dan pemurah, marah dan redha, dan sebagainya. Ayat ini jugalah yang
menyebabkan fakultas perubatan diseluruh dunia mengambil masa selama tujuh
tahun untuk menyingkap kejadian manusia secara terperinci dari semua perkara
termasuk rohani dan jasmani.
Allah menyatakan kepada kita bahwa dalam diri kita semua terdapat tanda-tanda
yang menunjukkan keatas keesaan aAllah Taala, serta membenarkan dengan apa
yang dibawakan rasul-rasul Allah, apakah kita tidak melihat dengan satu pandangan
teliti yang dapat diambil pengajaran dengan pandangan yang yakin sehingga kita
boleh mengambil bukti-bukti dengan demikian itu keatas Tuhan yang maha Pencipta
dan maha pemberi rezeki yang berkeadaan Esa dengan Uluhiyah.
Dan diri-diri kita bukanlah diciptakan secara berkebetulan, dan bukanlah dicipta
secara semula jadi. Sesungguhnya Allahlah yang menciptakannya dan dialah yang
menghidupkan kita, dan dialah yang akan mematikan kita, dan dia juga yang akan
membangkitkan kita kembali. Maka pada diri kita dan otak pemikiran kita terdapat
berjuta-juta sel dan deria-deria panca seperti penglihatan, pendengaran, perasaan,
sentuhan, rasa, perjalanan darah, serta alat alat pernafasan, dan lainnya yang
merupakan tanda yang amat menyakinkan bagi mereka yang mau berpikir, dan tidak
mingkinlah mereka dapat memikirkan hakekatnya kecuali mukmin yang bertaqwa
kepada Allah Taala.[58]
Coba renungkan dan tafakkurkan dengan maksud firman Allah ini, Allah telah
mengungkap berkenaan hujung jari manusia semenjak lebih seribu tahun silam,
kemudian baru hal ini dibuktikan sains modern setelah berabad-abad, yaitu firman
Allah dalam surat Al-Qiyamah ayat 1-4 yang berbunyi:

https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 25 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

1. Aku bersumpah demi hari kiamat,


2. Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).
3. Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang
belulangnya?
4. Bukan demikian, Sebenarnya kami Kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya
dengan sempurna.
Dalam ayat 4, perkataan banan bermaksud ujung jari atau perut jari, Tafsir Ibnu Katsir
mengatakan bahwa Allah Taala berkata bahwa Dia bisa menjadikan banan
semuanya sama ukuranya, perkara yang menakjubkan disini ialah, ayat ini
menyatakan bahwa ujung jari manusia (termasuk sidik jari) manusia tidak pernah
sama antara satu sama lain. Sebelum perbedaan sidik jari manusia diketahui oleh
sains.
Ruqayyah Waris Maqsud, seorang wanita Inggeris yang ahli Sarjana Teologi Kristen
telah menyatakan: antara sebab yang mendorong saya menganut agama Islam ialah
ayat 4 surat al-Qiyamah yang menyatakan tentang perbedaan ujung jari manusia.
Beliau mengulas ayat tentang ayat ini ini adalah mukjizat dan sekiranya ia bukan
mukjizat, apa lagi yang bisa dikatakan mukjizat.[59]
d.

Batasan Tafakkur

Dapat dipahami bahwa pengertian tafakkur adalah berpikir atau memikirkan dan
merenungkan tentang makhluk-makhluk ciptaan Allah, bukan Dzat-Nya. Al-Quranul
Karim banyak memberi dorongan kepada kaum muslimin bukan hanya bertafakkur,
tetapi juga bertadabbur (memahami ). Allah Taala memerintah manusia bertafakkur
dengan makhluk-makhluk Allah tetapi Allah melarang manusia berpikir tentang Dzat
Allah, dari Abi Dzar R.A bahwa Rasullalah bersabda:

Hadis riwayat Abu Shaikh
Artinya : berpikirlah kamu mengenai segala makhluk Allah, dan janganlah kamu
memikirkan tentang Dzat Allah, kerena demikian itu menyebabkan kamu binasa
(menjadi sesat).[60]
Sekalipun lafaz-lafaz hadis berkenaan Tafakkur ini berlainan sedikit, tetapi

https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 26 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

maksudnya tidak berbeda, yaitu menyuruh tiap-tiap manusia memikirkan segala


kejadian dalam alam semesta yang telah di ciptakan Allah ini dan pelbagai jenis
nikmat yang telah di kurniakannya untuk manusia. Berserta dengan itu, baginda
Rasullalah SAW melarang keras daripada memikirkan Dzat Allah Taala kerena dengan
demikian bukan saja tidak dapat di capai oleh Akal Pikiran, bahkan ini akan
menjerumus manusia ke dalam kesesatan.
Soal ini jelas sekali, kerena Dzat Allah Taala adalah Dzat yang maha Tinggi, tidak
akan mungkin dapat di ketahui oleh Akal manusia yang sememangnya terhad
lingkungan pemikirannya dan terbatas kemampuannya. Oleh kerena itu, hal ini tidak
menjadi masalah dan tidak patut dijadikan satu perkara yang di musykilkan.[61]
Soal kita tidak mengetahui hakekat segala suatu, tidak menjadi hal, asalkan kita
dapat mengetahui sifat-sifanya, dan faedah-faedah yang didapati daripadanya sesuai
dengan keperluan kita. Misalnya tenaga lestrik yang senentiasa kita gunakan, dan
mengambil faedah daripadanya, kita tidak ketahui hakekatnya dan Ahli Sains sendiri
tidak juga mengetahuinya dan tidak pernah jelaskan hakekatnya kepada kita.
Maka bagaimana seseorang manusia hendak mengetahui hakekat Dzat Allah yang
maha Tinggi?, dan yang tidak akan pernah ada suatu pun yang menyamainya?,
sedangkan banyak di antara benda-benda yang di jadikan Allah dan ada di
lingkungan kita tidak akan pernah juga di ketahui oleh akal kita.
Sekiranya ada juga seseorang itu coba memikirkan tentang hakekat Dzat Allah yang
tidak ada bandingan itu, sudah tentu pikirannya memberi suatu gambaran yang tidak
benar dan tidak tepat dengan hakekat yang sebenarnya. Dan ini adalah buruk
padahnya sebagaimana yang telah di terangkan Rasullalah didalam hadis tersebut.
Kerena orang itu telah menggunakan akalnya bukan pada tempatnya.[62]
Dalam pada itu, akal dapat memberi keyakinan tentang wujudnya Allah Taala, dan
sebagian dari sifat-sifat kesempurnaanNya, apabila di buktikan oleh dalil-dalil akal
yang jelas lagi nyata, manakala sebagian lagi sifat kesempurnaaNya dapat di terima
dari Al-Quran dan Hadis Mutawatir.
e.

Tafakkur sebagai jalan makrifatullah

Dalam usaha mengenal Tuhan, Tafakkur punya peranan yang amat penting, untuk
bertafakkur supaya mencapai marifatullah, manusia perlu memiliki akal yang sehat
dengan kepahaman ilmu asas agama yang mencukupi, untuk mencapai marifattullah
manusia perlu dan butuhnya dengan apa yang di katakan dalil akal.
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 27 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

Dalam mengenal Allah menggunakan metode akal, kelompok Muktazilah mendahului


kolompok yang lain, akan tetapi kerena mereka menggunakan akal secara
berlebihan, sehingga jika nas yang mutawatir itu bercanggah dengan akal pikiran,
mereka tolak nas walaupun nas itu dari Quran dan Hadis sehingga mereka dibantah
keras oleh golongan Ahlus Sunnah dari aliran Asyaariyah dan Maturidiyah.
Sedikit berbeda dengan golongan Mutazilah, Aliran Asyaariyah dan Maturidiyah juga
menetapkan antara jalan makrifatullah mestilah ada perseimbangan antara metode
wahyu dan akal (perseimbangan antara hukum aqli dan hukum naqli), yakni wujudnya
Allah itu akan hanya diketahui dan diyakini dengan adanya penjelasan-penjelasan
dari dalil dalil akal terlebih dahulu, baru dibawa dengan dalil-dalil mutawatir dari
hukum naqli (Al-Quran dan Hadis) seperti dalil-dalil akal yang membuktikan
wujudnya Allah Taala, yang ketinggian martabat kewujubannya ialah, bahwa segala
yang ada ini, selain dari Allah adalah wujudnya baharu, dari ada kepada tiada, hal ini
di akui kebenarannya oleh akal dan kenyataan-kenyataan yang lahir, kerana dalil dalil
akal ini akan mendokong dalil-dalil dari nas mutawatir.
Jelasnya, tiap-tiap apa jua yang sah pada akal wujudnya, terbagi kepada dua
martabat:
Pertama

: sesuatu yang wujudnya wajib ada (wajibul wujud), yakni

wujudnya itu adalah hakekat Dzatnya, bukan di sebabkan oleh yang lain.
Kedua
: sesuatu yang wujudnya mungkin ada (mumkinul wujub)
yakni yang wujudnya berasal dan berpunca dari yang lain sedang hakekatnya
mungkin ada mungkin tiada.
Apabila sudah tetap (sabit) dan jelas bahwa wujud martabat yang kedua ini baru, dari
tiada kepada ada, dan wujudnya itu di sebabkan oleh yang lain, maka sudah tentu
ada Penciptanya yang maha tinggi martabat wujudnya yaitu Dzat yang Wajibul
Wujud.
Dan sudah tentu pula bahawa yang baharu wujudnya itu senantiasa berhajat kepada
Pemberi wujudnya itu, dalam setiap saat dan masa, kerena sifat berhajatnya itu
adalah suatu sifat yang tak dapat di pisahkan dari hakekatnya.[63]
Tegasnya, sebagaimana tiap-tiap yang baharu itu berhajat kepada pemberi
wujudnya, dari tiada kepada ada, ia juga berhajat kepada pemberi wujudnya itu
untuk mendapat bantuan bagi meneruskan wujudnya.

https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 28 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

Dengan itu nyatalah bahwa hakekat sesuatu yang mungkin wujudnya.[64] Coba kita
pikirkan, Allah ciptakan segala suatu di atas muka bumi ini ada tujuan yang tertentu
dan tujuan-tujuan yang lain, Dia tidak menciptakan semua yang ada atas muka bumi
ini dengan main-main dan senda-gurau. Allah Saw berfirman :
Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya
dengan bermain-main.
Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka
tidak Mengetahui.[65]
Dalam penciptaan Makhluk, ada tanda-tanda kebesaran dan kewujudan Allah Taala,
cuba pikirkan sejenak, dari binatang yang dicipta Allah, ada dapat terbang di
angkasa, sebagian yang lain berjalan diatas tanah dengan dua kaki, sebagian yang
lain pula merayap dengan perutnya, sebagian berjalan dengan dua kaki, sebagian
dengan empat kaki, sebagian dengan sepuluh kaki, dan sebagian yang lain berjalan
dengan seratus kaki, dan sebagainya. Tafakkurkanlah, pada mereka manusia akan
menemukan tanda-tanda kekuasaan Allah yang amat menakjubkan yang
memperlihatkan keagungan dan kebesaran Sang Pencipta.
Renungkan dan bertafakkurlah bagaimana mereka membangunkan tempat habitat
(tempat hidup) mereka, bagaimana mereka mengumpulkan makanan, mencintai
pasangan, manusia tidak akan mampu melakukan pekerjaan mereka dengan segala
kemampuan dan ilmu yang ada. Apakah kita berpikir laba-laba melakukan pekerjaanperkerjaan tersebut kerena inisiatifnya sendiri?, dan mempelajarinya tanpa da yang
mengajari?, atau apakah diajari oleh manusia?, atau ada yang mencipta dan
mengajarinya?, apakah semua ini tidak membuktikan bahwa yang Sang Maha
Pencipta adalah Maha Perkasa dan Maha Bijaksana?[66]
Itu semua adalah bahan bagi perenungan dan tafakkur kita, kita harus memikirkan
tentang ciptaan-ciptaan Allah yang maha menakjubkan dan bukan memikirkan wujud
dan dzat-Nya, pemikiran dan perenungan diatas akan membawa manusia lebih dekat
kepada Allah, makin banyak manusia merenung ciptaan-Nya,[67] akan makin banyak
manusia mengenal keagungan, kekuasaan dan kekuataan-Nya, yakni dengan banyak
bertafakkur akan memakrifatkan manusia kepada Tuhan-Nya.
[1] Dr. Muhamad Idris Abdul Rauf Al-Marbawi Al-Makki, Kamus Idris al-Marbawi Cet
3, Dar An-Numan, Kuala Lumpur, 1993, hlm 100
[2] Al-Ustaz Husin B Awang, Kamus At-Thulab, Arab-Melayu, Pustaka Dar Alhttps://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 29 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

Fikr,Kuala Lumpur, Cet.1, 1994, Hlm 313-314


[3] Dr. Malik Badri , Al-Tafakkur min Musyahadah Ila Syuhud, terjemahan dalam
Bahasa Melayu oleh Usman Shihab Husnan, (Universitas Islam Antarbangsa
Malaysia, Kuala Lumpur) dengan judul tafakkur dari alam musyahadah kepada alam
syuhud, Editor oleh Dr. Deddy Mulyana M.A. dengan judul Tafakkur- Perspektif
Psikologi Islam,(Bandung,Remaja Rosdakarya, 1996) Hlm 19.
[4] Abdul Aziz Ismail, siri bacaan kecemerlangan diri- Tafakkur, Pustaka Al-Hidayah,
Kuala Lumpur, cet. 1, 2004, Hlm vi
[5] Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, buku kedua belas, Terj. Purwanto, Penerbit
MERJA, Bandung, 2007, Hlm 16
[6] Syeikh Ab.Qadir Al-Jailani, Sirrul Asrar, terjemahan K.H. Zezen Zainal Abidin
Zayadi Bazul Asyhab (1997), Percetakan Putrajaya, Selangor, Cet 4, 2001, Hlm 27
[7]Dr. Malik Badri , Al-Tafakkur min Musyahadah Ila Syuhud, terjemahan dalam
Bahasa Melayu oleh Usman Shihab Husnan, (Universitas Islam Antarbangsa
Malaysia, Kuala Lumpur) dengan judul tafakkur dari alam musyahadah kepada alam
syuhud, Editor oleh Dr. Deddy Mulyana M.A. dengan judul Tafakkur- Perspektif
Psikologi Islam,(Bandung,Remaja Rosdakarya, 1996) Hlm viii
[8] Subhi Ab.Rauf Ashr, Mujam Maudui li Ayat al-Quran, Darul Fadhilah , Cairo, tth,
hlm. 230
[9] , Muhamad Fuad Ab.Baqi, Al-Mujam Al-Mufarras li Alfazil Quran Al-Karim, (Dar
Al-Hadis, Qairo, cet. 1 ), 1987m. Hlm 667
[10] Ab.Aziz Ismail, Siri Bacaan Kecermerlangan Diri- Tafakkur, Al-Hidayah
Publisyers, Kuala Lumpur W.P., 2004, hlm vii
[11] Al-Ghazali, Tujuan Hidup Para Sufi, Hlm 41.
[12] Ibid, Hlm. 96
[13] Al-Ghazali, Tujuan Hidup Para Sufi, Hlm 41.
[14] Mutlaq Al-Jaser, Majalah Ommaty, (Syarikat AlGharras, Kuwait City,Bil 33/2007) ,
Hlm 45
[15] Al-Ghazali, Tujuan hidup Para Sufi, Hlm 37
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 30 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

[16] Ab.Aziz Ismail, Siri Bacaan Kecermerlangan Diri- Tafakkur, Al-Hidayah


Publisyers, Kuala Lumpur W.P., 2004, hlm vii
[17] -Dr. Malik Badri , Al-Tafakkur min Musyahadah Ila Syuhud, terjemahan dalam
Bahasa Melayu oleh Usman Shihab Husnan, (Universitas Islam Antarbangsa
Malaysia, Kuala Lumpur) dengan judul tafakkur dari alam musyahadah kepada alam
syuhud, Editor oleh Dr. Deddy Mulyana M.A. dengan judul Tafakkur- Perspektif
Psikologi Islam,(Bandung,Remaja Rosdakarya, Hlm10
[18] Dr. Hasan Ali, siri keluarga mithali utusan akrab, Mendidik Anak Pintar Cerdas,
CET 3,1997, percetakan CS, Kuala lumpur, Hlm 30
[19] Dr. Hasan Ali, siri keluarga mithali utusan akrab, Mendidik Anak Pintar Cerdas,
CET 3,1997, percetakan CS, Kuala lumpur, Hlm 31
[20] Ibid, Hlm 31
[21] Dr. Hasan Ali, siri keluarga mithali utusan akrab, Mendidik Anak Pintar Cerdas,
CET 3,1997, percetakan CS, Kuala lumpur, Hlm 38
[22] Surat Al-Isra- Ayat 70
[23] Surat At-Tin Ayat 4
[24] Mohd Asri Mat Daud, Siri Pemikiran 1, Pertentangan Islam Dan Barat, Terbitan
Persekutuan Melayu Republik Arab Mesir (PMRAM), Percetakan An-Nasr, Syoubra,
Egypt, Cet.1, 2004, Hlm 24
[25] Ibid, Hlm 25
[26] Mohd Asri Mat Daud, Siri Pemikiran 1, Pertentangan Islam Dan Barat, Terbitan
(PMRAM), Percetakan An-Nasr, Syoubra, Egypt, Cet.1, 2004, Hlm 23
[27] Abdullah An-Najjar, Mazhabud Durruz wa Tauhed, Dar Al-Maarif Al-Masr,
Qahirah, 1965, Hlm 42
[28] Mohd Asri Mat Daud, Siri Pemikiran 1, Pertentangan Islam Dan Barat, Terbitan
Percetakan An-Nasr, Syoubra, Egypt, Cet.1, 2004, Hlm 32
[29] Al-Allamah Dr. Sayyed Musa Al-Musawi, Meluruskan Peyimpangan Syiah, Terj.
Ahmad Munif, Cet 1, 1993, Hlm 124

https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 31 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

[30] Surat Al-Araf- Ayat 179


[31] Surat Al-IsraAyat 36
[32] Mohd Asri Mat Daud, Siri Pemikiran 1, Pertentangan Islam Dan Barat, Terbitan
Persekutuan Melayu Republik Arab Mesir (PMRAM), Percetakan An-Nasr, Syoubra,
Egypt, Cet.1, 2004, Hlm 28
[33] Surat Al-Maidah- Ayat 104
[34] Mohd Asri Mat Daud, Siri Pemikiran 1, Pertentangan Islam Dan Barat, Terbitan
Persekutuan Melayu Republik Arab Mesir, Percetakan An-Nasr, Syoubra, Egypt,
Cet.1, 2004, Hlm 30
[35] Surat An-Nisa Ayat 59
[36] Ibid,
[37] Ibid,Hlm 37
[38] Dr. H. Jabnul Azhar b H, Mulkan, Al-Quran dan Sains -siri pertama, Cet. Kedua,
Percetakan Selaseh-tanpa di sebut tempat, 1995, Hlm 88.
[39] Drs. Syafaruddin, M.Pd, Drs . Chandra Wijaya, M.Pd, Pengantar Filsafat Ilmu,
cet.1 2005, Cita Pustaka Media, Bandung. Hlm 10
[40] Ibid
[41] Imam ibnul Qayyim Al-Jauziyah, Al-Fawaid, maktabah Al-Iman, Mansurah, cet.1,
19991m, Hlm203
[42] 11-Dr. Malik Badri , Al-Tafakkur min Musyahadah Ila Syuhud, terjemahan dalam
Bahasa Melayu oleh Usman Shihab Husnan, (Universitas Islam Antarbangsa
Malaysia, Kuala Lumpur) dengan judul tafakkur dari alam musyahadah kepada alam
syuhud, Editor oleh Dr. Deddy Mulyana M.A. dengan judul Tafakkur- Perspektif
Psikologi Islam,(Bandung,Remaja Rosdakarya, Hlm ix
[43] Ibid, Hlm viii
[44] Imam Al-Ghazali, Terj. Purwanto, Ihya Ulumiddin, buku kedua belas, Penerbit
MERJA, Bandung, 2007, Hlm 17
[45] Imam Al-Ghazali, Terj. Purwanto, Ihya Ulumiddin, buku kedua belas, , Penerbit
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 32 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

MERJA, Bandung, 2007, Hlm 18


[46] Imam Al-Ghazali, Terj. Purwanto, Ihya Ulumiddin, buku kedua belas, , Penerbit
MERJA, Bandung, 2007, Hlm 19
[47] Imam Al-Ghazali, Terj. Purwanto, Ihya Ulumiddin, buku kedua belas, , Penerbit
MERJA, Bandung, 2007, Hlm 20
[48] Ibid, Hlm 21-22
[49] Ibid, Hlm 23
[50] Dr. Mohd. Arip H. Kasmo, PASAK-Pengukuhan Akidah Menerusi Penghayatan
Sains Dalam Al-Quran, Penerbitan Awan Biru, Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia,
2007, Hlm 49-50
[51] Imam Muhamad Mutawaly Syarawi, Min Washaya Al-Quran Al-Karim, alTaufiqia Bookshop, Cairo-Egypt, TT, Hlm 345.
[52] Surat An-Nahl, Ayat 11
[53] Harun Yahya, Nilai-Nilai Moral dalam Al-Quran, Al-Hidayah Publishers, Kuala
Lumpur, Cet.1, 2004, Hlm 25
[54] Surat Al-Anam, Ayat 59
[55] Surat Al-Anam, Ayat 95
[56] Harun Yahya, Nilai-Nilai Moral dalam Al-Quran, Al-Hidayah Publishers, Kuala
Lumpur, Cet.1, 2004, Hlm 27
[57] Mahir Hasan Mahmud, Terapi Air, Qultum Media,Cet 1, 2007, Jakarta, Hlm ix
[58] Dr.H. Jabnul Azhar Mulkan, Al-Quran dan Sains, Fakultas Perubatan Universitas
Al-Azhar, Qairo, Cet 2, Percetakan Selaseh, 1995, Hlm 86-87
[59] Dr. Mohd. Arip H. Kasmo, PASAK-Pengukuhan Akidah Menerusi Penghayatan
Sains Dalam Al-Quran, Hlm 72-73
[60] Al-Fadhilah Sheikh Dato H. Mohd Nor bin H.Ibrahim , Tuan H. Ismail Yusof, AsSheikh Abdullah bin Mohamad Basmaih, Mustika Hadist, Bagian Hal Ehwal Islam,
Jabatan Perdana Menteri Malaysia, Cet 6 1986, Hlm 19

https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 33 of 34

Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

4/28/16, 4:36 PM

[61] Ibid, hlm 19


[62] Ibid, hlm 20
[63] Ibid, Hlm 21
[64] Ibid
[65] Qs Ad-Dukhan [ 44] ; 38-39
[66] Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, Hlm 34
[67] Ibid, Hlm 37

https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/

Page 34 of 34

Anda mungkin juga menyukai