4/28/16, 4:36 PM
BAB III
PENGERTIAN TAFAKKUR
A. Pengertian Tafakkur Menurut Bahasa dan Istilah
Secara bahasa (morfologis), kata Tafakkur yang beriniasial dari dasar kata - yang
berasal dari akar kata tafakkara, yatafakkaru, tafakkuran dengan kata dasar fakkara. ,
seperti perkataan orang arab :
-
artinya: telah memikir ia akan suatu , yang mempunyai arti yang sama dengan
perkataan :
-
Tafakkur juga dapat di artikan dengan taammal artinya pertimbangan, memberi
perhatian, memikir, mengkaji, dan tazakkara yang berarti mengingati.[1] tiada
perbedaan dengan pengertian yang diberi oleh ustaz Husien bin Awang dalam
karyanya kamus Al-Thulab, Arab-Melayu yaitu memikirkan dan menimbangkan.[2]
Tafakkur secara istilah ialah merenung dan memikirkan ciptaan Allah Taala di langit
dan di bumi, dan mengarahkan Akal : kepada keagungan sang Pencipta dan
kemuliaan sifat-sifatnya, dikatakan bahwa bertafakkur adalah pangkal dari segala
kebaikan bertafakkur adalah pekerjaan hati yang paling utama dan paling mulia.[3]
angan,firman Allah Taala
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.[4]
Al-Quran al-Karim banyak memberi dorongan kepada kaum muslimin bukan hanya
bertafakkur, tetapi juga bertadabbur (memahami dengan dalam sifat-sifat Allah)
itibar, (memahami pelajaran, pengajaran, atau ibrah), nazhr (memerhati atau
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 1 of 34
4/28/16, 4:36 PM
Page 2 of 34
4/28/16, 4:36 PM
ibadat selama setahun. Dalam hadis yang lain rasullalah menyebut sabina sanah,
Berpikir satu jam itu lebih baik dari beribadat 70 tahun
Manakala dalam hadis lain pula Rasullalah menyebut alfi aam,
Berpikir satu jam itu lebih baik dari beribadat seribu tahun
Dalam mengurai tentang ketiga-tiga hadis ini shekh Abdul Qadir Jailani
menjelaskan ; maksudnya ialah manusia yang berpikir dalam masalah-masalah furu
(cabang), maka nilai tafakkurnya adalah lebih besar daripada ibadat setahun. Berpikir
untuk mengetaui hal-hal yang yang di wajibkan oleh Allah dalam ibadat dan berpikir
tentang aturan-aturan ibadat wajib, maka nilai tafakkurnya lebih besar dari ibadat
seribu tahun.[6]
Ibadah yang pertama kali yang dituntut oleh Rasullalah dari para pengikutnya ialah
berpikir dan bertafakkur dengan tenang dan penuh keikhlasan sesuai dengan kedar
dan tingkatan akal mereka, firman Allah Taala:
46. Katakanlah: Sesungguhnya Aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal
saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua- dua atau sendirisendiri; Kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila
sedikitpun pada kawanmu itu. dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu
sebelum (menghadapi) azab yang keras[1244].
[1244] Berdua-dua atau sendiri-sendiri maksudnya ialah bahwa dalam menghadap
kepada Allah, Kemudian merenungkan keadaan Muhammad s.a.w. itu sebaiknya
dilakukan dalam keadaan suasana tenang dan Ini tidak dapat dilakukan dalam keadaan
beramai-ramai.
Yang di maksudkan dengan menghadap Allah Swt adalah ikhlas dalam mencari
kebenaran .sedangkan yang di maksudkan dengan kedua-dua atau sendiri-diri
adalah jauh dari pengaruh dan tekanan akal orang banyak.[7]
Dalam Al-Quran kata tafakkur ini, dengan sejumlah kata tuntunannya terungkap
sebanyak 18 kali, 13 kali terungkap dalam ayat Makkiah, 5 kali dalam ayat madaniah.
[8] Berangkat dari telaah ini dapatlah di ketahui bahwa term Tafakkur lebih sering
terjadi pada periode Makkah bila di bandingkan periode Madinah. Ketika Al-Quran
meletakkan dasar-dasar agama pada periode Makkah, manusia telah pun diajak
untuk melakukan Tafakkur, dengan tujuan dapat mempertebalkan keimanan kepada
Tuhan dan penghayatan diri menuju kesempurnaan akhlak manusia.
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 3 of 34
4/28/16, 4:36 PM
Page 4 of 34
4/28/16, 4:36 PM
ada beberapa orang yang memperdalamkan pemikiran mereka tentang Dzat Allah
SWT, lantas Rasullalah SAW bersabda:
Maksudnya:
pikirkanlah tentang ciptaan Allah, dan janganlah sesekali kamu memikirkan Dzat Allah.
Hadis Riwayat Abu Nuain dan Baihaqi.[10]
Hadis 2:
Dalam satu hadith Rasulallah bersabda:
Maksudnya:
pikirkanlah tentang ciptaan Allah, dan janganlah sesekali kamu memikirkan Dzat Allah
kerena kamu tidak akan mampu menjangkauinya.[11]
Hadis 3:
Saiyidatina Aisyah berkata : pada suatu malam Rasullalah bangun dan solat setelah
berwudhu, beliau SAW tidak meninggalkan tempat solatnya sambil menangis
sehingga terdengar suara azan saiyidina Bilal RA,untuk solat subuh. Aku bertanya
kepadanya, Wahai Rasullalah SAW, kenapa engkau menangis? padahal Allah telah
mengampuni dosa engkau yang telah lalu mau pun yang akan datang. Beliau SAW
menjawab, tidak bisakah aku menjadi hamba yang bersyukur? dan kenapa aku
tidak berbuat demikian? sedangkan pada malam ini telah turun ayat padaku:
190. Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi, dan pada pertukaran malam dan
siang, ada tanda-tanda (kekuasaan, kebijaksanaan, dan keluasan rahmat Allah) bagi
orang-orang Yang berakal;
191. (Iaitu) orang-orang Yang menyebut dan mengingati Allah semasa mereka berdiri
dan duduk dan semasa mereka berbaring mengiring, dan mereka pula memikirkan
tentang kejadian langit dan bumi (sambil berkata): Wahai Tuhan kami! tidaklah Engkau
menjadikan benda-benda ini Dengan sia-sia, Maha suci engkau, maka peliharalah Kami
dari azab neraka.[12]
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 5 of 34
4/28/16, 4:36 PM
Page 6 of 34
4/28/16, 4:36 PM
Maksudnya :
Berpikir satu jam itu lebih baik dari beribadat setahun
Berpikir untuk berjaya ialah dengan merenungi segala perjalanan dan kejadian alam
ini. Allah SAW menyuruh agar kita suka berpikir, bukan berangan-angan. Ini
dijelaskan-Nya di dalam firman-Nya, sebagaimana yang termaktub di dalam AlQuran surat Ali Imran ayat 191 yang berbunyi[16] :
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.
C. Akal, Pikir dan Tafakkur
Tidak dapat di ragukan bahwa studi tentang kegiatan proses kegiatan akal manusia
akan tetap -meskipun dengan kemajuan ilmu pengetahuan- menjadi hal yang
kompleks dan pelik yang bersangkutan dengan rangsangan, respon, pertanyaan, dan
jawaban yang sulit diukur dan dilihat.
Oleh kerena itu, studi para ahli akal dan jiwa manusia menghadapkan kita pada
pertanyaan yang sulit yang dilemparkan manusia pada dirinya; satu pertanyaan yang
ia hadapi dari dirinya sendiri atau yang ia dapati dari konsepsi agama, yaitu,
apakah hubungan yang sebenarnya antara jasmani dan akal? Jawaban dari
persoalan ini berkaitan dan mencampur-adukkan pemukiran-pemikiran filsafat dan
akidah agama dengan kajian- kajian psikologi dan biologi manusia secara umum,
khususnya otak dan urat saraf.
Pada sisi lain kita coba melihat sisi penting perbedaan hubungan antara akal dan
otak manusia, kolompok materialis berpendapat bahwa tidak ada akal bagi
manusia kecuali apa yang dipanggil otak dalam bentuk benda yang ada dalam
setiap kepala manusia, mereka juga berpendapat bahwa apa yang kita sebut akal
berpikir adalah tidak lain hanya merupakan refleksi dan terjemahan dari perubahanperubahan tajam yang terjadi pada kimia otak, dan aktivitas denyutan saraf secara
elekro kimiawi.
Dalam hal ini mereka mengajukan alasan bahwa pemikiran manusia bahkan seluruh
peribadinya- dapat berubah dan berganti apabila otak terkena kerosakan dan
tercedera. Kelompok lainnya menegaskan adanya akal yang mengendalikan otak
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 7 of 34
4/28/16, 4:36 PM
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 8 of 34
4/28/16, 4:36 PM
Otak adalah pusat kawalan yang utama kepada tubuh. Ia boleh dibagikan kepada
tiga unit atau bagian, yaitu otak pertama atau otak reptilian, otak kedua atau sistem
limbek, dan otak ketiga yang disebut neocortex, ketiga-tiga unit otak ini berfungsi
secara seragam dan senantiasa berhubung di antara satu unit dengan unit yang lain.
Otak yang pertama terletak di bagian bawah atau belakang otak yang disebut
sebagai selebelum. Ia merupakan otak kecil yang menjadi pusat kepada koordinasi
otot dan keseimbangan badan, serta menjalan fungsi secara automatis untuk
mengawal proses pernafasan, penghadaman, dan metabolisme badan.[20]
Otak kedua atau sistem limbek, terdiri dari hiphotalamus dan hippocampus. Otak ini
memainkan peranan utama mengawal emosi, deria bau, deria rasa, dan tingkah laku
seksual. Otak kedua ini, juga mengawal tindakan logikal untuk merangsang
keinginan-keinginan seperti rasa lapar, dahaga dan tindakan pertahanan diri apabila
menghadapi situasi yang mencemaskan seperti bahaya, ketakutan, dan ketegangan
emosi.
Otak ketiga atau neocortex dikenali sebagai selebelum. Ia merupakan pusat
pemikiran dan kesadaran seseorang. Di sinilah terletaknya pusat kawalan untuk
mengawal kemampuan dan keupayaan menguasai bahasa, pemusatan perhatian,
memori, pikiran, dan kemahiran motor. Keupayaan mindadan tahap keintelektualan
seseorang banyak di kawal olek otak ketiga ini.
Otak juga boleh dilihat dengan satu lagi cara yaitu dengan melakukan dua
pembagian yaitu hemisfera kiri dan hemisfera kanan. Kedua-dua bagia otak ini
dihubungkan oleh lebih 200 juta sesaraf yang dinamakan corpus callosum. Keduadua bagian otak ini menjalan fungsi secara bertantangan. hemisfera kanan otak
berperanan mengawal sensasi di bagian kiri tubuh manakala otak hemisfera kiri pula
mengawal sensasi bagian kanan tubuh.
Otak kiri berfungsi mengawal aktivitas bahasa, logikal, dan akademik, manakala otak
kanan berfungsi mengawal penguasaan aktivitas perkara yang berkaitan dengan
musik, imaginasi dam kretivitas manusia.
Penggunaan kedua-dua hemisfera otak secara harmonis akan dapat
mempertingkatkan prestasi pembelajaran, penggunaaan kedua-dua hemisfera itu
juga akan menjadikan proses pembelajaran akan menjadi lebih menarik perhatiaan
pelajar . daya pemusatan terhadap sesuatu perkara akan lebih bertambah, daya
ingatan akan lebih menjadi kuat. Imaginasi akan menjadi lebih menyeluruh dan
system pemikiran akan menjadi lebih kreatif.
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 9 of 34
4/28/16, 4:36 PM
Potensi otak yang di miliki manusia amatlah menakjubkan. Potensi otak ini
sesungguhnya tiada tampak hadnya. Otak manusia mampu menyipan segala
maklumat dan merekoditasikan maklumat-maklumat yang baru pada setiap saat
semenjak manusia itu di lahirkan sehingga ke akhir hayatnya.
Konsep otak sebenarnya
(a)
lebih banyak fakta yang di terima oleh otak, lebih banyak yang di simpan.
(b)
(c)
(d) Lebih banyak perkara yang dilihat dan didengari, lebih banyak perkara baru
yang mau dicoba.
(e) Lebih besar rangsangan lebih besar kemampuan dan kebolehan yang
bakal lahir.
Konsep otak bisa di ibaratkan seperti sebuah computer, yaitu otak memerlukan
input-input yang di program terlebih dahulu. Input-input berbentuk rangsangan yang
di terima oleh otak akan menentukan tahap perkembangan dan daya inteleknya.
Perhatikan kemampuan yang menakjubkan yang mampu dilakukan otak manusia
berbanding alat-alat ciptaan manusia, seperti jadwal dibawah ini. [21]
Perbandingan kapasitas menyimpan data :
Otak manusia
National
Archives
IBM 3850
Magnetic tape
Encylopedia
Britannica
Cekera Magnetik
(Magnetik disk)
Cekera liut
(floppy disk)
2 500 000
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 10 of 34
4/28/16, 4:36 PM
Makhluk Allah
Roh
Akal
Manusia, Malaikat
Nafsu
Manusia, Hewan
Page 11 of 34
4/28/16, 4:36 PM
Page 12 of 34
4/28/16, 4:36 PM
Fuaadun yang berarti hati nurani dan kadang-kadang dengan ibarat perbuatan yang
menggunakan kalimah orang yang berakal, golongan yang memahami, golongan yang
berpikir, golongan yang menerhatikan, golongan yang menghayati, golongan yang
mengambil peringatan, orang yang mempunyai akal, orang yang mempunyai pikiran,
orang yang memerhatikan.
Oleh kerena penciptaan akal kepada manusia adalah suatu yang amat besar
peranannya, maka Islam akan menganggap manusia cuai bahkan tidak
menggunakan akal bila melanggar Hudud keizinan Syarak, mereka di umpamakan
makhluk yang tidak punya akal yaitu hewan ternakan, hal ini Allah tegaskan dalam
ayat:
179. dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk neraka jahanam banyak dari jin dan
manusia Yang mempunyai hati (Tetapi) tidak mahu memahami dengannya (ayat-ayat
Allah), dan Yang mempunyai mata (Tetapi) tidak mahu melihat dengannya (bukti
keesaan Allah) dan Yang mempunyai telinga (Tetapi) tidak mahu mendengar dengannya
(ajaran dan nasihat); mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi;
mereka itulah orang-orang Yang lalai.[30]
Manusia yang cuai ini dianggap sebagai pesalah dan mereka akan di soal di hadapan
Allah Taala di Akhirat kelak, muhasabah dan kaji selidik tentang peranan yang
dilakukan oleh manusia tidak haya terhad kepaya yang menyalah guna akal sematamata, akan tetapi terhadap sesia sahaja yang menyalahi menggunakan seluruh
anugerah Allah kepadanya, firman Allah Taala:
36. dan janganlah Engkau mengikut apa Yang Engkau tidak mempunyai pengetahuan
mengenainya; Sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati, semua
anggota-anggota itu tetap akan ditanya tentang apa Yang dilakukannya.[31]
Demi menyelamatkan manusia dari penyalahguanaan akal, agar manusia dapat
membina hubungkait secara bersistem antara akal dan tubuh badan mereka, maka
Islam meletakkan beberapa kaedah penggunaan Akal supaya tidak menyeleweng
dari landasan Syarak, antara pra-syarat berpikir adalah seperti berikut:
1-
Konsep bertaqlid atau mengikut pemikiran dan tindakan orang lain secara membabibuta tanpa berpikir terlebih dahulu, atau meminta pendapat orang lain adalah di
larang dalam Islam.keadaan ini menjatuhkan status akal sebagai pewakilan dari Allah
Taala terhadap manusia. Bahkan dengan bertaqlid manusia tidak akan mampu untuk
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 13 of 34
4/28/16, 4:36 PM
membentuk kendiri dan membuat perubahan dengan diri sendiri. Hal ini
menyebabkan manusia gagal merancang kehidupan mereka yang membawa kepada
ketidak stabilan dalan hidup.
Masyarakat jahiliah beranggapan bahawa kejayaan hidup mereka adalah bergantung
kepada bertaqlid kepada nenek moyang mereka terdahulu.
Oleh sebab itu Allah telah mengutuskan Nabi Muhammad meleraikan pemikiran
sesat dan kehidupan yang tidak punya peraturan.[32]
Allah mengutuk prilaku mereka yang amat berpegang kepada pemikiran nenek
moyang mereka sebagaimana yang di nyatakan ayat:
104. dan apabila dikatakan kepada mereka: Marilah menurut kepada apa Yang telah
diturunkan oleh Allah (Al-Quran), dan kepada RasulNya (yang menyampaikannya),
mereka menjawab: Cukuplah bagi Kami apa Yang Kami dapati datuk nenek Kami
mengerjakannya. Adakah (Mereka akan menurut juga) sekalipun datuk nenek mereka
tidak mengetahui apa-apa dan tidak pula mendapat hidayah petunjuk?[33]
Baginda Rasullalah juga dalam misi dakwah amat memerangi sikap taqlid ini,
sebagaimana sabdanya yang bermaksud:
Jangan kamu menjadi orang yang mengikut dengan membuta tuli, sekiranya manusia
berbuat bauk, kami juga berlaku baik, dan sekiranya manusia berbuat zalim kami juga
berlaku zalim, akan tetapi hendaklah kamu teguhkan pendirian kamu, sekiranya
manusia berbuaat baik maka kamu berbuatlah kebaikan, seandainya mereka melakukan
kejahatan maka janganlah kamu malakukan kezaliman.
Hadis Riwayat At-Tirmizi
2-
Islam telah meletakan garis panduan yang jelas dalam mengenali perkara-perkara
yang bercanggah dengan Syarak, samaada dalam perkara Akidah, Ibadat,
Muamalah, dan Kenegaraan.
Dalam perkara Akidah, Islam melarang umatnya menyekutukan Allah dengan sesuatu
yang lain konsep pergantungan terhadap semua perkara adalah mesti dan harus
berpandukan kepada Islam berdasarkan perkara yang telah diputuskan Allah Taala,
segala kekaburan mestilah dirujuk kepada kehendak Allah dan Rasulnya, kaedah
Umum ini telah dinyatakan Allah dalan ayat :[34]
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 14 of 34
4/28/16, 4:36 PM
59. Wahai orang-orang Yang beriman, Taatlah kamu kepada Allah dan Taatlah kamu
kepada Rasulullah dan kepada Ulil-Amri (orang-orang Yang berkuasa) dari kalangan
kamu. kemudian jika kamu berbantah-bantah (berselisihan) Dalam sesuatu perkara,
maka hendaklah kamu mengembalikannya kepada (Kitab) Allah (Al-Quran) dan
(Sunnah) RasulNya jika kamu benar beriman kepada Allah dan hari akhirat. Yang
demikian adalah lebih baik (bagi kamu), dan lebih elok pula kesudahannya.[35]
3-
Islam telah meletakkan garis panduan untuk menggunakan teori akal dalam
kehidupan harian, walaupun Islam tidak menjadikan akal sebagai sumber pegangan
secara mutlak (absolute), namun Islam amat mementingkan soal proses almuwazanah (timbangtara) yang berlaku dalam pengawalan akal.
Gerak geri manusia di kawal sepenuhnya oleh medan akal yang keluar dari
pengarahan dan rasa dari hati. Islam mengigatkan manusia supaya agar sentiasa
mengawal kestabilan hati dalam agenda pengurusan rohani dan jasmani.
Kestabilan kawalan di hati yang juga disebut sebagai jantung dalam terjemahan
sebenarnya adalah penyebab kepada tingkah laku positif anggota tubuh manusia,
begitu juga sebaliknya andaikata hati tidak berperanan mewujudkan kestabilan,
maka maka sudah tentu membuat pengarahannya kepada akal agar mengeluarkan
arahan selanjutnya kepada anggota tubuh badan untuk bertindak sewenangwenangnya, hal ini dinyatakan dalam sepotong hadis Nabi yang bermaksud:
Ketahuilah bahwa dalam tubuh manusia itu terdapat seketul daging, apabila baik
daging tersebut maka baiklah seluruh anggota badan, apabila daging tersebut rosak
maka rosaklah seluruh anggota, ketahuilah..seketul daging tersebut ialah hati.
Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.[36]
1. Asal kebaikan adalah berasal dari agama yang diredhai Allah Taala.
Peraturan dan tatacara hidup yang terkandung dalam Ialam adalah merupakan
setinggi-tinggi panduan yang ditetapkan Allah Taala. Allah tidak nenafikan wujubnya
agama-agama yang lain, akan tetapi agama-agama tersebut dengan sendirinya
ternasakh apabila Allah menurunkan agama Islam, oleh kerena itu, kita memahami
bahwa agama samawi yang lain adalah benar, akan tetapi telah diubah oleh
kebanyakan para pendita dan paderi yang jahat, kemudian Allah menurunkan Agama
Islam sebagai penganti agama Samawi yang dahulu, dan Allah memelihara Agama
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 15 of 34
4/28/16, 4:36 PM
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 16 of 34
4/28/16, 4:36 PM
sahaja, tidak ada lagi yang ketiganya yaitu memikirkan perkara positif dan yang baik,
keduanya ,memikirkan perkara yang negatif (keburukan), oleh kerena itulah asal
perbuatan jahat dan baik bermula dari proses berfikir terlebih dahulu, dan pikir
merupakan permulaan kehendak dan kemauan mengasingkan diri, menegah,
menyintai, dan marah, maka oleh sebab itu manusia harus berfikir dalam benda yang
memberi menafaat seperti memikirkan baik buruknya perbuatan sesuatu perkara dan
apakah akhir akibatnya baik atau buruk, jika buruk maka ia bias mengelakan dari
awal-awal lagi.[41]
Perbedaan antara Pikir dan Tafakkur
Seorang Ilmuan juga Psikolog Islam terkenal, Dr. Malik Badri telah memberi satu
kajian kritis tentang perbedaan antara Tafakkur dengan berpikir juga antara tafakkur
dengan Meditasi Transendental, yang berkembang pesat di dunia Barat akhir-akhir
ini,yang mereka ambil dari timur . Beliau juga membahas keunggulan orang Islamketika bertafakkur tentang alam Raya, tentang diri manusia dan tentang sunah Allah,
di banding dengan para peneliti dan pemikir bukan Islam.
Orang Islam memiliki faktor-faktor pendorong yang tidak di miliki orang lain. Orang
Islam mengharapkan sesuatu dari Allah, sementara orang lain tidak demikian.
Pengalaman tafakkur dalam sejarah umat islam dapat memantulkan dan
mengkristalisasikan umat Islam pada masa keemasan mereka.[42]
D. Urgensi Tafakkur dalam Pembaikan Akhlak Manusia
Ibadah yang pertama kali yang di tuntut oleh Rasullalah ialah dari para pengikutnya
ialah berpikir dan bertafakkur dengan tenang dan penuh keikhlasan sesuai dengan
kedar dan tingkatan akal pikiran mereka, firman Allah Taala:
46. Katakanlah: Sesungguhnya Aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal
saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua- dua atau sendirisendiri; Kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila
sedikitpun pada kawanmu itu. dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu
sebelum (menghadapi) azab yang keras[1244].
[1244] Berdua-dua atau sendiri-sendiri maksudnya ialah bahwa dalam menghadap
kepada Allah, Kemudian merenungkan keadaan Muhammad s.a.w. itu sebaiknya
dilakukan dalam keadaan suasana tenang dan ini tidak dapat dilakukan dalam keadaan
beramai-ramai.
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 17 of 34
4/28/16, 4:36 PM
Yang di maksudkan dengan menghadap Allah Swt adalah ikhlas dalam mencari
kebenaran . sedangkan yang di maksudkan dengan kedua-dua atau sendiri-diri
adalah jauh dari pengaruh dan tekanan akal orang banyak.[43]
Dengan bertafakkur atau berpikir akan menurunkan atau membuahkan pengetahuan
dan menghasilkan ilmu, pada gilirannya, pengetahuan akan menghasilkan keadaan (
hal) hati. Atau pengetahuan akan menggerakkan hati, lalu hati menggerakkan
anggota tubuh badan untuk melakukan sesuatu perbuatan.
Oleh kerena itu berpikir secara mendalam, merenung, atau bertafakkur, merupakan
kunci dari amal yang salih, atau perbuatan baik atau bijak. ini adalah lebih baik dari
dzikir, dan dzikir adalah lebih baik dari mengajar, kerena tafakkur juga berarti dzikir,
adapun zdikir, adalah lebih baik dari amal yang di lakukan oleh anggota tubuh.
Maka dari itu, tafakkur adalah lebih baik dari semua amal dan perkerjaan. Untuk
itulah seorang waliyyullah telah mengatakan bahwa bertafakkur selama satu jam
adalah lebih utama ketimbang beribadat selama setahun.
Tafakkur akan membimbing dan menuntun manusia kepada simpulan pengertian
yang sangat bermakna dan berguna bahwa akhirat adalah lebih baik dari dunia.
Ketika pikiran ini tertanam mendalam ke dalam hati, niscaya hal itu akan memimpin
manusia kepada sikap dan prilaku zuhud dari dunia dan berhasrat besar kepada
kedamaian, dan kebahagiaan yang kekal di akhirat. Inilah perubahan didalam hati.
Sebelum manusia memperoleh pengetahuan atau marifat seperti ini, hati umumnya
lalai dan berpaling kepada kesenangan dan kenyamanan juga kemewahan dunia,
serta tidak menyukai, bahkan membenci akhirat.
Setelah memiliki pengetahuan bahwa akhirat adalah lebik baik dari dunia yang hadir
dalam hati, maka hati juga mengalami perubahan lalu kehendak dan keinginannya
pun berubah sepenuhnya. Dan pada akhirnya seluruh amal perbuatannya dibimbing
dan di tuntun oleh motif untuk mendapat kebahagiaan akhirat.[44]
Bertafakkur, merenung dan memikirkan secara mendalam adalah sebutan lain bagi
menyalakan ilmu yang akan muncul akibat dari besi yang dipukulkan pada batu
ketika api terpercik dari pukulan besi pada batu, maka kita tidak melihat sesuatu
pun. Percikan api yang tampak itu membangkitkan seluruh anggota tubuh siap
bertindakuntuk melakukan sesuatu. Demikian halnya pula dengancahaya yang
memancar dari hati manusia, yang dengannya manusia dapat melihat hakekat atau
sifat hakiki yari segala sesuatu.
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 18 of 34
4/28/16, 4:36 PM
Cahaya yang mengubah hati yang tadinya tiada dapat melihat sesuatu pun di dalam
kegelapan. Dengan demikian, hasil dari tafakkur adalah ilmu, pengetahuan dan
perubahan hal ( keadaan) hati. Tidak ada batas dan ujungnyadari keadaan yang
mengubah hati, orang yang berusaha untuk menguasai semua cabang ilmu
pengetahuan keagamaan, tentu dia tidak akan mampu. Maka dari itu, kita
sayogianya berusaha menguasai sebagian pengetahuan tentang semua tahap atau
maqam yang menuntun kita kepada pencerahan ruhaniah.[45]
a. Cara dan Obyek-obyek Tafakkur
Imam Al-Ghazali membatasi diri manusia pada cara bertafakkur dalam hubungannya
dengan masaalah-masalah keagamaan yang berkaitan dengan hubungan manusia
dengan Tuhannya, Allah Taala, ada dua macam cara bertafakkur dalam hal ini.
Pertama :
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 19 of 34
4/28/16, 4:36 PM
ilmu mukasyafah. Ini mencakupi hal-hal yang di sukai Allah Taala dan hal-hal yang
tidak disukai-Nya. Lagi-lagi ini berhubung dengan kebaikan dan keburukan yang
terbuka, yang di sebut hal-hal yang zahiriyah, serta kebaikan dan keburukan yang
tersembunyi, yang di sebut hal-hal yang bathiniyah.[46]
Contoh hal-hal yang lahiriyah antara lain berupa perbuatan taat dan perbuatan
maksiat kepada Allah. Contoh hal-hal yang bathiniyah di antaranya adalah prilaku
dan perbuatan hati yang menyelamatkan dan mencelakakan atau membinasakan
yang tempatnta adalah di dalam hati. Taat dan maksiat, kebaikan dan kejahatan
selalu berhubung dengan anggota yang tujuh.
Contoh kejahatan lahiriyah ialah lari dari perang agama, durhaka kepada orangtua
dan tinggal di tempat yang di haramkan.
Ada tiga perkara dalam hubungannya dengan bertafakkur mengenai hal-hal yang
disukai dan tidak disukai Allah Taala.
(1)
dari hal-hal yang tidak di sukai Allah, yang buruk, keji, dan mungkar, dan,
(3)
perbuat di sukai Allah Taala atau tidak, jika ada suatu yang tidak di sukai Allah kita
lakukan pada masa silam, hendaklah kita menyesal, jika suatu perbuatan yang di
benci Allah belum terlaksana, maka hendaklah kita menjaga diri daripadanya.[47]
Obyek Tafakkur.
Ada empat hal yang hendaknya menjadi obyek Tafakkur, yaitu (1) ketaatan
(kebaikan), (2) maksiat (kekejian), (3)sifat-sifat yang membinasakan, dan (4) sifat-sifat
yang menyelamatkan.
(1 ) Perbuatan yang taat. Yang pertama-tama dan yang paling utama ialah hendaklah
kita pikirkan amalan-amalan yang fardhu (wajib), bagaimana melaksanakannya,
bagaimana cara menjaganya dari kekurangan dan keteledoran, bagaimana
menyelamatkan diri dari pelaksanaan yang bolong-bolong, bagaimana cara
menambalnya dan mengantikannya dengan amalan yang sunat (tambahan), pikirkan
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 20 of 34
4/28/16, 4:36 PM
pula apakah mata, lidah dan telinga telah menjalankan menjalankan kewajibannya
secara tepat dan sudah menunaikan amalan amalan yang disukai Allah Taala.
(2) perbuatan maksiat. Yakni perbuatan maksiat yang sering kali dilakukan anggota
tubuh, seperti lidah yang suka berbohong, memfitnah dan sebagainya, telinga yang
sering mendengar gunjingan dan omong kosong misalnya, perut yang mau makan
benda yang haram, uang sogokan, pikirkanlah bagaimana jalan menjauhkan dari
semua perkara tersebut. Apabila nya kita pernah lakukan perkara-perkara yang
disebut, ingat Allah itu maha Pengampun, tinggalkan maksiat, bertobatlah atas
perbuatan itu.
(3) sifat-sifat yang membinasakan- renungkalah dan pikirkanlah dengan bersungguhsungguh kesalahan dan kejahatan yang pernah dilakukan yang menganggu dan
merusakan amalan kita sendiri, maksuknya ialah kekejian diri sendiri, misalnya hawa
nafsu, sifat marah, kikir, sombong, riya, iri, dengki, malas, gemar menunda-nunda
amalan kebajikan, rakus harta, pujian, nama dan kemegahan diri. Renungkan dan
pikirkanlah bagaimana untuk menghilangkan kejahatan-kejahatan tersebut dari hati
dengan usaha yang bersungguh-sungguh.[48]
(4) sifat-sifat yang menyelamatkan- setelah merenung yang memikirkan tiga hal
tersebut, hendaklah juga bertafakkur adakah sudak mendapat karunia sifat-sifat
yang menyelamatkan, dan adakah ada kehasratan dan kemauan dalam hati masingmasing untuk mendapat sifat-sifat yang menyelamatkan, berikut ini sepuluh dasar
yang mengantarkan manusia kepada keselamatan di akhirat, yaitu tobat dari segala
dosa, sabar dalam musibah dan kesulitan, syukur atas segala nikmat Allah, takut
kemurkaan Allah, harap keampunan Allah, zuhud dari dunia, ikhlas, benar, cinta
Allah, dan tawadhu, pikir dan renungkanlah bagaimana usaha untuk mendapatkan
semua perkara ini. [49]
c.
Page 21 of 34
4/28/16, 4:36 PM
kepercayaan kepadaNya.
Dalam ayat ini Allah Taala menceritakan kepada kita berkenaan Alam Semesta yang
luas terbentang di hadapan kita ini, allah tidak pula menceritakan berkenaan alam
Malakut yang gaib dari pandangan kita semua, jikalau adalah alam ini suatu kejadian
dan ciptaan Allah yang maha Gagah Perkasa dan kita yang kita beriman dengannya
nescaya ini adalah menjadi tanda juga bukti bahwa terdapat suatu alam yang gaib
yang Allah ciptakan untuk kita beriman mempercayainya.
Bertafakkur dengan apa yang ada di langit
Coba kita perhatikan tentang keindahan keindahan dan keelokan ciptaan Allah di
langit misalnya, terdapat di sana jutaan gugusan kelompok bintang-bintang yang
sangat indah di pandang mata, alangkah ajaib dan indahnya kedipan bintang-bintang
itu. Perhatikan dan tafakkurkanlah dengan penyataan Allah ini:
1. Demi langit dan yang datang pada malam hari,
2. Tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?
3. (yaitu) bintang yang cahayanya menembus,
Dalam ayat ketiga, perkataan an-najm at-thaqib diterjemahkan kepada bintang yang
cahayanya yang menembusi. Dalam kamus bahasa Arab perkataan thaqaba
memberi maksud mengorek, menyucuk, membuat lobang, dan lobang . semua
bermaksud membuat lobang atau lobang, perkataan at-thaqib juga diterjemahkan
sebagai cahayanya yang menembus, dalam hubungan ini, untok mengaitkan ayat 3
dalam surat at-Tariq ini kepada fenomena Black Hole yang tidak bertantangan
dengan tafsiran yang mengatakan bahwa Thoriq itu sebagai bintang yang cahayanya
yang menembus kerena Black Hole mengeluarkan sinaran x yang punya kemampuan
untuk menembusi semua objek pepejal. Kenyataan alQuuran ini merupakan satu lagi
bahwa Al-Quran itu benar.[50]
Coba kita perhatikan tentang betapa indahnya terbitnya mentari di pagi hari, dan
bulan di malam hari, dan indahnya kejadian gerhana matahari dan bulan, gerhana
penuh dan separuh, itu semua menjadi tanda kekuasaan dan kehebatan Allah Taala
yang maha Pencipta, bulan dan matahari tersebut masing masing beredar dan
bergerak di atas orbitnya yang tersendiri, dan tidak akan pernah selama ini bulan dan
matahari tertembung sesama sendiri, dengan rapinya peredaran keduanya maka
tidak pernah berlaku malam mendahului siang hari dan siang hari tidak akan pernah
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 22 of 34
4/28/16, 4:36 PM
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 23 of 34
4/28/16, 4:36 PM
lebih arif dari kita, atau yang lebih tepat lagi, terdapat satu kepintaran yang amat
menakjubkan dalam aktivitas yang di lakukan oleh sebiji biji benih, tetapi apakah
sumber kepintaran itu?, adakah munasabah satu biji benih punya kepintaran dan
ingatan seperti itu?, tidak ragu-ragu lagi bahwa soalan ini mempunyai satu jawaban
tunggal : yaitu ia dicipta sedemikian terlebih dahulu dan di beri kebolehan untuk
membentuk sebatang pokok. Setiap biji benih dalam tanah telah dilindungi oleh Allah
dan berkembang dalam pengetahuannya. [53]
Dalam satu ayat Allah menyatakan:
59. dan pada sisi Allah jualah anak kunci perbendaharaan Segala Yang ghaib, tiada
sesiapa Yang mengetahuiNya melainkan Dia lah sahaja; dan ia mengetahui apa Yang
ada di darat dan di laut; dan tidak gugur sehelai daun pun melainkan ia mengetahuinya,
dan tidak gugur sebutir bijipun Dalam kegelapan bumi dan tidak gugur Yang basah dan
Yang kering, melainkan (Semuanya) ada tertulis di Dalam Kitab (Lauh Mahfuz) Yang
terang nyata.[54]
Dialah Allah yang telah mencipta bijih benih dan seterusnya membolehkan ia tumbuh
sebagai satu tumbuhan yang baru. Firman Allah Taala lagi:
95. Sesungguhnya Allah jualah Yang membelah (menumbuhkan) butir (tumbuhtumbuhan) dan biji (buah-buahan). ia mengeluarkan Yang hidup dari Yang mati, dan
mengeluarkan Yang mati dari Yang hidup. Yang sedemikian itu kekuasaannya ialah
Allah. maka Bagaimanakah kamu dipalingkan dari menyembahNya (oleh benda-benda
Yang kamu jadikan sekutuNya)?[55]
Biji benih adalah satu tanda dari segala yang allah ciptakan dalam alam semesta ini,
jika manusia mula berpikir bukan hanya dengan pikiran mereka, tetapi juga dengan
hati mereka, dan tanyalah kepada diri sendiri tentang persoalan kenapa, dan
bagaimana, niscaya mereka akan dapat memahami bahwa semua alam semesta ini
adalah bukti kewujudan dan kekuasaan Allah Taala yang maha Perkasa.[56]
Coba tafakkur pula dengan ayat ini, firman Allah dalam surat Al-Ambia ayat 30 :
30. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara
keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman?
Dalam ayat ini, Allah saw menyatakan bahwa semua organisme hidup berasal
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 24 of 34
4/28/16, 4:36 PM
daripada air, ayat wa jaalna minal kulla syai haiyun afala takilun bermakna kami
jadikan semua organisme daripada air. Ibnu Katsir dalam Tafsirnya memaparkan,
adalah sumber hidup dan kehidupan.[57]
Berpikir tentang diri sendiri
Firman Allah Taala:
21. dan juga pada diri kamu sendiri. maka mengapa kamu tidak mahu melihat serta
memikirkan (dalil-dalil dan Bukti itu)?
Ayat ini telah menarik perhatian manusia supaya memerhatikan kepada dirinya
sendiri,yang di jadikan dari benda-benda yang bertantangan seperti akal dan nafsu,
bakhil dan pemurah, marah dan redha, dan sebagainya. Ayat ini jugalah yang
menyebabkan fakultas perubatan diseluruh dunia mengambil masa selama tujuh
tahun untuk menyingkap kejadian manusia secara terperinci dari semua perkara
termasuk rohani dan jasmani.
Allah menyatakan kepada kita bahwa dalam diri kita semua terdapat tanda-tanda
yang menunjukkan keatas keesaan aAllah Taala, serta membenarkan dengan apa
yang dibawakan rasul-rasul Allah, apakah kita tidak melihat dengan satu pandangan
teliti yang dapat diambil pengajaran dengan pandangan yang yakin sehingga kita
boleh mengambil bukti-bukti dengan demikian itu keatas Tuhan yang maha Pencipta
dan maha pemberi rezeki yang berkeadaan Esa dengan Uluhiyah.
Dan diri-diri kita bukanlah diciptakan secara berkebetulan, dan bukanlah dicipta
secara semula jadi. Sesungguhnya Allahlah yang menciptakannya dan dialah yang
menghidupkan kita, dan dialah yang akan mematikan kita, dan dia juga yang akan
membangkitkan kita kembali. Maka pada diri kita dan otak pemikiran kita terdapat
berjuta-juta sel dan deria-deria panca seperti penglihatan, pendengaran, perasaan,
sentuhan, rasa, perjalanan darah, serta alat alat pernafasan, dan lainnya yang
merupakan tanda yang amat menyakinkan bagi mereka yang mau berpikir, dan tidak
mingkinlah mereka dapat memikirkan hakekatnya kecuali mukmin yang bertaqwa
kepada Allah Taala.[58]
Coba renungkan dan tafakkurkan dengan maksud firman Allah ini, Allah telah
mengungkap berkenaan hujung jari manusia semenjak lebih seribu tahun silam,
kemudian baru hal ini dibuktikan sains modern setelah berabad-abad, yaitu firman
Allah dalam surat Al-Qiyamah ayat 1-4 yang berbunyi:
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 25 of 34
4/28/16, 4:36 PM
Batasan Tafakkur
Dapat dipahami bahwa pengertian tafakkur adalah berpikir atau memikirkan dan
merenungkan tentang makhluk-makhluk ciptaan Allah, bukan Dzat-Nya. Al-Quranul
Karim banyak memberi dorongan kepada kaum muslimin bukan hanya bertafakkur,
tetapi juga bertadabbur (memahami ). Allah Taala memerintah manusia bertafakkur
dengan makhluk-makhluk Allah tetapi Allah melarang manusia berpikir tentang Dzat
Allah, dari Abi Dzar R.A bahwa Rasullalah bersabda:
Hadis riwayat Abu Shaikh
Artinya : berpikirlah kamu mengenai segala makhluk Allah, dan janganlah kamu
memikirkan tentang Dzat Allah, kerena demikian itu menyebabkan kamu binasa
(menjadi sesat).[60]
Sekalipun lafaz-lafaz hadis berkenaan Tafakkur ini berlainan sedikit, tetapi
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 26 of 34
4/28/16, 4:36 PM
Dalam usaha mengenal Tuhan, Tafakkur punya peranan yang amat penting, untuk
bertafakkur supaya mencapai marifatullah, manusia perlu memiliki akal yang sehat
dengan kepahaman ilmu asas agama yang mencukupi, untuk mencapai marifattullah
manusia perlu dan butuhnya dengan apa yang di katakan dalil akal.
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 27 of 34
4/28/16, 4:36 PM
wujudnya itu adalah hakekat Dzatnya, bukan di sebabkan oleh yang lain.
Kedua
: sesuatu yang wujudnya mungkin ada (mumkinul wujub)
yakni yang wujudnya berasal dan berpunca dari yang lain sedang hakekatnya
mungkin ada mungkin tiada.
Apabila sudah tetap (sabit) dan jelas bahwa wujud martabat yang kedua ini baru, dari
tiada kepada ada, dan wujudnya itu di sebabkan oleh yang lain, maka sudah tentu
ada Penciptanya yang maha tinggi martabat wujudnya yaitu Dzat yang Wajibul
Wujud.
Dan sudah tentu pula bahawa yang baharu wujudnya itu senantiasa berhajat kepada
Pemberi wujudnya itu, dalam setiap saat dan masa, kerena sifat berhajatnya itu
adalah suatu sifat yang tak dapat di pisahkan dari hakekatnya.[63]
Tegasnya, sebagaimana tiap-tiap yang baharu itu berhajat kepada pemberi
wujudnya, dari tiada kepada ada, ia juga berhajat kepada pemberi wujudnya itu
untuk mendapat bantuan bagi meneruskan wujudnya.
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 28 of 34
4/28/16, 4:36 PM
Dengan itu nyatalah bahwa hakekat sesuatu yang mungkin wujudnya.[64] Coba kita
pikirkan, Allah ciptakan segala suatu di atas muka bumi ini ada tujuan yang tertentu
dan tujuan-tujuan yang lain, Dia tidak menciptakan semua yang ada atas muka bumi
ini dengan main-main dan senda-gurau. Allah Saw berfirman :
Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya
dengan bermain-main.
Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka
tidak Mengetahui.[65]
Dalam penciptaan Makhluk, ada tanda-tanda kebesaran dan kewujudan Allah Taala,
cuba pikirkan sejenak, dari binatang yang dicipta Allah, ada dapat terbang di
angkasa, sebagian yang lain berjalan diatas tanah dengan dua kaki, sebagian yang
lain pula merayap dengan perutnya, sebagian berjalan dengan dua kaki, sebagian
dengan empat kaki, sebagian dengan sepuluh kaki, dan sebagian yang lain berjalan
dengan seratus kaki, dan sebagainya. Tafakkurkanlah, pada mereka manusia akan
menemukan tanda-tanda kekuasaan Allah yang amat menakjubkan yang
memperlihatkan keagungan dan kebesaran Sang Pencipta.
Renungkan dan bertafakkurlah bagaimana mereka membangunkan tempat habitat
(tempat hidup) mereka, bagaimana mereka mengumpulkan makanan, mencintai
pasangan, manusia tidak akan mampu melakukan pekerjaan mereka dengan segala
kemampuan dan ilmu yang ada. Apakah kita berpikir laba-laba melakukan pekerjaanperkerjaan tersebut kerena inisiatifnya sendiri?, dan mempelajarinya tanpa da yang
mengajari?, atau apakah diajari oleh manusia?, atau ada yang mencipta dan
mengajarinya?, apakah semua ini tidak membuktikan bahwa yang Sang Maha
Pencipta adalah Maha Perkasa dan Maha Bijaksana?[66]
Itu semua adalah bahan bagi perenungan dan tafakkur kita, kita harus memikirkan
tentang ciptaan-ciptaan Allah yang maha menakjubkan dan bukan memikirkan wujud
dan dzat-Nya, pemikiran dan perenungan diatas akan membawa manusia lebih dekat
kepada Allah, makin banyak manusia merenung ciptaan-Nya,[67] akan makin banyak
manusia mengenal keagungan, kekuasaan dan kekuataan-Nya, yakni dengan banyak
bertafakkur akan memakrifatkan manusia kepada Tuhan-Nya.
[1] Dr. Muhamad Idris Abdul Rauf Al-Marbawi Al-Makki, Kamus Idris al-Marbawi Cet
3, Dar An-Numan, Kuala Lumpur, 1993, hlm 100
[2] Al-Ustaz Husin B Awang, Kamus At-Thulab, Arab-Melayu, Pustaka Dar Alhttps://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 29 of 34
4/28/16, 4:36 PM
Page 30 of 34
4/28/16, 4:36 PM
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 31 of 34
4/28/16, 4:36 PM
Page 32 of 34
4/28/16, 4:36 PM
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 33 of 34
4/28/16, 4:36 PM
https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/
Page 34 of 34