TADABBUR AL-QUR‟AN
Oleh:
210202038
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam, yang telah memberikan beribu-ribu
nikmat salah satunya yaitu nikmat dalam menuntut ilmu. Lihatlah pada era modern sekarang
ini banyak hal-hal canggih yang telah diciptakan oleh manusia melalui nikmat ilmu yang
diberikan oleh Allah SWT. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
pembawa risalah kebenaran, al-islam, Rasul Muhammad SAW. Juga kepada keluarganya,
para sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman nanti.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur‟an merupakan firman Allah yang agung, mukjizat yang kekal, dan yang
diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Al-Qur‟an diturunkan pada tanggal 17
Ramdhan dengan perantara malaikat jibril dan membacanya bernilai ibadah. Al-
Qur'an diturunkan sebagai petunjuk bagi umat manusia dari zaman jahiliyah
(kebodohan) menuju zaman terang benderang (kecerdasan), serta membimbing umat
kepada jalan yang benar. Al-Qur‟an kitab suci umat Islam memiliki arti As-Syifa
(penyembuh jiwa dan raga/obat), Al-Furqan (pembeda) dan mau‟izah (nasehat).
Memahami makna dan kandungan Al-Qur‟an dapat meningkatkan ketaqwaan diri
seseorang muslim kepada Allah SWT.
Oleh karena itu, salah satu cara meningkatkan keimanan seseorang yaitu dengan
cara mentadabburi Al-Qur'an. Mempelajari ilmu-ilmu yang terkandung di dalam Al-
Qur‟an juga dapat mengingatkan pada ke-Esaan dan keagungan Allah SWT yang
telah menjadikan Al-Qur‟an sebagai mukjizat kepada umat akhir zaman. Dengan
demikian, penerapan Al-Qur‟an melalui pemahaman dan tadabbur dapat menjadikan
tujuan diturunkannya Al-Qur‟an terpenuhi, yaitu sebagai Al-huda (petunjuk).
Abdullah bin Mas‟ud ra. Berkata, “Siapa yang ingin mengetahui ilmu orang-
orang dahulu dan ilmu orang-orang terkemudian, hendaknya ia memahami atau
mentadabburi Al-Qur‟an. Sedangkan ilmu-ilmu Al-Qur‟an yang paling Agung ada di
balik asma-asma Allah dan sfat-sifatNya. Kebanyakan makhluk tidak mengetahui
ilmu-ilmu tersebut kecuali beberapa hal yang cocok dengan kemampuan pemahaman
mereka. Kebanyakan mereka tidak mampu mengetahui makna-maknanya yang paling
dalam.”
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
D. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
peringatan yang tidak nampak dalam lafaz al-Quran, serta pengambilan manfaat
oleh hati dengan mengikut segala suruhan dan meninggalkan larangan, patuh
terhadap perintah-perintahnya, serta mengambil ibrah darinya.
5. Menurut pandangan Imam Ibn al-Qayyim pula, tadabbur bermakna memerhatikan
makna-makna di dalam Al-Quran dengan sepenuh hati dan menyatukannya di
dalam akal fikiran serta berfikir tentangnya.
6. Menurut Syeikh Soleh Fauzan pula tadabbur adalah memikirkan makna ayat-ayat
Al-Quran, apa yang ditunjukkannya, rahsia serta berita yang terdapat dari ayat-
ayat tersebut, sehingga kita dapat manfaat berupa hidayah, rasa takut kepada Allah
SWT dan beribadah kepada-Nya dan kita tahu apa yang harus kita lakukan dan
apa patut kita tinggalkan dari perbuatan, perkataan, interaksi sosial dan lain-
lainnya.
7. Yusof al-Qardhawi berpendapat bahawa tadabbur adalah memikirkan di sebalik
sesuatu perkara yakni akibatnya. Ia hampir dengan makna tafakkur. Namun
makna tafakkur adalah menggerakkan hati atau memikirkan dalil. Manakala
tadabbur menggerakkan fikiran tentang akibatnya.
“Pengaruh Al-Quran pada diri seorang mukmin itu berbanding lurus dengan
kadar kesucian hatinya.”
Maka mentadaburi Al-Quran adalah obat bagi hati. Jika hati bersih maka jiwa
pun akan menjadi suci. Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam bersabda:
5
"Hati manusia itu berkarat seperti halnya besi berkarat. “Lalu ditanyakan, apa
obatnya? Rasulullah menjawab “membaca Al-Quran dan ingat pada kematian”.
(HR. Al Baihaqi no. 2014).
ق َيقُىنُىٌَ َر َّتَُا ٓ َءا َيَُّا فَٲ ْكت ُ ْثَُا ۟ ُيض ِيٍَ ٱندَّ ْيع ِي ًَّا َع َرف
ِ ّ ِّۖ ىا ِيٍَ ْٱن َح ِ ُ ي أ َ ْعيَُُ ُه ْى ت َ ِف
ٓ ٰ ىل ت ََر ِ ُ ىا َيا ٓ أ
َّ ًََز َل ِإن
ِ ُ ٱنر ۟ َُو ِإذَا َ ًِع
ٍَي َع ٱن ٰ َّش ِهدِي
"Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul
(Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan
kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri);
seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami
bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian
Muhammad shallallaahu alaihi wa sallam).” (QS. Al-Maidah: 83)
6
Contoh nyatanya adalah kisah Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah yang sangat
terkenal yang diceritakan langsung oleh muridnya sendiri yang bernama Rabi‟ bin
Subaih rahimahullah, dia berkata, “Ada seorang yang mengadu musim paceklik
kepada Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah, beliau rahimahullah berkata,
„Istighfarlah engkau kepada Allah.‟ Ada lagi yang mengadu bahwa dia miskin,
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah tetap menjawab, „Mintalah ampun kepada
Allah.‟ Lain lagi orang yang ketiga, ia berkata, „Do‟akanlah saya agar dikaruniai
anak.‟ Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah tetap menjawab, „Mintalah ampunan
kepada Allah.‟ Kemudian ada juga yang mengadu bahwa kebunnya kering.Al-
Hasan Al-Bashri rahimahullah tetap menjawab, „Mohonlah ampun kepada Allah.‟
Melihat hal itu, Rabi‟ bin Subaih bertanya, “Tadi orang-orang berdatangan
kepadamu mengadukan berbagai permasalahan, dan engkau memerintahkan
mereka semua agar beristighfar, mengapa demikian?" Al-Hasan Al-Bashri
rahimahullah menjawab, "Aku tidak menjawab dari diriku pribadi, karena Allah
SWT berfirman:
ارا َّويًُۡ ِد ۡد ُك ۡى تِا َ ۡي َىا ٍل َّوتَُِ ۡيٍَ َويَجۡ عَ ۡم نَّـ ُك ۡى
ً ارا ي ُّۡر ِ ِم ان َّس ًَا ٓ َء َعهَ ۡي ُك ۡى ِ ّي ۡد َر ۟ فَقُ ْهتُ ٱ ْ ت َ ْغ ِف ُر
ً َّوا َرتَّ ُك ْى إََِّ ۥه ُ َكاٌَ َغف
ت َّويَجۡ َع ۡم نَّـ ُك ۡى ا َ َۡهٰ ًراٍ َُّٰج
"Maka, Aku katakan kepada mereka, „Mohonlah ampunan kepada Rabb-mu,
seseunnguhnya dia adalah Maha Pengampun, niscaya dia akan mengirimkan
hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan
mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu
sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12)
7
membaca dengan sebenar-benarnya pembacaan. Al-Quran akan menjadi saksi dan
pemberi syafaatnya, menjadi teman sekaligus pelindung baginya.
Ketika seorang yang beriman berlaku adil terhadap diri mereka sendiri, maka
mereka tidak akan pernah meninggalkan Al-Qur'an, dan ketika mereka mentadabburi
ayat-ayat yang terkandungan di dalamnya kemudian mengetahui segala sesuatu yang
telah Allah tetapkan terhadap dirinya, serta meyakini ketetapan Allah adalah sebaik-
baik ketetapan yang telah Allah berikan sebagai jalan hidupnya, tentu mereka akan
selalu mendapat petunjuk dari Al-Quran sebagai cahaya, jalan yang lurus, kunci
kebahagiaan, peta dalam mencapai kemaslahatan, serta akan menjadi cikal bakal
terbangunnya sebuah peradaban yang maju bagi umat islam.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Zakaria, Rohana Binti, Zikmal Fuad, and Mohd Nur Adzam Rasdi. "Implikasi tadabbur Al-
Quran dalam pembentukan insan yang berkualiti di sudut akhlak." International
Conference on Postgraduate Research. 2014.
Nashir bin Ali Al Qahthani. 2017. Taat Al „Isyrun li Tadabburi Al Quran. Riyadh KSA.Dar
Al Hadharah.
10