i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah tentang
"Tujuan Nuzulul Qur'an ".
Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik
dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari teman-teman
dan bapak dosen agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Saya berharap semoga makalah yang saya susun ini memberikan
pengetahuan baru dan juga inspirasi untuk kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Pengertian Nuzulul Qur’an..............................................................................3
B. Tujuan dan Fungsi Nuzulul Qur’an.................................................................5
C. Pergeseran Al-Qur’an dengan Ilmu-Ilmu di Luar Islam..................................6
D. Komentar Para Ulama terhadap Al-Dakhil fi Al-Tafsir..................................9
BAB III. PENUTUP.............................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kalam Allah swt yang diturunkan kepada nabi
muhammad saw, melalui proses yang disebut nuzulul qur’an yaitu turunnya al-
qur’an. Tidak ada perselisihan antara ulama dalam menetapkan al-qur’an,
sebagian ulama berpendapat bahwa malam nuzulul qur’an di hari ke 24 bulan
ramadhan dan sebagian lain berpendapat di hari ke 27 dibulan ramadhan.
Oleh karena itu penting untuk kita ketahui bagaimana pandangan ulama
dan ayat-ayat al-qur’an yang mengenai tentang nuzulul qur’an. Ayat-ayat al-
qur’an diturunkan secara bertahap, sedikit demi sedikit dan berangsur-angsur
dalam waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Dalam mempelajari ilmu Al-Qur’an, ada beberapa hal yang penting
untuk dipelajari dan salah satunya adalah bagaimana al-qur’an diturunkan dan
bagaimana al-qur’an itu dibukukukan.Dengan mengetahui bagaimana proses
pengumpulan al-qur’an kita dapat mengerti bagaimana usaha-usaha para
sahabat untuk tetap memelihara al-qur’an.
Allah swt menciptakan al-qur’an pasti mengandung maksud dan tujuan.
Tujuan diturunkannya Al Quran ini telah banyak dijelaskan dalam ayat-ayat
yang dikandungnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu nuzulul Qur’an
2. Apa tujuan dan fungsi dari nuzulul Qur’an?
3. Bagaimana pergeseran Al-Qur’an dengan ilmu-ilmu di luar Islam?
4. Apa saja komentar para ulama terhadap Al-Dakhil fi Al-Tafsir?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ap aitu nuzul Qur’an
1
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi nuzulul Qur’an.
3. Untuk mengetahui pergesekan Al-Qur’an dengan ilmu-ilmu di luar Islam.
4. Untuk mengetahui komentar ulama tentang Al-Dakhil fi Al-Tafsir.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sebagai pemisah antara hak dan yang batil, didalam al-qur’an dijelaskan
beberapa hal mengenai yang boleh dilakukan[baik] atau yang tidak boleh
dilakukan[buruk]
Al-Qur'an sebagai rahmat dan kasih sayang (al-Rahmah)
bagi orang-orang yang mendengarkan orang yang membaca al-qur’an dan
menghayatinya maka ia akan mendapatkan rahmat dari allah swt, allah
juga menyayangi orang-orang yang menghafalkan ayat-ayatnya dan yang
mengamalkannya.
Al-Qur'an sebagai obat atau penawar (al-Syifa)
Ayat-ayat al-qur’an dapat menjadi obat penyakit mental yang mana
membaca al-qur’an dan mengamalkannya dapat terhindar dari berbagai
penyakit hati atau mental. Meskipun al-qur’an hanya sebatas tulisan saja,
namun membacanya dapat memberikan pencerahan, ketenangan bagi
setiap orang.
Al-Mau’izah (Nasihat)
Di dalam Al-Quran terdapat banyak pengajaran, nasihat-nasihat,
peringatan tentang kehidupan bagi orang-orang yang bertakwa, yang
berjalan di jalan Allah. Nasihat yang terdapat di dalam Al-Quran biasanya
berkaitan dengan sebuah peristiwa atau kejadian, yang bisa dijadikan
pelajaran bagi orang-orang di masa sekarang atau masa setelahnya.1
Tujuan Al-Qur’an diantaranya yaitu :
Memimpin manusia ke jalan keselamatan dan kebahagiaan
Hal ini semata-mata untuk memberikan kebahagiaan hidup baik di dunia
maupun diakhirat, dengan Al-Qur’an lah allah juga mengeluarkan orang
itu dari kegelapan kepada cahaya atas izin-Nya, dan menunjukkan jalan
yang lurus.
Memelihara dan mmempertahankan martabat kemanusiaan
1
Yayasan Al Ma'soem Bandung. 2022. Empat Fungsi Al-Qur'an. https://almasoem.sch.id/saling-
doa/empat-fungsi-al-quran-dalam-agama-islam/. Diakses 25/2/23.
4
Al-Qur’an mengajarkan kepada manusia bagaimana cara untuk
memelihara dan mempertahankannya dengan iman dan kebajikan. Hal ini
diajarkan dalam surah at tin ayat 6
2
Rahma Indina Harbani – detikEdu https://www.detik.com/tujuan-diturunkannya-al-quran-
terkandung-dalam-ayat-ayatnya. Diakses 01/01/22.
3
Ihya’ Ulumuddin, jilid V : 1
5
itu menjadi tinta untuk menjelaskan kata-kata Tuhanku, niscaya lautan itu akan
habis sebelum kata-kata Tuhan itu berakhir4 .
Kelompok kedua, seperti yang diwakili oleh As-Syatibi mengatakan,
bahwa orang-orang salih zaman dulu (para sahabat) tidak berbicara tentang
bentuk-bentuk ilmu, padahal mereka lebih memahami al-Qur’an5.
Ulama’ masa kini yang tidak setuju dengan adanya konsep sains dalam
al-Qur’an berpendapat, bahwa al-Qur’an itu kitab petunjuk di dunia maupun di
akhirat, bukan ensiklopedi sains. Mencocok-cocokkan al-Qur’an dengan teori-
teori sains yang tidak mapan (selalu berubah-ubah) adalah sangat mengancam
eksistensi al-Qur’an itu sendiri.
walaupun al-Qur’an bukanlah merupakan ensiklopedi sains, namun yang
perlu diperhatikan ada pesan penting di dalam ayat-ayat yang melibatkan
fenomena, dan para ilmuwan Muslim harus memusatkan perhatiannya pada
pesan atau misi tersebut dari pada melibatkan diri pada aspek-aspek keajaiban
al-Qur’an dalam bidang sains.
D. Pandangan ulama terhadap Al-Dakhil fi Al-Tafsir
secara garis besar dakhīl mempunyai orientasi lebih luas terhadap
periwayatan-periwayatan baik yang berupa hadis-hadis ḍa`īf, palsu, maupun
isrā’īlīyāt dalam tafsir. Sebagaimana yang telah diketahui antara al-dakhīl
dengan riwayat isrā’īlīyāt memiliki hubungan yang sangat dekat dan kuat.
Oleh sebab itu pandangan ulama tentang al-dakhīl tidak jauh berbeda.
Adapun ulama-ulama yang menolak tentang hal tersebut dalam tafsir Alquran,
diantaranya: Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Muhammad Syaltut, Abu
Zahrah, Abdul Aziz Jawisy, dan al-Qasimi.
Mereka ini mengacu pada ayat-ayat Alquran dan hadis sahih. Surah al-
hujurat ayat 6 yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang
fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya
agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang
berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu."
4
Al-Ghazali, 11329 H: 9, 32.
5
Az-Zahabi, 1987: 485, 489, Quraish Shihab, 1992: 41
6
Ayat di atas memberi pengertian bahwa sebuah konsep Qur`ani yang
ilmiah dalam memeriksa, menyaring dan mengecek berita jika sumbernya dari
orang-orang fasik. Menanggapi berita dari orang Yahudi, sesungguhnya orang-
orang Yahudi dalam riwayat isrā’īlīyāt, senantiasa lihai dalam bualan dan
mengubah berita, dan mereka tidak dapat dipercaya dalam konteks sejarah,
berita, maupun riwayat. Kebanyakan yang keluar dari mulut mereka
mengandung karakter kontra-diksi, klaim, distori dan mitos.
Namun sebagian ulama lagi ada yang memperbolehkan, namun dengan
syarat tertentu. Seperti diantaranya adalah Ibnu Kaṡīr dan Ibnu Taimiyah.
Dalam hal ini, Ibnu Kaṡīr dan Ibnu Taimiyah
membagi isrā’īlīyāt menjadi tiga: Pertama, jika kita mengetahui
kebenaran kisah isrā’īlīyāt sesuai dengan ajaran Islam, maka adalah benar.
Akan tetapi, dalam hal ini (cukup ajaran Islam sebagai pegangan), sedangkan
kisah-kisah isrā’īlīyāt hanya untuk isrā’īlīyāt (bukti pendukung).
Kedua, jika kita mengetahui tentang kedustaannya (menyalahi ajaran
Islam), maka kita harus menolaknya. Ketiga, kisah-kisah yang didiamkan,
cerita yang tidak ada keterangan kebenaran dan pertentangan dalam Islam,
tidak dipercayai dan tidak didustakan.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nuzulul qur’an adalah penyampaian informasi (wahyu) kepada Nabi
Muhammad Saw. dari alam gaib ke alam nyata melalui perantara
malakikat Jibril AS.
Fungsi Al Qur'an
- Al Qur'an sebagai petunjuk hidup manusia
- Al Qur'an sebagai pembeda atau pemisah antara haq dan yang bathil
- Al Qur'an sebagai obat penawar hati
Tujuan Al Qur'an:
- memimpin manusia ke jalan keselamatan dan kebahagiaan baik didunia
maupun di akhirat
- memelihara dan mempertahankan martabat kemanusiaan
- pemutus hukum dan pengangkat perselisihan serta pembeda Haq dan
yang bathil
- tujuan diturunkannya Al Qur'an semata-mata bentuk kasih sayang Allah
kepada hambanya
Ada yang mengatakan. Bahwa seluruh ilmu tercakup dalam karya dan sifat
Allah. Para ulama masa kini tidak setuju dengan adanya konsep tersebut ,
mereka berpendapat bahwa Al Qur'an kitab petunjuk di dunia maupun di
akhirat bukan mencocok cocokkan Al Qur'an dengan teori sains yang tidak
mapan yaitu selalu berubah-ubah. menurut para ini sangat mengancam
eksistensi Al Qur'an itu sendiri
8
DAFTAR PUSTAKA